Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CA SERVIKS

Disusun oleh :

1) Ferum Ike Pratiwi (201914401017)


2) Genta Tri Agustian (201914401018)
3) Hesti Fitria Ningrum (201914401020)
4) M. Kharis Noval (201914401028)
5) Riski Liarawati (201914401037)
6) Tria Wulandari (201914401044)
7) Villung Linggar Kencana (201914401046)
8) Wurin Yuni Asrini (201914401049)

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

2021

HALAMAN PENGESAHAN
3
Laporan yang Berjudul : Satuan Acara Penyuluhan Ca Serviks

Telah di Sah kan pada :

Nganjuk, Mei 2021

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Puji Astutik, S.Kep.Ns., M.Kes.,.

1. Topik : Ca Serviks
2. Sasaran : Lansia di Desa Alastuwo, Kecamatan Rejoso,
Kabupaten Nganjuk.

4
3. Tanggal : 27 April 2021
4. Tempat : Rumah ibu Suminem di Desa Alastuwo, Kecamatan
Rejoso, Kabupaten Nganjuk.
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Penyuluhan Kesehatan tentang Ca Serviks ini bertujuan agar para masyarakat
mempunyai pengetahuan, pemahaman dan sikap terhadap pencegahan dan
penaggulangan Penyakit Ca Serviks.
2. Tujuan Intruksional Khusus
a) Masyarakat dapat memahami Definisi Ca Serviks.
b) Masyarakat mampu mengetahui Penyebab Ca Serviks.
c) Masyarakat mampu mengetahui Tanda Dan Gejala Ca Serviks.
d) Masyarakat mampu mengetahui Cara Deteksi Dini Ca Serviks.
e) Masyarakat mampu mengetahui Stadium Ca Serviks.
f) Masyarakat mampu mengetahui Pencegahan Ca Serviks.
g) Masyarakat mampu mengetahui Penatalaksanaan Penanganan Ca Serviks.

B. Materi
1. Definisi Ca Serviks
2. Penyebab Ca Serviks.
3. Tanda dan Gejala Ca Serviks.
4. Cara deteksi dini Ca Serviks.
5. Stadium Ca Serviks.
6. Pencegahan Ca Serviks.
7. Penatalaksanaan Ca Serviks.

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

D. Media
1. Laptop
2. File Power Point

5
3. Leaflet

E. Strategi Pelaksanaan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 10 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Mengucapkan 2. Mendengarkan
salam pembuka 3. Mendengarkan
2. Memperkenalkan 4. Menjawab
diri pertanyaan.
3. Menjelaskan
maksud dan tujuan
penyuluhan
4. Menanyakan
kepada peserta
sejauh mana
pemahaman
tentang materi
yang akan
disampaikan.
2 30 menit Pelaksanaan : 1. Memperhatikan
1. Pengertian Ca 2. Memperhatikan
Serviks 3. Memperhatikan
2. Penyebab Ca 4. Memperhatikan
Serviks 5. Memperhatikan
3. Tanda dan Gejala 6. Memperhatikan
Ca Serviks 7. Memperhatikan
4. Cara Deteksi Dini
Ca Serviks
5. Stadium Ca
Serviks
6. Pencegahan Ca
Serviks
7. Penatalaksanaan
Ca Serviks

6
3 5 menit Penutup : 1. Menjelaskan
1. Menggali materi Ca Serviks
pengetahuan yang telah
peserta tentang disampaikan.
materi yang 2. Mendengarkan
disampaikan. 3. Menjawab salam
2. Menyimpulkan
hasil kegiatan
penyuluhan
3. Mengucapkan
salam penutup

F. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dihadiri 100% oleh lansia.
b.Media yang digunakan adalah Laptop, File Power Point, Leaflet.
c. Waktu penyuluhan 30 menit.
d.Penyelenggaraan Penyuluhan diadakan di Rumah ibu Suminem Desa Alastuwo,
Kec.Rejoso, Kab. Nganjuk.
e. Penyaji cukup menguasai materi dengan baik.
f. Pengorganisasian penyuluhan dipersiapkan beberapa hari sebelum Penyuluhan.
g. Peserta hadir mengikuti penyuluhan dan tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan sebelum kegiatan penyuluhan selesai dilakukan.
h. Peserta aktif dan antusias mengikuti proses penyuluhan sampai kegiatan
penyuluhan selesai.

2. Evaluasi Hasil
a. Setelah dilakukan Penyuluhan tentang Ca Serviks pada ibu Suminem
diharapkan peserta mampu :
1) Menjelaskan Pengertian Ca Serviks.
2) Menjelaskan Penyebab Ca Serviks.
3) Menjelaskan Tanda dan Gejala Ca Serviks.
4) Menjelaskan Cara Deteksi Dini Ca Serviks.

7
5) Mejelaskan Stadium Ca Serviks.
6) Menjelaskan Pencegahan Ca Serviks.
7) Menjelaskan Penatalaksanaan Ca Serviks.
Setelah dilakukan Penyuluhan tentang Ca Serviks diharapkan peserta mengerti
dan memahami mengenai Ca Serviks serta diharapkan dapat melakukan
perubahan perilaku hidup yang lebih baik dan sehat untuk mencegah terjadinya
Ca Serviks.

Lampiran 1

MATERI

1. Pengertian Ca Serviks

8
Kanker serviks atau Ca Serviks adalah kanker yang menyerang jaringan serviks.
Serviks merupakan organ yang menghubungkan vagina dengan rahim (ESMO, 2010;
Yayasan Kanker Indonesia, 2014; CDC, 2015).
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel serviks, kanker serviks
dapat berasal dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel-sel mulut
rahim atau keduanya (Nurwijaya, 2010).

2. Penyebab Ca Serviks
Penyebab Kanker serviks tidak diketahui secara pasti. Menurut Prayetni, (2007),
beberapa faktor predisposisi kanker serviks antara lain yaitu:

1) HPV (Human Papilloma Virus) adalah virus penyebab kutil genetalia (kondiloma
akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat
berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56. Sekitar 90-99% jenis kanker serviks
disebabkan oleh HPV. Virus ini bisa ditransfer melalui hubungan seksual dan bisa
hadir dalam berbagai variasi.

2) Tembakau dalam rokok bisa menurunkan system kekebalan tubuh dan


mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada leher rahim.

3) Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. Semakin muda seorang
perempuan melakukan hubungan seks, maka semakin besar risiko untuk terkena
kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan
hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar
daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun, selain itu sperma yang
mengandung komplemen histone dapat bereaksi dengan DNA sel leher rahim.
Sperma yang bersifat alkalis dapat menimbulkan hiperplasia dan neoplasia sel
leher rahim.

4) Perilaku seksual berganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit


kelamin. Risiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang
mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih.

5) Pemakaian pil KB. Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan meningkatkan insiden


NIS (Neoplasia Intraepitelial Kanker serviks) meskipun tidak langsung. Diduga
mempercepat perkembangan progresivitas lesi. Pemakaian pil KB lebih dari 6

9
tahun meningkatkan risiko terjadinya Kanker serviks. Penjelasan yang rasional atas
fenomena ini adalah karena kontrasepsi oral menginduksi eversi epitel kolumnar
sehingga meningkatkan atipia pada wanita, menurunkan kadar asam folat darah
sehingga terjadi perubahan megaloblastik sel epitel leher rahim dan dapat
meningkatkan efek ekspresi onkoprotein virus.

3. Tanda dan Gejala Ca Serviks


Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang
keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan
kontak) merupakan gejala karsinoma Kanker serviks (75-80%) (Wiknjosastro, 2005).

Pada tahap awal, terjadinya Kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus.
Biasanya timbul gejala berupa ketidakteraturannya siklus haid, amenorhea,
hipermenorhea, dan penyaluran secret vagina yang sering atau perdarahan
intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada
penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid. Nyeri dirasakan dapat
menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal. Pada tahap lanjut, gejala
yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari vagina berwarna kuning,
berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan
makin sering terjadi dan nyeri makin progresif. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang
menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter.
Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan
gejala penyakit lanjut (Rasjidi. I, 2007).

4. Deteksi Dini Ca Serviks


Ada pun cara metode-metode dalam deteksi dini pada Kanker serviks antara lain
yaitu:
1) Pap smear, test ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang
abnormal, yaitu suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan pada leher rahim
dengan spatula kemudian dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop. Pap smear

10
hanyalah sebatas skrining, bukan diagnosis adanya kanker serviks. Jika
ditemukan hasil pap smear yang abnormal, maka dilakukan pemeriksaan standar
berupa kolposkopi. Kolposkopi merupakan pemeriksaan dengan pembesaran
(seperti mikroskop) yang digunakan untuk mengamati secara langsung
permukaan Kanker serviks dan bagian Kanker serviks yang abnormal. Dengan
kolposkopi akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaan leher rahim, kemudian
dilakukan biopsy pada lesi - lesi tersebut.
2) Biopsy, Teknik yang biasa dilakukan adalah punch biopsy yang tidak
memerlukan anestesi dan teknik cone biopsy yang menggunakan anestesi. Biopsi
dilakukan untuk mengetahui kelainan yang ada pada kanker serviks. Jaringan
yang diambil dari daerah bawah kanal servikal. Hasil biopsi akan memperjelas
apakah yang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja (Prayetni, 2007)
3) Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) tes merupakan alternative skrining untuk
kanker serviks. Tes sangat mudah dan praktis dilaksanakan, sehingga tenaga
kesehatan non dokter ginekologi, bidan praktek dan lain-lain. Prosedur
pemeriksaannya sangat sederhana skrining untuk kanker serviks. Tes sangat
mudah dan praktis dilaksanakan, sehingga tenaga kesehatan non dokter
ginekologi, bidan praktek dan lain-lain. Prosedur pemeriksaannya sangat
sederhana, permukaan leher rahim diolesi dengan asam asetat, akan tampak
bercak-bercak putih pada permukaan Kanker serviks yang tidak normal
(Elizabeth 2001).

5. Stadium Ca Serviks
Pembagian tahapan kanker serviks yang paling umum digunakan dalah sistem
International Federation of Gynecology, and Obstertric(FIGO) dalam Rasjidi (2010).
1) Stadium 0
Stadium ini disebut juga karsinoma in situ yang berarti kanker belum menyerang
bagian yang lain. Sel abnormal hanya ditemukan pada permukaan serviks. Ini
termasuk kondisi prakanker yang bisa diobati dengan tingkat kesembuhan
mendekati 100%.
2) Stadium I
Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar kemana pun.
Stadium I dibagi menjadi Stadium IA dan IB. Dimana stadium IA pertumbuhan

11
kanker begitu kecil sehingga hanya bisa dilihat dengan sebuah mikroskop atau
kolposkop. Stadium IB jika kanker lebih luas, tetapi belum menyebar dalam
jaringan serviks.
3) Stadium II
Pada Stadium II, kanker telah menyebar di luar leher rahim tetapi tidak ke
dinding panggul atau sepertiga bagian bawah vagina.
4) Stadium III
Pada Stadium III, kanker serviks telah menyebar ke jaingan lunak sekitar vagina
dan serviks sepanjang dinding panggul.
5) Stadium IV
Kanker serviks Stadium IV adalah kanker yang paling parah. Kanker telah
menyebar ke organ-organ tubuh di luar serviks dan rahim. Stadium IVA apabila
kanker telah menyebar ke organ, seperti kandung kemih dan rektum (dubur).
Stadium IVB jika kanker telah menyebar ke organ-organ tubuh yang sangat jauh,
seperti paru-paru.
6. Pencegahan Ca Serviks
Upaya pencegahan yang paling utama adalah menghindarkan diri dari faktor risiko
seperti penggunaan kondom bila berhubungan seks, menghindari merokok,
menghindari mencuci vagina dengan anti septik tidak dilakukan secara rutin, jangan
pernah menaburi talk pada vagina yang terasa gatal atau kemerahan, diet rendah
lemak, meningkatkan konsumsi Vitamin terutama betakaroten, vitamin C, dan asam
folat, hubungan seks terlalu dini, berganti - ganti pasangan, penggunaan estrogen
dalam jangka waktu yang lama, dan kondisi social ekonomi individu.

12
Lampiran 2

DOKUMENTASI

13

Anda mungkin juga menyukai