Anda di halaman 1dari 41

Laporan Tugas Akhir

UPAYA PENINGKATKAN CAKUPAN PENDATAAN DAN


SKRINING ANAK SEKOLAH DI PUSKESMAS PAKJO
KOTA PALEMBANG

Oleh:
Novi Putri Dwi Iriani, S.Ked
71 2019 076

Pembimbing:
dr. Achmad Ridwan MO, M.Sc

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN


KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir


Upaya Peningkatan Cakupan Pendataan dan Skrining Anak Sekolah di
Puskesmas Pakjo Kota Palembang

Oleh:
Novi Putri Dwi Iriani, S. Ked
71 2019 076

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.

Palembang, Mei 2021

Menyetujui
Dokter Pembimbing Lapangan

dr. Achmad Ridwan MO, M.Sc

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Upaya Peningkatkan Cakupan Pendataan dan Skrining Anak Sekolah di
Puskesmas Pakjo Kota Palembang”, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Achmad Ridwan MO, M.Sc Selaku Pembimbing dokter muda di
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
2. Dinas Kesehatan Kota Palembang yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Puskesmas Pakjo.
Tulisan ini belum sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati,
Saya mengharapkan adanya kritik dan saran dari para dokter.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan memberkahi kita semua.

Palembang, Mei 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................. 2
1.3.1. Tujuan Umum............................................................. 2
1.3.2. Tujuan Khusus............................................................ 2
1.4. Manfaat Penulisan................................................................ 3
1.4.1. Bagi Mahasiswa......................................................... 3
1.4.2. Bagi Puskesmas.......................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5


2.1 Definisi Usaha Kesehatan Sekolah ..................................... 5
2.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah ...................................... 5
2.3 Ruang Lingkup Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah ...... 6
2.4 Pelayanan Kesehatan .......................................................... 7
2.5 Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP).............................. 11

BAB III. PROFIL PUSKESMAS PAKJO PALEMBANG .................... 17


BAB IV. PEMBAHASAN .......................................................................... 24
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 34

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/ Madrasah (UKS/M), terlihat dan tercermin pada perilaku hidup
bersih dan sehat serta meningkatnya derajat kesehatan peserta didik
khususnya dan masyarakat sekolah pada umumnya. Hal ini merupakan
dampak yang diharapkan dari terlaksananya pembinaan dan pengembangan
program UKS/M disemua satuan pendidikan mulai dari tingkat TK/RA,
SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA. Program peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi peserta didik perlu dilakukan sedini
mungkin secara terpadu, terencana, terarah dan terkordinasi dari 4 (empat)
Kementerian terkait mulai dari tingkat pusat sampai daerah serta melibatkan
kerjasama dengan stakeholder.1
Pentingnya pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada masa
pandemi Covid - 19 sebagai penguatan manajemen sekolah dalam
mencegah penyakit yang menjadi tantangan kesehatan global di berbagai
negara. Sekolah menyediakan tempat yang penting untuk pendidikan
kesehatan warga sekolah, dimana guru dalam mata pelajaran tertentu bisa
mengintegrasikan dan memperkenalkan tanaman obat keluarga (TOGA)
sebagai peran kesehatan dengan mengintegrasikan kesehatan seperti: mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), pendidikan jasmani (Olah raga),
dan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan.2
Dalam masa pandemic Covid-19 pelaksanakan pelayanan kesehatan
dalam usaha kesehatan sekolah di Puskesmas Pakjo Palembang tidak
terlaksana sehingga perlu dilakukan analisis apa saja yang menjadi penyebab
maasalah tersebut dan upaya apa saja yang dapat dilakukan di wilayah kerja

5
Puskesmas Pakjo Kota Palembang. Oleh sebab itu, penulis tertarik
mengangkat topik kini sebagai tugas akhir Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Kota Palembang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana upaya meningkatkan cakupan Skrining Anak Sekolah di
Puskesmas Pakjo Kota Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Tujuan Umum
Mengetahui masalah-masalah yang menyebabkan belum tercapainya target
cakupan Skrining Anak Sekolah di Puskesmas Pakjo Kota Palembang.

b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi penyebab-penyebab masalah tidak tercapainya target
cakupan Skrining Anak Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Pakjo
Kota Palembang dengan metode fish bone.
2. Mengidentifikasi akar penyebab masalah dengan menggunakan
metode USG di Puskesmas Pakjo Kota Palembang.
3. Membuat alternative penyelesaian masalah prioritas rendahnya
cakupan Skrining Anak Sekolah di Puskesmas Pakjo Kota Palembang.
4. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk meningkatkan
cakupan Skrining Anak Sekolah di Puskesmas Pakjo Kota Palembang.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pengalaman dalam mencari penyebab dan cara
pencapaian target cakupan Skrining Anak Sekolah di Puskesmas
Pakjo Kota Palembang.

6
2. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ada.
3. Memahami cara penyusunan Rencana Usulan kegiatan (RUK)
khususnya untuk meningkatkan cakupan Skrining Anak Sekolah di
Puskesmas Pakjo Kota Palembang.

2. Manfaat Bagi Puskesmas


Sebagai bahan kajian bagi Puskesmas dalam penentu kebijakan dalam
meningkatkan cakupan Skrining Anak Sekolah di tahun yang akan datang.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan suatu usaha untuk
membina dan meningkatkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada anak
didik yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integratif) melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah.
UKS bertujuan unutk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.
Kegiatan UKS melalui Trias UKS yang meliputi pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat. Hal-hal
tersebut didukung oleh faktor-faktor pengetahuan, sikap, sumber, dan
tercantum dalam kerangka kerja kesehatan sekolah yang dicetuskan dalam
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu pendekatan holistic berbasis
pengaturan untuk mempromosikan kesehatan dan pencapaian pendidikan di
sekolah yang terdiri dari tiga elemen berikut: sebagai masukan ke kurikulum,
perubahan pada etos atau lingkungan sekolah, keterlibatan dengan keluarga
atau komunitas (Langford et al., 2014).3

2.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


a. Tujuan Umum
1) Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah bertujuan untuk membina dan
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap satuan
pendidikan
2) Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah dapat membantu meningkatkan
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik yang tercermin
dalam kehidupan perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan

8
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal.

b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan sikap dan keterampilan untuk melaksanakan pola
hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha
peningkatan kesehatan;
2) Meningkatkan hidup bersih dan sehat baik dalam bentuk fisik,
nonfisik, mental maupun sosial;
3) Bebas dari pengaruh dan pengunaan obat-obat terlarang dan
berbahaya seperti narkoba, rokok, minuman keras, alkohol dan zat
adiktif lainya;
4) Meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik, sehingga dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal.
5) Memiliki sikap, keyakinan, daya tangkal bahwa perbuatan yang
harus dihindari adalah bahaya rokok, kenakalan remaja, kehamilan
diluar nikah, HIV/AIDS, narkoba, kecacingan, anemia, dan hepatitis
B.

2.3 Ruang Lingkup Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Ruang lingkup UKS/M yang tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah (disebut Trias UKS) meliputi:
a. Pendidikan Kesehatan, dimaksudkan adalah meningkatkan pengetahuan,
perilaku, sikap, dan keterampilan hidup bersih. Pembudayaan pola hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pelayanan Kesehatan, dimaksudkan antara lain immunisasi, screening
kesehatan, pemeriksaan dan perawatan gigi serta mulut, PHBS, tes
kebugaran jasmani, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pemberian
tablet tambah darah, kecacingan, Tanaman Obat Keluarga, kantin sehat,
keamanan makanan jajanan anak sekolah dan gizi, pertolongan pertama

9
pada kecelakaan (P3K) dan pertolongan pertama pada penyakit (P3P),
pemulihan pasca sakit, dan rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit.
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, dimaksudkan adalah pelaksanaan
7K (Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan, Ketertiban, Keamanan,
Kerindangan, dan Kekeluargaan). Pemeliharaan lingkungan sehat yaitu
bebas dari narkoba, psikotropika, asap rokok, pornografi, kekerasan dan
perundungan (bullying) pada anak, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan
Trias UKS, perlu dipersiapkan dengan baik tentang perencanaan,
ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana, penelitian, pengembangan dan
manajemen, komitmen, koordinasi yang baik serta kerjasama dari semua
pihak, baik lembaga pemerintah maupun swasta.

2.4 Pelayanan Kesehatan


1. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif)
yang dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya. Adapun
kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
a. Peningkatan kesehatan promotif dilaksanakan melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan;
b. Pencegahan preventif dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya
tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan
kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul
penyakit;
c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan
melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal;
d. Membuat area promosi kesehatan di sekolah.
2. Tujuan Pelayanan Kesehatan Tujuan pelayanan kesehatan adalah :

10
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup bersih dan sehat;
b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan cacat;
c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit, kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan
peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.
3. Tempat Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan terhadap peserta didik dilakukan :
a. Di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa penyuluhan dan
latihan keterampilan, antara lain:
 Dokter kecil;
 Kader Kesehatan Remaja;
 Saka Bakti Husada;
 Palang Merah Remaja dan lain lain.
b. Di Puskesmas dan instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai
kebutuhan.
4. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan
sebagai berikut:
1) Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah perlu
didelegasikan kepada guru, setelah guru ditatar dan kader UKS/M
dibimbing oleh petugas Puskesmas. Kegiatan tersebut adalah
kegiatan peningkatan (promotif), pecegahan (preventif), dan
dilakukan pertolongan pertama, pengobatan sederhana pada
waktu terjadi kecelakaan atau penyakit sehingga selain menjadi
kegiatan pelayanan, juga menjadi kegiatan pendidikan;
2) Sebagian lagi kegiatan pelayanan kesehatan hanya boleh
dilakukan oleh petugas Puskesmas dan dilaksanakan sesuai

11
dengan waktu yang telah direncanakan secara terpadu (antara
Kepala Sekolah dan Petugas Puskesmas).
b. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
c. Bagi peserta didik yang dirujuk dari sekolah khusus untuk kasus yang
tidak dapat diatasi oleh sekolah. Untuk itu perlu diadakan kesepakatan
dalam rapat perencanaan tentang pembiayaan peserta didik yang
dirujuk ke Puskesmas. Sekolah sebaiknya mengupayakan dana
UKS/M untuk pembiayaan yang diperlukan agar masalah pembiayaan
tidak menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan. Untuk ini
setiap peserta didik harus memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat
pelayanan kesehatan. Tugas dan fungsi Puskesmas dalam UKS/M
adalah pelaksana dan pembina mencakup:
1) Memberikan pencegahan terhadap suatu penyakit dengan
imunisasi dan lainnya yang dianggap perlu;
2) Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang
berhubungan dengan peserta didik (Kepala Sekolah, guru, orang
tua/Komite Sekolah, peserta didik dan lain-lain);
3) Memberikan bimbingan teknis medis kepada Warga Sekolah
dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah;
4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan
UKS pada khususnya kepada Kepala Sekolah, guru, kader
UKS/M dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta
dalam pelaksanaan UKS/M;
5) Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS/M dan kader
UKS/M (Dokter Kecil dan Kader Kesehatan Remaja);
6) Melakukan penjaringan (tes kesegaran jasmani untuk siswa) dan
pemeriksaan berkala serta rujukan terhadap kasus-kasus tertentu
yang memerlukannya;
7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling;

12
8) Menginformasikan kepada warga sekolah tentang derajat
kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara
peningkatannya;
9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina UKS/M
setempat meliputi segala kegiatan pembinaan kesehatan dan
permasalahan yang dialami;
10) Membina kantin sekolah sehat;

11) Perlu pembinaan bagi pedagang kaki lima dan penjaja


makanan yang ada di sekitar sekolah.
d. Peserta Didik yang Perlu Dirujuk Adapun peserta didik yang perlu
dirujuk adalah:
1) Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran,
dan bila masih memungkinkan segera disuruh pulang dengan
membawa surat pengantar dan buku/kartu rujukan agar dibawa
orang tuanya ke sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk.
2) Bila peserta didik cedera/sakit yang tidak memungkinkan disuruh
pulang dan segera membutuhkan pertolongan secepatnya agar
dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang terdekat untuk
mendapatkan pengobatan. Setelah itu agar segera diberitahukan
kepada orang tuanya untuk datang ke Puskesmas/sarana
pelayanan kesehatan tersebut.
e. Pendekatan
Pendekatan pelayanan kesehatan dikelompokan sebagai berikut:
1) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi
masalah perorangan, antara lain pencarian, pemeriksaan, dan
pengobatan penderita;
2) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi
masalah lingkungan di sekolah, khususnya masalah lingkungan
yang tidak mendukung tercapainya derajat kesehatan optimal;

13
3) Intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku hidup bersih
dan sehat masyarakat sekolah.
f. Metode yang Diperlukan
1) Penataran/pelatihan;
2) Bimbingan kesehatan dan bimbingan khusus (konseling);
3) Penyuluhan kesehatan;
4) Pemeriksaan langsung; dan
5) Pengamatan (observasi).

2.5 Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)


2.5.1 Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kerja yang terus menerus yang
meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok dan penting dan yang
akan dilaksanakan secara sistematik, melakukan perkiraan dengan
menggunakan segala pengetahuan yang ada tentang masa depan,
mengorganisir secara sistematik segala upaya yang dipandang perlu untuk
melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan, serta mengukur
keberhasilan dari pelaksanaan keputusan tersebut dengan membandingkan
hasil yang dicapai terhadap target yang ditetapkan melalu pemanfaatan
umpan balik yang diterima dan yang telah disusun secara teratur dan baik.4

2.5.2 Tujuan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)


a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di puskesmas dalam
menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya.5
b. Tujuan Khusus
1. Tersusunnya rencana usulan kegiatan (RUK) puskesmas untuk
tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat.

14
2. Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahunan
berjalan dari berbagai sumber.5

2.5.3 Manfaat Perencaan Tingkat Puskesmas (PTP)


1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan
potensi yang ada.5

2.5.4 Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas


a. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh
kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap-
tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara :
1. Kepala puskesmas membentuk tim penyusun perencanaan tingkat
puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf puskesmas
2. Kepala puskesmas menjelaskan tentang pedoman perencanaan
tingkat puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman
tersebut demi keberhasilan penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah
ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
provinsi dan departemen kesehatan.5
b. Tahap Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh infomasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi puskesmas melalui proses
analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh

15
kepala puskesmas melakukan pengumpulan data. Ada dua kelompok
data yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.
c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
1. Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah
yang dikelompokan menurut jenis program, cakupan, mutu,
ketersediaan sumber daya.5

2. Prioritas Masalah
Telah disebutkan bahwa yang terpenting dalam
perencanaan adalah yang menyangkut proses perencanaan.
Adapun yang dimaksud dengan proses perencanaan disini ialah
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun suatu
rencana. Untuk bidang kesehatan, langkah-langkah yang sering
dipergunakan adalah mengikuti prinsip lingkaran pemecahan
masalah. Sebagai langkah pertama dilakukanlah upaya
menetapkan prioritas masalah. Adapun yang dimaksudkan dengan
masalah disini ialah kesenjangan antara apa yang ditemukan
dengan apa yang semestinya.4
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi
masalah secara sekaligus, ketidaktersediaan teknologi atau adanya
keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu
dipilih prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai
kesepakatan dapat ditempuh dengan menggunakan kriteria lain.
Dalam penetapan prioritas masalah dapat mempergunakan
berbagai macam metode seperti kriteria matriks, MCUA, Hanlon,
Carl, dsb.Penetapan penggunaan metode tersebut diserahkan
kepada masing-masing puskesmas.5
Mengingat keterbatasan kemampuan mengatasi masalah
secara sekaligus maka akan dipilih prioritas dengan menggunakan

16
matriks USG. Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan
suatu masalah yang prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu
dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut
adalah urgency, seriuosness, dan growth.5
Urgency, seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan (Permenkes No 44 Tahun
2016). Menentukan skala nilai 1 – 5 isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas. Urgnecy 1 artinya sangat kecil
isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
dan seberapa keras tekanan, urgency 2 artinya kecil isu tersebut
harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa
keras tekanan, urgency 3 artinya nilainya sedang untuk isu
tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan
seberapa keras tekanan, urgency 4 artinya besar untuk isu tersebut
harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa
keras tekanan, urgency 5 artinya sangat besar untuk isu tersebut
harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa
keras tekanan.6
Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah
tersebut terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang
menimbulkan kerugian bagi organisasi seperti dampaknya
terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber daya
atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut
terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut.
Menentukan skala nilai 1 – 5 isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas. seriousness 1 artinya sangat kecil dampak
dari adanya masalah tersebut terhadap organisasi, seriousness 2
artinya kecil dampak dari adanya masalah tersebut terhadap

17
organisasi, seriousness 3 artinya nilainya sedang untuk dampak
dari adanya masalah tersebut terhadap organisasi, seriousness 4
artinya besar dampak dari adanya masalah tersebut terhadap
organisasi, seriousness 5 artinya sangat besar dampak dari adanya
masalah tersebut terhadap organisasi.6
Growth, Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan. Menentukan skala nilai 1 – 5
isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.
Growth 1 artinya sangat kecil kemungkinannya isu tersebut
menjadi berkembang, Growth 2 artinya kecil kemungkinannya isu
tersebut menjadi berkembang, Growth 3 artinya nilainya sedang
kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang, Growth 4
artinya besar kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang,
Growth 5 artinya sangat besar kemungkinannya isu tersebut
menjadi berkembang.6
Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan
masalah prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-
masing unsur USG tersebut. Umumnya digunakan skor dengan
skala tertentu. Misalnya penggunaan skor skala 1-5. Semakin
tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan masalah tersebut,
maka semakin tinggi skor untuk masing-masing unsur tersebut. 5

Tabel 2.1 Tabel USG


Kriteria M1 M2 M3 M4
Tkt Urgency (U)
Tkt Seriousnes (S)
Tkt Growth (G)
Total (UxSxG)
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar,
3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)

18
3. Merumuskan Masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi
dan bila mana masalah itu terjadi (What, who, when, where dan
how).
Suatu rencana yang baik haruslah mengandung rumusan
tentang masalah (problem statment) yang ingin diselesaikan.
Rumusan masalah yang baik, banyak syaratnya. Beberapa di
antaranya yang terpenting adalah:

a. Harus mempunyai tolak ukur


Tolak ukur yang dimaksud banyak macamnya. Paling tidak
mencakup lima hal pokok, yakni tentang apa masalahnya,
siapa yang terkena masalah, dimana masalah ditemukan,
bilamana masalah terjadi serta berapa masalahnya.
b. bersifat netral
Bersifat netral dalam arti tidak mengandung uraian yang dapat
diartikan sebagai menyalahkan orang lain, menggambarkan
penyebab timbulnya masalah dan ataupun cara mengatasi
masalah.
Contoh:
 10% akseptor pil yang dilayani oleh Rumah Sakit X
Jakarta tidak datang lagi pada kunjungan ulang karena
petugasnya tidak ramah.
Rumusan masalah ini tidak baik, karena kecuali tidak
menjelaskan bilamana masalah tersebut terjadi, juga
mengandung uraian yang menyalahkan orang lain serta
sekaligus mencantumkan penyebab masalah.
 Sebagaian besar rekam medis akseptor IUD yang
dilayani oleh Rumah sakit X Jakarta tidak ditemukan,

19
dan karena itu sebaiknya mulai dilakukan
komputerisasi.
Rumusan masalah ini tidak baik, karena kecuali tidak
menjelaskan besarnya masalah serta bilamana masalah
itu terjadi, juga mengandung uraian tentang cara
penyelesaian masalah.
 8% akseptor IUD yang berkunjung ke RS X Jakarta
pada bulan Mei 2009 mengalami komplikasi infeksi
panggul pasca insersi.
Rumusan masalah ini baik, karena menjelaskan apa
masalahnya, siapa yang terkena masalag, dimana
masalah tersebut terjadi, bilamana masalah tersebut
terjadi, serta berapa besar masalhnya, disamping tidak
mengandung uraian yang dapat diinterpretasikan
sebagai menyalahkan orang lain, tidak menjelaskan
tentang penyebab timbulnya masalah serta tidak
menjelaskan tentang cara mengatasi masalah.4
4. Mencari Akar Penyebab Masalah
Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain dengan
menggunakan metode :
a. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga diagram
tulang ikan karena digambarkan membentuk tulang ikan)
b. Pohon masalah (problem trees)
Kemungkinan penyebab masalahnya dapat berasal dari :
a. Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta
prosedur kerja manajemen alat, obat dan dana
b. Proses (Pelaksana kegiatan) : Frekwensi, kepatuhan pelayanan
medis dan non medis.
Gambar 2.1 Diagram Fishbone

20
5. Penyelesaian Masalah
Untuk menetapkan cara penyelesian masalah dapat
dilakukan dengan kesepakatan diantara anggota tim. Bila tidak
terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks. Untuk itu
harus dicari alternative penyelesaian masalahnya.5

BAB III
PROFIL PUSKESMAS PAKJO PALEMBANG

3.1. Geografi
Puskesmas Pakjo atau sering disebut Puskesmas Bambu Kuning
merupakan salah satu Puskesmas di wilayah Kecamatan Ilir Barat I.
Terletak di Jalan Inspektur Marzuki. Wilayah kerjanya membawahi 1 (satu)
kelurahan yaitu Kelurahan Siring Agung.
Kelurahan Siring Agung mempunyai luas 6,4 km2, sebagian besar
terdiri dari dataran rendah, sebagian kecil rawa-rawa, relatif mudah

21
dijangkau, hanya Dusun Sungai Hitam (Rt.5 Rw.9) yang harus memutar
melalui Kabupaten Banyuasin karena ada sungai yang belum ada jembatan
penghubung. Batas-batas Kelurahan Siring Agung yaitu :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Ilir Timur I D IV
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lorok Pakjo
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Demang Lebar Daun
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bukit Baru
Puskesmas Pakjo didirikan tahun 1971 merupakan puskesmas non
inpres, tanah wakaf Bapak Soleh dan diusahakan oleh Ibu Suprapti
(anggota BPH). Pada mulanya beroperasi sebagai Balai Pengobatan / KIA.

3.2. Gambaran Umum Puskesmas Pakjo


Sarana dan Prasarana Puskesmas Pakjo Terdiri dari :
Lantai Dasar :
- Pendaftaran
- Poli umum
- Poli Lansia
- Poli KB
- Poli KIA
- Poli PTM
- Laboratorium
- Apotik
- Toilet Pria dan Wanita

Lantai 1 :
- Poli MTBS
- Promkes / Kesling / Gizi
- Poli Gigi
- Poli PKPR
- Ruang Pimpinan

22
- Ruang Tata Usaha

Berdasarkan Surat dari Kementerian Kesehatan Nomor


YM.02.01/VI.14/615/2019, Puskesmas Pakjo berstatus AKREDITASI
MADYA yang Penilaian Akreditasi dilakukan pada Tanggal 04 September
-06 September Tahun 2019 oleh Tim Surveyor dari Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Untuk meningkatkan Pelayanan yang bemutu bagi
kepuasan Pelanggan
Adapun Sarana Dan Prasarana yang ditambah di Puskesmas Pakjo
Tahun 2017 s.d Tahun 2019 adalah :
- Ruangan ASI
- Ruang UGD
- Customer Service
- Ruang Pertemuan
- Ruang Pemeriksaan TB
- Penggunaan Simpus
- Pojok Anak (Tempat Bermain Anak-anak)
- Lapangan Parkir
- Tersedianya 2 APAR
- Poli PTM
- Poli PKPR
Dalam pelaksanaan kegiatan, dibantu oleh 2 (dua) Puskesmas
Pembantu, yaitu :
1. Puskesmas Pembantu (Pustu) Talang Masketip
Didirikan tahun 1987 dari dana inpres tanah wakaf dari Bapak M.
Said, terletak di Jalan Inspektur Marzuki Lr. Lematang Rt. 4 Rw. 9
Kelurahan Siring Agung.
2. Puskesmas Pembantu (Pustu) Siring Agung
Didirikan tahun 1980 dari dana inpres. Tanah merupakan hibah
dari Stanvac, terletak di Jalan Sei Talo dan Rehab pada tahun 2019.

23
3. Poskeskel
Poskeskel berada di Dusun Sungai Itam

3.3. Program-Program yang Dilaksanakan


1. KESGA
- Pemeriksaan Antenatal, buteki dan nifas
- Penyuluhan pada bumil, nifas dan buteki
- Pembinaan Posyandu dan lansia
- Pemberian makanan tambahan untuk lansia
2. Keluarga Berencana
- Pelayanan KB
- Penyuluhan KB
3. Gizi
- Pembinaan Posyandu
- Pemberian kapsul Vit. A untuk bayi diatas 6 bulan dan balita
- Pemberian tablet tambah darah
- Penyuluhan pemanfaatan pekarangan
- Pemberian makanan tambahan untuk balita dengan program JPK-
MM
- Penyuluhan Gizi
- Penyediaan Ruang ASI

4. Kesehatan Lingkungan
- Penyuluhan kesehatan lingkungan sekolah, posyandu dan
pemukiman
- Pendataan Rumah Sehat
- PHBS
- Pendataan TPM – TPU
- Penyuluhan Kesling
5. P2P
6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena kecelakaan

24
- Pengobatan umum
- Pengobatan peserta Askes/ BPJS
- Pengobatan Keluarga Miskin
- MTBS
- Rujukan
7. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pendataan dan penimbangan anak
TK
- Pendataan dan screening anak SD kelas 1
- Imunisasi (BIAS)
- Penyuluhan kesehatan SD, SMP, SMA
- Pelatihan / pembinaan Dokter Kecil
8. Penyuluhan Kesehatan masyarakat
- Di dalam gedung Puskesmas
- Di luar gedung Puskesmas
9. Perawatan Kesehatan Masyarakat
- Rujukan kasus resiko tinggi
- Kunjungan rumah penderita TB paru dan lain-lain
- Kunjungan rumah bumil, bayi, balita resiko tinggi
10. Kesehatan Gigi dan Mulut :
- Pengobatan penyakit gigi dan mulut
- UKGS
- UKGMD
11. Kesehatan Jiwa
- Penyuluhan kesehatan jiwa
- Pengobatan dan rujukan penderita
12. Kesehatan Mata :
- Penyuluhan Penyakit Mata
- Pencarian penderita penyakit katarak
- Pengobatan dan rujukan penderita
13. Laboratorium Sederhana:
- Pemeriksaan darah rutin dan urine rutin

25
- Pemeriksaan kehamilan dengan grandivica stick
- Pembuatan sediaan untuk pemeriksaan dahak suspek TBC.
- Kimia Darah Sederhana : Gula Darah, Uric Acid,
14. Pencatatan dan Pelaporan:
- Laporan Tahunan
- Laporan Bulanan
- Laporan Mingguan
- Laporan PWS KIA, Gizi , Imunisasi
- Laporan KB
- Laporan P2P
- Laporan Kinerja
- Laporan Perencanaan Tingkat Puskesmas
- Laporan Keuangan.

3.4. Visi dan Misi Puskesmas Pakjo


1) Visi Puskesmas
Terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat yang prima di wilayah
kerja.
2) Misi Puskesmas
a. Meningkatkan kemitraan dengan semua pihak.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) petugas
puskesmas.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana puskesmas serta memelihara
dengan baik dan benar.
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
e. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
3) Moto
Kepuasaan anda harapan kami.

26
4) Tujuan Puskesmas
Memberikan layanan kesehatan yang berorientasi kepada kepuasan
pelanggan.
5) Tata Nilai
Prima : Memberikan pelayanan yang bermutu.
Adil : Memberikan pelayanan yang merata kepada seluruh lapisan
masyarakat.
Kepuasan : Memberikan kenyamanan kepada pelanggan.
Jelas : Pelayanan kesehatan sesuai standar.
Organisasi : Selalu bekerjasama dalam suatu tim.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Masalah


Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identi
fikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelo
mpokkan menurut jenis program, cakupan, mutu dan ketersediaan sumber
daya. Berdasarkan dari pencapaian cakupan-cakupan program di Puskesm
as Pakjo Palembang pada tahun 2020, terdapat beberapa upaya program ke
sehatan yang belum mencapai target yang merupakan sebuah masalah dim
ana apabila masalah tersebut tidak ditindaklanjuti maka akan berdampak p
ada kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut, sehingga perlu untuk me
ngidentifikasi beberapa masalah cakupan-cakupan program tersebut sepert
i:

27
Tabel 4.1 Identifikasi Masalah

No. Masalah Target Pencapaian Keterangan


1. Pendataan dan 100% 0% Tidak
skrining anak sekolah tercapai
2. Imunisasi 100% 38,77% Tidak
tercapai
3. Penyuluhan kesehatan 100% 0% Tidak tercapai
SD, SMP, SMA
4. Pelatihan / pembinaan 100% 0% Tidak tercapai
Dokter Kecil

4.2. Prioritas Masalah

Berdasarkan pembahasan diatas, harus ditetapkan satu prioritas


masalah yaitu dengan menggunakan metode USG yang menggunakan
pertimbangan beberapa aspek yaitu:
a. Urgency (dilihat dari mendesak atau tidaknya masalah tersebut)
b. Seriousness (tingkat keseriusan masalah)
c. Growth (tingkat perkembangan masalah)

Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil


penjumlahan yang akan menjadi prioritas masalah.

Tabel 4.2 Penetapan Prioritas Masalah


Masalah Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3 Masalah 4
Kriteria

Urgensi (U) 4 4 2 1

28
Keseriusan (S) 4 4 2 2
Perkembangan (G) 5 4 2 2
Berdasarkan matriks USG diatas yang menjadi prioritas masalah
adalah pendataan dan skrining anak sekolah di Puskesmas Pakjo. Masalah
tersebut menjadi prioritas karena apabila tidak ditindaklanjuti, maka akan
menimbulkan perkembangan penyakit yang diderita oleh anak, sehingga
akan meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas.

4.3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah menggunakan metode 4W+1H (What, Who,


When, Where,dan How), yang mencakup apa masalahnya, siapa yang
terkena masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi
dan bagaimana masalah itu terjadi.

Tabel 4.3 Perumusan Masalah


Rumusan What Who When Where How
Masalah
Pendataan Target Anak Tahun Puskesmas Akan
dan skrining tidak sekolah 2020 Pakjo meningkatkan
anak tercapai angka sakit
sekolah
Jadi, rumusan masalah pada kasus adalah “cakupan pendataan dan skrining
anak sekolah di Puskesmas Pakjo tahun 2020 tidak mencapai target yaitu
0% dari target 100%.”

29
4.4. Akar Penyebab Masalah
4.4.1 Akar Penyebab Masalah Berdasarkan Metode Fishbone

Kemungkinan Penyebab masalah dapat berasal dari Input


(Sumber daya), Proses (Pelaksana Kegiatan) dan Lingkungan,
untuk mencari akar penyebab masalah dapat menggunakan
fishbone diagram seperti tertera dalam gambar berikut:

Diagram 4.1 Fishbone

30
4.4.2 Identifikasi Penyelesaian Masalah Prioritas

Penyebab dari masalah yang ada dapat diidentifikasi dari


manusia, dana, material, metode dan lingkungan. Berikut ini
analisis tiap komponen yang menyebabkan belum tercapainya
cakupan pendataan dan skrining anak sekolah di Puskesmas Pakjo
tahun 2020.

a. Manusia

Penyelenggaraan program bagian Usaha Kesehatan


Sekolah (UKS) melibatkan kerjasama antara pihak sekolah
dan pihak puskesmas. Dimana pihak sekolah menyediakan
waktu, tempat serta siswa-siswanya untuk dilakukan
pendataan dan skrining kesehatan. Pada masa pandemi Covid-
19, kegiatan sekolah dilakukan secara online/daring melalui

31
media elektronik, sehingga kegiatan pendataan dan skrining
tidak dapat dilakukan.

Kurangnya pengetahuan nakes akan pentingnya pendataan


dan skrining pada anak sekolah serta kurangnya
pengaplikasian media elektronik pada masa pandemic Covid-
19 menyebabkan kegiatan tidak dilakukan.

b. Dana
Sumber pembiayaan di program Usaha Kesehatan Sekolag
berasal dari Puskesmas berupa BOK (Bantuan Biaya
Operasional Kesehatan). Pembiayaan ini diarahkan untuk
meningkatkan kinerja puskesmas melalui upaya kesehatan
promotif dan preventif dalam mendukung pelayanan
kesehatan di luar Gedung. Namun dalam hal ini tidak terdapat
masalah dari pendanaan.

c. Sarana

Dalam menyelenggarakan program ini, petugas tidak


memiliki media elektronik yang dapat digunakan sebagai
sarana penyelenggaraan program Usaha Kesehatan Sekolah
selama pandemic Covid-19. Hal ini menyebabkan
penyelenggaraan Usaha Kesehatan Sekolah tidak terlaksana
sebagaimana mestinya.

d. Metode

Metode dalam penyelenggaraan Usaha Kesehatan


Sekolah di Puskesmas Pakjo adalah dengan mengunjungi
langsung sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Pakjo. Metode ini tidak sesuai apabila diterapkan
pada masa pandemi Covid-19 dimana kegiatan sekolah
dilakukan secara daring/online. Maka dari itu, diperlukan

32
metode-metode baru sebagai pengganti metode yang biasanya
dilakukan.

e. Lingkungan

Selama masa pandemi Covid-19, seluruh kegiatan sekolah


termasuk kegiatan belajar – mengajar dilakukan secara
daring/online, sehingga kegiatan pendataan dan skrining anak
sekolah tidak dapat dilakukan secara manual di lingkungan
sekolah.

4.5. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah


Mengingat keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara
sekaligus maka akan dipilih prioritas dengan menggunakan matriks. Dalam
menentukan prioritas masalah diperlukan sebuah metode pemecahan
masalah. Penentuan prioitas masalah dapat dilakukan dengan cara
kuantitatif atau kualitatif berdasarkan data serta perhitungan kemudahan dan
kemampuan untuk dapat diselesaikan, keinginan masyarakat untuk
mengatasi masalah, berdasarkan situasi lingkungan sosial politik dan budaya
yang ada di masyarakat serta waktu dan dana yang diperlukan untuk
mengatasi masalah. Untuk itu, dalam menentukan prioritas masalah,
digunakan metode USG. Dalam menentukan kriteria prosesnya diawali
dengan pembentukan tabel fish bone.
Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah
yang prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga
faktor tersebut adalah urgency, seriuosness, dan growth.
Tabel 4.4 Matriks USG Prioritas Masalah

Penyebab Masalah U S G UXSXG


Manusia
 Kurangnya pengetahuan pentingnya pendataan 3 3 3 27
dan skrining anak sekolah
 Kurangnya pengetahuan pemanfaatan media 3 4 3 48
elektronik

33
Metode
 Metode yang ada tidak sesuai dengan kondisi 4 4 4 64
pandemi

Sarana
 Tidak adanya media elektronik yang dapat 4 4 2 32
digunakan

Lingkungan
 Keterbatasan diadakannya kegiatan karena 3 3 3 27
kondisi pandemi
Berdasarkan matriks USG diatas yang menjadi prioritas masalah
adalah “Metode yang ada tidak sesuai dengan kondisi pandemi”.

4.6 Alternatif Pemecahan Masalah


Tabel 4.5 Penentuan Alternatif Penyelesaian Masalah

Alternatif
Prioritas Total
penyelesaian Urgency Seriousness Growth
Masalah (UxSxG)
masalah

Metode yang 1. Melakukan 3 4 3 36


ada tidak pertemuan
sesuai dengan dengan guru,
kondisi siswa dan orang
pandemi tua siswa
melalui aplikasi
online/daring
(zoom)

2.Menyebarkan 4 4 4 64
kuisioner/ check
list pendataan
dan skrining
anak sekolah
melalui google
form lewat
whatsapp group

Dari tabel tersebut diatas untuk penyelesaian masalah bagi upaya


penyelesaian pelayanan pendataan dan skrining anak sekolah di wilayah kerja
Puskesmas Pakjo tahun 2020 adalah: “Menyebarkan kuisioner / check list terkait
pendataan dan skrining anak sekolah melalui google form lewat whatsapp group”

34
35
4.7 Rencana Usulan Kegiatan

Tabel 4.6 Rencana Usulan Kegiatan

Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber


Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan

Menyebarkan Untuk Anak Seluruh BOK Komput Tenaga Meningkatkan BOK


kuisioner / meningkatkan sekolah anak er, kesehatan cakupan
check list cakupan sekolah di jaringan pendataan dan
terkait pendataan dan wilayah internet skrining anak
skrining anak kerja sekolah
pendataan dan
sekolah Puskesmas
skrining anak
Pakjo
sekolah
melalui
google form
lewat
whatsapp
group

36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Prioritas masalah pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Pakjo
Palembang adalah belum tercapainya cakupan pendataan dan skrining
anak sekolah pada tahun 2020, yaitu metode yang ada tidak sesuai dengan
keadaan pandemi covid-19
2. Alternatif terpilih dari penyelesaian masalah yang terpilih adalah
melakukan penyebarkan kuisioner / check list terkait pendataan dan
skrining anak sekolah melalui google form lewat whatsapp group dengan
peserta anak sekolah yang berada di wilayah kerja Puskesmas
3. Dibuatnya rencana usulan kegiatan untuk pencapaian target cakupan
pendataan dan skrining anak sekolah.

5.2. Saran
1. Dari Puskesmas diharapkan dapat memberikan bimbingan dalam proses
pengidentifikasian dan pembuatan RUK dalam rangka Perencanaan
Tingkat Puskemas (PTP).

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan. 2019. Pedoman Pembinaan dan Pengembahan UKS/M.
2. Istaryatiningtias, Khuluqo I, Rismitaa. 2021. Kunci Sukses Pembinaan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) Pada Masa Pandemi COVID-19 Sebagai Penguatan
Manajemen Sekolah. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 2,
No 1,
3. Langford, R., Bonell, C. P., Jones, H. E., Pouliou, T., Murphy, S. M., Waters,
E., Komro, K. A., Gibbs, L. F., Magnus, D., & Campbell, R. (2014). The WHO
Health Promoting School framework for improving the health and well-being
of students and their academic achievement. Cochrane Database of Systematic
Reviews.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/MENKES/PER/2011 Tentang Puskesmas. Tahun 2011
5. Azwar Azrul, 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Jakarta :
Bina Rupa Aksara Publisher.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Perencanaan
Tingkat Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

38
LAMPIRAN
Struktur Organisasi Puskesmas Pakjo

39
Denah Puskesmas Pakjo Palembang

b. Lantai 1

TOILET PRIA
DAN WANITA POLI KB

LABORATORIUM POLI UMUM

APOTIK POLI LANSIA

P
I
N
T
PENDAFTARAN
U

RUANG TUNGGU

POLI PTM

POLI KIA
TANGGA

40
c. Lantai 2

DAPUR

RUANG PERTEMUAN

UNIT TATA USAHA

POLI PKPR /

RUANG ASI RUANG PIMPINAN

POLI GIGI GUDANG

RUANG TUNGGU
Llcd,dc

UNIT PROMKES

POLI MTBS

TANGGA

41

Anda mungkin juga menyukai