Anda di halaman 1dari 21

ASKEP

KOMUNITAS TBC
Feby Andea Pricilia
2010038105008
Tinjauan Teoritis TB
A. Pengertian
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian
besar kuman tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat
menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008).
Kuman TBC menyebar melalui udara (batuk, tertawa dan bersin
dan melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat
mematikan kuman, akan tetapi kuman dapat hidup beberapa jam
dalam suhu kamar (Dep Kes RI 2010)
B. gejala
• Demam 40-41°c, serta ada batuk / batuk darah
• Sesak nafas dan nyeri dada
• Malaise, keringat malam
• Anoreksia, Penurunan berat badan
• Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
• Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi.
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan
darah tepi pada umumnya akan memperlihatkan adanya :
• 1) Anemia, terutama bila penyakit berjalan menahun
• 2) Leukositosis ringan dengan predominasi limfosit

b. Pemeriksaan sputum.
Pemeriksaan sputum / dahak sangat penting karena dengan di
ketemukannya kuman BTA diagnosis tuberculosis sudah dapat di
pastikan. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali yaitu: dahak sewaktu
datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua. Bila
didapatkan hasil dua kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA
positif. Bila satu positif, dua kali negatif maka pemeriksaan perlu
diulang kembali. Pada pemeriksaan ulang akan didapatkan satu kali
positif maka dikatakan mikroskopik BTA negatif.
c. Skin test (PPD, Mantoux) Hasil tes mantoux dibagi menjadi
dalam :
• 1) Indurasi 0-5 mm (diametenya) : mantoux negative
• 2) Indurasi 6-9 mm (diameternya) : hasil meragukan
• 3) Indurasi 10-15 mm (diameternya) : hasil mantoux positif
• 4) Indurasi lebih 16 mm (diameternya): hasil mantoux positif
kuat
• 5) Reaksi timbul 48-72 jam setelah injeksi antigen intra cutan,
berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit
yakni persenyawaan
• 6) Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan,
berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit
yakni persenyawaan antara antibody dan antigen tuberculin.
• d. Rontgen dada, menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-
paru bagian atas, timbunan kalsium dari lesi primer atau
penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan
perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area
fibrosa.
• e. Pemeriksaan histology / kultur jaringan, Positif bila terdapat
mikobakterium tuberkulosis.
• f. Biopsi jaringan paru, menampakkan adanya sel-sel yang
besar yang mengindikasikan terjadinya nekrosis.
• g. Pemeriksaan fungsi paru Turunnya kapasitas vital,
meningkatnya ruang fungsi, meningkatnya rasio residu udara
pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen
sebagai akibat infiltrasi parenkim / fibrosa, hilangnya jaringan
paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis).
Askep komunitas Teoritis
• Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah,
sekumpulan manusiayang saling bergaul, atau dengan istilah
lain saling berinteraksi.

• 1. pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial
ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu :
1. pengumpulan data
2. pengolahan data
3. analisis data
4. perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat
5. prioritas masalah.
1. Pengumpulan data
a.   Data Inti
• (1)   Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
• (2)   Data Demografi
• (3)   Vital Statistik
b.   Status Kesehatan Komunitas
• Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik antara lain: dari
angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan
komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan
lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit
kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah
ini :
• 1.   Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
• 2.   Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
• 3.   Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
• 4.   Riwayat penyakit keluarga
• 5.   Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
• c.       Data lingkungan fisik
• a)      Pemukiman
• b)      Sanitasi
• c)      Fasilitas
• d)     Batas – batas wilayah
• e)      Kondisi geografis
• f)       Pelayanan kesehatan dan sosial
2.      Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut:
1.      Klasifikasi data atau kategorisasi data
Cara mengkategorikan data :
a.       Karakteristik demografi
b.      Karakteristik geografi
c.       Karakteristik sosial ekonomi
d.      Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & Mc Farlene
1988. Community as  Client)
2.      Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3.      Tabulasi data
4.      Interpretasi data
3.      Analisa Data

• Tujuan analisis data :


• 1.      Menetapkan kebutuhan community
• 2.      Menetapkan kekuatan
• 3.      Mengidentifikasi pola respon community
• 4.      Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan
4.      Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

• Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan


dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus
dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.
Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak
mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan
prioritas masalah.
5.      Prioritas Masalah

• Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat


dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor
sebagai kriteria, diantaranya adalah :
• 1.      Perhatian masyarakat
• 2.      Prevalensi kejadian
• 3.      Berat ringannya masalah
• 4.      Kemungkinan masalah untuk diatasi
• 5.      Tersedianya sumber daya masyarakat
• 6.      Aspek politis
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
• Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
• Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi :
• Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
• Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
• Interaksi perilaku dan lingkungan
• Symptom atau gejala :
• Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
• Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Rencana Keperawatan
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
• Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian
• Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan
kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes)
adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong
untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau
kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperan
serta dalam pembangunan kesehatan di wilayahya.
3. Tahap pendidikan dan latihan
• Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
• Melakukan pengkajian
• Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
• Melatih kader
• Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
4. Tahap formasi dan kepemimpinan
lanjutan

5. Tahap koordinasi intersektoral


6. Tahap ahkir
Dengan melakukan supervise atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya
perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut :
• Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
• Demonstrasi pengolahan dan pemilihan yang baik
• Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
• Bekerja dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan.
• Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
Implementasi

Hal-hal yang yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksaan


kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah:
• Melaksanakan kerja sama lintas program dan linytas sektoral
dengan instansi terkait
• Mengikut sertakan partisipasi aktif individu, keluarga,
masyarakat dan kelompok dan kelompok masyarakat dalam
menghatasi masalah kesehatannya.
• Memanfaatkan potensi dan sumbar daya yang ada di
masyarakat
Evaluasi Keperawatan
Ada 4 dimensi yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan
penilaian ,yaitu :Daya guna ,hasil guna , kelayakan ,kecukupan.
Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam :
• Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan
• Perkembangan atau kemajuan proses
• Efensiensi biaya
• Efektifitas kerja
• Dampak : apakah status kesehatan meningkat/ menurun ,
dalam rangka waktu berapa?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai