Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERTEMUAN 1

RESUME PERAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN

PENGKAJIAN AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION KEGAWATDARURATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Dosen : Nur Intan Hayati Husnul K, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Nama : Vera Viana


Nim : AK.118.196
Kelas : 3C S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2021
A. PERAN PERAWAT GAWAT DARURAT
Perawatan darurat adalah pemberian perawatan khusus bagi pasien yang sakit atau cidera
darurat. Pasien seperti itu tidak stabil sehingga memerlukan perawatan intensif dan
kewaspadaan. Peran perawat sangat penting dan dibutuhkan oleh pasien maupun kluarga dalam
kesembuhan pasien. Peran perawat dalam perawatan darurat yaitu pemberi pelayanan kesehatan,
manager klinis, pendidik, peneliti, praktik kolaboratif. Dalam keperawatan gawat darurat
terdapat prinsip perawatan yang pada penggunaanya harus cepat dan tepat, yaitu Emergent
triage, Urgent triage, dan Nonurgent triage. Perawatan gawat darurat mengharuskan perawat
memeriksa pasien dengan cepat dan tepat dan memonitor peralatan yang digunakan. Saat pasien
datang makan perawat akan melakukan pengkajian untuk mengumpulkan data yang akan
digunakan untuk tahap lebih lanjut.

Peran perawat dalam pelayanan gawat darurat yaitu (Sheehy, 2013, pp. 4–5):

1. Pemberi pelayanan kesehatan (direct care provider) pelayanan ini diberikan langsung
kepada pasien yang mengalami masalah kesehatan karena sakit akut, kritis, labil dan
cedera. Seta memberikan pelayanan kesehatan langsung pada keluarga, kelompok pasien
dan masyarakat yang membutuhkan perawatan kritis atau gawat darurat
2. Manager klinis (leadership) perawat gawat darurat dapat berperan sebagai manager klinik
atau unit gawat darurat yang bekerja untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gawat
darurat.
3. Pendidik (educator) perawat gawat darurat berperan sebagai pemberi edukasi atau
pembimbing klinik bagi pasien maupun keluarga dalam upaya untuk meningkatkan
kesehatan serta untuk pencegahan cedera berulang maupun yang belum terjadi.
4. Peneliti (reseacher) perawat gawat darurat berperan sebagai peneliti di dalam kesehatan
terkait pelayanan gawat darurat juga berguna untuk meningkatkan kualitas pelayanan
gawat darurat.
5. Praktik kolaboratif (collaborative practice) berperan untuk membangun kerjasama dan
koalisi antar profesi dan melakukan praktik kolaboratif untuk mendapatkan serta
mengoprimalkan hasil pelayanan yang diberikan.
B. PENGKAJIAN AIRWAY, BREATHING DAN CIRCULATION
KEGAWATDARURATAN

Dalam melakukan asuhan keperawatan pada kasus kegawatdaruratan selalu diawali


dengan melakukan pengkajian. Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya menggunakan
pendekatan A-B-C (Airway= JALAN NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan Circulation =
SIRKULASI). Perlu diingat sebelum melakukan pengkajian harus memperhatikan proteksi
diri (keamanan dan keselamatan diri) dan keadaan lingkungan sekitar. Proteksi diri sangatlah
penting dengan tujuan untuk melindungi dan mencegah terjadinya penularan dari berbagai
penyakit yang dibawa oleh korban. Begitu juga keadaan lingkungan sekitar haruslah aman,
nyaman dan mendukung keselamatan baik korban maupun penolong.

1. PENGKAJIAN AIRWAY (JALAN NAFAS)


Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten (longgar) atau
mengalami obstruksi total atau partialsambil mempertahankan tulang servikal. Sebaiknya
ada teman (perawat) membantu untuk mempertahankan tulang servikal. Pada kasus non
trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala headtilt dan chin lift (hiperekstensi)
sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada harus terkontrol atau mempertahankan
tulang servikal posisi kepala. Pengkajian pada jalan nafas dengan cara membuka mulut
korban dan lihat: Apakah ada vokalisasi, muncul suara ngorok; Apakah ada secret, darah,
muntahan; Apakah ada benda asing seperti gigi yang patah; Apakah ada bunyi stridor
(obstruksi dari lidah). Apabila ditemukan jalan nafas tidak efektif maka lakukan tindakan
untuk membebaskan jalan nafas.

2. PENGKAJIAN BREATHING (PERNAFASAN)


Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan setelah penilaian jalan nafas. Pengkajian
pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi. Bila diperlukan auskultasi dan
perkusi. Inspeksidada korban: Jumlah, ritme dan tipepernafasan; Kesimetrisan
pengembangan dada; Jejas/kerusakan kulit; Retraksi intercostalis. Palpasi dada korban:
Adakah nyeri tekan; Adakah penurunan ekspansi paru. Auskultasi: Bagaimanakah bunyi
nafas (normal atau vesikuler menurun); Adakah suara nafas tambahan seperti ronchi,
wheezing, pleural friksionrub. Perkusi, dilakukan di daerah thorak dengan hati hati,
beberapa hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: Sonor (normal); Hipersonor
atau timpani bila ada udara di thorak; Pekak atau dullnes bila ada konsolidasi atau cairan.

3. PENGKAJIAN CIRCULATION (SIRKULASI)


Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan jantung dan
pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi meliputi:
Tekanan darah; Jumlah nadi; Keadaan akral: dingin atau hangat; Sianosis; Bendungan
vena jugularis

Referensi
Hamarno, rudi. (2016). KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN & MANAGEMEN
BENCANA. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
https://www.academia.edu/42062531/KONSEP_KEPERAWATAN_GAWAT_DARURAT
Diakses ; Selasa, 02 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai