Anda di halaman 1dari 3

BE OUR SELF

(menjadi diri sendiri dengan meningkatkan harga diri)

SS PSIKIS REGIONAL MATERI 13

Fenomena Masalah Lapangan


Teman sehat familiar ga sih sama kalimat “apa kata orang nanti?”
Mungkin kebanyakan teman sehat nih mendengar kalimat ini hanya sebagai guyonan semata
bukan? Tapi pernah kah kalian sadari bahwa nyatanya kata tersebut sudah menjadi landasan
hidup buat beberapa orang.
Yuk kita ulik satu satu contohnya
Hmm misalnya ketika kalian ingin memilih jurusan kuliah, apa yang menjadi kunci utama dalam
penentuan keputusan kalian? Rasa suka kalian terhadap jurusan tertentu? Atau jurusan yang
paling banyak diminati orang orang? atau Jurusan yang kata orang akan menjamin kesuksesan?
Pada nyatanya masih ada beberapa orang yang menentukan jurusannya hanya dari “opini orang
lain tentang jurusan tersebut” tanpa mempertimbangkan keinginannya sendiri.
Dan hal ini juga mempengaruhi dalam aspek-aspek kehidupannya yang lain. Penentuan pasangan
contohnya, apa kata temen-temen aku kalau aku pacaran sama dia ya? Matornya bukan merk
Harley, ga punya mobil, hapenya bukan 12 pro, dan akhirnya dia gak jadi pacaran padahal
sebenernya dia udah nyaman banget sama orang itu.
Ditambah lagi teknologi yang semakin berkembang yang semakin memudahkan “opini orang
lain” untuk berpengaruh dikehidupan kita, sebagai contoh instagram, seberapa sering kita
mengupload foto semenarik mungkin di platform sana hanya untuk mendapatkan “like” dan
“follow” yang banyak?
Emang Apa Sih Masalahnya?
Baik coba kita pahami, memangnya apa sih yang orang harapkan setelah menngikuti opini orang
lain? Sebagai contohnya mreka mengambil jurusan yang katanya bisa menghasilkan uang yang
banyak ketika kerja, mengharapkan mereka akan berkehidupan cukup nantinya, dengan begitu
mereka akan memiliki kehidupan yang baik dan bahagia. Begitupun dengan mengupload hal
yang menarik di instagram, tentu saja mendapat pengakuan dari orang lain dengan “like” yang
banyak membuat kita bahagia. Namun pertanyaannya apakah itu benar-benar bahagia yang
kalian harapkan?
Apakah kita akan selalu tahu dengan pasti apa yang akan terjadi 1 menit kedepan? Susah bukan?
Bahkan mungkin mustahil, akan banyak faktor keadaan yang memberikan berbagai
kemungkinan yang terjadi kedepannya. Bagaimana jika setelah kamu mengambil jurusan
tersebut ternyata kamu menemui dosen yang tidak cocok dengan mu, sudah bukan mengambil
jurusan yang tidak sesuai minat, kemudian lingkungan belajar yang tidak cocok dengan mu,
kemudian motivasi belajar mu lenyap sudah, kemudian apa yang didapatkan?
Atau contoh lainnya, ketika kamu terus menerus menyesuaikan standar kecantikan yang
ditetapkan oleh opini orang lain untuk mendapatkan like dan followers banyak, seberapa cepat
standar kecantikan itu berganti? Dalam tren sekarang misalnya berat badan dibawah 50 kg akan
terlihat “body goals”, kemudian kamu melakukan berbagai cara untuk menurunkan dan
mempertahankan berat badan tersebut,. Sebulan kemudian kulit putih langsat menjadi tambahan
standar kecantikan selanjutnya, pada akhirnya kamu membeli berbagai produk kecantikan untuk
megikuti standar kecantikan tersebut. Seberapa kuat Anda mampu mengikuti itu semua?
Tuntutan utuk meiliki standar kecantikan memberikan rasa cemas bagi kebanyakan orang. Tanpa
sadar kita sudah diperbudak oleh pendapat orang lain. Apakah ini hal yang benar benar mereka
inginkan?
Sebenarnya Apa Sih yang Terjadi?
Sekarang kita sedang membicarakan tentang bagaimana kita melihat, menilai diri, dan tentang
apakah kita puas dengan diri kita sendiri, yup kita sedang membahas mengenari harga diri (self
esteem).
Ketika seseorang memiliki self esteem yang rendah, ia akan merasa kurang puas dengan dirinya
sendiri, dan akan lebih cenderung lebih sensitif dengan kritik orang lain, sehingga tidak jarang
orang yang memiliki self esteem yang rendah memiliki kecemasan terhadap lingkungannya. Ini
lah yang terjadi dengan fenomena yang sebelumnya kita bahas. Mereka kurang puas dengan diri
sendiri, mereka kurang bisa mengahargai diri mereka sendiri, sehingga tidak ada rasa
kepercayaan diri.
Individu tersebut takut untuk mengambil jurusan yang ia minati, karena ia tidak percaya dengan
dirinya bahwa ia mampu sukses dengan pilihan yang ia buat sendiri, maka langkah yang ia ambil
adalah mempercayai opini orang lain, karna ia merasa orang lain berada diatasnya. Ia tidak mau
menjadi dirinya sendiri.
Sedangkan orang yang memiliki self esteem yang baik memiliki pribadi yang optimis; bangga
dan puas akan dirinya sendiri; lebih sensitif terhadap tingkat kemampuan/kompetensi,
mengabaikan umpan balik negatif dan mencari umpan balik mengenai kompetensi; menerima
peristiwa negatif yang dialami dan berusaha memperbaiki diri.
Lalu Apa yang Bisa Kita Lakukan Untuk Bisa Menjadi Diri Sendiri?
Kita bisa memulai dengan meningkatkan harga diri kita
a. Pertama-tama hal yang mungkin bisa kalian coba adalah menuliskan kelebihan dan
kekurangan diri. Jika kalian menemukan lebih banyak kekurangan yang kalian tulis,
jangan bersedih, karena memang kebanyakan orang lebih mudah untuk melihat
kekurangan diri mereka dibandingkan dengan kelebihan mereka. Kalian bisa memulai
untuk menanyakan kepada diri sendiri untuk menemukan kelebihan kalian, seperti
apa keahlian kalian, pujian apa yang pernah kalian dengar tentang diri kalian dan hal
apa yang kamu banggakan dari dirimu.
b. Hindari menjadi pribadi yang perfeksionis, biasanya individu ini suka menyalahkan
diri atas kegagalan karena selalu merasa kurangnya usaha yang dilakukan, padahal j
event di lapangan. Lantas bagaimana kita bisa memperbaiki kesalahan tersebut jika
penyebabnya bahkan tidak berada dibawah kendali kita? Maka hal yang bisa kita
lakukan adalah lakukan apa yang bisa kita kendalikan, yaitu mengerahkan segalah
usaha yang kita bisa dan menyokongnya dengan pikiran kita. Dan setelah itu jangan
lupa untuk mengapresiasi diri kita.
c. Cobalah untuk memulai menerima dirimu sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna,
walaupun kamu dihadapi oleh berbagai tuntutan, mungkin dari orang tua, pasangan,
bos kamu, guru, tetangga, teman dan masih banyak lagi, apakah kamu bisa memenuhi
segala tuntutan mereka ? susah bukan? Bahkan tersa mustahil mungkin. Karena sekali
lagi tidak ada orang yang sempurna. Tanamkan bahwa kamu pantas untuk dicintai
terlepas dari berapa banyak kekurangan yang kamu miliki. Ingatkan kepada dirimu,
untuk menjadi sesuatu semua butuh proses, tidak ada yang instan, maka dari itu
wajarilah dirimu yang membutuhkan waktu untuk memperbaiki dan mengembangkan
diri.
Sumber:
1. Buku Filosofi Teras
2. Jurnal SELF-ESTEEM REMAJA AWAL: TEMUAN BASELINE DARI RENCANA
PROGRAM SELF-INSTRUCTIONAL TRAINING KOMPETENSI DIRI
3. Video Satu persen (Mengatasi Rasa Tidak Berharga dan Ketika Tidak Merasa Berharga)

Anda mungkin juga menyukai