Anda di halaman 1dari 11

ANGGARAN DASAR ( AD )

PENGURUS MASJID MARKAZ HAFIZH

MUKADDIMAH

“ Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian, serta tetap mendirikan Sholat, menunaikan Zakat dan tidak takut ( kepada siapapun )
selain kepada Allah, maka merekalah orang –orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk “.
( QS. At-Taubah, ayat 18 )

“ Dan ( diantara orang-orang munafik itu ) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudhratan ( pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah
antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan
Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah “ kami tidak menghendaki selain kebaikan “
Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta ( dalam sumpahnya )
( QS At-Taubah, ayat 107 )

BAB I

NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1
NAMA

Organisasi ini bernama “ Pengurus Masjid Markaz Hafizh “,

Pasal 2
WAKTU BERDIRI

“ Pengurus Masjid Markaz Hafizh “ baru berdiri pada tanggal 30 Juni 2021, untuk jangka waktu yang
lamanya tidak dapat ditentukan.

Pasal 3
TEMPAT KEDUDUKAN

“ Masjid Markaz Hafizh “ berkedudukan di Jalan Manuruki Raya Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan
Biringkanaya, Kota Makassar
.
BAB II
AZAS, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 4
AZAS
“ Masjid Markaz Hafizh “ berazaskan Islam, yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, sesuai
pemahaman Ahlusunnah Waljama’ah ( empat mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali ).

Pasal 5
TUJUAN

1. Mewujudkan dan membina masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu dan
beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada kepada Allah untuk mencapai keridhoan-Nya.
2. Menegakkan Tauhid dan menghidupkan Sunnah serta memupuk ukhuwah Islamiyah demi
terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diridhoi oleh Allah s.w.t.
3. Mendirikan dan memakmurkan masjid serta melaksanakan fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan
pembinaan ummat islam.

1
Pasal 6
USAHA

1. Membina keimanan ummat islam, agar berilmu dan bertaqwa dalam rangka mengabdi kepada Allah
s.w.t.
2. Menyelenggarakan kegiatan yang bernafaskan islam dibidang da’wah, sosial, ekonomi dan pendidikan
3. Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.

BAB III
FUNGSI DAN TUGAS
Pasal 7
FUNGSI

1. Sebagai Sarana pembinaan umat Islam, khususnya di Perum. Bumi Asy Syifa Daya Kelurahan
Sudiang Raya, Kecamatam Biringkanaya, Kota Makassar.
2. Menggali dan mengembangkan segala potensi yang ada pada jama’ah.
3. Membentengi Aqidah ummat islam berdasarkan Ahlusunnah Waljama’ah.

Pasal 8
TUGAS

1. Menjalin ukhuwah Islamiyah.


2. Menegakkan Syi’ar Islam.
3. Menghidupkan semangat musyawarah dan demokrasi.

BAB IV
KEANGGOTAAN DAN PENGURUS
Pasal 9
KEANGGOTAAN ( JAMA’AH )

1. Anggota ( Jama’ah ) Pengurus Masjid Markaz Hafizh adalah Ummat Islam yang bermukim di
Lingkungan Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar dan sekitarnya.
2. Setiap Anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama, namun berbeda dalam fungsinya, yang terdiri
atas :
a) Anggota Biasa
b) Anggota Struktural, yaitu Anggota yang terpilih dalam kepengurusan Masjid.

Pasal 10
PENGURUS

Pengurus adalah orang dan atau orang-orang yang dipilih dan diangkat oleh Anggota melalui Musyawarah
Umum atau Musyawarah Umum Luar Biasa.

Pasal 11
SUSUNAN ORGANISASI PENGURUS

1. Ketua Umum
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Devisi Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana/prasarana
6. Devisi Amil Zakat, Shodaqoh dan Wakaf ( Ziswaf )
7. Devisi Dakwah dan Pendidikan
8. Devisi Usaha dan Koperasi

2
BAB V
PERBENDAHARAAN ( KEUANGAN )
Pasal 12

Perbendaharaan ( keuangan ) diperoleh dari usaha-usaha dan sumbangan yang halal dan tidak mengikat.

BAB VI
PERMUSYAWARAHAN
Pasal 13

1. Hasil Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa adalah merupakan keputusan tertinggi
dalam memecahkan setiap permasalahan Masjid Markaz Hafizh.
2. Musayawarah hanya dapat dilakukan oleh keanggotaan Pengurus Markaz Hafizh
3. Musyawarah yang dimaksud pada Pasal 13 adalah :
a) Musyawarah Umum / Musayawarah Umum Luar Biasa
b) Musyawarah Kerja
c) Rapat-rapat Rutin dan Insidental

BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 14

1. Perubahan dan penambahan Anggaran Dasar ( AD ) dan Anggran Rumah Tangga ( ART ) dapat
dilakukan melalui Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa, yang dihadiri oleh
keanggotaan Struktural dan Anggota Biasa dengan persetujuan dari ⅔ ( dua per tiga ) dari Anggota
yang hadir.

2. Perubahan Anggaran Dasar ( AD ) dimuat dalam Amandemen tersendiri.

BAB VIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 15

Pembubaran organisasi hanya dilkukan oleh Musyawarah Umum dan disetujui oleh seluruh Anggota.

BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 16

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, selanjutnya akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga ( ART ) serta Peraturan atau ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
ini.

3
BAB X
PENUTUP
Pasal 17

1. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan pada Anggaran Dasar ini maka akan direvisi melalui
Amandemen dalam Musyawarah Umum.
2. Anggaran Dasar ini disahkan pada Musyawarah Umum, hari Sabtu tanggal enam belas bulan
Nopember tahun Dua ribu tiga belas.
3. Anggaran Dasar ini berlaku terhitung sejak tanggal disahkan dan ditetapkan.

Ditetapkan di : Makassar
Pada Tanggal : 03 Juli 2021

Pengurus Masjid Markaz Rumah Hafidz


Selaku :
Pemegang Mandat Penyusunan /Penetapan AD-ART Masjid Markaz Hafizh

KETUA SEKRETARIS

MUH. JAMAL B DEMMA HARIANSYAH

4
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PENGURUS MASJID MARKAZ HAFIZH

BAB I
PENDAHULUAN

Bahwa tujuan utama Kepengurusan Badan Kemakmuran Masjid (selanjutnya disebut BKM)
adalah sebagaimana dijelaskan dalam Bab II, Pasal (5) Anggaran Dasar, yaitu mewujudkan dan membina
masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. berilmu dan beramal shaleh dalam rangka
mengabdi kepada Allah untuk mencapai keridhoan-Nya.
Menegakkan tauhid dan menghidupkan sunnah serta memupuk ukhuwah islamiyah demi
terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diridhoi oleh Allah SWT.
Mendirikan dan memakmurkan masjid serta melaksanakn fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan
pembinaan ummat islam.
Untuk keberhasilan dan kelancaran program-program Pengurus, perlu disusun Anggaran Rumah
Tangga sebagai petunjuk pelaksanaan operasional yang akan dijadikan acuan (manual) bagi pelaksanaan
kegiatan, yang ditetapkan melalui Musyawarah Umum Jama’ah

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1
ANGGOTA

Anggota Masjid Markaz Hafizh adalah Jama’ah Masjid yang bertempat tinggal di Kelurahan Sudiang
Raya.
Pasal 2
HAK ANGGOTA

Anggota masjid mempunyai hak :


1. Memilih dan/atau dipilih dalam kepengurusan Masjid
2. Berpartisipasi aktif dengan memberikan pendapat dan saran demi kemajuan dan keberhasilan Program
Masjid.
Pasal 3
KEWAJIBAN ANGGOTA
Setiap Anggota wajib untuk :
1. Mentaati Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan/ Peraturan Organisasi.
2. Membela dan menjaga nama baik Organisasi.
3. Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan cara saling mengingatkan pada sesama Anggota untuk
menunaikan ajaran agama islam secara Kaffah.
4. Menghadiri dan mengikuti kegiatan ibadah, taklim, musyawarah, pertemuan, serta kegiatan-kegiatan
yang di Program Masjid sesuai dengan AD/ART.

BAB III
PEMBENTUKAN PENGURUS
Pasal 4
SYARAT UMUM SUSUNAN KEPENGURUSAN MASJID HAFIZH

1. Ketua Umum, dipilih dan ditetapkan berdasarkan Musyawarah Umum, yang dilaksanakan setiap 5
(lima) tahun sekali.
2. Masa kerja Ketua Umum dapat diperpendek atau diperpanjang sesuai dengan keputusan Musyawarah
Umum/ Musyawarah Umum Luar Biasa
3. Syarat umum menjadi Ketua Masjid harus diutamakan berasal dari Jama’ah atau Yayasan dan
memenuhi persyaratan Administrasi sebagai warga Kelurahan Sudiang Raya, lebih lanjut akan diatur
pada Tata Tertib Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa.
4. Ketua umum terpilih bersama Tim Formateur berhak melengkapi personalia Masjid (melengkapi
Struktur Organisasi) yang terdiri atas Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Devisi-Devisi dan Anggota-
anggotanya sesuai dengan kebutuhan organisasi, lebih lanjut akan diatur pada Tata Tertib Musyawarah
Umum / Musyawarah Luar Biasa.
5
5. Dalam melengkapi / menentukan personalia Masjid, Ketua terpilih hendaknya memperhatikan Saran
dan pertimbangan dari Pelindung ( Lurah ), Pembina ( RT/RW ) dan Pengarah ( unsur Tokoh-tokoh
Masyarakat ) dalam memilih pengurus yang bisa bekerjasama dengan Ketua Masjid.
6. Susunan Organisasi Pengurusan Masjid Markaz Hafizh terdiri dari :
 Pelindung
 Pembina
 Ketua
 Sekretaris
 Bendahara
 Ketua Devisi Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana/Prasarana
 Ketua Devisi Amil ZisWaf.
 Ketua Devisi Pendidikan dan Dakwah
 Ketua Devisi Usaha
Pasal 5

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

1. Susunan struktur organisasi yang terdiri atas Devisi-Devisi sebagaimana tersebut pada pasal (4) ayat
(6) diatas dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan organisasi.

2. Wewenang dan tanggungjawab,


a. Pelindung, adalah Lurah Sudiang Raya ( ex-oficio ) berwenang dan bertanggung jawab untuk
memberikan dukungan kepada Kepengurusan Masjid untuk melaksanakan Programnya,
memelihara hubungan dan menjaga keharmonisan antara Pemerintah, warga masyarakat dan
lembaga lainnya. Bersama-sama dengan Pembina dapat mengusulkan diadakan Musyawarah Luar
Biasa apabila dianggap perlu.
b. Pembina, adalah Kepala RW Kelurahan Sudiang Raya ( ex-oficio )
c. Pengarah, adalah unsur Tokoh-tokoh masyarakat, yang terdiri dari Ketua RT, Ustadz, Alim Ulama.
Anggotanya yang duduk sebagai pengurus Masjid minimal 2 (dua) orang atau maksimal 5 (lima)
orang. berwenang menampung dan mempertimbangkan masukan dari jama’ah masjid,
memberikan masukan dan pertimbangan kepada Pengurus Masjid.
Bersama-sama dengan Pembina dapat mengusulkan diadakan Musyawarah Luar Biasa apabila
dianggap perlu.
Pengarah bertanggung jawab terhadap keharmonisan hubungan antara jama’ah dengan Pengurus
Masjid
d. Ketua, beserta perangkat Organisasi dibawahnya wajib melaksanakan Garis-garis besar Program
Kerja Pengurus Masjid yang telah disetujui Musyawarah Umum / Musyawarah Luar Biasa.
Dalam melaksanakan tugasnya pengurus Masjid wajib mengacu kepada Aggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga .
Selama masa jabatannya, Ketua berhak Mengangkat / memberhentikan para pembantunya.
Ketua, berhak menerjemahkan Garis-garis besar rencana kerja kedalam bentuk Program kerja rutin
dan program kerja pembangunan yang tidak bertentangan dengan Garis-garis besar rencana kerja
yang ditetapkan Musyawarah / Musyawarah Luar Biasa.
e. Wakil Ketua, bertanggung jawab kepada Ketua, atas pendelegasian Ketua dapat menggantikan
peran Ketua apabila diperlukan
f. Sekretaris, bertanggungjawab kepada Ketua, membantu Ketua di bidang Administrasi
g. Bendahara, ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Ketua, membantu Ketua di bidang
Administrasi keuangan dan perbendaharaan.
h. Devisi-Devisi dan Anggota-anggotanya, bekerja membantu ketua dalam melaksanakan agenda
program kerja rutin atau program kerja pembangunan sesuai bidang masing-masing.

6
BAB IV
MUSYAWARAH
DAN PEMILIHAN PENGURUS

Pasal 6
MUSYAWARAH

1. Jenis musyawarah diatur sebagai berikut :


a) Musyawarah Umum / Musyawarah Luar Biasa
b) Musyawarah Kerja
c) Rapat-rapat Rutin / Insidentil
2. Tata Tertib Musyawarah Umum / Musyawarah Luar Biasa akan diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib
Musyawarah Umum / Musyawarah Luar Biasa.

Pasal 7
MUSYAWARAH UMUM

1. Musyawarah Umum Jama’ah atau Musyawarah Luar Biasa merupakan pemegang kedaulatan dan
kekuasaan tertinggi Organisasi.
2. Musyawarah Umum diadakan setiap 5 (lima) tahun dihadiri oleh :
a. Seluruh pengurus Masjid
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
c. Anggota Jama’ah yang diundang dengan kriteria keaktifan dalam memakmurkan masjid.
4. Dalam keadaan luar biasa, atas permintaan Pelindung ( Lurah ) dan Pembina ( RW ) Musyawarah
Umum dapat dipercepat sebelum masa jabatan selesai dengan menyelenggarakan Musyawarah Luar
Biasa. Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan bilamana :
a. Organisasi dalam kedaan darurat atau keadaan yang membahayakan persatuan, kesatuan dan
Ukhuwah Islamiyah dan atau keadaan lainnya yang membahayakan kelangsungan hidup
Organisasi.
b. Berada pada suatu kondisi dimana Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sudah tidak
relevan lagi untuk diterapkan sehingga diperlukan dan mendesak diadakan perubahan Anggaran
Dasar / Anggaran Rumah Tangga.
5. Musyawarah Umum / Musyawarah Luar Biasa dipimpin oleh seorang ketua dan satu orang sekretaris,
yang semuanya ditunjuk dari peserta Musyawarah Umum dan bersifat sementara ( Ad Hoc ).
6. Kewenangan Musyawarah Luar Biasa, sama kedudukan dengan Musyawarah Umum Jama’ah
7. Penundaan Musyawarah Umum :
a. Musyawarah Umum dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun atas permintaan Musyawarah kerja
Pengurus Masjid.
b. Apabila setelah ditunda selama 1 (satu) tahun ternyata tidak dapat dilaksanakan Musyawarah
Umum maka atas keputusan pelindung dan pembina dibentuk karateker dengan tugas
melaksanakan Musyawarah Umum.
8. Musyawarah Umum Jama’ah berwenang :
a. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga
b. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Masjid.
c. Menetapkan Garis-garis Besar Rencana Kerja Organisasi.
d. Memilih Ketua Umum Pengurus Masjid
e. Menetapkan hal-hal selain tersebut pasal 7 apabila dipandang perlu.

Pasal 8
MUSYAWARAH KERJA

1. Musyawarah Kerja Pengurus Masjid adalah forum koordinasi, evaluasi, konsultasi dan informasi
dalam rangka mengembangkan keterpaduan pelaksanaan program organisasi.
2. Musyawarah Kerja Pengurus Masjid diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (dua) tahun.
3. Musyawarah Kerja Pengurus Masjid dihadiri oleh :
a. Seluruh Pengurus.
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
4. Musyawarah Kerja dipimpin oleh Ketua Pengurus Masjid dan dapat didelegasikan

7
Pasal 9
RAPAT RUTIN DAN INSIDENTAL

1. Guna memelihara keutuhan, kebersamaan dan keterpaduan maka sekurang-kurangnya setiap 6 (enam)
bulan sekali dilaksanakan Rapat Rutin.
2. Rapat Rutin / Insidental dihadiri oleh seluruh pengurus Masjid.
3. Setiap Devisi menyiapkan materi sesuai dengan bidang dan fungsinya, sebelum pelaksanaan rapa rutin
/ insidental dimulai.
4. Rapat Rutin dipimpin oleh Ketua Pengurus Masjid atau yang mewakili.

BAB V
HAK SUARA DAN SAHNYA
MUSYAWARAH
Pasal 10
HAK SUARA

1. Yang mempunyai Hak Suara dalam Musyawarah Umum adalah:


a. Seluruh Pengurus ( Anggota Struktural )
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
c. Jama’ah Masjid ( Anggota Biasa ), yang diundang dengan kriteria keaktifannya dalam
memakmurkan masjid.
d. Perwakilan dari organisasi yang berafiliasi dengan Masjid Markazh seperti, Majelis Ta’lim.
2. Yang mempunyai Hak Suara dalam Musyawarah Kerja Pengurus Masjid adalah:
a. Seluruh Pengurus ( Anggota Struktural )
b. .Lurah dan Kepala Lingkungan
c. Perwakilan dari organisasi yang berafiliasi dengan Masjid Markaz Hafizh seperti, Majelis Ta’lim
3. Yang mempunyai Hak Suara dalam Rapat Rutin / Rapat Insidental adalah seluruh Pengurus Masjid.

Pasal 11
SAHNYA MUSYAWARAH UMUM, MUSYAWARAH
KERJA DAN MUSYAWARAH RUTIN BKM

1. Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja Pengurus Masjid dan Rapat-rapat Rutin / Insidental Pengurus
dinyatakan Sah apabila dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang berhak hadir/diundang.
2. Sidang-sidang Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja Pengurus dan Rapat Rutin/ Insidental
dinyatakan memenuhi forum apabila dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang
hadir/diundang.

Pasal 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Keputusan-keputusan Musyawarah sejauh mungkin diambil atas dasar Musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila Musyawarah dan mufakat sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini tidak
memungkinkan, maka sebagai jalan terakhir adalah pemungutan suara atas dasar suara terbanyak
( voting ).

Pasal 13
PEMILIHAN PENGURUS MASJID

1. Ketua Umum dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Umum Jama’ah.


2. Tata cara pemilihan ketua umum lebih lanjut diatur dalam tata tertib Musyawarah Umum / Musayarah
Umum Luar Biasa.
3. Wakil Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara dan Ketua Devisi-Devisi dan Anggota-anggotanya, dipilih
oleh Tim Formateur, lebih lanjut akan diatur dalam Tata Tertib Musayawarah Umum / Musyarah
Umum Luar Biasa.
4. Tim Formateur terdiri dari Ketua umum terpilih, Pelindung ( Lurah ), Pembina ( Ketua RT/RW ) dan
Pengarah ( perwakilan Tokoh-tokoh masyarakat ) dan 1 orang perwakilan pengurus periode
sebelumnya, lebih lanjut diatur dalam Tata Tertib Musayawarah Umum / Musayawarah Umum Luar
Biasa
5. Tim Formateur berjumlah paling sedikit 5 orang dan paling banyak 7 orang yang diatur lebih lanjut
dalam tata tertib musyawarah umum / musyawarah luar biasa.
8
Pasal 14
BERHENTI DARI KEPENGURUSAN
Pengurus / Anggota berhenti karena :

1. Permintaan sendiri, dengan permintaan tertulis.


2. Meninggal dunia
3. Selain sebab yang disebut pada ayat (1) dan (2) pasal ini.

BAB VI
KEUANGAN BKM
Pasal 15
SUMBER KEUANGAN DAN PENYIMPANAN DANA

1. Sumber Keuangan Pengurus Masjid diperoleh dari:


a. Zakat, Infaq, Shadaqoh, Wakaf (Ziswaf) dari Jama’ah dan di luar jama’ah
b. Sumber lainnya yang Sah menurut Syariah dan tidak mengikat
2. Penyimpanan Uang yang belum dimanfaatkan. Untuk keamanan dana (fisik uang) atas dana Pengurus
yang belum dimanfaatkan, wajib diamankan dengan disimpan di Bank atas nama Pengurus Masjid
Markaz Hafizh
Pasal 16
PENGGUNAAN KEUANGAN

1. Jenis Pengeluaran terdiri atas:


a. Pengeluaran Operasional terdiri dari pengeluaran untuk listrik, air, nafkah penjaga masjid, dan
lainnya yang tergolong pengeluaran Operasional.
b. Pengeluaran penyelenggaraaan kegiatan antara lain biaya transportasi imam/khatib dan
penceramah, biaya pengajian rutin/periodik, kegiatan hari besar Islam/penyelenggaraannya,
kegiatan bulan Ramadhan beserta kegiatan lain yang mendukungnya.
c. Pengeluaran santunan dan penyaluran dana kepada para mustahik seperti santunan anak yatim,
menyalurkan zakat baik dalam rangka program Pengurus maupun meneruskan amanah dari
muzakki.
d. Pengeluaran pembangunan dan pemeliharaan Masjid.

2. Otorisasi penggunaan uang berada ditangan Ketua Umum, dan wajib mengacu kepada
program/peruntukan dalam anggaran yang telah disepakati, baik program umum atau program khusus.
3. Penggunaan/penarikan uang yang tersimpan di bank harus ditanda tangani sekurang-kurangnya oleh
dua orang, yaitu Ketua dan Bendahara.

Pasal 17
PELAPORAN

1. Mingguan
Melaporkan posisi dana kas yang disampaikan kepada jama’ah dengan cara ditempel di papan
pengumuman masjid yang isinya memberitahukan mengenai saldo kas minggu lalu, penerimaan
/pengeluaran dalam minggu ini dan saldo akhir minggu ini.
2. Bulanan
Membuat laporan posisi keuangan setiap akhir bulan.
3. Tahunan
Melaporkan penerimaan dan pengeluaran ditujukan kepada Pelindung, Pembina dan ditempel di papan
pengumuman masjid berisi mutasi keuangan selama satu tahun dengan penjelasan
a. Saldo uang awal periode baik tunai maupun yang ada di bank.
b. Penerimaan, yang disajikan dalam kelompok berdasarkan sumber penerimaan yaitu penerimaan
Zakat, Infak, Sadaqah, Wakaf, fidyah dan lain-lain.
c. Pengeluaran berdasarkan kelompok penggunaan yaitu pengeluaran Operasional, pengeluaran
kegiatan, pengeluaran santunan atau penyaluran berdasarkan amanah seperti Zakat, Santunan
Yatim piatu, pengeluaran pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana ibadah dan
pengeluaran lainnya.
d. Saldo dana milik Pengurus dalam bentuk tunai maupun dana yang ada di bank pada akhir periode.

9
4. Akhir Masa Bhakti
Pelaporan akan disampaikan pada Musyawarah Umum/Musyawarah Luar Biasa, bentuk format
laporan sama seperti pada ayat (3) pasal ini, namun dengan mutasi selama periode masa jabatan
kepengurusan Pengurus Masjid.

Pasal 18
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

1. Pendapatan yang diperoleh dan Belanja yang dipergunakan harus diumumkan melalui Papan informasi
yang dipajang setiap saat di dalam dan di luar Masjid.
2. Buku Kas / Perbendaharaan serta seluruh dokumen/transaksi pendukungnya harus tercatat dan
tersimpan dengan baik oleh Pengurus.
3. Keuangan / Perbendaharaan harus dapat diaudit oleh pihak yang berkompeten kapan diperlukan.

Pasal 19
SANKSI-SANKSI

Apabila terjadi dugaan penyimpangan terhadap pengelolaan keuangan, yang secara sah dan meyakinkan
maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat dapat dikenakan sanksi-sanksi antara lain :
1. Sanksi Sosial :
a) Diberi peringatan lisan oleh Anggota dan Peringatan Tertulis oleh Pelindung ( Lurah ) serta
Pembina ( Ketua RT/RW ).
b) Apabila 3 x ( tiga kali ) telah diberi peringatan tertulis oleh Pelindung ( Lurah ) dan Pembina
( RT/RW ), namun pengurus tidak juga memberi laporan pertanggung jawabannya, maka
Pelindung bersama dengan Pembina dapat menggagas Musyawarah Luar Biasa, untuk
memberhentikan Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat.

2. Sanksi Hukum :
a) Pelindung ( Lurah ) bersama-sama dengan Pembina ( Ketua RT/RW ) berhak memerintahkan
Auditor ( Akuntan ) untuk mengaudit serta menginvestigasi segala perbuatan penyalah gunaan
yang dilakukan Pengurus Masjid.
b) Apabila Tim Auditor ( Akuntan ) menemukan bukti-bukti secara sah dan meyakinkan atas
penyalah gunaan keuangan organisasi Pengurus, maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat
harus diproses melalui jalur hukum dan dituntut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.

BAB VII
GARIS BESAR RENCANA KERJA DAN PROGRAM KERJA
Pasal 20

1. Pengurus Masjid Markaz Hafizh meliputi bidang-bidang:


a. Pembinaan dan peningkatan Ibadah.
b. Pembangunan/pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana Masjid
c. Peningkatan upaya pengerahan Ziswaf ( Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf ).
d. Bidang lainnya yang diputuskan dalam Musyawarah Umum Jama’ah.
2. Program kerja Pengurus pada ayat (1) diatas harus mengacu pada Program Kerja Yayasan MRQ yang
diputuskan dalam Musyawarah Umum / Musyawarah Luar Biasa.
3. Program kerja Pengurus adalah merupakan penjabaran dari hasil Musyawarah Umum/Musyawarah
Luar Biasa.

10
BAB VIII
IDENTITAS DAN LAMBANG
Pasal 21
IDENTITAS ( ALAMAT )

Pengurus Masjid Markaz Hafizh berkedudukan Jalan Manuruki Raya Kelurahan Sudiang Raya,
Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Pasal 22
LAMBANG

Lambang “ MASJID MARKAZ HAFIZH“ akan diatur tersendiri dalam Keputusan Pengurus Masjid
Markaz Hafizh
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 23

1. Bagi Badan Otonomi Pengurus Masjid Markaz Hafizh yang memerlukan pengaturan organisasi
tersendiri sebagai kelengkapan untuk kelancaran roda organisasi dapat menyusun peraturan organisasi
sepanjang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan Pengurus Masjid Markaz Hafizh.

2. Badan Otonomi yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah :
a. Majlis Ta’lim dalam lingkungan masjid
b. Badan otonomi lainnya yang dibentuk oleh Pengurus Masjid melalui Musyawarah Umum Jama’ah
atau melalui Musyawarah Kerja
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24

1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan saling melengkapi dengan
Anggaran Dasar.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam peraturan-peraturan
organisasi.
3. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah dalam Musyawarah
Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa.

Pasal 25

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Makassar
Pada Tanggal : 03 Juli 2021

PENGURUS MASJID MARKAZ HAFIDZ


Selaku :
Pemegang Mandat Penyusunan /Penetapan AD-ART Pengurus Masjid Markaz Hafizh

KETUA SEKRETARIS

MUH.JAMAL B DEMMA HARIANSYAH

11

Anda mungkin juga menyukai