Anda di halaman 1dari 3

ALWAYS POSITIVE THINKING

akuntansi pembiayaan
1. Tujuan dan ruang lingkup akuntansi pembiayaan
Tujuan kebijakan akuntansi pembiayaan adalah untuk mengatur porlakusn akur*anci
pembiayaan, dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan
oleh peraturan perundangundangan. Perlakuan akuntansi pembiayaan mencakup
definisi, pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pembiayaan.
Ruang lingkup : Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian pembiayaan yang disusun dan disajikan
dengan menggunakan akuntansi berbasis kas, oleh entitas pelaporan.

Kebijakan ini berlaku untuk entitas pelaporan pemerintah daerah, yang memperoleh
anggaran berdasarkan APBD termasuk BLUD, tidak termasuk perusahaan daerah. Laporan Keuangan
BLUD dalam hal ini adalah Laporan keuangan dalam rangka penggabungan untuk menyusun laporan
keuangan pemerintah daerah

2.      Definisi dan klasifikasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 PSAP Nomor 02 Paragraf 50


mendefinisikan pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan
surplus anggaran.

a.       Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil
privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga,
penjualan investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.

b.      Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara
lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali
pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan

3.      Pengakuan : Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. 2. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah

Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang
diterima atau yang akan diterima oleh nilai sekarang kas yang dikeluarkan atau yang akan
dikeluarkan.

Dalam pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan pembiayaan, harus
diungkapkan pula hal-hal sebagai berikut: 1. penerimaan dan pengeluaran pembiayaan tahun
berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran; 2. penjelasan landasan hukum berkenaan
dengan penerimaan/pemberian pinjaman, pembentukan/pencairan dana cadangan, penjualan aset
daerah yang dipisahkan, penyertaan modal Pemerintah Daerah; 3. informasi lainnya yang diangggap
perlu.
4.      Akuntansi pembiayaan netto

pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi


pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisih lebih/kurang antara
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Pembiayaan Neto.

Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran adalah selisih lebih/kurang antara realisasi


penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.

5.      Perlakuan akuntansi atas pembiayaan dana bergulir

Bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat yang diniatkan akan dipungut/ditarik
kembali oleh pemerintah daerah apabila 'kegiatannya tclah berhasil dan selanjutnya akan digulirkan
kembali kepada kelompok masyarakat lainnya sebagai dana bergulir. Rencana pemberian bantuan
untuk kelompok masyarakat di atas dicantumkan di APBD dan dikelompokkan pada pengeluaran
pembiayaan yaitu pengeluaran investasi jangka panjang. Terhadap realisasi penerimaan kembaii
pembiayaan juga iicatat dan disajikan sebagai Penerimaan Pembiayaan - Investasi Jangka Panjang.
Dengan demikian, dana bergulir atau bantuan tersebut tidak dimasukkan sebagai belanja bantuan
sosial karena pemerintah daerah mempunyai niat untuk menarik kembali dana tersebut dan
menggulirkannya kembali kepada kelompok masyarakat lainnya. Pengeluaran dana tersebut
mengakibatkan timbulnya investasi jangka panjang yang bersifat non permanen dan disajikan
dineraca sebagaiInvestasi Jangka Panjang.

Bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat dengan maksud agar kehidupan
kelompok masyarakat tersebut lebih baik tidak dimaksudkan untuk diminta kembali lagi oleh
pemerintah daerah maka rencana pemberian bantuan untuk kelompok masyarakat tersebut
dianggarkan di APBD sebagai belanja bantuan sosial. Demikian juga realisasi pembayaran dana
tersebut kepada kelompok masyarakat tersebut dibukukan dan disajikan sebagai belanja bantuan
sosial.

Unknown di 21.01
Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya
Unknown

Lihat profil lengkapku


Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai