Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan nasional berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
secara materil dan spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan
anggaran pembangunan yang cukup besar dan salah satu usaha untuk
mewujudkan peningkatan penerimaan untuk pembangunan tersebut adalah dengan
menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri, yaitu pajak. Tetapi Negara
Indonesia juga memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya juga
ditemui di negara lain, misalnya rendahnya kepatuhan pajak, rendahnya
penerimaan pajak, hingga rendahnya kapasitas lembaga administrasi perpajakan.
Secara ekonomi, pemungutan pajak merupakan penerimaan negara yang
digunakan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Sekarang ini pajak
merupakan sumber penerimaan yang dominan dalam struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk menggali penerimaan negara dari
sektor perpajakan dibutuhkan upaya-upaya nyata, serta diimplementasikan dalam
bentuk kebijakan pemerintah.
Untuk mengejar penerimaan pajak, perlu didukung situasi sosial ekonomi
politik yang stabil, sehingga masyarakat juga bisa dengan sukarela membayar
pajaknya. Pemerintah tentu diharapkan dapat mempertimbangkan kembali
kebijakan perpajakan yang bisa menarik minat masyarakat menjadi wajib pajak
seperti amnesti pajak atau pengampunan pajak. Namun demikian, tidak dapat
dipungkiri bahwa amnesti pajak merupakan sebuah isu yang kontroversial dalam
dunia perpajakan. Asumsi kontroversial yang mendasari amnesti pajak adalah
dihapuskannya pokok pajak, sanksi administrasi dan pidana pajak atas
ketidakpatuhan yang telah dilakukan oleh wajib pajak di masa lalu demi
peningkatan kepatuhan di masa yang akan datang
CV Menara Bintang merupakan suatu perusahaan yang menyediakan jasa
untuk membantu wajib pajak dalam pelaporan dan pembuatan amnesti pajak.

1
Amnesti pajak dipandang sebagai jalan keluar untuk meningkatkan penerimaan di
masa yang akan datang karena amnesti pajak memberikan kesempatan kepada
wajib pajak untuk masuk atau kembali ke dalam sistem administrasi perpajakan
yang berdampak pada peningkatan penerimaan negara.
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul “Implementasi dan
Perhitungan Amnesti Pajak di Indonesia Tahun 2016”

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas adapun tujuan penulisan laporan ini
adalah untuk mengetahui implementasi dan perhitungan Amnesti Pajak wajib
pajak pribadi Tahun 2016.

1.3 ManfaatPenulisan
Adapun hasil dari laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1.3.1 Bagi Siswa
a. Memberikan informasi yang berguna dalam menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai implementasi amnesti pajak.
b. Dengan penambahan wawasan dan pengetahuan yang didapat
dalam praktek langsung dalam dunia kerja dapat menumbuhkan
percaya diri serta bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas.
1.3.2 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan tambahan
referensi bagi siswa selanjutnya dalam penulisan laporan prakerin yang
sejenis.
1.3.3 Bagi Dunia Industri
Sebagai referensi dalam analisis implementasi amnesti pajak

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pajak


Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. definisi pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
(Sumber: Resmi, Siti. 2016:1).
Definisi Pajak menurut UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(Sumber : Resmi, Siti. 2016:2).
Menurut Charles E.McLure, pajak adalah kewajiban finansial atau
retribusi yang dikenakan terhadap wajib pajak (orang pribadi atau badan) oleh
Negara atau institusi yang fungsinya setara dengan negara yang digunakan untuk
membiayai berbagai macam pengeluaran public.
(Sumber : Charles E. McLure, Jr. 2015. "Taxation". Britannica.)

2.2 Pengertian Amnesti Pajak


Menurut dasar hukum Amnesti Pajak yaitu Undang-Undang No 11 Tahun
2016 bulan Juli Tentang Pengampunan Pajak Pasal 1 “Pengampunan Pajak adalah
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi
perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap
Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini”.
(Sumber:https://pengampunanpajak.com/2016/07/15/undang-undang-
pengampunan-pajak-atau-uu-tax-amnesty/)

3
Secara etimologis (asal-usul kata), Amnesty berasal dari kata Yunani
“Amnestia” yang artinya “melupakan” atau tindakan melupakan, mengampuni,
memaafkan (forgiveness).
(Sumber:http://www.citrajoni.com/2016/05/pengampunan-pajak-tax-
amnesty.html)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dari amnesti adalah
pengampunan atau penghapusan hukuman yang diberikan oleh kepala negara
kepada seseorang atau sekelompok orang yang melakukan tindak pidana tertentu.
(Sumber:http://www.gresnews.com/berita/tips/175236-pengertian-amnesti-dan-
contoh-amnesti/0/)
Amnesti pajak adalah program pengampunan yang diberikan oleh
Pemerintah kepada wajib pajak pribadi dan badan meliputi penghapusan pajak
terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi
pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh dan sebelumnya belum
dilaporkan dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang
dimiliki dan membayar uang tebusan.
(Sumber:http://www.pajak.go.id/amnestipajak)
Amnesti Pajak dapat diikuti oleh seluruh wajib pajak baik orang pribadi
maupun badan kecuali wajib pajak yang sedang terlibat penyidikan, yang sedang
menjalani proses peradilan dan sedang menjalani hukuman atas tindak pidana di
bidang perpajakan.
(Sumber:https://pengampunanpajak.com/2016/07/15/undang-undang-
pengampunan-pajak-atau-uu-tax-amnesty/)

2.3 Tarif dan Utang Pajak Amnesti Pajak


Secara teori pemungutan pajak tidak terlepas dari rasa keadilan, sebab
keadilan dapat menciptakan keseimbangan sosial yang sangat penting untuk
kesejahteraan masyarakat. Dalam penetapan tarifnya pun harus mendasarkan pada
prinsip-prinsip keadilan. Dalam penghitungan pajak yang terutang digunakan tarif
pajak. Tarif pajak dimaksud adalah tarif untuk menghitung besarnya pajak
terutang (pajak yang harus dibayar). Besarnya tarif pajak dapat berupa angka atau
persentase tertentu. (Sumber: Resmi, Siti, 2016:13). Utang adalah jumlah pokok

4
utang yang belum dibayar yang berkaitan langsung dengan perolehan harta.
(Sumber:https://pengampunanpajak.com/2016/07/15/undang-undang-
pengampunan-pajak-atau-uu-tax-amnesty/)
Tarif Uang Tebusan atas Harta yang berada di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia bagi wajib pajak badan dan dialihkan ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat
3 (tiga) tahun terhitung sejak dialihkan, adalah sebesar:
a. Dari tanggal diundangkan s.d 30 September 2016 sebesar 2% (dua persen)
untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan pertama sampai
dengan akhir bulan ketiga terhitung sejak Undang-Undang ini mulai
berlaku.
b. Dari tanggal 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016 sebesar 3% (tiga
persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan keempat
terhitung sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal
31 Desember 2016
c. Dari tanggal 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017 sebesar 5% (lima persen)
untuk periode penyampaian Surat Pernyataan terhitung sejak tanggal 1
Januari 2017 sampai dengan tanggal 31 Maret 2017
Tarif Uang Tebusan atas Harta yang berada di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia bagi wajib pajak pribadi maupun badan dan tidak
dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebesar:
a. 4% (empat persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada
bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga terhitung sejak Undang-
Undang ini mulai berlaku
b. 6% (enam persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada
bulan keempat terhitung sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016 dan
c. 10% (sepuluh persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan
terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan tanggal 31 Maret
2017.

5
Tarif Uang Tebusan bagi Wajib Pajak UMKM (Pribadi) yang peredaran
usahanya sampai dengan Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah) pada Tahun Pajak Terakhir adalah sebesar:
a. 0,5% (nol koma lima persen) bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai
Harta sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dalam
Surat Pernyataan; atau
b. 2% (dua persen) bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai Harta lebih
dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dalam Surat Pernyataan,
Dan untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan pertama
sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2017.
(Sumber:https://pengampunanpajak.com/2016/07/15/undang-undang-
pengampunan-pajak-atau-uu-tax-amnesty/)

2.4 Tujuan dan Manfaat Amnesti Pajak


Kebijakan amnesti pajak ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan
pajak pada tahun diterimanya uang tebusan yang berguna bagi masyarakat dalam
membiayai berbagai program pemerintah yang telah direncanakan sebelumnya.
Ikut serta dalam Amnesti Pajak memberikan keuntungan bagi setiap Wajib
Pajak dalam membantu usaha pemerintah untuk menambah penerimaan pajak
yang selama ini belum atau kurang dibayar, mempercepat pertumbuhan dan
restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta, yang antara lain akan
berdampak terhadap peningkatan investasi yang merupakan bagian dari reformasi
perpajakan, peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar rupiah,
penurunan suku bunga, dan menuju sistem perpajakan yang lebih baik lagi,serta
meningkatkan penerimaan pajak yang akan digunakan untuk pembiayaan
pembangunan.
(Sumber:http://peraturanperpajakan.com/uu-no-11-tahun-2016/)

2.5 Prosedur Pelaporan dan Perhitungan Dalam Mengikuti Amnesti Pajak


Wajib Pajak yang mengikuti amnesti pajak juga harus mengikuti
persyaratan yang harus dipenuhi. Prosedur Permohonan oleh wajib pajak yang
dapat memanfaatkan Amnesti Pajak antara lain sebagai berikut :

6
a. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
b. Membayar Uang Tebusan
c. Melunasi seluruh Tunggakan Pajak
d. Melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang
seharusnya tidak dikembalikan bagi wajib pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan
e. Menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi wajib pajak yang telah memiliki
kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan; dan
f. Mencabut permohonan:
1) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak
2) Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dalam Surat
Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya
terdapat pokok pajak yang terutang
3) Pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar
4) Keberatan
5) Pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan;
6) Banding;
7) Gugatan dan/atau
8) Peninjauan kembali, dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan
permohonan dan belum diterbitkan surat keputusan atau putusan.
(Sumber:http://peraturanperpajakan.com/uu-no-11-tahun-2016/)
Pengajuan kebijakan ini dilakukan dengan cara wajib pajak (WP) pribadi
atau badan menyampaikan harta dan asetnya, membawa harta tersebut ke
Indonesia, dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam undang-
undang. Apabila wajib pajak berada di dalam wilayah Negara Indonesia, wajib
pajak mengungkap harta-harta yang belum dilaporkan pada SPT Tahunan
terakhir.
Uang tebusan ini dihitung berdasarkan nilai harta bersih (selisih harta
dikurangi utang) yang belum dilaporkan dalam SPT tahunan terakhir. Besarnya
tarif uang tebusan berdasarkan periode waktu pelaporan, pelaku UMKM dan
besaran harta yang berbeda. Setelah itu tinggal kalikan nilai harta bersih yang

7
dilaporkan dengan tarif tersebut. Seandainya sang pemilik harta ingin tetap
hartanya disimpan di luar negeri tetap dapat mendeklarasikan hartanya dan akan
dikenakan tarif dua kali lipatnya.
Untuk alur permohonan Amnesti Pajak, wajib pajak pertama-tama harus
menghubungi kantor terkait untuk mendapatkan informasi tersebut. Setelah
melalui tahapan pertama, wajib pajak mengumpulkan data-data pada harta dan
utang yang dimilikinya. Setelah dikumpulkan, data tersebut segera diungkap dan
dibayar uang tebusannya sesuai tarif yang tersedia melalui E-Billing atau langsung
membayar tebusan ke Bank. Setelah data sudah lengkap, wajib pajak
menyampaikan Surat Pernyataan harta beserta lampirannya ke KPP (Kantor
Pelayanan Pajak) atau Duta Besar tertentu untuk ditindak lanjutkan. Dan yang
terakhir setelah penyampaian Surat Pernyataan harta berhasil diterima, wajib
pajak hanya tinggal menunggu selama 10 hari kerja untuk mendapatkan Surat
Keterangan Amnesti Pajak.
(Sumber: http://www.pajak.go.id/amnestipajak)

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan
UNDANG-UNDANG Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak (UU Amnesti Pajak) mulai diberlakukan pada Juli 2016. Kebijakan Amnesti
Pajak ad alah terobosan kebijakan yang didorong oleh semakin kecilnya
kemungkinan untuk menyembunyikan kekayaan di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia karena semakin transparannya sektor keuangan global di
Negara Indonesia. Penerapan Amnesti Pajak dipercaya membuat para wajib pajak
lebih patuh untuk membayar pajaknya selama kebijakan tetap berlangsung. Selain
itu Amnesti Pajak juga dipercaya menjadi sistem alat deteksi untuk mengetahui
wajib pajak mana yang tidak patuh dalam membayar pajak.
Dalam hal ini sasaran utama amnesti pajak adalah repatriasi dan deklarasi.
Repatriasi dalam arti kata yaitu mengembalikan harta atau dana yang dimiliki
kembali ke tanah air Indonesia. Dan deklarasi artinya mengungkapkan seluruh
harta yang belum dilaporkan pada SPT Tahunan terakhir. Undang-undang amnesti
pajak tidak menghapus semua kewajiban perpajakan wajib pajak. Hanya saja ada
beberapa pajak yang dihapuskan seperti berikut :
a. Pajak penghasilan, termasuk kewajiban pemotongan dan pemungutan
pajak penghasilan seperti PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh
Pasal 26;
b. Pajak pertambahan nilai (PPN) 
Jadi pajak bumi dan bangunan dan bea materai tidak dihapuskan. Tidak
juga pajak-pajak daerah atau pajak dan retribusi yang ditagih dengan Undang-
undang Pajak Derah dan Retribusi Daerah.
Dalam kenyataannya, penerapan kebijakan ini masih saja membingungkan
para wajib pajak pribadi yang belum sepenuhnya mengerti akan proses pengajuan
amnesti pajak. Para wajib pajak masih resah dan bingung apakah amnesti pajak
ini diwajibkan kepada semua wajib pajak atau tidak, karena ada isu yang beredar
bahwa jika Direktorat Jenderal Pajak menemukan harta yang belum dilaporkan

9
setelah masa pengampunan berakhir, harta tersebut akan diperhitungkan sebagai
tambahan penghasilan dan dikenai PPh dengan ditambah sanksi 200%. Akan
tetapi dalam proses penerapannya, kebijakan amnesti pajak ini masih belum
berlangsung dengan aman, karena wajib pajak masih ada yang bingung dengan
pengajuannya yang belum jelas sedangkan pelaksanaan kebijakan ini terus
berlangsung dengan gencar-gencarnya, sehingga para wajib pajak kurang
mengetahui alur dari pengajuan amnesti pajak.
Dengan belum jelasnya alur pelaksanaan amnesti pajak, dikhawatirkan
kebijakan ini mempunyai kelemahan dalam jangka panjang yang dapat berakibat
buruk berupa menurunnya kepatuhan sukarela dari wajib pajak patuh, bilamana
amnesti pajak dilaksanakan dengan program yang tidak tepat. pelaksanaan
amnesti yang diberitakan hanya sekali untuk tahun ini dan tidak akan dilakukan
untuk beberapa tahun ke depan dapat memungkinkan para wajib pajak kembali
menghindari kewajiban mereka dalam membayar pajaknya. Disinilah tugas dari
Pemerintah untuk terus memperhatikan kebijakan baru ini agar bisa berjalan
dengan baik serta penerapannya dapat membawa kesuksesan bagi masyarakat dan
negara. Dalam pelaksanaan program ini pemerintah juga harus menganalisis
apakah sistem administrasi yang berlaku sudah memudahkan wajib pajak untuk
membayar pajak atau tidak, karena hal tersebut dapat mempengaruhi tingkatan
kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak di Indonesia.

3.2 Studi Kasus


Untuk mengetahui perhitungan yang dikenakan amnesti pajak dalam hal
ini yaitu asset yang belum dilaporkan pada tahun akhir tahun sebelumnya, dapat
disajikan dalam studi kasus dibawah ini :
1). Tuan Kanaka adalah seorang pelaku UMKM wajib pajak perusahaan pribadi
dengan NPWP 78.222.333.4.542 yang bertempat tinggal di Jalan Nusa
Kambangan No. 7 Denpasar, Bali. Pada akhir tahun 2015 Tuan Kanaka sudah
melaporkan SPT Tahunan untuk hartanya yang ada di Indonesia dan harta yang
disampaikan tersebut sebagai berikut :
1) Mobil Avansa sebesar Rp. 160.000.000
2) Tanah 4 are daerah Sempidi sebesar Rp. 2.500.000.000

10
3) Rumah sebesar Rp. 700.000.000
4) Uang tunai Rp. 1.000.000.000
5) Sepeda motor Rp. 20.000.000
6) Gedung kantor sebesar Rp. 800.000.000
Adapun Pendapatan yang diperoleh selama tahun 2015 oleh Tuan Kanaka sebesar
Rp. 613.500.000 dengan rincian sebagai berikut :
1) Bulan Januari 2015 sebesar : Rp. 45.000.000
2) Bulan Februari 2015 sebesar : Rp. 44.500.000
3) Bulan Maret 2015 sebesar : Rp. 47.000.000
4) Bulan April 2015 sebesar : Rp. 52.000.000
5) Bulan Mei 2015 sebesar : Rp. 46.500.000
6) Bulan Juni 2015 sebesar : Rp. 55.000.000
7) Bulan Juli 2015 sebesar : Rp. 53.000.000
8) Bulan Agustus 2015 sebesar : Rp. 55.000.000
9) Bulan September 2015 sebesar : Rp. 49.500.000
10) Bulan Oktober 2015 sebesar : Rp. 54.000.000
11) Bulan November 2015 sebesar : Rp. 57.000.000
12) Bulan Desember 2015 sebesar : Rp. 55.000.000
Pada bulan Agustus 2016 Tuan Kanaka ikut serta dalam menyukseskan
amnesti pajak karena ingin menolong perekonomian negara dan ingin
mendapatkan pengampunan karena belum melaporkan harta-hartanya per akhir
tahun 2015. Beliau mengikuti amnesti pajak dengan cara melaporkan harta-
hartanya yang belum sempat dilaporkan pada SPT Tahunan 2015 dan menebus
uang tebusan yang harus dibayar karena telah melaporkan hartanya untuk
diikutsertakan ke dalam Amnesti Pajak.
Adapun harta yang belum diungkapkan oleh Tuan Kanaka pada SPT
Tahunan terakhir tahun 2015 ditunjukan sebagai berikut :
1) Mobil Pick Up sebesar Rp. 75.000.000
2) Mobil Kijang Inova sebesar Rp. 135.000.000
3) Mobil CRV sebesar Rp. 250.000.000
4) Tanah Kavling daerah Kuta sebesar Rp. 2.000.000.000
5) Tanah Kavling daerah Seminyak sebesar Rp. 2.000.000.000

11
6) Peralatan Kantor sebesar Rp. 400.000.000
Harta tersebut diikut sertakan ke dalam Amnesti Pajak dengan
persayaratan yang sudah dijelaskan terlebih dahulu. Dan untuk pembayaran uang
tebusannya dilakukan dengan cara :
1) Seluruh harta yang belum disampaikan pada SPT Tahunan terakhir
dijumlahkan. Jika jumlah harta dibawah 10 Milyar dikenakan tarif
0.5%, dan apabila lebih dari 10 Milyar tarif yang dikenakan adalah 2
%. Tarif ini adalah tarif untuk pelaku UMKM
2) Periksa data utang yang masih ada pada pembelian asset (harta) terkait
yang belum dilaporkan. Apabila masih ada utang atas pembelian harta,
harta dikurangi dengan utang yang masih ada
3) Untuk Tuan Kanaka tidak tersedia utang, jadi untuk pembayaran uang
tebusan, tinggal harta yang belum dilaporkan dikalikan dengan
persentase tarif yang sudah ditetapkan. Karena Tuan Kanaka adalah
pelaku UMKM dan nilai harta yang belum dilaporkan dibawah 10
Milyar maka beliau mendapatkan tarif sebesar 0.5 %
Perhitungan :
a. (Total Jumlah Harta – Utang) x Tarif
b. (Rp.4.860.000.000 – 0) x 0.5%
c. Rp. 4.860.000.000 x 0.5%
d. Rp. 24.300.000
4) Nominal yang sudah dikalikan dengan tarif dibayar melalui E-Billing
sebagai tanda Uang Penebusan pelaporan harta yang belum dilaporkan
pada SPT terakhir tahun 2015.
Data-data harta dan hutang yang telah dikumpulkan tadi dibuatkan Surat
Pernyataan harta dan lampiran-lampiran yang dibutuhkan untuk disampaikan ke
KPP sesuai tempat tinggal Tuan Kanaka untuk ditindak lanjuti. Untuk hasil akhir,
Tuan Kanaka harus menunggu selama 10 hari kerja untuk penerbitan Surat
Amnesti Pajak yang menjadi bukti bahwa Tuan Kanaka telah mengikutsertakan
harta yang belum dilaporkan dan sudah membayar uang tebusan sesuai jumlah
harta yang dimilikinya.

12
3.3 Analisis
Dari contoh studi kasus yang sudah dipaparkan, dapat dianalisis bahwa
Amnesti Pajak ini ditunjukan untuk harta-harta yang belum dilaporkan pada SPT
Tahunan terakhir tahun 2015 yang dikenakan pajak. Semua harta-harta yang
belum disampaikan pada SPT Tahunan tersebut dilaporkan untuk diikutsertakan
ke dalam Amnesti Pajak, dan dalam hal ini Tuan Kanaka melaporkan harta yang
belum dilaporkan pada SPT terakhir tahun 2015 dan membayar uang tebusan
karena keterlambatannya melaporkan harta-harta yang beliau miliki. Karena
apabila pemerintah menemukan harta-harta yang belum dilaporkan per 31 Maret
2017, beliau dikenakan denda dengan uang tebusan dikali 200% dari harta yang
dimiliki. Oleh karena itu, kebijakan baru pemerintah ini dimanfaatkan dengan
baik oleh Tuan Kanaka untuk melaporkan harta yang belum dilaporkan pada SPT
Tahunan terakhir. Tuan Kanaka adalah wajib pajak pribadi negara Indonesia yang
melaporkan hartanya di Indonesia sebesar Rp. 4.860.000.000 untuk diikut
sertakan dalam Amnesti Pajak, dan beliau merupakan pelaku UMKM (Usaha
Mikro Kecil dan Menengah) sehingga untuk tarifnya Tuan Kanaka dikenakan
sesuai tarif pelaku wajib pajak (UMKM) yaitu nilai hartanya dibawah 10 Milyar
dikenakan tarif sebesar 0.5%. Dari nilai harta yang dikalikan dengan tarif, maka
dapat diketahui bahwa Tuan Kanaka harus membayar uang tebusan sebesar Rp.
24.300.000.
Dan untuk penyampaiannya dilakukan ke KPP tertentu sesuai dengan
tempat tinggal Tuan Kanaka untuk menyerahkan Surat Pernyataan Harta beserta
lampiran-lampiran yang dibutuhkan. Penebusan atau pembayaran dilakukan Tuan
Kanaka melalui E-billing dengan persyaratan adanya Id-billing dan syarat-syarat
lainnya.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Adapun kesimpulan dalam laporan prakerin ini adalah :
a. Amnesti Pajak adalah penghapusan pajak terutang yang dapat diikuti oleh
seluruh wajib pajak baik orang pribadi maupun badan kecuali wajib pajak
yang sedang terlibat penyidikan. Untuk pengajuan Amnesti Pajak
disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar atau
tempat lain yang ditentukan oleh Menteri dengan membawa Surat
Pernyataan dan lampiran-lampiran pendukungnya. Harta yang
diungkapkan di sini adalah harta yang belum dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan terakhir.
b. Sebagai contoh Tuan Kanaka yang merupakan wajib pajak pribadi
UMKM ingin menyukseskan amnesti pajak, ingin menolong
perekonomian negara dan sekaligus ingin mendapat pengampunan karena
belum melaporkan harta-hartanya per akhir tahun 2015, beliau
mengikutsertakan harta-hartanya yang belum dilaporkan pada SPT
Tahunan terakhir 2015 dengan total harta sebesar Rp. 4.860.000.000 ke
dalam amnesti pajak. Harta-harta tersebut dikalikan dengan tarif yang
sesuai dengan pelaku UMKM sebesar 0.5 % dan didapatkan nilai uang
tebusan sebesar Rp. 24.300.00. Nilai tersebutlah yang nanti akan
dibayarkan untuk tebusan karena Tuan Kanaka ingin mendapatkan
pengampunan pajak melalui amnesti pajak.
c. Untuk alur pengajuan wajib pajak pertama-tama harus menghubungi
kantor terkait untuk mendapatkan informasi tersebut. Yang kedua wajib
pajak dapat mengumpulkan data-data mengenai harta dan utang yang
dimilikinya serta menyiapkan keperluan lain seperti NPWP dan KTP.
Setelah dikumpulkan, data-data tersebut segera diungkap dan dibayar
uang tebusannya sesuai tarif yang ditentukan. Setelah data sudah tersedia,
wajib pajak menyampaikan Surat Pernyataan harta beserta lampirannya

14
ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak) untuk ditindak lanjutkan dan
menunggu selama 10 hari kerja untuk mendapatkan Surat Keterangan
Amnesti Pajak.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada dunia industri adalah agar
dapat lebih mensosialisasikan amnesti pajak dan menjadikan laporan ini
sebagai acuan bahan ajaran tentang amnesti pajak bagi siswa yang akan
praktik di tempat industri.

15
Daftar Pustaka

Resmi, Siti. 2016. Perpajakan:Teori dan Kasus. Jakarta.


Charles E. McLure, Jr. "Taxation". Britannica. Diakses tanggal 3 March
2015.https://id.wikipedia.org/wiki/Pajak
http://www.pajak.go.id/amnestipajak
http://www.gresnews.com/berita/tips/175236-pengertian-amnesti-dan-contoh-
amnesti/0/#sthash.2qNTkfgA.dpuf
http://www.citrajoni.com/2016/05/pengampunan-pajak-tax-amnesty.html
https://pengampunanpajak.com/2016/07/15/undang-undang-pengampunan-pajak-
atau-uu-tax-amnesty/
http://peraturanperpajakan.com/uu-no-11-tahun-2016/

16
LAMPIRAN I

SURAT PERNYATAAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Siswa : Ida Ayu Made Radina Anggun Prasasti

Tempat, Tgl Lahir : Denpasar, 16 Agustus 2000

Kelas : XI Akuntansi 1

Kompetensi Keahlian : Akuntansi Keuangan

Bidang Keahlian : Akuntansi dan Manajemen

Alamat Rumah : Jl.Gunung Karang II Gang III No. 25

Sekolah : SMK Dwijendra Denpasar

Dengan ini menyatakan bahwa dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri pada
Dunia Usaha/Dunia Industri :

1. Akan mentaati dan melaksanakan ketentuan serta peraturan disiplin yang


berlaku di Dunia Usaha/Dunia Industri
2. Telah memahami dan akan mentaati, serta melaksanakan ketentuan atau
peraturan keselamatan kerja yang berlaku
3. Sanggup menerima sanksi-sanksi sesuai tata tertib yang dilanggar

Mengetahui

Denpasar, 14 Oktober 2016

Orang Tua / Wali Yang Membuat Pernyataan

Ida Ketut Artha, S.H Ida Ayu Made Radina Anggun Prasasti

17
LAMPIRAN II

NILAI PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Nama Siswa : Ida Ayu Made Radina Anggun Prasasti


NIS : 665
Program Keahlian : Akuntansi Keuangan
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Nama DU/DI : CV. Manara Bintang
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Kelas : XI Akuntansi 1
Semester : 1(satu)

ASPEK TEKNIS

NILAI
NO KOMPETENSI / SUB KOMPETENSI
ANGKA PREDIKAT
1 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa/Dagang
a. Proses Pencatatan 95 Sangat Baik
b. Proses Pelaporan 95 Sangat Baik
2 Administrasi Pajak
a. Menghiutung Pajak 93 Sangat Baik
b. Mencatat Pajak 93 Sangat Baik
c. Melaporkan Pajak 93 Sangat Baik
3 Dasar-dasar Perbankan
a. Mengihitung keuangan terkait -
perbankan
b. Mencatat keuangan terkait -
perbankan
4 Auditing
Prosedur Auditing 95 Sangat Baik
JUMLAH 564 Sangat Baik
NILAI RATA-RATA 94,00 Sangat Baik

18
ASPEK NON TEKNIS

NO KOMPETENSI / SUB KOMPETENSI NILAI


ANGKA PREDIKAT
1 Disiplin 92 Sangat Baik
2 Kerjasama 95 Sangat Baik
3 Inisiatif 95 Sangat Baik
4 Tanggung Jawab 95 Sangat Baik
5 Kebersihan 93 Sangat Baik
JUMLAH 470 Sangat Baik
NILAI RATA-RATA 94,00 Sangat Baik

Skala penilaian :
Ditetapkan di Denpasar
Tanggal 14 Oktober 2016
NILAI PREDIKAT Dunia Usaha/ Dunia Industri
86-100 Sangat Baik CV. Menara Bintang
71-85 Baik
55-70 Cukup
( Andrik Aprilyanto S.)

19
LAMPIRAN III
DATA PRIBADI SISWA

A. IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa : Ida Ayu Made Radina Anggun Prasasti
2. NISN/NIS : 665/0003395326
3. Kelas : XI Akuntansi 1
4. Program keahlian : Akuntansi
5. Tempat, Tanggal lahir : Denpasar, 16 Agustus 2000
6. Jenis kelamin : Perempuan
7. Alamat : Jl.Gunung Karang II Gang III No. 25
8. No. Telp/HP : 085738489017

B. IDENTITAS ORANG TUA


1. Nama ayah : Ida Ketut Artha, S.H
2. Tempat, Tanggal lahir : Dencarik, 12 Juli 1971
3. Pekerjaan : Pegawai Swasta
4. No. Telp/HP : 081236089478
5. Alamat : Jl.Gunung Karang II Gang III No. 25
6. Nama ibu : Ida Ayu Made Armini
7. Tempat, Tanggal lahir : Singaraja, 01 April 1971
8. Pekerjaan : Pegawai Swasta
9. No. Telp/HP : 08124671573
10. Alamat : Jl.Gunung Karang II Gang III No. 25

20
LAMPIRAN IV

DAFTAR KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

SMK DWIJENDRA DENPASAR

TAHUN AJARAN 2016/2017

Nama : Ida Ayu Made Radina Anggun Prasasti


Kelas : XI Ak 1
DU/DI : Manara Bintang Consulting
TTD TTD
TANGGAL KETERANGAN PEMBIMBING PEMBIMBING
DU/DI SEKOLAH
1. Menyalin laporan/data Laba/rugi
Senin, 18/7/2016 perusahaan Cening Ayu ke
dalam Ms. Excel.
1. Mempelajari laporan keuangan
PT. Karya Andal Sejati
Selasa,19/7/2016
2. Mempelajari laporan keuangan
Puri Gangga Resort
1. Mempelajari Pph pasal 21, Pph
pasal 23, dan Pph pasal 4 ayat 2
Rabu, 20/7/2016
2. Melapor SPT ke KPP Denpasar
Barat
1. Membuat laporan keuangan PT.
Kamis, 21/7/2016
Taman Bebek.
1. Membuat langkah-langkah
Jum’at, 22/7/2016 pembuatan laporan keuangan PT.
Taman Bebek
1. Menjurnal Laporan keuangan
Senin, 25/7/2016 PT.Taman Bebek dan President
Suit Juni 2016
1. Memeriksa kembali laporan
Selasa, 26/7/2016 keuangan Taman Bebek Juni
2016
Rabu, 27/7/2016 1. Menerbitkan Laporan Keungan
PT. Taman Bebek Juni 2016
2. Menginput data rekening koran

21
Lap. keuangan PT.Taman Bebek
Juli 2016
1. Mengerjakan kembali Laporan
Kamis, 28/7/2016 Keuangan PT. Taman Bebek Juli
2016.
1. Mengerjakan transaksi tambahan
Jum’at, 29/7/2016 Lap. Keuangan Taman Bebek
Juli 2016
1. Menginput data- data Laporan
Senin, 1/8/2016 Keuangan PT. Taman Bebek Juli
2016
1. Mengerjakan Laporan Keuangan
Selasa, 2/8/2016
President Suit bulan Juli 2016
1. Memeriksa kembali FINANCE
PT.Taman Bebek dan President
Suit Juli
Rabu, 3/8/2016
2. Menerbitkan FINANCE
PT.Taman Bebek dan President
Suit Juli 2016
1. Menyiapkan format baru
Kamis, 4/8/2016 Lap.Keuangan PT.Taman Bebek
Agustus 2016
1. Menscane data Puri Sebatu untuk
Jum’at, 5/8/2016
diarsipkan
1. Melanjutkan pengarsipan data-
Senin, 8/8/2016
data Puri Sebatu
1. Merapikan data-data PT. Gangga
Selasa, 9/8/2016
Mahagiri
1. Mengisi persyaratan client untuk
Rabu, 10/8/2016
Amnesti Pajak
1. Menjurnal Laporan Keuangan
Jum’at, 12/8/2016 PT. Taman Bebek bulan Agustus
2016.
1. 1.Menjurnal Rekening koran PT.
Senin, 15/8/2016 Taman Bebek per 1-5 Agustus
2016.
1. Menginput data Lap. Keuangan
Selasa, 16/8/2016 PT.Taman Bebek bulan Agustus
2016.
Rabu, 17/8/2016 LIBUR HARI KEMERDEKAAN
1. Menjurnal Rekening koran PT.
Kamis, 18/8/2016 Taman Bebek per 6-12 Agustus
2016
Jum’at, 19/8/2016 1. Mengisi SSP PT. Bali Hemat

22
Antar Tour tahun 2016.
2. Membuat laporan accounting
jurnal untuk bulan Januari 2016.
1. Membuat laporan accounting
Senin, 22/8/2016 jurnal untuk bulan Februari
2016.
1. Mengevaluasi daily journal Puri
Selasa, 23/8/2016
Gangga
1. Menjurnal Rekening koran PT.
Rabu, 24/8/2016 Taman Bebek per 18 Agustus
2016
1. Merekap data-data hutang client
Kamis, 25/8/2016
CV. Danan Jaya
1. Mengerjakan kembali Laporan
Jum’at, 26/8/2016
Keuangan PT. Taman Bebek
1. Mengerjakan laba rugi client
Senin, 29/8/2016 2. Mengisi formulir Tax Amnesty
client
1. Mengisi surat kuasa client
2. Menginput bussines growth
Selasa, 30/8/2016
client dan menyiapkan format
untuk neraca
Rabu, 31/8/2016 1. Menginput data client
1. Menghubungi client PT. Taman
Kamis, 1/9/2016 Bebek untuk meminta data lewat
email
1. Menghubungi kembali PT.
Jum’at, 2/9/2016 Taman Bebek untuk meminta
data lewat email.
1. Menginput dan menjurnal atas
Senin, 5/9/2016 data yang telah dikirim client
lewat email
Selasa, 6/9/2016 IJIN
Rabu, 7/9/2016 LIBUR HARI RAYA GALUNGAN.
Kamis, 8/9/2016 LIBUR HARI RAYA GALUNGAN.
1. Memeriksa Laporan Keuangan
Jum’at, 9/9/2016 PT. Taman Bebek yang telah
dikerjakan
Senin, 12/9/2016 LIBUR HARI IDUL ADHA
Selasa, 13/9/2016 1. Mengerjakan penjurnalan atas
penyusutan client D'CUCI
2. Merevisi dengan manager
tentang laporan Taman Bebek

23
bulan agustus
1. Merekonsiliasi piutang Taman
Rabu, 14/9/2016
Bebek
1. Menerbitkan Laporan Keuangan
Kamis, 15/9/2016
PT. Taman Bebek.
1. Menerbitkann Laporan
Jum’at, 16/9/2016
Keuangan President Suit
1. Menyiapkan format untuk
Senin, 19/9/2016 Laporan Keuangan bulan
September
1. Mengirim Laporan Keuangan
dan mengambil data ke PT. KAS
Selasa, 20/9/2016
2. Memeriksa data PT. KAS yang
tadi sudah diambil
1. Memperbaiki letak INVOICE
Rabu, 21/9/2016
client
1. Menginput data Taman Bebek
Kamis, 22/9/2016
untuk dijadikan PDF
1. Mengisi formulir Tax Amnesty
Senin, 26/9/2016
Client.
Selasa, 27/9/2016 1. Menginput data rekening koran
Taman Bebek
1. Menjurnal laporan keuangan PT.
Senin, 3/10/2016
Taman Bebek bulan September
1. Menjurnal Laporan Keuangan
Selasa, 4/10/2016
President Suit bulan September.
1. Merevisi Laporan Keuangan PT.
Kamis, 6/10/2016
Taman Bebek dan President Suit
1. Memeriksa dan menerbitkan
kembali Laporan yang telah
Jum’at, 7/10/2016 diselesaikan
2. Melapor SPT tahunan ke Kantor
Pelayan Pajak Badung Selatan

24
Lampiran V

Daftar Hadir Siswa

25

Anda mungkin juga menyukai