1. Pemilihan lokasi: Pertimbangan iklim: suhu Kebutuhan suhu dingin selama masa dorman untuk memacu pembungaan bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Ex: Apel (<7o C): 250 – 1000 jam) Suhu minimum pd musim dingin yg menyebabkan’chilling injury’, pd apel -22o Frost-Free Days dan Kumulatif Heat Unit
• Frost: menunda budsbreak dan anthesis
• FFD : jumlah hari antara akhir frost pd m.semi s/d awal salju pada musim gugur • Heat Unit dan FFD membatasi budidaya tanaman buah- buahan. • Sensitif Frost terjadi pada saat bunga membuka dan perkembangan buah muda • Untuk daerah temperate (sub-tropis) tdk menanam kultivar yang proses kematangannya lama. Aspek iklim yg penting di Indonesia: Curah hujan, suhu, kelembaban dan cahaya matahari
• Curah hujan: penyebaran sepanjang tahun
lebih penting dari jumlah total hujan/th Mangga butuh musim kering minimal 3 bulan untuk pembungaan. Nanas cocok pada kondisi kering dari pada basah. Jeruk pada kondisi banyak hujan asam dan terserang penyakit. Pertimbangan Tanah • Tanah paling ideal untuk buah-buahan: top soil tebal, aerasi bagus, lempung berpasir. • Wilayah kebun buah yg ideal: delta sepanjang mulut sungai dan tanah berlumpur sepanjang tebing sungai. • pH tanah sedikit asam: 5.5 – 6.5 >7.5 dan < 4.5 ~ > elemen esensial sangat rendah kelarutannya: Cu, Fe, Zn • Water table: 50—200 cm • Topografi: lereng curam butuh biaya tinggi dan mudah tererosi. Kelerengan > 20% tidak efektif. Tipe Tanah: sangat berperan dalam menentukan jenis tanaman buah yg akan ditanam
• Setiap tipe tanah mempunyai:
sifat dan ciri yang berbeda, kedalaman solum dan topsoil, sifat fisik dan kimia. Kedalaman solum dan top soil berkaitan dgn penyebaran akar dan ketersediaan air tanah Top soil: media akar tanaman menyerap hara Solum : menentukan kedalaman perakaran Sifat dan ciri menentukan manajemen pemeliharaan tanah Tanah di Lampung: kedalaman top soil 10— 20 cm, jenis dominan PMK dgn pH 4,0-5,0 • Ketersediaan P, N, K Mo, Ca, Mg rendah • Ketersediaan Al, Fe, Mn, dan Zn berlebih • Al merusak tudung akar shg menghambat serapan air dan hara • Kandungan BO <1%, bahan organik berpengaruh pada: ketersediaan hara dan air dalam tanah • Kebutuhan air : jenis dan fase tumbuh tanaman • Setelah induksi pembungaan – buah menjelang dewasa butuh air banyak, bila kurang rontok Persiapan Lahan • Levelling (perataan tanah): esensial bila sistem irigasi yang diterapkan furrow atau flood. • Lereng yg curam perlu pembuatan kontur dan sistem irigasi sprikler. • Pembersihan lahan (land clearing): manual vs mekanik. • Daerah arid bakar dan tunggul diangkat, tanam cover crops untuk mencegah erosi. Pembakaran: merusak BO dan C,H,O hilang, serta N dan S menguap ke udara
• Pohon dapat dimatikan secara ringing
atau dirlding, tapi lambat. • Penggunaan bahan kimia: Sodium arsenat dan 2,4,5 T (Trichloropenoxy acetic acid). • Bila TK tinggi mekanik; kelemahan: pemadatan tanah dan merusak topsoil Persiapan pembuatan saluran drainase
• Drainase: penting untuk daerah tropis
basah karena membatasi pertumbuhan akar dan adanya zat beracun akibat drainase jelek. • Pada tanah berat: sistem drainase dibuat ‘Cambered bed’ dengan lebar 6—10 m Penanaman: awal musim hujan pada lubang tanam yg dibuat di musim kemarau • Lubang tanam diberakan 2—3 minggu: ~ menghilangkan gas2 beracun ~ mematikan mikroorganisme tanah ~ bagian topsoil dipisahkan dengan subsoil (ditambah kompos dan fosfat) ~ dibuat dalam dan besar untuk membantu penyebaran akar • Jarak tanam disesuaikan jenis tanaman Bibit yang berasal dari pembibitan dengan polibag bila ada akar yg melingkar dipotong! Baik serabut maupun tunggang
• Akar melingkar: perkembangannya terus
melingkar sehingga daya jelajah akar terbatas. • Pada jeruk akar tunggang yang melingkar tumbuh di permukaan, akibatnya: – tidak tahan di musim kering – Pada kondisi kritis air, mudah terserang penyakit – Umur produktif tanaman tidak panjang Sistem Penanaman: Faktor yang harus dipertimbangkan:
• Kebutuhan tanaman untuk penyerbukan silang
• Ukuran maks tanaman pada akhir pertumbuhan agar tidak overcrowding • Kemiringan lahan dan luas kebun • Arah aliran air irigasi • Peletakan sprinkler atau drip irrigation secara permanen • Sistem pemanenan tanaman • Beberapa sistem penanaman: Square, Rectangular, Quincunx, Hexagonal, Hedgerow Square dan Rectangular (bujur sangkar dan persegi-4) • Paling umum digunakan • Mudah dirancang • Pengolahan tanah bisa dari dua arah • Tipe irigasi furrow atau basin tanah rata • Cocok pada tanaman buah yang inflorescennya lateral (jeruk, alpukad) • Penanaman polinizer pd segi-4 ss, urutan ketiga secara permanen. Heksagonal dan Segitiga sama sisi • Pola segitiga sama sisi, pohon ditanam pada setiap sudut • Heksagonal yang bagian tengahnya ditanami 1 pohon (setiap 6 phn ditanam phn ke-7 di tengahnya • Distribusi kanopi dan akar merata • Pohon dengan mahkota bulat cocok segi-3 ss, lebih efisien tempat. (1/2 aV3) Quincunx (Diagonal) dan Kontur
• Quincunx: 4 tanaman ditanam secara square
dan 1 tanaman di tengahnya arah diagonal • Populasi mendekati 2 x bujur sangkar • Kontur/Teras: lahan curam • Meminimumkan erosi karena memotong teras * Ridge planting system, penanaman tanaman tahunan tumpangsari semusim pada lahan curam untuk tujuan konservasi tanah. Pemilihan jenis buah • Disukai konsumen dan pasarnya luas • Berbuah sepanjang tahun, bukan musiman: mayoritas buah tropis musiman, seperti: duku, rambutan, mangga, durian, manggis dan panen hampir bersamaan waktu harga rendah. Perlu riset untuk menemukan metode “pengaturan pembungaan di luar musim” • Rasa dan aroma: durian tidak disukai masyarakat Eropa dan Amerika • Tahan hama dan penyakit momok utama lalat buah dan penggerek. Penyakit layu pada pisang Cavendish dan Kepok, CVPD pada jeruk. Bahan Tanam: Bibit okulasi, anakan, setek, atau benih dengan kualitas prima • Asal usul pohon induk jelas: produksi tinggi, tahan penyakit, tahan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan • Saat transplanting curah hujan kurang penyiraman(mengusahakan tidak ada rongga udara antara akar dan tanah untuk mengurangi stagnasi. • Menggunakan larutan starter (N,P,K kadar P tinggi dalam bentuk larutan). • Penggunaan naungan sementara mengurangi transpirasi pada tanaman muda. Pemupukan • Senyawa pupuk terdiri dari elemen mayor: • N, P2O5, K2O, MgO • Bentuk pupuk N: Amonium sulfat (21 %), amonium nitrat (33%), Urea (45%) • Pupuk fosfat: P2O5 Superfosfat (16—20%) Double, triple Superfosfat (36 – 48%) Rock Fosfat (30%) P tidak mudah tersebar di dalam tanah aplikasinya pd lapisan tanah yg lebih dalam Pupuk K yang utama dalam bentuk K2O • Asal KCl atau muriat of potash :50—60% • Sulfat of potash; 48 – 52 % • Sulfat of potash and magnesia (sulpomag) • 26 – 30% & 9 – 12% MgO
Kapur: CaCO3 dan dolomit (CaCO3.MgCO3)
Mikronutrient: Zn, Mn, Cu pada pH tinggi tidak tersedia bagi akar Pupuk organik: manure dan green manure Pupuk Hijau dan Cover Crops • Pupuk hijau: sejenis tanaman tambahan dari gol legum: Crotalaria, Tephrosia, Sesbania yg dibenamkan sebelum membentuk biji dan berkayu atau sebelum musim kering untuk mengurangi kompetisi dan reservoar • Cover crop: tidak dibenamkan umumya herbaceous dari kacang2an: • Pueraria phaseoloides, Centrosoma pubescens, Calopogonium mucunoides. Pueraria kemampuan mengikat N tinggi: 200—400 kg N/ha/th • Calopogonium tumbuhnya paling cepat • Kerugian Cover Crops: – Mempunyai kecenderungan merambat dan mudah menutupi tanaman Pueraria – Berkompetisi air dengan tanaman utama, khususnya pd kemarau. – Benih susah didapatkan, tetapi dapat disetek. Pembentukan Pohon • Pemangkasan: – Tampak indah – Menerima sinar matahari sebanyak mungkin & sirkulasi udara merata – Pendek mudah pengelolaannya – Batang pokok tumbuhnya kuat, ex: pembentukan batang pokok pada anggur – Membentuk tunas-tunas baru – Cepat berbunga/buah, ex: anggur, jambu biji, apel Tujuan pemangkasan: mengatur C/N ratio seimbang kond III • Tanaman terlalu rimbun: kadar N tinggi dan KH rendah, dengan pemangkasan C/N menjadi sedang. • Pemangkasan berat tidak diterapkan pada tanaman buah yg daya regenerasinya rendah, ex: duku, manggis. • Pertimbangan dalam pemangkasan berat: – Umur tanaman, tanaman muda menunda pembungaan krn vegetatif terus. – Kondisi tanaman dan lingkungan, kemarau tidak dilakukan. – Kepentingan (tujuan), bonsai, rejuvenalisasi. mempercepat tumbuhnya tunas baru pemangkasan dilakukan pada bagian tanaman yg masih muda • Tanaman yg tumbuh daunnya setiap saat: jambu biji, nangka, belimbing pinching • Tanaman tumbuh daunnya berkala dengan selang waktu tertentu: mangga, alpukad, durian pinching tdk cocok • Pemangkasan untuk peningkatan produksi dan kualitas buah: ringan – Cabang tdk produktif – Cabang yg rusak Pemangkasan ujung cabang agar cepat berbuah: Anggur dan apel • Anggur: 2 tujuan – Membentuk batang pokok yg kuat th I dan cabang primer + sekunder th II – Membentuk tunas2 generatif (cabang buah) tahun berikutnya. • Apel : menghilangkan dominansi apikal dan mendorong tumbuhnya tunas2 generatif pada seluruh cabang yg dilengkungkan.