Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna, karena Allah telah melengkapi manusia
dengan akal pikiran. Namun dengan akalnya yang terbatas manusia senantiasa berselisih,
mendengki, bermusuhan, dan bertikai sehingga tidak mampu membuat pedoman hidup yang dapat
membawa mereka bahagia di dunia dan akhirat. Itulah sebabnya Allah mengutus para Rasul untuk
memperbaiki kehidupan umat manusia dan membimbing hamba-Nya yang lain menuju jalan yang
diridhoi-Nya. Tugas mereka sangat berat dan hanya hamba-hamba Allah terpilih saja yang sanggup
melakukan hal tersebut atas izin-Nya.

B.  Rumusan Masalah

1)   Apakah perbedaan Nabi dan Rasul?

2)   Bagaimana iman kepada Rasul itu?

3)   Apa saja yang disampaikan Rasul kepada umat-umatnya?

4)   Bagaimana fungsi dan tugas Rasul?

5)   Apa yang diberikan allah kepada Rasulnya?

6)  Bagaimana sikap yang menunjukan adanya tanda penghayatan terhadap Iman kepada Rasul Allah?

C.  Tujuan

1)   Meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

2)   Meningkatkan ketakwaan kepada Rasul Allah.

3)   Meningkatkan pengamalan rukun iman terutama rukun iman yang ke 4.

4)   Mengetahui pedoman hidup manusia agar bahagia di dunia dan akhirat.

5)   Mempunyai perilaku yang mencerminkan percaya terhadap adanya Rasul-rasul Allah.

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian  Rasul dan  perbedaannya dengan Nabi


Menurut pengertian bahasa, perkataan Rasul berasal dari bahasa Arab yang artinya utusan, kurir,
pembawa misi, atau pembawa berita. Menurut istilah dalam tauhid, Rasul adalah Manusia pilihan
Allah yang di angkat sebagai utusan-Nya untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada manusia
agar dijadikan pedoman hidup, demi terwujudnya keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.

Percaya kepada Rasul-rasul Allah merupakan pengamalan rukun iman yang ke empat. Iman kepada
para Rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah orang laki-laki yang telah
menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya agar mereka beriman.

Bedanya dengan nabi adalah kalau Nabi adalah orang yang mendapat wahyu dari Allah untuk dirinya
sendiri, tanpa berkewajiban menyampaikan kepada orang lain. Sedang rasul adalah orang yang
menerima wahyu dari Allah, selain untuk dirinya sendiri, juga berkewajiban menyampaikan kepada
orang lain, seperti pengertian berikut Rasul adalah seorang laki-laki, mereka yang diberi wahyu oleh
Allah tentang agama dan mendapat perintah supaya menyampaikan kepada semua mahluk. Jika
tidak diperintahkan untuk menyampaikan (tabligh), orang itu disebut Nabi saja.

Rasul merupakan orang laki-laki pilihan Allah yang diberi wahyu, Firman Allah :

Artinya: Kami tiada mengutus Rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang
laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (Al-Anbiya: 7)

B.  Hak Rasul

Sebagai utusan Allah untuk membimbing manusia, Rasul mempunyai beberapa hak, diantaranya:

1)   Ditaati dan diikuti segala sunah, keputusan, dan didahulukan ketetapannya atas yang lain.

2) Dicintai dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangannya serta
diperlakukan secara ikhlas, jujur, dan tulus.

3)  Dihormati sesuai dengan kedudukannya yang mulia dan agung serta dicintai sahabat-sahabatnya
yang dekat.
Adanya hak tersebut bukan berarti Nabi dan Rasul didalam perjuangannya menegakkan agama Allah
mengharap imbalan, apalagi menurut hak tersebut. Pada dasarnya, para Nabi dan para Rasul
berbuat demikian semata-mata untuk Allah SWT.

C.  Jumlah dan Nama-Nama Rasul

Jumlah Rasul yang diabadikan Allah dalam AL-Qur’an ada 25 orang. Delapan belas nama di antara
mereka disebutkan dalam Surah Al-An’am ayat 83-86 dan selebihnya disebutkan dalam surah-surah
yang lain. Dua puluh lima Rasul tersebut adalah sebagai berikut:

1.   Adam  a.s.

2.   Idris a.s.

3.   Nuh a.s.

4.   Hud a.s.

5.   Shalih a.s.

6.   Ibrahim a.s.

7.   Luth a.s.

8.   Ismail a.s.

9.   Ishaq a.s.

10.       Ya'kub a.s.

11.       Yusuf a.s.

12.       Ayyub a.s.

13.       Syu'aib a.s.

14.       Musa a.s.

15.       Harun a.s.

16.       Zulkifli a.s.

17.       Daud a.s.

18.       Sulaiman a.s.

19.       Ilyas a.s.

20.       Ilyasa a.s.

21.       Yusuf a.s.

22.       Zakaria a.s.

23.       Yahya a.s.

24.       Isa a.s.

25.       Muhammad SAW - penutup, akhir.

  
Inilah yang wajib dikenal dan diimani. Selain itu dalam perjalanan sejarah dimungkinkan ada Nabi-
Nabi lainnya selain ke-25 Nabi di atas. Namun demikian, Muhammad SAW tetap sebagai nabi
penutup, terakhir, dan tidak ada Nabi/Rasul yang diutus pasca beliau. Adapun nama-nama nabi
selain 25 Nabi/Rasul di atas, bisa saja dibuat dalam berbagai macam versi menurut sejarah otentik.
Namun, hanya 25 orang saja yang wajib diimani, dan disebutkan di dalam Al Qur'an.

Di dalam Al Qur'an, juga disebutkan beberapa identitas lainnya, namun tidak ada dasar/ petunjuk
sehingga mereka dapat dikatakan sebagai Nabi. Begitu pula sekalipun Al Qur'an menyebutkan istilah
"Nabi-nabi" atau "para Nabi", namun tidak disebutkan jelas identitas orang yang dimaksud.

Hadist Nabi Muhamad SAW menyatakan sebagai berikut :

Artinya : “Dari Abu Zar berkata, saya bertanya, “Wahai Rasullulah, berapa jumlah para nabi ? Beliau
menjawab, Jumlah para nabi sebanyak 124.000, (seratus dua puluh empat ribu) orang dan diantara
mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 (tiga ratus lima belas) orang, suatu jumlah yang besar”
(HR Ahmad)

D.  Persamaan Rasul

Islam tidak membedakan antara Rasul yang satu dengan Rasul yang lainnya. Semua Rasul memiliki
persamaan-persamaan diantaranya :

1.   Semua Rasul setelah  Nabi Adam as. Adalah sama-sama keturunan Nabi Adam  as., sama-sama
merupakan laki-laki yang mulia yang memperoleh wahyu dari Allah.

2. Semua Rasul itu Ma’shum yaitu selalu terpelihara dan dijauhkan dari segala kejelekan dan
kemaksiatan (dosa), sebab mereka dijadikan oleh Allah untuk cermin teladan bagi masyarakat dan
umat manusia pada umumnya.

E.  Sifat-sifat Rasul

Sifat Wajib ada 4 (empat), di antaranya:

1.   Siddiq artinya Benar

2.   Amanah artinya Dipercaya

3.   Tabligh artinya Menyampaikan

4.   Fathonah artinya Pintar (cerdik)

Sifat Yang Mustakhil ada 4 (empat), yaitu:


1.   Kasib artinya Dusta

2.   Khianat artinya Tidak Dipercaya (dengki)

3.   Kistman artinya menyembunyikan

4.   Baladah Artinya ( Bodoh)    

Sebagai manusia, Rasul juga memiliki sifat-sifat manusia pada umumnya. Namun sifat-sifat tersebut
tidak mengurangi martabatnya mereka sebagai utusan Allah, juga tidak mempunyai cela yang
merendahkan  dirinya, serta tidak mengurangi kedudukan mereka sebagai rasul. Mereka makan,
minum, berdagang, berkeluarga, mengalami sakit, susah, gembira dan lain sebagainya.

Firman Allah SWT :

Artinya:  Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan
makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian
yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat. (QS. Al-Furqan: 20)

Firman Allah SWT :

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami
memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul
mendatangkan  sesuatu ayat (mu'jizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab
(yang tertentu). (QS. Ar Ra’d: 38)
F.   Peran Rasul

Peran Rasul pada intinya adalah menyampaikan amanat dari Allah untuk menegakkan kebenaran
dan menjauhkan manusia dari kesesatan. Peran Rasul menurut Al-qur’an antara lain:

1.   Menceritakan ayat-ayat Allah

2.   Menjelaskan agama dengan terang atau menggunakan bahasa kaumnya

3.   Membawa kebenaran, berita gembira, dan peringatan

4.   Memberi peringatan yang jelas

5.   Membawa berita gembira, memberi peringatan, dan sebagai saksi.

6.   Membawa keterangan-keterangan yang nyata

7.   Menyuruh untuk menyembah Allah dan bertakwa

8.  Menganjurkan manusia beriman agar tidak mengkultuskan para rasul dan agar manusia bersikap
selalu mempelajari dan mengajarkan Al Quran

9. Membacakan ayat-ayat-Nya sebelum Allah memberikan azab bagi manusia yang melakukan
kezaliman

10. Memberi keputusan di antara manusia dengan adil dan tidak aniaya

11. Menyerukan pada tiap-tiap umat agar menyembah Allah dan menjauhi tagut(tindakan melampaui
batas) dan lain-lain

G.  Tugas Rasul

Setiap Rasul Allah mempunyai tugas yang sama antara lain :

1.   Menyatukan I’tikad dan  keyakinan umatnya bahwa Tuhan adalah dzat Yang Maha Kuasa

2.  Memberi batas bagi umatnya mana hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut
perintah Allah SWT.

3.   Memberikan pedoman kepada umatnya agar mereka menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama
(akhlak terpuji)

4.   Menjelaskan  kepada umatnya apa saja yang  dapat  membawa  mereka  kepada keridhoan  Allah 
dan apa saja yang dapat membawa mereka kepada kemurkaannya.

5.   Mengajarkan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan ketentuan yang
digariskan Allah SWT.

Dengan adanya tugas-tugas para Rasul ini, maka antara Rasul yang satu dengan yang lain tidak ada
bedanya namun di antara para Rasul itu ada yang mempunyai keteguhan  dan ketabahan hati yang
sangat luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid, yaitu disebut Ulul Azmi.
Firman Allah :

Artinya: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-
Rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari
mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia)
melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan
melainkan kaum yang fasik. (QS. Al-Ahqaaf : 35)

H.  Mukjizat Rasul

Karena tugas para Rasul sangat berat, maka para Rasul dibekali dengan mukjizat, yaitu keadaan
atau kejadian luar biasa yang dialami atau dilakukan oleh para Nabi atau Rasul atas izin Allah.
Adapun fungsi dari mukjizat adalah :

1.   Sebagai tanda bukti bahwa orang yang membawa atau memiliki benar-benar seorang Rasul utusan
Allah.

2.  Sebagai senjata bagi Rasul yang digunakan untuk menghadapi musuh-musuh yang menentangnya.

Mukjizat dikelompokkan menjadi 4 macam

1.  Mukjizat Kauniyah yaitu mukjizat yang berkaitan dengan peristiwa alam seperti di belahnya laut merah
oleh Nabi Musa a.s dengan tongkat

2.   Mukjizat Syahsiyah yaitu mukjizat yang keluar dari tubuh seorang nabi atau rasul seperti air yang
keluar dari celah-celah jari Nabi Muhamad SAW. Penyembuhan penyakit buta, kusta oleh Nabi Isa
a.s dan cahaya bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa a.s.

3.   Mujizat Salbiyah yaitu Mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya, seperti nabi Ibrahim a.s  di
bakar api tetapi tidak mempan

4.   Mukjizat Aqliyah yaitu mukjizat yang masuk akal (rasional) yaitu Al-Qur’an.

I.    Perilaku yang mencerminkan iman kepada Rasul Allah SWT.


Perintah-perintah Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an

1.   Berkomitmen melaksanakan rukun Islam dengan sempurna

a.   Bersyahadat (QS. Al-Baqarah : 21,41, Hud:123, An Nahl : 2 Al Mukmin : 52, Al Ankabut:16, dan
Nuh:3)

b.   Mendirikan shalat (QS. Al-Baqarah : 1-3, Al An’am:72, Ar Rum:31, Taubah:5,71. Al Ahzab: 33 dan Al
Mujadilah:13)

c.   Berpuasa (QS. Al-Baqarah : 183) 

d.   Menunaikan Zakat (QS. Al-Baqarah : 177, Al A’raf:156 dan At Taubah:18,71)

e.   Haji dan umroh (QS. Al-Baqarah : 158,197,203 )

2.   Melaksanakan perintah Allah SWT, dimulai sejak bangun tidur sampai akan tidur lagi

a.   Menafkahkan harta, baik di waktu lapang maupun sempit

b.   Menahan amarah

c.   Memaafkan kesalahan orang lain

d.   Menepati janji apabila berjanji

e.   Bersabar dalam kesempitan dan penderitaan

f.    Mengimani rukun iman

g.   Menggunakan akal dan panca indra untuk mencapai ketakwaan

h.   Aktif berbuat baik kepada semua manusia, khususnya kepada orang tua dan fakir miskin

i.    Berkurban

3.   Menjauhi perbuatan yang dilarang Allah seperti berikut ini:

a.   Dengki

b.   Berselisih

c.   Membenci

d.   Bermusuhan

e.   Merusak

f.    Mencari-cari kesalahan orang lain

g.   Mengolok-olok orang lain

h.   Merugikan hak orang lain

i.     Menghina Tuhan orang lain

j.    Memaksakan kehendak

k.   Berjudi dan minum khamar


l.    Berzina

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Percaya kepada Rasul-rasul Allah merupakan  pengamalan rukun iman yang keempat. Iman kepada
Rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah orang laki-laki yang telah
menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya agar mereka beriman.

Dan orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul dan harus
mengamalkan ajaran-ajaran yang disampaikan para Rasul meliputi ajaran kepada umat manusia
bahwa yang menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah Allah SWT, sehingga kita harus
mentaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya, menyadarkan bahwa setelah
manusia mati, akan terus menuju ke alam berikutnya yaitu alam barzakh dan alam akhirat.

Maka dari itu kita harus meneladani perikehidupan yang meliputi ucapannya, perbuatannya maupun
ketetapan-ketetapannya. Dan hendaklah kita sebagai umat manusia memiliki tujuan hidup, menjalani
hidup dengan aturan dan selalu dilandasi niat ingin memperoleh ridho Allah, bahagia di dunia dan di
akhirat.

B.  Saran

Berdasarkan hasil laporan di atas, saya mengajukan saran sebagai berikut :

1)   Ketika hidup jalanilah hidup ini dengan sesuai aturan dan hukum Al-Qur’an

2)   Senantiasa menerapkan kehidupan yang Islami.

DAFTAR PUSTAKA

1.   CV. Hayati Tumbuh Subur, Pendidikan Agama Islam SMA Kelas XI – Semester 1, Surakarta.

2.   Yudhistira, September 2006, Agama Islam II Lentera Kehidupan SMA Kelas XI, Jakarta.

3.   www.mnasrullahrz.blogspot.com 
4. http://pintubelajarcerdas.blogspot.co.id/2016/10/makalah-materi-pendidikan-agama-islam.html

Anda mungkin juga menyukai