Anda di halaman 1dari 8

MULTIKULTRALISME DAN TOLERANSI

ANTAR UMAT BERAGAMA


DI CANADA
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Multikulturalisme
Dosen Pengampu: Dra. Siti Syamsiyatun, M.A. Ph.D.

Disusun oleh:

Nicken Diyah Puspaningrum 16230048

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam


Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Februari 2017

0
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

TUGAS : Makalah Multikulturalisme


DOSEN : Dra. Siti Syamsiyatun, M.A. Ph.D.
WAKTU :
TYPE Tugas : TAKE-HOME

Nama : Nicken Diyah Puspaningrum


NIM : 16230048

BAB I
PENDAHULUAN
Benua Amerika merupakan benua yang sangat luas, benua inilah yang di
tahun 1600-an menjadi tujuan para imigran-imigran dari inggris, Pranci, Portugis, dan
Spanyol. Walaupun sebelum kedatangan imigran asing tersebut Benua Amerika telah
memiliki penduduk asli, namun hal ini tidaklah menyurutkan niat para pendatang ini
untuk bermigrasi ke daerah tersebut.
Beberapa faktor pendorong imigran datang ke Amerika yaitu adanya
kebebasan agama. Hal ini menjadi faktor yang mendorong para imigran dari Eropa
berbondong-bondong datang ke Amerika untuk sekedar melepaskan diri dari dogma-
dogma gereja dan agama yang pada saat itu masih banyak didengungkan di negara-
egara Eropa.
Sehubungan dengan semakin banyaknya imigran asing untuk berdomisili ke
benua Amerika, khususnya dalam hal ini di Amerika Utara, Kanada, menjadikan
negara tersebut salah satu negara yang terdiri dari berbagai kebudayaan, etnis dan ras
sehingga menciptakan suatu kebudayaan etnis, ras dan agama sehingga menciptakan
suatu kebudayaan baru. Dari beberapa aspek di atas penulis angat tertarik sekali untuk
membahas mengenai multikulturasi dan toleransi umat beragama di canada.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Negara Canada


B. Konsep Multikuturalisme di Canada
Multikulturalisme pada dasarrnya adaah pandangan dunia yang kemudian
dapat diterjemahkandalam berbagai kbijakan kebudayaan yang menekankan
penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralisme, dan multikurtural yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikutluralisme dapat juga dipahami
sebagai pandangan pandangan dunia yang kemudia diwujudkan dalam kesadaran
politik (Azyuardi Azra, 2007).
Canada menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan kebijakan
multikultralisme pada tahun 1971. Yang mengawali multikultualisme di Canada
yaitu di awali dari banyaknya para imigran dari berbagai benua di dunia untuk
menetap di Canada.
Canada dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah kultur
penduduknya paling banyak di dunia. dari jumlah sekitar 35 juta penduduk
Canada, bisa menemukan budaya, bahasa, etnis yang tidak akan ditemukan di
negara lain. Keadaan Canada saat ini sagat tebuka, saling menghormati dan damai
untuk para imigran dan pendatang lainya.
Pada tahun 1971, pemeintah federal Canada ini meluncurkan kebijakan
mengenai multikulturalisme di Canada. Kebijakan ini membuat semua oang
Canada dipaksa untuk menerima perbedaan yang mengajak seluruh imigran untuk
ikut bepartisipasi dalam hidup yang setara dan bermasyarakat di Canada.
C. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Canda Terhadap Multikulturalisme
Pada tahun 1971, pemerintah Federal Canada meluncurkan kebijakan
mengenai Multikutualisme di Canada. Kebijakan ini tidak hanya mendukung
pluralisme di Canada, tetapi yang membuat semua orang Canada dipaksa untuk
menerima perbedaan ini dan mengajak para imigran untuk berpartisipasi penuh
untuk membangun Canada.
Ada beberapa sebab di keluarkan kebijakan multikultralisme di Canada ,
salah satunya yaitu pada pertengahan 1960-an, terjadi banyak masalah antara
hubungan Inggris –Prancis di Canada. Lalu pemerintah menujuk beberapa orang
untuk dijadikan Royal Commision untuk mempelajari dan mecari pemecahan
masalah tersebut. Akhirnya Royal Commision ity menyebar keseluruh penjuru
negeri dan menemukan suatu hal yang menyengangkan, yaitu mereka tidak hanya
mendengar dan bertemu dengan etnis Inggris dan perancis, tetapi juga dari
berbagai etnis lain. Akhirnya, pada Book Of Report Volume IV, Royal Commision
mengululkan agar semua institusi Canada memikirkan tentang multikulturalisme
dalam berbahai kebijakan.
Untuk mengawali itu, mereka mengusulkan agar bahasa Inggris dan
Prancis dijadikan bahasa Nasional di Canda. Mereka juga menenamkan dasar
pengetahuan bahwa multikulturalisme merupakan asset untuk pembangunan.
Akhirnya semua provinsi menerpakn kebijakan tersebut, dan puncaknya pada
tahun 1988 peraturan C-93 [Bill c-93] diluncurkan tentang kebijakan multikultural
Canada. Ini merupakan keputusan formal pertama tentang kebijakan
multikulturalisme.
D. Pendidikan Multikulturalisme Di Canada
E. Perkembangan Islam Di Canada
Islam dikenal di daerah ini mulai tahun 1854. Bukti dari penyataan ini
adalah adanya seseorang yang bernama Agnes dan James Love yang berasal dari
Skotlandia. James lahir tahun 1854 dan dia merupakan muslim pertama yang lahir
di Ontario. Terdapat satu pasangan Muslim lain yang bernama John dan Martha
Simon yang kemudian pindah ke Canada tahun 1871. Pada tahun 1871 di catatan
sipil tercatat sebanyak 13 orang beragama Islam. mereka adalah keturunan
Lebanon. Mereka juga mendirikan masjid Al-Rashid yang berada di Edmonton,
Alberta pada 1938. Komunitas muslim terbesar saat ini berada di Toronto dengan
jumlah muslim sebanyak 250 ribu jiwa. Di kota ini juga terdapat lebih dari 20
masjid.
Menurut survei kependudukan yang dilaksanakan di Canada, islam tumbuh
sangat pesat dan melebihi semua agama yang lain. Dan badan Statistik Canada
memprediksi pada 2017 populasi Muslim meningkat sebanyak 160 persen. Hal ini
membuat tebentuknya beberapa organisasi seperti Kongres Islam Kanada (CIC)
dan Asosiasi Muslim Kanada (MAC). Organisasi-organisasi ini bahkan telah
memiliki sekolah sendiri bagi para warga Muslim.
Muslim di Kanada hidup dengan damai dan berbaur dengan warga lain
yang non Muslim. Bahkan, para wanita Muslim diperbolehkan untuk memakai
hijab ketika mereka beraktifitas. Anwar dkk., (2009:44) dengan mengutip
pendapat Jamali Sahrodi mengemukakan bahwa kajian studi Islam di Kanada
pertama kali dilakukan di McGill University dengan tokoh utamanya Wilfred
Cantwell Smith.
Gagasan kajian ini dikarenakan banyaknya konflik yang timbul akibat isu
agama. Hal tersebut yang membuat Smith membuka pusat kajian agar para sarjana
Barat paham akan ajaran Islam dan mengurangi kesalahpahaman diantara mereka.
Kemudian pusat kajian ini berkembang hingga memiliki departemen tersendiri.
Untuk lebih meperbanyak hasil penelitian tentang Islam, mereka juga mengundang
para peneliti, profesor, dan guru-guru besar dari berbagai negara di seluruh
penjuru dunia.
Umat Islam di Kanada diketahui mendapat perlakukan istimewa dari
negara. Merek ditempatkan sebagai kaum minoritas yang terhormat, mulai dari
kepala negara, kepala pemerintahan, hingga rakyat jelata menaruh hormat kepada
umat Islam di negeri tersebut.Setahun terakhir dunia dihebohkan dengan Perdana
Menteri Justin Trudeau yang tampak bersama umat Islam bukan saja di kantornya
tetapi juga ke masjid dan sekolah Islam, bahkan hadir dalam perayaan hari-hari
besar Islam. Muslim di Kanada benar-benar telah menuai buah dari toleransi yang
ditanam lebih dari 100 tahun lalu.
Populasi minoritas tak menjadi halangan bagi muslim Kanada dalam
melakukan aksi-aksi kemanusiaan. Sebelum jauh membahas kontribusi apa saja
yang sudah dilakukan muslim Kanada, perlu kiranya untuk mengetahui sejarah
awal tersebarnya muslim di Kanada ini. Pada tahun 1871, sensus kanada mencatat
hanya ada 13 orang muslim Eropa di kalangan penduduk. Selang beberapa dekade
berikutnya, sejumlah besar muslim Bosnia hijrah ke Kanada. Tepatnya sebelum
perang dunia pertama.
Setelah perang dunia II, populasi Muslim Kanada terus menunjukkan
peningkatan. Meskipun begitu, umat Islam masih menjadi kaum paling minoritas
di negeri itu. Pascapenghapusan preferensi imigrasi Eropa pada akhir 1960-an,
barulah umat Islam dari berbagai belahan dunia mulai berdatangan ke Kanada
dalam jumlah yang signifikan. Migrasi besar-besaran masyarakat Muslim non-
Eropa ke negara tersebut berlangsung selama dekade 1970-an.
F. Umat Islam di Canada Saat Ini
Setelah Islam diterima dengan terbuka oleh pemerintah Kanada, Kanada
hari ini mudah ditemui di tempat-tempat umum gadis berkerudung. Begitupun
dengan tempat ibadah. Rencananya masjid akan dibangun di kota Regina. Masjid
ini akan dibangun di 2318 East Assiniboine Ave. meskipun jumlah jamaah
dibatasi dalam satu waktu. Hal ini untuk menghindari kepadatan lalu lintas dan
kebisingan.
Di tempat lain, Asosiasi Muslim Windsor juga merencanakan
pembangunan pusat peribadatan untuk masyarakat muslim. Nantinya, tempat
tersebut juga akan digunakan untuk pertemuan antar umat beragama.
Seorang pendeta setempat yang akrab disapa Louis Brown itu menyambut
baik adanya rencana pembangunan tersebut. Ia juga mengusulkan agar di eksplor
lagi supaya lebih optimal. Adapun warga setempat, Margerent Hughes
menekankan bahwa di daerah tersebut masih minim pusat peribadahan.
Pada satu peristiwa lain, pasca terror di Perancis, Masjid Al Salam di
Kota Peterborough, Ontario, Kanada, dibakar oleh pelaku yang masih dicari oleh
pihak yang berwajib. Motifnya diduga karena kebencian terhadap muslim, sebab
adanya dugaan serangan di Paris yang dilakukan oleh teroris muslim.
Akibat pembakaran ini, interior di dalam masjid rusak parah.
Diperkirakan lebih dari 1000 pemeluk Islam dari 50 keluarga di kawasan
Peterborough tidak bisa beribadah. Presiden Asosiasi Agama Islam Kawartha,
Kenzu Abdella mengatakan masjid dibakar sekitar setengah jam setelah anggota
asosiasi berada di gedung merayakan kelahiran seorang bayi. Untungnya tidak ada
korban yang terluka dalam kejadian tersebut. Namun bangunan yang terbakar
tidak dapat digunakan lagi.
Pemerintah Kanada pun angkat bicara terkait insiden pembakaran masjid
ini, Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada mengatakan berjanji akan
melindungi hak muslim dan aktivitas ibadah masjid di Kanada dari serangan
kebencian setelah peristiwa teror Paris. Pemerintah Kanada berusaha memahami
bahwa radikalisme Islam juga mengorbankan muslim di seluruh dunia.
Sementara warga nonmuslim setelah mendengar kabar itu, banyak orang
menggelar penggalangan dana. Sumbangan yang terkumpul melibihi USD 110
ribu (setara Rp1,5 miliar). Padahal target awalnya hanya USD 107 ribu. Gereja
dan Sinagog di Peterborough pun tak ketinggalan menawarkan komunitas muslim
untuk memakai salah satu ruangan di bangunan mereka untuk salat. Abdella
mengatakan, salat lima waktu berjamaah akan di gelar di Gereja United Church.
Sedangkan salat jumat yang diikuti banyak umat, digelar di halaman rumput depan
masjid yang terbakar.
Imam Masjid Al Salam, Shazim Khan, mengaku sangat berterima kasih
atas dukungan komunitas pemeluk agama lain setelah pembakaran. Kebaikan
warga Kristen dan Yahudi sangat menyentuh hatinya. Dia pun mengaku
memaaafkan pelaku. "Saya sudah lama tinggal di komunitas ini. Kami saling
menghormati dan menyayangi," kata Shazim.
"Hal ini sama pentingnya bagi Kanada untuk memahami umat Islam di
seluruh dunia yang juga sedang dianiaya secara teratur oleh ekstremis. Kami
berada di sini bersama-sama," ujar Perdana Menteri baru Kanada Justin Trudeau.
Sebab diakui sendiri oleh perdana menteri, muslim Kanada berkontribusi besar
terhadap struktur sosial dan ekonomi bangsa. Jadi pihak berwenang Kanada tidak
akan tinggal diam bila warga tidak bersalah dan tenteram menjadi sasaran aksi
vandalisme dan intoleransi. tambahnya.
Perlu untuk diketahui, pada Mei 2013, populasi Muslim di Kanada
menembus angka satu juta atau mencapai 3,2 persen dari total penduduk. Islam
menjadi agama yang paling cepat berkembang di Kanada,  ungkap laman National
Post.
Konstitusi Kanada menjamin kebebasan warga negaranya untuk
menjalankan urusan agama. Menurut Pasal 2 (a) Canadian Charter of Rights and
Freedoms (Piagam Hak Asasi dan Kebebasan Kanada), pemakaian jilbab
diperbolehkan di sekolah-sekolah dan tempat-tempat kerja.

Di samping itu, negara juga menghormati hari-hari besar keagamaan yang dirayakan oleh
warganya. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika Islam semakin tumbuh subur di
Kanada.

Anda mungkin juga menyukai