PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia atau yang sering disebut lansia merupakan kelompok usia yang
mengakibatkan semua sistem dan fungsi mengalami penurunan. Salah satu fungsi
peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010,
menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan dapat diperkirakan akan terus
meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%). Peningkatan jumlah
penduduk lansia di masa depan dapat membawa dampak positif maupun negatif.
Akan berdampak positif apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif,
dan produktif. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk lansia akan menjadi beban
2017).
Berdasarkan rekomendasi Join National Committee dalam The Eighth Report
High Blood Pressure menyatakan bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan
suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang ≥140 mmHg (sistolik) dan/atau ≥ 90
Hipertensi menjadi Silent Killer karena pada sebagian besar kasus tidak
menunjukkan gejala apa pun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan
serangan jantung yang menjadikan penderita meninggal. Bahkan sakit kepala yang
sering menjadi indikator hipertensi tidak terjadi pada beberapa orang atau dianggap
keluhan ringan yang akan sembuh dengan sendirinya (Nurahmani, Ulfa ; hal 4 , 2017)
kronis tidak menular yang dialami pada kelompok usia dewasa, yaitu sebesar 26,5%.
yaitu prevalensi hipertensi pada kelompok usia 55-64 tahun sebesar 45,9%; usia 65-
74 tahun sebesar 57,6%; dan kelompok usia >75 tahun sebesar 63,8% (Kemenkes RI,
2013).
Hal yang sama juga terjadi di Provinsi Riau. Laporan Riskesdas tahun 2013
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada usia dewasa di Provinsi Riau sebesar
bertambahnya usia. Di Provinsi Riau, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 55-
64 tahun sebesar 45,6%; kelompok usia 65-74 tahun sebesar 61,8%; dan kelompok
usia 75 tahun ke atas sebesar 72,5% (Kemenkes RI, 2013 dalam Reni Zulfitri, 2019).
Organisasi Kesehatan dunia ( World Health Organization / WHO )
mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total
penduduk dunia. Dari jumlah penderita tersebut, hanya kurang dari seperlima yang
melakukan upaya pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki (Pusat Data dan
hingga 15,2 juta jiwa pada tahun 2016. Hasil Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa
penderita hipertensi mengalami peningkatan dari tahun 2013 yaitu 25,8% menjadi
34,1% pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2018). Provinsi Riau merupakan 20 besar
Pada prinsipnya ada dua macam terapi yang bisa dilakukan untuk mengobati
penyakit hipertensi, yaitu terapi farmakologis dengan menggunakan obat dan terapi
sederhana dan teknik relaksasi otot yang mana kedua terapi tersebut dapat
menghasilkan manfaat terapi seperti detak jantung yang tenang , menurunkan tekanan
darah dan menurunkan tingkat hormon stress (Jain, 2011 dalam Annisa, 2016).
memiliki banyak manfaat salah satunya adalah mampu menurunkan tekanan darah.
Relaksasi otot progresif tidak memerlukan imaginasi maupun sugesti, dengan kata
lain relaksasi ini dilakukan dengan cara memusatkan fikiran pada aktivitas otot-otot
saat ekstensi maupun relaksasi dengan tujuan untuk menghasilkan perasaan yang
pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah dimana
148,50 mmHg dan tekanan darah diastolik rerata sebesar 94,41 mmHg dan setelah
Berdasarkan hasil penelitian Damanik & Ziraluo (2018) desain yang digunakan
dalam jurnal ini adalah Quasi Experiement dan instrument yang digunakan yaitu one
rata-rata tekanan darah sistolik sebelum 160,61 / 96,22 mmHg. Setelah diberikan
terapi relaksasi otot progresif rata-rata tekanan darah sistolik menurun menjadi
94,17 / 94,17 mmHg. Hasil uji statistik didapatkan p value pada tekanan darah
sistolikik adalah p=0,000 <p value dan p value pada tekanan darah diastolik adalah
p=0,000 <p value, artinya ada pengaruh penurunan darah pada sistolik dan diastole
sebelum dan sesudah terapi relaksasi otot progresifpada penderita hipertensi di RSU
IMELDA.
adanya pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah
eksperimen rata-ratanya adalah 163,06 mmHg dan tekanan darah diastolik rata-rata
sebesar 101,46 mmHg, sedangkan kelompok kontrol rata-ratanya adalah sebesar
167,40 mmHg dan tekanan darah diastolik rata-rata sebesar 96,86 mmHg. dan
rata-ratanya adalah 161,00 mmHg dan tekanan darah diastolik rata-rata sebesar 99,33
mmHg, sedangkan kelompok kontrol rata-ratanya adalah sebesar 168,60 mmHg dan
tentang “Studi Literatur : Efektivitas Terapi Relaksasi Otot Progresif pada Penderita
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat
non farmakologi dalam mengontrol tekanan darah pada hipertensi lanjut usia.
3. Penulis
komplikasi dan mengontol tekanan darah pada penderita hipertensi lanjut usia.