MCCLELLAND
(Kajian Tiga Jenis Kebutuhan Motivasi)
Disusun oleh:
0
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam teori McClelland yang paling terkenal adalah konsep Virus N-Ach yang
terdapat pada tiga jenis kebutuhan motivasi yang terdapat pada bukunya yang berjudul
The Achieving Society yang diidentifikasikan pada tahun 1961. David C. McClelland
juga menulis tentang sebuah artikel berjudul ‘Dorongan Hati Menuju Modernisasi’
dimana merupakan salah satu inti dari buku yang populer dengan judul “The Achieving
Society”. Dalam makalah ini saya akan menjelaskan mengenai, biografi, asal usul tori,
pemikiran, dan aplikasi saat ini.
B. RUMUSAN MAKALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah dan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
A. Biografi McClellan
David C. McClelland (20 Mei 1917 – 27 Maret 1998) adalah seorang ahli teori
psikologis Amerika. Ia lahir di kota Mt. Vernon negara Amerika. Dan beliau
mendapatkan penghargaan sebagai sarjana seni dari Wesleyan University di tahun 1938
dan mendapatkan gelar MA dari University of Missouri. Serta ia mencapai gelar Doktor
di bidang psikologi di Yale pada tahun 1941 dan menjadi profesor di Wesleyan
University. Kemudian ia mengajar dan kuliah. Dimana dengan rekan-rekan selama dua
puluh tahun ia belajar tentang motivasi dan kebutuhan berprestasi.
Pada tahun berikutnya beliau menerima gelar Ph.D dari Universitas Yale dan
mengajar di Connecticut College dan Wesleyan University sebelum bergabung dengan
fakultas di Universitas Harvard pada tahun 1956, dan ia sudah bekerja selama 30 tahun
dan menjabat sebagai ketua Departemen Hubungan Sosial. Pada tahun 1961, Guru besar
psikologi di Harvard University bernama David C. McClelland menulis tentang sebuah
artikel berjudul ‘Dorongan Hati Menuju Modernisasi’ dimana merupakan salah satu inti
dari buku yang populer dengan judul “The AchievingSociety”. Tulisan tersebut
merupakan salah satu dari beberapa pemikiran para sarjana Amerika dalam menghadapi
tantangan terbesar di awal abad ke 19 yakni ‘Depresi’ ekonomi pada dekade 1920-
1930an. Artikel yang ditulis David C. McClelland tersebut juga bertujuan sebagai
panduan sebuah negara menuju modernisasi.
Dia mulai konsultasi McBer di tahun 1963, membantu industri menilai dan
melatih staf, dan kemudian ia pindah ke Boston University pada tahun 1987 untuk
mengajar di Boston University sejak tahun 1987 hingga kematiannya. David McClaland
ini terkenal akan karyanya tentang motivasi berprestasi, namun kepentingan penelitian
diperpanjang dengan kepribadian dan kesadaran. David McClelland memelopori motivasi
kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan
perbaikan dipromosikan dalam metode penilaian karyawan, mendukung penilaian
berbasis kompetensi dan tes, dengan alasan mereka untuk menjadi lebih baik dari IQ
tradisional dan kepribadian berbasis tes. Ide-idenya telah diadopsi secara luas di banyak
organisasi, dan berhubungan erat dengan teori Frederick Herzberg.
McClelland adalah seorang ahli psikologi sosial. Dia menjadi tertarik pada masalah
pembangunan karena melihat adanya kemiskinan dan keterbelakangan pada banyak
masyarakat di dunia ini. Apa gerangan yang meyebabkannya? Dalam sebuah tulisannya
McClelland bercerita:
Saya selalu sangat terkesan pada analisis yang bijak tentang hubungan antara
Protestanisme dan semangat kapitalisme yang dibuat oleh ahli sosiologi Jerman
terkenal, Max Weber. Dia mengatakan bahwa sifat-sifat yang membedakan antara
seorang wiraswasta Protestan dan pekerja biasa, terutama orang-orang protestan dari
sekte yang saleh, bukanlah karena mereka telah berhasil membentuk lembaga-
lembaga kapitalisme atau memiliki keterampilan yang prima, melainkan karena
mereka mengerjakan pekerjaannya dengan semangat baru yang sempurna. Doktrin
kaum Calvinis tentang nasib yang telah ditentukan sebelumnya telah memaksa
mereka untuk memperhitungkan segala aspek kehidupan mereka secara rasional dan
untuk bekerja keras guna membuat segala sesuatu sempurna, sesuai dengan posisi
mereka di dunia ini, seperti yang sudah ditetapkan Tuhan.
Dari sini, McClelland tiba pada konsepnya yang terkenal yakni the need for
Achievement, kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi, konsep ini disingkat dengan
sebuah simbol yang kemudian menjadi sangat terkenal, yakni n-Ach. Seperti juga konsep
Etika Protestan, keinginan, kebutuhan, atau dorongan untuk berprestasi ini tidak sekedar
untuk meraih imbalan materi yang besar. Orang dengan n-Ach yang tinggi, yang memiliki
kebutuhan untuk berprestasi mengalami kepuasan bukan kerena mendapatkan imbalan
dari hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerja tersebut dianggapnya sangat baik. Ada
kepuasan batin tersendiri kalau dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan
sempurna. Imbalan material menjadi faktor sekunder.
Dari data dan hasil penilaian ini ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
sangat tinggi selalu didahului oleh nilai n-Ach yang tinggi dalam karya sastra yang ada
ketika itu. Kalau karya-karya tersebut menunjukkan nilai n-Ach yang rendah,
pertumbuhan ekonominya kemudian menunjukkan angka yang menurun.
Dari kajian sejarah ini, McClelland tambah yakin bahwa adanya n-Ach yang tinggi
dalam sebuah masyarakat akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat
tersebut. McClelland kemudian mengambil cerita anak-anak sebagai bahan untuk
mengukur n-Ach sebuah masyarakat modern. Alasannya, di semua negara selalu dapat
dijumpai cerita anak yang diajarkan di sekolah atau diveritakan oleh orangtua mereka
sebelum tidur. Juga, cerita anak-anak belum dipengaruhi oleh kepentingan politik,
sehingga tampil secara lebih murni. Oleh karena itu, dikumpulkanlah sekitar 1300 cerita
anak-anak yang beredar pada tahun 1925 dari 21 negara, dan dari yang beredar pada tahun
1950 dari 39 negara lainnya. Seperti juga sebelumnya, cerita-cerita ini diberi nilai oleh
beberapa ahli berdasarkan criteria tinggi atau rendah nilai n-Achnya.
Hasilnya memang seperti yang diharapkan. Misalnya, korelasi antara tingkat n-Ach
pada cerita anak-anak tahun 1925 dan pertumbuhan pemakaian listrik di negara tersebut
antara tahun 1925 sampai tahun 1950, nilainya adalah 0,53. Secara statistik, nilai ini
dianggap cukup tinggi. Jadi, hubungan ini jelas bukan kebetulan saja. Dengan demikian,
memang dianggap terdapat korelasi antara tingkat n-Ach dengan keberhasilan
pertumbuhan ekonomi. Ini dibuktikan lagi pada penelitian sejenis di negara-negera lain.
McClelland kemudian berkesimpulan bahwa n-Ach ini seperti semacam virus yang bisa
ditularkan. Jadi, n-Ach bukanlah sesuatu yang diwariskan sejak lahir. Oleh karena itu
katanya:
Kalau n-Achievement begitu penting, terumata untuk dunia bisnis, dia harus
ditingkatkan nilainya sehingga makin banyak anak muda yang memiliki “dorongan
ke wiraswastaan.” Kesulitan dari rencana yang baik ini adalah bahwa cara yang
paling baik untuk menumbuhkan n-Achievement ini adalah melalui keluarga dan
sulit sekali untuk menumbuhkannya dalam skala yang besar.
Teori McClelland yang paling terkenal adalah tentang penjelasan 3 jenis motivasi
yang diidentifikasi dalam karyanya buku ”The Achieving Society” yaitu :
McClelland pernah menyebutkan bahwa dongeng dan cerita anak inggris abad ke-16
terdapat virus yang dapat menyebabkan terjangkitnya n-ach.Adapun cerita spanyol justru
meninabobokan rakyatnya. Dongeng dan cerita di Inggris memperlihatkan optimisme
tinggi, keberanian mengubah nasib, dan sikap tidak cepat menyerah. Cerita-cerita itu
dianggap memiliki nilai n-ach tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pun selalu
diawali oleh n-ach. Cerita atau dongeng yang mengandung nilai n-ach tinggi selalu diikuti
pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara itu dalam kurun waktu 25 tahun kemudian.
N-Affil adalah motivasi terhadap persahabat/afiliasi. Kebutuhan akan afiliasi adalah
hasrat untuk berhubungan antara pribadi yang ramah dan akrab. Individu mempunyai
keinginan untuk mempunyai hubungan erat atau bersahabat dengan pihak lain. Biasanya
jika individu mempunyai afiliasi yang tinggi dalam dia bekerja dapat berhasil atau sukses
karena dalam pekerjaan membutuhkan interaksi sosial yang tinggi.Contohnya,Karyawan
dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi membutuhkan lingkungan kerja yang dipenuhi
dengan nuansa kerjasama yang prima . Menurut McClelland kebanyakan orang memiliki
kombinasi karakteristik,akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja
atau mengelola organisasi.Karakteristik dan sikap motivasi ala McClelland yaitu :
McClelland mengemukaan bahwa teori klasik Max Weber yang berhubungan dengan
etika protestan serta semangat kapitalisme,karena “kemampuan berdiri diatas kaki
sendiri”dan diserta keyakinan yag penuh serta dapat diduga oleh orang tua
mereka.Menurut Max Weber orang protestan bekerja keras dan lama menabung untuk
tujuan hidupnya dimasa depan nanti.Serta agar dapat menyusul maupun mendahului
orang lain dalam pencapian kesuksean.Di lain pihak McClelland menemukan korelasi
yang ketat antara n-ach disatu pihak dab Pendapatan Nasional Kotor (GNP),tenaga
listrik,atau keduanya secara bersamaan di pihak lain.Motivasi keberhasilan terbukti
berhubungan dengan perkembangan ekonomi baik di dunia dewasa ini maupun dalam
sejarah,bahwa n-ach dapat merangsang anak-anak dan menjadi pengaruh pembangunan.
Akan tetapi, dalam waktu yang akan datang ini, “jangka pendek” menurut para ahli
ekonomi, negara-negara miskin agaknya harus puas dengan sumber motivasi keberhasilan
apapun yang telah dimiliki oleh penduduknya yang dewasa. McClelland telah merinci
beberapa saran yang langsung dapat diturunkan dari kesimpulan-kesimpulannya antara
lain:
a. Ada semangat untuk berpikir rasional dan bekerja keras diantara pribadi-pribadi
untuk membuat sesuatu sempurna, sesuai dengan posisi mereka di dunia seperti yang
dikehendaki Tuhan.Jadi dalam pemikiran ini sebetulnya McClelland melanjutkan
teori Max Weber tentang ‘Etika Protestan’.
b. Konsep ‘need for achievement’ adalah suatu ‘semangat baru yang sepurna’ dalam
menghadapi pekerjaan, yang kemudian mendorong kebutuhan untuk berprestasi.
Dorongan untuk tidak sekedar mendapatkan ibalan material, tetapi mencapai
kepuasan batin, apabila telah menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna.
c. Kemiskinan dan keterbelakangan di asyarakat Dunia Ketiga atau Negara Berkembang
adalah akibat dilingkungan mereka tidak terjangkit virus ‘need for achivement’ (n
Ach).
d. Apabila dilingkungan masyarakat terjangkit virus ‘n Ach’ maka dapat diharapkan
masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
e. Virus ‘need for achievement’ beget panting traumata unstuck dulia basins, air harus
ditingkatkan nilainya sehingga semakin banyak kelompok masyarakat usia muda
yang memiliki dorongan jiwa ‘kewiraswastaan’atau dikenal dengan
‘enterpernership’.
1. Kebutuhan untuk berprestasi tinggi, Orang yang tergolong pada high achiever
harus diberikan pekerjaan yang menantang dengan sasaran akhir yang masih dapat
dicapai. Bagi mereka uang bukanlah suatu motivator yang penting, yang lebih efektif
adalah umpan balik atas apa yang telah mereka lakukan.
2. Kebutuhan untuk berafiliasi tinggi, Karyawan dengan kebutuhan afiliasi yang
tinggi membutuhkan lingkungan kerja yang dipenuhi dengan nuansa kerjasama yang
prima.
3. Kebutuhan akan kekuasaan, Manajemen harus menyediakan peluang untuk
mengatur orang lain bagi mereka yag mencari kekuasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Danial Zainal. 2008. Al-Qur’an For Life Excellence (Terj.). Bandung: Penerbit Hikmah.
Munandar, A.S. 2004. Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Unjuk Kerja
Perusahaan. Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UI,
Jakarta.