Anda di halaman 1dari 5

Laporan Akhir

Dasar-Dasar
Perencanaan Embung 3
3.1 Pengertian dan Definisi

Air merupakan sumber daya dan faktor determinan yang menentukan kinerja sektor
pertanian, karena tidak ada satu pun tanaman pertanian dan ternak yang tidak memerlukan
air. Meskipun perannya sangat strategis, namun pengelolaan air masih jauh dari yang
diharapkan, sehingga air yang semestinya merupakan sehabat petani berubah menjadi
penyebab bencana bagi petani. Indikatornya, di musim kemarau, ladang dan sawah sering
kali kekeringan dan sebaliknya di musim penghujan, ladang dan sawah banyak yang
terendam air.

Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering adalah
persoalan ketidaksesuaian distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu
(temporal) dan tempat (spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit dan sulit
diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di sepanjang tahun, yang
sebarannya tidak merata walau di musim hujan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan
teknologi tepat guna, murah dan aplicable untuk mengatur ketersediaan air agar dapat
memenuhi kebutuhan air (water demand) yang semakin sulit dilakukan dengan cara-cara
alamiah (natural manner). Teknologi embung atau tandon air merupakan salah satu pilihan
yang menjanjikan karena teknologinya sederhana, biayanya relatif murah dan dapat
dijangkau kemampuan petani.

Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian
(small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan.
Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer
untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high added value crops) di
musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang. Embung merupakan salah satu
teknik pemanenan air (water harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem.
Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi sebagai tempat penampungan air drainase
saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.

IDENTIFIKASI POTENSI EMBUNG


KABUPATEN BANJAR III - 1
Laporan Akhir

Sementara pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan
distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan air
dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau. Secara operasional sebenarnya
embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan
air untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan.

Dari beberapa literatur seputar embung, seperti Pedoman Membuat Desain Embung
Kecil untuk Daerah Semi Kering di Indonesia (1997) oleh Departemen Pekerjaan Umum,
diperoleh definisi bahwa embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah
depresi, biasanya di luar sungai.

Embung akan menyimpan air di musim hujan, kemudian airnya dapat dimanfaatkan
oleh suatu desa hanya selama musim kemarau atau saat kekurangan air. Itu pun dalam
memenuhi kebutuhan harus dengan urutan prioritas, yaitu penduduk, ternak, dan sedikit
kebun.

Sementara, menurut Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pengembangan


Embung (2007) oleh Departemen Pertanian, dinyatakan bahwa embung merupakan waduk
berukuran mikro di lahan pertanian (small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung
kelebihan air hujan di musim hujan yang memenuhi kriteria air bersih.

Air bersih yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi
suplementer untuk budi daya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high added value
crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang.

Berdasar peristilahan di atas maka embung dapat digolongkan sebagai salah satu
upaya atau teknik pemanenan air (water harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis
agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond, yang berfungsi sebagai tempat penampungan
air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim
kemarau.

Sementara, pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan
distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan air
dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau.

Prinsipnya, secara operasional embung berfungsi untuk mendistribusikan dan


menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun ternak di
musim kemarau dan penghujan. Sehingga, nuansa pembangunan embung adalah lebih
kental untuk konservasi air.

IDENTIFIKASI POTENSI EMBUNG


KABUPATEN BANJAR III - 2
Laporan Akhir

3.2 Tipe-Tipe Embung

Tipe embung dapat dikelompokkan menjadi 4 keadaan (Soedibyo, 1993), yaitu :


a. Embung berdasarkan tujuan pembangunannya
b. Embung berdasarkan penggunaannya
c. Embung berdasarkan jalannya air
d. Embung berdasarkan material pembentuknya

3.2.1 Tipe Embung Berdasarkan Tujuan Pembangunannya

Ada 2 tipe embung berdasarkan tujuan pembangunannya yaitu embung dengan


tujuan tunggal dan embung serbaguna (Soedibyo, 1993).

a. Embung dengan tujuan tunggal (single purpose dams) adalah embung yang dibangun
untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya untuk pembangkit tenaga listrik atau irigasi
(pengairan) atau pengendalian banjir atau perikanan darat atau tujuan lainnya tetapi
hanya untuk satu tujuan saja.

b. Embung serba guna (multipurpose dams) adalah embung yang dibangun untuk
memenuhi beberapa tujuan misalnya : pembangkit tenaga listrik (PLTA) dan irigasi
(pengairan), dan lain-lain.

3.2.2 Tipe Embung Berdasarkan Penggunaannya

Ada 3 tipe embung yang berbeda berdasarkan penggunaannya (Soedibyo, 1993),


yaitu:
a. Embung penampung air (storage dams) adalah embung yang digunakan untuk
menyimpan air pada masa surplus dan dipergunakan pada masa kekurangan. Termasuk
dalam embung penampung air adalah untuk tujuan rekreasi, perikanan, pengendalian
banjir dan lain-lain.

b. Embung pembelok (diversion dams) adalah embung yang digunakan untuk


meninggikan muka air, biasanya untuk keperluan mengalirkan air kedalam sistem aliran
menuju ke tempat yang memerlukan.

c. Embung penahan (detention dams) adalah embung yang digunakan untuk


memperlambat dan mengusahakan seminimal mungkin efek aliran banjir yang
mendadak. Air ditampung secara berkala/sementara, dialirkan melalui pelepasan (outlet).
Air ditahan selama mungkin dan dibiarkan meresap didaerah sekitarnya.

IDENTIFIKASI POTENSI EMBUNG


KABUPATEN BANJAR III - 3
Laporan Akhir

3.2.3 Tipe Embung Berdasarkan Jalannya Air

Ada 2 tipe embung berdasarkan jalannya air yaitu embung untuk dilewati air dan
embung untuk menahan air (Soedibyo, 1993).
a. Embung untuk dilewati air (overflow dams) adalah embung yang dibangun untuk
dilimpasi air misalnya pada bangunan pelimpah (spillway).
b. Embung untuk menahan air (non overflow dams) adalah embung yang sama sekali tidak
boleh dilimpasi air. Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton,
pasangan batu atau pasangan bata.

3.2.4 Tipe Embung Berdasarkan Material Pembentuknya.

Ada 2 tipe embung berdasarkan material pembentuknya yaitu embung urugan,


embung beton dan embung lainnya (Soedibyo, 1993).

a. Embung urugan (fill dams, embankment dams)

Embung urugan adalah embung yang dibangun dari hasil penggalian bahan (material)
tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi betulbetul bahan
pembentuk embung asli. Ditinjau dari penempatan serta susunan bahan yang
membentuk tubuh embung untuk dapat memenuhi fungsinya dengan baik, maka embung
urugan dapat digolongkan dalam 3 type utama, yaitu :

 Homogen, suatu embung urugan digolongkan dalam tipe homogen, apabila bahan
yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri dari tanah yang hampir sejenis
dan gradasinya (susunan ukuran butirannya) hampir seragam.

 Zonal, embung urugan digolongkan dalam tipe zonal apabila timbunannya yang
membentuk tubuh embung terdiri dari batuan dengan gradasi yang berbeda-beda
dalam urutan-urutan pelapisan tertentu. Pada type ini sebagai penyangga terutama
dibebankan pada timbunan yang lulus air (zona lulus air) sedang penahan rembesan
dibebankan kepada timbunan yang kedap air (zona kedap air).

IDENTIFIKASI POTENSI EMBUNG


KABUPATEN BANJAR III - 4
Laporan Akhir

 Bersekat, apabila di lereng udik tubuh embung dilapisi dengan sekat tidak lulus air
(dengan kekedapan yang tinggi) seperti lembaran baja tahan karat, beton aspal,
lembaran beton bertulang, hamparan plastik, susunan beton blok dan lain-lain.

b. Embung beton (concrete dam)

Embung beton adalah embung yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan
maupun tidak. Kemiringan permukaan hulu dan hilir tidak sama pada umumnya bagian
hilir lebih landai dan bagian hulu mendekati vertikal dan bentuknya lebih ramping.
Embung ini masih dibagi lagi menjadi : embung beton berdasar berat sendiri stabilitas
tergantung pada massanya, embung beton dengan penyangga (buttress dam)
permukaan hulu menerus dan dihilirnya pada jarak tertentu ditahan, embung beton
berbentuk lengkung dan embung beton kombinasi (Soedibyo, 1993).

3.3 Kriteria Teknis Lokasi Pembangunan Embung

Kriteria teknis yang diperlukan untuk pembangunan embung sebagai berikut :

a. Embung dapat dibangun pada daerah cekungan (gully) yang di atasnya ada daerah
tangkapan air untuk menampung air hujan dan aliran permukaan pada saat hujan, dan
atau terdapat sumber/mata air yang selalu tersedia sepanjang tahun maupun sungai
kecil yang airnya dapat ditampung masuk kedalam embung.

b. Lokasi pembangunan embung diupayakan tidak dibangun pada tanah yang berpasir,
porous (mudah terjadi resapan air) yang meyebabkan air cepat hilang.

c. Embung sebaiknya dibuat pada areal yang bergelombang dengan kemiringan antara 8 -
30%. Agar limpahan air permukaan dapat dengan mudah mengalir kedalam embung.
Apabila pada lahan yang datar akan sulit untuk mengisi air limpasan ke dalam embung
sedangkan pada lahan yang terlalu miring (> 30%), embung akan cepat penuh dengan
endapan tanah karena erosi.

d. Penempatan lokasi embung sebaiknya berada dekat dengan areal tanaman


hortikultura, perkebunan dan peternakan yang membutuhkan air sebagai suplesi air
irigasi, pada musim kemarau

e. Volume bangunan embung minimal 10m3 tergantung kondisi lahan setempat.

IDENTIFIKASI POTENSI EMBUNG


KABUPATEN BANJAR III - 5

Anda mungkin juga menyukai