Anda di halaman 1dari 6

1. Dr. Emi Nurjasmi, M.

Kes (Ketua umum PP IBI)


SITUASI PELAYANAN KEBIDANAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
Pelayanan kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi,
dan atau rujukan. Tempat praktik mandiri bidan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Bidan lulusan Pendidikan profesi untuk memberikan pelayanan langsung
kepada klien. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotive, preventif, kuratif, dan
rehabilitative yang pelayanannya dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Tugas dan wewenang bidan :
- Pelayanan kesehatan ibu
- Pelayanan kesehatan anak
- Pelayanana kesehatan reproduksi perempuan dan KB
- Pelaksanaan tugas berdasarkanpelimpahan wewenang
- Pelaksaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

Dimana tugas dan wewenang tersebut dilakukan di tempat praktik mandiri bidan atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Pelayanan tersebut harus dilakukan sesuai dengan kompetensi
dan kewenangan serta mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional.

Peran bidan dalam pelayanan KIA dan KB dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
maupun di praktik mandiri bidan. Pada saat ini, perawatan ANC 97% sudah dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan dan hanya 3% yang tidak melakukan ANC. Dari 97% tersebut, 82,4% ANC
dilakukan oleh bidan sedangkan dari 82,4% tersebut 41% dilakukan di praktik mandiri bidan.
Maka dapat kita lihat bahwa kontribusi bidan cukup besar dan kita harus mendukung bidan
praktik mandiri untuk selalu melakukan monitoring dan evaluasi.

Proporsi persalinan dengan kulaifikasi tertinggi pada perempuan umur 10-54 tahun berdasarkan
riskesdas 2018 yaitu di dapatkan bahwa 6,2% persalinan di tolong oleh dukun, 0,3% ditolong
oleh perawat, 28,9% ditolong oleh dokter kandungan, 1,2% ditolong oleh dokter umum, 0,7%
tidak ada penolong, dan 62,3 ditolong oleh bidan.

Sedangkan proporsi tempat persalinan pada perempuan umur 10-54 tahun pada 2018 yaitu
sebanyak 4% di poskesdes /polindes, 16% di rumah, 15% di rumah sakit pemerintah, 18% di RS
swasta, 5% di klinik , 12% di puskesmas, dan 29% di Praktik mandiri bidan.

Pelayanan bayi baru lahir KN 1 = 6-48 jam setelah lahir, terdapat 51% diberikan pelayanan oleh
bidan pemantauan tk imunisasi dan kie terhadap ortu.

Pelayanan KB di faskes pemerintah lebih dari 55 di puskes, rs 18 pada realita di puskesmas boleh
dikayan 9999 tidak idlakukan oleh bidan di lapangan juga tidak. 55,9 persen dilakukan di pmb sa

Tempat praktik mandiri bidan sejumlah 36.996 dengan yang sudah menyandang bidan delima
sejumlah 18.885. sebagian besar tempat PMB masih melayani dengan berbagai ketentuan.
Sebgian TPMB ada yang di tutup dengan bebagai kendala yaitu sekitar 793. Dan sedangkan bidan
yang berdampak covid-19 berjumlah 574.

Peran praktik mandiri bidan :

- Menyediakan tempat praktik terstandar


- Memberikan pelayanan KIA, KB, & KESPRO sesuai standar dan ketentuan yang berlaku
- Melakukan skrinning faktor resiko dan merujuk sesuai ketentuan yang berlaku
- Mencatat data pasien dan pelaynan yang diberikan serta melaporkan ke puskesmas/BKKBN
setiap bulan
- Mencatat asuhan yang lengkap sebagai bukti pelayanan professional
- Memberikan penyuluhan KIA & KB
- Memfasilitasi kelas bumil dan ibu balita
- Melakukan kunjungan rumah jika diperlukan

Dampak covid-19 terhadap pelayanan KB yaitu terjadi penurunan penggunaan KB sekitar 30% maka
dapat kita simpulkan bahwa pendemi covid-19 sangat mempengaruhi pelayanan KIA &KB.

Dampak pandemic covid-19 terhadap upaya penurunan AKI & AKB :

- Berkurarangnya ketersediaan layanan KIA dan KB


- Berkurangnya akses terhadap layanan KIA dan KB
- Berkurangnya pelayanan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan komprehensif
- Meningkatnya resiko infeksi pada tenaga kesehatan

Pada saat wabah ebola di Afrika barat (2014-2016). Penggunaan layanan kesehatan ibu dan
kesehatan reproduksi sangat menurun sehingga kematian ibu dan bayi baru lahir yang secara
tidak langsung disebabkan oleh pandemic lebih banyak daripda kematian yang langsung
disebabkan oleh infeksi ebola itu sendiri. Sebuah studi yang didukung oleh program healty policy
memperkirakan peningkatan angka kematian ibu dan bayi baru lahir secara total di india,
Indonesia, Nigeria, dan Pakistan sampai 31% bila gangguan layanan KIA tidak tertangani dengan
efektif.

Rekomendasi pelayanan KIA dan KB pada praktik mandiri bidan selama masa pandemic covid-19:

- Menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir untuk pengu jung
- Pastikan semua peralatan dan perlengkapan sudah di desinfeksi
- Semua pelayanan dilakukan dengan membuat janji terlebih dahulu melalui telephone/wa
- Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar termasuk informasi yang berkiatan dengan
kewaspadaan penularan covid-19. Jika diperlukan bidan dapat berkoordinasi dengan
kades/lurah setempat untuk informasi tentang sttaus ibu apakah termasuk dalam isolasi
mandiri ODP/PDP/Covid+
- Bidan harus menerapkan pencegahan covid-19. Cucui tangan pakai sabun dengan air
mengalir, jaga jarak minimal 1m, semua pasien, pendamping, dan tim kesehatan harus
menggunakan masker.
- Pastikan bidan dan tim yang bertugas selalu menggunakan APD sesuai kebutuhan pelayanan,
terapkan cara pemasangan dan pelepasan APD yang benar.
- Jika bidan tidak siap dengan APD sesuai kebutuhan dan tidak memungkinkan untuk
memberikan pelayanan segegra lakukan kolaborasi dan merujuk pasien ke PKM/RS
- Lakukan skrinning terhadap faktor resiko termasuk resiko infeksi covid-19
- Pelayanan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, serta KB pada masa pandemic
covid-19 mengacu pada panduan dari kemenkes, PB, POGI, PP, IDAI, dan PP IBI.

Panduan pelayanan ANC oleh bidan pada masa pandemic covid-19 :

a. Jika ibu hamil tidak ada keluhan diminta menerapkan informasi dalam buku KIA dirumah dan
segera ke fasyankes jika ada keluhan/bahya
b. Jika diperlukan pemeriksaan ANC, ibu hamil membuat janji terlebih dahulu dengan bidan
mellaui telepon/wa
c. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi berkaitan dengan
kewaspadaan covid-19. Jika diperlukan bidan berkoordinasi dengan RT/RW/Kades/lurah
setempat untuk informasi tentang status ibu apakah sedang isolasi
mandiri/PDP/ODP/Covid+
d. Bidan melakukan ANC sesuai standar menggunakan APD level1, dan meminta ibu hamil
menggunakan masker, jika tidak memungkinkan memberikan pelayanan maka bidan segera
kolaborasi dan merujuk ke PKM/RS terdekat
e. Ibu hamil, pendamping, dan semua tim medis yang bertugas selalu menggunakan masker
dengan tetap menerapkan prosedur pencegahan covid-19
f. Menunda kelas ibu hamil
g. Konsultasi kehamilan , kie, dan konseling dapat dilakukan secara online.

Panduan pelayanan pertolongan persalinan oleh bidan pada masa pandemic covid-19 :

a. Jika sudah ada tanda-tanda bersalin, ibu hamil diminta sgera menghubungi bidan melalui
telepon/wa. Lakukan skrinning terhadap resiko faktor infeksi covid-19
b. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan
dengan kewaspaadan covid-19. Jika diperlukan kolaborasi dengan RT/RW/Kades/lurah
setempat untuk mengtahui status ibu apakah sedang isolasi mandiri/PDP/ODP/Covid+
c. Bidan melakukan pertolongan persalinan sesuai standar APN dengan menggunakan APD
Level2 dan menerapkan prosedur pencegahan covid-19. Pasien maks 1 orang pendamping.
d. Jika bidan tidak memungkinkan melakukan pertolongan persalinan, segera berkolaborasi
dan merujuk ke PKM/RS sesuai standar
e. Keluarga/pendamping dan semua tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dan
mnerapkan prinsip pencegahan penularan covid-19
f. Melaksanakan rujukan persalinan terencana untuk ibu bersalin dengan risiko, termasuk ibu
bersalin yang dicurigai ODP/PDP/Covid+

Panduan pelayanan nifas dan BBL oleh bidan pada masa pandemic covid-19

a. Jika tidak ada keluhan ibu nifas agar menerapkan informasi dalam buku kia, melakukan
pemantauan mandiri, jika ada keluhan/tanda bahaya
b. Untuk pelayanan nifas dan bayi baru lahir, ibu harus membuat janji dengan bidan melalui
telepon/wa terlebih dahulu.
c. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai dengan standar
d. Bidan memberikan pelayanan nifas dan BBL sesuai dengan standar menggunakan APD level
1 dan menerapkan prosedur pencegahan penularan covid-19
e. Jika tidak memungkinkan memberikan pelayanan, bidan berkolaborasi dengan PKM/RS
terdekat
f. Asuhan BBL termasuk imunisasi tetap diberikna sesuai rekomendasi PP IDAI
g. Menunda kelas ibu balita
h. Konsultasi, KB, konseling nifas dan laktasi dilaksanakan secara online
i. Ibu nifas, pendamping dan semua tim yang bertugas menggunakan masker dan menerapkan
prosedur pencegahan covid-19

Panduan pelayanan KB oleh bidan pada masa pendemi covid-19 :

a. Jika tidak ada keluhan, Akseptor IUD/Implan dapat menunda untuk control ke bidan
b. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan
dengan kewaspaadan covid-19. Jika diperlukan kolaborasi dengan RT/RW/Kades/lurah
setempat untuk mengtahui status ibu apakah sedang isolasi mandiri/PDP/ODP/Covid+
c. Bidan memberikan pelayanan KB sesuai standar menggunakan APD dan menerapkan
prosedur pencegahan penularan covid-19
j. Untuk kunjungan ulang akseptor suntik/pil membuat janji terlebih dahulu melalui
telepon/wa, Jika tidak memungkinkan memberikan pelayanan, bidan berkolaborasi dengan
PKM/RS terdekat
k. Akseptor, pendamping, dan tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dan
menerapkan prosedur pencegahan covid-19
d. Konsultasi KB, penyuluhan, dan konseling dilakukan secara online/melalui telp/wa pada
masa pandemic covid-19

Prinsip penyelenggaraan pelayanan kebidanan pada masa pandemic covid-19, terbagi menjadi 3
yaitu pra pelayanan, pelaksanaan pelayanan, dan pasca pelayanan.

1. Pra pelayanan
- Konsultasi, penyuluhan, KIE dan konseling dilakukan melalui online. Termasuk
pemberian informasi mengenai covid-19
- Jiika memerlukan pelaynanan membuat janji terlebih dahulu
- Lakukan pengkajian komprehensif
- Lakukan skrinning faktor resiko
- Lakukan rujukan terencana bagi ibu dan bayi dengan resiko
2. Pelaksanaan ANC, INC, Nifas, BBL, Balita, Kespro, dan KB
- Memferifikasi hasil kajian komprehensif
- Pemberian informasi dan informed consent
- Lakukan skrinning faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19
- Menggunakan APD sesui standar dengan menerapkan prosedur pencegahan
penularan covid-19
- Pasien dan pendamping maks 1 orang saja serta selalu menggunakan masker
3. Pasca pelayanan
- Lakukan pemantauan melalui telepon/wa kecuali ada keluhan dapat dating ke PMB
dengan membuat janji terlebih dahulu
- Konsultasi, KIE, dan konseling dilakukan secara online

Saran yang dianjurkan oleh ibu emi, dalam masa pandemic covid-19 perlu dikembangkan pelayanan
KIA, Kespro dan KB di shelter/pusat2 isolasi mandiri, menjaga suplay alokon dan dukungan APD
secara terus menerus, mengembangkan aplikasi sistim informasi yang menjembatani komunikasi
antar fasyankes, antar provider kesehatan, maupun antara provider kesehatan dengan pasien, dan
mengembangkan penyuluhan, KIE tentang kespro dan KB secara digital.
Komitmen IBI dalam mendukung dan memfasilitasi anggota dalam keberlanjutan pelayanan
kebidanan di era pandemic covid-19 yaitu :

1. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan PD dan PC asecara melalui virtual meeting.
2. Mengupayakan bantuan dari internal IBI kepada bidan utamanya PMB untuk
keberlangsungan pelayanan maternal dan neonatal
3. Melakukan advokasi kepada berbagai stakeholders untuk memperoleh dukungan dan
bantuan bagi anggota IBI
4. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan kapasitas anggota melalui webinar/modul-
modul online
5. Mendistribusikan panduan pelayanan KIA dan KB pada situasi pandemic covid-19 dari
kemkes, POGI, IDAI, IBI
6. Memantau tempat PMB yang tutup
7. Memonitor bidan yang terdampak covid-19

Anda mungkin juga menyukai