Anda di halaman 1dari 13

FINAL LAPORAN HIDROLOGI

Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara

Bab 2. PENDEKATAN DAN


PENGUMPULAN INFORMASI

2.1. Pendekatan

Dalam menyelesaikan pekerjaan analisis hidrologi ini diperlukan suatu pendekatan agar
pekerjaan ini dapat memenuhi tujuan dan ruang linkgkupnya. Pendekatan umum yang
disusun pada pekerjaan ini adalah :
1. Penentuan metodologi yang digunakan dalam menganalisis karakteristik Daerah
Aliran Sungai (DAS), analisis ketersediaan air, analisis debit banjir rencana, dan
operasi waduk. Dalam pekerjaan ini, metodologi yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Untuk karakteristik DAS analisis meliputi analisis topografi, analisis dan
verifikasi data curah hujan sampai dengan curah hujan rencana DAS,
analisis dan verifikasi statistik data klimatologi.
b. Dalam melakukan analisis ketersediaan air, dilakukan membuat kurva debit
andalan mengikuti SNI No. 19-6738-2002 Rev-2004. Bila data pencatatan
debit pada DAS dimaksud kurang memadai, maka untuk nilai debit yang
akan digunakan dihitung menggunakan model matematik hujan – limpasan
berbasis Soil Moisture Accounting dengan parameter yang terkalibrasi,
serta penentuan evapotranspirasi/evaporasi dengan menggunakan metoda
Penmann Monteith.
c. Dalam menentukan debit banjir rencana digunakan metode hidrograf
satuan sintetik (HSS) yaitu metode HSS Clark, Muskingum Cunge untuk
routing, Soil Moisture Accounting untuk model loss, dan Linier Reservoir
untuk model baseflownya. Untuk menentukan lag time yang digunakan
dalam penghitungan HSS digunakan formulasi dari Soil Conservation
Service (SCS) yaitu metode SCS Lag.
d. Untuk analisis operasi waduk, akan disusun sebuah simulasi/perhitungan

Bab II-1
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara
untuk waktu pengisian waduk, kurva operasi waduk dalam keadaan tahun
basah, normal, dan kering, serta perhitungan potensi laju sedimentasi dan
unmur waduk akibat sedimentasi.
2. Agar dapat melakukan rangkaian analisis hidrologi tersebut diperlukan informasi
berupa data dan kajian terdahulu di Daerah Aliran Sungai (DAS). Data yang
diperlukan dalam analisis hidrologi tersebut adalah :
a. Data topografi, data topografi yang dikumpulkan adalah peta digital dari
DAS yang termaksud, berupa peta Digital Elevation Model (DEM), peta
tutupan lahan (Land Use), peta hidrogeologi digital,dan peta letak sungai
digital
b. Data curah hujan, data curah hujan yang dimaksud adalah data curah
hujan dari stasiun terdekat yang ada di dalam maupun didekat DAS yang
ditinjau. Jenis data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan
bulanan berikut dengan jumlah hari hujannya dan data curah hujan
maksimum tahunan
c. Data pembacaan duga air, data pembacaan yang digunakan adalah data
olah bacaan duga air yang telah dikonversi menjadi data debit
d. Data klimatologi, data yang digunakan adalah data temperatur, data
penyinaran matahari, data kecepatan angin, dan data kelembaban relatif.

2.2. Pengumpulan Informasi

Kegiatan analisis hidrologi ini seperti yang telah diuraikan sebelumnya merupakan
kegiatan lanjutan dari studi tentang pemanfaatan sumber daya air DAS Jamboaye yang
dilakukan oleh Wiratman dkk (2008), Indra Karya dkk (2009), Wiratman dkk (2010).
Selain kajian terdahulu juga dilakukan pengumpulan data dari berbagai sumber untuk
memvalidasi hasil analisis hidrologi tersebut.

2.2.1. Kajian Terdahulu

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, telah dilakukan kajian analisis hidrologi untuk
DAS Jamboaye, berikut merupakan resume dari kajian – kajian tersebut untuk masing –
masing analisis sebagai berikut:
1. Karakteristik DAS:
a. Karakteristik topografi:
Dalam kajian terdahulu tidak dijelaskan karakteristik topografi secara
spesifik, melainkan tersebar di berbagai penjelasan dalam dokumen

Bab II-2
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara
b. Karakteristik hujan
Untuk karakteristik hujan, data yang digunakan dalam kajian terdahulu
disajikan pada Tabel 2 .1 berikut, dengan uji dan metodologi perhitungang
hujan rencana yang disajijan pada Error: Reference source not found.

Tabel 2.1 Data hujan yang digunakan pada studi terdahulu


 T  Luas  Jumlah  Nama
 Kuantitas Data Hujan
ahun DAS (Km )2
Stasiun Stasiun
- Lampahan - Panjang data: 20 tahun
- Bidin - Data hujan harian max
2008 3848 4
- Cot Girek tahunan (1951- 1992)
- Takengon
- Lampahan - Panjang data: 22 tahun
- Bidin - Data hujan harian maksimum
2009 3848 4 - Cot Girek tahunan (1986-2007).
- Takengon
- Data hujan tahunan (1986-
2007)
- Lampahan - Panjang data: 22 tahun
- Bidin - Data hujan harian (1951-
2010 3848 4 - Cot Girek 1992)
- Takengon

Tabel 2.2 Lingkup data yang digunakan pada studi terdahulu


 Uji Data  Metode Hujan  Meto
 T
 Rencana de
ahun
 Debit
Banjir
Tidak dijelaskan - Intensitas: Mononobe - Nakayasu
 20
- Hujan Efektif: Intensitas x - GAMA 1
08 Koefisien Pengaliran, Green-Ampt, - Snyder
Infiltrasi SCS
Tidak dijelaskan - Intensitas: Mononobe - Nakayasu
 20
- Hujan Efektif: Intensitas hujan - GAMA 1
09 -Horton - Snyder
- Uji konsistensi (consistency - Intensitas: Mononobe - Nakayasu
 20
test) - Hujan efektif: Intensitas hujan - GAMA 1
10 - Uji ketiadaan trend -Horton - Snyder
- Uji stasioner
- Uji persistensi
- Analisis frekuensi
- Analisis Frekuensi
- Iway Kadoya
- Chi-Kuadrat
- Smirnov-Kolmogorov
- Analisis PMP

Dari data dan metodologi tersebut maka untuk curah hujan rancangan
untuk masing – masing kajian terdahulu ditunjukkan pada Error: Reference
source not found.

Bab II-3
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara

Tabel 2.3 Hasil analisis hujan rencana studi terdahulu


Periode Studi 2008 Studi 2009 dan 2010
Lampahan Bidi Cot Girek Takengon Rerata
Ulang
n
(thn)
2 60 75 108 71 87
5 82 88 128 83 115
10 94 96 139 89 132
20 104 102 148 94 146
25 107 103 150 96 154
50 115 108 157 100 170
100 122 113 164 104 185
200 129 117 170 107 200
500 137 122 177 112 -
1000 143 125 182 115 235
PMP 605 447 555 344 491

Rangkuman metodologi perhitungan intensitas hujan dan abstraksi hasil


studi terdahulu ditampilkan pada Error: Reference source not found,
adapun hasil analisis intensitas hujan studi terdahulu berdasarkan durasi
hujan 6 jam ditunjukkan pada Error: Reference source not found.

Tabel 2.4 Metode analisis intensitas hujan dan abstraksi studi terdahulu
Metode Metode
Durasi Hujan
Tahun Intensitas Abstraksi
(jam)
Hujan dan Infiltrasi
 2008  Monono  6 - Koefisien
Pengaliran
be
- Green Ampt
- Infiltrasi SCS
 2009  Monono  6 - Infiltrasi
Horton
be
 2010  Monono  6  Infiltras
be i Horton

Tabel 2.5 Intensitas hujan dan infiltrasi studi terdahulu


Tahun Intensitas Hujan Hujan Efektif
 200  Rasio hujan 6 Jam:  Koefisien pengaliran: 0.01-0.010
 Hujan Efektif:
8 Jam ke-1: 0.15
 2 Tahun:
Jam ke-2: 0.29 o Jam ke-1: 6.17 mm
 5 Tahun:
Jam ke-3: 0.33
o Jam ke-1: 9.41 mm
Jam ke-4: 0.14  10 Tahun:
Jam ke-5: 0.05 o Jam ke-1: 11.07 mm
o Jam ke-2: 1.17 mm
Jam ke-6: 0.04  20 Tahun:

Bab II-4
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara
Tahun Intensitas Hujan Hujan Efektif
o Jam ke-1: 12.42 mm
 Rasio historis hujan 6 o Jam ke-2: 1.65 mm
 25 Tahun:
Jam: o Jam ke-1: 12.81 mm
Jam ke-1: 0.22 o Jam ke-2: 1.78 mm
 50 Tahun:
Jam ke-2: 0.43 o Jam ke-1: 13.92 mm
Jam ke-3: 0.15 o Jam ke-2: 2.16 mm
 100 Tahun:
Jam ke-4: 0.08
o Jam ke-1: 14.91 mm
Jam ke-5: 0.09 o Jam ke-2: 2.51 mm
Jam ke-6: 0.03  200 Tahun:
o Jam ke-1: 15.82 mm
o Jam ke-2: 2.84 mm
 500 Tahun:
o Jam ke-1: 16.91 mm
o Jam ke-2: 3.19 mm
 1000 Tahun:
o Jam ke-1: 17.67 mm
o Jam ke-2: 3.46 mm
o Jam ke-3: 0.27 mm
 PMP:
o Jam ke-1: 78.22 mm
o Jam ke-2: 22.49 mm
o Jam ke-3: 12.37 mm
o Jam ke-4: 10.55 mm
o Jam ke-5: 6.85 mm
 Rasio hujan 6 Jam:
 Jam ke-1: 60%
 200  Hujan efektif:
 Jam ke-2: 15%  1.1Tahun : 7.520 mm
9
 Jam ke-3: 13%  2 Tahun : 19.165 mm
 5 Tahun : 25.959 mm
 Jam ke-4: 4%  10 Tahun : 30.264 mm
 Jam ke-5: 4%  20 Tahun : 33.630 mm
 25 Tahun : 35.444 mm
 Jam ke-6: 4%  50 Tahun : 39.333 mm
 100 Tahun: 43.041 mm
 200 Tahun: 46.722 mm
 0.5 PMP : 57.574 mm
 Rasio hujan 6 Jam:  PMP : 116.960 mm

 Jam ke-1: 60%


 Hujan efektif:
 201  Jam ke-2: 15%
 1.1Tahun : 7.520 mm
0  Jam ke-3: 13%  Tahun : 19.165 mm
 5 Tahun : 25.959 mm
 Jam ke-4: 4%
 10 Tahun : 30.264 mm
 Jam ke-5: 4%  20 Tahun : 33.630 mm
 25 Tahun : 35.444 mm

Bab II-5
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara
Tahun Intensitas Hujan Hujan Efektif
 Jam ke-6: 4%  50 Tahun : 39.333 mm
 100 Tahun: 43.041 mm
 200 Tahun: 46.722 mm
 0.5 PMP : 57.574 mm
 PMP : 116.960 mm

c. Karakteristik klimatologi
Tidak ada penjelasan dalam dokumen secara spesifik tentang karakteristik
klimatologi pada wilayah DAS atau stasiun klimatologi acuan yang
digunakan
d. Evaportranspirasi/evaporasi
Tidak ada penjelasan mengenai perhitungan/analisis mengenai
evapontranspirasi/evaporasi untuk DAS yng ditinjau
2. Analisis ketersediaan air
Ada empat buah studi yang telah dilakukan dalam analisis ketersediaan air seperti
diuraikan sebagai berikut:
a. Studi tahun 1985: disebutkan bahwa debit rerata ( average runoff) pada
lokasi bendungan rencana adalah 149 m3/dt.
b. Studi tahun 2008: pada studi ini digunakan data debit dari stasiun AWLR
yaitu dari Sta. Lhok Nibong, dengan luas DAS 4432 km 2. Stasiun ini berada
di hilir lokasi rencana as bendungan Jambo Aye. Sedangkan Krueng Jambo
Aye di lokasi pekerjaan memiliki luas DAS 3848 km 2. Analisis debit andalan
dilakukan berdasarkan perbandingan luasan DAS. Data debit yang tersedia
dari Sta. Lhok Nibong adalah tahun 1972 hingga 1997, namun banyak data
yang kosong, terutama data tahun 1972-1974, 1976-1979, 1983, 1987,
1990, dan 1997. Untuk mengisi kekosongan data pada Sta. Lhok Nibong,
digunakan data AWLR dari sta. Beukah yang berada di Krueng Peusangan,
sebelah barat lokasi pekerjaan. Data debit yang tersedia dari sta. Beukah
adalah data tahun 1979 hingga 1997, dengan kekosongan data terdapat
pada data tahun 1980-1982, dan 1990
c. Studi tahun 2009: studi ini menggunakan data debit yang sama dengan
data yang digunakan pada studi tahun 2008, yaitu data dari sta. Lhok
Nibong. Pada studi ini dilakukan bangkitan ( generating) data dengan
Metode Thomas Fiering hingga tahun 2008.
d. Studi tahun 2010: pada studi ini menggunakan data debit yang sama
dengan data yang digunakan pada studi tahun 2008, yaitu data dari sta.

Bab II-6
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara
Lhok Nibong. Analisisnya menggunakan metode plotting Weibul. Data yang
hilang pada tahun 1979 dan 1983 diisi dengan cara regresi antara debit
harian AWLR Lhok Nibong dan debit harian AWLR Beukah.
Debit andalan secara lengkap untuk berbagai probabilitas pada ketiga studi
terdahulu disajikan pada Error: Reference source not found.

Tabel 2.6 Hasil analisis debit andalan studi terdahulu


Probabilitas Debit Andalan
Studi Studi Studi 2010
(%)
2008 2009
50 121 149.29 99.80
80 68.60 129.80 62.80
90 55.80 115.50 51.20
95 47.50 110.55 44.70

Debit andalan dengan probabilitas 80% biasa digunakan dalam perencanaan. Dari
Error: Reference source not found tampak bahwa debit andalan dengan
probabilitas 80% hasil studi tahun 2008 dan 2010 tidak jauh berbeda. Namun
studi tahun 2009 memberikan hasil yang berbeda dengan hasil studi tahun 2008
dan 2010. Oleh sebab itu, dalam studi ini besaran debit andalan dianalisis ulang,
baik berdasarkan data debit yang berasal dari stasiun AWLR maupun dengan
metode Mock.
3. Analisis debit banjir rancangan
Untuk analisis debit banjir, metode debit rencana yang digunakan oleh studi
terdahulu disajikan pada Error: Reference source not found. Hasil analisis debit
rencana yang dihasilkan oleh studi terdahulu disajikan pada Error: Reference
source not found.

Tabel 2.7 Metode analisis debit rencana yang digunakan dalam studi terdahulu
Tahu
Metode Debit Banjir
n
- Nakayasu
2008
- GAMA 1
- Snyder
- Nakayasu
2009
- GAMA 1
- Snyder
- Nakayasu
2010
- GAMA 1
- Snyder

Bab II-7
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara

Tabel 2.8 Hasil analisis debit puncak banjir rencana studi terdahulu
Studi 2008 Studi 2009 dan 2010
PeriodUlan Koefisien Pengaliran Infiltrasi Green Ampt Infiltrasi SCS Infiltrasi Horton
g Nakayasu Gama I Snyde Nakayasu Gama I Snyde Nakayas Gama I Snyde Nakayasu Gama I Snyder
r r u r
2 1483 1409 1417 925 640 932 2788 2361 2603 1145 1138 1146
5 1761 1671 1682 1411 973 1422 3399 2873 3167 1451 1432 1449
10 1906 1809 1821 1744 1203 1684 3718 3141 3462 1644 1619 1641
20 2026 1922 1936 2007 1383 1893 3982 3364 3706 1796 1765 1792
25 2061 1955 1969 2081 1434 1953 4059 3429 3776 1877 1844 1873
50 2161 2049 2065 2296 1581 2131 4279 3614 3980 2052 2012 2046
100 2251 2134 2151 2489 1714 2313 4477 3781 4162 2219 2173 2212
200 2334 2212 2229 2666 1835 2479 4659 3934 4329 2384 2333 2376
500 2434 2306 2325 2874 1977 2648 4878 4119 4532 - - -
1000 2504 2372 2392 3023 2079 2817 5033 4249 4674 2765 2700 2755
PMF 5290 4910 5054 14902 11497 14121 18330 15521 17188 5541 5410 5513

Dari Error: Reference source not found tampak bahwa studi terdahulu
memberikan hasil analisis debit banjir yang berbeda antara studi tahun 2008,
2009, dan 2010. Perbedaan hasil tersebut menyulitkan dalam memilih metode
yang tepat untuk digunakan dalam perencanaan. Meskipun semua studi
menggunakan hidrograf satuan sintetik dengan metode yang sama yaitu
Nakayasu, Gama-I, dan Snyder, namun studi tahun 2008 menggunakan koefisien
abstraksi (koefisien kehilangan) yang berbeda dengan koefisien abstraksi yang
digunakan pada studi tahun 2009 dan 2010.
4. Operasi waduk
Untuk operasi waduk dari kajian terdahulu, hanya bagian perhitungan/analisis
sedimen yang didapatkan dalam dokumen terdahulu sebagai berikut:
a. Pada studi 2008
Pada studi ini, tidak ditampilkan hasil perhitungan sedimatasi. Namun
dalam laporan studi dicantumkan laju denudasi yang dilakukan PT PLN
pada tahun 1999 sebesar 0.75 mm/tahun.
b. Pada studi 2009
Analisis sedimentasi telah dihitung pada studi tahun 2009 dengan metode
USLE. Hasil analisi menunjukkan bahwa laju sedimentasi potensial adalah
sebesar 13.27 ton/Ha/tahun atau setara dengan 4 juta m 3/tahun.
c. Pada studi 2010
Studi tahun 2010 menyebutkan bahwa muatan sedimen layang berada
pada kisaran 7.5 sampai 15 cm diatas dasar sungai. Secara umum, jumlah
muatan sedimen dasar berkisar antara 10% sampai 20% dari muatan
sedimen layang. Jumlah dari kedua jenis muatan sedimen terakumulasi di
waduk dalam tampungan mati (dead storage). Pada studi ini diperoleh

Bab II-8
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara
informasi bahwa analisis sedimentasi masih mengacu pada studi ”Hydro
Inventory and Pre-Feasibility Studies” yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) dalam tahun 1999, seperti yangditampilkan dalam Tabel 2010.
Resume hasil analisis sedimen pada studi terdahulu disajikan dalam Error:
Reference source not found.

Tabel 2.9 Hasil analisis sedimentasi potensial pada studi 2010


Lokasi Catchment Denudasi
Sungai
Studi/Pekerjaa Area (km2) (mm/tahun)
n
Tampur-1 Kr.Tampur 2025 0.75
Teunom-1 Kr.Teunom 900 0.70
Aceh-2 Kr.Aceh 323 070
Peusangan-1 Kr.Peusngan 359 0.07
Peusangan-4 Kr.Peusngan 458 0.70
Lawe Alas-4 Lawe Alas 5705 0.70

2.2.2. Data

Informasi tentang ketersediaan data dilokasi pekerjaan sangat diperlukan dalam


melakukan suatu analisis hidrologi. Ketepatan dari suatu analisis hidrologi tergantung dari
kualitas dan ketersediaan data yang ada di lokasi pekerjaan. Untuk menunjang pekerjaan
analisis hidrologi ini telah dikumpulkan data data yang terkait antara lain:
 Peta rupa bumi dalam bentuk digital skala 1:25.000 dengan sumber dari
Bakosurtanal dan Peta DEM SRTM.

Gambar 2.1 Peta DEM SRTM Daerah Aliran Sungai Bendungan Jambo Aye.

Bab II-9
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara
 Data hujan harian pada beberapa pos hujan yang terdekat dengan wilayah
pekerjaan dari berbagai sumber.

Tabel 2.1 Identifikasi pos curah hujan di DAS Jambo Aye (BMKG)
No No
No Nama Pos No Nama Pos
Pos Pos
1 101 Blangkejeren 13 117C Paya Bakong
2 101B Rikitgoip 14 117D Bidin
3 101C Tranggon 15 118 Takengon
4 114 Bireven 16 118A Payatumpai
5 114A Geurogok 17 118C Klintu
6 115 Lhokseumawe 18 118H Takengon
7 115A Bulohblangara 19 119 Lokop
8 116 Blanggrakal 20 120 Idi
9 116B Burni Telong 21 120A Perlak
10 116C Lampahan 22 121 Lansatunong
11 116D Baleg 23 122 Seruwau
12 117 Lhosukon

Gambar 2.2 Peta lokasi pos hujan Daerah Aliran Sungai Bendungan Jambo Aye

Bab II-10
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara
 Data debit yang relatif dekat dengan lokasi studi dan diperkirakan memiliki
karakteristik yang relatif sama, pos tersebut adalah pos PDA Kr Jamboaye di Lhok
Nibong dengan koordinat 5 03’ 33” LU 97 31’ 30” BT.
 Data klimatologi yang termasuk dalam wilayah studi atau yang relatif berdekatan.
Pos klimatologi terpilih adalah pos klimatologi Lhokseumawe dengan koordinat
5.23 LU dan 97.2 BT dengan ketinggian 87 mDPL yang dioperasikan oleh BMKG.
 Peta Hidrogeologi Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Lingkungan Geologi,
Badan Geologi dengan skala 1:250.000, berisi informasi tentang permeabilitas
tanah serta kedalaman air tanah.

Gambar 2.3 Peta hidrogeologi Daerah Aliran


Sungai Bendungan Jambo Aye

 Peta tata guna lahan yang didapatkan dari laporan sebelumnya, berisi gambaran
penutup lahan di DAS Jambo Aye seperti hutan, perkebunan, permukiman,
pertanian, savana, sawah, semak belukar dan tanah terbuka.

Bab II-11
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara

Gambar 2.4 Peta Tata Guna Lahan Daerah


Aliran Sungai Bendungan Jambo Aye

Bab II-12
FINAL LAPORAN HIDROLOGI
Sertifikasi Bendungan Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara

Contents
Bab 2. PENDEKATAN DAN PENGUMPULAN INFORMASI................................................1

2.1. Pendekatan....................................................................................................1

2.2. Pengumpulan Informasi..................................................................................2

2.2.1. Kajian Terdahulu......................................................................................2

2.2.2. Data........................................................................................................9

Gambar 2.1 Peta DEM SRTM Daerah Aliran Sungai Bendungan Jambo Aye......................9
Gambar 2.2 Peta lokasi pos hujan Daerah Aliran Sungai Bendungan Jambo Aye.............10
Gambar 2.5 Peta hidrogeologi Daerah Aliran Sungai Bendungan Jambo Aye..................11
Gambar 2.6 Peta Tata Guna Lahan Daerah Aliran Sungai Bendungan Jambo Aye...........12

Tabel 2.1 Data hujan yang digunakan pada studi terdahulu...........................................3


Tabel 2.2 Lingkup data yang digunakan pada studi terdahulu........................................3
Tabel 2.3 Hasil analisis hujan rencana studi terdahulu...................................................4
Tabel 2.4 Metode analisis intensitas hujan dan abstraksi studi terdahulu........................4
Tabel 2.5 Intensitas hujan dan infiltrasi studi terdahulu.................................................4
Tabel 2.6 Hasil analisis debit andalan studi terdahulu....................................................7
Tabel 2.7 Metode analisis debit rencana yang digunakan dalam studi terdahulu..............7
Tabel 2.8 Hasil analisis debit puncak banjir rencana studi terdahulu...............................8
Tabel 2.9 Hasil analisis sedimentasi potensial pada studi 2010.......................................9

Bab II-13

Anda mungkin juga menyukai