Anda di halaman 1dari 15

SIKLUS KREBS

Oleh :
Dian Handayani
2010038105003
• Istilah siklus Krebs berasal dari nama
penemunya, yaitu Sir Hans Adolf Krebs
(1900-1981), seorang ahli biokimia
berkebangsaan campuran Jerman dan
Inggris.
• Ia juga merupakan seorang dokter bedah
THT yang saat itu melarikan diri dari
Nazi Jerman untuk mengajar biokimia di
Universitas Cambridge, empat ia
menemukan siklus kompleks ini pada
tahun 1937.
• Selanjutnya pada 1953, ia bersama Fritz
Lipmann (ahli biokimia berkebangsaan
Jerman dan Amerika) akhirnya
dianugerahi hadiah Nobel atas penemuan
siklus kompleks tersebut. 
• Tahapan respirasi sel diawali dengan proses glikolisis yaitu
pemecahan glukosa menjadi asam piruvat dan i fosforilasi
oksidatif yang akan menghasilkan Adenotriphosphate atau 2
ATP dan 2 NADH.
• Setelah dihasilkan molekul berupa asam piruvat dari proses
glikolisis, asam piruvat akan diproses untuk memasuki tahapan
dalam siklus krebs.
• Siklus krebs /siklus asam sitrat / siklus asam trikarboksilat
merupakan lintasan akhir bersama oksidasi karbohidrat,
lipid dan protein. Siklus Krebs adalah proses utama kedua
dalam reaksi pernafasan sel.
• Selama proses siklus Krebs berlangsung, terdapat molekul
NADH yang membutuhkan gas O2 agar dapat teroksidasi
menjadi NAD+ dan menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

• Secara umum, siklus Krebs terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahap


persiapan dan siklus Krebs itu sendiri:
1. Tahap Persiapan (Dekarboksilasi Oksidatif)
2. Siklus Krebs
1. Tahap Persiapan (Dekarboksilasi
Oksidatif)
• Pada tahap persiapan ini, molekul asam piruvat (C3H4O3) mengalami
oksidasi dan berubah menjadi asetil koenzim A atau asetil-KoA
(C2H3OS-CoA). Proses ini disebut juga dengan dekarboksilasi oksidatif
atau reaksi oksidasi yang menyebabkan berkurangnya komponen karbon.
• Sebelumnya asam piruvat memiliki 3 atom karbon, setelah mengalami
oksidasi, asam piruvat berubah menjadi asetil-KoA yang hanya memiliki
2 atom karbon.
• Proses pengurangan jumlah karbon inilah yang dinamakan
dekarboksilasi
• Atom karbon yang dilepas kemudian bergabung dengan atom oksigen
membentuk CO2 dan dikeluarkan dari tubuh. proses oksidasi ini juga
mengubah NAD+ menjadi NADH. Selanjutnya, molekul asetil-KoA
inilah yang sebenarnya menjadi bahan baku di dalam siklus Krebs.
2. Siklus Krebs
• siklus Krebs merupakan rantai reaksi yang seluruh prosesnya
dikatalisasi (dipercepat laju reaksinya) oleh enzim. Pada siklus
ini, asetil-KoA bergabung bersama asam oksaloasetat (C4H4O5)
membentuk asam sitrat (C6H8O7). Molekul dengan 2 karbon
(asetil-KoA) bergabung dengan asam oksalat dengan 4 karbon
menghasilkan asam sitrat yang memiliki 6 karbon.
• Selanjutnya, asam sitrat mengalami reaksi oksidasi berkali-kali
hingga 2 atom karbonnya terputus dan kembali menjadi asam
oksaloasetat dengan 4 atom karbon. Asam oksaloasetat kemudian
akan bergabung dengan asetil-KoA lainnya untuk membentuk
asam sitrat. Molekul asam sitrat lalu mengalami oksidasi hingga
2 atom karbonnya terlepas dan membentuk asam oksaloasetat.
• Hal ini terjadi terus-menerus hingga membentuk siklus.
• Dua atom karbon yang terlepas pada reaksi oksidasi asam
oksaloasetat selanjutnya bergabung dengan atom oksigen
membentuk CO2 dan keluar dari tubuh.
• Siklus ini tentu saja tidak hanya menghasilkan karbon, tetapi
juga NADH, FADH2, dan ATP. Satu molekul asetil-KoA yang
masuk ke dalam siklus Krebs akan menghasilkan 3 molekul
NADH, 1 molekul FADH2, dan 1 ATP.
Secara lengkap proses siklus ini terjadi sebagai berikut ;

1. Pembentukan sitrat adalah proses awal yang terjadi dalam siklus


krebss. Dimana terjadi proses kondensasi asetil-KoA dengan
oksaloasetat yang akan membentuk sitrat dengan enzim sitrat
sintase.
2. Sitrat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan diubah
menjadi isositrat dengan bantuan enzim akonitase.
3. Enzim dehidrogenasi isositrat mampu mengubah isositrat
menjadi α-ketoglutarat dengan bantuan NADH. Dalam proses
reaksi ini juga terjadi pelepasan satu molekul karbon dioksida.
4. Alfa-ketoglutarat mengalami proses oksidasi sehingga akan
menghasilkan suksinil-KoA . Selama oksidasi ini,
NAD+ menerima elektron (reduksi) menjadi NADH + H +. Enzim
yang mengkatalisis reaksi ini adalah alpha-ketoglutarat
dehidrogenase.
5. Suksinil-KoA diubah menjadi suksinat. Energi yang dilepaskan
digunakan untuk mengubah guanosin difosfat (GDP) dan
fosforilasi (Pi) menjadi guanosin trifosfat (GTP). GTP ini
kemudian dapat digunakan untuk membuat ATP.
6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan dioksidasi
menjadi fumarat. Ketika oksidasi inilah, FAD akan menerima
elektron (reduksi) dan menjadi FADH2. Enzim suksinat
dehidrogenase mengkatalisis pemindahan dua hidrogen dari
suksinat.
7. Selanjutnya adalah proses hidrasi, proses ini menyebabkan
terjadinya penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon (C=C)
sehingga akan menghasilkan produk berupa malat
8. Malat kemudian dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat
dengan bantuan enzim malat dehidrogenase. Oksaloasetat inilah
yang akan menangkap asetil-KoA sehingga siklus krebs dapat terus
menerus terjadi. Hasil akhir dari tahap ini juga berupa NADH.
Hasil Siklus Krebs
jika seluruh proses pernapasan seluler ini dirangkum maka hasilnya
adalah:
• Glikolisis: 1 glukosa → 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH
• Dekarboksilasi oksidatif: 1 asam piruvat → 1 asetil-KoA + 1 NADH

Karena 1 glukosa menghasilkan 2 asam piruvat, maka dari tahap


dekarboksilasi oksidatif: 2 asam piruvat → 2 asetil-KoA + 2 NADH
• Siklus Krebs: 1 asetil KoA + 1 asam oksaloasetat → 1 asam sitrat +
3 NADH + 1 FADH2 + 1 ATP

Karena 1 glukosa menghasilkan 2 asam piruvat ,dan 2 asam piruvat


menghasilkan 2 asetil-KoA, maka dari tahap siklus Krebs:
• 2 asetil KoA + 2 asam oksaloasetat → 2 asam sitrat + 6 NADH + 2
FADH2 + 2 ATP
• Dari tiga tahap respirasi sel di atas, dapat disimpulkan bahwa satu
molekul glukosa dapat menghasilkan total 4 ATP, 10 NADH, dan 2
FADH2. Selanjutnya NADH dan FADH2 akan diteruskan ke
dalam tahap transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Satu
NADH dapat menghasilkan 3 molekul ATP sementara satu
molekul FADH2 dapat menghasilkan 2 molekul ATP
• sehingga total ATP yang diperoleh dari 1 molekul glukosa adalah:
     4 ATP
10 NADH = 30 ATP
2 FADH2=   4 ATP
total = 38 ATP
• Akan tetapi, jumlah 38 ATP ini hanya terjadi pada kondisi ideal,
yaitu ketika terdapat cukup oksigen dan sel bekerja dengan sangat
efisien. Faktanya, satu glukosa paling sering hanya menghasilkan
29-30 ATP saja.

Anda mungkin juga menyukai