Anda di halaman 1dari 4

Penatalaksanaan Gawat Darurat

a. Pre Hospital
Pengkajian yang dilakukan untuk merumuskan masalah yang mengancam
nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian
1. Airways
Dengan kontrol tulang belakang, membuka jalan napas menggunakan
teknik head tilt chin lift atau menggunakan teknik jawtrusht dan
periksa adakah benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya
jalan napas, muntahan, makanan, darah atau benda asing lainnya.
2. Breathing
Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksa pernapasan dengan cara
lihat-dengar-rasakan tidak lebih dari 10 detik untuk memastikan ada
napas atau tidak.
3. Circulation
Dengan kontrol pedarahan hebat. Jika pernapasan klien tersengal-
sengal dan tidak adekuat, maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika
tidak ada tanda-tanda sirkulasi lakukan resusitasi jantung paru segera.
Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30:2.
4. Penanganan awal trauma tumpul
Stop makanan dan minuman, imobilisasi dan kirim kerumah sakit
5. Penetrasi (trauma tajam)
Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya)
tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis. Penanganan luka
tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain kassa pada daerah antara
pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak memperparah luka. Bila
ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak
dianjurkan dimasukkan lagi kedalam tubuh, kemudian organ tersebut
dibalut kain bersih atau bila ada verban steril. Imobilisasikan pasien
dan tidak dianjurkan memberi makan dan minum, segera kirim
kerumah sakit.
b. Hospital
1. Trauma Penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang
ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal
untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat bergunan
bila ada luka masuk dan keluar yang berdekatan.
a) Skrinning pemeriksaan rontgen
b) Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan
kemungkinan hemo atau pneumotoraks atau untuk menentukan
adanya udara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil
tidur (supine) untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara
retroperineum
c) IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning
Ini dilakukan untuk mengetahui jenis cedera ginjal yang ada
d) Uretrografi
Dilakukan untuk mengetahui adanya rupture uretra
e) Sistografi
Ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya cedera pada
kandung kemih contohnya pada fraktur pelvis dan trauma non
penetrasi
2. Penanganan pada benda trauma tumpul
a) Pengambilan contoh darah dan urine
Darah diambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan
laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaan laboratorium
khusus seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium, glukosa dan
amilase
b) Pemeriksaan Rontgent
Pemeriksaan rontgen servikal literal, thoraks anteroposterior dan
pelvis adalah pemeriksaan yang harus dilakukan pada penderita
dengan multi trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udara
ekstraluminal di retroperineum atau udara bebas dibawah
diagfragma yang kedua nya memerlukan laparatomi segera
c) Study kontras urologi dan gastrointestinal
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon
ascendes atau decendes dan dubur.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Primary Survey
a) Airways: memastikan kepatenan jalan napas tanpa adanya
sumbatan atau obstruksi
b) Breathing: memastikan irama napas normal atau cepat, pola
napas teratur, tidak ada dysnea, tidak ada napas cuping hidung,
dan suara napas vesikuler
c) Circulation: nadi lemah/tidak teraba, cepat > 100x/m, tekanan
darah dibawah normal bila terjadi syok, pucat karena terjadi
perdarahan, sianosis, kaji jumlah perrdarahan, penurunan
kesadaran
d) Disability: kaji tingkat kesadaran sesuai GCS, respon pupil
anisokor apabila adanya diskontinuitas saraf yang berdampak
pada medulla spinalis
e) Exposure: memar pada abdomen, luka tusuk pada abdomen,
perut semakin menegang

Anda mungkin juga menyukai