Anda di halaman 1dari 16

TEORI SOSIAL DAVID C.

MCCLELLAND
(Kajian Tiga Jenis Kebutuhan Motivasi)

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Teori-teori Sosial


Dosen Pengampu: Suyanto, S.Sos, M. Si

Disusun oleh:

Nicken Diyah Puspaningrum 16230048

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam


Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Februari 2017

0
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

TUGAS : Makalah Teori-teori Sosial


DOSEN : Suyanto, S.Sos, M. Si
WAKTU : 27 Februari 2017
TYPE Tugas : TAKE-HOME

Nama : Nicken Diyah Puspaningrum


NIM : 16230048

BAB I

PENDAHULUAN

Teori Sosial merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, terutama


dalam mengkaji aspek-aspek kehidupan sosial dan bermasyarakat. Dalam makalah ini
saya akan memberikan gambaran-gambaran tentang teori David McClelland yang
merupakan sosiolog yang terkenal pada masa modernisasi.

Dalam teori McClelland yang paling terkenal adalah konsep Virus N-Ach yang
terdapat pada tiga jenis kebutuhan motivasi yang terdapat pada bukunya yang berjudul
The Achieving Society yang diidentifikasikan pada tahun 1961. David C. McClelland
juga menulis tentang sebuah artikel berjudul ‘Dorongan Hati Menuju Modernisasi’
dimana merupakan salah satu inti dari buku yang populer dengan judul “The Achieving
Society”. Dalam makalah ini saya akan menjelaskan mengenai, biografi, asal usul tori,
pemikiran, dan aplikasi saat ini.

B. RUMUSAN MAKALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana biografi dari David McClelland?


2. Bagaimana Asal-usul teori dari David McClelland?
3. Bagaimana pemikiran teori sosial McClelland?
4. Bagiamana aplikasi teori sosial David McClelland dalam kehidupan?

C. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah dan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Mengerti biografi dan biodata dari David McClelland.


2. Memahami Asal usul teori David McClelland.
3. Mampu memahami pemikiran teori McClelland.
4. Mampu memahami aplikasi eori sosial David McClelland dalam kehidupan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi McClellan

David C. McClelland (20 Mei 1917 – 27 Maret 1998) adalah seorang ahli teori
psikologis Amerika. Ia lahir di kota Mt. Vernon negara Amerika. Dan beliau
mendapatkan penghargaan sebagai sarjana seni dari Wesleyan University di tahun 1938
dan mendapatkan gelar MA dari University of Missouri. Serta ia mencapai gelar Doktor
di bidang psikologi di Yale pada tahun 1941 dan menjadi profesor di Wesleyan
University. Kemudian ia mengajar dan kuliah. Dimana dengan rekan-rekan selama dua
puluh tahun ia belajar tentang motivasi dan kebutuhan berprestasi.

Pada tahun berikutnya beliau menerima gelar Ph.D dari Universitas Yale dan
mengajar di Connecticut College dan Wesleyan University sebelum bergabung dengan
fakultas di Universitas Harvard pada tahun 1956, dan ia sudah bekerja selama 30 tahun
dan menjabat sebagai ketua Departemen Hubungan Sosial. Pada tahun 1961, Guru besar
psikologi di Harvard University bernama David C. McClelland menulis tentang sebuah
artikel berjudul ‘Dorongan Hati Menuju Modernisasi’ dimana merupakan salah satu inti
dari buku yang populer dengan judul “The AchievingSociety”. Tulisan tersebut
merupakan salah satu dari beberapa pemikiran para sarjana Amerika dalam menghadapi
tantangan terbesar di awal abad ke 19 yakni ‘Depresi’ ekonomi pada dekade 1920-
1930an. Artikel yang ditulis David C. McClelland tersebut juga bertujuan sebagai
panduan sebuah negara menuju modernisasi.

Dia mulai konsultasi McBer di tahun 1963, membantu industri menilai dan
melatih staf, dan kemudian ia pindah ke Boston University pada tahun 1987 untuk
mengajar di Boston University sejak tahun 1987 hingga kematiannya. David McClaland
ini terkenal akan karyanya tentang motivasi berprestasi, namun kepentingan penelitian
diperpanjang dengan kepribadian dan kesadaran. David McClelland memelopori motivasi
kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan
perbaikan dipromosikan dalam metode penilaian karyawan, mendukung penilaian
berbasis kompetensi dan tes, dengan alasan mereka untuk menjadi lebih baik dari IQ
tradisional dan kepribadian berbasis tes. Ide-idenya telah diadopsi secara luas di banyak
organisasi, dan berhubungan erat dengan teori Frederick Herzberg.

David McClaland telah menerbitkan beberapa karyanya selama kariernya yaitu :


Pertama, Motif Prestasi (1953); Kedua,The Achieving Society (1961); Ketiga, Akar
Kesadaran (1964); Keempat, Menuju Sebuah Teori Motivasi Akuisisi (1965); Kelima,
Power Pengalaman Batin (1975). Selain itu yang membuat David McClelland dapat
terkenal adalah karena penjelasannya terhadap tiga jenis kebutuhan motivasi yang
terdapat pada bukunya yang berjudul The Achieving Society yang diidentifikasikan pada
tahun 1961.

B. Asal-usul Teori Sosial (McClelland)

McClelland adalah seorang ahli psikologi sosial. Dia menjadi tertarik pada masalah
pembangunan karena melihat adanya kemiskinan dan keterbelakangan pada banyak
masyarakat di dunia ini. Apa gerangan yang meyebabkannya? Dalam sebuah tulisannya
McClelland bercerita:

Saya selalu sangat terkesan pada analisis yang bijak tentang hubungan antara
Protestanisme dan semangat kapitalisme yang dibuat oleh ahli sosiologi Jerman
terkenal, Max Weber. Dia mengatakan bahwa sifat-sifat yang membedakan antara
seorang wiraswasta Protestan dan pekerja biasa, terutama orang-orang protestan dari
sekte yang saleh, bukanlah karena mereka telah berhasil membentuk lembaga-
lembaga kapitalisme atau memiliki keterampilan yang prima, melainkan karena
mereka mengerjakan pekerjaannya dengan semangat baru yang sempurna. Doktrin
kaum Calvinis tentang nasib yang telah ditentukan sebelumnya telah memaksa
mereka untuk memperhitungkan segala aspek kehidupan mereka secara rasional dan
untuk bekerja keras guna membuat segala sesuatu sempurna, sesuai dengan posisi
mereka di dunia ini, seperti yang sudah ditetapkan Tuhan.

Dari sini, McClelland tiba pada konsepnya yang terkenal yakni the need for
Achievement, kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi, konsep ini disingkat dengan
sebuah simbol yang kemudian menjadi sangat terkenal, yakni n-Ach. Seperti juga konsep
Etika Protestan, keinginan, kebutuhan, atau dorongan untuk berprestasi ini tidak sekedar
untuk meraih imbalan materi yang besar. Orang dengan n-Ach yang tinggi, yang memiliki
kebutuhan untuk berprestasi mengalami kepuasan bukan kerena mendapatkan imbalan
dari hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerja tersebut dianggapnya sangat baik. Ada
kepuasan batin tersendiri kalau dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan
sempurna. Imbalan material menjadi faktor sekunder.

Selanjutanya McClelland mengatakan bahwa kalau dalam sebuah masyarakat ada


banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, dapat di harapkan masyarakat tersebut
akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. McClelland kemudian melakukan
sebuah penelitian sejarah. Dokumen-dokumen kesusastraan dari jaman Yunani Kuno
seperti puisi, drama, pidato penguburan, surat yang ditulis oleh para nahkoda kapal, kisah
epik, dan sebagainya, dipelajari. Karya-karya tersebut dinilai oleh para ahli yang netral,
apakah di dalamnya terdapat semangat n-Ach kalau karangan tersebut menunjukkan
optimism yang tinggi, keberanian untuk mengubah nasib, tidak cepat menyerah itu berarti
nilai n-Ach dianggap tinggi.

Dari data dan hasil penilaian ini ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
sangat tinggi selalu didahului oleh nilai n-Ach yang tinggi dalam karya sastra yang ada
ketika itu. Kalau karya-karya tersebut menunjukkan nilai n-Ach yang rendah,
pertumbuhan ekonominya kemudian menunjukkan angka yang menurun.

Metode penelitian yang sama digunakan lagi untuk menganalisis pembangunan


ekonomi di Spanyol pada abad ke-16. Di samping itu juga diterapkan pada dua gejala
peningkat pertumbuhan ekonomi di Inggris yang pertama pada akhir abad ke-16, yang
kedua pada permulaan Revolusi Industri sekitar tahun 1800-an. Hasilnya ternyata sama,
yakni bahwa pertumbuhan ekonomi selalu didahului oleh karya-karya sastra yang
mempunyai nilai n-Ach yang tinggi.

Dari kajian sejarah ini, McClelland tambah yakin bahwa adanya n-Ach yang tinggi
dalam sebuah masyarakat akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat
tersebut. McClelland kemudian mengambil cerita anak-anak sebagai bahan untuk
mengukur n-Ach sebuah masyarakat modern. Alasannya, di semua negara selalu dapat
dijumpai cerita anak yang diajarkan di sekolah atau diveritakan oleh orangtua mereka
sebelum tidur. Juga, cerita anak-anak belum dipengaruhi oleh kepentingan politik,
sehingga tampil secara lebih murni. Oleh karena itu, dikumpulkanlah sekitar 1300 cerita
anak-anak yang beredar pada tahun 1925 dari 21 negara, dan dari yang beredar pada tahun
1950 dari 39 negara lainnya. Seperti juga sebelumnya, cerita-cerita ini diberi nilai oleh
beberapa ahli berdasarkan criteria tinggi atau rendah nilai n-Achnya.

Hasilnya memang seperti yang diharapkan. Misalnya, korelasi antara tingkat n-Ach
pada cerita anak-anak tahun 1925 dan pertumbuhan pemakaian listrik di negara tersebut
antara tahun 1925 sampai tahun 1950, nilainya adalah 0,53. Secara statistik, nilai ini
dianggap cukup tinggi. Jadi, hubungan ini jelas bukan kebetulan saja. Dengan demikian,
memang dianggap terdapat korelasi antara tingkat n-Ach dengan keberhasilan
pertumbuhan ekonomi. Ini dibuktikan lagi pada penelitian sejenis di negara-negera lain.
McClelland kemudian berkesimpulan bahwa n-Ach ini seperti semacam virus yang bisa
ditularkan. Jadi, n-Ach bukanlah sesuatu yang diwariskan sejak lahir. Oleh karena itu
katanya:

Kalau n-Achievement begitu penting, terumata untuk dunia bisnis, dia harus
ditingkatkan nilainya sehingga makin banyak anak muda yang memiliki “dorongan
ke wiraswastaan.” Kesulitan dari rencana yang baik ini adalah bahwa cara yang
paling baik untuk menumbuhkan n-Achievement ini adalah melalui keluarga dan
sulit sekali untuk menumbuhkannya dalam skala yang besar.

Memang, McClelland menyelenggarakan bermacam latihan manajemen di berbagai


negara untuk menumbuhkan n-Ach ini. Tetapi seperti yang dikatakannya, tempat yang
paling baik untuk memupuk n-Ach adalah di dalam keluarga melalui orang tua.

C. Pemikiran Teori Sosial (McClelland)


Dalam dunia psikologi ada sebuah teori kebutuhan yang memotivasi seseorang
untuk melakukan sesuatu. Teori tersebut dikembangkan oleh David McClelland sehingga
sering disebut sebagai teori motivasi McClelland. McClelland (dalam Satiadarma, 2000)
mengajukan teori motivasi yang didasari oleh pemenuhan kebutuhan (Seed achievement
theory) di mana salah satu komponennya adalah kepribadian individu.

McClelland (dalam Walgito, 2010) mengemukakan bahwa motif sosial


merupakan motif yang kompleks dan merupakan sumber dari banyak perilaku atau
perbuatan manusia. Motif sosial merupakan hal yang penting untuk mendapatkan
gambaran tentang perilaku individu dan kelompok David McClelland (dalam Robbins,
2001) dalam teorinya McClelland’s Achievment Motivation Theory atau teori motivasi
prestasi McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi
potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan
atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Teori ini
memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment), kebutuhan
kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi.

Masing-masing individu memiliki kebutuhan sendiri-sendiri sesuai dengan


karakter serta pola pikir. Dalam implementasinya, seseorang yang cenderung memiliki
salah satu kebutuhan yang tinggi pada ketiga kebutuhan di atas akan lebih cocok pada satu
posisi tertentu dalam sebuah pekerjaan. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki need of
power (nPow) tinggi cenderung lebih cocok ditempatkan sebagai pemimpin sedangkan
seseorang yang cenderung memiliki need of affiliation yang tinggi lebih suka dengan
suasana kerja tim yang memiliki banyak interaksi antar individu. Seseorang yang mampu
memahami kebutuhan motivasinya akan dapat menentukan karier maupun pekerjaan yang
cocok sesuai dengan karakternya.

McClelland (dalam Munandar, 2001) menemukan bahwa individu dengan


dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari individu lain dalam keinginan kuat untuk
melakukan hal-hal dengan lebih baik. Individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi
mencari kesempatan-kesempatan dimana individu tersebut memiliki tanggung jawab
pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah. Individu tersebut
lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana terdapat tanggung jawab pribadi, akan
memperoleh balikan, dan tugas pekerjaan memiliki risiko yang sedang (moderate).
Individu yang memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi bukan pemain judi (gambler),
tidak suka berhasil secara kebetulan. Tujuan-tujuan yang ditetapkan merupakan tujuan
yang tidak terlalu sulit dicapai dan juga bukan tujuan yang terlalu mudah dicapai. Tujuan
yang harus dicapai merupakan tujuan dengan derajat kesulitan menengah (moderate).

Lebih lanjut McClelland menyatakan karakteristik individu dengan motivasi


berprestasi yang tinggi menurut McClelland sebagai berikut:

1. Keinginan menjadi yang terbaik;


2. Menyukai pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi;
3. Membutuhkan umpan balik setelah melakukan suatu pekerjaan;
4. Resiko pemilihan tugas moderat;
5. Kreatif-inovatif dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan.

Teori McClelland yang paling terkenal adalah tentang penjelasan 3 jenis motivasi
yang diidentifikasi dalam karyanya buku ”The Achieving Society” yaitu :

1. Motivasi untuk berprestasi (N-Ach)

Need  For  Achievement (N-Ach) {hasrat   untuk   meraih   setinggi-tingginya  


prestasi    dalam   hidup} adalah motivasi untuk berprestasi ,contohnya karyawan akan
berusaha mencapai prestasi tertingginya untuk mencapai tujuannya.N-ach juga merupakan
dorongan untuk mengunguli dengan cara bertarung untuk mencapai kesuksesan.Selain itu
prestasi atau Achievment adalah suatu istilah yang diperkenalkan oleh David McClelland
ke dalam bidang psikologi yang menunjukkan keinginan individual untuk
berprestasi,menguasai skiil,pengendalian atau standard tinggi.

N-Ach berhubungan dengan kesulitan orang untuk memilih tugas yang


dijalankan. Contohnya seseorang yang memiliki N-Ach tinggi cenderung memiliki
karakteristik untuk mencari tantangan dan tingkat kemandirian tinggi. Orang yang
mempunyai high achiever harus diberikan pekerjaan yang menantang dengan sasaran
akhir yang masih dapat dicapai.Bagi mereka uang bukanlah suatu motivator yang penting,
yang lebih efektif adalah umpan balik atas apa yang telah dilakukannya. Sedangkan jika
seseorang mempunyai N-Ach rendah memungkinkan memilih tugas yang mudah,untuk
meminimalisasi resiko kegagalan.

Orang-orang yang berprestasi tinggi menghindari situasi dengan resiko


rendah.Karena jika jalan yang ditempuh untuk mencapai kesuksesan itu mudah, maka
mereka mengangap itu bukan pencapaian kesuksean yang sungguh-sungguh.Dan individu
yang mempunyai n-ach yang tinggi cenderung bekerja pada situasi dengan tingkat
kesuksesan yang moderat.Dan mereka lebih suka bekerja sendiri atau dengan orang lain
yang mempunyai achievers yang tinggi juga. Dapat kita ketahui banyak pengusaha yang
mungkin gagal didalam kelompoknya tetapi tidak pada pekerjaannya.Dan mereka sangat
puat dengan prestasi yang dicapainya.

Sumber n-ach meliputi:

a. Orang tua yang mendorong kemandirian dimasa kanak-kanak


b. Menghargai dan memberi hadia dan kesuksesan
c. Asosiasi prestasi dengan perasaan positif
d. Asosiasi prestasi dengan orang-orang yang memilki kompetensi dan usaha sendiri
bukan karena keberuntungan
e. Kekuatan pribadi
f. Suatu keinginan untuk menjadi efektif atau rancangan

McClelland pernah menyebutkan bahwa dongeng dan cerita anak inggris abad ke-16
terdapat virus yang dapat menyebabkan terjangkitnya n-ach.Adapun cerita spanyol justru
meninabobokan rakyatnya. Dongeng dan cerita di Inggris memperlihatkan optimisme
tinggi, keberanian mengubah nasib, dan sikap tidak cepat menyerah. Cerita-cerita itu
dianggap memiliki nilai n-ach tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pun selalu
diawali oleh n-ach. Cerita atau dongeng yang mengandung nilai n-ach tinggi selalu diikuti
pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara itu dalam kurun waktu 25 tahun kemudian.

2. Motivasi untuk berkuasa (N-Pow)


     N-Pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Kebutuhan akan kekuasaan menurut saya
adalah Kebutuhan untuk mengekspresikan diri dan  untuk mengendalikan dan
memengaruhi oranglain tanpa ada paksaan. Sedangkan menurut McCleland kebutuhan
akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat oranglain berperilaku dalam suatu cara
dimana orang-orang iti tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk
ekspresi dari individuuntuk mengendalikan dan memengaruhi oranglain. Menurut
McCleland kebutuhan kekuasaan sangat berhubungan dalam pencapaian posisi
kepemimpinan. Karena seorang pemimpin membutuhkan kekuasaan yang besar untuk
dapat mengendalikan anggota atau rakyatnya agar dapat terwujud tujuannya sebagai
seorang pemimpin. Contoh dari n-pow adalah karyawan memiliki motivasi untuk
berpengaruh terhadap lingkungannya dan memiliki karakter kuat untuk memimpin dan
mempunyai ide serta hasrat untuk menang.

3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (N-Affil)

     N-Affil adalah motivasi terhadap persahabat/afiliasi. Kebutuhan akan afiliasi adalah
hasrat untuk berhubungan antara pribadi yang ramah dan akrab. Individu mempunyai
keinginan untuk mempunyai hubungan erat atau bersahabat dengan pihak lain. Biasanya
jika individu mempunyai afiliasi yang tinggi dalam dia bekerja dapat berhasil atau sukses
karena dalam pekerjaan membutuhkan interaksi sosial yang tinggi.Contohnya,Karyawan
dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi membutuhkan lingkungan kerja yang dipenuhi
dengan nuansa kerjasama yang prima . Menurut McClelland kebanyakan orang memiliki
kombinasi karakteristik,akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja
atau mengelola organisasi.Karakteristik dan sikap motivasi ala McClelland yaitu :

a. Pencapaian adalah lebih penting daripada materi


b. Mencapai tujuan atau tugas kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima
pujian atau pengakuan
c. Umpan balik sangat penting,karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang
diandalkan,kuantitatif dan factual)
4. Keterkaitan teori Max Weber Dengan teori David McClelland

       McClelland mengemukaan bahwa teori klasik Max Weber yang berhubungan dengan
etika protestan serta semangat kapitalisme,karena “kemampuan berdiri diatas kaki
sendiri”dan diserta keyakinan yag penuh serta dapat diduga oleh orang tua
mereka.Menurut Max Weber orang protestan bekerja keras dan lama menabung untuk
tujuan hidupnya dimasa depan nanti.Serta agar dapat menyusul maupun mendahului
orang lain dalam pencapian kesuksean.Di lain pihak McClelland menemukan korelasi
yang ketat antara n-ach disatu pihak dab Pendapatan Nasional Kotor (GNP),tenaga
listrik,atau keduanya secara bersamaan di pihak lain.Motivasi keberhasilan terbukti
berhubungan dengan perkembangan ekonomi baik di dunia dewasa ini maupun dalam
sejarah,bahwa n-ach dapat merangsang anak-anak dan menjadi pengaruh pembangunan.
Akan tetapi, dalam waktu yang akan datang ini, “jangka pendek” menurut para ahli
ekonomi, negara-negara miskin agaknya harus puas dengan sumber motivasi keberhasilan
apapun yang telah dimiliki oleh penduduknya yang dewasa. McClelland telah merinci
beberapa saran yang langsung dapat diturunkan dari kesimpulan-kesimpulannya antara
lain:

a. Kepemipinan negara hendaknya mengembangkan mistik keberhasilan dengan


menggunakan setiap sarana yang ada padanya
b. McClelland menganjurkan latihan motivasi untuk pengusaha, dan mengemukakan
suksesnya berbagai seminar latihan selama sepuluh hari, yang dikembangkan di India
untuk keperluan itu
c. Orang harus mendesak agar diadakan pendidikan tinggi, baik untuk wanita maupun
pria

Pemikiran McClelland yaitu:

a. Ada semangat untuk berpikir rasional dan bekerja keras diantara pribadi-pribadi
untuk membuat sesuatu sempurna, sesuai dengan posisi mereka di dunia seperti yang
dikehendaki Tuhan.Jadi dalam pemikiran ini sebetulnya McClelland melanjutkan
teori Max Weber tentang ‘Etika Protestan’.
b. Konsep ‘need for achievement’ adalah suatu ‘semangat baru yang sepurna’ dalam
menghadapi pekerjaan, yang kemudian mendorong kebutuhan untuk berprestasi.
Dorongan untuk tidak sekedar mendapatkan ibalan material, tetapi mencapai
kepuasan batin, apabila telah menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna.
c. Kemiskinan dan keterbelakangan di asyarakat Dunia Ketiga atau Negara Berkembang
adalah akibat dilingkungan mereka tidak terjangkit virus ‘need for achivement’ (n
Ach).
d. Apabila dilingkungan masyarakat terjangkit virus ‘n Ach’ maka dapat diharapkan
masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
e. Virus ‘need for achievement’  beget panting traumata unstuck dulia basins, air harus
ditingkatkan nilainya sehingga semakin banyak kelompok masyarakat usia muda
yang memiliki dorongan jiwa ‘kewiraswastaan’atau dikenal dengan
‘enterpernership’.  

D. Aplikasi Teori Sosial McClellan Dalam Kehidupan


Dapat kita lihat bahwa banyak komponen masyarakat Indonesia mengalami
keterpurukan mental maupun material.Mungkin penyebab dari permasalahan tersebut
karena banyak komponen masyarakat tidak mempunyai keberadaan virus N-Ach dalam
tubuh masyarakat Indonesia, termasuk di dalamnya para pemimpin bangsa.Padahal Virus
N-Ach merupakan virus yang tidak membahayakan manusia, tapi justru dialah sebagai
penyelamat eksistensi kekhalifahannya di muka bumi. Virus N-Ach ialah kepanjangan
dari Need for Achievement. Yakni virus kebutuhan dasar berprestasi bagi tiap manusia.
Seandainya masyarakat dan pemimpin negeri ini telah memiliki virus NAch, tentu
keperpurukan model apapun akan disikapinya secara bijaksana dan benar.
Melalui Virus N-Ach yang dirancang sedemikian rupa, David berhasil
membuktikan bahwa pada kelompok yang divirus, belakangan, ternyata berhasil
menunjukkan peningkatan pertumbuhan usaha yang spektakuler dibanding dengan yang
wilayah yang tidak terkena divirus N-Ach. Ini artinya, mengembangkan prestasi
kelompok itu sangat mungkin. Dengan demikian,bagi bangsa Indonesia pemberian virus
N-Ach adalah merupakan sesuatu yang harus segera diberikan, dibangun dan
dikembangkan. Agar komponen masyarakat Indonesia dapat termotivasi untuk selalu
berprestasi supaya permasalah-permasalahan yang ada di Indonesia dapat terpecahkan.
Perlu kita ketahui bahwa orang yang telah diberi virus N-Ach ini, dengan kata lain
dinamakan sebagai seorang achiever. Biasanya ciri seorang achiever itu akan
mencerminkan dirinya sebagai bagian dari pemecah masalah,memandang sesuatu yang
rumit menjadi sederhana, mampu memotivasi, adanya kendala menjadi peluang, sesuatu
itu sulit tapi mungkin dan bangkit dari setiap kegagalan. Untuk mencapai pribadi seorang
achiever diperlukan suatu proses yang amat panjang dan penuh kesabaran. Setidaknya,
ada sepuluh ciri dari pribadi achiever yaitu :

1.      Percaya diri


     Percaya diri adalah salah satu faktor mencapai keberhasilan jika kita tidak punya
rasa percaya diri maka untuk mencapai tingkat keberhasilan akan terhambat.
Contohnya saja saat kita mengerjakan soal ujian jika kita tidk percaya diri terhadap
kemampuan kita maka hasil dari ujian tersebut tidak akan maksimal dan bahkan bisa
juga kita mendapatkan hasilnya kurang memuaskan. Bagaimana pun percaya diri
yang kita miliki itu, perlu kita syukuri dan dipelihara karena nilainya teramat mahal.
2.      Berani mengambil resiko
    Setiap tindakan itu mengandung resiko. Seorang achiever itu, ia mampu dan berani
mengambil resiko dari setiap tindakannya. Hal itu, didasari dengan suatu pikiran yang
matang dan telah dipertimbangkan efek positif dan negatifnya serta berfikir panjang.
3.      Senang ambiquitas (mendua)
    Ambiquitas di sini, bukan berarti ia plin-plan. Tapi, konsep mendua ini, berarti dia
tidak hanya berpikir satu cara saja untuk mencapai visi dan keinginan yang telah
terpatri dalam jiwanya.
4.      Etos kerja kuat
    Kita melihat, bagaimana orang-orang Singapura begitu maju dan kaya raya,
padahal kekayaan alamnya tidak sekaya negeri Indonesia.Ternyata mereka
mempunyai etos kerja yang sangat kuat berbeda dengan etos kerja orang Indonesia.
5.      Visi intuitif
6.      Ada keinginan kuat menjadi trampil (konstan ritualiting)
7.      Menerapkan prinsip-prinsip pergaulan (human relation).
8.      Berpikir positif (positif thingking)
9.      Berpikir besar (back thingking)
10.  Antusias.

Dengan penerapan teori ini di harapkan dapat menyelesaikan berbagai krisis


sosial di Indonesia, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang semakin hari merusak
negeri ini.
BAB III
KESIMPULAN

Dengan Teori Tiga Kebutuhan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kebutuhan untuk berprestasi tinggi, Orang yang tergolong pada high achiever
harus diberikan pekerjaan yang menantang dengan sasaran akhir yang masih dapat
dicapai. Bagi mereka uang bukanlah suatu motivator yang penting, yang lebih efektif
adalah umpan balik atas apa yang telah mereka lakukan.
2. Kebutuhan untuk berafiliasi tinggi, Karyawan dengan kebutuhan afiliasi yang
tinggi membutuhkan lingkungan kerja yang dipenuhi dengan nuansa kerjasama yang
prima.
3. Kebutuhan akan kekuasaan, Manajemen harus menyediakan peluang untuk
mengatur orang lain bagi mereka yag mencari kekuasaan.

DAFTAR PUSTAKA

Danial Zainal. 2008. Al-Qur’an For Life Excellence (Terj.). Bandung: Penerbit Hikmah.

Munandar, A.S. 2004. Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Unjuk Kerja
Perusahaan. Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UI,
Jakarta.

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi, Edisi 8 . Prentice Hall, Jakarta.


Satiadarma, M.P. 2000. Dasar-dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Walgito, B. (010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai