Anda di halaman 1dari 13

Larangan Tabarruj Bagi wanita Muslim

Dalam Kajian Hadist-hadist Wanita

Dosen Pengampu: M. Fajrul Munawir, M. Ag.


NIP. 17004091998031002

Disusun oleh:

Nicken Diyah Puspaningrum 16230048

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam


Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Januari 2017

0
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

TUGAS : Artikel UAS


DOSEN : M. Fajrul Munawir, M. Ag.
WAKTU : 3 Januari 2017
TYPE Tugas : TAKE-HOME

Nama : Nicken Diyah Puspaningrum


NIM : 16230048

Larangan Tabarruj Bagi wanita Muslim


Dalam Kajian Hadist-hadist Wanita

Perhiasan adalah sesuatu yang di pakai untuk memperelok. Dalam Al-Quran


tidak menjelaskan apalagi memperinci tentang perhiasan atau sesuatu yang elok.
Sebagian ahli menjelaskan bahwa sesuatu yang elok adalah yang menghasilkan
kebebasan dan keserasian.1
Perlu di garis bawahi bahwa salah satu yang perlu dihindari dari berhias
adalah timbulnya rangsangan birahi dari yang melihatya (kecuali suami atau istri) dan
sikap tidak sopan dari siapapun. Hal tersebut dapat munculdari cara berpakaian,
berhias, berjalan, berucap, dan sebagainya. Termasuk juga menggunakan wangi-
wangan (yang menusuk hidung) dalam cakupan Tabarruj.2
Islam telah memberikan berbagai panduan terhadap kaum wanita supaya
melaksanakan perintah Allah yaitu dengan menggunakan pakaian yang sesuai dan
sopan seiring syariat Islam supaya kehidupan kaum wanita lebih terjamin dibanding
dengan memakai pakaian yang diharamkan oleh Islam. Setiap sesuatu yang telah di
tetapkan oleh Islam mempunyai kebaikan dan hikmah. Dengan ini kaum wanita
menjaga diri supaya tidak melakukan perkara-perkara yang bisa membawa dan
mendorong diri terhadap tabarruj karena sesungguhnya amalan tabarruj itu dilarang
dalam agama Islam.
Sebelum membahas apa itu tabarruj dan mengaa dilarang, berikut ini definisi
tabarruj menurut ahli. Menurut Imam Ibnu Mandzur, dalam Lisaan al-’Arab
menyatakan: “al-tabarruj: idzhaar al-mar`ah ziinatahaa wa mahaasinahaa li al-
rijaal”. Tabarruj adalah seorang perempuan yang “menampakkan perhiasan dan
anggota tubuh untuk menarik perhatian laki-laki non muhrim.” Sedangkan menurut al-
Zujaj: tabarruj adalah “menampakkan perhiasan dan semua hal yang bisa merangsang
syahwat laki-laki.”3
Fenomena yang sedang terjadi di kalangan wanita pada zaman ini, dengan
menanggalkan pakaianya, bersolek, berhias, menampakan perhiasan yang dipakainya,
serta kelakuan lainya yang tidak lebih dari memikul perbuatan dosa lainya, ditambah
lagi mereka sadarai bahwa mereka sedang menyerupai para wanita kafir yang membuat

1
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998).
2
Shihab, Wawasan A-Qur’an., 168.
3
Abdullah bin Jarullah, Masuliyatul Marah al- Muslimah (Jakarta, an-Nabhani, 2012)5.
fitnah bagi kaum laki-laki. Hal tersebut sebabkan, karena keluarnya seorang wanita
yang membuka auratnya, seperti rambut, leher, betis, paha atau yang lainya termasuk
perbuatan dosa dan kemungkaran yang sangat besar, dimana hal tersebut menyelisihi
syariat agama Islam.4
Majunya perkembangan globalisasi, menjadikan masyarakat indonesia
semakin tidak bisa terlepas dari teknlogi. Teknlogi tersebut baik yang sifatya untuk
kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan pribadi seperti handphone dan sebagainya.
Fitur yang ditawarkanya pun beraneka ragam, sehingga pengguna dapat lebih mudah
mengetahui kabar dari penjuru dunia. adapun fitur yang ditawarkan seperti, Google,
Instagram, BBM, whatshap dan lain sebagainya dan semua itu mudah digunakan dan di
dapat asal kita memiliki handphone berbasis android. Perkembangan teknologi yang
pesat sebenarnya baik dan lebih bermaanfaat jika digunakan denga bijak dan sesuai
dengan syariat yang di wajibkan untuk umat muslim. Tetapi dewasa ini, sebagian umat
muslim teutama wanita belum bisa memanfaatkan fitur teknologi sesuai syariat agama
dan menjadikan ladang dosa bagi mereka. Aplikasi dalam teknologi tersebut digunakan
untuk ajang pamer dan mengutarakan jati diri penggunanya. Aplikasi yang sering
digunakan untuk pamer dan mengutarakan jati diri adalah Facebook, Instagram, BBM
untuk menshare foto dirinya dengan perhiasan, dandanan, dan baju yang ketat,
mencolok dan banyak menimbulkan nafsu bagi lawan jenis. Seperti itulah penggunaan
teknologi yang dapat menyebabkan secara tidak langsung seseorang tersebut
melakukan tabarruj yang dilarang oleh agama Islam.
Bersolek itu sesungguhnya merupakan kebutuhan bagi seorang wanita, akan
tetapi tidak boleh berlebihan dan jangan dijadikan sebagai lat kepentingan tertentu,
menganggap lebih pintar dari suaminya dan hanya berfungsi sebagai kesibukan semata
baginya. Hal tersebut membuktikan atas kebodohan, kekurangan dan kedangkalan dari
cara berfikirnya.5Termasuk tabarruj juga jika berdandan atau bersolek dengan tidak
seperti biasanya. Misalnya menggunakn bedak tebal, eye shadow, lipstick, dengan
warna mencolok dan merangsang, dan lain sebagainya. Sebab tindakan-tindakan
tersebut merupakan tindakan tabarruj yang salah. Imam Bukhari menyatakan, bahwa
tabarruj adalah tindakan seorang wanita yang menampakan kecantikan kepada orang
lain. 6
4
Ibid.
5
Shihab.,123.
6
Kamil Muhammad Uwaidah, al-Jami’fi Fiqh AL Nisa’ (Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1996)437.
Sedangkan larangan tabarruj telah ditetapkan Allah SWT di dalam Surat al-
Ahzab ayat 33 dan Al-Nur ayat 60, Allah SWT berfirman :

Mafhum Muwafaqah ayat ini adalah larangan untuk wanita keluar rumah
sendirian dan memakai perhiasan dan bersolek dengan maksud ber tabarruj dan jika
wanita-wanita tua yang telah menoupose saja dilarang melakukan tabarruj, lebih-lebih
bagi wanita yang belum tua dan masih punya keinginan nikah. Termasuk tabarruj,
wanita yang memakai pakaian tipis yang menampakan warna kulitnya. Nilah sebab
yang menjadikan wanita telanjang.7
Telah banyak dijelaskan di dalam al-Qur‟an, dalam ayat-ayatNya serta hadis-
hadis shahih dari Nabi SAW, yang keduanya merupakan sumber hukum yang paling
pokok di dalam syari'at agama Islam. Di dalam ayat-ayat maupun hadis-hadis tersebut,
begitu banyak bertebaran dalil yang menjelaskan serta mengharamkan perbuatan
tabarruj disertai ancaman yang sangat keras bagi siapa saja yang melanggarnya, karena
di dalam tabarruj tersebut terkandung akibat dan kerusakan yang sangat fatal bagi
agama, masyarakat serta lingkungan.
Ancaman yang sangat keras bagi para wanita yang suka bersolek dengan di
ancam akan di masukkan ke dalam neraka dan diharamkan baginya untuk masuk surga.
Sebagaimana sabda Nabi adalah:
7
Abu Bakar Ibnu al-Arabiy, Ahkam Al-Qur’an (Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 487 H)419.
Dalam hadis ini terdapat peringatan yang sangat keras bagi para wanita yang
bertabarruj, atau bersolek, berdandan, dan memakai pakaian yang tipis menerawang,
dan juga peringatan yang keras bagi orang yang berbuat zalim pada orang lain, dengan
ancaman bagi siapa saja yang berbuat semacam itu tidak dimasukkan ke dalam surga.
Oleh karena itu kaum wanita apabila keluar rumah, hendaknya memakai pakaian dan
perhiasan sederhana dan berjalan secara wajar.8
Banyak hadits yang melarang setiap perbuatan yang bisa dikategorikan
tabarruj, adapun perbuatan-perbuatan yang di kategorikan sebagai tindakan tabarruj
yaitu:9
1. Menegenakan pakaian tipis dan pakaian ketat yang merangsang.
Wanita yang mengenakan pakaian tipis, atau memakai busana ketat dan
merangsang termasuk dalam kategori tabarruj. Nabi saw bersabda :
“Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang
sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni sekelompok orang yang
memiliki cambuk seperti seekor sapi yang digunakan untuk meyakiti umat
manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis
merangsang, berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti
punuk unta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya.
Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.” (HR. Imam
Muslim)
Dan juga sabda Rasul saw :

8
Aba Firdaus al-Halwani, Selamatkan Dirimu Dari Tabarruj, (Yogyakarta: al-Mahalli Press, 1995) 18.
9
Abdullah bin Jarullah, Masuliyatul Marah al- Muslimah (Jakarta, an-Nabhani, 2012)6.
“Betapa banyak wanita-wanta yang telanjang, berpakaian tipis merangsang,
dan berlenggak-lenggok. Mereka tidak akan masuk kedalam surga dan
mencium baunya.” (HR. Imam Bukhari)

Dari kedua hadits tersebut jelas dinyatakan bahwa yang menjadikan serorang
wanita telanjang adalah karena pakainnya dan disebut telanjang karena pakaian
tipis yang ia kenakan. Jika pakaiannya tipis maka ia bisa minyingkap dirinya, dan
ini haram hukumnya. Serta tidak akan masuk surga wanita yang melakukan hal
tersebut.
2. Mengenakan wewangian dihadapan laki-laki asing.
Didalam hadits lain, dituturkan bahwasanya Nabi saw bersabda :
“Siapapun wanita yang memakai wewangian kemudian melewati suatu kaum
agar mereka mencium baunya, berarti ia telah berzina.”(HR. Imam al-
Nasaaiy)
Imam Muslim juga menuturkan sebuah hadits dari Abu Hurairah ra,
bahwasannya nabi saw bersabda :

“Setiap wanita yang memakai wewangian, janganlah ia mengerjakan sholat


‘isya’ bersama kami.” (HR. Muslim)
Dua hadits diatas menjelaskan bahwa seorang wanita mukminat dilarang
keluar rumah atau berada diantara laki-laki dengan mengenakan wewangian yang
dominan. Adapun sifat wewangian bagi wanita mukminat adalah tidak kentara
baunya dan mencolok warnanya. Ketentuan semacam ini didasarkan pada sabdda
Rasulullah saw :
“ Ketahuilah parfum pria adalah yang tercium baunya, dan tidak terlihat
warnanya. Sedangkan parfum wanita adalah yang tampak warnanyadan
tidak tercium baunya.”(HR. Imam Ahmad dan Abu Dawud)
3. Berdandan menor dan berlebihan.
Berdandan atau bersolek degan tidak seperti biasanya atau berlebihan
adalah termasuk tabarruj. Misalnya memakai bedak tebal, eye shadow, lipstick
dg warna mencolok dan merangsang, dan lain sebagainya. Imam bukhari
menyatakan, bahwa “tabarruj adalah tindakan wanita yang menampakkan
kecantikannya kepada orang lain.”
Larangan tersebut juga teah disebutkan dalam al-Qur’an. Allah SWT
berfirman :
“Janganlah mereka memukul-mukulkan kakinya agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan.” (An-Nuur :31)
Ayat ini juga menunjukkan keharaman tabarruj. Sedangkan definisi
tabarruj adalah idzhaar al-ziinah wa al-mahaasin li al-ajaanib (menampakkan
perhiasan dan kecantikan kepada laki-laki yang bukan mahram).
Berdandan menor, baik dengan lipstick, bedak, eye shadow, dan lain
sebagainya dipandang merupakan tindakan tabarruj. Sebab semua tindakan ini
ditujukan untuk menampakkan kecantikan dirinya kepada orang yang bukan
mahram.
4. Membuka sebagian aurat.
Wanita yang mengenakan topi kepala tanpa berkerudung, mengenakan
celana tanpa mengenakan jilbab, memakai kerudung tetapi kalung dan anting-
antingnya tampak, dan sebagainya, termasuk dalam tabarruj. Dalil yang
menunjukkan hal ini adalah sabda Rasul saw:

“Ada dua golongan manusia, yang masuk nerak


……………………………….., dan wanita yang membuka auratnya dan
berpakaian tipis merangsang dan berlenggak-lenggok dan berlagak,
kepalanya digelung seperti punuk unta. Mereka tidak akan dapat masuk
surga dan mencium baunya………..”(HR. Imam Muslim)
5. Meliuk-liukkan tubuh, menggoyang-goyangkan kepala
Meliuk-liukkan dan mengoyang-goyangkan tubuh merupakan bagian dari
tabarruj meski tubuhnya terbungkus dengan pakaian, misalnya menari atau
berjalan berlenggok-lenggok dengan tujuan mencari perhatian terutama dari
lawan jenisnya.
Untuk kedua jenis perbuatan ini Nabi Saw bersabda:

‫ض ِرُب ْو َن هِبَا‬ ِ َ‫ان ِمن اَ ْه ِل النَّا ِر مَل اَرمُهَا َقوم معهُ ِسيا ٌط َكاَ ْذن‬
ْ َ‫اب َالبَق ِر ي‬ َ َ َ ُ ْ َ ْ ْ
ِ ‫عن اَيِب هريرَة رع قَ َال قَ َال رسو ُل‬
ِ ‫اهلل ص ِصْنَف‬
ُْ َ َْ َُِ ْ َ
‫ت الْ َمائِلَِة الَيَ ْد ُخْل َن اجْلَنََّة والَ جَيِ ْد َن ِرحْيَ َها‬ِ ‫ت رءوسه َّن َكاَسنِمِة البح‬
ُْ َ ْ
ِ ِ ‫ات‬ ‫ي‬‫ر‬ِ
ُ ُ ُْ ُ ٌ َ َ ٌ َ ْ ‫س َون َس ٌ َ ٌ َ َ ٌ مُم‬
‫ال‬‫ائ‬‫م‬ ‫ت‬ ‫ال‬‫ي‬ ‫ا‬‫ع‬ ‫ات‬ ‫ي‬‫اس‬ِ ‫ك‬
َ ‫آء‬ َ ‫النَّا‬
-‫مسلم‬- ‫َواِ َّن ِرحْيَ َها لَُي ْو َج ُد ِم ْن َم ِسْيَرِة َك َذا َو َك َذا‬

“Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah bersabda: Dua golongan


dari ahli neraka aku belum pernah melihatnya yaitu; orang-orang yang
membawa cambuk seperti ekor sapi mereka memukul manusia dengannya
dan perempuan yang memakai pakaian hampir telanjang dengan
mengoyang-goyangkan pinggulnya, berlenggok-lenggok kepalanya seperti
tengguk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan memperoleh
harumnya. Dan sesungguhnya harumnya surga dapat dicium dari jarak
sekian dan sekian (jarak yang sangat jauh).” (Hadits Shahih Riwayat
Muslim)
6. Menyambung rambut
Menyambung rambut dapat dilakukan dengan cara memasang sanggul
buatan atau memakai rambut palsu atau cara lainnya dengan tujuan menarik
perhatian juga termasuk tabarruj. Dan Allah mengingatkan perbuatan tersebut
dengan laknatnya. Laknat adalah menjauhkannya Allah dari kasih sayang
kepada seseorang. Hadits tersebut adalah:

(‫صلَةَ َو ْال َوا ِش َمةَ َو ْال ُم ْستَوْ ِش َمةَ )البخاري‬


ِ ْ‫صلَةَ َو ْال ُم ْستَو‬
ِ ‫ لَ َعنَ هللاُ ْال َوا‬:‫ع َْن اَبِي هُ َر ْي َرةَ رع ع َِن النَّبِ ِّي ص قَا َل‬

“Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi SAW bersabda: Allah telah melaknat wanita
yang memakai cemara (rambut palsu) dan wanita yang minta dipakaikan cemara
dan wanita yang mentato (mencacah) dan yang minta ditato.” (HSR Bukhori).

7. Tatto, mencabut rambut dahi, menjarangkan gigi


Membuat tatto, mencabut bulu dahi (termasuk bulu alis), dan
menjarangkan atau meratakan gigi yang semuanya bertujuan untuk
mempercantik diri dan sekaligus menarik perhatian yang lainnya terutama
lawan jenis. Perbuatan-perbuatan di atas termasuk tabarruj yang juga mendapat
laknat Allah SWT sebagaimana Nabi SAW bersabda dalam hadits:

...‫هللا‬ ْ ‫ت‬
ِ ‫خَل َق‬ ِ ‫ت ِل ْلحُ س ِْن ْال ُم َغي َِّرا‬
ِ ‫ت َو ْال ُم َت َف ِّل َجا‬ َ ‫ت َو ْال ُم َت َن ِّم‬
ِ ‫صا‬ ِ ‫ت َو ْال ُم ْس َتوْ ِش َما‬ ِ ‫هللا ْال َو‬
ِ ‫اش َما‬ ُ َ‫ َل َعن‬:‫هللا‬
ِ ‫ع َْن َع ْب ِد‬

“Dari Abdullah: ”Allah telah melaknat wanita yang minta ditato dan wanita
yang minta dicabut rambut dahinya dan yang menjarangkan giginya supaya
cantik...” (HSR Bukhori)
Sesungguhnya, perbutan-perbuatan yang terkategori tabarruj masih
banyak, tidak hanya tujuh perbuatan yang telah dijelaskan diatas. Masih banayk
perbuatan-perbuatan lain yang termasuk tabarruj. Yang jelas, setiap upaya
mengenakan perhiasan atau menampakkan perhiasan secara tidak wajar yang
akan mengundang pandangan laki-laki non mahram, termasuk tindakan
tabarruj.

Karena begitu bahayanya tabarruj, maka setiap muslimah berkewajiban untuk


berhati-hati dan menjahui tabarruj. Berpijak dari uraian di atas, dibutuhkan pemecahan
secara intensif terhadap kitab Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Abu Ja'far
Muhammad bin Jarir at-Thabari guna mengetahui pendapatnya tentang tabarruj.

“Didalam kitab Shohibu al-Lisan diceritan bahwa Ibnu Khuzaimah pernah


meminjam kitab “Tafsir Ibnu Jarir” kepada Ibnu khaluwiyah. Setelah setahun
membaca dan mempelajarinya, Ibnu Khuzaimah berkata: Setelah aku
membaca dari awal sampai akhirnya (Tafsir Ibnu Jarir), belum seorang pun
kutahu yang bisa menyayingi kecerdasan Ibnu Jarir”. Dari cerita ini dan
beberapa ungkapan para ulama diatas mengindikasikan betapa Ibnu Jarir
adalah seorang yang berilmu pengetahuan tinggi. Beliau tidak saja terkenal
dibidang sejarah islam, tapi lebih dari itu. Beliau sangat ahli dalam ilmu
tafsir sehingga diberi gelar mulia, Abu Tafsir. Hal ini juga lah yang
mendorong Dr. Muhammad Husain al-Dzahaby mengatakan: Tafsir al-
Thobary unggul dari dua segi jika dibandingkan dengan tafsir lain, yaitu
unggul dari segi zaman dan keilmuan.”
Sebagaimana judulnya, tafsir ini dinilai sebagai tafsir yang paling lengkap dan
populer dikalangan ulama dan pencari ilmu. Tak heran bila kitab ini dijadikan rujukan
para ahli tafsir yang mengedepankan nash maupun ahli tafsir Tafsir at-Thabari memuat
istinbath (pengambilan hukum), menyampaikan perbedaan pendapat yang ada di
kalangan ulama, dan memilih pendapat mana yang lebih kuat di antara pendapat-
pendapat itu dengan sisi pandang yang didasarkan kepada logika dan pembahasan nash
ilmiah yang teliti.
dari kitab tafsir at-Thabari yang mana menafsirkan kata tabarruj al-jahiliyah pada
surat al-Ahzab ayat 33.
Dan dia berkata (Wa Laa Tabarrajna Tabarruj al-Jahiliyah al-Ula) ialah
sesungguhnya tabarruj dalam pembahasan ini adalah berjalan lenggak-lenggok dan
melemaskan cara jalannya.10

Disebutkan dari ucapan lain tersebut: Basyar menceritakan kepada kami,


berkata: Yazid menceritakan kepada kami, berkata: Sa‘id menceritakan kepada kami,
dari Qatadah memaknai Wa Laa Tabarrjna Tabarrujal Jahiliyah al-Ula ialah: apabila
wanita ke luar rumah yang menampakkan kecantikannya dan berjalan lenggak-lenggok
diantara laki-laki. Inilah maksud dari tabarruj jahiliyah terdahulu yang sungguh Allah
melarang tabarruj jahiliah tersebut.11

Ya‘qub menceritakan kepadaku, berkata: aku mendengar Ibnu Najih berkata


dalam menafsirkan (Wa Laa Tabarrajna Tabarruj al-Jahiliyah al-Ula) ialah
melemaskan cara berjalan. Dan dikatakan sesungguhnya tabarruj adalah menampakkan
perhiasan, dan menunjukkan keindahan wanita dihadapan kaum laki-laki”.12

Dari penjelasan tafsir di atas, sangat ditekankan bahwa tabarruj merupakan hal
paling berbahaya bagi seorang wanita sebab harta paling berharga yang dimiliki wanita
adalah rasa malu dan harga diri. Jika wanita melepaskan pakaian malunya dan tidak
lagi menjaga harga diri serta kewanitaannya, dampaknya akan menimpa keluarga dan
masyarakat. Maka selayaknya keluarga dan masyarakat juga turut dalam menjaga nilai-
nilai ini pada diri wanita-wanitanya. Jika wanita tidak lagi mengenakan hijab

10
at-Thabari, Jami al-Bayan An Ta'wil ayi al-Qur'an.,4.
11
Ibid.,
12
at-Thabari, Jami al-Bayan An Ta'wil ayi al-Qur'an.,4.
sebagaimana yang telah ditentukan Islam, ditambah lagi dengan adanya pelanggaran
batas hubungan antar laki-laki dan wanita, maka kerusakanlah yang akan terjadi.
Terlebih karena syahwat manusia merupakan sesuatu yang berbahaya jika tidak ada
dikendalikan.
Dari penjelasaan di atas dapat disimpulkan bahwa, sekarang ini pemandangan
wanita tabarruj menjadi biasa, termasuk di negeri-negeri muslim. Dunia intertainmen
memiliki peran besar dalam mensosialisasikan budaya tabarruj yang serta merta ditiru
oleh wanita-wanita muslim. Bahkan oleh sebagian kalangan gaya hidup ini dianggap
memiliki nilai plus. Dalam pandangan mereka wanita tabarruj lebih modern dan lebih
nge-tren ketimbang mereka yang menutup auratnya dengan rapi. Ikhtilath juga juga
tidak bisa dipisahkan dari budaya mereka yang kini menjadi budaya kaum Muslimin.
Seorang pemuda laki-laki akan dipandang aneh jika tidak memiliki teman-teman
wanita dan tidak bergaul dengan mereka. Lebih jauh lagi, pergaulan bebas telah
menjadi gaya hidup para pemuda dan pemudi, anak-anak muslim. Di antara penyebab
orang melakukan hal ini adalah karena ketidak-tahuan mereka terhadap ajaran Islam
atau karena ikut-ikutan terhadap gaya penampilan wanita-wanita barat. Jika keadan ini
berjalan terus menerus, maka tabarruj akan memberikan dampak negatif di antaranya
yaitu:
1. Tabarruj dapat mengubah kecenderungan kaum Muslim dari kecenderungan untuk
senantiasa menjaga dan menahan pandangan menjadi kecenderungan untuk
memuja hawa nafsu dan hasrat seksual.  Akibatnya, laki-laki dan wanita mulai
berlomba-lomba untuk menarik lawan jenisnya, dengan mengenakan pakaian dan
perhiasan yang dapat memberi pengaruh antara satu dengan lainnya. Mereka juga
menyibukkan diri dengan urusan mempercantik diri dan menarik perhatian maupun
memikat lawan jenisnya.  Sehingga, banyak orang terjatuh pada hubungan-
hubungan lawan jenis yang dilarang oleh syariat Islam, misalnya, pacaran,
berkhalwat, perselingkuhan, perzinaan, dan sejenisnya.
2. Tabarruj bisa mengubah paradigma hubungan laki-laki dan wanita di dalam Islam;
yaitu, hubungan yang didasarkan pada prinsip ketakwaan menjadi hubungan yang
didasarkan pada pemenuhan daya tarik fisik maupun kebutuhan biologis semata.
3. Tabarruj juga akan melemahkan kaum Muslim dari upaya-upaya untuk
mendekatkan diri kepada Allah, atau perjuangan untuk menegakkan kalimat Allah
swt.  Dengan kata lain, tabarruj akan melemahkan semangat kaum Muslim untuk
menegakkan hukum-hukum Allah, serta upaya untuk mendakwahkan Islam baik
dengan propaganda maupun jihad.

DAFTAR PUSTAKA

Aba Firdaus al-Halwani.(1995). Selamatkan Dirimu Dari Tabarruj. Yogyakarta: al-


Mahalli Press.

Abu Bakar Ibnu al-Arabiy.( 487 H). Ahkam Al-Qur’an .Beirut Dar al-Kutub al-

Ilmiyah.

Abdullah bin Jarullah.( 2012). Masuliyatul Marah al- Muslimah. Jakarta: an-Nabhani.

at-Thabari, Jami al-Bayan An Ta'wil ayi al-Qur'an.

Kamil Muhammad Uwaidah.( 1996). al-Jami’fi Fiqh AL Nisa’. BeirutDar al-Kutub al-
Ilmiyah.
Muhammad Quraish Shihab. (1998). Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai