Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
PENJELASAN UMUM
1.2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, uraian
pekerjaan dan bestek yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan
syarat – syarat ini.
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat - syarat ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /Jasa
Pemerintah beserta lampiran-lampiran lainnya.
2.2. Peraturan - peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene
voor warden voor de uitvoering bij aanneming van openbare werken (AV) 1941.
2.5. Tata Cara Perhitungan Struktur Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03.
2.6. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SK SNI T-15-1990-03.
2.14. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.15. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
2.16. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.
2.17. Apabila dalam Rencana Kerja dan syarat - syarat ini tidak jelas maka kontraktor berkewajiban
mengikuti aturan - aturan di atas.
PASAL 3
BAHAN - BAHAN DAN ALAT-ALAT
3.2 Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku di dalam pasal 2
serta peraturan pembangunan daerah setempat dan lain-lain.
3.3 Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar maka pemborong harus segera lapor
kepada direksi.
PASAL 4
LOKASI BANGUNAN
b). Konsultan pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan gambar rencana tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam gambar rencana harus
dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar rencana
tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk direksi/ pengawas.
c). Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan
selanjutnya oleh direksi/ pengawas lapangan dan akan disampaikan kepada kontraktor
secara tertulis.
d). Kontraktor harus membuat Rencana Kerja sebelum memulai suatu pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
PASAL 5
PEKERJAAN PENDAHULUAN
PASAL 6
PEKERJAAN TANAH / URUGAN
PASAL 7
PENENTUAN PEIL : (± 0,00)
7.1. Sebagai Peil ± 0,00 adalah mengambil referensi dari ketinggian badan jalan terdekat atau
disesuaikan dengan gambar kerja.
7.3. Ukuran - ukuran denah, tampak, ruang, dan detail lainnya ditentukan dalam gambar -gambar
pelaksanaan pekerjaan.
7.4. Satu dan lain hal yang menyimpang dari Program hal - halPembangunan Sarana tersebut
yang ditentukan Perdagangan
akan
ditentukan oleh Direksi Teknis / Pengawas Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 8
PEKERJAAN BETON
8.2. Bahan
a) Semen
Digunakan Portland Cement jenis/setara merk Conch.
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras.
Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
b) Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir - butir tajam dan keras, bebas dari bahan - bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI 1991.
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI 1991.
Penimbunan koral dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
d) A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan.
e) Besi beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan Leleh
karakteristik minimum 2400 kg/cm2) dengan diameter masing-masing Ø10 mm untuk
Programdan
tulangan pokok, Ø 8 mm untuk tulangan sengkang Pembangunan
Ø 6 mm untukSarana Perdagangan
tulangan cincin.
Daya lekat besi beton harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan : Harus ada persetujuan Direksi Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi
di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
g) Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk lantai rabat beton adalah f’c = 7,4 MPa (K 100), slump
(3-6) cm, w/c = 0,87.
b) Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan dalam
gambar konstruksi dan gambar Detail.
c) Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan - bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor.
d) Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Apabila
pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan bagian Pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar.
e) Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit
14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil
Pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian Program Pembangunan
pada permukaan Sarana
beton, dan Perdagangan
lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut
SPESIFIKASI TEKNIS
perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
PASAL 9
PEKERJAAN PLESTERAN
c) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan
berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
e) Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesteran.
f) Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah Pekerjaan penutup atap selesai
dipasang dan setelah pipa - pipa listrik selesai dipasang.
PASAL 10
PEKERJAAN DINDING
Bata terbuat dari tanah liat yang sudah dekeringkan, harus utuh dan tidak retak.
Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada
pasal beton bertulang
Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
PASAL 11
PEKERJAAN LANTAI
pasangan baru harus rata dengan sekitarnya. Permukaan pasangan harus datar dan
diwaterpass.
PASAL 12
PEKERJAAN TIANG DAN RANGKA KAP ATAP
Listplank dibuat dari papan ulin ukuran 2/20 cm dan 2/10 kualitas baik dengan lebar
sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan langsung pada gording atau kasau. Pemasangan
harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut
harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.
PASAL 13
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 15
PENUTUP
15.1. Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk menguraikan bahan - bahan dan pekerjaan
tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh kontraktor pelaksana atau
diselenggarakan oleh kontraktor pelaksana”, maka hal ini dianggap seperti betul -
betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan.
15.2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian – bagian yang betul -
betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam Spesifikasi
Teknis ini harus diselenggarakan oleh kontraktor pelaksana dan dianggap seperti benar -
benar disebutkan.
15.3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka
harus tetap diadakan / dikerjakan oleh kontraktor pelaksana.
15.4. Hal - hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan perencana.