Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Minuman ringan (soft drink) berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No. HK.00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan adalah minuman yang tidak
mengandung alkohol yang merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang
mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang
dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Beberapa contoh minuman ringan yang saat ini
banyak beredar di pasaran yaitu minuman berkarbonasi, minuman isotonik, minuman sari buah,
kopi, teh dan lain-lain.

Menurut SNI 01-3719-1995, minuman sari buah (fruit juice) adalah minuman ringan yang dibuat dari
sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang
diizinkan. Produk minuman sari buah mampu menarik perhatian masyarakat dengan cukup kuat
karena selain memiliki rasa yang enak dan menyegarkan, minuman ini juga mengandung vitamin
yang baik bagi kesehatan.

Vitamin yang banyak terdapat dalam buah-buahan salah satunya adalah vitamin C. Salah satu fungsi
utama vitamin C berkaitan dengan sintesis kolagen. Kolagen adalah sejenis protein yang merupakan
salah satu komponen utama dari jaringan ikat, tulang, gigi, pembuluh darah dan mempercepat
proses penyembuhan. Studi populasi menunjukkan bahwa vitamin C efektif dalam membantu
mencegah kanker tertentu (seperti kanker esofagus, mulut dan perut), penyakit kardiovaskular, dan
katarak pada mata, yang mungkin disebabkan oleh kemampuan antioksidannya (Wardlaw, 2003).

Asam askorbat merupakan senyawa yang sangat mudah teroksidasi. Banyak faktor yang
mempengaruhi stabilitas asam askorbat seperti pH, ion logam, suhu, cahaya, dan oksigen. Asam
askorbat juga sangat tidak stabil dalam bentuk larutan (Buettner and Jurkiewics, 1996).

Pada praktikum kali ini dilakukan analisis kandungan vitamin c (asam askorbat) didalam minuman
sari buah yang beredar di masyarakat. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin
c didalam minuman tersebut. Prinsip praktikum yaitu pengenceran sampel minuman sari buah
hingga konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ultraviolet-visibel.

Spektrofotometri merupakan teknik analisis spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi


elektromagnetik ultraviolet dengan memakai instrumen spektrofotometer. Prinsip spektrofotometer
uv-vis yaitu Radiasi cahaya yang masuk melalui monokromator akan melewati sampel dan terjadi
penyerapan sejumlah radiasi, sehingga radiasi yang keluar dan ditangkap oleh detektor akan lebih
kecil dari radiasi yang masuk. Banyaknya jumlah radiasi yang berkurang berbanding lurus dengan
konsentrasi analit dalam sampel. Jumlah radiasi yang diserap oleh molekul-molekul disebut serapan
(Mulja dan Suharman, 1995; Harvey, 2000).

Hal pertama yang dilakukan yaitu membersihkan alat dengan alkohol 70%.

Selanjutnya dibuat larutan induk 1000 ppm yaitu dengan mengukur 0.05 ml sampel kemudian
diencerkan hingga 50 ml. Tujuan pengenceran adalah untuk menurunkan kepekatan sehingga
diperoleh konsentrasi sampel dalam larutan dengan nilai yang rendah. Konsentrasi yang terlalu
pekat akan menyebabkan terjadinya interaksi antar molekul zat penyerap yang berdekatan yang
akan mengganggu serapan radiasi oleh molekul-molekul tersebut. Sedangkan konsentrasi terlalu
encer terjadi efek penjenuhan sinar (Departemen Kimia FMIPA IPB, 2016).

Setelah itu dibuat larutan stok 100 ppm dengan mengukur sebanyak 5 ml dari larutan induk
kemudian diencerkan lagi hingga 50 ml dengan aquades. Dari larutan stok maka dapat dibuat
konsentrasi analit yang akan di ukur nilai absorbansinya pada spektrofotometer uv-vis. Untuk larutan
10 ppm dibuat dengan mengukur 5 ml dari larutan stok

Anda mungkin juga menyukai