1. Nausea : Mual merupakan suatu rasa ketidak-nyamanan yang terjadi pada area perut atas,
STEP 2
STEP 3
Kebiasaan main ditanah tanpa alas kaki membuat hookworm dapat masuk melalui percutan
4.
5. Bagaimana cara mendiagnosis pasien tersebut
- Anamnesis : demam, muntah, bb turun, anemia
- PF : cembung, bising usus, nyeri tekan, hiper timpani
- PP : pemeriksaan feses ditemukan telur cacing
6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien tersebut
Farmakologi
- Albendazole 400 mg singledose tidak boleh diberikan pada ibu hamil. 200 mg untuk
anak anak usia 12-24 bulan
- Mebendazole 200 mg singledose selama 3 hari berturut-turut umur 12-24 bulan
sedangkan lebih 2 tahun menggunakan dosis 500 mg
- Pyrantelpamoat 10 mg/kgbb singledose perhari
- Piperazin 75 mg/kgbb selama 2 hari sebelum dan sesudah makan pagi
Nonfarmakologi
Tindakan operatif
- Jika ada efek serius cacing menggumpal didalam usus bisa mengakibatkan apendiditis.
STEP 4
Taenia saginata merupakan parasit yang termasuk dalam kelas cestoda yang hidup
dalam usus manusia dan dapat menyebabkan penyakit Taeniasis saginata. Cacing ini
disebut juga dengan Taeniarhynchus saginata dan cacing pita sapi. Hospes definitif dari
parasit ini adalah manusia sedangkan hospes intermediernya adalah sapi.
Struktur tubuh cacing ini dimulai dari kepala, yang disebut skoleks, dilanjutkan
leher. ruas-ruas, dan proglotid gravid yang penuh telur. Proglotid dapat terlepas dari
strobila (keseluruhan tubuh cacing) bersama tinja dan pecah mengeluarkan telur.
Jika telur termakan hospes perantara, akan keluar embrio yang menembus dinding
usus menuju peredaran darah dan ke jaringan otot serta subkutan lalu menjadi kista
(sistiserkus bovis pada sapi dan sistiserkus ceJ/ulosae pada babi). Apabila dimakan
manusia, akan keluar larva dari kista dan tumbuh menjadi cacing dewasa di yeyunum
dalam waktu 5-12 minggu. Larva dapat bertahan sampai 20 tahun.
a. Faktor resiko
- Memakan daging sapi kurang matang sempurna.
- Kontaminasi tanah dan rumput/tanaman dengan tinja manusia.
Cacing pita ini adalah parasit dalam usus halus manusia, dan sebagai inang
antaranya adalah sapi. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing pita
Taenia saginata dikenal dengan nama Taeniasis. Infeksi terutama terjadi di
Afrika, Timur Tengah, Eropa Barat, Meksiko, dan Amerika Selatan.
Cacing dewasa panjangnya dapat mencapai 25 m, tetapi sering kali yang terukur
hanya setengah dari panjangnya. Skoleksnya berbentuk rhomboid dan mempunyai
batil isap tanpa kait-kait. Jumlah proglotid 1000 sampai 2000, yang terdiri dari
proglotid muda, proglotid matur, dan proglotid grafik. Proglotid-proglotid ini
dapat bergerak dalam tinja ketika specimen dikirim tanpa pengawet. Telurnya
berbentuk bulat sampai sedikit oval, berukuran 31 – 43 µ, mempunyai dinding
yang tebal , bergaris dan berisi embrio berkait enam (onkosfer). Dalam usus
manusia terdapat proglotid yang sudah masak yang mengandungsel telur yang
telah dibuahi (embrio). Telur tersebut akan keluar bersama tinja, apabila termakan
oleh sapi kemudian sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi
larva onkosfer. Onkosfer akan menetas dalam duodenum, mengadakan penetrasi
ke dalam dinding usus, dan terbawa aliran limfe atau darah, kemudian akan
difiltrasi keluar otot lurik membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva
cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut
cysticercus (sistiserkus).Seseorang bisa terkena infeksi cacing pita ini melalui
makanan dengan memakan daging yang mengandung kista yang terdapat pada
daging sapi mentah atau daging sapi yang belum masak betul. 2
Cacing dewasa jarang menimbulkan gejala yang nyata, keluhan yang mungkin
dijumpai adalah rasa sakit di epigastrium. diare, rasa tidak enak di perut yang
tidak nyata. Proglotid dapat bergerak aktif, kadang dapat ditemukan pada pakaian
dalam atau tempat tidur dan ini dapat menimbulkan gangguan misalnya rasa
bingung, jijik dan lain-lain. Kemungkinan cysticercosis sangat kecil dan prognosa
taeniasis adalah baik.1
3. Faktor resiko
1) Faktor linkungan
2) Tingkat pendidikan
3) Kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan mandi
4) Penyajian konsumsi daging babi
5) Kebiasaan buang air besar
6) Sumber air minum dan cara memasak air minum.4
7) Memakan daging sapi kurang matang sempurna.
8) Kontaminasi tanah dan rumput/tanaman dengan tinja manusia.
4.
Di dalam usus manusia yang menderita Taeniasis (T. saginata) terdapat proglotid
yang sudah masak (mengandung embrio). Apabila telur tersebut keluar bersama feses dan
termakan oleh sapi, maka di dalam usus sapi akan tumbuh dan berkembang menjadi
onkoster (telur yang mengandung larva). Larva onkoster menembus usus dan masuk ke
dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot/daging dan
membentuk kista yang disebut C. bovis (larva cacing T. saginata). Kista akan membesar
dan membentuk gelembung yang disebut sistiserkus. Manusia akan tertular cacing ini
apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang. Dinding sistiserkus akan
dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks menempel pada usus manusia.
Kemudian larva akan tumbuh menjadi cacing dewasa yang tubuhnya bersegmen disebut
proglotid yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama
feses, kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya, telur yang berisi embrio tadi dalam
usus sapi akan menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan
berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas. Siklus hidup T. solium pada dasarnya
sama dengan siklus hidup T. saginata, akan tetapi induk semang perantaranya adalah babi
dan manusia akan terinfeksi apabila memakan daging babi yang mengandung kista dan
kurang matang/tidak sempurna memasaknya atau tertelan telur cacing. T. saginata
menjadi dewasa dalam waktu10 – 12 minggu dan T. solium dewasa dalam waktu 5 – 12
minggu.
5. Penegakkan diagnosis
Gejala klinis
1) Anamnesis
Gejala penderita taeniasis umumnya yaitu berupa rasa tidak enak pada
perut, gangguan pencernaan, diare, konstipasi, sakit kepala dan anemia.
- Keluhan yang mungkin dijumpai adalah rasa sakit di epigastrium.
- Diare, rasa tidak enak di perut yang tidak nyata.
- Proglotid dapat bergerak aktif, kadang dapat ditemukan pada pakaian
dalam atau tempat tidur dan ini dapat menimbulkan gangguan
misalnya rasa bingung, jijik dan lain-lain.
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan tanda vital.
2. Pemeriksaan generalis: nyeri ulu hati, ileus juga dapat terjadi jika cacing membuat
obstruksi usus.
Pemeriksaan penunjang
- Diagnosis ditegakkan dengan menemukan proglotid gravid atau telur
dalam tinja atau daerah perianal dengan cara swab.
- Untuk identifikasi spesies perlu dilakukan pemeriksaan skoleks yang
keluar setelah pengobatan dengan pewarnaan camin atau laktofenol.
- Membedakan telur Taenia saginata dengan telur Taenia solium dari
proglotid gravidnya dapat dibedakan berdasarkan jumlah lateral uterus
atau scolexnya yang tidak mempunyai kait-kait.
- Pemeriksaan tinja Ditemukan cacing pada tinja.
Tinja yang diperiksa adalah tinja sewaktu berasal dari defekasi spontan. Sebaiknya
diperiksa dalam keadaan segar, bila tidak memungkinkan tinja tersebut diberi
formalin 5-10% atau spirtus sebagai pengawet. 2
Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan laboratorium mikroskopik dengan menemukan telur dalam spesimen tinja
segar.
4. Secara makroskopik dengan menemukan proglotid pada tinja.
5. Pemeriksaan laboratorium darah tepi: dapat ditemukan eosinofilia, leukositosis, LED
meningkat.
6. Tatalaksana