Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

Program : Program Pembangunan Sarana Perdagangan


Kegiatan : Pembangunan Pasar Pedesaan
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Muara Tuhup
Lokasi : Kel. Muara Tuhup - Kec. Laung Tuhup Kabupaten Murung Raya

PASAL 1
PENJELASAN UMUM

1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :


Pembangunan Pasar Muara Tuhup

1.2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, uraian
pekerjaan dan bestek yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan
syarat – syarat ini.

1.3. Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan :


- Gambar bestek dan detail terlampir.
- Uraian kerja dan syarat-syaratnya dalam pasal-pasal berikut.
- Risalah rapat penjelasan (aanwijzing) yang dilaksanakan.
- Petunjuk-petunjuk dari direksi /pengawas lapangan.

PASAL 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat - syarat ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /Jasa
Pemerintah beserta lampiran-lampiran lainnya.

2.2. Peraturan - peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene
voor warden voor de uitvoering bij aanneming van openbare werken (AV) 1941.

2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 NI – 2.

2.5. Tata Cara Perhitungan Struktur Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03.

2.6. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SK SNI T-15-1990-03.

2.7. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.

2.8. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970 NI – 18.

Program Pembangunan Sarana Perdagangan


2.9. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPI) 1983.

2.10. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) 1961 NI – 5.


SPESIFIKASI TEKNIS

2.11. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.

2.13. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.

2.14. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.

2.15. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.

2.16. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.

2.17. Apabila dalam Rencana Kerja dan syarat - syarat ini tidak jelas maka kontraktor berkewajiban
mengikuti aturan - aturan di atas.

PASAL 3
BAHAN - BAHAN DAN ALAT-ALAT

3.1 Untuk kelancaran pekerjaan, pemborong diwajibkan :


a). Mendatangkan bahan - bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut tepat pada
waktunya dengan kualitas yang dapat diterima direksi.
b). Menyediakan tenaga kerja lengkap dengan alat-alat yang diperlukan.

3.2 Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku di dalam pasal 2
serta peraturan pembangunan daerah setempat dan lain-lain.

3.3 Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar maka pemborong harus segera lapor
kepada direksi.

3.4 Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik dengan ketentuan :


a). Halaman bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing pada waktu diserahterimakan.
b). Pekerjaan cepat diserahterimakan secara memuaskan dan dapat diterima oleh direksi.

PASAL 4
LOKASI BANGUNAN

4.1. Lokasi Bangunan


Program Pembangunan
Bangunan ini akan dibangun di lokasi yang ditentukan sesuai dengan Sarana Perdagangan
rencana, yaitu lokasi
yang tersedia untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
SPESIFIKASI TEKNIS

4.2. Daerah Kegiatan


Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah tersebut yang dikuasai untuk
segala keperluan Kegiatan.

4.3. Rencana Kerja


Dalam waktu 2 (Dua) minggu setelah penandatanganan kontrak, kontraktor wajib
menyerahkan suatu rencana kerja yang meliputi :
a). Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan masing -
masing bagian pekerjaan.
b). Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan - bahan.
c). Jam kerja yang diusulkan untuk pekerjaan di lapangan.
d). Jumlah pegawai kontraktor yang diusulkan, selama pekerjaan berlangsung sesuai dengan
fungsi dan keahliannya.

4.4. Buku Harian


Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,
keputusan - keputusan dan semua detail - detail penting dari pekerja.

4.5. Persetujuan Konsultan Pengawas


Yang dimaksud dengan persetujuan konsultan pengawas adalah merupakan persetujuan
konsultan pengawas secara tertulis yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk
dalam persyaratan ini.

4.6. Gambar Rencana


a). Gambar rencana untuk kegiatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi - revisi masih mungkin diadakan
dalam masa pelaksanaan. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi ini dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari
kesalahan - kesalahan, kekurangan - kekurangan pada gambar rencana atau perbedaan
antara gambar rencana dan isi spesifikasi.

b). Konsultan pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan gambar rencana tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam gambar rencana harus
dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar rencana
tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk direksi/ pengawas.

c). Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan
selanjutnya oleh direksi/ pengawas lapangan dan akan disampaikan kepada kontraktor
secara tertulis.

d). Kontraktor harus membuat Rencana Kerja sebelum memulai suatu pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.

4.7. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan


Kontraktor harus memberikan penjelasan selengkapnya tentang langkah-langkah yang akan
diambil untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya. Dalam keadaan
apapun kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.

4.8. Tanggung Jawab Kontraktor


Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan yangProgram Pembangunan
dilaksanakan Sarana Perdagangan
telah mendapat persetujuan
konsultan pengawas tidak berarti membebaskan kontraktor atas tanggung jawab pada
pekerjaan tersebut sesuai dengan kontrak maupun Peraturan Pemerintah yang berlaku.
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 5
PEKERJAAN PENDAHULUAN

5.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi Pekerjaan :


a) Pembersihan Lokasi (bongkaran bangunan lama)
b) Pengukuran pasang patok dan bowplank
c) Papan Nama Kegiatan

5.2. Persyaratan bahan


a) Untuk papan nama Kegiatan digunakan tiang dari kayu lanan dan triplek.
b) Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
digunakan bahan kayu setempat.

PASAL 6
PEKERJAAN TANAH / URUGAN

6.1. Lingkup Pekerjaan


Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa dan lain-lain
a) Galian Tanah Pondasi
b) Urugan Tanah Bawah Lantai
c) Urugan Pasir Bawah Lantai

6.2. Persyaratan Bahan


Untuk tanah/pasir timbunan (urugan) harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu,
serta sampah lainnya.

6.3. Pedoman Pelaksanaan


Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan
menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan
berikutnya dan dipadatkan kembali seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan sampai
diperoleh kepadatan dan tebal urugan yang dipersyaratkan.

PASAL 7
PENENTUAN PEIL : (± 0,00)

7.1. Sebagai Peil ± 0,00 adalah mengambil referensi dari ketinggian badan jalan terdekat atau
disesuaikan dengan gambar kerja.

7.2. Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada gambar bestek.

7.3. Ukuran - ukuran denah, tampak, ruang, dan detail lainnya ditentukan dalam gambar -gambar
pelaksanaan pekerjaan.

7.4. Satu dan lain hal yang menyimpang dari Program hal - halPembangunan Sarana tersebut
yang ditentukan Perdagangan
akan
ditentukan oleh Direksi Teknis / Pengawas Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 8
PEKERJAAN BETON

8.1. Lingkup Pekerjaan


a) Pekerjaan Pasang Pondasi Poot Plate
b) Pekerjaan Pasangan dinding Bata Camp. 1Pc : 4Ps
c) Pekerjaan Sloof Beton 15/20 dan 20/30 cm
d) Pekerjaan Kolom 20/20
e) Pekerjaan Cor Beton Lantai
h) Pekerjaan Plesteran dinding Camp. 1Pc : 4Ps

8.2. Bahan
a) Semen
 Digunakan Portland Cement jenis/setara merk Conch.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras.
 Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m.
 Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

b) Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir - butir tajam dan keras, bebas dari bahan - bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI 1991.

c) Batu Pecah (Kerikil)


 Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.
 Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%.
 Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%.
 Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat
alkali.

 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI 1991.
 Penimbunan koral dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.

d) A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan.

e) Besi beton
 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan Leleh
karakteristik minimum 2400 kg/cm2) dengan diameter masing-masing Ø10 mm untuk
Programdan
tulangan pokok, Ø 8 mm untuk tulangan sengkang Pembangunan
Ø 6 mm untukSarana Perdagangan
tulangan cincin.
 Daya lekat besi beton harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS

 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu.
 Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan : Harus ada persetujuan Direksi Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi
di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

f) Cetakan dan Acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas - batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian Pekerjaan.

g) Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk lantai rabat beton adalah f’c = 7,4 MPa (K 100), slump
(3-6) cm, w/c = 0,87.

8.3. Pedoman Pelaksanaan :


a) Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat - syarat ini, maka sebagai pedoman
tetap dipakai PBI 1971 dan SNI 1991.

b) Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan dalam
gambar konstruksi dan gambar Detail.

c) Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan - bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor.

d) Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Apabila
pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan bagian Pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar.

e) Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit
14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil
Pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian Program Pembangunan
pada permukaan Sarana
beton, dan Perdagangan
lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut
SPESIFIKASI TEKNIS

perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.

PASAL 9
PEKERJAAN PLESTERAN

9.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, lantai dan beton bertulang.

9.2. Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang.

9.3. Pedoman Pelaksanaan


a) Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran dan dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding dikorek sedalam 0.5 cm dan permukaan beton yang
akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.

b) Adukan plesteran pasangan bata dipakai campuran 1 Pc : 4 Ps.

c) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan
berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.

d) Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus diusahakan memperbaikinya


secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya.

e) Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesteran.

f) Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah Pekerjaan penutup atap selesai
dipasang dan setelah pipa - pipa listrik selesai dipasang.

PASAL 10
PEKERJAAN DINDING

10.1. Lingkup Pekerjaan


 Dinding bata
Pemasangan dinding bata dilakukan untuk seluruh dinding keliling bagian luar dan dalam
dan untuk pasangan dinding penahan timbunan.
Program Pembangunan Sarana Perdagangan
10.2. Persyaratan Bahan
 Bata
SPESIFIKASI TEKNIS

Bata terbuat dari tanah liat yang sudah dekeringkan, harus utuh dan tidak retak.
 Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
 Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada
pasal beton bertulang

10.3. Pedoman Pelaksanaan


 Pekerjaan pasangan dinding yaitu menggunakan pasangan bata dengan adukan camp. 1 Pc :
4 Ps.
 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati - hati, diaduk di dalam bak kayu yang memenuhi
syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi
air sampai didapat campuran yang plastis.
 Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh
dicampur lagi dengan adukan yang baru.
 Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat : Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30
cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata di atasnya harus berbeda setengah panjang bata.
Bata setengah tidak dibenarkan digunakan di tengah pasangan, kecuali pasangan pada
sudut.

 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

PASAL 11
PEKERJAAN LANTAI

11.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan lantai untuk semua bagian ruangan menggunakan beton mutu f’c = 7,4 MPa (K
100), slump (3-6) cm, w/c = 0,87.

11.2. Bahan yang digunakan


 Portland Cement jenis/setara merk Conch, pasir pasang dan kerikil.

11.3. Pedoman Pelaksanaan


 Adukan
Untuk pasangan lantai keramik menggunakan adukan camp. 1 Pc : 3 Psr
 Pekerjaan Lantai
Pekerjaan pengecoran lantai cor beton tumbukProgram Pembangunan
dengan tebal 6 cm, danSarana Perdagangan
pekerjaan yang telah
selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada
lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan
SPESIFIKASI TEKNIS

pasangan baru harus rata dengan sekitarnya. Permukaan pasangan harus datar dan
diwaterpass.

PASAL 12
PEKERJAAN TIANG DAN RANGKA KAP ATAP

12.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan rangka kap meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang
diperlukan, sehingga konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :
 Pasangan tiang 10/10 kayu klas I
 Pekerjaan Rangka Atap
12.2. Persyaratan Bahan
 Untuk semua rangka kuda-kuda termasuk gording dan rangka atap, digunakan Balok Kayu
kualitas baik (kayu klas II).
 Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu harus
betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

12.3. Pedoman Pelaksanaan


 Rangka Atap
Rangka Atap, kuda-kuda dan gording menggunakan balok kayu klas II ukuran 5/10, untuk
kasau ukuran 5/7 cm dan reng menggunakan balok lanan ukuran 3/5 cm

 Listplank dibuat dari papan ulin ukuran 2/20 cm dan 2/10 kualitas baik dengan lebar
sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan langsung pada gording atau kasau. Pemasangan
harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut
harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.

PASAL 13
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

13.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.
 Pekerjaan Atap/ bahan yang digunakan menggunakan genteng metal.
 Pemasangan penutup atap harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian
yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru. Pemasangan atap bubungan
dilapisi dengan seng plat.

PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN

14.1. Lingkup Pekerjaan


 Cat kayu untuk bidang-bidang kayu
 Untuk tembok dicat dengan cat tembok.
Program Pembangunan Sarana Perdagangan
14.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
 Cat tembok sekualitas atau setara dengan Matex
SPESIFIKASI TEKNIS

 Cat kayu sekualitas atau setara dengan Platon

14.3. Pedoman pelaksanaan


 Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah finishing pekerjaan selesai.
 Pengecatan tembok harus dilakukan menurut proses berikut :
Membersihkan bidang yang akan dicat.
Mengecat 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata dan tidak
terdapat belang-belang atau noda mengelupas.
 Warna yang digunakan :
Untuk pemilihan warna dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pemberi Tugas saat
di lapangan atau saat Aanwijzing.

PASAL 15
PENUTUP

15.1. Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk menguraikan bahan - bahan dan pekerjaan
tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh kontraktor pelaksana atau
diselenggarakan oleh kontraktor pelaksana”, maka hal ini dianggap seperti betul -
betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan.

15.2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian – bagian yang betul -
betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam Spesifikasi
Teknis ini harus diselenggarakan oleh kontraktor pelaksana dan dianggap seperti benar -
benar disebutkan.

15.3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka
harus tetap diadakan / dikerjakan oleh kontraktor pelaksana.

15.4. Hal - hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan perencana.

Program Pembangunan Sarana Perdagangan

Anda mungkin juga menyukai