Anda di halaman 1dari 18

Askep Kegawatan Pada Systim

Endokrin, Keto Asidosis


Diabetikum (KAD)
OLEH : KELOMPOK I
DIAN HANDAYANI : 2010038105003
BUCIVIONI : 2010038105001
ZHELDA RENALDI : 2010038105069
Pengertian KAD

Ketoasidosis diabetikum adalah kasus kedaruratan


endokrinologi yang disebabkan oleh defisiensi
insulin relatif atau absolut. Ketoasidosis Diabetikum
terjadi pada penderita IDDM (atau DM tipe I)
(Marilyn E. Dongoes,2000).
Kekacauan metabolik yg ditandai dg trias,
hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama
disebabkan oleh defisiensi insulin absolut dan relatif
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi
akut diabetes melitus yang ditandai dengan
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari
defisiensi berat insulin dan disertai gangguan
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang
paling serius pada diabetes ketergantungan insulin.
etiologi

1. Insulin kurang atau Penghentian insulin.


2. Keadaan sakit atau infeksi pada DM, contohnya :
pneumonia, kolestisitis, iskemia usus dan apendisitis.
3. Terdapat pada orang yang menderita diabetes oleh
adanya stresor yang meningkatkan kebutuhan akan
insulin
Manifestasi klinis dari KAD adalah
1. Hiperglikemia (>240 mg/dl)
2. Glukosuria berat.
3. Asidosis metabolik
4. Diuresis osmotik, dengan hasil akhir dehidrasi
dan penurunan elektrolit.
5. Hipotensi dan syok.
6. Koma atau penurunan kesadaran.
Komplikasi KAD

1. Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )


2. Kebutaan ( Retinopati Diabetik )
3. Syaraf ( Neuropati Diabetik )
4. Kelainan Jantung.
5. Hipoglikemia.
6. Impotensi
7. Hipertensi.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium :
Glukosa, natrium, kalium, darah lengkap, AGD,
Urinalisis, Kreatinin.
Penatalaksanaan

Prinsip terapi KAD adalah dengan mengatasi


dehidrasi, hiperglikemia, dan ketidakseimbangan
elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta
yang ada. Tujuan penatalaksanaan :
1. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan
(resusitasi dan rehidrasi),
2. Menghentikan ketogenesis (insulin),
3. Koreksi gangguan elektrolit,
4. Mencegah komplikasi,
5. Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.
Pencegahan

1. Menjamin agar jangan sampai terjadi defisiensi


insulin (tidak menghentikan pemberian insulin,
managemen insulin yang tepat di saat sakit.)
2. Menghindari strees
3. Menghindari puasa berkepanjangan
4. Mencegah dehidrasi
5. Mengobati infeksi secara adekuat
6. Melakukan pemantauan kadar gula darah/ keton
secara mandiri.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a) Identitas Pasien dan penanggung jawab
b) Pengkajian Primary Survei
 Airways
 Breathing
 Circulation
 Disability
c) Pengkajian Secondary Survey
lanjutan

d) Pengkajian Head to Toe


- Data subjektif
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit Sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
lanjutan
- Data objektif
a) Aktivitas / Istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas ego
d) Eliminasi
e) Makanan atau Cairan
f) Neurosensori
g) Nyeri/kenyamanan
h) Pernapasan
i) Keamanan
j) Seksualitas
k) Penyuluhan/pembelajaran
e) Pemeriksaan Diagnostik
 Glukosa darah : meningkat > 200 mg/dl atau lebih
 Aseton plasma : Positif secara mencolok
 As. Lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meninggkat
 Elektrolit : Na normal/menurun; K normal/meningkat semu
 Hemoglobin glikosilat : Meningkat 2-4 X normal
 Gas Darah Arteri : pH rendah, penurunan HCO (asidosis
3

metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik


 Trombosit darah : Ht mungkin meningkat, leukositosis,
hemokonsentrasi
 Ureum/creatinin : meningkat/normal
 Amilase darah : meningkat mengindikasikan pancreatitis akut
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

a) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan


penurunan kemampuan bernapas
b) Defisit volume cairan berhubungan dengan
pengeluaran cairan berlebihan (diuresis osmotic)
akibat hiperglikemia
c) Risiko tinggi terjadinya ganguan pertukaran gas
b/d peningkatan keasaman ( pH menurun) akibat
hiperglikemia, glukoneogenesis, lipolisis
3. Intervensi

a.  Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan


kemampuan bernapas
Kriteria Hasil :
– Pola nafas pasien kembali teratur.
– Respirasi rate pasien kembali normal.
– Pasien mudah untuk bernafas.
Intervensi:
1) Kaji status pernafasan dengan mendeteksi pulmonal.
2)  Berikan fisioterapi dada termasuk drainase postural.
3)  Penghisapan untuk pembuangan lendir.
4)  Identifikasi kemampuan dan berikan keyakinan dalam bernafas.
5)  Kolaborasi dalam pemberian therapi medis
b.  Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebihan (diuresis
osmotic) akibat hiperglikemia
Kriteria Hasil :
 TTV dalam batas normal
 Pulse perifer dapat teraba
 Turgor kulit dan capillary refill baik
 Keseimbangan urin output
 Kadar elektrolit normal
 GDS normal
Intervensi :
1)  Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan setiap jam
2)  Observasi kepatenan atau kelancaran infus
3)   Monitor TTV dan tingkat kesadaran tiap 15 menit, bila stabil lanjutkan untuk setiap
jam
4)   Observasi turgor kulit, selaput mukosa, akral, pengisian kapiler
5)   Monitor hasil pemeriksaan laboratorium : Hematokrit, BUN/Kreatinin, Osmolaritas
darah, Natrium, Kalium
6)   Monitor pemeriksaan EKG
7)   Monitor CVP (bila digunakan)
8)   Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam : Pemberian cairan parenteral,
Pemberian therapi insulin, Pemasangan kateter urine,

Anda mungkin juga menyukai