IMUNOSEROLOGI
“MACAM REAKSI IMUNOSEROLOGI AGLUTINASI ”
Disusun Oleh :
SIDOARJO
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan tepat waktu. Selama pengerjaan makalah ini, kami mencurahkan
pikiran, kemampuan, dan pengalaman sebaik mungkin guna terwujudnya makalah
yang baik. Tidak lupa penulisan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan tidak luput dari
kesalahan, kelalaian dan kekurangan, sehingga dapat diterima bila ada kritik dan
saran dari para pembaca agar penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam pembuatan makalah yang berikutnya.
Regita Presilia
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Imun.................................................................................................3
2.2 Fungsi Imun.......................................................................................................3
2.3 Macam-macam Pemeriksaan Imunoserologi dengan Reaksi Aglutinasi.............4
BAB III..............................................................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................6
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Fungsi pertahanan menyangkut pertahanan terhadap antigen dari luar tubuh
seperti invasi mikroorganisme dan parasit kedalam tubuh. Ada dua
kemungkinan yang terjadi dari hasil perlawanan antara dua fihak yang
berhadapan tersebut, yaitu tubuh dapat bebas dari akibat yang merugikan atau
sebaliknya, apabila fihak penyerang yang lebih kuat (mendapat kemenangan),
maka tubuh akan menderita sakit.
b. Homeostasis
Fungsi homeostasis, memenuhi persyaratan umum dari semua organisma
multiseluler yang menghendaki selalu terjadinya bentuk uniform dari 12 setiap
jenis sel tubuh. Dalam usaha memperoleh keseimbangan tersebut, terjadilah
proses degradasi dan katabolisme yang bersifat normal agar unsure seluler
yang telah rusak dapat dibersihkan dari tubuh. Sebagai contoh misalnya dalam
proses pembersihan eritrosit dan leukosit yang telah habis masa hidupnya.
c. Perondaan
Fungsi perondaan menyangkut perondaan diseluruh bagian tubuh terutama
ditujukan untuk memantau pengenalan terhadap sel-sel yang berubah menjadi
abnormal melalui proses mutasi. Perubahan sel tersebut dapat terjadi spontan
atau dapat diinduksi oleh zat-zat kimia tertentu, radiasi atau infeksi virus.
Fungsi perondaan (surveillance) dari sistem imun bertugas untuk selalu
waspada dan mengenal adanya perubahabperubahan dan selanjutnya secara
cepat membuang konfigurasi yang baru timbul pada permukaan sel yang
abnormal.
4
Antigen yang digunakan adalah antigen yang dalam bentuk aslinya berupa
partikel, misalnya suspensi bakteri.
b. Aglutinasi pasif (Indirect agglutination)
Antigen dilekatkan pada suatu pembawa (carrier) berupa partikel (partikel
inert), seperti: latex, gelatin, silikat, dan lain-lain agar hasil reaksi dapat terlihat
dengan mata.
Contoh reaksi aglutinasi :
1. Uji Comb
Uji ini digunakan untuk membedakan ada tidaknya antibody dalam serum. Test
Comb dibedakan menjadi dua :
a) Indirect combs test (tidak langsung): untuk mencegah terjadinya ketidak
cocokan golongan darah dalam tranfusi.
b) Direct combs test (langsung): untuk mendiagnosis auto imun hemolitic
anemia.
2. Test Widal
Untuk mendiagnosis penyakit typhus yang disebabkan oleh kuman Salmonella
thyposa.
3. Uji Kehamilan
Untuk mengetahui adanya hormon HCG yang diproduksi oleh trophoblast
janin. Terdapat 2 metode yaitu :
a) Metode biologi
b) Metode Imunologi
Metode aglutinasi direct : menggunakan satu reagen anti HCG lateks.
Metode aglutinasi indirect : menggunakan dua reagen anti HCG.
4. Uji ASO / ASTO
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah partikel lateks yang dilapisi Streptolisin O
akan teraglutinasi ketika dicampurkan dengan sampel yang mengandung ASO.
Hasil dinyatakan positif jika terbentuk aglutinasi selama dua menit. Aglutinasi
mengindikasi tingkat ASO dalam sampel lebih dari atau sama dengan 200
IU/ml sedangkan tidak adanya aglutinasi mengindikasi tingkat ASO dalam
sampel kurang dari 200 IU/ml (Davidson and Henry, 1969).
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aglutinasi adalah salah satu cara dimana antibodi menandai antigen untuk
dihancurkan. Antibodi memiliki setidaknya dua lokasi dimana antigen dapat
mengikat, sehingga mereka mampu mengikat dengan lebih dari satu bakteri atau
virus. Ketika ini terjadi, partikel menyerang mulai menggumpalkan, atau
membentuk gumpalan, melalui jaringan antibodi. Gumpalan akhirnya menjadi
terlalu besar untuk tetap dalam larutan dalam aliran darah, dan mengendap dari
larutan.
Reaksi aglutinasi adalah reaksi antara anttigen yang tidak larut dengan
antibodi yang larut. Dapat juga antigen yang bereaksi adalah antigen larut, tetapi
diikat oleh suatu pembawa (carrier) yang tidak larut, misalnya sel darah merah,
butiran latex, dll.
6
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K. and Lichtman, A.H. 2007. Cellular and Molecular Immunology.
6th ed. WB Saunders Company Saunders, Philadelphia
Roitt. 1997. Pokok Pokok Ilmu Kekebalan.
Fried, G.H & Fried, G.J., 2006. Schaum’s Outlines Biologi, edisi kedua.
Jakarta: Penerbit Erlangga. ( Diakses pada 25 september 2018 )
7
1