Anda di halaman 1dari 37

PENINGKATAN

ZONA INTEGRITAS MENUJU


WILAYAH BEBAS KORUPSI

DIAN RACHMAWATI
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

19 Mei 2021
TOPIK HARI INI
01
Strategi 02
Pemberantasan
Korupsi
Korupsi
Strategi Pemberantasan Korupsi, Bentuk-bentuk Korupsi
Zona Integritas, dan Data

03
Menjaga Integritas
Tips & Rekomendasi
01
Strategi
Pemberantasan
Korupsi
Strategi Pemberantasan Korupsi, Zona
Integritas, dan Data
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI

Takut
Penindakan Knowledge
Korupsi

Pencegahan Tidak Bisa Character


Korupsi
Pendidikan & Values
Peran serta Tidak Mau
masyarakat Korupsi

KOMITMEN PIMPINAN DAN POLITIK Beliefs


PENCEGAHAN KORUPSI & PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

Target: Target:
SISTEM INDIVIDU SOSIALISASI &
KAMPANYE
PELAPORAN ANTIKORUPSI
GRATIFIKASI

JEJARING PENDIDIKAN
MONITORING ANTIKORUPSI
SISTEM
PERAN SERTA
MASYARAKAT
ANTIKORUPSI DIKLAT
BADAN USAHA ANTIKORUPSI
PELAPORAN LHKPN
(PAK & API)
TAHAPAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

PENCANANGAN PEMBANGUNAN ZI
01 Deklarasi/pernyataan dari Pimpinan suatu Instansi Pemerintah bahwa
Instansinya telah siap membangun ZI

PROSES PEMBANGUNAN ZI MENUJU WBK/WBBM


02 Penentuan Komponen Pengungkit dan Hasil yg akan dibangun dan bersifat
Konkrit. Penetapan satu/beberapa unit kerja yang diusulkan sebagai
WBK/WBBM

PEMBANGUNAN ZI BERDASARKAN STRANAS PK


03 Selain pembangunan Unit kerja, Pembangunan ZI juga dislaksanakan di Unit
Layanan Kawasan Terpadu yang bersifat Strategis (Kaw. Bandar Udara dan
Kaw. Pelabuhan) dan Prioritas Stranas PK

PENILAIAN MANDIRI OLEH TPI


04 Tim yang dibentuk oleh Pimpinan Instansi Pemerintah melakukan penilaian
Unit Kerja dalam rangka memperoleh Predikat WBK/WBBM. Misal: APIP
dan Unit lain yg ditunjuk
KOMPONEN PENGUNGKIT

MANAJEMEN PERUBAHAN
Perubahan secara sistematis & konsisten mekanisme PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA
kerja, pola piker (mind set), serta budaya kerja (culture Meningkatkan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Instansi
set) individu pemerintah

PENATAAN TATALAKSANA
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas system, PENGUATAN PENGAWASAN
proses, dan prosedur kerja yg jelas, efektif, Meningkatkan penyelenggaraan yang bersih dan
efisien, dan terukur bebas KKN pada masing-masing instansi pemerintah

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM PENGUATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK


Meningkatkan Profesionalisme SDM Aparatur pd Zona Integritas Meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan public pada masing-masing
menuju WBK/WBBM instansi pemerintah secara berkala sesuai dengan Kebutuhan dan
Harapan Masyarakat
KOMPONEN HASIL

1 2
TERWUJUDKANYA PEMERINTAHAN YG TERWUJUDNYA PENINGKATAN KUALITAS
BERSIH DAN BEBAS KKN PELAYANAN PUBLIC KEPADA MASYARAKAT
Nilai Persespsi Korupsi (Survey Eksternal) Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan (Survey Eksternal)
Presentase Penyelesaian TLHP
POIN

37
INDEKS PERSEPSI
KORUPSI (IPK)
TURUN URUTAN
KE 102
Skor IPK tinggi menunjukkan bahwa DARI 180
negara tersebut memiliki risiko kejadian
NEGARA
korupsi yang rendah, sebaliknya skor IPK
rendah menunjukkan bahwa negara TAHUN
tersebut memiliki risiko kejadian korupsi 2020
yang tinggi.

5 Negara dengan Nilai IPK Tertinggi Beberapa Nilai IPK Negara ASEAN

88 88 85 85 85 85 51 85 36 34

Selandia Baru Denmark Finlandia Singapura Swiss Swedia


Malaysia Singapura Thailand Filipina
Sumber: Transparency International Indonesia
INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK)

37 38 40 37

180 180 180 180

96 89 85 102

2017 2018 2019 2020

IPK mengukur persepsi korupsi secara global di sektor publik yang dilakukan
oleh pejabat negara dan politisi
GLOBAL CORRUPTION BAROMETER (GCB) 2020
25% Supply-side
71% Demand side,
atau setidaknya ada pada
control pemberi

Alasan memberikan uang atau pemberian lain

Karena diminta: 25%

Ditawari agar layanan lebih cepat/lebih baik:


* The number of respondents who had contact with a judge or a court official is below 70, too low to generalize for the entire population 21%

Tidak diminta tapi biasanya diharapkan


memberi: 17%

Tidak diminta, sebagai ‘ucapan’ terima kasih:


33%
PERSEPSI VS PENGALAMAN
3,86 3,91
SPAK 2020: Dimensi
3,81 3,80 3,84 persepsi lebih buruk dari
3,71 3,73
3,66
3,71
3,66
3,70 pengalaman
3,68
3,58 3,61 (3,68 vs 3,91)
3,63 3,65
3,55 3,58 3,59 3,60 3,57
3,54
3,49
SPAK 2018-2020:
3,39
Dimensi persepsi lebih
memburuk dari
pengalaman
2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019 2020
Indeks Persepsi Indeks Pengalaman Indeks Perilaku Antikorupsi

• Aspek perilaku menjadi penting untuk diintervensi karena semakin tinggi toleransi public terhadap korupsi, semakin besar
kecenderungan publik memberikan uang/fasilitas melebihi ketentuan manakala berhubungan dengan layanan publik. Data SPAK
menyebutkan hampir 73% pemberi tidak keberatan.

• Tingginya toleransi dan angka yang tidak merasa keberatan menyebabkan publik enggan menolak atau melapor

Sumber : Badan Pusat Statistik


STASTISTIK TINDAK PIDANA KORUPSI
per 1 Januari 2021
BERDASARKAN PROFESI/JABATAN
Korporasi 6

Penyalahgunaan Anggaran TPPU Merintangi Proses Lainnya 157


4% 3% 1%
Swasta 308
Pengacara 12
Pemerasan Pengadaan Barang/Jasa
2% 21% Polisi 2
Jaksa 10
Hakim 22
Perijinan
2% Eselon I / II / III 230
Walikota/Bupati dan Wakil 122
Gubernur 21
Komisioner 7
Duta Besar 4
Kepala Lembaga/Kementerian 28
Anggota DPR dan DPRD 274

0 50 100 150 200 250 300 350

Penyuapan
kasus korupsi yang diungkap melibatkan sektor swasta &

80%
66%
sektor publik/instansi pemerintah. Modusnya antara
lain:

BERDASARKAN JENIS PERKARA SUAP-MENYUAP, GRATIFIKASI, dan PBJ


https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/tpk-berdasarkan-jenis-perkara
02
KORUPSI
Bentuk-bentuk Korupsi
RISIKO KORUPSI
BAGI INSTANSI PEMERINTAH

01 02 03
Risiko hukum Risiko operasional Risiko reputasi

Pelaku tipikor baik orang atau Risiko yang timbul pada kelancaran Menurunnya tingkat kepercayaan Publik
Instansi/Perusahaan berisiko Proses dan Kualitas Pelayanan yang bersumber dari persepsi negatif
mendapat sanksi hukum (penjara, Publik terhadap Instansi Pemerintah maupun
denda, pemberhentian izin usaha) Aparaturnya
UU 31 tahun 1999 jo UU 20 tahun 2001
tentang Tindak Pidana Korupsi

PIDANA POKOK PIDANA TAMBAHAN

• Penjara (Waktu tertentu-Mati) • Perampasan barang


• Denda (Rp.50juta-1M) • Uang pengganti
• Mati (Kondisi tertentu, psl.2) • Penutupan usaha
• Pencabutan hak tertentu

PERMA 13 Tahun 2016


tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi

Peraturan lainnya
?
KORUPSI Jenis Tipikor
(UU No.31/1999 Jo.UU No.20/2001)

7
MODUS KORUPSI
SEBELUM E-CATALOGUE ALKES (SEBELUM 2013)

Modus korupsi alkes pada kasus yang ditangani KPK Top 5 korupsi sektor kesehatan (2009-2013)*

PENUNJUKAN LANGSUNG
Jumlah kasus yang telah masuk tahap
KICKBACK 44 penyidikan
Kasus Depkes 2003, 2008
Kasus Banten 2012,
kasus Depkes 2003,
2008

MARK UP 24
Kasus Banten 2012, kasus 18
Depkes 2008, 2010

4 4
HPS OLEH VENDOR
Kasus Univ. Udayana PERSEKONGKOLAN Dana Alkes Dana Dana Obat Dana Dana Sarpras
2009, Kasus Depkes Pembangunan/ Operasional RS Puskesmas
Kasus Banten 2012, kasus
Rehabilitasi RS
2008 Depkes 2008 dan Puskesmas

*sumber : Laporan ICW, Tren Korupsi Kesehatan (2013)


PROYEK KESEHATAN LAINNYA

Perkara yang berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht)


2019 & 2018:
1. Pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Khusus
Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun
Anggaran 2009 s.d. 2011
2. Pengadaan Pekerjaan Pembangunan Ruang Perawatan Kelas I,
II, VIP, dan Super VIP di RSUD Damanhuri Barabai Kabupaten
Hulu Sungai Tengah TA 2017
3. Pengadaan Pekerjaan Pembangunan Ruang Perawatan Kelas I,
II, VIP, dan Super VIP di RSUD Damanhuri Barabai Kabupaten
Hulu Sungai Tengah TA 2017
4. Dan perkara-perkara lain terkait proyek konstruksi yang
berkekuatan hukum tetap (inkracht) pada tahun-tahun
sebelumnya
03
Menjaga
Integritas
Tips & Rekomendasi
INTEGRITAS /in·teg·ri·tas/
Keselarasan pikiran, perkataan, dan perbuatan
dengan standar norma / hukum / nilai yang
berlaku
Disiplin dan Taat Kinerja dan Pelayanan Publik
Kode Etik Loyalitas Tanpa Korupsi

INTEGRITAS
MENGHINDARI KONFLIK KEPENTINGAN

PENYELENGGARA NEGARA MEMILIKI / DIDUGA MEMILIKI

KEKUASAAN & WEWENANG KEPENTINGAN PRIBADI

KUALITAS KINERJA
BENTUK KONFLIK KEPENTINGAN
Penggunaan aset Menentukan sendiri
Menerima gratifikasi Informasi rahasia besarnya gaji
jabatan/instansi

Pengawasan tidak Penilaian suatu obyek


Perangkapan jabatan Akses khusus
mengikuti prosedur kualifikasi
Tentang GRATIFIKASI =
PEMBERIAN DALAM ARTI LUAS Pasal 12b dan 12c UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU
No.20 Tahun 2001 meliputi:
• Uang, barang, diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga,
fasilitas lainnya
• Diterima di dalam maupun di luar negeri
• Dilakukan dengan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik

Yang diberikan:
Berkaitan dengan jabatan dan bertentangan dengan
kewajiban atau tugas Penyelenggara Negara/ Pegawai
Negeri

Ancaman Hukuman
• Pidana penjara 4 – 20 tahun
• Denda Rp200 juta – Rp1 milyar
JENIS GRATIFIKASI
HUBUNGAN PEMBERI & PENERIMA GIFT JENIS GIFT

GIFT YANG TERINDIKASI SUAP


3 Bentuk Hubungan Gift • Pemberian dalam bentuk uang
tunai/cek/transfer bank untuk keperluan
apapun.
• Voucher/kupon belanja atau perjalanan
• Produk elektronik dengan nilai melebihi
Pihak Internal Pihak Internal ketentuan.
Pihak Internal
kepada Pihak
kepada Pihak kepada • Fasilitas perjalanan.
Eksternal atau Penyelenggara
Internal
Sebaliknya Negara
GIFT YANG TIDAK TERINDIKASI SUAP
• Karangan bunga, keranjang buah.
• Minuman sederhana atau makanan
• Souvenir dalam rangka prestasi pekerjaan
• Hadiah pernikahan/ulang tahun dalam jumlah
yang tidak melebihi ketentuan.
IDENTIFIKASI G.I.F.T
• Siapakah yang memberikan sesuatu kepada saya? Apakah ada hubungan?
• Apakah saya mempunyai peranan dalam memutuskan dalam transaksi?
GIVER • Dapat berupa Badan hukum atai perorangan

• Apakah mereka berusaha untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan?


• Apakah hadiah yang diberikan kepada saya untuk umum atau pribadi?
INFLUENCE • Apakah waktu yang bertepatan dengan keputusan yang akan dibuat?

• Apakah pemberi gift mengharapkan sesuatu?


• Apakah gift diberikan dengan ikhlas tanpa pamrih?
FAVOUR • Apakah kita harus membalas kebaikan di pemberi?

• Apakah menerima gift akan mempengaruhi kredibilitas korporasi?


• Bagaimana jika pemberian gift diketahui oleh karyawan lain?
TRUST • Apakah persepsi rekan sejawat jika saya menerima gift?
• Pemberian Hadiah memiliki peran sosial • Berdampak pada Netralitas/Bias
• Gratifikasi terkait Jabatan seringkali diberikan • Berpengaruh pada
dengan “motif” Kinerja/Keputusan
• Penyamaran Suap (Disguised Bribery)
PAHAMI • Berhubungan dengan jabatan

BEDANYA • Bersifat tanam budi


• Tidak membutuhkan
kesepakatan
Contoh:
Pengusaha memberi hadiah
voucher belanja kepada PNS
• Ada kesepakatan karena merasa terbantu dalam
pengurusan perizinan
• Biasanya dilakukan secara
rahasia dan tertutup

Contoh:
Pengusaha menyuap
pejabat pemerintah untuk
mendapatkan proyek
• Ada permintaan sepihak dari
penerima (pejabat)
• Bersifat memaksa Contoh:
• Penyalahgunaan kuasa Pejabat memaksa calon peserta tender untuk
memberikan sejumlah uang dengan ancaman
akan menggugurkan calon peserta tersebut
SKEMA SERTIFIKASI PROFESI
SEKTOR ANTIKORUPSI
Pembentukan Lembaga
Sertifikasi Profesi KPK KKNI 303/2016 tentang
Penyuluh Antikorupsi (PAK)
Diresmikan oleh Pimpinan KPK pada 10
November 2017 berdasarkan Lisensi dari 1. Penyuluh Antikorupsi Pertama (5 UK)
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 2. Penyuluh Antikorupsi Muda (9 UK)
Nomor : BNSP-LSP-915-ID sebagai LSP Pihak
Kedua sehingga
3. Penyuluh Antikorupsi Madya (17 UK)
4. Penyuluh Antikorupsi Utama (20 UK); dan
LSP KPK dapat melaksanakan
sertifikasi kompetensi
untukkerja
internal KPK dan
jejaring kerja antikorupsi
SKKNI 383/2017 tentang Ahli
https://lsp.kpk.go.id
Pembangun Integritas (API)
lsp.kpk@kpk.go.id
5. Ahli Pembangun Integritas - Chief
Integrity Officer (8 UK)
SALURAN PENGADUAN KORUPSI
Kunci keberhasilan KPK dalam menangkap koruptor
diantaranya merupakan hasil dari peran serta dan
kepedulian masyarakat dalam melaporkan kasus korupsi.

Hampir semua kesuksesan KPK menangkap koruptor


bermula dari laporan masyarakat.

Call Center : 198


pengaduan@kpk.go.id

http://kws.kpk.go.id

0811 9595 75
1 Kondisi yang membuat Pegawai/Publik yang
menyaksikan atau mengetahui adanya
WHISTLEBLOWING
pelanggaran MAU untuk melaporkannya
SYSTEM YANG EFEKTIF

Sikap Instansi Pemerintah terhadap


2 pembalasan yang mungkin dialami oleh
Pelapor pelanggaran

3 Kemungkinan tersedianya akses pelaporan


pelanggaran ke luar Instansi Pemerintah bila
tidak mendapatan respon yang sesuai
MANFAAT WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS)
INTEGRASI WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS) – KPK & MITRA
Asesmen KPK kepada Instansi
Pemerintah (sebar kuesioner &
wawancara) untuk menentukan
implementasi integrasi WBS

TAHAP SAAT INI

Ketika sudah terintegrasi, Pengaduan (sepsifik mengenai tipikor) yang masuk akan ditindaklanjuti bersama antara KPK & Instansi
Pemerintah. Pengaduan yang bersifat pidum atau etik akan diserahkan sepenuhnya penanganannya kepada Instansi Pemerintah.
PILAR WBS
Pegawai • Tersedianya kesepakatan dengan KPK terkait pelaksanaan WBS Terintegrasi
Kebijakan • Tersedianya peraturan tentang penanganan pengaduan masyarakat
• Tersedianya peraturan tentang perlindungan pelapor

Budaya organisasi • Adanya kode etik dan pernyataan komitmen dari seluruh pegawai instansi akan kesediannya untuk
melaporkan pelanggaran.
• Adanya upaya manajemen dalam meningkatkan partisipasi seluruh pegawai untuk menjalankan
kegiatan bebas korupsi termasuk berpartisipasi aktif dalam melaporkan pelanggaran.
• Adanya kesadaran dan pemahaman mengenai tata cara pengaduan ke APIP.
• Adanya kesadaran dan pemahaman pegawai mengenai WBS dan manfaatnya.
• Adanya kesadaran dan pemahaman mengenai perlindungan pelapor
WBS Terintegrasi • Tersedianya aplikasi dengan fitur penerimaan pengaduan dari berbagai media, fitur penelaahan,
dan fitur tindak lanjut
• Tersedianya koneksi antara aplikasi WBS yang terinstal dengan aplikasi WBS KPK

Continuous • Monitor & Evaluasi


Improvement • Pelaksanaan TL Monev
TERIMA KASIH
Pelayanan Informasi Publik Websites: Social media
Telp: 198 www.kpk.go.id @KPK_RI
Email: informasi@kpk.go.id aclc.kpk.go.id @ official.kpk
KPK RI

Anda mungkin juga menyukai