Anda di halaman 1dari 14

SALEP

DEFINISI
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa
dibagi dalam empat kelompok yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar
salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar salep larut
dalam air. Salep obat menggunakan salah satu dari dasar salep tersebut.

I. TEORI
A. Penggolongan Salep
1. Berdasarkan Kerja Farmakologi, ada 3 golongan:
a. Salep Epidermik
Salep ini dimaksudkan hanya bekerja dipermukaan kulit
untuk menghasilkan efek lokal.
Diharapkan tidak diserap dan hanya digunakan sebagai
pelindung, antiseptik, astringen melawan rangsangan (yaitu
sebagai anti radang) dan parasitida.
Dasar salep yang sering dipakai adalah vaselin.

b. Salep Endodermik
Dimaksudkan untuk melepaskan obat ke kulit tetapi
tidak menembus kulit, diserap sebagian saja.
Salep ini dapat digunakan sebagai emolien, stimulan dan lokal iritan
Dasar salep terbaik yang digunakan adalah minyak tumbuhan dan
minyak alami.

c. Salep Diadermik
Salep ini dimaksudkan untuk melepaskan obat menembus kulit dan
menimbulkan efek konstitusi (efek terapi yang diinginkan). Namun
hal ini tidak lazim digunakan dan termasuk pemakaian khusus obat-
obat seperti senyawa raksa, iodida dan belladona.
Dasar salep yang terbaik digunakan adalah lanolin, adeps lanae
dan oleum cacao.

2. Berdasarkan Penetrasi salep dikelompokkan menjadi :


a. Mempunyai efek permukaan
Mempunyai efek permukaan, memiliki aktivitas membentuk
lapisan film yang bertujuan untuk mencegah hilangnya
kelembaban (sebagai protektif), efek membersihkan ataupun
sebagai antibakteri. Pembawa (basis) harus dapat memudahkan
kontak dengan permukaan dan melepaskan zat aktif ke sasaran.
b. Mempunyai efek pada stratum korneum
Contoh salep dengan efek ini adalah sediaan sunscreen yang
mengandung asam p-amino benzoat yang berpenetrasi ke stratum
korneum.
c. Mempunyai efek epidermal
Pada salep ini obat/zat aktif dapat penetrasi kelapisan kulit yang
paling dalam.

B. Persyaratan Salep
Bersifat plastis mudah berubah bentuk dengan adanya energi
mekanis, seperti penggosokan pada saat penggunaannya, sehingga
mudah menyesuaikan dengan profil permukaan tubuh tempat salep
digunakan.
Memiliki struktur gel yang memungkinkan bentuknya stabil saat
penyimpanan dan setelah digosokkan pada kulit
Ikatan pembentukan struktur gel berupa ikatan van der walls
yang bersifat reversibel secara teknis, sehingga viskositas salep akan
menurun dengan meningginya suhu. Hal ini diharapkan terjadi pada
saat salep digosokkan pada kulit.
Harus memiliki aliran tiksotropikagar setelah digosokkan pada
kulit dapat membentuk kembali viskositas semula, hal ini mencegah
mengalirnya salep setelah digososkkan pada kulit.

C. Aturan Umum Salep


Zat yang dilarutkan dalam dasar salep dilarutkan bila perlu dengan
pemanasan rendah.
Pada umumnya kelarutan obat yang ditambahkan dalam salep lebih
besar dalam minyak lemak daripada dalam vaselin misalnya kamfora,
mentol, fenolum, timolum dan guayakolum dilarutkan dengan cara
digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep
mengandung vaselin, zat-zat digerus halus, dan ditambahkan sebagian
(kira-kira sama banyak) vaselin sampai homogen, baru ditambahkan
sisa vaselin dan dasar salep yang lain. Kamfora dilarutkan dalam
spritus fortior secukupnya sampai larut baru ditambah dasar salep
sedikit demi sedikit.
Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu
mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang
tersedia, setelah itu ditambahkan bagian dasar salep yang lain.
Contoh zat yang melarut dalam air adalah kalium iodide, tanin,
natrium penisilin. Dasar salep yang menyerap air adalah adeps lanae,
unguentum simplex, dan dasar salep hidrofilik. Dasar salep yang sudah
mengandung air adalah lanolin (25% air), unguentum liniens (25%),
unguentum cetylicum hydrosum (40%).
Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan
diayak dengan derajat ayakan 100.
Contohnya : ZnO dan Acidum boricum. Zat yang telah diserbuk
dicampur dengan dasar salep (sama banyak), bila perlu dasar salep
dilelehkan dahulu (dalam mortir dan stamper panas), setelah itu
ditambahkan bahan-bahan lain sedikit demi sedikit sambil digerus,
untuk mencegah pengkristalan pada waktu pendinginan seperti Cera
flava, Cera alba, Cetylalcoholum dan Parafinumsolidum tidak tersisa
dari dasar salep yang cair dan lunak. Asam borat tidak boleh dengan
pemanasan.
Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran
tersebut harus diaduk sampai dingin.
Bila bahan-bahan dari salep mengandung kotoran, maka masa salep
yang meleleh perlu dikolir (disaring dengan kain kasa). Masa kolatur
ditampung dalam mortar panas dan diaduk sampai dingin. Pada
pengkoliran ini terjadi masa yang hilang, maka bahan-bahannya harus
dilebihkan 10-20%.

D. Tujuan Pembuatan Salep


• Pengobatan lokal pada kulit
• Melindungi kulit (pada luka agar
tidak terinfeksi)
•Melembabkan kulit
JURNAL IV
SALEP

Nama :
NIM :
Gelombang :
Kelompok :
Asisten :
Sediaan :

dr. Adriawan
Jl. Kasuari No.25 Palu
SIP : 65/Kanwil/Nakes/2018

No.1 Tgl.02 Mei 2018

R/Fuson cr 5 g
Hydrokortison acetat 1%
Dermatix 10%
Vaselin Album ad 10

Pro : Topas (32 thn)


Alamat : Jl Kasuari No.1 Palu

I. TINJAUAN BAHAN
AKTIF (Kerjakan pada lembar
tersendiri)
Meliputi :
FARMAKOLOGI
a. Indikasi
b. Kontraindikasi
c. Efek samping
d. Perhatian
e. Dosis Lazim/Dosis Maksimum
f. Dosis penggunaan

SIFAT FISIKA KIMIA


a. Sinonim
b. Pemerian
c. Kelarutan
d. pH
e. Kompatibilitas
f. Kestabilan
g. Wadah penyimpanan

(Catatan : sertakan beserta literatur)


II. PEMILIHAN BAHAN AKTIF
(Tuliskan jenis-jenis bahan aktif farmasi dalam sediaan semi padat)

III. PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN


(Tuliskan jenis-jenis sediaan farmasi semi padat)
................................................................................................................
Bentuk sediaan terpilih adalah :
............................................................................................................
Alasan pemilihan bentuk sediaan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
............................................................................................................
Persyaratan bentuk sediaan terpilih :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
............................................................................................................

IV. JENIS-JENIS BASIS SEDIAAN TERPILIH

V. MACAM-MACAM FORMULA STANDAR

VI. FORMULA TERPILIH


VII. TINJAUAN BAHAN TAMBAHAN
(Terlampir)

VIII. SPESIFIKASI TERPILIH


Bentuk sediaan :
Kadar bahan aktif :
pH sediaan :
Ukuran partikel :
Viskositas :
Warna :
Aroma :
Rasa :

IX. PERHITUNGAN BAHAN


X. PENIMBANGAN BAHAN
Nama Jumlah per R/ Jumlah Total Paraf Asisten
Bahan

XI. CARA PEMBUATAN


XII.RANCANGAN ETIKET

Apotek “ ISLAMIC”
Jln. wortel monginsidi 165 A
APA : Agnes nur sagita S.farm,
Apt.
SIPA : 120/per/XIV/2014
No : tgl : 02 Mei 2018

Nama : Topas (32 thn)

OBAT LUAR

XIII. RANCANGAN BROSUR

FUHYDE Komposisi :
Komposisi : Fuson cr 5 g ………………………
Dermatix 10 % …………………...
Fuson cr 5 g………………….. Hydrocortison acetat 1 % ………….
Dermatix 10%............................
FUHYDE
Hydrocortisone acetat 1%.......... Indikasi :
Pengobatan infeksi kulit seperti bisul,
memudarkan bekas luka sekaligus
Indikasi : melembabkan kulit.
Pengobatan infeksi kulit seperti bisul,
memudarkan bekas luka sekaligus
melembabkan kulit.

Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersensitif/alergi
terhadap salah satu zat yang terdapat
dalam fuhyde.

Perhatian :
 Jangan terkena mata.
 Pemakaian jangka panjang atau
pemakaian berulang dapat
meningkatkan risiko sensitisasi dan
terjadinya resistensi antibiotik.
 Wanita hamil dan menyusui.
 Hanya untuk penggunaan luar.
Hentikan pemakaian apabila terjadi
iritasi. Jauhkan dari jangkauan anak-
anak. Simpan pada suhu dibawah 25
C.

Efek Samping :
 Ruam kulit.
 Sedikit perih.
 Iritasi.
 Kemerahan setempat
Aturan Pakai :
2-3 kali sehari setelah mandi
XIV. RANCANGAN WADAH SEKUNDER

FUHYDE

Komposisi : Indikasi :
Pengobatan infeksi kulit
Fuson cr 5 g…………… seperti bisul, memudarkan
bekas luka sekaligus
Dermatix 10%................. melembabkan kulit.
FUHYDE FUHYDE
Hydrocortisone acetat 1% Aturan Pakai :
2-3 kali sehari

KETERANGAN LEBIH LANJUT


LIHAT BROSUR

FUHYDE

XV. EVALUASI MUTU SEDIAAN


Penampakan
Warna :
Bau :

Konsistensi sediaan (visual)


Hasil : .............................................................................................
Mudah tidaknya dioleskan
Cara kerja :
1) Ambil sedikit sediaan dengan jari.
2) Oleskan pada kulit secara merata.
3) Amati, mudah dioles merata atau tidak.
Hasil : ...................................................................................

Lapisan tipis yang dihasilkan


Cara kerja :
1) Ambil sedikit sediaan dengan jari.
2) Oleskan pada kulit secara merata.
3) Diamkan beberapa saat sampai mengering, amati terbentuk kerak
putih atau tidak.

Hasil : ...................................................................................

Penentuan viskositas
Alat : Viskometer
Cara Kerja :
1) Siapkan alat, pilih rotor yang sesuai.
2) Masukkan sediaan dalam cup.
3) Pasang rotor, hidupkan alat.
4) Baca skala.
Hasil : ...................................................................................
Penentuan pH
Alat : pH meter
Cara kerja :
1) pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar standar.
2) Bersihkan elektroda.
3) Encerkan sampel.
4) Celupkan elektroda dalam sampel yang telah diencerkan.
5) Nyalakan pH meter, baca skala.
Hasil : .......................................................................................

Penentuan homogenitas sediaan


Cara kerja :
1) Ambil sedikit sediaan.
2) Goreskan tipis pada objek glas dan ratakan.
3) Tutup dan tekan perlahan dengan cover glass.
4) Amati ketersebaran partikel.
Hasil : ...................................................................................

XVI. PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai