Anda di halaman 1dari 3

Menguasai Teknik-Teknik Konseling

Pada umumnya untuk menguasai teknik atau keterampilan konseling


seorang konselor harus melalui berbagai latihan yaitu latihan microcounseling dan
macrocounseling. Kedua jenis latihan itu dilakukan secara berurutan yaitu setelah
sebagian teknik diakuasai dalam latihan mikro dilanjutkan kemudian dengan
latihan makro. Akan tetapi seorang calon konselor harus menguasai teori-teori
konseling yang ada.

1. Latihan Microcounseling (Microtraining)


Latihan microcounseling atau microtraining adalah suatu cara
memberikan penguasaan teknik-teknik konseling tunggal kepada calon-
calon konselor. Setiap teknik konseling dilatihkan satu persatu secara
bertahap. Latihan dilengkapi dengan perekaman video dan tape recorder.
Pada akhir latihan diadakan evaluasi dan diskusi setelah menonton
atau mendengar kaset video dan rekaman suara. Pengamat dan
pembimbing memberikan pula penilaian dan masukan untuk bahan
diskusi.
Suatu dasar model microtraining dengan setting lab dikemukakan
oleh Ivey Cs. (1978) dengan sistematika kegiatan sebagai berikut.
(1) Menayangkan contoh rekaman video microcounseling melalui layar
monitor. Para calon konselor menonton bagaimana teknik-teknik
konseling dilakukan dalam bentuk role playing (bermain peran) oleh
seorang konselor dan klien.
(2) Pelatih memberikan suatu skrip materi tertulis yang menerangkan tentang
keterampilan tunggal (the single skill) untuk dipelajari oleh para
mahasiswa/calon konselor.
(3) Latihan microcounseling mulai dilakukan secara permainan peran antara
seorang konselor dengan klien yang memainkan satu keterampilan.
Permainan tersebut divideokan.
(4) Hasil rekaman video diputar ulang dan ditonton bersama. Hasil latihan itu
dievaluasi bersama kemudian didiskusikan dengan membandingkannya
terhadap contoh yang ditayangkan tadi.
Suatu manual keterampilam tunggal (dalm microtraining) yang
akan dilatihkan, disusun secara sistematik sebagai berikut.
(1) Rasional: mengapa keterampilan itu diperlukan dan dalam kerangka apa
teknik tersebut digunakan.
(2) Tujuan: menjelaskan apa tujuan latihan keterampilan ini.
(3) Materi: yaitu apa materi dan aspek-asepknya dari teknik konseling yang
akan dilatihkan.
(4) Prosedur atau proses latihan: yaitu menjelaskan mengenai sistematika
latihan keterampilan konseling tunggal.
(5) Alat evaluasi: yaitu untuk digunakan mengevaluasi proses latihan dan
aspek-aspek materi yang telah dilatihkan kepada calon konselor apakah
berhasil dikuasai atau belum.
Jika materi-materi microcounseling telah di kuasai oleh calon
konselor, maka akan diadakan latihan macrocounseling atau
macrotraining.
2. Latihan Macrocounseling
Pengertian macrocounseling atau macrotraining adalah melatihkan
secara role playing beberapa atau beragam teknik konseling yang telah
dikuasai melalui latihan mikro. Sehubungan dengan latiha itu, beberapa
kegiatan yang harus dilakukan secara konselor adalah:
(1) Latihan menulis kasus, yaitu setiap calon konselor menulis sebuah
peristiwa atau cerita kasus terdiri dari deskripsi dan dialognya. Sebagai
contoh, kasus siswa yang cerdas namun orang tuanya tidak mampu
membiayai untuk melanjutkan studi ke perguruan tingg.
(2) Menyiapkan pasangan-pasangan pemain (konselor dan klien) untuk
melakukan permainan peran konseling individual dengan kasus yang telah
disiapkan.
(3) Menonton tayangan video macrocounseling yang digunakan sebagai
rujukan bagi calon konselor.
(4) Melakukan latihan macrocounseling dan memvideokannya.
(5) Mengadakan tayangan ulang untuk dievaluasi dan dengan menggunakan
lembar evaluasi yang telah dipersiapkan oleh pembimbing.
(6) Mengadakan diskusi, kemudian melakukan latihan ulang dan memperbaiki
keterampilan berdasarkan masukan dari pengamat.

Anda mungkin juga menyukai