Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

FITRS ALUYA 019STYC18

HIKMAH NURUL 003STYC18

KHUSNUL CHATIMA 027STYC18

NIA MEDIAWATI 041STYC18

RIO SANJAYA 0STYC18

TEDI MAHENDRA E 059STYC18

TRIA RIZKI ANANDA 060STYC18

YULIA PASHA T

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MATARAM
2021
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Laporan penyuluhan ini telah dikoreksi dan disahkan oleh pembimbing akademik
pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Lahan

(Ni Wayan Kartini)

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Pencegahan Hipertensi

Sub Topik : Meningkatkan Pengetahuan Lansia Tentang Hipertensi

Sasaran : Masyarakat/Warga

Jumlah Peserta : 15 orang

Waktu : 60 menit

Hari/Tanggal : Kamis, 5 Agustus 2021

Tempat : Bintaro Jaya, Ampenan Utara

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Hipertensi merupakan penyakit yang banyak dijumpai dalam praktek klinik
sehari-hari. Menurut JNC VII, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥
140/90 mmHg. Prevalensi dunia memperkitakan terdapat 1 milyar individu
yang mengalami hipertensi. WHO juga mencatat terdapat kecenderungan
hipertensi merukapakan penyebab utama terjadinya 62 persen pada kasus
cerebrovascular disease dan 49 persen penyebab terjadinya Penyakit jantung
iskemik. Selain itu, hipertensi juga salah satu penyebab terjadinya penyakit
seperti stroke dan gagal ginjal bila tidak ditangani secara baik.
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kerusakan berbagai organ baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang
umum ditemui pada pasien hipertensi adalah hipertropi ventrikel kiri, angina
atau infark miokard, gagal jantung, stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit
arteri perifer dan retinopati. Untuk itulah pentingnya diagnosis dini serta
penatalaksanaan yang tepat untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang
akan terjadi atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang sedang terjadi.

2
Strategi penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi seperti
modifikasi gaya hidup dan diet dan terapi farmakologi untuk mencapai target
terapi hipertensi. Dalam penanganannya, diperlukan kerjasama antara tim
medis, pasien, serta keluarga dan lingkungan. Edukasi terhadap pasien dan
keluarga tentang penyakit dan komplikasi akan membantu memperbaiki hasil
pengobatan, serta diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup
penderita.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan warga mampu mengetahui
cara-cara pencegahan dan penanganan Hipertensi dan dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari- hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit warga mampu :
a. Menekan angka kejadian penyakit Hipertensi di wilayah tersebut
b. Mengetahui tindakan preventif dan kuratif dari penyakit Hipertensi

C. WAKTU DAN TEMPAT

a. Hari/tanggal : Kamis, 5 Agustus 2021


b. Pukul : 10.00 WITA - selesai
c. Tempat : Bintaro Jaya, Ampenan

D. MATERI

Terlampir

E. MEDIA DAN SUMBER BAHAN

Laptop dan Power Point

F. METODE

Ceramah dan Tanya jawab

3
G. ANGGOTA

Ketua : Rio Sanjaya


Sekertaris : Nia Mediawati
Bendahara : Khusnul Chatima
Devisi Acara :
1.Hikmah Nurul A
2. Fitra Aluya
Devisi Konsumsi :
1. Tria Rizki Ananda
2. Anggi Hapsari Putri
Devisi Kestari : Yulia Pasha T.
Devisi Perlengkapan :
1. Tedi Mahendra E
2. Rio Sanjaya
Devisi Humas :
1. Rio Sanjaya
2. Tedi Mahendra E.
Devisi Dokumentasi :
1. Yulia Pasha T
2. Nia Mediawati

H. MANFAAT PENYULUHAN

1. Mengetahui penjelasan mengenai penyakit Hipertensi


2. Mengetahui apa saja penyebab Hipertensi
3. Mengetahui apa saja tanda dan gejala yang di alami bagi seseorang yang
menderita Hipertensi
4. Mengetahui apa saja komplikasi penyakit Hipertensi
5. Mengetahui penanganan non farmakologi penyakit Hipertensi

4
I. SUSUNAN KEGIATAN
No. Acara Kegiatan Waktu

1. Pembukaan 1. Memberi salam 10 menit


2. Perkenalan
3. Menyampaikan pokok bahasan
4. Menjelaskan tujuan
2. Kegiatan inti Penyampaian materi : 30 menit
1. Pengertian Hipertensi
2. Apa penyebab dari penyakit
Hipertensi
3. Bagaimana tanda dan gejala dari
orang yang menderita penyakit
Hipertensi
4. Apa saja komplikasi penyakit
Hipertensi
5. Bagaimana cara penanganan non
farmokologi Hipertensi
3. Evaluasi/Tanya Jawab Lansia dapat menjelaskan kembali 15 menit
pengertian penyebab dan
penatalaksanaan penyakit hipertensi
4. Penutup Salam penutup 5 menit
45   60 Menit

J. EVALUASI

1. Menjelaskan kembali pengertian Hipertensi


2. Menjelaskan kembali penyebab Hipertensi
3. Menjelaskan kembali tanda dan gejala Hipertensi
4. Menjelaskan kembali komplikasi Hipertensi
5. Menjelaskan kembali penanganan Hipertensi

5
Lampiran : Materi

A. Pengertian Hipertensi
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Suzanne C. Smeltzer,
2001).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus
menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. (Aspiani, 2014)
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipertensi
merupakan keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg
sistolik dan sama atau melebihi 90 mmHg diastolik.

B. Penyebab terjadinya Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut (Aspiani, 2014) :
1. Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi
idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
a. Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini
tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang
memliki tekanan darah tinggi.

b. Jenis kelamin dan usia

6
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko
tinggi untuk mengalami hipertensi. Laki-laki dengan usia 50 tahun
apabila obesitas memilki resiko yang lebih tinggi untuk terkena
hipertensi dibandingkan dengan wanita dengan berat badan yang
sama.
c. Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh
penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam yang
dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah
garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang
seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan
menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang
dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh
darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah
didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah
meningkat.
d. Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal)
dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau
hipertensi.

e. Gaya hidup

7
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola
hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu
merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang
dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung
rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah
pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus
menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika
memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk 12
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil
dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari
komplikasi yang bisa terjadi.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas. hipertensi
sekunder disebabkan akibat adanya suatu penyakit atau kelainan yang
mendasari, seperti kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
tiroid (hipertiroid), stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal,
feokromositoma, hiperaldosteronism, dan sebagainya.

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan
gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi
tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala.
Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai
berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual muntah
4. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
5. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
6. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
7. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera

8
8. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.

D. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani,
2014)
1. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di
otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi.
2. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah
melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel,
kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi
ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi.
Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung
akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi.
Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan
tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi
ini disebut gagal jantung.
4. Ginjal yaitu tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui
aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.

9
E. Penanganan non farmakologi terhadap penyakit Hipertensi
Penatalaksanaan nonfarmakologis
Yakni dengan modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah
tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam cara memodifikasi gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014)
a. Diet rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan
darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam
dapat mengurangi stimulasi sistem renin- angiostensin sehingga
sangata berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat
pada dinding vaskular.
c. Diet kaya buah sayur.
d. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
e. Penurunan berat badan Mengatasi obesitas, pada sebagian orang
dengan cara menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah,
kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan voume
sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas
berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri.
Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs angat efektif untuk 18
menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu)
sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-
obatan perlu menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat
penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas mengandung
simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjadinya
eksaserbasi aritmia.

10
f. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung..
olahraga isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel,
vasoldilatasin perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga
teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan
kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis
akibat hipertensi.
g. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti
merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi
efek jangka oanjang hipertensi karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.


Jakarta: EGC.

Soeparman dkk. 2007.  Ilmu Penyakit Dalam  Ed 2. Jakarta: Penerbit FKUI.

ESH and ESC. 2013. ESH/ESC Guidelines For the Management Of Arterial
Hypertension. Journal Of hypertension 2013, vol 31, 1281-1357.

Mohammad Yogiantoro. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Hipertensi


Esensial. Perhipunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.

Aspiani, R.Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskuler: aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC.

Kodim Nasrin. 2003. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @


tempointeraktif.com.

11

Anda mungkin juga menyukai