Anda di halaman 1dari 10

FARMAKOLOGI I

Hari / Tanggal : Selasa, 17 November 2020


Waktu : 13.00 -15.30
Pertemuan : ke-4
Materi : Distribusi, Metabolisme, Ekskresi
Media : Group Whatsapp

Diskusi

QUESTION ANSWER

Ibuk apt. Yasinda Oktariza M.S.Farm Mahasiswa

Hari ini kita semi presentasi. Tiap-tiap kelompok Baik bu


sudah membuat bahasan materi terkait topik
Distribusi, Metabolisme, Ekskresi. Silakan masing-
masing dari kalian membaca dan mendengarkan
presentasi dari teman-temannya di setiap topik, dan
dicatat bagian bagian pentingnya. dibuat resumenya
tulis tangan ya. Silakan disimak dulu slide
presentasinya hingga pukul 14.30. Setelah itu kita
diskusi dari pukul 14.30-15.30 . Aturannya sama
seperti diskusi patofisiologi.

https://drive.google.com/drive/folders/15rC6sjR6Q
ZmtzwbTWwx3HJVoQoejLEEq?usp=sharing

Presentasinya bisa didownload di link atas 👆

Disiapkan pertanyaannya, bagi penanya sebutkan


NAMA dan NIM, lalu sebutkan TUJUAN
pertanyaan untuk kelompok Dis/Met/Eks.

13.00 13.00

Ibuk apt. Yasinda Oktariza M.S.Farm

Mari kita buka sesi diskusinya. Jika ada pertanyaan, silakan bagi penanya sebutkan NAMA dan
NIM, lalu sebutkan TUJUAN pertanyaan untuk kelompok Dis/Met/Eks

14.30
Qory Nabilah Habib (190205019) Guswandi Rahmat (190205012)

Nama : Qory Nabilah Habib Pemberian obat intravena melewati batas


Nim : 190205019 pemberian maximum maka akan
Tujuan pertanyaan : kelompok distribusi berkontraindikasi pada orang dengan
infeksi aktif di tempat suntikan, dan mereka
Pertanyaan : dengan masalah trombositopenia atau
Pada slide rute umum pemberian obat pembekuan. Juga tidak dianjurkan pada
secara intravena dijelaskan bahwa penyerapan orang yang menderita syok hipovolemik,
seketika dan lengkap, ketersediaan hayati 100% miopati, atau atrofi otot, karena dapat
berpotensi lebih berbahaya, bisa dijelaskan kenapa mempengaruhi penyerapan obat.Dosis akan
berpotensi lebih berbahaya? disesuaikan oleh dokter sesuai kondisi
pasien. Suntikan hanya diberikan oleh
Terimakasih dokter atau petugas medis di bawah
pengawasan dokter.

14.36 15.17

Dwi Mayang Fitriani (190205009) Tania Afrianda (190205007)

Assalamu'alaikum,saya Dwi Mayang Fitriani Waalaikumsalam saya Tania Afrianda


(190205009) ingin bertanya. Tujuan distribusi. (190205007) dari kelompok 1 akan
menjawab pertanyaan Dwi Mayang Fitriani
Mengapa sistem kimiawi obat dapat mempengaruhi Jawabannya Ketika sinyal kimia semacam
kemampuannya untuk menyeberang ke membran itu berikatan dengan reseptor, mereka
sel? menyebabkan beberapa bentuk respons
seluler/jaringan, misalnya perubahan
aktivitas listrik sel. Reseptor dapat terikat
pada membran sel, sitoplasma, atau
nukleus, yang masing-masing hanya dapat
dilekati oleh jenis molekul sinyal tertentu.
Molekul pemberi sinyal yang melekat pada
suatu reseptor disebut ligan, yang dapat
berupa suatu peptida atau molekul kecil lain
seperti neurotransmiter, hormon, obat, atau
toksin.Setiap reseptor dihubungkan dengan
jalur biokimia seluler spesifik. Sementara
banyak reseptor ditemukan di sebagian
besar sel, masing-masing reseptor hanya
akan mengikat dengan ligan struktur
tertentu, seperti halnya kunci hanya akan
menerima kunci berbentuk khusus. Ketika
ligan berikatan dengan reseptornya, ia
mengaktifkan atau menghambat jalur
biokimia yang terkait reseptor.

14.36 15.12
Poppy Wahyu Permata Sari (190205063) Trisiwi Suci Sari (190205001)

Assalamualaikum, saya Poppy wahyu permata sari waalaikumsalam .saya trisiwi suci sari
(190205063) tujuan bertanya kepada kelompok (190205001) dari kel 1 izin menjawab
1distribusi, Apakah pada saat obat masih pada tahap pertanyaan daro popy kel 3
distribusi jika pasien memiliki alergi pada suatu obat Jabawannya : tidak karena jika seorang
akan langsung menimbulkan reaksi walapun obat mengalami alergi pada obat akan kelihatan
masih pada tahap distribusi dalam tubuh ?. setelah 1 atau beberapa jam setelah
Terimakasih penggunaan obat Pelepasan histamin saat
mengalami alergi obat akan memunculkan
beragam gejala

14.37 15.11

Kinanti Bahy Khairiah Nim (190205002) Dea Cahyani Putri (190205003)

Assalamu'alaikum saya Kinanti Bahy Khairiah Nim Waalaikumsalam


(190205002) ingin bertanya kepada kelompok Saya Dea Cahyani Putri (190205003) dari
metabolisme kempok 2 akan menjawab pertanyaan
Kinanti Bahy khairiah
Apa efek yang akan dirasakan oleh tubuh jika Jawabannya : antigen yang masuk ini
molekul asing berhasil menghindari penjaga gerbang disebut alergen dan bisa menimbulkan
dan diserap oleh tubuh? gejala seperti bengkak, mata berair, pilek
alergi, bahkan bisa menimbulkan reaksi
alergi hebat yang mengancam jiwa yang
disebut anafilaksis. Berbagai macam reaksi
alergi yang ditimbulkan antara lain adalah
asma, eksim, pilek alergi, batuk alergi,
alergi makanan, alergi obat dan alergi
terhadap toksin. efek yg dirasain tubuh itu
tubuh akan memberi perlawanan dri dalam
seperti reaksi alergi, mual, muntah

14.37 15.15

Tezi Alvandi Anwar (190205020) Marscha Salsabila(190205006)

Nama: tezi alvandi anwar Saya Marscha Salsabila(190205006) akan


Nim:190205020 menjawab pertanyaan Tezi
Tujuan pertanyaan :kelompok eksresi Jawabannya : Semua obat pada umumnya
Pertanyaan: dapat di eksresi kan lewat tubuh. Bisa
Apa yang terjadi ketika obat tidak dapat melalui urin, keringat, feses, dan air liur.
diekskresikan? Jika obat tidak dapat di eksresi kan maka
Terimakasih akan menyebabkan terganggu nya fungsi
ginjal yang merupakan peranan fungsi
utama dari ginjal tersebut yang jika semakin
lama tidak di keluarkan maka akan
menyebab kan toxic dan gangguan
pencernaan.

14.37 15.00

Nurul Fatimah (190205017) Kinanti Bahy Khairiah (190205002)

Assalamualaikum Pada kasus anestesi intrave-nous thiopental,


Nama : nurul fatimah obat yang larut dalam lemak. Karena aliran
Nim : 190205017 darah ke otak tinggi dan thiopental dengan
Tujuan pertanyaan : Kel. distribusi mudah melewati BBB, thiopental mencapai
konsentrasi maksimalnya di otak dengan
Pertanyaan : cepat setelah injeksi intravena(onset of
Pada slide ke 17 terdapat gambar redistribusi obat. action). Selanjutnya, konsentrasi plasma
bisalah teman teman menjelaskan cara membaca dan otak menurun saat thiopental
kurva pada gambar tersebut? didistribusikan kembali ke jaringan lain,
seperti otot dan, akhirnya, jaringan adiposa.
Redistribusi ini adalah mekanisme
penghentian anestesi thiopental karena
pembersihannya agak lambat (eliminasi
waktu paruh setelah dosis tunggal adalah 3-
8 jam). Konsentrasi obat di otak mengikuti
plasma karena hanya ada sedikit pengikatan
obat ke bagian otak. Jadi, onset dan
penghentian anestesi thiopental relatif
cepat, dan keduanya berhubungan langsung
dengan konsentrasi obat di otak.

14.37

Afiffatur Rofiannisa (190205046) Alfina Agustina (190205005)

Assalamualaikum wr.wb Waalaikumsalam wr wb. Saya Alfina


Nama : Afiffatur Rofiannisa Agustina (190205005) akan menjawab
NIM : 190205046 pertanyaan dari Afiffatur Rofiannisa.
tujuan pertanyaan : kelompok distribusi Jawabannya Karena ketika diberikan secara
intravena, obat dikirimkan langsung ke
Mengapa pada pemberian obat dengan rute intravena aliran darah dan cenderung berlaku lebih
menjadikan distribusi obat secara cepat ? cepat daripada ketika diberikan oleh rute
Terimakasih lain. Akibatnya, praktisi kesehatan terus
memantau orang yang menerima suntikan
intravena untuk tanda-tanda bahwa obat ini
bekerja atau menyebabkan efek samping
yang tidak diinginkan. Juga, efek dari obat
yang diberikan oleh rute ini cenderung
bertahan untuk waktu yang lebih singkat.
Oleh karena itu, beberapa obat harus
diberikan melalui infus terus menerus untuk
menjaga efeknya konstan.

15.00

Ibuk apt. Yasinda Oktariza M.S.Farm

tambahan: ini sangat jelas yaa,, obat yang


diberikan melalui IV tidak melewati proses
absorpsi dan langsung masuk ke aliran
darah sehingga proses distribusinya akan
berlangsung lebih cepat sehingga
memberikan efek yg lebih cepat. Makanya
untuk keadaan emergensi sebagian besar
pengobatan diberikan melalui IV

14.45 15.01

Ibuk apt. Yasinda Oktariza M.S.Farm Afififah


Prodrug adalah obat atau senyawa yang,
ada yg pernah dengar istilah PRODRUG? Coba setelah pemberian , dimetabolisme (yaitu,
jelaskan apa itu PRODRUG? apa bedanya dengan diubah di dalam tubuh) menjadi obat yang
obat lainnya dan apa contohnya? aktif secara farmakologis

Mayang
Prodrug adalah obat atau senyawa yang,
setelah pemberian, dimetabolisme (yaitu,
diubah di dalam tubuh) menjadi obat yang
aktif secara farmakologis. Alih-alih
memberikan obat secara langsung, prodrug
yang sesuai dapat digunakan untuk
meningkatkan cara obat diserap,
didistribusikan, dimetabolisme, dan
diekskresikan (ADME).Prodrug harus
mengalami konversi kimiawi melalui
proses metabolisme sebelum menjadi agen
farmakologis aktif. Misalnya, sulfasalazine
adalah obat penghasil. Itu tidak aktif dalam
bentuknya yang diserap.

Poppy
Prodrug adalah obat yang tidak aktif secara
farmakologis yang harus dikonversi
menjadi bentuk aktif melalui reaksi kimia,
seperti hidrolisis atau fosforilasi. Hal ini
berbeda dengan obat biasa (drug), yang
sudah aktif semenjak pertama kali masuk
tubuh.

Dea
Prodrug adalah molekul yang tidak aktif
secara farmakologi yang membutuhkan
transformasi enzimatik dan atau kimia
untuk melepaskan senyawa bentuk aktif
dalam tubuh sebelum memberikan efek
terapi.

Qory
Prodrug merupakan molekul yang tidak
aktif secara farmakologi yang
membutuhkan transformasi enzimatik dan
atau kimia untuk melepaskan senyawa
bentuk aktif dalam tubuh sebelum
memberikan efek terapi . Prodrug dapat
digunakan untuk meningkatkan seberapa
selektif obat tersebut berinteraksi dengan
sel atau proses yang bukan target yang
dimaksudkan. Hal ini mengurangi efek
samping atau tidak diinginkan dari suatu
obat, terutama penting dalam perawatan
seperti kemoterapi , yang dapat memiliki
efek samping yang tidak diinginkan dan
tidak diinginkan yang parah

Tezi
prodrug adalah obat atau senyawa yang,
setelah pemberian, dimetabolisme menjadi
obat aktif secara farmakologis. Prodrug tak
aktif adalah obat yang tidak aktif secara
farmakologis yang dimetabolisme menjadi
bentuk aktif di dalam tubuh.

Nurul
Prodrug adalah obat yang tidak aktif secara
farmakologis yang harus dikonversi
menjadi bentuk aktif melalui reaksi kimia,
seperti hidrolisis atau fosforilasi. Hal ini
berbeda dengan obat biasa (drug), yang
sudah aktif semenjak pertama kali masuk
tubuh. contoh obat : pantoprazole

Zulfrida
Prodrug adalah suatu senyawa farmakologi
(obat) yang diberikan dalam bentuk tidak
aktif .Pada saat diberikan, produk
dimetabolisme secara invivo menjadi
metabolit aktif, melalui prosesbioaktivasi.

Windy
Prodrugs sering dirancang untuk
meningkatkan ketersediaan hayati ketika
obat itu sendiri diserap dengan buruk
dari saluran gastrointestinal . Prodrug dapat
digunakan untuk meningkatkan seberapa
selektif obat tersebut berinteraksi dengan
sel atau proses yang bukan target yang
dimaksudkan. Hal ini mengurangi efek
samping atau tidak diinginkan dari suatu
obat, terutama penting dalam perawatan
seperti kemoterapi , yang dapat memiliki
efek samping yang tidak diinginkan dan
tidak diinginkan yang parah.
Ex: chloramphenicol

Ibuk apt. Yasinda Oktariza M.S.Farm Mahasiswa

iyaa,, jadi ada beberapa obat yang memang diberikan Baik bu


dalam bentuk tidak aktifnya untuk menghindari tidak
munculnya efek terapeutik yang disebabkan oleh
berbagai hal. Misalnya saja LEVODOPA. yang
sebelumnya pernah kita belajar yaa.. sebenarnya
senyawa yg diharapkan adalah dopamin yg biasanya
diberikan pada pasien parkinson. Namun, karena
dopamin tidak dapat menembus sawar darah otak,
maka dibuatlah dalam bentuk prodrugnya yaitu L-
DOPA yang merupakan prekursor dopamin sehingga
dapat menembus Blood brain barrier (BBB).

Ini beberapa poin penting tambahan yang harus


kalian pahami yaa.. tolong dibaca dan dipelajari.
Kalau tidak paham, bisa bertanya ke saya.

2. Distribusi
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi
berada dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh.
Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah,
afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan,
dan efek pengikatan dengan protein.
Ketika obat di distribusi di dalam plasma,
kebanyakan berikatan dengan protein
(terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang
berbeda-beda. Obat-Obat yang lebih besar dari 80%
berikatan dengan protein dikenal sebagai obat-obat
yang berikatan tinggi dengan protein. Salah satu
contoh obat yang berikatan tinggi dengan protein
adalah diazepam (Valium): yaitu 98% berikatan
dengan protein. Aspirin 49% berikatan dengan
protein clan termasuk obat yang berikatan sedang
dengan protein. Bagian obat yang berikatan bersifat
inaktif, dan bagian obat selebihnya yang tidak
berikatan dapat bekerja bebas. Hanya obat-obat
yang bebas atau yang tidak berikatan dengan
protein yang bersifat aktif dan dapat
menimbulkan respons farmakologik. Dengan
menurunnya kadar obat bebas dalam jaringan, maka
lebih banyak obat yang berada dalam ikatan
dibebaskan dari ikatannya dengan protein untuk
menjaga keseimbangan dari obat yang dalam bentuk
bebas.

Jika ada dua obat yang berikatan tinggi dengan


protein diberikan bersama-sama maka terjadi
persaingan untuk mendapatkan tempat pengikatan
dengan protein, sehingga lebih banyak obat bebas
yang dilepaskan ke dalam sirkulasi. Demikian pula,
kadar protein yang rendah menurunkan jumlah
tempat pengikatan dengan protein, sehingga
meningkatkan jumlah obat bebas dalam plasma.
Dengan demikian dalam hal ini dapat terjadi
kelebihan dosis sehingga dapat meningkatkan risiko
efek toksik, karena dosis obat yang diresepkan
dibuat berdasarkan persentase di mana obat itu
berikatan dengan protein.

Dengan demikian penting sekali untuk memeriksa


persentase pengikatan dengan protein dari semua
obat-obat yang diberikan kepada klien untuk
menghindari kemungkinan toksisitas obat. Seorang
perawat juga harus memeriksa kadar protein plasma
dan albumin plasma klien karena penurunan protein
(albumin) plasma akan menurunkan tempat
pengikatan dengan protein, sehingga memungkinkan
lebih banyak obat bebas dalam sirkulasi. Selanjutnya
tergantung dari obat (obat-obat) yang diberikan,
banyaknya obat atau obat-obatan berada dalam
sirkulasi dapat mengancam nyawa.
Abses, eksudat, kelenjar dan tumor juga
mengganggu distribusi obat. Antibiotika tidak dapat
didistribusi dengan baik pada tempat abses dan
eksudat. Selain itu, beberapa obat dapat menumpuk
dalam jaringan tertentu, seperti lemak, tulang, hati,
mata, dan otot.

3. Metabolisme atau Biotransformasi


Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme.
Kebanyakan obat di-inaktifkan oleh enzim-enzim
hati dan kemudian diubah atau ditransformasikan
oleh enzim-enzim hati menjadi metabolit inaktif atau
zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Ada
beberapa obat ditransformasikan menjadi metabolit
aktif, sehingga menyebabkan peningkatan respons
farmakologik. Penyakit-penyakit hati, seperti sirosis
dan hepatitis, mempengaruhi metabolisms obat.

Waktu paruh, dilambangkan dengan t½, dari suatu


obat adalah waktu yang dibutuhkan oleh separuh
konsentrasi obat untuk dieliminasi. Metabolisme dan
eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat,
contohnya, pada kelainan fungsi hati atau ginjal,
waktu paruh obat menjadi lebih panjang dan lebih
sedikit obat dimetabolisasi dan dieliminasi. Jika
suatu obat diberikan terus menerus, maka dapat
terjadi penumpukan obat.

Suatu obat akan melalui beberapa kali waktu paruh


sebelum lebih dari 90% obat itu
dieliminasi. Jika seorang klien mendapat 650 mg
(miligram) aspirin dan waktu paruhnya adalah 3 jam,
maka dibutuhkan 3 jam untuk waktu paruh pertama
untuk mengeliminasi 325 mg, dan waktu paruh
kedua (atau 6 jam) untuk mengeliminasi 162 mg
berikutnya, dan seterusnya, sampai pada waktu
paruh keenam (atau 18 jam) di mana tinggal 10 mg
aspirin terdapat dalam tubuh. Waktu paruh selama 4-
8 jam dianggap singkat, dan 24 jam atau lebih
dianggap panjang. Jika suatu obat memiliki waktu
paruh yang panjang (seperti digoksin, yaitu selama
36 jam), maka diperlukan beberapa hari agar tubuh
dapat mengeliminasi obat tersebut seluruhnya.
Waktu paruh obat juga dibicarakan dalam bagian
mengenai farmakodinamik, karena proses
farmakodinamik berkaitan dengan kerja obat.

4. Ekskresi atau Eliminasi


Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal,
rute-rute lain meliputi empedu, feses, paru-paru,
saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang
tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat
yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal. Obat-obat
yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi
oleh ginjal. Sekali obat dilepaskan ikatannya dengan
protein, maka obat menjadi bebas dan akhirnya akan
diekskresikan melalui urin. Faktor lain yang
memengaruhi ekskresi obat adalah pH urin, yang
bervariasi dari 4,5 sampai 8. Urin yang bersifat asam
akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat
basa lemah. Aspirin, suatu asam lemah, dieksresi
dengan cepat dalam urin yang basa. Jika seseorang
meminum aspirin dalam dosis berlebih, natrium
bikarbonat dapat diberikan untuk mengubah pH urin
menjadi basa. Juice cranberry dalam jumlah yang
banyak dapat menurunkan pH urin, sehingga
terbentuk urin yang bersifat asam.

15.26 15.27

Ibuk apt. Yasinda Oktariza M.S.Farm Mahasiswa

Karena waktu kita sudah habis, maka PR bagi Baik buk. Terimakasih buk
kelompok distribusi ya. Tetap dicari jawabannya dan Waalaikumsalam buk.
disampaikan kepada penanya sehingga bisa di catat
pada notulen diskusi hr ini. Ketua kelasnya, Nurul,
tolong dibuatkan notulen diskusi hari ini seperti
biasa ya. poin poin penting tadi di copy paste juga ke
notulen diskusinya.

Sekian dulu kuliah kita hari ini. Jumpa lagi minggu


depan. Assalamualaikum wr wb

15.34 15.34

Anda mungkin juga menyukai