Anda di halaman 1dari 8

Minyak bumi

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak),
dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri
dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi
dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui
proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi
lainnya.[1][2] Setelah itu, minyak bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-
pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar,
mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk
membuat plastik dan obat-obatan.[3] Minyak bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam
barang dan material yang dibutuhkan manusia.[4]

Proses pembentukan

Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu daerah
yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut biasanya berupa laut,batas lagoon (danau)
sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama dengan
materi tersebut dan kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak
bagian materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum terjadi
pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi hidrokarbon banyak ditemukan
pada bagian air laut dalam.

Waktu berjalan terus secara geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam ke dalam
permukaan bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh sedimen sedimen dan material
yang menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya tektonik yang menimbulkan efek subsidence.
Material organik terbenam semakin dalam sehingga mengalami tekanan dan suhu yang semakin
tinggi. Proses tersebut akan menimbulkan perubahan perubahan kimiawi dari material organik
tersebut. Perubahan material ini merupakan cikal bakal terbentuknya campuran bahan hidrokarbon
yang komposisinya sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa cairan maupun yang berbentuk
gas.

Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55 derajat celsius per
kilometer. Di Sumatera sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar 100 °C/km. Sedangkan habitat
minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 - 150 °C yang biasanya berada pada kedalaman
1.5 – 3 km. Pada kedalaman 3 – 6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada
minyak. Untuk kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan
menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut.

Pada umumnya, minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang
memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin lama batuan tersebut
terendapkan dan tertimbun material di atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini
mengakibatkan nilai porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di
ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka fluida tersebut
bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida disebut sebagai
batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis,
yaitu akibat perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan
bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam jebakan lalu
berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh.
Proses pembentukan

Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu daerah
yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut biasanya berupa laut,batas lagoon (danau)
sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama dengan
materi tersebut dan kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak
bagian materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum terjadi
pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi hidrokarbon banyak ditemukan
pada bagian air laut dalam.

Waktu berjalan terus secara geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam ke dalam
permukaan bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh sedimen sedimen dan material
yang menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya tektonik yang menimbulkan efek subsidence.
Material organik terbenam semakin dalam sehingga mengalami tekanan dan suhu yang semakin
tinggi. Proses tersebut akan menimbulkan perubahan perubahan kimiawi dari material organik
tersebut. Perubahan material ini merupakan cikal bakal terbentuknya campuran bahan hidrokarbon
yang komposisinya sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa cairan maupun yang berbentuk
gas.

Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55 derajat celsius per
kilometer. Di Sumatera sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar 100 °C/km. Sedangkan habitat
minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 - 150 °C yang biasanya berada pada kedalaman
1.5 – 3 km. Pada kedalaman 3 – 6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada
minyak. Untuk kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan
menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut.

Pada umumnya, minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang
memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin lama batuan tersebut
terendapkan dan tertimbun material di atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini
mengakibatkan nilai porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di
ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka fluida tersebut
bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida disebut sebagai
batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis,
yaitu akibat perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan
bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam jebakan lalu
berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh.

Jenis jebakan

Jebakan (trap) adalah adanya lapisan batuan permeabel dan berpori (reservoar rock) ditumpangi
atau dihalangi oleh batuan yang impermeabel yang berfungsi sebagai pencegah larinya minyak ke
tempat lain (caprock). Struktur-struktur geologi yang dapat menjebak minyak dan gas tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Jebakan struktural, yaitu jebakan yang terbentuk akibat deformasi batuan batuan reservoar, seperti
sesar, antiklin, dan lain lain.
2. Jebakan stratigrafis, yaitu jebakan yang terbentuk oleh pengendapan seperti reef, kanal, delta atau
erosi batuan reservoar seperti ketidaklarasan sudut (angular unconformity).
3. Jebakan kombinasi, yaitu gabungan elemen elemen struktur dari kedua bentuk di atas.

Komposisi

Minyak bumi hanya berisi minyak mentah saja, tetapi dalam penggunaan sehari-hari ternyata juga
digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas lainnya. Pada kondisi temperatur dan
tekanan standar, hidrokarbon yang ringan seperti metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas
yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°,
-43.6°, dan +31.1 °F), sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari pentana ke atas berbentuk
padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber minyak di bawah tanah, proporsi gas, cairan, dan
padatan tergantung dari kondisi permukaan dan diagram fase dari campuran minyak bumi tersebut.
[5]

Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada juga kandungan
gas alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan Bumi lebih rendah daripada di bawah tanah,
beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur gas sebagian besar menghasilkan gas.
Tapi, karena suhu dan tekanan di bawah tanah lebih besar daripada suhu di permukaan, maka gas
yang keluar kadang-kadang juga mengandung hidrokarbon yang lebih besar, seperti pentana,
heksana, dan heptana dalam wujud gas. Di permukaan, maka gas ini akan mengkondensasi sehingga
berbentuk kondensat gas alam. Bentuk fisik kondensat ini mirip dengan bensin.

Persentase hidrokarbon ringan di dalam minyak mentah sangat bervariasi tergantung dari ladang
minyak, kandungan maksimalnya bisa sampai 97% dari berat kotor dan paling minimal adalah 50%.

Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak bumi sebagian besar terdiri dari alkana, sikloalkana,
dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian kecil elemen-elemen
lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur, ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel,
tembaga, dan vanadium. Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari minyak yang satu ke
minyak yang lain tetapi persentase proporsi dari elemen kimianya dapat dilihat di bawah ini:[6]

Jenis jebakan

Jebakan (trap) adalah adanya lapisan batuan permeabel dan berpori (reservoar rock) ditumpangi
atau dihalangi oleh batuan yang impermeabel yang berfungsi sebagai pencegah larinya minyak ke
tempat lain (caprock). Struktur-struktur geologi yang dapat menjebak minyak dan gas tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Jebakan struktural, yaitu jebakan yang terbentuk akibat deformasi batuan batuan reservoar, seperti
sesar, antiklin, dan lain lain.
2. Jebakan stratigrafis, yaitu jebakan yang terbentuk oleh pengendapan seperti reef, kanal, delta atau
erosi batuan reservoar seperti ketidaklarasan sudut (angular unconformity).
3. Jebakan kombinasi, yaitu gabungan elemen elemen struktur dari kedua bentuk di atas.

Komposisi

Minyak bumi hanya berisi minyak mentah saja, tetapi dalam penggunaan sehari-hari ternyata juga
digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas lainnya. Pada kondisi temperatur dan
tekanan standar, hidrokarbon yang ringan seperti metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas
yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°,
-43.6°, dan +31.1 °F), sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari pentana ke atas berbentuk
padatan atau cairan. Meskipun begitu, di sumber minyak di bawah tanah, proporsi gas, cairan, dan
padatan tergantung dari kondisi permukaan dan diagram fase dari campuran minyak bumi tersebut.
[5]

Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada juga kandungan
gas alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan Bumi lebih rendah daripada di bawah tanah,
beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur gas sebagian besar menghasilkan gas.
Tapi, karena suhu dan tekanan di bawah tanah lebih besar daripada suhu di permukaan, maka gas
yang keluar kadang-kadang juga mengandung hidrokarbon yang lebih besar, seperti pentana,
heksana, dan heptana dalam wujud gas. Di permukaan, maka gas ini akan mengkondensasi sehingga
berbentuk kondensat gas alam. Bentuk fisik kondensat ini mirip dengan bensin.

Persentase hidrokarbon ringan di dalam minyak mentah sangat bervariasi tergantung dari ladang
minyak, kandungan maksimalnya bisa sampai 97% dari berat kotor dan paling minimal adalah 50%.

Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak bumi sebagian besar terdiri dari alkana, sikloalkana,
dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian kecil elemen-elemen
lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur, ditambah beberapa jenis logam seperti besi, nikel,
tembaga, dan vanadium. Jumlah komposisi molekul sangatlah beragam dari minyak yang satu ke
minyak yang lain tetapi persentase proporsi dari elemen kimianya dapat dilihat di bawah ini:[6]

Komposisi elemen berdasarkan berat


Elemen Rentang persentase
Karbon 83 sampai 87%
Hidrogen 10 sampai 14%
Nitrogen 0.1 sampai 2%
Oksigen 0.05 sampai 1.5%
Sulfur 0.05 sampai 6.0%
Logam < 0.1%

Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam minyak mentah. Persentase relatif setiap
molekul berbeda-beda tiap lokasi minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap minyak.
[5]

Komposisi molekul berdasarkan berat


Hidrokarbon Rata-rata Rentang
Parafin 30% 15 sampai 60%
Naptena 49% 30 sampai 60%
Aromatik 15% 3 sampai 30%
Aspaltena 6% sisa-sisa
Komposisi elemen berdasarkan berat
Elemen Rentang persentase
Karbon 83 sampai 87%
Hidrogen 10 sampai 14%
Nitrogen 0.1 sampai 2%
Oksigen 0.05 sampai 1.5%
Sulfur 0.05 sampai 6.0%
Logam < 0.1%

Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam minyak mentah. Persentase relatif setiap
molekul berbeda-beda tiap lokasi minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap minyak.
[5]

Komposisi molekul berdasarkan berat


Hidrokarbon Rata-rata Rentang
Parafin 30% 15 sampai 60%
Naptena 49% 30 sampai 60%
Aromatik 15% 3 sampai 30%
Aspaltena 6% sisa-sisa
Komposisi elemen berdasarkan berat
Elemen Rentang persentase
Karbon 83 sampai 87%
Hidrogen 10 sampai 14%
Nitrogen 0.1 sampai 2%
Oksigen 0.05 sampai 1.5%
Sulfur 0.05 sampai 6.0%
Logam < 0.1%

Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam minyak mentah. Persentase relatif setiap
molekul berbeda-beda tiap lokasi minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap minyak.
[5]

Komposisi molekul berdasarkan berat


Hidrokarbon Rata-rata Rentang
Parafin 30% 15 sampai 60%
Naptena 49% 30 sampai 60%
Aromatik 15% 3 sampai 30%
Aspaltena 6% sisa-sisa

Penampakan fisik dari minyak bumi sangatlah beragam tergantung dari komposisinya. Minyak
bumi biasanya berwarna hitam atau coklat gelap (meskipun warnanya juga bisa kekuningan,
kemerahan, atau bahkan kehijauan). Pada sumur minyak biasanya ditemukan juga gas alam yang
mempunyai massa jenis lebih ringan daripada minyak bumi, sehingga biasanya keluar terlebih
dahulu dibandingkan minyak. Dalam campuran itu, terdapat juga air asin, yang massa jenisnya lebih
rendah sehingga berada di lapisan di bawah minyak. Minyak mentah juga dapat ditemukan dengan
campuran dengan pasir dan minyak, seperti pada pasir minyak Athabasca di Kanada, yang biasanya
merujuk pada bitumen mentah. Bitumen yang terdapat di Kanada memiliki karakteristik lengket,
berwarna hitam, bentuknya seperti minyak mentah dalam wujud tar, sehingga sangat lengket dan
berat dan harus dipanaskan terlebih dahulu agar larut dan bisa dialirkan.[8] Venezuela juga
mempunyai cadangan minyak dalam jumlah besar di pasir minyak Orinoco, meskipun jumlah
hidrokarbon yang terkandung lebih cair daripada di Kanada. Jenis minyak ini disebut dengan
minyak ekstra berat. Minyak yang terdapat dalam pasir minyak ini disebut dengan minyak tak
konvensional untuk membedakannya dari minyak yang dapat diekstrak dengan metode tradisional
biasa. Kanada dan Venezuela diperkirakan mempunyai 3,6 triliun barel (570×109 m3) bitumen dan
minyak ekstra-berat ini, sekitar dua kali dari volume cadangan minyak konvensional dunia.[9]

Minyak bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan minyak bakar, keduanya
merupakan sumber "energi primer" utama.[10] 84% dari volume hidrokarbon yang terkandung dalam
minyak bumi diubah menjadi bahan bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel, bahan
bakar jet, dan elpiji.[11] Minyak bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak
dengan kualitas terbaik, tetapi karena cadangan minyak ringan dan menengah semakin hari semakin
sedikit, maka tempat-tempat pengolahan minyak sekarang ini semakin meningkatkan pemrosesan
minyak berat dan bitumen, diikuti dengan metode yang makin kompleks dan mahal untuk
memproduksi minyak. Karena minyak bumi tyang tingkatannya berat mengandung karbon terlalu
banyak dan hidrogen terlalu sedikit, maka proses yang biasanya dipakai adalah mengurangi karbon
atau menambahkan hidrogen ke dalam molekulnya. Untuk mengubah molekul yang panjang dan
kompleks menjadi molekul yang lebih kecil dan sederhana, digunakan proses fluid catalytic
cracking.

Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah, dan cadangan yang
banyak, minyak bumi telah menjadi sumber energi paling utama di dunia sejak pertengahan tahun
1950-an. Minyak bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari banyak produk-produk kimia,
farmasi, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik; dan sisa 16% lainnya yang tidak digunakan untuk
produksi energi diubah menjadi material lainnya.

Cadangan minyak yang diketahui saat ini berkisar 190 km3 (1,2 triliun barrel) tanpa pasir minyak,[12]
atau 595 km3 (3,74 triliun barrel) jika pasir minyak ikut dihitung.[13] Konsumsi minyak bumi saat ini
berkisar 84 juta barrel (13,4×106 m3) per harinya, atau 4.9 km3 per tahunnya. Dengan cadangan
minyak yang ada sekarang, minyak bumi masih bisa dipakai sampai 120 tahun lagi, jika konsumsi
dunia diasumsikan tidak bertambah.

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal
dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut Bumi. Namun,
pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

Kimia
Oktana, hidrokarbon yang ditemukan pada bensin. Garis-garis melambangkan ikatan tunggal, bola hitam
melambangkan karbon, sedangkan bola putih melambangkan hidrogen.

Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling
sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana,
hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna,
dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau
bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum
CnH2n+2. Pada umumnya minyak bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya,
meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam
campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana
jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana
dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan
aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan
berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana
(C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi
akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai
pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan
digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.

Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki
ciri-ciri yang mirip dengan alkana tetapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin
planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom
karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan
asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.

Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya.
Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam
bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]

2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)

Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-
molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi
gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.[15]

Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya akan
menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur
maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin
kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul
nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

Kimia
Oktana, hidrokarbon yang ditemukan pada bensin. Garis-garis melambangkan ikatan tunggal, bola hitam
melambangkan karbon, sedangkan bola putih melambangkan hidrogen.

Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling
sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana,
hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna,
dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau
bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum
CnH2n+2. Pada umumnya minyak bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya,
meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam
campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana
jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana
dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan
aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan
berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana
(C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi
akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai
pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan
digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.

Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki
ciri-ciri yang mirip dengan alkana tetapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin
planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom
karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan
asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.

Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya.
Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam
bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]

2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)

Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-
molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi
gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.[15]

Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya akan
menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur
maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin
kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul
nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

Kimia
Oktana, hidrokarbon yang ditemukan pada bensin. Garis-garis melambangkan ikatan tunggal, bola hitam
melambangkan karbon, sedangkan bola putih melambangkan hidrogen.

Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling
sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana,
hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna,
dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau
bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum
CnH2n+2. Pada umumnya minyak bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya,
meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam
campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana
jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana
dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan
aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan
berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana
(C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi
akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai
pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan
digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.

Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki
ciri-ciri yang mirip dengan alkana tetapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin
planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom
karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan
asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.

Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya.
Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam
bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]

2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)

Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-
molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi
gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.[15]

Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya akan
menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur
maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin
kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul
nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

Anda mungkin juga menyukai