PEMBAHASAN
Menurut Van Der Tak dalam Aziz Syamsudin, peraturan perundang-undangan merupakan
hukum tertulis yang dibuat oleh pejabat yang berwenang, berisi aturan-aturan tingkah laku yang
bersifat abstrak dan mengikat umum. Istilah perundang-undangan (legislation atau gesetzgebung)
mempunyai dua pengertian yang berbeda, yaitu:
2. Perundang-undangan sebagai segala peraturan negara, yang merupakan hasil proses pembentukan
peraturan-pearaturan, baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah.
Di dalam pasal 1 UU RI No. 12. Tahun 2011, Berikut penjelasan mengenai pembentukan
peraturan perundang-undangan..
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan di bentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Program legislasi daerah yang disebut dengan progleda adalah instrumen perencanaan program
pembentukan undang-undang yang disusun secara terencana terpadu dan sistematis.
Materi muatan peraturan perundang-undangan adalah materi yang dimuat dalam peraturan
perundang-undangan yang sesuai dengan jenis, fungsi dan hierarki peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan ini dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang atau legislatif.
Dengan demikian, terdapat struktur atau tata perundang-undangan dalam sebuah negara. Pada
peraturan perundang-undanga yang dikeluarkan oleh lembaga yang lebih rendah harus mengacu
atau tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh lembaga yang
lebih tinggi. Contohnya, perda provinsi yang mengatur tentang pendapatan daerah tidak boleh
bertentangan dengan UU yang ditetapkan lembaga perwakilan rakyat di pusat.
Peraturan perundang-undangan berisi aturan pola tingkah laku atau norma hukum.
a. Landasan Filosofis,
c. Landasan Yudiris,
B. Peraturan Pusat
Peraturan pusat merupakan peraturan yang berlaku, secara nasional dibuat oleh
pemerintah pusat. Setiap warga dan daerah wajib menjalankan dan menaati jenis peraturan ini,
segala peraturan harus bersumber pada pancasila dan UU 1945. Bentuk peraturan pusat bukan
hanya undang-undang. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (PerPU), peraturan
pemerintah (PP), dan peraturan presiden, peraturan daerah juga merupakan bagian dari peraturan
pusat.
Contoh peraturan pusat
Setiap warga Negara berhak dan sama memperoleh pendidikan bermutu, pernyataan
ini dijelaskan dalam UU No. 2 tahun 2005 tentang system pendidikan nasional.hal ini merupakan
jaminan pemerintah sesuai tanggung jawabnya dalam bidang pendidikan, tanggung jawab dalm
mencerdaskan anak bangsa dalam hal ini pemerintah memberikan bantuan dalam bidang
pendidikan dengan menyelenggarakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) inilah upaya nyata
pemerintah dalam memfasilitasi pembangunan dibidang pendidikan, khususnya pendidikan dalam
jangka 9 tahun.
Peraturan tata tertib lalu lintas diatur dalam UU No. 14 1992 peraturan tersebut
mengatur tentang tata tertib lalu lintas jalan raya, peraturannya berlaku diwilayah NKRI. Salah satu
isinya menyatakan bahwa setiap orang menggunakan jalan wajib menaati segala peraturan lalu
lintas yang ada.
Peraturan pusat merupakan peraturan yang berlaku secara nasional dan dibuat oleh
pemerintah atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Setiap warga negara dan pemerintah
daerah wajib menjalankan dan menaati jenis peraturan ini. Yang termasuk dalam peraturan ini
adalah UUD 1945, UU.Peraturan Lalu Lintas dibuat untuk menciptakan keamanan, kenyaman, dan
ketertiban bagi pengguna jalan raya, termasuk pejalan kaki dan pemilik atau pemakai kendaraan. Di
jalan raya ada beberapa peraturan lalu-lintas yang harus ditaati, seperti kita harus menyeberang
melalui z ebra cross atau jembatan penyeberangan atau jika kita berjalan di jalan raya harus di
trotoar, dan sebagainya.Jika kita melanggar peraturan lalu lintas maka akan membahayakan
keselamatan diri kita sendiri dan juga merugikan orang lain. Selain itu kita juga akan dikenakan
sanksi. Contoh sanksi bagi pengemudi kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM dalam UU Lalu
lintas No. 14 tahun 1992 yaitu dipidana kurungan maksimal 6 (enam) bulan atau denda
Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah).
c. UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 1999, yang dimaksud “Tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang secara nyata
melawan hukum melakukan pe3rbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) yaitu Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) melalui UU No. 30 tahun 2002.
C. Peraturan Daerah
Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah
serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Peraturan Daerah
terdiri atas:
a. Peraturan Daerah Provinsi, yang berlaku di provinsi tersebut. Peraturan Daerah Provinsi dibentuk
oleh DPRD Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur
Dapat berasal dari DPRD atau kepala daerah (gubernur, bupati, atau wali kota). Raperda
yang disiapkan oleh Kepala Daerah disampaikan kepada DPRD. Sedangkan Raperda yang disiapkan
oleh DPRD disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Kepala Daerah
Pembahasan Raperda di DPRD dilakukan oleh DPRD bersama gubernur atau bupati/wali
kota. Pembahasan bersama tersebut melalui tingkat-tingkat pembicaraan, dalam rapat
komisi/panitia/alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani legislasi, dan dalam rapat paripurna.
Raperda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Gubernur atau Bupati/Walikota
disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Gubernur atau Bupati/Walikota untuk disahkan menjadi
Perda, dalam jangka waktu palinglambat 7 hari sejak tanggal persetujuan bersama. Raperda tersebut
disahkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota dengan menandatangani dalam jangka waktu 30 hari
sejak Raperda tersebut disetujui oleh DPRD dan Gubernur atau Bupati/Walikota. Jika dalam waktu
30 hari sejak Raperda tersebut disetujui bersama tidak ditandangani oleh Gubernur atau
Bupati/Walikota, maka Raperda tersebut sah menjadi Perda dan wajib diundangkan
Perda dibentuk karena ada kewenangan yang dimiliki daerah otonom dan perintah dari
peraturan-undangan yang lebih tinggi. Kewenangan yang dimaksud adalah kewenangan yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Definisi Perda Sesuai dengan ketentuan UU No. 10/2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, yang dimaksud dengan Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan
perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan
bersama Kepala Daerah.
Definisi lain tentang Perda berdasarkan ketentuan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan
Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk bersama oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan Kepala Daerah baik di Propinsi maupun di Kabupaten/Kota. Pasal 136 ayat (2)
UU No. 32/2004 mengamanatkan bahwa Perda dibentuk oleh pemerintah daerah dan DPRD dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan ; serta ayat (3) Perda yang
dimaksud merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah .
Sebelum membuat suatu peraturan, baik di tingkat pusat maupun di daerah harus
memerhatikan beberapa hal. Salah satunya tentang materi yang dimuat dalam sebuah peraturan.
Setiap materi peraturan perundang-undangan harus memuat asas-asas berikut.
Asas pengayoman bahwa setiap materi muatan Perda harus berfungsi memberikan perlindungan
dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.
Asas kemanusiaan bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan perlindungan dan
penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga Negara dan penduduk
Indonesia secara proporsional.
Asas kebangsaan bahwa setiap muatan Perda harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia
yang pluralistic (kebhinnekaan) dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.
Asas kekeluargaan bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkanmusyawarah untuk
mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan..
Asas kenusantaraan bahwa setiap materi muatan Perda senantiasa memperhatikan kepentingan
seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan Perda merupakan bagian dari sistem hukum nasional
yang berdasarkan Pancasila..
Asas bhinneka tunggal ika bahwa setiap materi muatan Perda harus memperhatikan keragaman
penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi daerah dan budaya khususnya yang menyangkut
masalah-masalah sensitif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Asas keadilan bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan keadilan secara proporsional
bagi setiap warga negara tanpa kecuali.
Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan bahwa setiap materi muatan Perda tidak
boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain agama, suku,
ras, golongan, gender atau status sosial.
Asas ketertiban dan kepastian hukum bahwa setiap materi muatan Perda harus dapat menimbulkan
ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.
Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan keserasian dan keselarasan, bahwa setiap materi
muatan Perda harus mencerminkan keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kepentingan
individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.
Jadi, ada 10 asas yang harus dipenuhi dalam pembentukan sebuah peraturan.
Pada umumnya, proses pembuatan peraturan pusat dan peraturan daerah hampir sama. Namun,
pihak-pihak yang membuatnya berbeda. Berikut ini. Urutan pembuatan peraturan pusat dan daerah:
Peraturan pusat : rancangan peraturan atau undangan-undangan dapat berasal dari DPR, presiden ,
atau DPD.
Peraturan daerah : rancangan peraturan daerah berasal dari DPRD, Gubernur, atau Bupati/Walikota.
Peraturan pusat : Rancangan undang-undang yang dibuat oleh presiden, DPR atau DPD diajukan
kepada DPR untuk dibahas bersama.
Peraturan daerah: rancangan peraturan daerah yang dibuat oleh DPRD, gubernur, atau
Bupati/Walikota, kepada DPRD untuk dibahas bersama.
Peraturan pusat : DPR bersama Presiden mengadakan sidang bersama untuk membahas rancangan
undang-undang yang sudah diajukan kepada DPR.
Peraturan daerah : DPRD bersama kepala daerah mengadakan sidang bersama untuk membahas
rancangan peraturan daerah.
Peraturan daerah : rancangan peraturan daerah telah disetujui oleh DPRD dan kepala daerah
disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada kepala daerahuntuk ditetapkan menjadi peraturan daerah.
Peraturan pusat : Seluruh rakyat Indonesia harus mengetahui adanya sebuah undang-undang. Oleh
karena itu, agar semua warga negara mengetahuinya, undang-undang yang telah disahkan
diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Pemerintah juga wajib menyebarluaskan
UU tersebut. Penyebarluasan undang-undang dapat dilakukan melalui media elektronik dan media
cetak.
Peraturan daerah :Peraturan daerah diundangkan dalam lembaran daerah. Pemerintah daerah wajib
menyebarluaskan peraturan daerah yang telah diundangkan tersebut. Penyebarluasan peraturan
daerah dapat dilakukan melalui media cetak, seperti majalah dan surat kabar.
Di negara kita sudah ditetapkan lembaga negara yang membuat undang-undang. Namun
masyarakat juga harus terlibat. Masyarakat tidak boleh menerima begitu saja terhadap sebuah
undang-undang. Masyarakat harus berperan aktif dalam pembuatan peraturan karena yang akan
melaksanakannya adalah masyarakat, bukan hanya lembaga negara saja.Bayangkan jika sebuah
peraturan telah ditetapkan tetapi tidak disetujui oleh masyarakat. Masyarakat akan memprotesnya
dan meminta pemerintah untuk mengganti dengan peraturan yang baru. Protes masyarakat
terhadap sebuah peraturan dapat diwujudkan dalam kegiatan demonstrasi. Hal itu merupakan salah
satu akibat bila masyarakat tidak ikut dilibatkan dalam pembuatan peraturan.
E. Pelaksanaan peraturan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun
secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky
mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa
Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.
Peraturan Pelaksanaan yang dimaksud disini adalah aturan yang dibuat oleh eksekutif
(pemerintah) atau badan lain dalam rangka melaksanakan undang-undang. Berbeda dengan
pembuatan undang-undang, peraturan pelaksanaan dibuat dengan tidak melibatkan lembaga
legislatif (DPR
Dwi Munawaroh di 20.42
Berbagi
‹
›
Beranda
Mengenai Saya
Dwi Munawaroh
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.