Anda di halaman 1dari 16

VOL. 2, NO.

1,
ISSN: 2476-9703
OKTOBER, 2016

Journal homepage: http://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/muallimuna

Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami untuk Madrasah Ibtidaiyah/


Sekolah Dasar Islam

INFORMASI ARTIKEL A B S T R AK

Penulis: Indonesia
Raudlatul Jannah
Pendahuluan: Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan
STIT Miftahul Ulum buku ajar tematik tematik bernuansa Islami dan meneliti
Bangkalan, Indonesia keefektifan, keefesienan dan kemenarikan buku ajar yang
dikembangkan. Metode: Penelitian ini menggunakan
Email:
r.jannah1602@ymail.com metode penelitian dan pengembangan dengan
menggunakan desain Dick and Lou Carey. Hasil: Buku
ajar yang dikembangkan memiliki tingkat keefektifan yang
Kata Kunci: tinggi dengan ditunjukkan oleh peningkatan hasil post tes
Buku Ajar,
Tematik, sebesar 17,65% di banding hasil pre test. yaitu dari 69,40% -
Islami, 87,05%. Penggunaan buku ajar tematik terpadu kurang
Madrasah Ibtidaiyah efisien pada siswa yang kurang lancar membaca. Buku ajar
memiliki tingkat kemenarikan yang tinggi. Kesimpulan:
Halaman: 1-16 Buku ajar yang dikembangkan telah memenuhi unsur
kebutuhan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran
tematik dengan pendekatan tematik terpadu.

English
Introduction: This article aims to develop thematic texbook
thematic texbook nuances of Islamic and evaluate the
effectiveness, efficiency and attractiveness of the developed.
Methods: This study used research and development
method developed by Dick and Lou Carey. Results:
Textbook developed has a high degree of effectiveness
demonstrated by increasing post-test results of 17.65% was
compared to the pre-test results. that is from 69.40% -
87.05%. The use of integrated thematic texbook was less
efficient on students who are not fluent in reading.
Textbook have the attractiveness of the high level.
Conclusion: Textbook developed have fulfilled elements of
learning needs, especially on thematic learning with
integrated thematic approach.
Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 2

1. PENDAHULUAN baru yang dapat menimbulkan perubahan,

Pendidikan nasional yang yang berbeda dengan sebelumnya.

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Tanggung jawab melaksanakan inovasi

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun diantaranya terletak pada penyelenggaraan

1945 berfungsi mengembangkan pendidikan di sekolah, dimana guru

kemampuan dan membentuk watak serta memegang peranan utama dan bertanggung

peradaban bangsa yang bermartabat dalam jawab menyebarluaskan gagasan baru, baik

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, terhadap siswa maupun masyarakat melalui

Untuk mengemban fungsi tersebut proses pengajaran dalam kelas.

pemerintah menyelenggarakan suatu sistem Pendidikan perlu mengantisipasi

pendidikan nasional sebagaimana dampak global yang membawa masyarakat

tercantum dalam Undang-Undang Nomor berbasis pengetahuan dimana IPTEK sangat

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan berperan sebagai penggerak utama

Nasional bahwa pendidikan bertujuan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum

untuk mengembangkan potensi dalam pendidikan harus dikembangkan

pesertadidik agar menjadi manusia yang secara berkala dan berkesinambungan

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang sejalan dengan IPTEK. Perubahan yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, terjadi pada kurikulum diharapkan dapat

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih

negara yang demokratis serta bertanggung baik lagi sehingga dapat memberikan

jawab (Departemen Pendidikan Nasional, kompetensi yang cukup bagi peserta didik

2008: 3). untuk mengembangkan dirinya, namun

Seiring dengan perkembangan ilmu tidak menyimpang dari peraturan dan

pengetahuan dan teknologi, maka secara norma-norma di masyarakat.

otomatis pola pikir masyarakat berkembang Terkait dengan hal itu, pemerintah

dalam setiap aspek. Hal ini sangat sudah membuat kebijakan untuk mengatasi

berpengaruh besar terutama dalam dunia permasalahan tersebut salah satunya

pendidikan yang menuntut adanya inovasi dengan pembaharuan kurikulum dengan


3 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016

terbitnya kurikulum 2013. Pengembangan skils dan hard skills yang meliputi aspek

Kurikulum 2013 merupakan langkah kompetensi sikap, keterampilan, dan

lanjutan Pengembangan Kurikulum pengetahuan. Dalam penerapan kurikulum

Berbasis Kompetensi yang telah dirintis 2013, Pembelajaran tematik digunakan

pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang sebagai pendekatan dalam proses

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, pembelajaran.

dan keterampilan secara terpadu. Pembelajaran tematik merupakan

Perubahan kurikulum dilakukan pendekatan pembelajaran yang

untuk menjawab tantangan zaman yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari

terus berubah agar pesertadidik mampu berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai

bersaing di masa depan. Alasan lain tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan

dilakukannya perubahan kurikulum adalah dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,

kurikulum sebelumnya dianggap keterampilan dan pengetahuan dalam

memberatkan pesertadidik. Terlalu banyak proses pembelajaran dan integrasi berbagai

materi pelajaran yang harus dipelajari oleh konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut

peserta didik, sehingga malah membuat makna berbagai konsep dasar sehingga

para peserta didik terbebani. Disamping itu peserta didik tidak belajar konsep dasar

pada kurikulum sebelumnya pendidikan secara parsial. Dengan demikian

moral seolah-olah menjadi tanggung jawab pembelajarannya memberikan makna yang

guru Agama dan guru PKN namun dengan utuh seperti tercermin pada berbagai tema

diberlakukannya kurikulum 2013 ini semua yang tersedia (Munir, dkk, 2005: 3).

guru bertanggung jawab untuk mendidik Pemberlakuan pembelajaran tematik

moral peserta didik karena dalam untuk siswa kelas rendah di SD dapat

kurikulum 2013 ini bersifat tematik dibenarkan secara akademik, karena siswa

integratif. Diharapkan dengan pembelajaran pada usia tersebut masih berpandangan

tematik ini akan melahirkan peserta didik holistik serta berperilaku dan berpikir

yang berkarakter. konkrit. Mereka belum terbiasa dengan cara

Perbincangan tentang Kurikulum berpikir terspesialisasi dan abstrak.

2013 tidak dapat dipisahkan dengan konsep Pengalaman belajar akan bermakna bagi

pembelajaran tematik. Kurikulum 2013 mereka jika banyak berkaitan dengan ragam

mengakomodir keseimbangan antara soft pengalaman keseharian mereka yang


Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 4

ditunjang dengan benda-benda dan Dengan demikian pengelolaan

fenomena nyata yang dapat diobservasi. pembelajaran dengan pendekatan tematik

Menurut piaget, bahwa anak umur akan memberikan pengalaman belajar yang

7-11 tahun berada pada tahap operasional sangat kaya bagi siswa dalam rangka

konkrit, dimana anak dapat menyimpulkan menumbuhkembangkan keragaman potensi

sesuatu pada situasi nyata atau dengan yang dimiliki setiap siswa. Tumbuh dan

menggunakan benda konkret, dan mampu berkembangnya potensi siswa secara

mempertimbangkan dua aspek dari situasi optimal sejak usia dini akan sangat

nyata secara bersama-sama. Biasanya menentukan kualitas pengalaman dan hasil

tingkat perkembangan pada anak tersebut belajar mereka pada jenjang berikutnya.

merupakan suatu kesatuan yang utuh Setiap lembaga pendidikan

(holistik) dan hanya mampu memahami termasuk madrasah atau sekolah yang

hubungan antara konsep secara sederhana beridentitas Islami, ingin mengantarkan

(Monks, 2004: 215). Begitu pula dalam pesertadidiknya menjadi anak sholeh atau

proses pembelajaran, umumnya mereka berkepribadian Islami (Shaleh, 2006: 77).

masih bergantung pada objek-objek yang Untuk mencapai tujuan tersebut banyak hal

bersifat konkret dan pengalaman yang yang harus diperhatikan terutama dalam

dialaminya secara langsung (secara pengembangan buku ajar. Buku ajar yang

empiris). Dengan perkembangan anak pada dikeluarkan oleh pemerintah sudah baik

usia 7-11 tahun yang sesuai dengan usia namun tidak semua karakteristik di setiap

anak SD/MI sehingga pembelajaran tematik sekolah sama, untuk itu perlu adanya

perlu diterapkan dan konsep belajarnya pengembangan buku ajar yang harus

sambil melakukan sesuatu (learning by disesuaikan dengan karakteristik masing-

doing) (Thobari dan Mustafa, 2011: 96). masing sekolah dan peserta didiknya.

Melalui pembelajaran tematik siswa dapat Buku ajar pada Madrasah atau

memperoleh pengalaman langsung dan Sekolah Islam harus berbeda dari sekolah

terlatih untuk dapat menemukan sendiri pada umumnya yang mana buku ajar itu

berbagai pengetahuan yang dipelajari secara seharusnya memiliki ciri khas tersendiri

holistik, bermakna, autentik dan aktif yakni dikembangkan dengan bernuansa

(Rusman, 2011: 257). islami agar tujuan madrasah atau sekolah


5 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016

islam yang ingin mengantarkan Secara spesifik pengertian buku ajar

pesertadidiknya untuk berkepribadian tematik perlu digali dari pengertian

islami tercapai. dasarnya. Konsep buku ajar dalam kajian

Berangkat dari kekurangan- ilmiah memiliki banyak pengertian.

kekurangan buku ajar yang dikeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

oleh pemerintah, sekaligus memberikan Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa

usulan pada Kemenag, maka peneliti sangat buku ajar adalah buku acuan wajib untuk

tertarik untuk mengembangkan buku ajar digunakan di sekolah yang memuat materi

tematik bernuansa islami agar buku ajar pembelajaran dalam rangka peningkatan

yang digunakan di madrasah atau sekolah keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan

yang berciri islami mempunyai ciri khusus kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu

dengan sekolah pada umumnya. pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan

Adapun masalah pokok yang akan kemampuan estetis, potensi fisik dan

dijawab dalam penelitian ini adalah: kesehatan yang disusun berdasarkan

efektivitas, efisiensi dan kemenarikan standar nasional pendidikan (Menteri

pengembangan buku ajar tematik terpadu Pendidikan Nasional, 2005). Sedangkan

bernuansa islami di MI Al-Azhar Serabi menurut Chomsin, buku ajar adalah

Barat Modung Bangkalan. seperangkat sarana atau alat pembelajaran

yang berisikan materi pembelajaran,


2. KAJIAN PUSTAKA
metode, batasan-batasan, dan cara
Pengertian Buku Ajar Tematik mengevaluasi yang didesain secara
Salah satu komponen penting dalam sistematis dan menarik dalam rangka
pembelajaran tematik adalah buku ajar. mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
Untuk menyiapkan buku ajar tematik yang mencapai kompetensi atau sub kompetensi
baik, maka kita perlu memahami secara dengan segala kompleksitasnya (Chomsin,
baik apa yang disebut dengan buku ajar 2008: 40). Menurut Belawati, buku ajar
tematik. Buku ajar tematik adalah buku ajar adalah buku-buku atau materi pelajaran
yang mengandung karakteristik yang disusun secara sistematis, yang
pembelajaran tematik, sehingga mampu digunakan guru dan siswa dalam proses
mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran. Dari beberapa pandangan
tematik (Prastowo, 2013: 297). mengenai pengertian buku ajar tersebut,
Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 6

dapat dipahami bahwa buku ajar dan menggugah nalar dan spiritual untuk

merupakan buku standar yang disusun oleh menjadi lebih kreatif dan inovatif.

para pakar dalam bidang itu untuk Dalam pengamatan Bahrul Hayat

mencapai tujuan instruksional berdasarkan yang dikutip oleh tim penilai buku ajar

kurikulum yang berlaku dalam jenjang dalam Pedoman Penilaian Buku Ajar,

pendidikan tertentu.Keberadaan buku teks mengatakan bahwa buku ajar yang baik

ini sangat penting dalam menunjang adalah buku ajar yang mindful, yang

kegiatan pembelajaran di sekolah (Belawati, menstimulus otak kita untuk berfikir

2003: 12). dengan nalar yang dinamis. Menurutnya,

Dari pengertian tersebut dan juga Ciri-ciri buku yang baik adalah sebagai

maksud dari pembelajaran tematik, maka berikut :

dapat ditarik sebuah pengertian bahwa 1) Pertama, buku

pengembangan buku ajar tematik adalah ajar harus meaningful. Ketika seorang

buku ajar yang disusun secara sistematis anak membaca sebuah buku pelajaran,

yang menyajikan suatu kompetensi yang maka anak dipastikan akan dapat

akan dikuasai oleh siswa melalui menangkap pesan dan makna yang

pembelajaran berbasis tema yang terkandung.

mendorong keterlibatan siswa secara aktif 2) Kedua, buku yang baik harus

dan menyenangkan serta holistik dan mengandung aspek motivational to

autentik dengan tujuan sekaligus learn dan motivational to unlearn. Ketika

perencanaan dan penelaahan implementasi membaca sebuah buku pelajaran, anak

pembelajaran. akan termotivasi untuk belajar tanpa

harus dipaksakan oleh guru. Karena


Buku Ajar Tematik Sebagai Produk
buku adalah medium belajar, maka dia
Pengembangan
Buku ajar merupakan media yang juga harus memuat motivational to

sangat penting dan strategis dalam unlearn. Ketika sesuatu dipersepsi

pendidikan. Untuk itu diperlukan suatu secara salah, maka buku pelajaran juga

sinergi bagaimana guru dapat harus bicara salah.

menghasilkan buku yang bukan hanya 3) Ketiga, buku yang baik harus keep

mencerdaskan, namun juga mencerahkan attentive. Buku yang baik adalah buku
7 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016

yang mendorong anak untuk memiliki memilih tujuan atau peralatan yang tepat

attentive, perhatian, terhadap apa yang untuk pencapaian tujuan yang telah

dia pelajari. ditetapkan (Handoko, 2003: 7). Sedangkan

4) Keempat, buku pelajaran harus bisa self Menurut Reigeluth & Merrill Tingkat

study. Karena peran guru di kelas juga efektivitas pengembangan pembelajaran

terbatas, maka buku harus bisa diukur melalui pencapaian tujuan

membantu atau mengisi kelemahan ini. pembelajaran (Degeng, 1989: 165).

Kalau buku-buku dikembangkan secara Berdasarkan uraian di atas dapat

luas dengan self study, maka para siswa disimpulkan bahwa keefektifan

akan terbiasa untuk mengembangkan pembelajaran adalah tingkat keberhasilan

pola belajar yang mandiri. dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

5) Kelima, buku yang baik juga harus Keefektifan dari penggunaan buku ajar

punya makna untuk menemukan nilai tematik terpadu dalam pembelajaran

dan etika yang relevan dengan tematik dapat dilihat dari hasil belajar

kehidupan kekinian dan moral yang siswa. Jika tingkat hasil belajar siswa yang

berlaku. sesudah menggunakan buku ajar tematik

Dengan kondisi tersebut maka terpadu lebih tinggi dari yang sebelum

diperlukan suatu buku yang memadai pada menggunakan buku ajar tematik terpadu,

dunia sekolah kita sehingga setiap sekolah maka buku ajar tematik terpadu dikatakan

dapat menyiapkan dunia akademiknya efektif.

dengan mandiri sesuai dengan kebutuhan Adapun efesiensi pembelajaran

dan tantangannya. dikaitkan dengan waktu, personalia dan

sumber belajar. Program pembelajaran


Prinsip Efektivitas, Efesiensi, dan Daya
dirancang sesuai dengan alokasi waktu
Tarik Pada Pengembangan Buku Ajar
Tematik Terpadu yang telah ditentukan. Oleh karena itu,
Dalam Kamus Besar Bahasa
efesiensi diukur melalui kesesuaian
Indonesia, kata efektif mempunyai arti ada
penguasaan materi dengan waktu yang
efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif
disediakan (Degeng, 1989: 174).
juga dapat diartikan dapat membawa hasil,
Dengan demikian, keefesienan dari
atau berhasil guna. Menurut Hani Handoko,
penggunaan buku ajar tematik terpadu
efektivitas merupakan kemampuan untuk
dalam pembelajaran tematik dapat dilihat
Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 8

dari kesesuaian waktu yang telah 3. METODE PENELITIAN


ditetapkan dengan penyampaian materi. Penelitian ini menggunakan metode
Jadi, jika waktu yang telah ditetapkan penelitian dan pengembangan (Research and
dengan penyampaian materi sesuai maka Development) yaitu metode penelitian yang
buku ajar tematik terpadu dikatakan digunakan untuk menghasilkan produk
efesien. tertentu, dan menguji keefektifan produk
Sedangkan daya tarik pembelajaran tersebut (Sugiyono, 2012: 407). Menurut
dapat dibentuk melalui perancanganan Punaji, Penelitian dan Pengembangan atau
kualitas pembelajaran. Peranan strategi Research and Development (R&D) adalah
pengorganisasian guru pada mata pelajaran suatu proses atau langkah-langkah untuk
sangat menentukan daya tarik siswa. mengembangkan suatu produk baru, atau
Semakin baik, kualitas pembelajaran menyempurnakan produk yang telah ada,
semakin besar daya tarik yang ditimbulkan. yang dapat dipertanggungjawabkan
Variabel penting yang dijadikan dasar (Punaji, 2010: 194).
sebagai indikator daya tarik adalah Dalam pengembangan ini, model
penghargaan dan keinginan lebih, sehingga yang akan dikembangkan adalah mengacu
titik awal kemenarikan pembelajaran dapat pada model pengembangan dari Walter
diciptakan melalui pengorganisasian, Dick and Lou Carey. Dalam model tersebut
penyampaian, dan pengelolaan terdiri atas sepuluh langkah, yang meliputi:
pembelajaran (Degeng, 1989: 176). 1) Identifying Instructional Goal
Dengan demikian, buku ajar tematik (mengidentifikasi tujuan umum
terpadu dapat dikatakan menarik jika siswa pembelajaran), 2) Conducting Instructional
sangat antusias dalam mengikuti Analysis (melaksanakan analisis
pembelajaran, meningkatnya motivasi pembelajaran), 3) Identifying Entry Behaviors,
belajarnya, menimbulkan rasa Characteristics (mengenal tingkah laku
keingintahuan untuk mempelajarinya dan masukan dan karakteristik siswa), 4) Writing
mudah memahami materinya maka buku Performance Objectives (merumuskan tujuan
ajar tematik terpadu mempunyai tingkat khusus pembelajaran), 5) Developing
daya tarik yang tinggi. Criterion-Referenced Test (mengembangkan
. butir tes acuan patokan), 6) Developing
9 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016

Instructional Strategy (mengembangkan buku ajar. Hasil review dan uji coba

strategi pembelajaran) 7) Developing and menjadi bahan penyempurnaan produk

selecting Instruction (menyeleksi dan pengembangan untuk diuji coba di

mengembangkan bahan pembelajaran) 8) lapangan.

Designing and Conducting Formative Dari hasil produk yang telah

Evaluation (merancang dan melaksanakan dilakukan dalam pengembangan ini, di

evaluasi formatif), 9) Revising Instruction dalamnya memiliki beberapa ciri khusus

(merevisi bahan pembelajaran) dan 10) yang membedakan dengan buku ajar pada

Designing and Conducting Summative umumnya, karena selain buku ajar ini baru

Evaluation (merancang dan melaksanakan pertama kali di buat, produk tersebut juga

evaluasi sumatif) (Setyosari, 2010: 201). berusaha kebutuhan peserta didik dalam

. pembelajaran tematik terpadu. Adapun ciri


4. HASIL DAN PEMBAHASAN khusus yang dapat di temui dalam produk
Hasil pengembangan buku ajar ini buku ajar tersebut antara lain adalah:
berupa buku ajar tematik terpadu tema 3 1) Buku ajar ini didesain sesuai dengan
semester 1 “kegiatanku” bernuansa Islami. karakteristik pengguna yaitu kelas I
Produk pengembangan buku ajar ini telah Madrasah Ibtidaiyah serta dapat
dilakukan penyempurnaan secara bertahap digunakan secara mandiri.
melalui penilaian, saran dan komentar dari 2) Buku ajar yang dikembangkan oleh
para ahli yaitu ahli isi/materi pembelajaran peneliti berisi kumpulan dari semua
tematik, ahli desain pembelajaran, ahli matapelajaran kelas I yaitu:
bahasa dan guru kelas 1 sebagai ahli Pendidikan Pancasila dan
pembelajaran serta siswa kelas 1 MI Al- Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Azhar Serabi Barat sebagai sasaran Matematika, Seni Budaya dan
pengguna buku ajar produk Prakarya, serta Pendidikan Jasmani
pengembangan. Aspek yang diungkap Olahraga dan Kesehatan yang
untuk melakukan revisi meliputi disajikan secara terpadu dengan tema
kelengkapan dan kelayakan komponen, sebagai pemersatu.
ketepatan isi berdasarkan pendekatan 3) Buku ajar ini disajikan dengan
tematik integratif yang digunakan, menggunakan pendekatan tematik
keefektifan, keefisisenan dan kemenarikan terpadu bernuansa islami.
Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 10

4) Buku siswa yang dikembangkan berisi untuk tujuan lain perlu pengkajian lebih

materi yang bernuansa islami yang lanjut dan penyesuain dengan kondisi

menyertakan doa kegaiatan sehari- setempat. Produk pengembangan buku ajar

hari, menyertakan lagu-lagu islami, ini hanya terbatas pada tema 3 yaitu

manyertakan nama-nama islami, “Kegiatanku” di semester I. Adapun

menyertakan nilai-nilai ajaran islam, subtema dari tema yang akan

serta menyertakan pesan-pesan moral dikembangkan adalah subtema 1

5) Buku ajar tematik terpadu ini kegiatanku di pagi hari, subtema 2

dirancang menggunakan gambar dan kegiatanku di siang hari, subtema 3

ilustrasi visual dan kombinasi warna kegiatanku di sore dan subtema 4

yang cukup sesuai sehingga lebih kegiatanku di malam hari.

mudah dan menarik dibaca dan Berdasarkan hasil penilaian,

meningkatkan motivasi peserta didik. tanggapan penilaian dari para ahli

6) Buku ajar tematik terpadu ini mendapat kualifikasi yang baik, karena

dirancang menggunakan gambar dan berdasarkan hasil validasi diperoleh nilai

ilustrasi yang Islami dan sesuai dari ahli materi sebesar 86,7% yang berarti

dengan adat istiadat berpakaiannya buku ajar tematik integratif layak dan tidak

muslim di Indonesia. perlu revisi. Dari ahli desain mendapat nilai

7) Buku ajar ini dirancang sebagai salah 90,5% dan berada pada kualifikasi sangat

satu alternatif untuk menanamkan layak sehingga tidak perlu revisi, sedangkan

nilai-nilai ajaran Islam sejak dini dari ahli bahasa buku ajar tematik terpadu

kepada siswa dan mampu mendapat nilai 90% dan berada pada

menerapkannya dalam kegiatan kualifikasi sangat layak, sehingga buku

sehari-hari terutama pembiasaan tidak perlu revisi. Berdasarkan penilaian

membaca doa kegiatan sehari-hari. guru tematik kelas 1 sebagai ahli

Adapun keterbatasan produk pembelajaran mendapat nilai 78,5% yang

pengembangan buku ajar tematik terpadu berarti buku ajar tematik terpadu berada

ini ditujukan bagi siswa kelas I Madrasah pada kualifikasi layak dan tidak perlu

Ibtidaiyah dan peserta didik dengan sekolah revisi. Adapun tanggapan penilaian siswa

bercirikhas Islam, sehingga penggunaan kelas I MI Al-Azhar Serabi Barat sebagai


11 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016

objek uji coba terhadap buku ajar tematik nilai 69,40. Peningkatan perolehan rata-rata

mendapatkan nilai 85,9% yang berarti buku hasil belajar siswa mencapai 17,65 setelah

ajar tematik terpadu berada pada kualifikasi menggunakan buku ajar hasil

layak dan tidak perlu revisi. pengembangan. Merujuk pada hasil analisis

Dari skor penilaian untuk seluruh SPSS 16, Signifikansi yang diperoleh adalah

penilaian, baik dari uji ahli, guru kelas 1 dan 0,000. Signifikansi yang diperoleh kurang

siswa kelas 1 terhadap buku ajar adalah dari 0,05 sehingga diperoleh kesimpulan

baik. Maka secara umum produk bahwa ada perbedaan yang signifikan

pengembangan buku ajar itu telah antara rata-rata skor pre-test dan skor post-

memenuhi kelayakan. Meskipun demikian, test. Dengan demikian, ada perbedaan

ada saran dan masukan untuk memperbaiki perolehan hasil belajar siswa sebelum dan

komponen yang mendapat penilaian kurang setelah menggunakan buku ajar tematik

untuk menyempurnakan buku ajar tematik terpadu.

terpadu. Kemampuan siswa untuk

menyelesaikan soal-soal yang disediakan


Tingkat Efektifitas Buku Ajar Tematik
dapat diukur dengan jelas. Berdasarkan
Terpadu Untuk Kelas 1 di MI Al-Azhar
Serabi Barat Modung Bangkalan pembelajaran yang telah dilakukan, siswa
Tingkat keefektifan pada buku ajar
mampu menyelesaikan soal dan mampu
tematik terpadu ini diukur dari hasil skor
memahami materi dengan cepat serta
atau nilai siswa sebelum menggunakan
membantu siswa untuk membiasakan
buku ajar tematik terpadu dan sesudah
membaca doa kegiatan sehari-hari baik di
menggunakan buku ajar tematik terpadu.
rumah maupun di sekolah melalui
Selain dari perolehan nilai siswa tingkat
pemanfaatan buku ajar tersebut.
kefektifan buku ajar tematik terpadu juga
Tingkat keefektifan buku ajar ini
diukur melalui angket yang diisi oleh guru.
juga dapat dilihat dari hasil penilaian guru
Perolehan hasil belajar berdasarkan
kelas 1. Berdasarkan instrument penilaian
uji coba lapangan yang diukur
guru tematik kelas 1 sebagai ahli
menggunakan tes pencapaian hasil belajar
pembelajaran mendapat nilai 78,5% yang
menunjukkan rata-rata perolehan hasil
berarti buku ajar tematik terpadu berada
belajar pada post-test 87,05 lebih baik bila
pada kualifikasi layak dan tidak perlu
dibanding dengan pre-test yang mencapai
revisi. Dari hasil validasi oleh guru kelas I
Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 12

MI, dapat disimpulkan bahwa buku ajar Tugas guru adalah mengkondisikan

Tematik Terpadu ini dapat digunakan lingkungan, agar menunjang terjadinya

untuk menunjang proses belajar mengajar perubahan perilaku belajar siswa. Langkah-

dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa langkah yang dapat ditempuh guru kelas 1

khususnya pada tema “kegiatanku”. adalah adalah membagi aktivitas

Komentar dan saran dari guru kelas I MI pembelajaran menjadi tiga tahapan, yaitu

dijadikan bahan pertimbangan untuk kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

menyempurnakan produk pengembangan akhir. Tiga tahapan tersebut sudah biasa

berupa buku ajar ini. dilakukan guru dalam merencanakan

Dengan demikian, buku ajar tematik pembelajaran, namun terkadang kurang

terpadu mempunyai tingkat keefektifan dalam pelaksanaannya.

yang tinggi karna dilihat dari hasil belajar Berdasarkan hasil pengamatan pada

siswa sebelum dan sesudah menggunakan pelaksaan pembelajaran ada kendala yang

buku ajar tematik terpadu mengalami ditemui ketika sedang menguji cobakan

peningkatan yang cukup signifikan. buku ajar tematik terpadu. Hal ini terjadi

saat proses pembelajaran. Buku ajar tematik


Tingkat Keefisienan Buku Ajar Tematik
terpadu kurang efisien jika digunakan pada
Terpadu Untuk Kelas 1 di MI Al-Azhar
Serabi Barat Modung Bangkalan siswa yang kemampuan membacanya

kurang lancar sehingga saat pelaksanaan


Implementasi buku ajar tematik
pembelajaran guru membutuhkan lebih
terpadu tema kegiatanku di kelas 1 MI Al-
banyak waktu untuk memberikan
Azhar Serabi Barat membutuhkan keuletan,
perlakuan khusus kepada siswa tersebut
kesabaran dan perencanaan sesuai
sehingga waktu yang ditentukan belum
kebutuhan siswa. Dikarenakan bahan ajar
sesuai dengan keadaan dilapangan. Kendala
merupakan produk baru sehingga siswa
tersebut juga dibenarkan oleh guru saat
membutuhkan bimbingan dari guru dalam
sedang melaksanakan pembelajaran.
penggunaannya.
Berdasarkan paparan di atas, dapat
Faktor yang mempengaruhi aktivitas
ditarik kesimpulan umum yang
dan kreativits peserta didik di kelas 1 MI Al-
menyatakan bahwa buku ajar yang
Azhar banyak sekali, baik yang berasal dari
dikembangkan sudah mempunyai kualitas
dalam diri siswa atau lingkungan siswa.
13 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016

yang baik. Namun ada beberapa kendala penilaian 87% menyatakan baik. Sedangkan

yang perlu dikaji ulang dalam pelaksanaan pada uji coba lapangan, semua item

pembelajarannya agar penggunaan buku mendapatkan penilaian 85,9% menyatakan

ajar hasil pengembangan dapat baik.

meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran Kemenarikan buku ajar tematik

tematik. terpadu selain dapat dilihat dari hasil

penilaian siswa juga dapat dilihat dari hasil


Tingkat Kemenarikan Buku Ajar Tematik
observasi atau pengamatan pengembang
Terpadu Untuk Kelas 1 di MI Al-Azhar
Serabi Barat Modung Bangkalan saat pembelajaran sedang berlangsung

ketika menggunakan buku ajar yang


Pembelajaran dengan menggunakan
dikembangkan. Dari hasil pengamatan,
buku ajar tematik terpadu ini lebih menarik
dalam proses pembelajaran dengan
bagi siswa. Desain buku yang berbeda
menggunakan buku ajar tematik terpadu
dengan buku-buku yang sudah ada
terlihat siswa sangat antusias dan sangat
membuat siswa lebih bersemangat
tertarik selama menggunakan buku ajar.
mengikuti pelajaran. Daya tarik
Hal tersebut diperkuat dengan hasil
pembelajaran dapat dibentuk melalui
wawancara terbuka pengembang dengan
perancanganan kualitas pembelajaran.
beberapa subyek uji coba lapangan yaitu
Peranan strategi pengorganisasian guru
siswa kelas 1 dan guru kelas 1 di MI Al-
pada mata pelajaran sangat menentukan
Azhar bahwa buku ajar Tematik Terpadu
daya tarik siswa. Semakin baik, kualitas
tema kegiatanku, dapat diterima oleh siswa
pembelajaran semakin besar daya tarik yang
kelas 1 di MI Al-Azhar Serabi Barat Modung
ditimbulkan.
Bangkalan. Siswa merasa senang dengan
Kemenarikan buku ajar tematik
pembelajaran buku tematik terpadu,
terpadu dapat dilihat dari pendapat/
sehingga siswa lebih termotivasi untuk
pemilaian siswa melalui angket, baik dari
mengikuti proses pembelajaran.
uji coba perorangan, uji kelompok kecil dan
.
uji coba lapangan. Pada uji coba perorangan

untuk semua item mendapatkan penilaian

82% menyatakan baik. Pada uji kelompok

kecil untuk semua item mendapatkan


Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 14

5. PENUTUP penilaian guru tematik terhadap semua


Adapun kesimpulan hasil komponen mencapai 78,5% (baik) melalui
pengembangan bahan ajar ini adalah instrument angket.
sebagai berikut: Tingkat keefisienan buku ajar
Tingkat efektifitas buku ajar tematik tematik terpadu diperoleh dari pelaksanaan
terpadu diperoleh dari nilai siswa sebelum pembelajarannya. Hal ini tertuang dalam
dan sesudah menggunakan buku ajar rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
tematik terpadu. Perolehan hasil belajar yang telah dibuat sebelum melaksanakan
berdasarkan uji coba lapangan yang diukur pembelajaran. Hasil dari penerapannya
menggunakan tes pencapaian hasil belajar didalam pembelajaran ditemukan adanya
menunjukkan rata-rata perolehan hasil kendala sehingga tingkat keefisienan
belajar pada post-test 87,05 lebih baik bila kurang maksimal karna ada beberapa siswa
dibanding dengan pre-test yang mencapai yang kemampuan membacanya masih
nilai 69,40. Peningkatan perolehan rata-rata belum lancar sehingga. Buku ajar tematik
hasil belajar siswa mencapai 17,65 setelah terpadu kurang efisien jika digunakan pada
menggunakan buku ajar hasil siswa yang kemampuan membacanya
pengembangan. Merujuk pada hasil analisis kurang lancar sehingga saat pelaksanaan
SPSS 16, Signifikansi yang diperoleh adalah pembelajaran guru membutuhkan lebih
0,000. Signifikansi yang diperoleh kurang banyak waktu untuk memberikan
dari 0,05 sehingga diperoleh kesimpulan perlakuan khusus kepada siswa tersebut
bahwa ada perbedaan yang signifikan sehingga waktu yang ditentukan belum
antara rata-rata skor pre-test dan skor post- sesuai dengan keadaan dilapangan.
test. Dengan demikian, ada perbedaan Tingkat kemenarikan buku ajar
perolehan hasil belajar siswa sebelum dan tematik terpadu diperoleh dari tanggapan
setelah menggunakan buku ajar tematik penilaian siswa kelas I MI Al-Azhar Serabi
terpadu. Selain itu, tingkat efektifitas buku Barat sebagai objek uji coba terhadap buku
ajar juga diperoleh dari tanggapan penilaian ajar tematik mendapatkan hasil bahwa
guru kelas I terhadap hasil pengembangan penggunaan buku ajar hasil pengembangan
buku ajar tematik yakni penggunaan buku memiliki tingkat kemenarikan yang tinggi,
ajar hasil pengembangan memiliki tingkat berdasarkan rata-rata penilaian siswa
keefektifan, yang cukup tinggi, berdasarkan
15 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016

terhadap semua komponen mencapai 85,9% Buku ajar ini memiliki keterbatasan,

(baik) melalui instrument angket. di antaranya adalah: (1) dujicobakan pada

Pembelajaran dengan menggunakan buku kelompok yang relatif kecil hanya satu

ajar tematik terpadu ini lebih menarik bagi kelas, (2) waktu pelaksanaan uji coba relatif

siswa. Desain buku yang berbeda dengan singkat berkaitan dengan waktu penelitian

buku-buku yang sudah ada membuat siswa yang tersedia, (3) uji coba lapangan hanya

lebih bersemangat mengikuti pelajaran. mengambil sampel pokok bahasan tertentu

Kemampuan siswa untuk menyelesaikan karena keterbatasan waktu, (4) buku ajar

soal-soal yang disediakan dapat diukur yang dikembangkan hanya terbatas pada 1

dengan jelas. Berdasarkan pembelajaran tema yakni tema 3 “kegiatanku”. Dengan

yang telah dilakukan, siswa mampu demikian, disarankan seluruh produk

menyelesaikan soal dan mampu memahami pengembangan dapat diujicobakan pada

materi dengan cepat serta dapat membantu bahasan yang lebih luas.

siswa untuk membiasakan membaca doa Berkaitan dengan beberapa

kegiatan sehari-hari baik di rumah maupun keterbatasan yang dimiliki oleh buku ajar

di sekolah melalui buku ajar tersebut. ini, maka dalam memanfaatkan buku ajar

Saran-Saran Kajian Pengemba-ngan hendaknya didukung oleh sumber-sumber

Buku Ajar ini adalah: Buku ajar hasil belajar yang lain yang relevan dengan

pengembangan yang dihasilkan ini telah materi pembelajaran. Buku ajar ini

diujicobakan melalui beberapa tahap. sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya

Berdasarkan data hasil penilaian tahap- sumber belajar dalam pembelajaran.

tahap tersebut ditemukan tingkat Referensi atau sumber pendukung lain

kefektifannya. Namun demikian, perlu ditambahkan untuk memperkaya

kekurangan-kekurangan kemungkinan wawasan peserta didik.

masih ada dalam beberapa komponen. Oleh Guru masih harus terus

karena itu, dalam pemanfaatan atau meningkatkan motivasi siswa agar senang

penggunaan selanjutnya perlu dilakukan mempelajari buku ajar, dengan memberikan

revisi atau penyempurnaan lebih lanjut jika pengembangan latihan yang menarik dan

ditemukan beberapa kelemahan atau menantang dengan menggunakan berbagai

kekurangan. metode pembelajaran aktif.


Pengembangan Buku Ajar Tematik Bernuansa Islami Untuk MI/ SD, Oleh: Raudlatul Jannah: 1–16 16

Buku ajar ini dikembangkan [4] Handoko, Hani. 2003. Manajemen.


Yogyakarta: BPFE.
berdasarkan karakteristik siswa kelas I di
[5] Monks, F. J. & A. M. P. Knoers (trj Siti
MI Al-Azhar Serabi Barat Modung Rahayu Haditono). 2004. Perkembangan
Peserta Didik Pengantar dalam berbagai
Bangkalan, sehingga bila digunakan oleh
Bagiannya. Jogjakarta: Gadjah Mada
siswa lain perlu dilakukan penyesuaian University Press.
[6] Munir, Abdul. dkk. 2005. Pedoman
lebih lanjut dan pengkajian sesuai dengan
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.
karakteristik yang ada. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelemba-
gaan Agama Islam.
Produk pengembangan ini
[7] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
sebaiknya dikembangkan lebih lanjut ada Republik Indonesia No 11 tahun 2005
tentang Buku Teks Pelajaran Pasal 1.
tema-tema yang lain baik dengan
[8] Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan
pendekatan atau nuansa yang sama Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: Diva
Press.
maupun dengan inovasi baru sesuai dengan
[9] Rusman. 2011. Model-model Pembelaja-
perkembangan pembelajaran. ran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Jakarta: Rajawali Pers.
Pengembangan buku ajar ini bukan
[10] Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian
satu-satunya jalan yang bisa dilakukan Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana.
untuk menyelesaikan permasalahan yang
[11] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
ada pada pembelajaran, khususnya pada Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
penerapan kurikulum 2013. Kurikulum 2013
[12] Shaleh, Abdul Rachman. 2006. Madrasah
baru diterapkan, sehingga masih banyak dan Pendidikan Anak Bangsa (Visi, Misi
dan Aksi). Jakarta: PT. Rajagrafindo
permasalahan yang muncul yang perlu
Persada.
dikaji dan diselesaikan melalui berbagai [13] Thobari dan Mustafa. 2011. Belajar dan
Pembelajaran. Pengembangan Wacana dan
upaya.
Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
RUJUKAN [14] Widodo, Chomsin. dan Jasmadi. 2008.
[1] Belawati, Tian. Pengembangan Bahan Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Ajar. 2003. Jakarta: Pusat Penerbitan Kompetensi. Jakarta: Alex Media
Universitas Terbuka. Komputindo.
[2] Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu
Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta:
Depdikbud.
[3] Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai