(Advertizing)
PT Pokken dimiliki oleh 3 orang, dengan kontribusi modal yang hampir-hampir sama
besarnya :
Saat baru berdiri, PT Pokken terutama mengerjakan iklan hanya untuk PT Panpo.
Tetapi kemudian berhasil memperoleh banyak klien yang lain sehingga volume
maupun corak iklan yang dikerjakan menjadi bertambah. Pada tahapan awal ini, dua
orang pemilik, yaitu Tutun dan Chandra, terlibat dalam pengelolaan PT Pokken :
General Manager
(GM)
Finance
(FN)
Traffic
(TR)
PT Pokken 1
Keterangan :
CS : bertugas mencari/mengusahakan pesanan pembuatan iklan dari berbagai
Perusahaan/lembaga
CR : berdasarkan keterangan dari CS mengenai keinginan klien, CR mewujud
kan konsep kampanye periklanan, baik berupa gambar, kata-kata, lagu,
clip, dsb.
PD : bertugas mewujudkan konsep iklan yang dibuat oleh CR menjadi pos-
ter, spanduk, billboard, clip, dsb.
MD : bertugas memasukkan konsep iklan yang dibuat oleh CR pada berba-
gai jenis media seperti koran, radio, televisi, dsb.
Sejak PT Pokken berdiri, fungsi kreatif selalu memegang peran penting dalam kegiatan
perusahaan. Memang hasil kegiatan fungsi ini sangat menentukan kinerja perusahaan
dan kebetulan pimpinannya juga salah satu dari pemilik. Karena itu, tidak
mengherankan jika suasana PT Pokken diusahakan agar menyenangkan bagi fungsi
kreatif. Ini dimungkinan karena kehadiran Chandra sebagai peredam. Ia mengusahakan
agar fungsi-fungsi lain menyesuaikan diri dan “mendukung” fungsi kreatif. Statusnya
sebagai pemilik memudahkan Chandra untuk menjalankan peran tersebut : sebagai
sesama pemilik ia dipercayai betul oleh Tutun, dan ia punya “power” yang memadai
untuk “memaksa” fungsi-fungsi lain agar menyesuaikan diri terhadap fungsi kreatif.
Chandra juga cukup cerdas untuk (1) memahami kebutuhan fungsi kreatif dan corak
dukungan yang diperlukan oleh fungsi itu, dan (2) mampu merumuskan cara yang
cocok untuk menyesuaikan fungsi lain terhadap corak fungsi kreatif.
Tetapi, suatu saat, karena ia juga harus mengelola usahanya yang lain, Chandra
terpaksa berhenti dari pengelolaan PT Pokken. Akibatnya : organisasi kehilangan
keseimbangan.
Fungsi kreatif tiba-tiba merasa kehilangan dukungan. Fungsi-fungsi lain yang terbiasa
diarahkan oleh Chandra belum mampu (atau tidak mau) mengatur sendiri
penyesuaiannya terhadap kebutuhan fungsi kreatif. Karena itu, Tutun, satu-satunya
pemilik yang masih terlibat dalam pengelolaan PT Pokken, mencoba mengambil alih
peran Chandra. Ia mulai “keluar” dari fungsinya dan mencoba mengatur sendiri
fungsi-fungsi lain.
Pengaturan yang dilakukan oleh Tutun ini ternyata gagal karena :
1. Ia sendiri sudah mempunyai beban yang cukup tinggi dalam memimpin fungsi
kreatif sehingga tidak lagi memiliki waktu yang cukupuntuk mengatur fungsi-fungsi
lainnya.
2. Karena berasal dari fungsi kreatif, cara Tutun memandang permasalahan menjadi
“bias” sehingga kurang mampu memahami permasalahan seluruh fungsi secara
komprehensif
PT Pokken 2
3. Berbeda dari Chandra, Tutun juga ternyata tidak memiliki kemampuan untuk
melaksanakan pengaturan banyak fungsi yang terkait secara simultan.
Di pihak lain, bertambahnya volume dan corak kegiatan menyebabkan beban kerja PT
Pokken menjadi lebih berat, permasalahan-permasalahannya menjadi lebiih besar dan
rumit. Akibatnya, organisasi PT Pokken menjadi kacau, , kegiatan kurang lancar,
suasana kerja menjadi tegang, sering terjadi konflik, gejolak, dsb.
Selama dikelola oleh Chandra, PT Pokken relatif aman. Kegiatan dijalankan mengacu
pada pola pikir Chandra yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan fungsi kreatif
tanpa terlalu menekan fungsi-fungsi lainnya. Tetapi, sejak ia keluar, tidak ada lagi unsur
pemersatu pada PT Pokken. Sementara, pengaturan yang dilakukan oleh Tutun
cenderung hanya mementingkan fungsi kreatif sehingga fungsi-fungsi lainnya merasa
ditekan. Kesibukan Tutun juga membuatnya hanya mampu menangani sebagian dari
koordinasi yang dibutuhkan. Permasalahan yang tidak sempat ditangani oleh Tutun
akan dihadapi oleh masing-masing fungsi dengan pola pemikiran dan pola bertindak
yang berbeda-beda, sesuai corak fungsi yang menangani.
Sementara itu, dunia periklanan di Indonesia cenderung diwarnai oleh tarif/harga iklan
yang relatif rendah. Karena itu, agar mampu mengumpulkan keuntungan yang
jumlahnya memadai, perusahaan iklan perlu mengerjakan iklan dalam jumlah yang
besar, dan akibatnya harus mampu bekerja secara cepat.
PT Pokken 3
Diagnosis terhadap organisasi PT Pokken menunjukkan bahwa konflik dan
ketidakstabilan organisasi terjadi karena konfigurasi power dan kapasitas fungsi yang
tidak seimbang. Setelah Chandra berhenti, fungsi kreatif menjadi terlalu kuat karena
dipimpin oleh pemilik, yaitu Tutun. Ia juga banyak merekrut karyawan baru sehingga
kapasitas fungsi kreatif juga menjadi terlalu besar dibanding kapasitas fungsi-fungsi
lainnya. Karena itu, program pengembangan akan diawali dengan tahap stabilisasi untuk
meredam gejolak dan menyeimbangkan kapasitas.
Program perbaikan membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut bisa
diperoleh dari luar (pinjaman) atau dari dalam perusahaan, yaitu dengan melakukakn
peningkatan efisiensi internal. Hilangnya Chandra menyebabkan sistem dan prosedur
kerja tidak terkoordinasi dengan baik sehingga operasi perusahaan menjadi boros.
Karena itu, setelah tahap stabilitas, direncanakan untuk menjalankan tahapan
peningkatan efisiensi internal.
Setelah dua tahapan tersebut dilewati, diharapkan PT Pokken sudah menjadi lebih
mantap dan siap untuk dikembangkan menjadi lebih besar, yaitu melalui 3 alternatif
berikut :
1. Peningkatan omzet : mengerjakan kampanye periklanan yang sifatnya lebih
massal (walaupun dengan mutu kreatif relatif rendah)
2. Meningkatkan mutu fungsi kreatif sehingga dapat menangkap klien
perusahaan asing yang cenderung menuntut mutu kreatif yang tinggi tetapi
juga mampu membayar dengan rate yang lebih besar.
3. Melakukan divversifikasi kegiatan, bukan hanya mengerjakan kampanye
periklanan, mengembangkan kegiatan konsultasi pemasaran, riset pasar,
konsultasi media, dll.
Karena pengaruh Tutun yang dominan akhirnya PT Pokken memilih untuk mengikuti
alternatif pengembangan yang dilandaskan pada peningkatan mutu fungsi kreatif,
sehingga keseluruhan tahapan pengembangan direncanakan sebagai berikut :
PT Pokken 4
Keterangan :
- Tahap 2, koordinasi antara fungsi CR dan PD karena antara kedua fungsi ini
terjadi koordinasi dengan frekuensi paling tinggi
- Tahap 3, koordinator diambil dari fungsi CR atau PD agar paham
permasalahan dan koordinasi bukan oleh atasan (dengan konotasi
perintah/paksaan)
- Tahap 5, Brand Team berbentuk struktur produk, dibentuk/digunakan jika
beban sudah memadai
- Tahap 6, diversifikasi, pengembangan jenis kegiatan/ bidang usaha baru secara
bertahap
PT Pokken 5
DASAR PEMIKIRAN PERUMUSAN TAHAPAN PENGEMBANGAN PT
POKKEN
• Dipimpin/diarahkan GM
Peningkatan Efisiensi • Dilakukan dengan
Internal meningkatkan efisiensi alur
(2) proses
• Hasil peningkatan efisiensi
untuk membiayai program
perbaikan PT Pokken
Perumusan Struktur
Organisasi Baru (3)
• Dasar perumusan adalah
Alur Proses - dari (2) dan
Dasar penyusunan : Strategi
• Alur Proses (2) • Mengusahakan agar beban
GM untuk koordinasi
• Struktur
internal berkurang –
Organi- sasi (3)
koordinasi dilakukan oleh
• Penyeimbangan struktur organisasi
kapasitas (5)
Hasil :
Organisasi yang ajeg
siap untuk program
pengembangan
Z
A
PT Pokken 6
A
Z
Bertumpu pada
Sistem Pengelolaan
SDM, dan membuat
Peningkatan efi- Perencanaan Rekayasa kultur karyawan
siensi melalui pe Kultur : homogen, sesuai
manfaatan porto • Perencanaan warna corak strategi :
folio (7) Kultur yang sesuai - Kreatif
• Pelaksanaan - Cepat
Rekayasa Kultur (8) - Koordinasi
Prioritas pada - Customer Service
jenis pekerja-
an yang mem-
berikan keun-
Mungkin tungan besar
mengubah Ya Perumusan Sistem Terdiri dari Sis-
Organisa- Pengelolaan SDM (9)
struktur tem Imbalan dan
si perlu
organisasi, Sistem Pengelola-
berubah ?
sistem, pro an SDM
sedur, dll
Tidak
Sistem Imbalan Sistem Pengelolaan
siap SDM siap
Implementasi
porto-folio
(8) Implementasi Dirumuskan untuk
Sistem Imbalan mendorong agar
(10) karyawan :
- Kreatif
- Cepat
- Koordinasi
- Customer Service
Hasil :
• Mutu pelayanan tinggi :
- Kreatif
- Cepat
Mencakup :
- Efisien
- Customer Service • Pimpinan dipecah menjadi :
1. Pimpinan Pengelolaan
• Organisasi Efisien : Internal
- Alur Proses efisien
2. Pimpinan Usaha
- Kapasitas seimbang
Pengembangan
- Kultur homogen
• Peningkatan mutu dan
jumlah SDM
• Persipan fungsi Pemasaran
untuk produk/jasa baru
PT Pokken 7
B
Pelaksanaan Perluasan Usaha
ke Bidang Baru (1)
(13)
PT Pokken 8
TAHAPAN PERUBAHAN ORGANISASI
GM
Tahap 1
▪ Ditambah fungsi SDM pada
TR FN
GM
▪ GM banyak terlibat koor-
dinasi internal
CS CR PD MD
GM
FN Tahap 2
▪ Koordinator adalah asisten
GM dan harus melatih
Koordinator TR kemampuan koordinasi pada
fungsi-fungsi yang
CS CR PD MD dikoordinasikan
GM
FN Tahap 3
▪ Koordinator berasal dari salah
satu fungsi CR atau PD dan
Koord = CR/PD TR dibantu TR
▪ Pola struktur : masih terkendali
dan load belum terlalu besar
CS CR PD MD
GM
Tahap 4
▪ Kordinator bisa berupa :
Persiapan Koor FN HR o Fungsi khusus koordinator
Marketing dinator o Dipegang oleh salah satu
pimpinan CS/ PD/CR/MD,
tergantung corak koordina-
si yang diinginkan
▪ Fungsi Marketing disinkronkan
CS CR PD MD dengan kegiatan CS
PT Pokken 9
GM
Marketing FN HR Persiapan
Diversifikasi
Brand Team
Koordinator
Tahap 5
▪ Kemampuan koordinasi sudah
CS CR PD MD baik
▪ Load sudah tinggi
GM Tahap 6
▪ Diversifikasi mulai dilakukan
Marketing FN HR
Konsultasi
Koordinator Media
Riset Pasar
CS CR PD MD Konsultasi
Pemasaran
PT Pokken 10