Anda di halaman 1dari 7

Notulensi Diskusi 27 Juni 2021

Isu Ideologi: Terorisme, Toleransi Beragama, Gerakan radikal mengatasnamakan


agama, KKB Papua, LGBT

Bagaimana pendapat anda tentang kelompok kriminal bersenjata di Indonesia?


Apakah usaha pemerintah sudah cukup dalam penanganan terorisme di
Indonesia? (Isu terakhir: Kepala BIN Daerah Papua ditembak pada bulan April
lalu)

Nafi
 Kelompok kriminal bersenjata atau KKB ini telah dinaikkan statusnya dari kelompok
bersenjata menjadi terorisme, yang dampaknya adalah pencabutan HAM bagi
pelakunya. Ada 3 hal yang membedakan secara hukum, yaitu 1) penangananya akan
melibatkan densus 88, 2) penyebutan nama kelompok harus spesifik terorisme X, 3)
Siapapun yang mendukung aksinya harus dipidana.
 Pemerintah dirasa kurang dalam menangani masalah ini karena hanya melakukan
pendekatan secara militeristik atau ras.
 Solusi lain yang ditawarkann:
1. Melakukan pendekatan secara sosial budaya sebagai upaya persatuan seperti
yang telah dilakukan pada pemerintahan Gusdur yang memperbolehkan
pengibaran bendera bintang kejora lebih rendah disamping bendera merah
putih
2. Perlunya diplomatik secara internasional di asia pasifik. Karena Papua
memiliki posisis yang stategik di asia pasifik, sehingga perlu menjalin dan
memelihara hubungan dengan baik
3. Pemahaman sosial secara keseluruhan yang harus dilakukan oleh masyarakat
indonesia terhadap Papua mengenai pandangan kepada masyarakat berkulit
hitam. Harus ditanamkan rasa toleransi dan persaudaraan.
4. Revisi UU Otonomi khusus, yang berisi hak-hak khusus pemerintahan daerah
di Papua

Dessy
Menyoroti dari sisi sosial masyarakat: dampak dari dinaikkannya KKB menjadi tindakan
terorisme adalah masalah keamanan dan ketertiban. Secara tidak langsung kelompok
terorisme ini akan terus menjadi buruan densus 88 sehingga jika adanya tindak kekerasan
contohnya berupa tembakan mati yang dinilai wajah atau sah karena mereka merupakan
gerkan terorisme. Sehingga hal ini sangat berpengaruh pada keamanan dan ketertiban warga
sekitar.
Akbar
 Ini merupakan isu yang urgent bagi pemerintah baik daerah maupun pusat. Saat ini
usaha dari pemerintah pusat dirasa cukup. Di era Jokowi ada kemajuan signifikan
dalam pembangunan di Papua
 Isu ini belum menjadi perhatian seluruh komponen. Semua lapisan masyarakat
seharusnya sama-sama mengambil peran, baik melalui pendekatan psikologi atau
yang lain secara sederhana.
 Solusi yang ditawarkan untuk meminimalisir masalah ini :
1. Misalnya dengan memberikan beasiswa pendidikan untuk rakyat Papua.
Karena KKB ini didominasi oleh kelompok muda usia dibawah 30 tahun yang
memiliki dendam dengan pemerintah.
2. Pendekatan yang dilakukan oleh masyarakat umum terutama sekitar Papua,
agar masyarakat Papua merasa tetap menjadi bagian dari NKRI

Daniel
 Langkah pemerintah sudah tepat dalam menyatakan gerakan tersebut sebagai
kelompok kriminal bersenjata karena kelompok tersebut dengan sengaja
menggunakan senjata, membahayakan, mengancam keamanan, dan merusak fasilitas.
 Upaya pemerintah juga sudah cukup baik, ditunjukkan dengan pergerakan cepat BIN.
Adanya bantuan dari bantuan TNI, POLRI dan masyarakat dalam hal pengaduan
gerakan-gerakan mencurigakan yang turut membantu penanganan masalah ini.
Contohnya beberapa kasus kejahatan BOM yang sudah dapat diselesaikan sebelum
terjadi.
 Upaya yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat adalah 1) melakukan sosialisasi dan
pendekatan dapat berupa diskusi dengan teman-teman di Papua mengenai
kesejahteraan tsb. Sekaligus menyampaikan pengertian kepada mereka bahwa saat ini
pemerintah sedang berusaha mengupayakan kesejahteraan tanah Papua, termasuk
memastikan kepemilikan Freeport sudah 50% di Indonesia. 2) bersama merangkul
dan menghargai masyarakat Papua sebagai satu kesatuan NKRI
Bagaimana pendapat anda mengenai toleransi beragama di Indonesia saat ini?
Berikan 1 kasus tindak intoleransi yang ada dan bagaimana tindakan anda dalam
menghadapinya?

Rani
1. Kasus: Adanya kewajiban bagi siswa (sekolah negeri) yang diwajibkan untuk
mengenakan atribut sekolah sesuai dengan agama mayoritas. Hal ini tentu melanggar
dan merupakan wujud dari sikap intolerasi.
 Setuju dengan pemerintah yang sudah berusaha untuk menangani kasus
intoleransi dengan menguatkan toleransi beragama. Contohnya: melalui Surat
Keputusan Bersama SKB 3 Menteri (Menteri agama, Menteri dalam negeri,
Menteri pendidikan), bahwa cara berpakaian adalah hak individu dan bukan
keputusan sekolah untuk mengatur. Seharusnya sekolah negeri harus menerapkan
tujuanya untuk mengeratkan persatuan dari berbagai suku, ras, agama di
Indonesia dan tidak boleh memaksakan memakai atribut agama tertentu.
Pemerintah melalui mendikbud juga sedang menyusun kurikulum mengenai
toleransi beragama yang sedang digodok untuk sekolah dimulai sejak PAUD
 Namun kembali ke pribadi masing-masing, karena sikap toleransi ini bisa
dilakukan mulai dari dalam lingkup kecil yaitu menyebarkan pengertian
mengenai tolenransi ke keluarga.

2. Kasus: Perusakan makam yang memakai atribut agama oleh kelompok siswa tertentu
di Surakarta.
 Direktorat PMPK dar kemendikbud bertugas untuk menanamkan pendidikan
karakter di masyarakat. Sehingga jika ada orang dewasa/gurunya dan yayasan
atau lembaganya akan ditinjau ulang dan diberikan sanksi apabila terbukti
melakukan praktik intoleransi. Sedangkan, untuk anak-anak yang melakukan
karena dibawah umur maka akan di bina.
Apakah anda setuju dengan adanya kelompok-kelompok radikal yang
mengatasnamakan agama? Bagaimana jika di dalam lingkungan kerja atau
lingkungan sekitar anda, terdapat orang yang tergabung dalam kelompok tersebut?

Nafi
Secara umum tidak setuju karena jelas melanggar sila ketiga yaitu persatuan. Sehingga
gerakan radikalime apapun yang mengatasnamakan agama harus dilarang
1. Kasus 1 : Paham negara khilafah, yang mengatakan bahwa kekuasaan hanya ada
ditangan tuhan, dan menganggap tidak ada pemerintahan yang sah di dunia, sehingga
pemerintah dianggap tidak sesuai dengan nilai dari agama Islam. Padahal jika dirunut
dari sejarah dan ajaranya, tidak ada aturan resmi mengenai khilafah dalam tananan
sejarah negara islam, karena dulu di masa Nabi Muhammad kekuasaan kenegaraan
dan keagamaan dipusatkan pada Nabi Muhammad. Namun saat Nabi Muhammad
wafat, barulah dipilih Khilafah (pempmpin) dari kalangan sahabat Nabi dengan cara
yang berbeda-beda (tidak di atur secara resmi)
2. Kasus 2 : HTI dan FPI.
 HTI sebenarnya sudah dibubarkan dengan dilandasi aturan hukum yang kuat
tanpa melalui proses peringatan, karena dianggap tidak sesuai dengan ideologi
negara. Pada umumnya Ormas yang melanggar ketentraman dan ketertiban sosial
dapat dibubarkan setelah melalui proses peringatan 1,2,3 dan pengadilan.
Sementara HTI tidak melakui proses tersebut, hanya langsung dari keputusan
kementrian Hukum&HAM dengan alasan ideologi. Sehingga secara legal
pembubaran HTI sudah sesuai dengan hukum yang berlaku
 FPI sebenarnya tidak pernah secara resmi dibubarkan pemerintah, tapi bubar
dengan sendirinya. Pada 2019 FPI mengalami habis masa organisasi dan harus
melakukan perpanjangan, namun tidak bisa dilakukan karena belum ada asas
Pancasila yang dituliskan di AD/ART FPI. Namun faktanya, sampai saat ini
masih kelompok dan individu yang memakai simbol-simbol FPI. Sehingga pada
2021 pemerintah mengeluarkan keputusan yang berisi larangan penggunakan
atribut FPI.
Solusi jika ada saudara atau teman yang ikut serta dalam radikalisme maka kuncinya adalah
perbanyak dialog dan tidak saling menuduh.

Ahmad Hasan
Dalam menyikapi teman yang memiliki paham radikal karena sifatnya dokmatis maka tidak
bisa hanya dengan diskusi, perlu dilakukan deradikalisasi.
Rani
Dalam menyikapi teman yang memiliki paham radikal maka dilakukan dengan cara:
1. Tetap bergaul namun berusaha tidak ikut serta terseret kedalamnya
2. Apabila ada ajakan maka segera menolak dengan baik
3. Meminimalisir informasi berupa ajakan kepada radikalsime di media sosial dengan cara
menghentikan persebaranya / tidak ikut menyebarkan.

Daniel
Dalam menyikapi teman yang memiliki paham radikal maka dilakukan dengan cara
deradikalisasi melalui:
1. Membernaikan diri berkawan yaitu dengan melakukan diskusi.
2. Kenalkan kehidupan kita kepada mereka agar mereka dapat melihat contoh konkrit dan
pendangan lain yang berbeda dengan dokma mereka.
3. Lakukan diskusi santai secara pelan-pelan dan berkali-kali mengenai cerita radikalisme,
sehingga dapat memasukkan pendapat dan pandangan lain terutama nilai-nilai agama
yang moderat dan damai. Memberikan pandangan bahwa perbedaan adalah keindahan.
4. Jangan menentang dan jangan memaksa. Tunjukkan kepedulian dan sikap saling tolong
menolong.

Catatan : Jangan mengucilkan, jangan memaksa dan menekan, buka pintu persahabatan lebar-
lebar agar kita dapat memberikan pandangan. Karena mereka memerlukan pandangan lain
Bagimana pendapat anda mengenai LGBT? Jika ada seseorang yang mengaku
LGBT, bagaimana tanggapan anda?

Rani
Pendapat mengenai LGBT:
Secara individu saya menghargai mereka LGBT sebagai individu. Asalkan tidak menggangu
ketertiban masyarakat. Apabila ada yang mengaku LGBT maka saya tetap menghargai
berlandaskan kepada pancasila yang tidak mendiskriminasi dengan tujuan mewujudkan
persatuan. Karena jika menolak justru akan menimbulkan perpecahan.

Visi dan Arik


Pendapat mengenai LGBT:
Tidak keberatan jika berteman dan beraktivitas bersama. Tapi tidak setuju jika disahkan di
Indonesia. Karena LGBT melanggar sila 1 tentang ketuhanan dan tidak sesuai dengan
pandangan hukum di Indonesia

Indah
Pendapat mengenai LGBT:
Secara pribadi tidak setuju jika LGBT diakui secara hukum di NKRI. Hal ini dilakukan
sebagai upaya proteksi dan melindungi generasi mendatang mengenai paham LGBT. Selain
itu, meskipun individu LGBT tersebut mempunyai hak sebagai manusia, namun orang lain
memiliki hak yang sama juga sehingga saling membatasi sesuai aturan yang ada.

Nafi
Pendapat mengenai LGBT:
Tidak setuju. Kaitanya dengan aktivitas seksualitas telah dilarang, berdasarkan revisi UU
Perkawinan bahwa perkawinan dilakukan adalah antara laki-laki dari perempuan dan bukan
sesama jenis.

Shafira
Pendapat mengenai LGBT:
 LGBT harus dilihat dari berbagai prespektif, baik dari psikologi, kesehatan, agama,
hukum, dll.
 Berdasarkan prespektif psikologis ada yang berpendapat bahwa LGBT disebabkan
karena beberapa faktor, yaitu faktor keturunan genetik, kejadian trauma masa lalu
atau pola asuh orang tua, faktor keluarga, dan faktor lingkungan, dan faktor
teknologi. Sehingga penyebabnya tidak bisa disamaratakan.
 Solusi yang ditawarkan adalah dengan melakukan terapi dan pemberian dukungan
positif dari keluarga dan pihak terdekat
Catatan : Apabila mendapat pertanyaan ini saat wawancara, alangkah lebih baiknya pendapat
kita dikembalikan ke ideologi NKRI yaitu pancasila

Anda mungkin juga menyukai