Anda di halaman 1dari 3

NAMA.

: NIRVANI NOVALIN KADJA

NIM. : 33118051

Sistem Akuntansi Aset Tetap, Depresiasi dan Amortisasi

Aset merupakan bagian yang penting dalam perusahaan karena tanpa adanya aset perusahaan
akan kesulitan dalam beroperasi. Apalagi nilai-nilai aset atau aktiva perusahaan ini berubah-
ubah dan cenderung menyusut setiap tahunnya.

Penyusutan nilai aset ini harus diperhitungkan karena dapat memberikan pengaruh pada
perusahaan seperti urusan perpajakan hingga nilai bisnis yang tidak tepat.

Pengertian Depresiasi

Istilah depresiasi mungkin sudah sering didengar di telinga, terutama bagi orang-orang yang
berkaitan langsung dengan akuntansi. Depresiasi sendiri diartikan sebagai alokasi biaya
penyusutan terhadap aset-aset perusahaan yang berwujud selama periode tertentu. Periode
tertentu tersebut merupakan sebuah rentang waktu dalam pemanfaatan aset yang dimaksud.

Seperti yang sudah dibahas di atas bahwa aset-aset perusahaan ini nilainya cenderung
menurun, terutama aset-aset berbentuk fisik. Meskipun secara faktual, ada aset berupa tanah
yang nilainya cenderung naik setiap tahunnya, tetapi aset fisik lainnya cenderung akan turun
nilainya.

Setidaknya ada tiga faktor yang memberikan pengaruh terhadap penyusutan terhadap aset-
aset berwujud fisik atau aset tetap ini. Yang pertama adalah Acquisition Cost yang paling
berpengaruh terhadap penyusutan, Salvage Value yang muncul ketika aset akan dijual,
dan Economical Life Time atau jenis umur yang dapat diperhitungkan dalam perhitungan
aset.

Pengertian Amortisasi
Amortisasi adalah praktik menyebarkan biaya aset tidak berwujud selama masa manfaat aset
itu. Aset tidak berwujud bukanlah aset fisik semata. Contoh aset tidak berwujud yang
dibebankan melalui amortisasi dapat mencakup:

 Paten dan merek dagang


 Perjanjian waralaba
 Proses kepemilikan, seperti hak cipta
 Biaya penerbitan obligasi untuk meningkatkan modal
 Biaya organisasi

Perbedaan Depresiasi dan Amortisasi


Meski sama-sama diartikan sebagai biaya penyusutan aset atau aktiva, tetapi ada beberapa
perbedaan yang nyata antara Depresiasi dan Amortisasi. Berikut ini ada beberapa aspek yang
membedakan antara kedua biaya penyusutan aset yang wajib diperhitungkan oleh perusahaan
tersebut.
1. Aset yang Diperhitungkan
Perbedaan antara kedua biaya penyusutan aset tersebut adalah berupa aset yang
diperhitungkan. Dalam menghitung Depresiasi, biaya penyusutan aset hanya
memperhitungkan aset-aset yang berwujud fisik seperti tanah, mesin, kendaraan, dan
sebagainya. Sementara Amortisasi menghitung penyusutan terhadap aset-aset yang tidak
berwujud fisik.

Contoh aset yang tidak berwujud fisik di antaranya adalah hak paten atau copyright yang
dimiliki oleh perusahaan. Selain itu Amortisasi juga bisa diartikan sebagai biaya yang
dikeluarkan sebagai metode pembayaran utang secara bertahap. Contohnya adalah cicilan
kendaraan, Kredit Tanpa Agunan, KPR, atau kartu kredit.

2. Fungsi Perhitungan
Perhitungan Amortisasi lebih ditujukan untuk mencerminkan nilai aset perusahaan bila aset
tersebut akan dijual kembali.

Sementara depresiasi lebih ditujukan berfungsi sebagai suatu alat agar perusahaan dapat
memelihara dan menerima pendapatan pada bulan harta tertentu. Meskipun pada akhirnya,
antara Depresiasi dan Amortisasi ini sama-sama memiliki fungsi untuk menghitung
perubahan nilai aset perusahaan pada masa depan.

Mengapa Depresiasi dan Amortisasi Wajib Diperhitungkan


1. Perhitungan Nilai Total Bisnis yang Tidak Tepat
Baik Depresiasi maupun Amortisasi berfungsi untuk menghitung biaya penyusutan yang
terjadi pada aset-aset perusahaan.

Dengan menghitung Depresiasi maupun Amortisasi, perusahaan dapat mengetahui berapa


nilai penyusutan dan berapa nilai akhir suatu aset pada satu periode. Sehingga perusahaan
dapat mengetahui berapakah nilai total bisnis yang sebetulnya.

2. Permasalahan Perpajakan
Bila tidak menghitung Amortisasi dan Depresiasi, ada masalah lain yang akan dihadapi
perusahaan yaitu berkaitan dengan perpajakan. Biasanya, perusahaan betul-betul menghindari
permasalahan dengan perpajakan karena membutuhkan proses yang lama dalam
penyelesaiannya. 

Kaitannya dengan Amortisasi dan Depresiasi, perhitungan kedua hal tersebut dapat
memengaruhi besaran pajak yang harus dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahunnya.
Perhitungan Amortisasi dan Depresiasi yang tidak tepat akan membuat perhitungan laba
perusahaan yang tidak tepat pula. 

3. Masa Pakai Aset yang Tidak Tepat


Perhitungan Amortisasi dan Depresiasi selain bertujuan untuk menghitung biaya penyusutan
aset, juga berfungsi untuk menghitung masa pakai asetnya. Menghitung Amortisasi dan
Depresiasi dapat membantu perusahaan untuk menentukan waktu mengganti aset dan
memaksimalkan masa pakainya. 

Anda mungkin juga menyukai