1,
ISSN: 2476-9703
OKTOBER, 2016
INFORMASI ARTIKEL A B S T R AK
Penulis: Indonesia
Raudlatul Jannah
Pendahuluan: Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan
STIT Miftahul Ulum buku ajar tematik tematik bernuansa Islami dan meneliti
Bangkalan, Indonesia keefektifan, keefesienan dan kemenarikan buku ajar yang
dikembangkan. Metode: Penelitian ini menggunakan
Email:
r.jannah1602@ymail.com metode penelitian dan pengembangan dengan
menggunakan desain Dick and Lou Carey. Hasil: Buku
ajar yang dikembangkan memiliki tingkat keefektifan yang
Kata Kunci: tinggi dengan ditunjukkan oleh peningkatan hasil post tes
Buku Ajar,
Tematik, sebesar 17,65% di banding hasil pre test. yaitu dari 69,40% -
Islami, 87,05%. Penggunaan buku ajar tematik terpadu kurang
Madrasah Ibtidaiyah efisien pada siswa yang kurang lancar membaca. Buku ajar
memiliki tingkat kemenarikan yang tinggi. Kesimpulan:
Halaman: 1-16 Buku ajar yang dikembangkan telah memenuhi unsur
kebutuhan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran
tematik dengan pendekatan tematik terpadu.
English
Introduction: This article aims to develop thematic texbook
thematic texbook nuances of Islamic and evaluate the
effectiveness, efficiency and attractiveness of the developed.
Methods: This study used research and development
method developed by Dick and Lou Carey. Results:
Textbook developed has a high degree of effectiveness
demonstrated by increasing post-test results of 17.65% was
compared to the pre-test results. that is from 69.40% -
87.05%. The use of integrated thematic texbook was less
efficient on students who are not fluent in reading.
Textbook have the attractiveness of the high level.
Conclusion: Textbook developed have fulfilled elements of
learning needs, especially on thematic learning with
integrated thematic approach.
Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 2
kemampuan dan membentuk watak serta memegang peranan utama dan bertanggung
peradaban bangsa yang bermartabat dalam jawab menyebarluaskan gagasan baru, baik
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang sejalan dengan IPTEK. Perubahan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, terjadi pada kurikulum diharapkan dapat
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih
negara yang demokratis serta bertanggung baik lagi sehingga dapat memberikan
jawab (Departemen Pendidikan Nasional, kompetensi yang cukup bagi peserta didik
otomatis pola pikir masyarakat berkembang Terkait dengan hal itu, pemerintah
dalam setiap aspek. Hal ini sangat sudah membuat kebijakan untuk mengatasi
terbitnya kurikulum 2013. Pengembangan skils dan hard skills yang meliputi aspek
pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang sebagai pendekatan dalam proses
terus berubah agar pesertadidik mampu berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
dilakukannya perubahan kurikulum adalah dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
materi pelajaran yang harus dipelajari oleh konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut
peserta didik, sehingga malah membuat makna berbagai konsep dasar sehingga
para peserta didik terbebani. Disamping itu peserta didik tidak belajar konsep dasar
guru Agama dan guru PKN namun dengan utuh seperti tercermin pada berbagai tema
diberlakukannya kurikulum 2013 ini semua yang tersedia (Munir, dkk, 2005: 3).
moral peserta didik karena dalam untuk siswa kelas rendah di SD dapat
kurikulum 2013 ini bersifat tematik dibenarkan secara akademik, karena siswa
tematik ini akan melahirkan peserta didik holistik serta berperilaku dan berpikir
2013 tidak dapat dipisahkan dengan konsep Pengalaman belajar akan bermakna bagi
pembelajaran tematik. Kurikulum 2013 mereka jika banyak berkaitan dengan ragam
Menurut piaget, bahwa anak umur akan memberikan pengalaman belajar yang
7-11 tahun berada pada tahap operasional sangat kaya bagi siswa dalam rangka
sesuatu pada situasi nyata atau dengan yang dimiliki setiap siswa. Tumbuh dan
mempertimbangkan dua aspek dari situasi optimal sejak usia dini akan sangat
tingkat perkembangan pada anak tersebut belajar mereka pada jenjang berikutnya.
(holistik) dan hanya mampu memahami termasuk madrasah atau sekolah yang
(Monks, 2004: 215). Begitu pula dalam pesertadidiknya menjadi anak sholeh atau
masih bergantung pada objek-objek yang Untuk mencapai tujuan tersebut banyak hal
bersifat konkret dan pengalaman yang yang harus diperhatikan terutama dalam
dialaminya secara langsung (secara pengembangan buku ajar. Buku ajar yang
empiris). Dengan perkembangan anak pada dikeluarkan oleh pemerintah sudah baik
usia 7-11 tahun yang sesuai dengan usia namun tidak semua karakteristik di setiap
anak SD/MI sehingga pembelajaran tematik sekolah sama, untuk itu perlu adanya
perlu diterapkan dan konsep belajarnya pengembangan buku ajar yang harus
doing) (Thobari dan Mustafa, 2011: 96). masing sekolah dan peserta didiknya.
Melalui pembelajaran tematik siswa dapat Buku ajar pada Madrasah atau
memperoleh pengalaman langsung dan Sekolah Islam harus berbeda dari sekolah
terlatih untuk dapat menemukan sendiri pada umumnya yang mana buku ajar itu
berbagai pengetahuan yang dipelajari secara seharusnya memiliki ciri khas tersendiri
usulan pada Kemenag, maka peneliti sangat buku ajar adalah buku acuan wajib untuk
tertarik untuk mengembangkan buku ajar digunakan di sekolah yang memuat materi
tematik bernuansa islami agar buku ajar pembelajaran dalam rangka peningkatan
yang digunakan di madrasah atau sekolah keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
yang berciri islami mempunyai ciri khusus kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu
Adapun masalah pokok yang akan kemampuan estetis, potensi fisik dan
dapat dipahami bahwa buku ajar dan menggugah nalar dan spiritual untuk
merupakan buku standar yang disusun oleh menjadi lebih kreatif dan inovatif.
para pakar dalam bidang itu untuk Dalam pengamatan Bahrul Hayat
mencapai tujuan instruksional berdasarkan yang dikutip oleh tim penilai buku ajar
kurikulum yang berlaku dalam jenjang dalam Pedoman Penilaian Buku Ajar,
pendidikan tertentu.Keberadaan buku teks mengatakan bahwa buku ajar yang baik
ini sangat penting dalam menunjang adalah buku ajar yang mindful, yang
Dari pengertian tersebut dan juga Ciri-ciri buku yang baik adalah sebagai
pengembangan buku ajar tematik adalah ajar harus meaningful. Ketika seorang
buku ajar yang disusun secara sistematis anak membaca sebuah buku pelajaran,
yang menyajikan suatu kompetensi yang maka anak dipastikan akan dapat
akan dikuasai oleh siswa melalui menangkap pesan dan makna yang
mendorong keterlibatan siswa secara aktif 2) Kedua, buku yang baik harus
pendidikan. Untuk itu diperlukan suatu secara salah, maka buku pelajaran juga
menghasilkan buku yang bukan hanya 3) Ketiga, buku yang baik harus keep
mencerdaskan, namun juga mencerahkan attentive. Buku yang baik adalah buku
7 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016
yang mendorong anak untuk memiliki memilih tujuan atau peralatan yang tepat
attentive, perhatian, terhadap apa yang untuk pencapaian tujuan yang telah
4) Keempat, buku pelajaran harus bisa self Menurut Reigeluth & Merrill Tingkat
luas dengan self study, maka para siswa disimpulkan bahwa keefektifan
5) Kelima, buku yang baik juga harus Keefektifan dari penggunaan buku ajar
dan etika yang relevan dengan tematik dapat dilihat dari hasil belajar
kehidupan kekinian dan moral yang siswa. Jika tingkat hasil belajar siswa yang
Dengan kondisi tersebut maka terpadu lebih tinggi dari yang sebelum
diperlukan suatu buku yang memadai pada menggunakan buku ajar tematik terpadu,
dunia sekolah kita sehingga setiap sekolah maka buku ajar tematik terpadu dikatakan
Instructional Strategy (mengembangkan buku ajar. Hasil review dan uji coba
(merevisi bahan pembelajaran) dan 10) yang membedakan dengan buku ajar pada
Designing and Conducting Summative umumnya, karena selain buku ajar ini baru
Evaluation (merancang dan melaksanakan pertama kali di buat, produk tersebut juga
evaluasi sumatif) (Setyosari, 2010: 201). berusaha kebutuhan peserta didik dalam
4) Buku siswa yang dikembangkan berisi untuk tujuan lain perlu pengkajian lebih
materi yang bernuansa islami yang lanjut dan penyesuain dengan kondisi
hari, menyertakan lagu-lagu islami, ini hanya terbatas pada tema 3 yaitu
6) Buku ajar tematik terpadu ini mendapat kualifikasi yang baik, karena
ilustrasi yang Islami dan sesuai dari ahli materi sebesar 86,7% yang berarti
dengan adat istiadat berpakaiannya buku ajar tematik integratif layak dan tidak
7) Buku ajar ini dirancang sebagai salah 90,5% dan berada pada kualifikasi sangat
satu alternatif untuk menanamkan layak sehingga tidak perlu revisi, sedangkan
nilai-nilai ajaran Islam sejak dini dari ahli bahasa buku ajar tematik terpadu
kepada siswa dan mampu mendapat nilai 90% dan berada pada
pengembangan buku ajar tematik terpadu berarti buku ajar tematik terpadu berada
ini ditujukan bagi siswa kelas I Madrasah pada kualifikasi layak dan tidak perlu
Ibtidaiyah dan peserta didik dengan sekolah revisi. Adapun tanggapan penilaian siswa
objek uji coba terhadap buku ajar tematik nilai 69,40. Peningkatan perolehan rata-rata
mendapatkan nilai 85,9% yang berarti buku hasil belajar siswa mencapai 17,65 setelah
ajar tematik terpadu berada pada kualifikasi menggunakan buku ajar hasil
layak dan tidak perlu revisi. pengembangan. Merujuk pada hasil analisis
Dari skor penilaian untuk seluruh SPSS 16, Signifikansi yang diperoleh adalah
penilaian, baik dari uji ahli, guru kelas 1 dan 0,000. Signifikansi yang diperoleh kurang
siswa kelas 1 terhadap buku ajar adalah dari 0,05 sehingga diperoleh kesimpulan
baik. Maka secara umum produk bahwa ada perbedaan yang signifikan
pengembangan buku ajar itu telah antara rata-rata skor pre-test dan skor post-
ada saran dan masukan untuk memperbaiki perolehan hasil belajar siswa sebelum dan
komponen yang mendapat penilaian kurang setelah menggunakan buku ajar tematik
MI, dapat disimpulkan bahwa buku ajar Tugas guru adalah mengkondisikan
untuk menunjang proses belajar mengajar perubahan perilaku belajar siswa. Langkah-
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa langkah yang dapat ditempuh guru kelas 1
Komentar dan saran dari guru kelas I MI pembelajaran menjadi tiga tahapan, yaitu
dijadikan bahan pertimbangan untuk kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
yang tinggi karna dilihat dari hasil belajar Berdasarkan hasil pengamatan pada
siswa sebelum dan sesudah menggunakan pelaksaan pembelajaran ada kendala yang
buku ajar tematik terpadu mengalami ditemui ketika sedang menguji cobakan
peningkatan yang cukup signifikan. buku ajar tematik terpadu. Hal ini terjadi
yang baik. Namun ada beberapa kendala penilaian 87% menyatakan baik. Sedangkan
yang perlu dikaji ulang dalam pelaksanaan pada uji coba lapangan, semua item
terhadap semua komponen mencapai 85,9% Buku ajar ini memiliki keterbatasan,
Pembelajaran dengan menggunakan buku kelompok yang relatif kecil hanya satu
ajar tematik terpadu ini lebih menarik bagi kelas, (2) waktu pelaksanaan uji coba relatif
siswa. Desain buku yang berbeda dengan singkat berkaitan dengan waktu penelitian
buku-buku yang sudah ada membuat siswa yang tersedia, (3) uji coba lapangan hanya
Kemampuan siswa untuk menyelesaikan karena keterbatasan waktu, (4) buku ajar
soal-soal yang disediakan dapat diukur yang dikembangkan hanya terbatas pada 1
materi dengan cepat serta dapat membantu bahasan yang lebih luas.
kegiatan sehari-hari baik di rumah maupun keterbatasan yang dimiliki oleh buku ajar
di sekolah melalui buku ajar tersebut. ini, maka dalam memanfaatkan buku ajar
Buku Ajar ini adalah: Buku ajar hasil belajar yang lain yang relevan dengan
pengembangan yang dihasilkan ini telah materi pembelajaran. Buku ajar ini
masih ada dalam beberapa komponen. Oleh Guru masih harus terus
karena itu, dalam pemanfaatan atau meningkatkan motivasi siswa agar senang
revisi atau penyempurnaan lebih lanjut jika pengembangan latihan yang menarik dan