Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

“HARGA DIRI RENDAH (HDR)”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
yang diampu oleh:
Fitra Handika Hutama, S.Kep.Ns., M.Kes.

HALAMA N JUDUL
Disusun Oleh:

1. Ferum Ike Pratiwi (201914401017)


2. Genta Tri Agustian (201914401018)
3. Hadeel A. W (201914401019)
4. Hesty Fitria N (201914401020)
5. Irma Aliyani Z. (201914401021)
6. Itsna Khoirun N. (201914401022)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah yang disusun oleh
Nama :
1. Ferum Ike Pratiwi(201914401017)
2. Genta Tri Agustian (201914401018)
3. Hadeel A W (201914401019)
4. Hesty Fitria N (201914401020)
5. Irma Aliyani Zainal (201914401021)
6. Itsna Khoirun Nuha (201914401022)

Judul : HARGA DIRI RENDAH (HDR)


Telah disahkan dan disetujui pada:
Hari :
Tanggal :

Disetujui Oleh:
Dosen Pengampu Mata Kuliah

Fitra Handika Hutama, S.Kep. Ns., M. Kes.


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Harga Diri Rendah (HDR)”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memberi
dukungan moriil maupun materiil. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan
terima kasih kepada Bapak Fitra Handika Hutama, S. Kep. Ns., M. Kes., dan tim
dosen selaku pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, diperlukan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat diharapkan. Demikian, semoga makalah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya, dan dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Nganjuk, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
A. Pengertian atau Definisi...................................................................................1
B. Etiologi.............................................................................................................4
C. Klasifikasi........................................................................................................4
D. Patofisiologi.....................................................................................................4
E. Manifestasi Klinis............................................................................................5
F. Pathway............................................................................................................6
G. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................6
H. Faktor Predisposisi...........................................................................................7
I. Penatalaksanaan...............................................................................................7
J. Faktor Presipitasi..............................................................................................9
K. Konsep Asuhan Keperawatan........................................................................10
1. Pengkajian...................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan...............................................................................14
3. Perencanaan Keperawatan..........................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri rendah adalah suatu masalah utama untuk kebanyakan orang
dan dapat diekspresikan dalam tingkat kecemasan yang tinggi. Harga diri
rendah kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari konsep diri,
dimana perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama. Termasuk didalam harga diri
rendah ini evaluasi diri yang negatif dan dihubungkan dengan perasaan
lemah, tidak tertolong, tidak ada harapan, ketakutan, merasa sedih, sensitif,
tidak sempurna, rasa bersalah dan tidak adekuat. Harga diri rendah kronik
merupakan suatu komponen utama dari depresi yang ditunjukkan dengan
perilaku sebagai hukum dan tidak mempunyai rasa (Stuart dan Laraia, 2001).

Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah. Setiap


individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya,
tapi jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri akan dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Ternyata dampaknya
mampu menimbulkan dampak sangat besar dan berpengaruh terhadap jiwa
seseorang yang tidak dapat mengantisipasi gejala yang timbul. Hasil survey
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2000 menyatakan tingkat
gangguan kesehatan jiwa orang di Indonesia tinggi dan di atas rata-rata
gangguan kesehatan jiwa didunia. Hal Ini ditunjukkan dengan data yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2000: Rata-rata 40 dari
100.000 orang di Indonesia melakukan bunuh diri, sementara rata-rata dunia
menunjukkan 15,1 dari 100.000 orang, Rata-rata orang bunuh diri di
Indonesia adalah 136 orang per-hari atau 48.000 orang bunuh diri per tahun,
Satu dari empat orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa,
Penderita gangguan jiwa di Indonesia, hanya 0,5 % saja yang dirawat di rs
jiwa.
Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,
interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Biasanya harga diri sangat
rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan
bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri
tinggi terkait dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan
diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan
hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi harga diri rendah dan
skizofrenia. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri (http://
www.dnet.net.id/kesehatan / berita sehat detail )

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Apa definisi dari HDR?
2. Apa etiologi dari HDR?
3. Apa saja klasifikasi dari HDR?
4. Bagaimana patofisiologi dari HDR?
5. Apa manifestasi klinis dari HDR?
6. Bagaimana pathway dari HDR?
7. Apa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada HDR?
8. Apa saja faktor predisposisi dari HDR?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari HDR?
10. Apa saja faktor presipitasi dari HDR?
C. Tujuan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan
mahasiswa tentang asuhan keperawaan pada klien dengan HDR. Selain itu, tujuan
khusus dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mahasiswa mampu menyusun pengkajian pada asuhan keperawatan pada
klien dengan HDR.
2. Mahasiswa mampu menyusun diagnosa keperawatan di asuhan
keperawatan pada klien dengan HDR.
3. Mahasiswa mampu menyusun intervensi pada asuhan keperawatan pada
klien dengan HDR.
4. Mahasiswa mampu menyusun implementasi pada asuhan keperawatan
pada klien dengan HDR.
5. Mahasiswa mampu menyusun evaluasi pada asuhan keperawatan pada
klien dengan HDR
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Untuk mengetahui definisi dari HDR
2. Untuk mengetahui etiologi dari HDR
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari HDR
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari HDR
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari HDR
6. Untuk mengetahui pathway dari HDR
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
HDR
8. Untuk mengetahui faktor predisposisi dari HDR
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari HDR
10. Untuk mengetahui faktorpresipitasi dari HDR
BAB II
KONSEP HARGA DIRI RENDAH (HDR)

A. Definisi Harga Diri Rendah


Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai ideal (Stuart & Sundeen, 1995)
Harga diri rendah adalah individu merasa kenyataan dirinya menjadi
mendekati ideal diri, mempunyai harga diri tinggi, sedangkan individu yang
merasa dirinya jauh dari titik kesesuaian antara ideal diri dengan kenyataan akan
mempunyai harga diri rendah (Iis Comone & Taylore, 1998).
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, dalam
Fitria, 2009).
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima
lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Barry, dalam Yosep,
2009).

B. Etiologi Harga Diri Rendah


Harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan
malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh korupsi, dipenjara tiba-
tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
a) Privacy yang harus diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
b) Harapan akan struktur bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/sakit/penyakit.
c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan
tanpa persetujuan
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptif.

C. Klasifikasi Harga Diri Rendah


Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu
lama.

D. Patofisiologi Harga Diri Rendah


Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan
yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri terdiri atas
komponen : citra diri, ideal diri, harga diri, penampilan peran dan identitas
personal. Respons individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang
rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladatif.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah
adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung
jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung
harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain,
aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan
menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal
dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksirkan
kejadian yang mengancam.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran, yaitu :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan
fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.

E. Manifestasi Klinis Harga Diri Rendah


Menurut Keliat (1999) tanda dan gejala yang dapat muncul pada pasien harga
diri rendah adalah :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri, individu mempunyai perasaan kurang
percaya diri.
2. Rasa bersalah terhadaap diri sendiri, individu yang selalu gagaal dalaam
meraih sesuatu.
3. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada dibawah
orang lain.
4. Gangguan berhubungan social seperti menarik diri, lebih suka menyendiri
dan tidak ingin bertemu orang lain.
5. Rasa percaya diri kurang , merasa tidak percaya dengan kemampuan yang
dimiliki.
6. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu-ragu dalam
memilih sesuatu.
7. Mencederai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah disertai
harapan yang suram sehingga memungkinkan untuk mengakhiri
kehidupan.
8. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
9. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
10. Ketegangan peran yang dirasakan.
11. Pandangan hidup pesimis.
12. Keluhan fisik
a) Penolakan terhadap kemampuan personal
b) Destruktif terhadap diri sendiri
c) Menarik diri secara social
d) Penyalahgunaan zat
e) Menarik diri dari realitas
F. Pathway Harga Diri Rendah
Berikut ini adalah pathway harga diri rendah.

G. Pemeriksaan Penunjang Harga Diri Rendah


1. EKG
2. Psikotes
3. Laboratorium
4. MRI

H. Faktor Prediposisi Harga Diri Rendah


1. Adanya penolakan orang tua.
2. orang tua yang tidak realistik
3. Ideal diri yang tidak realistik
4. kegagalan berulang kali
5. kurang mempunyai tanggung jawab personal
6. ketergantungan pada orang lain
(Fitria, 2009)

I. Penatalaksanaan Harga Diri Rendah


1. Penatalaksanaan Keperawatan
Keliat (1999) menguraikan empat cara untuk meningkatkan harga diri,
yaitu:
a. Memberi kesempatan untuk berhasil
b. Menanamkan gagaasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping
2. Penatalaksanaan Medis
a. Clorpromazine (CPZ)
1) Indikasi: untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku aneh, tidak bekerja, hubungan
sosial dan melakukan aktivitas rutin.
2) Efek samping: sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.
b. Haloperidol (HPL)
1) Indikasi: berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas
dalaam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.
2) Efek samping: sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
c. Trihexyphenidyl (THP)
1) Indikasi: segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa
enchepalitis dan idiopatik.
2) Efek samping: hipersensitif terhadap trihexyphenidyl, psikosis
berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.
3. Psikotherapi
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada klien, baru dapat diberikan apabila
klien dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan dimana
kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri
sudah baik.
Psikoterapi pada klien dengan gangguan jiwa adalah berupa terapi
aktivitas kelompok (TAK).
4. Therapy Modalitas
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok
stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy
aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat, 2005). Dari empat
jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling relevan dilakukan
pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah
therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok
(TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas
sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.(Keliat dan
Akemat, 2005).
5. Terapi somatik
Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan tujuan
mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan
melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik (Riyadi dan Purwanto,
2009).
Beberapa jenis terapi somatik, yaitu:
a. Restrain
Restrain adalah terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau
manual untuk membatasi mobilitas fisik klien (Riyadi dan Purwanto,
2009).
b. Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi dengan mengurung klien dalam ruangan
khusus (Riyadi dan Purwanto, 2009).
c. Foto therapy atau therapi cahaya
Foto terapi atau sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini
diberikan dengan memaparkan klien sinar terang (5-20 kali lebih
terang dari sinar ruangan) (Riyadi dan Purwanto, 2009).
d. ECT (Electro Convulsif Therapie)
ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik
dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik
(Riyadi dan Purwanto, 2009).
6. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu kelompok atau komunitas dimana terjadi
interaksi antara sesama penderita dan dengan para pelatih (sosialisasi).

J. Faktor Presipitasi Harga Diri Rendah


1. Hilangnya sebagian anggota tubuh
2. Berubahnya penampilan atau bentuk tubuh
3. Mengalami kegagalan
4. Menurunnya produktivitas
(Fitria, 2009)
K. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan
membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,
mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan
diagnosa keperawatan. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang klien agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik mental, sosial, dan
lingkungan (Keliat, 2011)
a. Identitas Klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggal MRS, informan, tanggal pengkajian, no rumah klien dan
alamat klien.
b. Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke rumah sakit atau puskesmas dengan alasan
masuk pasien sering menyendiri, tidak berani menatap lawan bicara,
sering menunduk dan nada suara rendah.
c. Faktor predisposisi
Menuurut Yosep. 2009, factor predisposisi terjadinya harga diri rendah
adalah penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis (Sutejo, 2014).
d. Faktor presipitasi
Menurut Sunaryo (2004) faktor prespitasi meliputi:
1) Konflik peran terjadi apabila peran yang diinginkan individu,
sedang diduduki individu lain.
2) Peran yang tidak jelas terjadi apabila individu diberikan peran yang
kabur, sesuai perilaku yang diharapkan.
3) Peran yang tidak sesuai terjadi apabila individu dalam prosesn
peralihan mengubah nilai dan sikap.
4) Peran berlebihan terjadi jika seseorang individu memiliki
banyak peran dalam kehidupannya.
Menurut Stuart. (2006), stressor pencetus juga dapat berasal dari
sumber internal atau eksternal seperti:
1) Trauma seperti penganiaayann seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapakan dan individu mengalaminya sebagai prustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
1) ransisi peran perkembangan
2) ransisi peran situasi
3) Transisi peran sehat-sakit
e. Aspek Psikososial
1) Genogram
Biasanya menggambarkan garis keturunan keluarga pasien, apakah
ada keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa seperti yang
dialami pasien.
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
Biasanya pasien dengan harga diri rendah akan mengatakan
tidak ada keluhan apapun
b) Identitas diri
Biasanya pasien dengan harga diri rendah merasa tidak berdaya
dan rendah diri sehingga tidak mempunyai status yang di
banggakan atau diharapkan di keluarga maupun di masyarakat
c) Peran
Biasanya pasien mengalami penurunan produktifitas,
ketegangan peran dan merasa tidak mampu dalam
melaksanakan tugas
d) Ideal diri
Biasanya pasien dengan harga diri rendah ingin diperlakukan
dengan baik oleh keluarga maupun masyarakat, sehingga
pasien merasa dapat menjalankan perannya di keluarga maupun
di masyarakat.
e) Harga diri
Biasanya pasien dengan harga diri rendah selalu
mengungkapkan hal negatif tentang dirinya dan orang lain,
perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis serta
penolakan terhadap kemampuan diri. Hal ini menyebabkan
pasien dengan harga diri rendah memiliki hubungan yang
kurang baik dengan orang lain sehingga pasien merasa
dikucilkan di lingkungan sekitarnya
f. Status mental
1) Penampilan
Biasanya pasien dengan harga diri rendah penampilannya tidak
rapi, tidak sesuai karena klien kurang minta untuk melakukan
perawatan diri. Kemuduran dalam tingkat kebersihan dan kerapian
dapat merupakan tanda adanya depresi atau skizoprenia
2) Pembicaraan
Biasanya pasien berbicara dengan frekuensi lambat, tertahan,
volume suara rendah, sedikit bicara, inkoheren, dan bloking.
3) Aktivitas motorik
Biasanya aktivitas motorik pasien tegang, lambat, gelisah, dan
terjadi penurunan aktivitas interaksi.
4) Alam perasaan
Pasien biasanya merasa tidak mampu dan pandangan hidup yang
pesimis.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Makan
Biasanya pasien makan 3 kali sehari dengan lauk pauk dan sayuran
2) Buang air besar dan buang air kecil
Biasanya pasien BAB dan Bak secara mandiri dengan
menggunakan toilet. Klien jarang membersihkannya kembali
3) Mandi
Biasanya pasien mandi 2 kali sehari, memakai sabun, menyikat
gigi dan pasien selalu mencuci rambutnya setiap 2 hari 1 kali.
Klien menggunting kuku setiap kuku pasien dirasakan panjang.
4) Berpakaian
Biasanya pasien dapat mengenakan pakaian yang telah disediakan,
klien mengambil, memilih dan mengenakan secara mandiri.
5) Istirahat dan tidur
Biasanya pasien tidur siang setelah makan siang lebih kurang 2
jam, dan pada malam hari pasien tidur lebih kurang 7-8 jam.
Terkadang pasien terbangun dimalam hari karena halusinasinya
muncul.
6) Penggunaan obat
Biasanya pasien minum obat 3 kali dalam sehari, cara pasien
\meminum obatnya dimasukkan kemudian pasien meminum air.
Biasanya pasien belum paham prinsip 5 benar dalam meminum
obat.
7) Pemeliharaan kesehatan
Biasanya pasien akan melanjutkan obat untuk terapi dengan
dukungan dari keluarga serta petugas kesehatan dan orang
disekitarnya.
8) Aktivitas di dalam rumah
Biasanya pasien jarang membantu di rumah, pasien jarang
menyiapkan makanan sendiri dan membantu membersihkan
9) Aktivitas di luar rumah.
Biasanya pasien jarang bersosialisasi dengan keluarga maupun
dengan lingkungannya.
h. Mekanisme koping
Pasien dengan harga diri rendah biasanya menggunakan mekanisme
koping maladaptif yaitu dengan minum alkohol, reaksi lambat,
menghindar dan mencederai diri.
i. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
(TTV), meliputi tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan. Pemeriksaan
keseluruhan tubuh yaitu pemeriksaan head to toe yang biasanya
penampilan klien yang kotor dan acak-acakan serta penampilannya
tidak terawat.
j. Analisa Data
A. harga diri rendah kronik
1. Data Subjektif
a) Mengintrospeksi diri sendiri
b) Perasaan diri yang berlebihan
c) Perasaan tidak mampu dalam semua hal
d) Selalu merasa bersalah
e) Sikap selalu negatif pada diri sendiri
f) Bersikap pesimis dalam kehidupan
g) Mengeluh sakit fisik
h) Pandangan hidup yang terpolarisasi
i) Menentang kemampuan diri sendiri
j) Menjelek-jelekkan diri sendiri
k) Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan
l) Menolak atau menjauh dari umpan balik positif
m) Tidak mampu menentukan tujuan
2. Data Obyektif
a) Produktivitas menjadi menurun
b) Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri
c) Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain
d) Penyalahgunaan suatu zat
e) Tindakan menarik diri dari hubungan social
f) Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu
g) Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan
h) Gampang tersinggung dan mudah marah.
B. Harga diri rendah Situasional
1. Data Subjektif
a) menilai diri negatif
b) merasa malu/bersalah
c) melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
d) menolak penilaian positif tentang diri sendiri
e) sulit berkonsentrasi
2. Data objektif
a) berbicara pelan dan irih
b) menolak berinteraksi dengan orang lain
c) berjalan menunduk
d) postur tubuh menunduk
e) kontak mata kurang
f) lesu dan tidak bergairah
g) pasif
h) tidak mampu membuat keputusan

2. Diagnosa Keperawatan
Dalam proses keperawatan ditegakkan diagnosis sebagai berikut (SDKI, 2017:10-11):
analisis data (bandingkan data dengan nilai normal; kelompokkan data), identifikasi
masalah (identifikasi masalah aktual; risiko; dan promosi kesehatan), dan perumusan
diagnosis keperawatan (penulisan tiga bagian; penulisan dua bagian). Berdasarkan
hasil perumusan diagnosa keperawatan, maka diperoleh diagnosa sebagai berikut:
a. Harga diri rendah kronis b/d terpapar situasi traumatis, kegagalan berulang,
penguatan negatif berulang d/d menilai diri negatif, merasa malu/bersalah,
meremehkan kemampuan mengatasi masalah, melebih-lebihkan penilaian
negatif, menolak penilaian positif tentang diri sendiri, enggan mencoba hal
baru, berjalan menunduk, postur tubuh menunduk (SDKI D.0086,
2017:192).
b. Harga diri rendah situasional b/d perubahan pada citra tubuh, perubahan
peran sosial, ketidakadekuatan pemahaman, perilaku tidak konsisten dengan
nilai, kegagalan hidup berulang, riwayat kehilangan, riwayat penolakan,
transisi perkembangan d/d menilai diri negatif, merasa malu/bersalah,
melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri, berbicara pelan dan
lirih, berjalan menunduk, postur tubuh menunduk, sulit berkonsetrasi,
kontak mata kurang, lesu dan tidak bergairah, pasif (SDKI D.0087,
2017:194).

3. Perencanaan Keperawatan
Dx Kep Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Harga diri Setelah dilakukan Intervensi: 1. Harapan dapat
rendah kronis asuhan Manajemen digunakan untuk
b/d terpapar keperawatan Perilaku mengendalikan
situasi selama …x 24 Observasi perilaku
traumatis, jam, maka harga 1. Identifikasi penderita.
kegagalan diri meningkat harapan untuk 2. Klien diharapkan
berulang, dengan kriteria mengendalikan dapat
penguatan hasil: perilaku. bertanggung
negatif berulang a. Penilaian diri Terapeutik jawab terhadap
d/d menilai diri positif 2. Diskusikan perilakunya.
negatif, merasa menigkat (5). tanggung jawab 3. Jadwal kegiatan
malu/bersalah, b. Perasaan terhadap digunakan untuk
meremehkan memiliki perilaku. menambah
kemampuan kelebihan 3. Jadwalkan kegiatan positif
mengatasi meningkat (5). kegiatan penderita.
masalah, c. Penerimaan terstruktur. 4. Lingkungan dan
melebih- penilaian 4. Ciptakan dan kegiatan
lebihkan positif pertahankan perawatan
penilaian meningkat (5). lingkungan dan konsisten
negatif, d. Minat mencoba kegiatan mendukung
menolak hal baru perawatan terapi klien.
penilaian positif meningkat (5). konsisten setiap 5. Aktivitas fisik
tentang diri e. Berjalan dinas. dapat
sendiri, enggan menampakkan 5. Tingkatkan mengalihkan
mencoba hal wajah aktivitas fisik perasaan negatif
baru, berjalan meningkat (5). sesuai klien.
menunduk, f. Postur tubuh kemampuan. 6. Pembatasan
postur tubuh menampakkan 6. Batasi jumlah pengunjung
menunduk wajah pengunjung. untuk menjaga
(SDKI D.0086, meningkat (5). 7. Bicara dengan kenyamanan
2017: 192) g. Konsentrasi nada rendah dan klien.
meningkat (5). tenang. 7. Bicara nada
h. Kontak mata 8. Hindari bersikap rendah dan
meningkat (5). menyudutkan tenang dapat
i. Gairah aktivitas dan membantu
meningkat (5). menghentikan komunikasi
j. Percaya diri pembicaraan. dengan klien.
berbicara 9. Hindari sikap 8. Menjaga
meningkat (5). mengancam dan kenyamanan
k. Perilaku asertif berdebat. klien dengan
meningkat (5). Edukasi tidak bersikap
l. Kemampuan 10. Informasikan menyudutkan.
membuat keluarga bahwa 9. Menjaga
keputusan keluarga kenyamanan
meningkat (5). sebagai dasar klien dengan
m. Perasaan pembentukan tidak bersikap
malu kognitif. mengancam dan
menurun (5). (SIKI I.12463, berdebat.
n. Perasaan 2018: 211-212) 10. Keluarga
bersalah sebagai
menurun (5). pembentukan
o. Perasaan kognitif.
tidak mampu
melakukan
apapun
menurun (5).
(SLKI L.09069,
2019: 30)
Harga diri Setelah dilakukan Intervensi: 1. Harapan dapat
rendah asuhan Manajemen digunakan untuk
situasional b/d keperawatan Perilaku mengendalikan
perubahan pada selama …x 24 Observasi perilaku
citra tubuh, jam, maka harga 1. Identifikasi penderita.
perubahan diri meningkat harapan untuk 2. Klien
peran sosial, dengan kriteria mengendalikan diharapkan
ketidakadekuata hasil: perilaku. dapat
n pemahaman, a. Penilaian diri Terapeutik bertanggung
perilaku tidak positif 2. Diskusikan jawab terhadap
konsisten menigkat (5). tanggung jawab perilakunya.
dengan nilai, b. Perasaan terhadap 3. Jadwal kegiatan
kegagalan hidup memiliki perilaku. digunakan untuk
berulang, kelebihan 3. Jadwalkan menambah
riwayat meningkat (5). kegiatan kegiatan positif
kehilangan, c. Penerimaan terstruktur. penderita.
riwayat penilaian 4. Ciptakan dan 4. Lingkungan dan
penolakan, positif pertahankan kegiatan
transisi meningkat (5). lingkungan dan perawatan
perkembangan d. Minat mencoba kegiatan konsisten
d/d menilai diri hal baru perawatan mendukung
negatif, merasa meningkat (5). konsisten setiap terapi klien.
malu/bersalah, e. Berjalan dinas. 5. Aktivitas fisik
melebih- menampakkan 5. Tingkatkan dapat
lebihkan wajah aktivitas fisik mengalihkan
penilaian meningkat (5). sesuai perasaan negatif
negatif tentang f. Postur tubuh kemampuan. klien.
diri sendiri, menampakkan 6. Batasi jumlah 6. Pembatasan
berbicara pelan wajah pengunjung. pengunjung
dan lirih, meningkat (5). 7. Bicara dengan untuk menjaga
berjalan g. Konsentrasi nada rendah dan kenyamanan
menunduk, meningkat (5). tenang. klien.
postur tubuh h. Kontak mata 8. Hindari bersikap 7. Bicara nada
menunduk, sulit meningkat (5). menyudutkan rendah dan
berkonsetrasi, i. Gairah aktivitas dan tenang dapat
kontak mata meningkat (5). menghentikan membantu
kurang, lesu dan j. Percaya diri pembicaraan. komunikasi
tidak bergairah, berbicara 9. Hindari sikap dengan klien.
pasif meningkat (5). mengancam dan 8. Menjaga
(SDKI D.0087, k. Perilaku asertif berdebat. kenyamanan
2017:194). meningkat (5). Edukasi klien dengan
l. Kemampuan 10. Informasikan tidak bersikap
membuat keluarga bahwa menyudutkan.
keputusan keluarga 9. Menjaga
meningkat (5). sebagai dasar kenyamanan
m. Perasaan pembentukan klien dengan
malu kognitif. tidak bersikap
menurun (5). (SIKI I.12463, mengancam dan
n. Perasaan 2018: 211-212) berdebat.
bersalah 10.Keluarga
menurun (5). sebagai
o. Perasaan pembentukan
tidak mampu kognitif.
melakukan
apapun
menurun (5).
(SLKI L.09069,
2019: 30)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

(HARGA DIRI RENDAH)

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

Pertemuan : Ke 1 (satu)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
Klien selalu terlihat menyendiri dan tidak mau bergaul.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

3. Tujuan khusus

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

4. Tindakan Keperawatan

1.1 Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal

1.2 Perkenalkan diri dengan sopan

1.3 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

1.4 Jelaskan tujuan pertemuan

1.5 Jujur dan menepati janji

1.6 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

1.7 Berikan perhatian kepada klien

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. ORIENTASI

a. Salam Terapeutik

Selamat Pagi, Pak. Perkenalkan nama saya Genta Tri Agustian,

panggil saja saya Genta. Hari ini saya dinas dari pukul 08.00 sampai

dengan 14.00 WIb. Nama Bapak siapa? Senang dipanggil siapa?

b. Evaluasi

Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Apa semalam Bapak tidur

nyenyak?

c. Kontrak
Bapak, saya bertugas disini untuk merawat Bapak dari hari Senin

sampai Sabtu mulai dari jam 08.00 sampai dengan 14.00 apabila dinas

pagi, dan juga dari jam 14.00-20.00 WIb apabila dinas sore, saya harap

selama saya merawat Bapak, saya dapat memberikan pelayanan yang

terbaik.

Topik : Baiklah Bapak, di sini kita akan berbincang-bincang untuk

saling mengenal.

Waktu : Bapak mau ngobrol- ngobrol berapa lama ? Bagaimana

kalau 15 menit dari jam 11.00 sampai 11.15?

Tempat : Kita akan ngobrol dimana Bapak? Bagaimana kalau kita

ngobrol disini?

2. FASE KERJA

a. Bapak, tadi sudah menyebutkan nama Bapak, lalu berapa umur Bapak

sekarang?

b. Bapak sudah berapa lama dirawat disini ?

c. Bapak berasal dari mana ?

d. Bapak saudaranya berapa ?

e. Siapa saja yang diajak tinggal dirumah?

f. Bapak masih ingat tidak kapan dibawa kesini ?

g. Siapa yang membawa Bapak kesini ?

h. Menurut Bapak, dibawa kesini karena apa ?

i. Selama dirawat disini hal apa yang sudah Bapak lakukan ?


j. Bagaimana perasaan Bapak saat melakukan kegiatan tersebut?

k. Boleh saya tahu apa pekerjaan Bapak sebelum disini? Bisa diceritakan

tentang pekerjaannya?

l. Wah, kegiatan Bapak bagus sekali.

3. TERMINASI

a. Mengakhiri kontrak

Sesuai janji kita tadi, kita sudah mengobrol 15 menit, sekarang sudah

pukul 11.15 WIB, untuk saat ini kita akhiri dulu ya Pak. Tadi Bapak

sudah bagus sekali mau mendengarkan saya dan menjawab dengan

baik.

b. Evaluasi

(Subyektif) : Setelah kita ngobrol tadi, bagaimana perasaan Bapak?

(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan sesekali

melihat perawat.

c. Rencana Tindak Lanjut

Nah Bapak, sekarang sudah pukul 11.15 WIB, pembicaraan kita cukup

dulu sampai disini ya. Sekarang Bapak istirahat dulu. Kalau nanti ada

yang mau diceritakan atau ditanyakan kepada saya, Bapak bisa

sampaikan saat kita bertemu lagi.

d. Kontrak yang akan datang


1) Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi membicarakan

tentang keluarga, kemampuan, serta kelebihan dan kekurangan

yang bapak dimiliki?

2) Waktu : Jam berapa kita besok bertemu Bapak? Saya besok dinas

sore, bagaimana kalau jam 4 sore setelah makan snack, gimana

Bapak?

3) Tempat : Bapak mau ngobrol-ngobrolnya dimana?

Bagaimana kalau disini?

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

Pertemuan : Ke 2 (dua)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

Klien tampak duduk sendiri di depan nurse station, klien sedang

menunduk.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

3. Tujuan Khusus
Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.

4. Tindakan Keperawatan

2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2.2 Bersama klien buat daftar tentang aspek positif dan kemampuan yang

dimiliki

2.3 Berikan pujian yang realistik dan hindarkan memberi penilaian yang

negatif

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. ORIENTASI

a. Salam terapeutik

Selamat sore, Pak. Masih ingat dengan saya ?

b. Evaluasi

Bagaimana perasaan Bapak saat ini ?

c. Kontrak

1) Topik : Kemarin, kita sudah janji bahwa sekarang jam 4 sore,

kita akan berbicara tentang keluarga serta kemampuan dan

kegiatan yang pernah Bapak lakukan. Apakah Bapak bersedia?

2) Waktu : Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika

15 menit, dari jam 4 sampai jam 4 lewat 15 menit ?

3) Tempat : Bapak mau berbincang-bincang di mana? Baiklah,

mari kita duduk di depan ruangan Bapak.

2. FASE KERJA
a. Bapak, sekarang kita akan berbicara tentang keluarga Bapak ya.

Apakah Bapak bisa menyebutkan anggota keluarga Bapak?

b. Nah sekarang kita akan membicarakan tentang kemampuan yang

Bapak miliki. Kalau boleh tahu, apa saja kemampuan yang Bapak

miliki?

c. Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bapak lakukan?

Bagaimana dengan merapikan tempat tidur? Menyapu? Mencuci

piring ?

d. Wah bagus sekali Bapak bisa menyapu, Bapak harus rutin

melakukan semua itu ya. Pagi setelah bangun tidur harus

merapikan tempat tidur, menyapu dan mencuci piring setelah

makan ya!

3. TERMINASI

a. Mengakhiri kontrak

Nah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah jam 4

lewat 15 menit, jadi kita cukupkan dulu sampai di sini.

b. Evaluasi

(Subyektif) : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita

mengobrol-ngobrol tadi?

(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan

kontak mata sudah mulai bagus.

c. Rencana Tindak Lanjut


Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau

diceritakan atau ditanyakan, Bapak bisa sampaikan saat bertemu

lagi dengan saya.

d. Kontrak yang akan datang

1) Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk

membicarakan kegiatan mana yang Bapak lakukan dan jadwal

kegiatan harian yang ingin Bapak lakukan sesuai kemampuan

yang Bapak miliki?

2) Waktu : Bagaimana kalau kita bertemu besok pukul 10.00

pagi? Bapak mau mengobrol berapa lama? Bagaimana jika 15

menit?

3) Tempat : Bapak mau mengobrol di mana? Bagaimana jika di

sini lagi?

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

Pertemuan : Ke 3 (tiga)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

Klien tenang, duduk menyendiri di depan nurse station sambil sesekali

melihat orang yang sedang berbicara di sampingnya.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

3. Tujuan Khusus

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dimilki dan dapat menetapkan

jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki.

4. Tindakan Keperawatan

3.1 Diskusikan kemampuan yang dapat digunakan selama sakit

3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan di rumah

3.3 Meminta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di

rumah sakit

3.4 Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh

3.5 Beri pujian atas keberhasilan klien

3.6 Diskusikan jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. ORIENTASI

a. Salam terapeutik

Selamat siang, Bapak. Masih ingat dengan saya ?

b. Evaluasi

Bagaimana perasaan Bapak saat ini?

c. Kontrak

1) Topik : Kemarin kita berjanji pukul 10 akan membicarakan

kegiatan yang masih bisa Bapak lakukan di rumah sakit. Apakah

Bapak bersedia?
2) Waktu : Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika 15

menit, dari pukul 10.00 sampai 10.15?

3) Tempat : Bapak mau berbincang-bincang di mana?

Bagaimana jika di sini?

2. FASE KERJA

a. Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas tentang

kegiatan/kemampuan yang Bapak kerjakan atau miliki. Bapak bisa

menyapu, namun terkadang Bapak tidak mau menyapu, namun bapak

harus terus berlatih agar rutin menyapu.

b. Nah, selain menyapu apakah ada kegiatan/ kemampuan lain yang

masih dapat dikerjakan di rumah sakit?

c. Bagus sekali Bapak, apakah setiap pagi Bapak membersihkan tempat

tidur

d. Bapak seharusnya setiap pagi harus mau menyapu, merapikan tempat

tidur dan mencuci piring setelah makan. Apakah Bapak mau?

e. Selain itu apakah Bapak suka mengobrol dengan teman atau perawat di

sini?

f. Bapak tidak usah malu dan malas untuk berbicara, kalau Bapak suka

mengobrol nanti Bapak pasti banyak punya teman dan tentunya bisa

cepat dapat jodoh.

g. Apakah Bapak senang punya banyak teman?”

h. Bagus sekali kalau Bapak mau mencoba, nanti saya kenalkan dengan

teman saya. Apakah Bapak bersedia?


3. TERMINASI

a. Mengakhiri kontrak

Nah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul

10.15, jadi kita cukupkan dulu sampai di sini. Tadi Bapak bagus sekali

mau bercerita tentang kemampuan yang masih dapat lakukan saat ini.

Serta jadwal kegiatan harian yaitu merapikan tempat tidur, menyapu,

dan mencuci piring ya.

b. Evaluasi

(Subyektif) : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-

ngobrol tadi?

(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak

mata mulai bagus. Klien juga mau berbicara dengan

perawat serta temannya namun masih bicara sedikit.

c. Rencana Tindak Lanjut

Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan

atau ditanyakan, Bapak bisa sampaikan saat bertemu lagi dengan saya.

d. Kontrak yang akan datang

1) Topik : Bagaimana kalau pada pertemuan berikutnya kita kembali

membicarakan mengenai kegiatan sesuai kondisi sakit dan

kemampuan yang dimiliki?


2) Waktu : Besok saya dinas pagi di ruangan ini. Bagaimana kalau

besok kita ngobrol jam 12 setelah bapak makan siang ya? Jika

Bapak ingin mengobrol lagi, Bapak bisa ngobrol dengan saya atau

teman saya. Nanti teman saya juga akan kesini. Bapak mau kan

berteman juga dengan teman saya?

3) Tempat : Untuk pertemuan berikutnya, Bapak mau

mengobrol dimana? Apakah di sini lagi?

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

Pertemuan : Ke 4 (empat)

A.PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
Klien tenang, duduk bersama temannya di dapur namun interaksi dengan

teman masih kurang. Klien tampak mendengar temannya berbicara dengan

teman lain, sambil klien sesekali melihat mereka berbicara.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

3. Tujuan Khusus

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang

dimiliki

4. Tindakan Keperawatan

4.1 Berikan kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

4.2 Beri pujian atas keberhasilan klien

4.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. ORIENTASI

a. Salam terapeutik

Selamat siang, Bapak. Masih ingat dengan saya ?

b. Evaluasi

Bagaimana perasaan Bapak saat ini?

c. Kontrak
1) Topik : Kemarin kita sudah berjanji mengobrol mengenai kegiatan

sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang dimiliki, Bapak sudah

siap bercerita?

2) Waktu : Mau berapa lama bercakap-cakapnya? Bagaimana jika 15

menit, dari pukul 12.00 sampai 12.15?

3) Tempat : Bapak mau berbincang-bincang di mana?

Bagaimana jika di sini?

2. FASE KERJA

a. Pada pertemuan kali ini, kita akan mengobrol mengenai kegiatan apa

yang bisa Bapak lakukan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang

Bapak miliki. Apa saja kegiatan yang bisa Bapak lakukan saat bapak

kumat?

b. Oh bagus sekali Pak, dalam kondisi sakit Bapak bisa menyapu di

dalam kamar.

c. Nah, lakukan kegiatan menyapu itu setiap pagi hari sesuai jadwal yang

kita buat kemarin ya Pak.

3. TERMINASI

a. Mengakhiri kontrak

Baiklah Bapak, sudah 15 menit kita mengobrol. Sekarang sudah pukul

12.15, jadi kita cukupkan dulu sampai di sini ngobrolnya. Tadi Bapak

bagus sekali mau bercerita tentang kemampuan yang masih dapat

dilakukan saat ini.

b. Evaluasi
(Subyektif) : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol-

ngobrol tadi?

(Obyektif) : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan kontak

mata bagus. Klien juga sesekali mau bertanya dengan

perawat, namun klien masih terlihat malu.

c. Rencana Tindak Lanjut

Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan

atau ditanyakan, Bapak bisa mencari saya di Nurse Station ya, kita bisa

mengobrol lagi dan menceritakan keluhan yang Bapak alami. Saya

tinggal ya Pak, terimakasih atas waktunya.

Anda mungkin juga menyukai