Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL KARYA TULIS ILMIAH DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada artikel ilmiah pertama, penelitian dilakukan oleh Johar Tatag

Septiawan pada tahun 2019. Peneliti melaksanakan penelitian di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Wherdha Pasuruan. Peneliti melakukan terapi relaksasi otot

progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi selama

3 hari berturut-turut . Peneliti mendapatkan data dengan melakukan pengukuran

tekanan darah menggunakan stetoskop, Sphygmomanometer dan observasi

(pengamatan).

Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah terlebih dahulu

menggunakan sphygmomanometer dan relaksasi otot progresif pada lansia

dilakukan 3 kali selama 3 hari berturut-turut dengan frekuensi 1 kali sehari durasi

waktu 20-30 menit.

Setelah dilakukan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan

darah dengan jumlah responden sebanyak 28 responden , menunjukkan bahwa

yang mengalami tekanan darah normal sebanyak 3 lansia (11%), prehipertensi

sebanyak 13 lansia (46%), hipertensi stadium 1 sebanyak 10 lansia (36%) dan

hipertensi stadium 2 sebanyak 2 lansia (7%). (Indra, dkk 2018)

Sedangkan pada artikel ilmiah kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sri

Mulyati Rahayu, Nur Intan Hayati dan Sandra Lantika Asih pada tahun 2020.

Peneliti melaksanakan teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi selama 2 minggu berturut-turut. Peneliti mendapatkan

data melalui observasi.

Peneliti melakukan relaksasi otot progresif yang diberikan pada lansia

dengan menegangkan dan melemaskan otot-otot dari kelompok otot wajah hingga

kaki, selama 20 menit dilakukan seminggu 3 kali pagi dan sore hari dalam waktu

2 minggu secara berturut-turut. Kegiatan dilakukan bersama-sama di Puskesmas

dengan tujuan tekanan darah pada lansia dapat menurun. Setelah peneliti

melakukan relaksasi otot progresif yang diberikan pada lansia, hasil yang

ditemukan bahwa dari 22 responden hampir setengahnya (55%) atau sebanyak 12

lansia memiliki tekanan darah hipertensi stadium 1 dan tidak ada lansia yang

berada di hipertensi stadium 2. (Sri, dkk 2020).

Adapun perbedaan antara peneliti pertama yang dilakukan oleh Indra

Hizkia P, Ance Siallagan, dan Mega Tresna Hulu pada tahun 2018 dengan peneliti

kedua yang dilakukan oleh Sri Mulyati Rahayu, Nur Intan Hayati dan Sandra

Lantika Asih pada tahun 2020 dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut :

Penggunaan Obat Antihipertensi Setelah Pemberian Teknik Relaksasi


Otot Progresif
Jurnal 1 Jurnal 2
Tidak Iya

Penelitian pada artikel ilmiah pertama menggunakan responden tanpa

pemakaian obat antihipertensi. Sedangkan penelitian pada artikel ilmiah kedua,

responden tetap diberikan obat antihipertensi yang dimakan setelah melakukan

teknik relaksasi otot progresif.


Dist r i b u si Resp o n d en Ber d asa r k a n K l a si fi k a si Tek an an
Dar a h S eb el u m P emb er i an Rela k sasi O t o t P r o g r esif
Jurnal 1 Jurnal 2

16

14

12

5
3
0

Norm al P r e H i p er t en si H i p er t en si H i p er t en si
St adi um 1 St ad i u m 2

Dari grafik diatas, pada artikel ilmiah pertama didapatkan data tekanan

darah sebelum melakukan teknik relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa dari

28 responden sebanyak 16 lansia (57%) berada dikategori hipertensi stadium 1

dan 12 lansia (43%) berada dikategori hipertensi stadium 2. Sedangkan pada

artikel ilmiah kedua didapatkan data tekanan darah sebelum melakukan teknik

relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 3 lansia

(14%) berada dikategori prehipertensi, 14 lansia (64%) berada dikategori

hipertensi stadium 1 dan 5 lansia (22%) berada di hipertensi stadium 2.


Di st r i b u si Resp o n d en b er d a sa r k a n k l a si fi k asi t ek a n a n d a r a h
sesu d a h p emb er ia n r el ak sa si o t o t p r o g r esi f
Jurnal 1 Jurnal 2

13

12
10
9
3

2
1

0
Norm al P r e H i p er t en si H i p er t en si S t ad i u m H i p er t en si S t ad i u m
1 2

Dari grafik diatas, pada artikel pertama didapatkan data tekanan darah

sesudah melakukan teknik relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa dari 28

responden sebanyak 3 lansia (11%) berada dikategori normal, 13 lansia (46%)

berada dikatori pre hipertensi, 10 lansia (36%) berada dikategori hipertensi

stadium 1 dan 2 lansia (7%) berada dikategori hipertensi stadium 2. Sedangkan

pada artikel kedua didapatkan data tekanan darah sesudah melakukan teknik

relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa dari 22 responden (100%) sebanyak

1 lansia (4%) berada dikategori normal, 9 lansia (41%) berada dikategori

prehipertensi, 12 lansia (55%) berada dikategori hipertensi stadium 1 dan tidak

ada lansia yang berada hipertensi stadium 2.


B. Pembahasan

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan hipertensi adalah usia . Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang seluruh respondennya pada kedua artikel

ilmiah penelitian ini merupakan lansia. Pada sistem kardiovaskuler lansia katup

jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding aorta menurun, tekanan

darah meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer yang meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indra Hizkia P, Ance Siallagan, dan

Mega Tresna Hulu pada tahun 2018 bahwa hasil dari teknik relaksasi otot

progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi terjadi

perubahan tekanan darah responden sebelum dan setelah pemberian relaksasi otot

progresif. Pada penelitian ini ditemukan adanya penurunan tekanan darah pada

lansia. Penurunan tekanan darah ini terjadi karena dalam kondisi relaks, tubuh

akan mengalami fase istirahat. Pada saat itulah, tubuh akan mengaktifkan sistem

saraf parasimpatetis. Bekerjanya saraf parasimpatetis menyebabkan terjadinya

penurunan detak jantung, laju pernafasan dan tekanan darah. Teori ini sejalan

dengan hasil penelitian yang didapatkan setelah dilakukan relaksasi otot progresif

menunjukkan bahwa dari 28 responden , sebanyak 3 orang mengalami tekanan

darah normal, prehipertensi sebanyak 13 orang, hipertensi stadium 1 sebanyak 10

orang dan hipertensi stadium 2 sebanyak 2 orang. (Indra, dkk 2018)

Pada hasil penelitian artikel ilmiah kedua yang dilakukan oleh Sri Mulyati

Rahayu, Nur Intan Hayati dan Sandra Lantika Asih pada tahun 2020, didapatkan

hasil bahwa teknik relaksasi otot progresif berpengaruh terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Menurunnya tekanan darah bisa saja

disebabkan karena efek obat antihipertensi yang diberikan setelah melakukan


relaksasi otot progresif, namun menurut asumsi peneliti lebih efektif jika diberikan

terapi relaksasi otot progresif. Setelah melakukan relaksasi otot progresif para

lansia merasakan perasaan bahagia dan merasa tubuhnya kembali bugar, perasaan

bahagia yang didapat tentunya juga akan merangsang zat-zat seperti serotonin

(sebagai vasodilator pembuluh darah) dan hormon endorphin yang bisa

memperbaiki tekanan darah lebih lancar dan berkontribusi pada penurunan

tekanan darah. Teori ini sejalan dengan hasil penelitian yang didapatkan setelah

dilakukan relaksasi otot progresif menunjukkan bahwa dari 22 responden,

sebanyak 1 orang mengalami tekanan darah normal, prehipertensi sebanyak 9

orang, hipertensi stadium 1 sebanyak 12 orang dan tidak ada lansia yang berada di

hipertensi stadium 2.

Berdasarkan fakta dan teori yang ada, pandangan penulis tentang teknik

relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi dapat dilaksanakan sesuai teori dengan cara mengikuti langkah-langkah

teknik relaksasi otot progresif . Jika latihan relaksasi otot progresif ini dilakukan

dengan teratur dan serius akan dapat menurunkan peningkatan tekanan darah serta

otot-otot yang tegang menjadi relaks.

C. Keterbatasan

Keterbatasan yang didapatkan oleh peneliti dalam penelitian studi literatur

dengan menggunakan pendekatan studi literatur yaitu tidak adanya responden,

sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam melanjutkan penulisan dan juga

tidak dapat melakukan secara murni, hanya berfokus pada jurnal yang sudah

diteliti serta panduan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai