Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia Nya kami bisa diberi kesehatan. Alhmadulillah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Laporan mengenai upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja ini berisi
hal hal yang berkaitan tentang bagaimana meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Ekonomi. Dalam
mengerjakan Laporan ini, Alhamdulillah penulis dapat mengerjakan dengan lancar
walaupun ada sedikit masalah, dalam mencari bahan pembahasan dan dalam
menyusun bahan bahan tersebut.Tetapi karena dengan niat penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
Ibu Tita
penulis berterima kasih kepada Ibu Tita yang telah membimbing penulis agar
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik
Penulis
1|Page
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
PENDAHULUAN....................................................................................................................3
Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja..........................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................5
PROGRAM PENDIDIKAN...........................................................................................................5
I. Pembenahan di Bidang Pendidikan: Penguatan kurikulum...............................................5
II. Peningkatan kualitas pengajar (Guru/Dosen)...................................................................7
III. Peningkatan peran Pemerintah di bidang Pendidikan dan dunia kerja...........................8
BAB II............................................................................................................................................9
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA................................................................9
I. Pengembang sumber daya manusia Indonesia.................................................................9
II. Konsep Pembangunan SDM............................................................................................9
III. SDM dalam Konteks Pembangunan Nasional................................................................9
Sumber Daya Manusia Indonesia Di Sektor Agraris..............................................................10
BAB III.........................................................................................................................................11
PENGEMBANGAN KARYAWAN...............................................................................................11
I. Pengertian pelatihan dan pengembangan.......................................................................11
...........................................................................................................................................12
II. Jenis pelatihan dan pengembangan...............................................................................12
III. Tahapan proses pelatihan dan pengembangan.............................................................13
IV. Tujuan pelatihan dan pengembangan...........................................................................13
...........................................................................................................................................14
V. Manfaat pelatihan dan pengembangan.........................................................................14
VI. Kelemahan pelatihan dan pengembangan....................................................................15
VII. Teknik-teknik pelatihan dan pengembangan...............................................................15
BAB IV.........................................................................................................................................16
PENINGKATAN JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA............................................................16
I. Pemberian Jaminan Asuransi...........................................................................................16
2|Page
II. Asuransi Kesehatan........................................................................................................16
III. Asuransi Medis..............................................................................................................16
IV. Perawatan Yang Diatur..................................................................................................17
V. Jenis kesehatan Lain seperti...........................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................19
3|Page
PENDAHULUAN
Dalam rangka mengantisipasi upaya daya saing, masalah alih teknologi menjadi
wancana penting, Kebijakan alih teknologi harus sejalan dengan strategi bisnis yang
telah di tetapkan yang ditujukan untuk mendapat keunggulan bersaing yang dapat
dipertahankan dan dapat memperkuat posisi terhadap konsumen atau mengalokasikan
sumber daya.
Ketiga hal tersebut di atas dinilai sangat dibutuhkan dalam rangka merumuskan dan
menerapkan alih teknologi yang akan efektif jika SDM yang tersedia memenuhi kualitas
yang layak dan berada dalam situasi kondusif untuk mengmbangkan dirinya.
4|Page
Usaha meningkatkan produktivitas dan kualitas tenaga kerja (SDM) perusahaan dapat
disatukan dengan berbagai program pemerintah sebagai berikut.
1. Menyiapkan tenaga ahli dan terampil dengan menyiapkan pendidikan formal bagi
penduduk. Contoh melalui investasi-investasi:
a. Wajib belajar Sembilan tahun,
b. Mendirikan sekolah Menengah dan Kejuruan
c. Merintis pendidikan kewirausahaan diperguruan tinggi dengan menyelenggarakan
program studi kewirausahaan sebagai mata kuliah sebab kemajuan suatu Negara lebih
banyak ditentukan oleh kwantitas dan kwalitas pengusahanya dari pada oleh faktor-
faktor lain seperti kekayaan alam
2. Menyiapkan tenaga kerja yang mampu bekerja keras dan produktif dengan
meningkatkan kesehatan melalui perbaikan gizi penduduk, memberikan jaminan social
yang memadai dan menjamin kesehatan yang baik
3. Mengadakan latihan-latihan atau job training bagi tenaga-tenaga kerja agar
memiliki kemampuan kerja yang baik, melalui diklat-diklat, penataran, kursus-kursus
atau loka karya
4. Mengadakan penelitian-penelitian untuk memberikan keteranpilan kepada tenaga
kerja yang sedang mencari pekerjaan agar dapat mengisi lowongan pekerjaan sesuai
dengan permintaan pasar tenaga kerja. Melalui kursus-kursus keterampilan, baik yang
dilakukan oleh pemerintah seperti Balai Latihan Kerja (BLK) maupun kursus-kursus
keterampilan yang dilakukan oleh masyarakat seperti, kursus computer, mengetik,
kursus akuntansi, dll. Melalui pelatihan di BLK calon-calon tenaga kerja maupun
memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh dunia usaha atau dapat menciptakan
kesempatan kerja baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
5. Pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negri untuk memperluas ilmu
pengetahuan dan keterampilan serta
BAB I
PROGRAM PENDIDIKAN
I. Pembenahan di Bidang Pendidikan: Penguatan kurikulum
Kualitas tenaga kerja sudah tentu sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang
mereka terima, khususnya saat berada di bangku SMA/sederajatdan dan di bangku
perkuliahan. Dan berbicara soal pendidikan berarti kita harus berbicara mengenai
kurikulum. Kurikulum, berdasarkan data dari beberapa sumber, dapat diartikan sebagai
perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada para peserta pelajaran dalam suatu periode atau jenjang
pendidikan. Dengan kata lain, di dalam kurikulum termuat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dengan demikian kurikulum bisa dikatakan sebagai kendaraan
5|Page
dalam mencapai tujuan dan menjalankan fungsi pendidikan itu sendiri. Berjalannya
fungsi dan tercapainya tujuan pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang sedang
diterapkan. Dalam kaitannya dengan kompetensi tenaga kerja, kurikulum dituntut dapat
menghasilkan pribadi-pribadi yang berkualitas, mandiri dan berkarakter. Dan untuk
memenuhi tuntutan itulah kurikulum selalu dievaluasi. Evaluasi yang sering berujung
pada pembaharuan kurikulum ini bertujuan agar kurikulum yang ada sesuai dengan
perkembangan zaman dan dapat memenuhi tuntutan lapangan atau dunia kerja. Dan hal
ini terjadi di setiap negara. Di Indonesia sendiri pergantian kurikulum sudah terjadi
beberapa kali, mulai dari Kurikulum Rentjana Pembelajaran (1947) hingga Kurikulum
2013 yang rencananya akan diterapkan mulai tahun ajaran baru nanti.
Pergantian kurikulum, walau sudah terjadi beberapa kali ternyata belum mampu
menjawab kebutuhan akan tenaga kerja yang berkualitas, mandiri, dan berkarakter.
Banyak lulusan SMA bahkan pendidikan tinggi yang terpaksa menunggu waktu yang
cukup lama untuk mendapatkan pekerjaan (menganggur). Seperti yang telah
disampaikan sebelumnya, tidak terserapnya para lulusan tersebut merupakan gambaran
dari pendidikan yang mereka dapatkan. Dan untuk itulah perbaikan di bidang
pendidikan, melalui kurikulum, tentunya sangat mendesak. Untuk itu kurikulum yang
ada seharusnya dibenahi agar semakin dapat menjawab tuntutan perkembangan jaman.
Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a. Pengadaan dan Peningkatan jumlah jam Magang di SMA, SMK dan Perguruan
Tinggi
Mata pelajaran ataupun mata kuliah yang bersifat praktik sangatlah penting. Pelajaran
yang hanya berkutat di dalam kelas hanya akan menciptakan lulusan yang teoritis.
Akibatnya mereka tidak leluasa menerapkan apa yang telah mereka dapatkan di sekolah
maupun di kampus. Untuk itulah pengadaan ataupun penambahan mata kuliah bersifat
praktik lapangan,atau yang lebih dikenal dengan istilah magang, perlu dilakukan. Mata
pelajaran ataupun mata kuliah magang mampu memberikan gambaran tentang dunia
kerja yang sebenarnya bagi mereka. Dengan praktik magang para siswa juga bisa
merasakan secara langsung tentang sudah seberapa baik kompetensi yang mereka miliki
dan kompetensi apa yang harus ditingkatkan dan kembangkan untuk dapat meraih
pekerjaan yang mereka cita-citakan.
. Contohnya, bagi siswa yang suka menulis bisa saja mengikuti magang di media
cetak. Bagi siswa yang suka memasak bisa memilih restauran sebagai tempat untuk
mengasah keahlian memasaknya.
Bagi para siswa SMK maupun mahasiswa yang memang memiliki jam
praktikum banyak (seperti mahasiswa teknik misalnya), tentu akan lebih baik jika
mata kuliah praktikum maupun magang ditambah. Hal ini tentu akan lebih
mematangkan mereka
b. Mata pelajaran muatan lokal yang disesuaikan dengan ciri/karakteristik daerah (untuk
SMA)
6|Page
Indonesia merupakan negara yang sangat luas. Dari Sabang sampai Merauke
terbentang berbagai macam potensi alam. Dengan kondisi alam seperti ini bisa
dipastikan bahwa hampir setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Ada
daerah yang subur dan cocok menjadi kawasan pertanian, ada daerah yang memiliki
pantai yang indah dan kaya akan hasil lautnya, ada juga daerah yang masyarakatnya
selalu kental dengan nilai-nilai kehidupan budaya mereka, dan sebagainya. Untuk
itulah keberadaan kurikulum pendidikan yang ada pada saat ini harus memberikan
ruang bagi mata pelajaran muatan lokal yang sesuai dengan karakter daerah
masing-masing. Misalnya suatu daerah yang kaya akan alam dan sangat cocok
dijadikan daerah wisata, para siswa SMA di daerah tersebut perlu diberikan mata
pelajaran Pariwisata atau English for Tourism.
Mata pelajaran muatan lokal tentu akan membuat para siswa lebih paham dan
lebih siap untuk berkarya di daerah setelah mereka lulus nantinya. Selain itu hal ini
juga mencegah mereka “lari” untuk bekerja dan berkarya ke kota-kota lain (besar).
Indonesia memiliki visi dan misi untuk menjadi negara maju pada tahun 2030
nanti. Salah satu indikator negara maju adalah jumlah wirausahawan di negara
tersebut. Mentri Kordinator Bidang Perekenomian, Hatta Radjasa, menyatakan
bahwa angka yang ideal untuk jumlah wirausahawan di negara maju adalah 5
persen dari jumlah penduduknya. Angka ini masih jauh jumlah wirausahawan
Indonesia yang ada pada saat ini, yaitu 1,56 persen. Ini artinya, dari 240 juta jiwa
penduduk Indonesia, diperlukan 3,5% atau 8,4 juta wirausahawan baru untuk
menghantarkan Indonesia sebagai negara maju.
Masalah minimnya jumlah wirausahawan ini harus mampu dijawab dan diatasi
oleh kurikulum. Untuk itulah mata pelajaran ataupun mata kuliah kewirausahaan
harus diberikan. Pemberian mata pelajaran ini akan membuka mata hati mereka
tentang mitos-mitos yang tidak benar sama sekali. Mitos-mitos tersebut antara lain
(1) bahwa PNS merupakan satu-satunya pekerjaan yang menjanjikan, (2) bahwa
dokter, pilot merupakan pekerjaan yang paling bergengsi, (3) hanya mereka yang
berasal dari suku tertentu yang cocok jadi wirausahawan, dsb. Berprofesi sebagai
wirausahawan sebenarnya menjanjikan dan juga mulia. Dan sebenarnya siapapun
bisa jadi wirausahawan yang sukses asal mereka serius, pintar membaca peluang
dan selalu tekun dalam menjalankan usahanya.
d. Pendidikan karakter
7|Page
sekolah, dan (4) membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan
orang tua peserta didik dan juga masyrakat luas.
Pendidikan merupakan unsur yang sangat vital dalam mencapai semua visi dan
misi negara. Oleh karena itu, Pemerintah sebagai perpanjangan tangan negara,
diharapkan memainkan peran yang signifikan dalam peningkatan kualitas
pendidikan. Pemerintah, melalui berbagai institusinya (khususnya Kemdiknas),
harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang berkualitas, mandiri, jujur, dan
bertanggung jawab dalam memasuki dunia kerja. Untuk mencapai hal ini maka ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah.
a. Penataan pendidikan yang adil, merata, dan mengarah pada kebutuhan dunia
kerja
8|Page
b. Menggalakkan dan Mendirikan lebih banyak SMK yang sesuai dengan
kebutuhan daerah
d. Membangun data center yang mewadahi para pencari kerja dan pencari pekerja
Dari penjelasan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kualitas
pendidikan merupakan unsur yang terpenting dalam proses pembangunan suatu bangsa.
Pendidikan sangat vital peranannya. Ibarat membangun sebuah gedung tinggi,
pendidikan merupakan pondasi dasar yang mampu membuat gedung tersebut berdiri
tegak, kokoh dan megah. Kuat atau tidaknya suatu pondasi bangunan juga akan
menentukan mungkin atau tidaknya gedung tersebut ditinggikan lagi.
BAB II
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
I. Pengembang sumber daya manusia Indonesia
adalah bagian dari proses dan tujuan dalam pembangunan nasional Indonesia. Oleh
karena itu, pikiran-pikiran pembangunan yang berkembang di Indonesia dewasa ini
sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang makin kuat akan tidaknya terhindarnya
keikutsertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung itu.
Diharapkan proses ini membawa keuntungan dan mendorong proses pembangunan
nasional.[1] Hal yang ingin dicegah adalah bahwa bangsa Indonesia hanyut tanpa kendali
dalam arus globalisasi itu dan tenggelam didalamnya, dan bahwa proses globalisasi
akan berwujud proses dehumanisasi.[1] Pada waktu yang bersamaan, bangsa Indonesia
9|Page
juga menghadapi tantangan untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang
telah lebih dahulu maju. Oleh karena itu, pembangunan bangsa yang maju dan mandiri,
untuk mewujudkan kesejahteraan, mengharuskan dikembangkannya konsep
pembangunan yang bertumpu pada manusia dan masyrakatnya.[1] Atas dasar itu untuk
mencapai tujuan pembangunan yang demikian, titik berat pembangunan diletakkan pada
bidang ekonomi dengan kualitas sumber daya manusia.[1]
Kebijaksanaan ini merupakan kebijaksanaan yang bersifat lintas sektoral serta menjadi
dasar keterpaduan kebijaksanaan dan program yang bersifat sektoral.[3] Secara
operasional upaya peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui berbagai sektor
pembangunan, antara lain sektor pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial,
kependudukan, tenaga kerja, dan sektor-sektor pembangunan lainnya.[3]
10 | P a g e
organisasi kemasyarakatan lainnya didorong untuk lebih partisipatif dalam berbagai
upaya peningkatan kualitas SDM.[3]
Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), baik manusia sebagai insan
maupun sebagai sumber daya pembangunan terasa semakin penting dalam rangka
mewujudkan struktur perkonomian yang kokoh, mandiri dan andal sebagai usaha
bersama atas asas kekeluargaan dan berdasarkan demokrasi ekonomi.[4] Ciri
perekenomian yang diharapkan adalah semakin meningkatnya kemakmuran rakyat
melalui tercapainya tingkat pertumbuhan yang tinggi dan tercapainya stabilitas nasional
yang mantap.[4] Untuk mewujudkan cita-cita tersebut,berbagai upaya perbaikan di sektor
pertanian harus dikerahkan.[4] Menyadari besarnya jumlah penduduk Indonesia yang
hidup dan bergantung pada sektor pertanian, upaya-upaya perbaikan disektor ini
menjadi titik sentral guna mewujudkan pertnian yang tangguh.[4] Strategi pembangunan
pertanian harus mampu memecahkan kendala-kendala yang masih dihadapi dan salah
satu permasalahan yang sangat perlu diperhatikan adalah masalah SDM pertanian.[4]
Peranan SDM dalam pembangunan nasional begitu pentingnya lebih-lebih apabila
dikaitkan dengan motto pembangunan yang demokratis,"pembangunan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat".[5] Data empiiris menunjukkan kekayaan sumber daya alam
(SDA) suatu negara diimbangi dengan kualitas yang memadai tidak akan menghasilkan
pembangunan yang memadai pula.[5] Sebaliknya tidak demikian.[5] Suatu negara yang
memiliki SDM yang tinggi dalam kemampuan kerja samanya, manajemen dan
kewirausahaan walaupun SDA yang dimiliki relatif rendah akan dapat memiliki daya
saing nasional dan tingkat kemakmuran yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
SDA yang berlimpah tapi memiliki SDM yang relatif rendah kualitasnya.[5]
BAB III
PENGEMBANGAN KARYAWAN
11 | P a g e
kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan. Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja
pendidikan mungkin sudah memenuhi syarat administarasi pada pekerjaanya, tapi
secara aktüal para pekerja pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi
perkembangan pendidikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya.
Hal ini yang mendorong pihak instansi pendidikan untuk memfasilitasi atau
memiasililatori pelatihan dan pengembangan karir para tenaga kerja pendidikan guna
mendapatkan hasil kinerja yang balk, etèktif dan efisien.
Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah training and
development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan yang
bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan pengembangan.
Hal ini sebagal upaya untuk mempersiapkan para tenaga kerja pendidikan untuk
menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum menguasainya. Management
thought yang dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja membutuhkan latihan kerja
yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk rnenghindari kemungkinan terburuk dalam
kemampuan dan tanggungjawab bekerja, sehingga dalam menyelesaikan tugas jabatan
lebih efektif dan efIsien sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam instansi
pendidikan biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak
didukung dengan pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya
upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir.
Dengan melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan,
meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya. Dalarn kaitannya dengan tema iin,
pemakalah mencoba dengan menyajiKan point-point penting yang ada kaitannya
dengan pelatihan dai pengembangan sebagai berikut: Pengertian, tujuan, jenis-jenisnya,
tahapan-tahapannya, tekniknya, manfaat dan kelemahannya.
.
I. Pengertian pelatihan dan pengembangan.
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga
keraPengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul
tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi,
lembaga atau instansi pendidikan,
.
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM
organisasi yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab
individu yang bersangkutan saat ini ( current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai
dan suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau
fungsi saat ini.
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahhan individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan
yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih
luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang
mungkin terrjadi tanpa direncanakan(unplened change) atau perubahan yang
direncanakan (planed change). (Syafaruddin:200 1:2 17).
lstilah pelatihan dan pengembangan merujuk pada struktur total dan program di
dalam dan luar pekerjaan karvawan yang dimanfaatkan perusahaan dalam
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, utamanya untuk kinerja pekerjaan dan
12 | P a g e
promosi karir. Biasanya pelatihan merujuk pada pengembangan ketrampilan bekerja
(vocational) yang dapat digunakan dengan segera. (Sjafri :2003: 135).
.
13 | P a g e
a. Penilaian kebtuhan perusahaan.
b. Penilaian kebutuhan tugas.
c. Penilaian kebutuhan karyawan.
2. Perumusan tujuan pelatihan.
Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input, output, outcome,
dan impact dan pelatihan itu sendiri.
3. Prinsip-prinsf p pelatihan.
a. partisipasi
b. pendalaman
c. relevansi
d. pengalihan
e. umpan balik
f. suasana nyaman
g. memiliki kriteria
4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan.
a. Pelatihan instruksi pekerjaan
b. Perputaran pekerjaan
c. Magang dan pelatihan
d. Kuliah dan presentasi
e. Permainan peran dan pemodelan perilaku
f. Studi kasus
g. Simulasi
h. Studi mandiri dan pembelajaran program
i. Pelatihan laboratorium
j. Pembelajaran aksi
.
IV. Tujuan pelatihan dan pengembangan
Tujuan diselenggarakan peltihan dan pengembangan kerja menurut
(Simamora:2006:276) diaeahkan untuk membekali, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan
kesejahteraan. Adapun tujuan-tujuannya sebagai berikut:
1. Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan
karena kekurangan keterampilan merupakan calon utama pelatihan, kendatipun tidak
dapat memecahkan semua masalah kinerja yang efektif, progaram pelatihan dan
pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam meminimalkan masalah ini.
2. Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui
pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi baru
secara efektif. Perubahan teknologi pada gilirannya, berarti bahwa pekerjaan senantiasa
berubah dan keahlian serta kemampuan karyawan haruslah dimuktahirkan melalui
pelatihan, sehingga kemajuan teknologi dapat diintgrasikan dalam organisasi secara
sukses.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam pekerjaan.
Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai keahlian dan kemampuan yang
dibutukan untuk menjadi ”job comotent” yaitu mencapai output dan standar mutu yang
diharapkan.
14 | P a g e
4. Membantu memecahkan msalah orperasional. Para manejer harus mencapai tujuan
mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya: kelangkaan sumberdaya
finansial dan sumberdaya teknologis manusia (human tecnilogical resourse), dan
kelimpahan masalah keuangan, manusia dan teknologis.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan
memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis.
Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten dengan kebijakan
sumberdaya manusia untuk promosi dari dalam: pelatihan adalah unsur kunci dalam
sistem pengembangan karir. Dengan secara berkesinambungan mengembangkan dan
mempromosikan semberdaya manusianya melalui pelatihan, manejer dapat menikmati
karyawan yang berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa
penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan mengorientasikan
para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar.
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar manejer adalah
berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru dipekerjaannya. Pelatihan
dan pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan aktivitas-
aktivitas yang menghasilkan efektifitas organisasional yang lebih besar dan
meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.
.
15 | P a g e
2. Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen
mereka.
3. Sebuah teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi,
dengan keberhasilan yang sama.
4. Kinerja partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
5. Informasi biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
6. Ketidakadaan atau kurangnya dukungan manajemen.
7. Peran utama penyelia/atasan tidak diakui.
8. Pelatihan bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja
yang dapat diveifikasi.
9. Sedikit atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
.
VII. Teknik-teknik pelatihan dan pengembangan
Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk meningkatkan
perestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja.
Ada dua kategor pokok program pelatihan dan pengembangan manajemen.
faktor-faktor berikut:
1. Efektivitas biaya.
2. Isi program yang dikehendaki
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas
4. Preferensi dan kemampuan peserta
5. Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih
6. Prinsip-prinsip belajar
Teknik-teknik on the job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan.
Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang pelatih
yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa
digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut:
1. Rotasi jabatan
2. Latihan instruksi pekerjaan
3. Magang (apprenticeships)
4. Coaching
5. Penugasan sementara
Teknik-teknik off the job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima
representasi tiruan (articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya
seperti dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi (penyajian)
informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada
para peserta. Metode yang bisa digunakan adalah:
1. Metode studi kasus
2. Kuliah
3. Studi sendiri
4. Program computer
5. Komperensi
6. Presentasi
16 | P a g e
karyawan-karyawan yang berkemampuan dan berkulitas dalam bekerja, sehingga dapat
diberikan tanggungjawab lebih besar
BAB IV
PENINGKATAN JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
I. Pemberian Jaminan Asuransi
Resiko financial yang dihadapi oleh karyawan dan keluarga mereka dapat disebar atau
dibervarifikasi melalui lembaga asuransi. Apabila resiko yang ditanggung tersebut benar
– benar terjadi, maka perusahan asuransi akan memberikan jaminan atau pertanggungan
kepada pekerja sesuai dengan jumlah polis ang telah disepakati. Jaminan asuransi yang
dapat diberikan kepada karyawan antara lain :
Asuransi Keseahtan dapat berbentuk asuransi kesehatan umum, asuransi mata, asuransi
gigi, dan asuransi kesehatan mental. Asuransi akan menanggung biaya – biaya tersebut
sampai dengan jumlah tertentu. Hal ini akan memberikan rasa aman bagai karyawan
karena mereka tidak perlu mengeluarkan dana secara penuh untuk proses penyembuhan.
Premi yang dibayar perusahaan kepada perusahaan asuransi dipotong dari gaji karyawan
setiap bulan dengan persentase tertentu.
Asuransi medis membayar berupa biaya untuk pengobatan, kecelakaan, dan biaya rawat
inap di rumah sakit sampai pada batasan atau besarnya polis.Sebagai tambahan,
kebanyakan polis berisi daftar jaminan. Daftar ini menetapkan penyakit, kecelakaan,
atau biaya opname yang ditanggung dan berapa biaya yang akan dibayar. Sebaliknya
penanggung setuju untuk membayar semua atau sebagian biaya yang dikeluarkan
(tergantung kesepakantan antarperusahaan dengan asuransi).
17 | P a g e
V. Jenis kesehatan Lain seperti
· Asuransi penglihatan
Perawatan mata yang mencakup pengujian dan kacamata adalah suatu jenis jaminan
yang sedang berkembang.
· gigi,
Polis asuransi gigi lingkupnya cenderung menjadi kecil. Di samping sudah dikurangi
oleh ketentuan asuransi perusahaan
· kesehatan mental
Jaminan asuransi kesehatan mental adalah untuk membayar psikiater oleh penyuluhan
(konseling). Walaupun kebanyakan polis mempunyai batas khusus, kelihatannya ini
cenderung akan menjadi asuransi kesehatan mental yang diadakan oleh perusahaan
Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa berbeda dengan asuransi kesehatan, dimana asuransi jiwa hanya
menganggung diri pribadi karyawan. Pemberian asuransi jiwa akan dapat memberikan
rasa aman bagi pekerja dalam bentuk proteksi polis kepada keluarga karyawan apabila
terjadi kecelakan kerja yang dapat menghilangkan nyawa karyawan atau karyawan
mengalami cacat permanent sehingga tidak dapat bekerja secara permanent
18 | P a g e
Apabila karyawan mengalami ketidak mampuan fisik atau mental sehingga tidak dapat
bekerja secara penuh, secara ekonomis perusahaan tidak mungkin membiayai karyawan
yang tidak produktif. Oleh karena itu, perusahan mengikutsertakan karyawan dalam
program asuransi
19 | P a g e
PENUTUP
Demikian Makalah yang bisa kami sampaikan. Kami menyadari dalam penyampaian
makalah ini banyak kekurangan dikarenakan kurangnya pengalaman dan sumber yang
mendukung. Untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
Ibu/Bapak agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya untuk kami sendiri.
20 | P a g e