Anda di halaman 1dari 2

Aista Wisnu Putra

11010112130527

JIKA AKU MENJADI HAKIM

Hakim adalah seorang yang sangat penting di dalam dunia pencarian keadilan.
Tugasnya sebagi pemutus sebuah perkara menuntut dia agar bersifat adil dan benar. Setiap
keputusan harus adil bagi semua pihak dan berperkara. Bisa dibayangkan betapa sulitnya
merumuskan sebuah keadilan bagi semua orang. Sampai ada kalimat bijak yang mengatakan
bahwa satu kaki hakim di neraka dan satunya di surga, karena jika putusanya adil dan benar
akan membawa sang hakim dengan mudah menuju surga namun jika salah akan dengan
mudahnya terjerumus ke neraka.
Jika saya diberi kesempatan menjadi seorang hakim maka akan menjadi tugas yang
sangat berat namun mulia. Tak bisa dipungkiri kemuliaan hakim terletak pada kewibawaanya
dalam berbicara maupun bertindak. Tindak tanduk keseharianya pun selalu diperhatikan
masyarakat sebagai rolemodel. Tentu tidak mudah menjadi contoh yang baik bagi masyarakat
dalam semua hal, namun dengan adanya hal tersebut memberikan tuntutan kepada hakim
menjadi lebih mawas diri dalam segala tindakanya.
Mari kita coba telaah 24 jam seorang hakim harus melakukan apa saja. Di hari kerja,
seorang hakim adalah apparat sipil negara yang juga seorang pegawai negeri sipil. Beliau
datang ke pengadilan tempat dia ditugaskan jam 7 pagi seperti para pegawai negara lainya.
Sebelumnya sang hakim juga harus siap dengan hasil analisa sebuah kasus yang dierjakan
malamnya. Hakim tentu harus disiplin dan tepat waktu. Memakai seragam dan dandanan rapi
sopa agar meningkatkan kewibawaaan hakim itu sendiri maupun pengadilan di mana dia
bertugas.
Kemudian pekerjaanya di pengadilan mengharuskanya bekerja dalam kelompok atau
sering disebut majelis hakim. Majelis hakim dapat terdiri dari tiga orang atau lima orang
hakim dengan satu orang menjadi ketua majlisnya. Untuk membuat putusan hakim harus
merumumskan bersama sama rekan majlisnya. Kemampuan kerjasama seorang hakim

maka harus tinggi. Walaupun pertanggungjawaban putusan adalah secara pribadi kepada
Tuhan yang Maha Esa, namun bekerja sama dalam majelis adalah hal mutlak yang harus
dikuasai oleh hakim.
Hakim juga memiliki kode etik profesionalitas yang harus dipenuhi. Kode etik
tersebut membuat hakim berbeda dengan profesi lain maupun orang lain pada umumnya. Etik
sangat penting dijaga oleh seorang hakim demi terjaganya wibawa hakim beserta putusanya
sebagai representasi Tuhan di bumi. Walaupun dalam pelaksanaanya hakim diawasi oleh
lembaga internal hakim yakni badan pengawas dari Mahkamah Agung dan lembaga internal
yakni Komisi Yudisial, hakim harus dapat menjalankan kode etik tanpa ketergantungan
pengawasan. Karena pada hakikatnya pengwasan yang setiap saat dan tidak akan lengah
sampai ajal datang adalah pengawan Tuhan.
Pada akhirnya selain menjadi panutan bagi masyarakat, hakim harus cerdas dan jeli
dalam menganalisa kasus. Harus selalu meningkatkan ilmunya agar putusanya adil, pasti, dan
bermanfaat sesuai dengan perkembangan zaman. Hakim dituntut untuk memberikan
pengabdian terbaik bagi negara dengan menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat
dengan tanggung jawab yang paling berat yakni langsung kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai