Anda di halaman 1dari 2

PNEUMONIA ASPIRASI

No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggalterbit :
Halaman :

UPTD DARMADI
PUSKESMAS NIP. 19721202
SUKAMARA 199303 1 011
1. Pengertian Pneumonia aspirasi (Aspiration pneumonia) adalah
pneumonia yang disebabkan oleh terbawanya bahan yang
ada diorofaring pada saat respirasi ke saluran napas bawah
dan dapat menimbulkan kerusakan parenkim paru.

2. Hasil  Keluhan :
Anamnesis Pasien mendadak batuk dan sesak napas sesudah makan
atau minum. Umumnya pasien datang 1-2 minggu
sesudah aspirasi, dengan keluhan demammengigil, nyeri
pleuritik, batuk, dan dahak purulen berbau.
 Faktor Risiko: -

3. Hasil  Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaaan a. Pasien tampak sesak napas, dapat terjadi sianosis,
adanya napas cuping hidung dan pengunaan otot bantu
napas serta tampak retraksi iga.
b. Pemeriksaan fisik tergantung pada luas lesi di paru.
c. Pada pemeriksaan terlihat bagian yang sakit tertinggal
waktu bernapas.
d. Fremitus raba meningkat disisi yang sakit.
e. Pada perkusi ditemukan redup.
f. Dapat ditemukan pernapasan bronkial, ronki basah
halus.
g. Dapat terdengar bising gesek pleura (pleural friction
rub).

 Pemeriksaan Penunjang
a. Foto rontgen toraks.
b. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap

4. Penegakan  Diagnosis Klinis


Diagnosis Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
foto rontgen toraks.
 Diagnosis Banding : -
 Komplikasi
a. Gagal napas
b. Syok sepsis
c. Empiema
d. Abses
5. Rencana  Penatalaksanaan
Penatalaksanaan a. Pemberian oksigenasi: dapat diberikan oksigen nasal
Komprehensif atau masker, monitor dengan pulse oxymetri.
(Plan) b. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila cairan
parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan,
peningkatan suhu dan derajat dehidrasi.
c. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai melalui
enteral bertahap melalui selang nasogatrik.
d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal.
e. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang
terjadi.
f. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan
umum penderita dan dugaan penyebabnya. Evaluasi
pengobatan dilakukan 48-72 jam. Bila tidak ada
perbaikan klinis dilakukan penggantian antibiotik
sampai anak dinyatakan sembuh, dengan lama
permberian tergantung dari kemajuan klinis
penderita, hasil laboaratorium, foto thoraks dan jenis
kuman penyebabnya. Biasanya antibiotik yang
diberikan yaitu betalaktam, ampisilin, atau
amoksisilin, yang dikombinasi dengan kloramfenikol
atau diberikan sefalosporin generasi ketiga. Biasanya
pemberian antibiotik lebih baik diberikan secara
intravena.
 Kriteria Rujukan
Apabila terdapat indikasi untuk dirawat di RS. Pada
pasien anak, yaitu :
a. Ada kesukaran napas.
b. Sianosis.
c. Umur kurang dari 6 bulan.
d. Ada penyulit misalnya : muntah, dehidrasi,empiema.
e. Diduga infeksi oleh Staphylococcus.
f. Imunokompromais.
g. Perawatan dirumah kurang baik.
h. Tidak respon dengan pemberian antibiotik oral.

6. Sarana a. Tabung oksigen beserta nasal kanul atau masker.


Prasarana b. Cairan parenteral.
c. Obat antibiotik.
7. Prognosis Pada umumnya bonam

Anda mungkin juga menyukai