Anda di halaman 1dari 26

Perkuliahan Ke 9

TI947
Jl. Dr. Setia Budhi No. 193
Bandung – 40153
STATISTIKA INDUSTRI
Tel. +62.022.2019433.,
2019407
Fax . . +62.022.2019329

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA

e
Program Studi
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Pasundan
Bab 10
Uji Satu dan Dua
Jl. Dr. Setia Budhi No. 193
Bandung – 40153
Sampel Hipotesis
Tel. +62.022.2019433.,
2019407
Fax . . +62.022.2019329

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA

e
Program Studi
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Pasundan
Sub Bab 10.4
Satu Sampel :
Jl. Dr. Setia Budhi No. 193
Bandung – 40153
Tel. +62.022.2019433.,
2019407
Uji Satu Mean
Fax . . +62.022.2019329

e
Program Studi
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Pasundan
e
Program Studi
Teknik Industri
Uji Satu Mean (Variansi Diketahui) Fakultas Teknik
Universitas Pasundan

Model yang digunakan berdasar percobaan dengan X1, X2, ...., Xn


menyatakan sampel acak dari suatu distribusi dengan rataan µ dan
variansi σ2 > 0.
H0 : µ = µ0
H1 : µ ≠ µ0

Uji statistik yang sesuai sebagai dasar patokan keoutusan adalah peubah
acak X . Pada bagian sebelumnya telah dibahas Teorema Limit Pusat
yang pada dasarnya menyatakan bahwa terlepas dari distribusi X, peubah
acak X berdistribusi hampiran normal dengan rataan µ dan variansi σ2/n.
Jadi µx = µ dan σ2 = σ2/n. Daerah kritis kemudian ditentukan berdasarkan
hitungan rata-ratax sampel x . Maka akan terdapat dua daerah kritis untuk
uji ini.

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 4


e
Program Studi
Uji Satu Mean (Variansi Tidak Teknik Industri
Fakultas Teknik
Diketahui) Universitas Pasundan

Pembakuan X menyangkut peubah acak normal baku Z, yaitu :


_
x- 
Z
/ n

Diketahui bahwa di bawah H0, yaitu, bila µ = µ0, maka ( X - µ0)/σ/n


berdistribusi N(0, 1) sehingga bentuk :

 _ 
 x 0 
P   z / 2   z / 2   1  
 / n 
 
dapat dipakai untuk menentukan daerah kritisnya.

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 5


e
Program Studi
Gambar 10.9 Wilayah kritis untuk Teknik Industri

hipotesis alternatif 


Fakultas Teknik
Universitas Pasundan

Daerah kritis dirancang untuk mengontol α, peluang galat jenis I, sehingga


diperlukan dwisisi (uji dua sisi) untuk mendukung H1. Maka bila nilai
hitungan x diketahui maka uji resmi akan menolak H0 bila uji statistik
Z = ( x - µ) / σ/n > zα/2 atau z < -z α/2 . Bila -zα/2 < z < zα/2 maka H0 ditolak.
Penolakan H0 berarti penerimaan hipotesis tandingan µ ≠ µ0. Atau ada
peluang sebesar α untuk menolah H0 (jatuh di daerah kritis penolakan) bila
memang µ ≠ µ0.

a = µ0 - zα/2 σ/n b = µ0 + zα/2 σ/n

Skala - x
µ0
-z α/2 0 z α/2 Skala - z
Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA Gambar 10.9 Daerah kritis untuk hipotesis tandingan µ ≠ µ0 10 - 6
e
Program Studi
Gambar 10.9 Wilayah kritis untuk Teknik Industri
Fakultas Teknik
hipotesis alternatif Universitas Pasundan

Uji hipotesis eka pihak (satu sisi) mengenai rataan menyangkut statistik
yang sama seperti pada kasus dwi pihak (dua sisi). Perbedaannya ialah
bahwa daerah kitisnya hanya berada di satu sisi dari distribusi normal
baku. Dapat dituliskan untuk menguji :

H0 : µ = µ0
H1 : µ > µ0

Petunjuk yang mendukung H1 berasal dari nilai z yang besar. Jadi H0 di


tolak bila nilai hitungan z > zα. Oleh karenanya, bila tandingannya H1 : µ
< µ0 maka daerah kritis seluruhnya berada di sisi kiri jadi H0 ditolak bila
ternyata z < - > zα.

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 7


e
Program Studi
Gambar 10.10 Nilai-P untuk Contoh Teknik Industri
Fakultas Teknik
kasus 1 Universitas Pasundan

Contoh Kasus 1 :
Sampel acak catatan 100 kematian di kota A selama tahun lalu
menunjukkan rata-rata usia mereka 71.9 tahun. Andaikan simpangan
bakunya 8,9 tahun, apakah ini menunjukkan bahwa rata-rata usia dewasa
ini lebih dari 70 tahun ?. Gunakan taraf keberartian 0,05.

Jawab :
1. Ho : µ = 70 tahun : Rata-rata usia dewasa 70 tahun
2. H1 : µ > 70 tahun : Rata-rata usia dewasa lebih dari 70 tahun
3. α = 0,05
4. Daerah kritis z > 1,645 (tabel normal z) bila :
_
x-  0
Z
/ n

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA


10 - 8
e
Program Studi
Gambar 10.10 Nilai-P untuk Contoh Teknik Industri
Fakultas Teknik
Kasus 1 Universitas Pasundan

Jawab :
5. Perhitungan : x = 71,8 tahun, σ = 8,9 tahun, dan
71,8  70
z  2,02
8,9 / 100
6. Keputusan : Tolak H0 yang menyatakan usia rata-rata 70 tahun atau
terima H1 bahwa rata-rata usia dewasa lebih dari 70 tahun.
7. Dalam contoh kasus ini, nilai–P yang sesuai dengan z = 2,02
ditunjukkan oleh daerah yang dihitami di gambar 10.9. Dengan
menggunakan tabel z normal diperoleh :

P = P(Z > 2,02) = 0,0217

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 9


e
Program Studi
Gambar 10.10 Nilai-P untuk Contoh Teknik Industri
Fakultas Teknik
Kasus 1 Universitas Pasundan

Jadi hasilnya, kenyataan yang mendukung H1 malah lbih kuat daripada


yang ditunjukkan oleh taraf keberartian 0,05.

Gambar 10.9 Nilai – P untuk contoh kasus 1

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 10


e
Program Studi
Gambar 10.10 Nilai-P untuk Contoh Teknik Industri
Fakultas Teknik
kasus 2 Universitas Pasundan

Contoh Kasus 2 :
Suatu perusahaan pembuat perlengkapan oleh raga membuat tali pancing
sintetik yang baru dan yang menurut pembuatnya rata-rata dapat
menahan beban 8 kg dengan simpangan baku 0,5 kg. Ujilah hipotesis
bahwa µ = 8 kg lawan tandingan bahwa µ ≠ 8 kg bila sampel acak 50 tali
diuji dan ternyata rata-rata daya tahannya 7,8 kg. Gunakan taraf
keberatian 0,01.

Jawab :
1. Ho : µ = 8 kg : tali pancing mempunyai daya tahan 8 kg
2. H1 : µ ≠ 8 kg : tali pancing mempunyai daya tahan bukan 8 kg
3. α = 0,01
4. Daerah kritis z < -2,575 dan z > 2,575 (tabel normal z), dengan :
_
x-  0
Z
/ n
Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA
10 - 11
e
Program Studi
Gambar 10.10 Nilai-P untuk Contoh Teknik Industri
Fakultas Teknik
Kasus 2 Universitas Pasundan

Jawab :
5. Perhitungan : x = 7,8 kg, n = 50, dan

7,8  8
z  2,83
0,5 / 50
6. Keputusan : Tolak H0 yang menyatakan tali pancing dapat menahan
beban 8 kg, atau terima H1 bahwa tali pancing mempunyai daya tahan
bukan 8 kg, tetapi bahkan kurang dari 8 kg.
7. Dalam contoh kasus dus sisi ini, nilai–P yang diperlukan 2 kali dari luas
daerah yang dihitami di gambar 10.10 ke sebelah kiri z = -2,83. Jadi,
dengan menggunakan tabel normal z diperoleh :

P = P(|Z| > 2,83) = 2P(Z < - 2,83) = 0,0046

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 12


e
Program Studi
Gambar 10.11 Nilai-P untuk Contoh Teknik Industri
Fakultas Teknik
Kasus 2 Universitas Pasundan

Jadi penolakan hipotesis nol bahwa µ = 8 kg dapat dikerjakan pada taraf


keberartian yang lebih kecil dari pada 0,01.

Gambar 10.10 Nilai – P untuk contoh kasus 2

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 13


e
Program Studi
Uji Satu Mean (Variansi Tidak Teknik Industri
Fakultas Teknik
Diketahui) Universitas Pasundan

Dapat diduga bahwa uji menyankut satu rataan populasi µ dengan σ2


tidak diketahui, seperti penaksiran selang kepercayaan, maka digunakan
distribusi student-t. Anggapan bahwa pubah acak X1, X2, ...., Xn
menyatakan sampel acak dari suatu distribusi normal dengan rataan µ
dan variansi σ2 tidak diketahui. Maka peubah acak n ( X - µ)/S
berdistribusi-t student dengan derajat kebebasan n – 1.

H0 : µ = µ0
H1 : µ ≠ µ0

Penolakan H0 pada taraf keberartian α bila statistik t hasil perhitungan :


_
x-  0
t
s/ n
melampaui tα/2, n-1 atau kurang dari -tα/2, n-1 .
Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 14
e
Program Studi
Nilai-P untuk Contoh kasus 3, Teknik Industri
Fakultas Teknik
(Variansi tidak diketahui) Universitas Pasundan

Contoh Kasus 3 :
Edison Electric Institute telah menerbitkan angka banyaknya kilowatt-jam
tahunan yang digunakan oleh berbagai peralatan rumah tangga.
Dinyatakan bahwa penggunaan alat penyedot debu rata-rata 46 kilowatt-
jam per tahun. Bila sample acak 12 rumah yang diteliti dan menunjukkan
bahwa rata-rata alat penyedot debu menggunakan 42 kilowatt-jam per
tahun dengan simpangan baku 11,9 kilowatt-jam, apakah ini menunjukkan
pada taraf keberartian 0,05 alat penyedot debu tersbut secara rata-rata
kurang dari 46 kilowatt-jam setahun ?

Jawab :
1. H0 : µ = 46 Kw-jam : penggunaan alat penyedot debu rata-rata 46
kilowatt-jam per tahun
2. H1 : µ < 46 Kw-jam : penggunaan alat penyedot debu rata-rata bukan
46 kilowatt-jam per tahun
3. α = 0,01
Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA
10 - 15
e
Program Studi
Nilai-P untuk Contoh kasus 3, Teknik Industri
Fakultas Teknik
(Variansi tidak diketahui) Universitas Pasundan

Jawab :
4. Daerah kritis t < -1,796 (daftar_ tabel distribusi student t), bila :
x-  0
t
s/ n
dengan v = 11 derajat kebebasan

5. Perhitungan x = 42 kilowatt-jam, s = 11,9 kilowatt-jam, dan n = 12,


Maka :
42  46
t  1,16 P = P(T < -1,16) = 0,135
11,9 / 12
6. Keputusan : Jangan tolah H0 dan simpulkan bahwa rata-rata
banyaknya penggunaan kilowatt-jam setahun penyedot debu tidak
berbeda secara berarti dengan 46.
Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 16
Sub Bab 10.5
Dua Sampel : Uji Dua
Jl. Dr. Setia Budhi No. 193
Bandung – 40153
Tel. +62.022.2019433.,
2019407
Rataan
Fax . . +62.022.2019329

e
Program Studi
Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Pasundan
e
Program Studi
Teknik Industri
Uji Dua Rataan (Variansi diketahui) Fakultas Teknik
Universitas Pasundan

Hipotesis dua sisi menyangkut dua rataan dapat ditulis secara umum :

H0 : µ1 - µ2 = d0

Untuk hipotesis tandingan yang mungkin :


H1 : µ1 - µ2 ≠ d0
H1 : µ1 - µ2 < d0
H1 : µ1 - µ2 > d0

Tandingannya dapat dua sisi manapun seperti di atas. Distribusi yang


digunakan adalah dstribusi dari uji statistik di bawah H0. Nilai x1 dan x2
dihitung dan untuk σ1 dan σ2 yang dikatehui maka uji statistiknya
berbentuk :

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 18


e
Program Studi
Teknik Industri
Uji Dua Rataan (Variansi diketahui) Fakultas Teknik
Universitas Pasundan

( x1  x2 )  d 0
z
 12 / n1   22 / n2

dengan daerah kritis dua sisi dalam ha tandingannya dua pihak. Yaitu
tolah H0 dan mendukung H1 : µ1 - µ2 ≠ d0 bila z > zα/2 dan z < -zα/2.
Demikian untuk misal H1 : µ1 - µ2 > d0, petunjuk yang mendukung H1
muncul dari nilai z yang besar, sehingga daerah kritisnya di sebelah
kanan. Sementara H1 : µ1 - µ2 < d0, petunjuk yang mendukung H1 muncul
dari nilai z yang kecil, dimana daerah kritisnya sebelah kiri.

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 19


e
Program Studi
Uji Dua Rataan (Variansi tidak Teknik Industri
Fakultas Teknik
diketahui) Universitas Pasundan

( x1  x2 )  d 0
t untuk
s p 1 / n1  1 / n2

s 2
( n  1 )  s 2 ( n2  1)
2
sp 
2 1 1
n1  n2  2
Distribusi-t digunakan dalam hal ini dan bila hipotesisnya dwipihak maka
hipotesis tidak ditolak bila :
 t / 2,n1  n2  2  t  t / 2,n1  n2  2
Sebagai contoh : untuk H1 : µ1 - µ2 > d0, tolah H0 : µ1 - µ2 = d0 bila

t  t / 2,n1  n2  2
Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA
10 - 20
e
Program Studi
Nilai-P untuk Contoh kasus 4, Dua Teknik Industri
Fakultas Teknik
Rataan (Variansi tidak diketahui) Universitas Pasundan

Contoh Kasus 4 :
Suau percobaan dilakukan untuk membandingkan keausan, karena
gosokan, dua bahan yang dilapisi. Dua belas potong bahan 1 diuji dengan
memasukkan tiap potong bahan ke dalam mesin pengukur aus. Sepuluh
potong bahan 2 diuji dengn cara yang sama. Sampel bahan 1 memberikan
rata-rata keausan sebanyak 85 satuan dengan simpangan baku 4.
Sedangkan sampel bahan 2 memberikan rata-rata keausan sebanyak 81
dengan simpangan baku sampel 5. Dapatkah disimpulkan bahwa pada
taraf kepercayaan 0,05 keausan bahan 1 melampaui keausan bahan 2
sebanyak lebih dari 2 satuan ?. Anggaplah kedua populasi hampir normal
dengan variansi yang sama.

Jawab :
1. H0 : µ1 - µ2 = 2
2. H1 : µ1 - µ2 > 2
3. α = 0,05

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 21


e
Program Studi
Nilai-P untuk Contoh kasus 4, Dua Teknik Industri
Fakultas Teknik
Rataan (Variansi tidak diketahui) Universitas Pasundan

Jawab :
4. Daerah kritis t > 1,725 (tabel distribusi-t), untuk :
( x1  x2 )  d 0
t
s p 1 / n1  1 / n2
dengan v = n1 + n2 – 2 = 20 derajat kebebasan

5. Perhitungan x1 = 85, s1 = 4, dan n1 = 12, x2 = 85, s1 = 4, dan n1 = 12,


Jadi :
(11)(16)  (9)(25)
sp   4,478
12  10  2
(85  81)  2
t  1,04
4,478 1 / 12  1 / 10

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 22


e
Program Studi
Nilai-P untuk Contoh kasus 4, Dua Teknik Industri
Fakultas Teknik
Rataan (Variansi tidak diketahui) Universitas Pasundan

Jawab :
P = P(T < -1,16) = 0,135
Nilai-P diperoleh dari keluaran kemasan komputer.

6. Keputusan : Jangan tolah H0. Tidak dapat disimpulkan bahwa keausan


bahan 1 lebih dari 2 satuan.

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 23


e
Program Studi
Tabel 10.2 Data untuk Contoh Teknik Industri
Fakultas Teknik
Kasus 5 Universitas Pasundan

Contoh Kasus 5 :
Adakah perbedaan kandungan Androgen sebelum dan sesudah
diinjeksikan pada binatang rusa lias yang dijadikan sampel seperti
tabel berikut :

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 24


e
Program Studi
Gambar 10.13 Hasil uji-t berpasangan Teknik Industri
Fakultas Teknik
untuk data Contoh Kasus 5 Universitas Pasundan

Keputusan : kendati statistik tidak berarti pada taraf 0,05, P = P(ІTІ >
2,06) = 0,06. Jadi, ada kenyataan tentang adanya perbedaan dalam
rataan kadar peredaran androgen.

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 25


e
Program Studi
Teknik Industri
Tabel 10.3 Uji Mengenai Rataan Fakultas Teknik
Universitas Pasundan

Dr. Ir. M. Nurman Helmi, DEA 10 - 26

Anda mungkin juga menyukai