Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

“MECCONIUM ASPIRATION SYNDROME (MAS)”

Disusun untuk memenuhi tugas praktik anak RSUD Sidoarjo

Disusun Oleh:

Ferum Ike P. (201914401017)

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

PRODI D-3 KEPERAWATAN

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada

MAS

Telah disahkan dan disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Disusun oleh:

Nama : Ferum Ike Pratiwi (201914401017)

Pembimbing Mahasiswa

(Bu. Siti Yunariyah ) (Ferum Ike Pratiwi)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I TINJAUAN TEORI.................................................................................1

A. Pengertian...........................................................................................1

B. Etiologi...............................................................................................2

C. Patofisiologi........................................................................................6

D. Faktor Resiko MAS............................................................................9

E. Penatalaksanaan Bayi MAS................................................................9

F. Manifestasi Klinis MAS...................................................................10

G. Komplikasi MAS

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................14

A. Pengkajian.........................................................................................14

B. Diagnosa keperawatan......................................................................27

C. Intervensi keperawatan.....................................................................27

D. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

iii
BAB I

TINJAUAN TEORI

A.Pengertian

Sindroma aspirasi mekonium (SAM) atau mecconium aspiration


syndrome (MAS) adalah kumpulan gejala yang diakibatkan oleh
terhisapnya mekonium / cairan amnion mekonial  ke dalam
saluran pernafasan  bayi.

Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah salah satu penyebab


yang paling sering menyebabkan kegagalan pernapasan pada
bayi baru lahir aterm maupun post-term. Kandungan mekonium
antara lain adalah sekresi gastrointestinal, hepar,dan pancreas
janin, debris seluler, cairan amnion, serta lanugo.lahir saat di
dalam uterus atau saat bernafas pertama kali.

B. Etiologi

1. Asfiksiafetal
2. Prolonged labour
3. Peningkatan aktivitas usus janin.
4. Cairan amnion yang mengandung mekoneum terinhalasi oleh bayi.
Mekonium dapat keluar (intrauterin) bila terjadi stres/kegawatan
intrauterin.

1
C. Patofisiologi

SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut


fetal distress. Pada keadaan ini, janin yang mengalami distres akan
menderita hipoksia (kurangnya oksigen di dalam jaringan). Hipoksia
jaringan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus disertai
dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam
cairan amnion.

Asfiksia dan berbagai bentuk stres intrauterin dapat meningkatkan


peristaltik usus janin disertai relaksasi sfinkter ani eksterna sehingga
terjadi pengeluaran mekoneum ke cairan amnion. Saat bayi dengan
asfiksia menarik napas (gasping) baik in utero atau selama persalinan,
terjadi aspirasi cairan amnion yang bercampur mekoneum ke dalam
saluran napas. Mekoneum yang tebal menyebabkan obstruksi jalan
napas, sehingga terjadi gawat napas.

Sindrom ini biasanya terjadi pada infant full-term. Mekonium ditemukan


pada cairan amnion dari 10% dari keseluruhan neonatus,
mengindikasikan beberapa tingkatan aspiksia dalam kandungan.
Aspiksia mengakibatkan peningkatan peristaltik intestinal karena
kurangnya oksigenasi aliran darah membuat relaksasi otot spincter anal
sehingga mekonium keluar. Mekonium tersebut terhisap saat janin dalam
kandungan.

Aspirasi mekonium menyebabkan obstruksi jalan nafas komplit atau


partial dan vasospasme pulmonary. Partikel garam dalam mekonium
bekerja seperti detergen, mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan

2
paru. Jika kondisi berkelanjutan akan terjadi pneumothoraks, hipertensi
pulmonal persisten dan pneumonia karena bakteri.

Dengan intervensi yang adekuat, gangguan ini akan membaik dalam


beberapa hari, tetapi angka kematian mencapai 28% dari seluruh
kejadian. Prognosis tergantung dari jumlah mekonium yang teraspirasi,
derajat infiltrasi paru dan tindakan suctioning yang cukup. Suctioning
termasuk aspirasi dari nasofaring selama kelahiran dan juga suctioning
langsung pada trachea melalui selang endotracheal setelah kelahiran jika
mekonium ditemukan.

3
D. Faktor Resiko MAS/SAM

4
1. Usia kehamilan melebihi 40 minggu ( Postterm )
2. Berat badan lahir rendah. Bedakan dengan prematuritas, dimana SAM
jarang terjadi bila bayi lahir sebelum 34 minggu. Dengan demikian,
prematuritas bukan faktor risiko untuk terjadinya SAM
3. Kesulitan dalam melahirkan
4. Pre-eklampsia, eklampsia, hipertensi pada ibu, DM pada ibu, ibu yang
perokok berat/penderita penyakit paru kronik/penyakit
kardiovaskularBerat badan kurang dari 2500 gram.

E. Penatalaksanaan Medis MAS


Tergantung pada berat ringannya keadaan bayi, mungkin saja bayi akan
dikirim ke unit perawatan intensif neonatal (neonatal intensive care unit
[NICU]). Tata laksana yang dilakukan biasanya meliputi :
1. Umum
Jaga agar bayi tetap merasa hangat dan nyaman, dan berikan
oksigen.
2. Farmakoterapi
Obat yang diberikan, antara lain antibiotika. Antibiotika diberikan
untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa infeksi ventilasi
mekanik.
3. Fisioterapi
Yang dilakukan adalah fisioterapi dada. Dilakukan penepukan pada
dada dengan maksud untuk melepaskan lendir yang kental.
4. Pada SAM/MAS berat dapat juga dilakukan:
a. Pemberian terapi surfaktan.
b. Pemberian ventilator khusus untuk memasukkan udara
beroksigen tinggi ke dalam paru bayi.
c. Penambahan nitrit oksida (nitric oxide) ke dalam oksigen yang
terdapat di dalam ventilator. Penambahan ini berguna untuk
melebarkan pembuluh darah sehingga lebih banyak darah dan
oksigen yang sampai ke paru bayi. Bila salah satu atau kombinasi

5
dari ke tiga terapi tersebut tidak berhasil, patut dipertimbangkan
untuk menggunakan extra corporeal membrane oxygenation
(ECMO). Pada terapi ini, jantung dan paru buatan akan
mengambil alih sementara aliran darah dalam tubuh bayi.
Sayangnya, alat ini memang cukup langka.

F. Manifestasi Klinis MAS

Cairan ketuban berwarna hijau tua dapat jernih maupun kental,


mekonium pada cairan ketuban, noda kehijauan pada kulit bayi,
kulit bayi tampak kebiruan (sianosis), pernafasan cepat (takipnea)
, sesak nafas (apnea), frekuensi denyut jantung janin rendah
sebelum kelahiran , skor APGAR yang rendah , bayi tampak
lemas , auskultasi: suara nafas abnormal Kadang-kadang
terdengar ronki pada kedua paru. Mungkin terlihat emfisema atau
atelectasis.

G. Komplikasi MAS
1. Displasia bronkopulmoner  
2. Pneumotoraks
3. Aspirasi pnemonia

Bayi yang menderita SAM berat mempunyai kemungkin lebih besar untuk
menderita mengi (wheezing) dan infeksi paru dalam tahun pertama
kehidupannya. Tapi sejalan dengan perkembangan usia, ia bisa
meregenerasi jaringan paru baru. Dengan demikian, prognosis jangka
panjang tetap baik.

Bayi yang menderita SAM sangat berat mungkin akan menderita penyakit
paru kronik, bahkan mungkin juga menderita abnormalitas perkembangan
dan juga ketulian. Pada kasus yang jarang terjadi, SAM dapat
menimbulkan kematian

6
7
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN PEDIATRIK

Data diambil tanggal : 3 Agustus 2021 Jam : 12.30 WIB

Ruang rawat/kelas : Ruang Bayi

No. Rekam medik : ................................................

I. Identitas II.Identitas
Anak Orangtua

Nama :By. Y Nama Ayah :Tn. T

Tanggal lahir :17-06-2021 Nama Ibu :Ny.R

Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan :Swasta


Ayah/Ibu

Tanggal MRS : 3 Agustus 2021 :swasta


Pendidikan
Ayah/Ibu
Alamat : jl yos sudarso :SMA
malang
Agama
SMA
:Mecconium
Aspiration Suku Bangsa
Diagnosa Medis Syndrome :Islam

Alamat
:status rekam Medis :jawa

8
Sumber :jl yos
Informasi sudarso
malang

II. Riwayat Keperawatan


1. Riwayat Keperawatan Sekarang
a. Keluhan Utama : Bayi Y mengalami sesak nafas dan tidak
menangis spontan saat lahir.
b. Riwayat Penyakit saat ini : Bayi Y lahir tanggal 17 Juni 2021 pukul
12.20 WIB di RS dengan usia kehamilan 36 minggu. Ny.R
diprediksikan melahirkan pada tanggal 30 Juni namun pada tanggal 17
Juni 2021 Ny.R mengalami tanda-tanda kontraksi mulai pukul 06.00
WIB. Pada awalnya Ny.R dibawa ke Puskesmas pada pukul 06.00,
namun hingga pukul 11.00 bayi tidak kunjung keluar. Ny.R
mengatakan saat di Puskesmas Ny.R dibantu oleh 3 bidan dengan
mendorong perut dari atas namun bayi tidak kunjung keluar. Bayi Y
merupakan putri kedua Ny R (32 tahun). Bayi lahir dengan vacum
ekstrasi atas indikasi partus lama, penyulit terlilit tali pusat dan ketuban
bercampur mekonium. Bayi lahir dalam keadaan tidak menangis
spontan dan BB lahir 2800 gram, anus (+), Penis (+), tidak terdapat
tanda kecacatan. Keadaan umum Bayi Y lemah, mengalami sesak
nafas, APGAR score 5-6-7, sianosis serta ujung kaki dan tangan teraba
dingin. Saat lahir ketuban berwara hijau bercampur mekonium.
c. Riwayat Keperawatan Sebelumnya : tidak ada riwayat kesehatan masa
lalu
d. Riwayat Kesehatan masa lalu :

1) Penyakit yang pernah diderita

9
Ibu Bayi Y tidak memiliki riwayat penyakit berat yang pernah
diderita. Bayi tidak menangis spontan saat dilahirkan dan sianosis
2) Riwayat operasi
Ny R tidak pernah memiliki riwayat operasi dan ini merupakan
kelahiran putra keduanya dengan proses vacum ekstrasi.
3) Riwayat Alergi
Bayi Y tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, ASI, plester
dan sebagaianya selama dirawat di Rumah Sakit
4) Riwayat Imunisasi
Bayi Y belum melakukan imunisasi.

e. Riwayat perinatal

1) Antenatal
Ny.R mengatakan saat hamil pasien rutin melakukan
pemeriksaan selama 2 minggu sekali di bidan setempat. Saat
pasien mengeluhkan lemas dan muntah-muntah pada trimester
pertama. Ny R datang ke RS berdasarkan rujukan dari Puskesmas
dengan UK 36 minggu. Ny. R mengeluhkan sakit perut pada hari
Jumat tanggal 17 Juni 2021
2) Intranatal
Ny R melahirkan bayi R melalui proses vacum ekstraksi pada
tanggal 17 Juni 2021 pukul 12.20 WIB. Penyulit persalinan
berupa pemanjangan kala 2 dengan penyulit terlilit tali pusat.
Bayi Y lahir tanggal 17 Juni 2021 pukul 12.20 WIB di RS
dengan usia kehamilan 36 minggu. Bayi Y merupakan putri
kedua Ny R (32 tahun). Bayi lahir melalui vacum ekstraksi
dengan penyulit terlilit tali pusat dan ketuban keruh bercampur
mekonium. Bayi lahir dalam keadaan tidak menangis spontan,
BB lahir 2800 gram, anus (+), penis (+), tidak terdapat tanda
kecacatan. Keadaan umum Bayi R lemah, mengalami sesak

10
nafas, APGAR score 5-6-7, sianosis serta ujung kaki dan tangan
teraba dingin.
3) Post Natal (0-7 hari)
Bayi Y lahir melalui proses vacum ekstraksi dengan BBL 2800
gram dan tidak menangis spontan ketika dilahirkan. 3 hari setelah
melahirkan ibu pasien masih dirawat di ruang asparaga dan bayi
Y mendapatkan susu formula selama Ny.R berada di ruang rawat
inap. Saat bertemu dengan ibunya, By.Y tidak mau menyusu dan
hanya tertidur, refleks hisap lemah.

11
2. Riwayat Kesehatan keluarga
a. Keluarga tidak pernah ada yang memiliki riwayat persalinan seperti
yang dialami Ny R pada pemanjangan kala 2 dan keluarganya tidak
pernah ada yang memiliki riwayat persalinan vacum ekstraksi maupun
sesar.

b. Genogram ( 3 generasi )

3. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Perkembangan

1) Adaptasi sosial
Bayi Y hanya berinteraksi dengan tenaga kesehatan yang bertugas
dan ibunya.
2) Motorik kasar
Bayi Y sudah tidak dapat membuka mata, menggerakan esktremitas
atas dan bawah.
3) Motorik halus
Bayi Y mampu menggenggam ketika seseorang memberikan jari
kepadanya. Pandangan bayi Y belom dapat mengikuti arah
seseorang yang berinteraksi dengannya.

12
4) Bahasa
Bayi Y mulai dapat menangis melengking atau keras meskipun
pada saat lahir memiliki riwayat tidak dapat menangis spontan.

4. Pengetahuan keluarga
Dari wawancara yang telah di lakukan nampak keluarga dari pasien
memiliki kurang pengetahuan .
5. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit
Bayi Y masih rentan terhadap infeksi sehingga perlu menerapkan prinsip
aseptik karena mekonium yang ada pada saluran nafasnya. Suhu infant
warmer box juga perlu dimonitor karena saat ini bayi rentan mengalami
hipotermi dan hipertermi. Observasi suhu bayi di boxtiap 30 menit sekali,
saat suhu pasien mencapai > 37,5 ⁰C maka matikan infant sementara dan
tetap observasi suhu bayi.

III. Pola Aktivitas sehari – hari


1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan
Ny R sudah memahami cara merawat bayi seperti menggendong
dengan benar, makanan yang baik dikonsumsi pada saat aktif
menyusui, cara mengganti baju dan pampers bayi. Ny.R sudah
memiliki pengalaman memiliki bayi sebelumnya, Bayi Y
merupakan anak ke-2 dan anak pertamanya berumur 14 tahun.
2. Pola Nutrisi & Metabolisme
Bayi Y selama berada di dalam infant warmer box hingga
dipindahkan ke dalam box bayi hanya memenuhi kebutuhan
nutrisinya dengan susu formula, infus dilepas pada hari ke2,
pasien hanya terpasang fenflon, dan tidak terpasang NGT.
3. Pola eliminasi
BAK bayi normal dan BAB bayi normal 2x sehari.
4. Pola aktifitas / bermain

13
Bayi Y hanya beraktifitas di dalam box bayi, padi hari pertama
pengkajian bayi rewel karena terdapat luka di bagian kepala akibat
vacum.
5. Pola Istirahat tidur
Pada hari pertama pengkajian bayi sedikit rewal karena terdapat
luka pada kepala.
6. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pola konitif dan sensori bayi Y belum terkaji.
Pola kognitif ibu masih terbatas.
7. Pola konsep diri
Segala keputusan yang diambil menurut hasil diskusi bersama
suami.
8. Pola Hubungan - Peran
Bayi Y telah dapat berinteraksi dengan ibunya 3 hari setelah
masuk perinatologi karena ibu pasien masih berada di ruang rawat
inap sebelumnya.
9. Pola Seksual - seksualitas
Bayi Y mendapatkan kasih sayang dari keluarganya, hal ini terlihat
dari keluarga yang selalu siaga di luar ruang perinatologi. Ibu
pasien mengunjungi pasien pada saat tiba waktunya untuk
menyusui..
10. Pola Mekanisme Koping
Bayi selalu memberikan tanda ketidaknyamanan dengan
menangis seperti saat sesak, haus, BAB dan BAK.
11. Personal Nilai dan kepercayaan
Ny R percaya bahwa semua proses yang dilalui untuk kesembuhan
anaknya dapat dilalui dengan sabar. Keluarga percaya tindakan
yang diberikan pada by.Y di RS dapat meningkatkan kesehatan
pasien.

14
IV. Observasi dan pemeriksaan fisik

1. Status kesehatan Umum


Keadaan Umum: lemah
Kesadaran: somnolen
APGAR Score 5-6-7
Tanda vital :
HR: 142 x/menit
RR: 62 x/menit
Suhu: 36,4oC
Lingkar badan : 48 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan atas: 10 cm
Berat badan saat ini : 2800 gram
Perkembangan BB : Berat badan lahir dan sekarang masih sama
2. Kepala:
Inspeksi: persebaran rambut merata dan berwarna hitam, sianosis, terdapat
luka pada sisi kepala bagian kanan, mata simetris, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, mulut simetris, tidak terdapat labioschisis.
Palpasi: sutura masih belum menutup sempurna, tidak terdapat tumpang
tindih pada sutura, telinga ketika dilipat masih menekuk dan lama untuk
kembali ke posisi semula
3. Leher
Inspeksi: Leher masih terdapat lanugo dan warna kulit sama dengan
sekitar
Palpasi: tidak terdapat pembesaran vena jugularis
4. Thorax/dada
Inspeksi: pengembangan dada simetris, terdapat retraksi dada
Palpasi: pergerakan dada kanan dan kiri seimbang
Perkusi: sonor diseluruh lapang paru

15
Auskultasi: terdapat suara nafas tambahan (ronki) dan terdengar bunyi
jantung S1 dan S2 tunggal
5. Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen normal, tidak terdapat asites, warna kulit sama
dengan sekitar
Palpasi: tidak terdapat distensi dan tidak terdapat nyeri tekan
Auskulkasi: bising usus 5 x/menit
Perkusi: Timpani di daerah lambung
6. Keadaan punggung
Inspeksi: terdapat lanugo tipis di seluruh lapang punggung dan warna kulit
sama dengan sekitarnya
Palpasi: tidak terdapat benjolan, tulang puggung simtris, tidak terdapat
bentuk tulang abdormal, punggung bayi simetris kanan-kiri
7. Ekstremitas:
Inspeksi: ekstremitas lengkap kanan/kiri-atas/bawah tidak ada kelainan
CTEV, tidak terdapat polidaktil
Palpasi: tidak terdapat bejolan, turgor kulit normal, terdapat tahanan yang
lemah dari bayi
8. Genetalia & Anus: testis (+), anus (+), secara umum normal dan tidak ada
kelainan
Inspeksi: ukuran penis normal
Palpasi: testis teraba kanan dan kiri
9. Pemeriksaan Neurologis
Reflek rooting (-)
Palmar (+)
Moro (+)
Babinski (+)

IV. Terapi medis

1. Oral: susu formula dan ASI

16
2. Oksigen: 1 Lpm dengan nasal kanula
3. Pemerian cairan infus D5 ¼
4. Extra lampu untuk thermoregulasi
5. Injeksi cinam 2x150 mg
6. Salep gentamisin

VI. Analisa data

Data Masalah Etiologi


1. Tanda Mayor Bersihan jalan napas Spasme jalan napas
tidak efektif (SDKI D.0001,
DS: -
(SDKI D.0001, 2017:18)
DO: 2017:18)
a. TTV Bayi G: HR:
142 x/menit, RR:
62 x/menit, Suhu:
36,4 oC
b. Batuk tidak
efektif
c. Tidak mampu
batuk
d. Sputum berlebih
e. Mengi, wheezing
f. Mekonium di
jalan napas

2. Tanda Minor
DS:
a. Dispnea
b. Sulit bicara
Ortopnea
DO :
a. Gelisah
b. Sianosis

17
c. Bunyi napas
menurun
d. Frekuensi
napas berubah
e. Pola napas
berubah
1. Tanda mayor Gangguan integritas Faktor mekanis
DS :- kulit atau jaringan (SDKI, kode D.0129,
DO : (SDKI, kode D.0129, 2017:282)
a. Kerusakan 2017:282)
jaringan dan
atau lapisan
kulit
2. Tanda minor
DS :-
DO :
a. Nyeri
b. Perdarahan
c. Kemerahan
d. Hematoma

B. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme


jalan napas yang ditandai dengan pasien tidak menangis secara
spontan, retraksi dada (+), RR 62 x/menit. (SDKI kode D.0001 hal
18)
2. Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan faktor
mekanis yang ditandai dengan adanya luka pada sisi kepala bagian
kanan. (SDKI kode D.0129 hal 282)

C. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasionalisasi


Hasil Keperawatan
Setelah dilakukan Observasi: Observasi
intervensi keperawatan 1. Identifikasi 1. untuk mengetahui
selama 1x 24 jam kemampuan kemampuan batuk
diharapkan bersihan batuk 2.untuk mengetahui
jalan napas pasien 2. Monitor adanya adanya sputum
efektif dengan kriteria retensi sputum 3. untuk mengetahui
hasil: 3. Monitor tanda tanda gejala akibat
1. Batuk efektif dan gejala bersihan jalan napas

18
meningkat infeksi saluran tidak efektif
(skala 5) napas
2. Produksi Terapeutik
sputum Terapeutik 1. Agar pasien
menurun (skala 1. Atur posisi nyaman
5) semifowler atau 2. untuk menjaga
3. Wheezing fowler kenyaman dan
menurun (skala 2. Buang sekret kebersihan
5) pada tempat pasien (bayi)
4. Mekonium sputum
menurun (skala Edukasi :
5) Edukasi 1. untuk memenuhi
5. Sianosis 1. Jelaskan tujuan tujuan batuk
membaik (skala dan prosedur efektif
5) batuk efektif
6. Frekuensi napas Kolaborasi
membaik (skala Kolaborasi 1. Agar
5) 1. Kolaborasi pemenuhan obat
7. Pola napas pemberian pada pasien
membaik (skala mukolitik dan dapat tercapai
5) ekspektoran,
(SLKI kode jika perlu
L.01001:18 ) (SIKI kode
I.01006:142)
Observasi
1. Untuk
Observasi: mengetahui
1. Identifikasi penyebab
penyebab gangguan
Setelah dilakukan gangguan integritas kulit
intervensi integritas kulit Terapeutik
keperawatan selama Terapeutik: 1. Untuk memberi
1x 24 jam diharapkan 1. Ubah posisi tiap kenyamanan
kerusakan integritas 2 jam jika tirah pasien
kulit atau jaringan baring 2. Agar tidak terjadi
pada pasien 2. Bersihkan iritasi
menurun dengan perineal Edukasi
kriteria hasil: dengan air 1. Untuk
1. Elastisitas hangat menghindari
meningkat Edukasi atau tidak
(skala 5) 1. Anjurkan memperparah
2. Perfusi menghindari keadaan pasien
jaringan terpapar suhu
meningkat ekstrim
(skala 5) (SIKI kode I.11353
3. Nyeri menurun hal 316)
(skala 5)
4. Perdarahan

19
menurun
(skala 5)
5. Kemerahan
menurun
(skala 5)
6. Hematoma
menurun
(skala 5)
7. Suhu kulit
membaik
(skala 5)
(SLKI kode L.14125
hal 33)

Evaluasi

S: Tidak di kaji
O: -klien tetap hangat suhu 36,5 C
-akral hangat
A: Masalah teratasi sebagian
P: Teruskan rencana intervensi

20
DAFTAR PUSTAKA

Melson, Kathryn A. & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Palnning,

Second Edition, Springhouse Corporation, Springhouse, 1994

Wong, Donna L., Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth Edition, Mosby

Year Book Inc, Missouri 1996.

Doengoes, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta

Diposkan oleh Kapevi Hatake di 8:09 PM Asmadi. 2008.

Tim Pokja SDKI PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi

1 Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019 . Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat.

Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1

Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

21
22

Anda mungkin juga menyukai