Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 IDK 2 A.

N DIAN HANDAYANI

JENIS PEMERIKSAAN COVID-19

Memahami Perbedaan PCR, Rapid Test Antigen, dan Rapid Test Antibodi dalam
Pemeriksaan COVID-19

Untuk mendeteksi COVID-19, diperlukan pemeriksaan yang disebut PCR dan rapid
test. Kedua jenis pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi
virus Corona atau tidak. Jika Anda memiliki gejala COVID-19, seperti demam, batuk, dan
sesak napas, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan COVID-19.
Di rumah sakit, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menelusuri apakah
Anda pernah kontak dengan pasien COVID-19 dalam jangka waktu 2 minggu terakhir.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa rapid test dan PCR untuk
mendiagnosis COVID-19.

1. Tes Polymerase Chain Reaction (PCR)


Tes PCR adalah jenis pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA dan RNA)
dari suatu sel, kuman, atau virus, termasuk virus Corona (SARS-CoV-2). Hingga saat ini, tes
PCR merupakan tes yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk
mendiagnosis COVID-19.
Tingkat akurasi tes PCR cukup tinggi, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu
yang cukup lama hingga hasilnya keluar, yaitu sekitar 1–7 hari.
Tes PCR umumnya perlu dilakukan pada orang yang mengalami gejala COVID-19,
seperti batuk, pilek, demam, terganggunya indra penciuman, serta sesak napas, khususnya
jika orang tersebut memiliki riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi COVID-19.
2. Rapid test
Selain tes PCR, rapid test juga kerap digunakan sebagai pemeriksaan awal atau
skrining COVID-19. Sesuai namanya, hasil rapid test bisa langsung diketahui dalam waktu
yang singkat, biasanya hanya sekitar beberapa menit atau paling lama 1 jam untuk menunggu
hasil pemeriksaan keluar.

Hingga saat ini, terdapat dua jenis rapid test yang dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan virus Corona di dalam tubuh pasien, yaitu:
a) Rapid test antigen
Antigen merupakan suatu zat atau benda asing, misalnya racun, kuman, atau virus,
yang dapat masuk ke dalam tubuh. Sebagian antigen dapat dianggap berbahaya oleh tubuh,
sehingga memicu sistem imunitas untuk membentuk zat kekebalan tubuh (antibodi). Reaksi
ini merupakan bentuk pertahanan alami tubuh untuk mencegah terjadinya penyakit.
Virus Corona yang masuk ke dalam tubuh akan terdeteksi sebagai antigen oleh sistem
imunitas. Antigen ini juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan rapid test antigen. Rapid test
antigen untuk virus Corona dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau
tenggorokan melalui proses swab. Untuk memberikan hasil yang lebih akurat, pemeriksaan
rapid test antigen perlu dilakukan paling lambat 5 hari setelah munculnya gejala COVID-19.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan rapid test antigen virus Corona
memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan rapid test antibodi. Akan tetapi,
pemeriksaan rapid test antigen dinilai belum seakurat tes PCR untuk mendiagnosis COVID-
19.
b) Rapid test antibodi
Antigen, termasuk virus Corona, yang masuk ke dalam tubuh dapat terdeteksi oleh
sistem imunitas tubuh. Setelah antigen terdeteksi, sistem imun akan
memproduksi antibodi untuk memusnahkannya. Keberadaan antibodi untuk membasmi virus
Corona bisa dideteksi melalui rapid test antibodi.
Jenis rapid test untuk COVID-19 ini merupakan jenis rapid test yang paling awal
muncul. Sayangnya, tes ini memiliki tingkat akurasi yang rendah dalam mendeteksi
keberadaan virus Corona di dalam tubuh. Inilah sebabnya rapid test antibodi tidak layak
digunakan sebagai metode pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19.
Perlu diketahui bahwa jenis rapid test yang tersedia di Indonesia hanya rapid test
antibodi, sedangkan untuk rapid tes antigen masih belum tersedia. Oleh karena itu, metode
pemeriksaan yang dianggap paling akurat untuk mendiagnosis COVID-19 hingga saat ini
adalah tes PCR.

Perbedaan Tes PCR, Rapid Test Antigen, dan Rapid Test Antibodi
Meski saling terkait, pemeriksaan rapid test dan tes PCR merupakan jenis
pemeriksaan yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara tes PCR, rapid test
antigen, dan rapid test antibodi untuk mendeteksi virus Corona:

1. Lama waktu pemeriksaan


Hasil pemeriksaan rapid test, baik jenis antigen maupun antibodi, membutuhkan
waktu yang cukup singkat, yaitu sekitar 30–60 menit. Sementara itu, prosedur tes PCR
membutuhkan waktu paling cepat sekitar 1 hari.
Namun, karena begitu banyaknya sampel yang harus diperiksa sementara ketersediaan
alat ini terbatas, kadang dibutuhkan waktu hingga sekitar 1 minggu.

2. Tingkat akurasi
Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi keberadaan virus Corona yang paling
akurat adalah tes PCR dengan tingkat akurasi mencapai 80–90%, sedangkan rapid test
antigen memiliki tingkat akurasi sedikit di bawah tes PCR.
Rapid test antibodi merupakan pemeriksaan dengan tingkat akurasi paling rendah,
yaitu hanya sekitar 18%. Oleh karena itu, diagnosis COVID-19 umumnya baru dapat
dipastikan melalui pemeriksaan fisik dan PCR dari dokter. Sementara itu, rapid test dinilai
belum layak dilakukan sebagai metode pemeriksaan COVID-19.
3. Sampel yang digunakan
Tes PCR dan rapid test menggunakan sampel lendir dari hidung atau tenggorokan
yang diambil melalui proses swab. Berbeda dengan rapid test antigen dan tes PCR, rapid test
antibodi menggunakan sampel darah yang diambil dari ujung jari atau pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai