c. Terapi
Tanggal: 6 dan 7 Mei 2010: Infus RL 20 tpm, Cefotaxime 3 x 1 gram, Ketorolak 3 x 30 mg,
Ciprofloxacin 3 x 1 tablet, Provenid supp (kalau nyeri sekali)
Tanggal 8 dan 9 Mei 2010: Infus RL 20 tpm, Cefotaxime 3 x 1 gram, Ciprofloxacin 3 x 1
tablet.
d. Diit
Tanggal 6 Mei 2010 diit cair II, Tanggal 7 Mei 2010: bubur, sayur lauk dan snack. Tanggal 8
dan 9 Mei 2010 nasi
e. Hasil USG
Tanggal 22 April 2010 Kesan : kista ovarii dextra besar (11 x7 cm) dan sinistra kecil (5x5cm)
B. Analisa Data
Tanggal Data ( DS dan DO) Masalah Etiologi
07/05/10 DS : klien mengatakan Nyeri (akut) diskontinuitas jaringan
nyeri di bagian sekunder akibat
perutnya,P: nyeri pembedahan (luka
bertambah ketika post operasi)
beraktivitas,Q: terasa
seperti ditusuk – tusuk
jarum, lama nyeri
terus menerus, R:
nyeri yang klien
rasakan adalah di
bagian perut terutama
pada luka jahitan post
operasi, menyebar
sampai di seluruh
lapang perut dan
pinggang,S: skala
nyeri 7. T: nyeri
dirasakan terus
menerus.
DO : Klien terlihat
meringis menahan
sakit sambil mengelus
perutnya, Tanda –
tanda vital: TD :
110/70 mmHg, nadi
96 x / mnt, suhu 37⁰C,
RR 22 x / mnt.
Terlihat balutan luka
post operasi letak
horisontal tertutup
kasa dengan hipavix.
07/05/10 DS : Klien mengeluh Kurang perawatan Kelemahan umum
lemas dan perutnya diri: personal hygiene
nyeri bila digunakan
untuk bergerak miring
kanan atau kiri.
DO : Kebutuhan klien
sehari – hari (ADL)
seperti personal
hygiene dibantu oleh
perawat dan keluarga.
HGB : 10,9 g / dl (M:
13,2 – 17,3 ; F: 11,7 –
15,5) Kulit terlihat
agak kusam. Rambut
terlihat lepek.
07/05/10 DS : Klien Kurang pengetahuan Kesalahan interpretasi
mengatatakan ingin tentang penyakit yang sumber, tidak
mengetahui tentang diderita : kista mengenal sumber
penyakit yang ovarium informasi.
dideritanya. Klien
mengatakan takut
penyebab dari
penyakit yang diderita
adalah karena
menstruasi yang selalu
terasa sakit sekali dan
kalau nanti
penyakitnya yang
telah dioperasi
kambuh lagi. Klien
mengatakan bahwa
klien bingung mau
bertanya kepada siapa
lagi tentang
penyakitnya,
sedangkan klien sudah
pernah diberi
informasi dari perawat
mengenai penyakit
yang dideritanya.
DO : Ekspresi wajah
klien bingung dan
kuatir saat
mengungkapkan
ketidaktahuannnya
tentang penyakitnya.
Pendidikan klien
adalah tamat SLTA.
07/05/10 DS: Klien mengatakan Risiko perubahan Mual, intake inadekuat
malas makan. Klien nutrisi kurang dari
mengatakan nafsu kebutuhan tubuh
makan klien menurun
karena merasa mual
dan perutnya terasa
nyeri sekali.
DO: Klien hanya
makan 3 – 4 sendok
makan. Klien minum
air teh dan air putih
hanya sedikit- sedikit
kurang lebih 500 cc
dalam sehari ditambah
250 cc teh atau sari
kacang hijau setiap
pagi yang disediakan
RS. Klien terpasang
infus RL 20 tpm. HGB
: 10,9 g/ dl (M: 13,2 –
17,3 ; F: 11,7 – 15,5 ),
Diit Tanggal 7 Mei
2010: bubur
lunak.Pemeriksaan
antropometri BB : 58
kg (sebelum operasi
tanggal 6 Mei 2010,
BB post op tidak dapat
dilakukan ), TB : 160
cm, LILA: 24 cm,
IMT : 18, 3 kg / m2
(normal, N: 18-24
kg/m2 ).
- Meningkatkan
normalisasi fungsi
3. Anjurkan klien organ dan mengurangi
untuk mobilisasi ketidaknyamanan
dini.
- Meningkatkan
kontrol terhadap nyeri
dan meningkatkan
partisipasi pasien
4. Ajarkan teknik secara aktif.
manajemen nyeri;
teknik relaksasi - Menghilangkan
dengan latihan tarik nyeri.
napas dalam. Berikan
kompres
5. Kolaborasi dengan
pemberian analgetik
sesuai indikasi.