Anda di halaman 1dari 5

KASUS

Seorang wanita berusia 40 tahun datang ke klinik tempat anda bertugas dengan keluhan
utama dada berdebar-debar. Keluhan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, semakin lama semakin
berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pasien juga mengeluh muah lelah, tangannya sering gemetar, gelisah, sering merasa
kepanasan, sulit berkonsentrasi dan mudah marah. Pasien menjadi mudah lapar hingga dapat
makan 5-6x/hari, namun berat badan tidak meningkat bahkan cenderung turun. Frekuensi buang
air besar pasien meningkat (3-4x/hari) tanpa disertai perubahan jumlah maupun konsistensi
fesesnya. Pasien tidak merasakan adanya perubahan pada fungsi berkemih.
Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat
penyakit berat yang perlu perawatan rumah sakit seperti penyakit jantung, tidak sedang dalam
pengobatan dan tidak ada riwayat alergi. Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan
yang sama.
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di daerah perkotaan dengan seorang
suami dan 3 orang anak. Pasien tidak merokok maupun minum alkohol.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan hasil :


KU : cemas, tidak tenang
Tinggi badan : 162 cm
Berat badan : 51 kg
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Denyut Nadi : 120x/menit
Frekuensi nafas : 29x/menit
Temp. Axiller : 37.8’C
Kulit : Hangat dan lembab
Kepala : Tidak anemis
Mata : Eksoftalmus
Leher : Teraba masa di leher depan, dapat digerakan

Thorax
Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas : Tremor halus (+)
Dari pemeriksaan penunjan diperoleh hasil :
Hb : 14 g/dl
Leukosit : dbn
Trombosit : dbn
TSH : 0,04 mU/L
T3 : 10,5 ug/dl
T4 : 40,6 ug/dl
Antibody reseptor TSH: (+)
Urinalisis
Protein : (-)
Glukosa : (-)
B-HCG : (-)
EKG : sinus takikardi
I. PENDAHULUAN

Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang
merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah
keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan
hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah (Semiardjie, 2003)
Hipertiroidisme dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid yang berlebihan.
Terdapat dua tipe hipertiroidisme spontan yang paling sering dijumpai yaitu penyakit Graves dan
goiter nodular toksik. Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu
tiroidal dan ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter
akibat hiperplasia kelenjar tiroid, dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang
berlebihan. Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila
panas, kulit lembab, berat badan menurun, sering disertai dengan nafsu makan yang meningkat,
palpitasi dan takikardi, diare, dan kelemahan serta atropi otot. Manifestasi ekstratiroidal
oftalmopati ditandai dengan mata melotot, fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, lig lag,
dan kegagalan konvergensi. Goiter nodular toksik, lebih sering ditemukan pada pasien lanjut usia
sebagai komplikasi goiter nodular kronik, manifestasinya lebih ringan dari penyakit Graves
(Schteingart, 2006)
Di negara Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk yang paling umum dari
hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan
penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan
terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari
tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di Amerika
Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di
wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus
tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).
Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang 10 per 100.000
wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang berusia di atas 60 tahun.
Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di
Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus
hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 2007 ).
Tujuan dari penulisan untuk mengetahui penyakit hipertiroid yang mencakup definisi,
epidemiologi, etiologi, penegakkan diagnosis, patofisiologi dan pathogenesis, penatalaksanaan
pada kasus hipertiroid sehingga petugas kesehatan dapat mengenali dan memberi terapi secara
tepat.
A. Definisi
Menurut American Thyroid Association dan American Association of Clinical
Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi Berupa peningkatan kadar
hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal.
Hipertiroidisme merupakan salah satu bentuk thyrotoxicosis atau tingginya kadar hormon
tiroid, T4, T3 maupun kombinasi keduanya, di aliran darah.
Hipertiroidisme adalah sindrom yang dihasilkan dari efek metabolic yang beredar secara
berlebihan oleh hormone tiroid T4, T3 atau keduanya. Subklinis hipertiroidisme mengacu
pada kombinasi konsentrasi serum TSH yang tidak terdeteksi dan konsentrasi serum T3, T4
normal, terlepas dari ada atau tidak adanya tanda-tanda gejala klinis (Pauline, 2007).

B. Etiologi
Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya Imuoglobulin perangsang tiroid (Penyakit
Grave), sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus atau hipofisis anterior, hipersekresi
tumor tiroid. Penyebab tersering hipertiroidisme adalah penyakit Grave, suatu penyakit
autoimun, yakni tubuh secara serampangan membentuk thyroid-stymulating
immunoglobulin (TSI), suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid
(Sherwood, 2002).
1. Tiroid :
a. Grave’s disease  80% karena ini
Terjadi pada usia 20 – 40 tahun, riwayat gangguan tiroid keluarga, dan adanya
penyakit autoimun lainnya misalnya DM tipe I
b. Adenoma toksik
c. Toksik nodular goiter
d. McCune-Albrigth
e. Tiroiditis sub akut
f. Tiroiditis limfositik kronik
2. Hipofisis :
a. Adenoma hipofisis
b. Hipofisis resisten terhadap T4
3. Lain :
a. Eksogen
b. Iodine induced hyperthyroidism
c. hCG

C. Epidemiologi
Graves Disease menyumbang antara 60% sampai 80% dari pasien dengan
hipertiroidisme. Hal ini menyerang 10 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pria,
dengan risiko tertinggi onset antara usia 40 sampai 60 tahun. Prevalensi adalah orang Asia
dan Eropa. Adenoma autonom dan racun multi-nodular gondok lebih sering terjadi di Eropa
dan daerah lain di dunia di mana penduduk cenderung mengalami defisiensi yodium,
prevalensi mereka juga lebih tinggi pada wanita dan pada pasien yang lebih tua dari 60
tahun (Pauline, 2007).

Anda mungkin juga menyukai