Anda di halaman 1dari 4

Baca Gali Alkitab GBKP Rg.

Sibolga

BACA GALI ALKITAB (BGA)


“YUK BELAJAR DARI MUSA”

SIAPA ITU MUSA?

Musa adalah nabi yang dipercayakan menuliskan apa yang telah diciptakan mengenai adanya jagat
raya ini, dan kitab tersebut merupakan sumber informasi sebagai rujukan awal darimana informasi pertama
diketahui adanya jagat raya ini. Musa adalah bangsa Israel nama tersebut diadopsi dari bahasa Ibrani
(Mosye) Musa lahir 1527 sM yang berarti diambil dari air. Musa adalah anak Amram bin Kehat dari suku
Lewi, anak Yakub bin Ishak, terlahir di Mesir ayahnya bernama Amran dan ibunya bernama Yokhebed.
Musa dibesarkan di istana Firaun dan memiliki kakak bernama Miryam dan harum. Musa diangkat menjadi
nabi sekitar tahun 1450 SM dan ia ditugaskan untuk membawa Israel keluar dari Mesir. Nama Musa ada
disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat dalam 31 buku di Alkitab Terjemahan Baru. Ia memiliki 2
orang anak (Gersom dan Eliezer) dan wafat di Tanah Tih (Gunung Nebo) tahun 1408 sM.

Ketika Musa membunuh orang Mesir karena memukul orang Ibrani, itu adalah usaha yang dilakukan
Musa untuk membela bangsanya dari penindasan Mesir, namun 11 gagal karena hanya usahanya sendiri dan
bukan atas perintah Allah. Namun pada waktu yang ditentukan Allah Musa dipanggil untuk menebus bangsa
dengan cara dan kuasa Allah. Memang usaha Musa adalah benar untuk membela bangsa itu, akan tetapi
bukan atas perintah Allah maka pada akhirnya gagal atau sia-sia. Tempat awal perjumpaan Musa dengan
Allah adalah di gunung Horeb atau yang disebut gunung Allah. Berkaitan dengan gunung Horeb dan gunung
Sinai, Pfeiffer menjelaskan bahwa Horeb disebut sebagai gunung Allah berdasarkan intuisi. Di masa
Perjanjian Lama Horeb dan Sinai dipakai sebagai istilah-istilah yang artinya sama. Mengetahui secara pasti
tempat Musa berjumpa dengan Allah di antara sekian banyak puncak tersebut, yang tertinggi mencapai 8000
kaki, tidaklah mungkin.

Tradisi, yang usianya paling sedikit 1800 tahun, yang menyebutkan sebuah puncak sebagai Jebe
Musa, “gunung Musa” pastilah memiliki alasan tertentu, dan puncak yang dinamakan Horeb pasti terletak
dekat “gunung” tersebut. 1 Pada saat Musa menggembalakan kambing domba ayah mertuanya Yitro dekat
kaki Sinai, maka tampaklah kepada Musa api membakar semak duri, namun semak duri itu tidak terbakar.
Sebagaimana bangsa Israel tidak habis binasa dalam dapur api penindasan bangsa Mesir, demikian juga
semak itu menyala namun tidak terbakar, sebab ada di situ. Sebelum Musa dipanggil Tuhan untuk
membebaskan umat Israel, Allah telah memperhatikan penderitaan yang dialami oleh umat-Nya di tanah
Mesir.

Allah sendirilah yang menjadi penebus bangsa-Nya melalui perantaraan Musa. Tujuan Allah
membebaskan umat-Nya adalah untuk mendiami tanah yang berlimpah susu dan madu yaitu tanah Kanaan.
Susu dan madu melambangkan kesuburan dan kelimpahan yang besar. Ketika Allah memberikan tugas atau
misi yang besar itu kepada Musa, Musa sempat berargumen dengan Allah bahwa ia bukan orang yang pandai
bicara, bukan orang yang pantas untuk menjalankan misi itu. Musa ragu akan dirinya, Musa merasa bahwa
dirinya tidak layak untuk menghadap Firaun, Allah menjawab “bukankah Aku menyertai engkau? Inilah
tanda bagi mu bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari
tanah mesir, maka kamu akan beribadah kepada-Ku di gunung ini, Kel 3: 12”. Sesungguhnya, banyak orang
yang layak untuk diutus kepada Firaun, mengapa Allah memilih Musa? Karena Allah sejak semula memilih
dan membentuknya menjadi seorang pemimpin, sehingga ketika tiba waktunya Musa tinggal diutus.

1
Baca Gali Alkitab GBKP Rg. Sibolga

KEPRIBADIAN MUSA

Musa adalah salah seorang pemimpin besar dalam Perjanjian Lama. Sepak terjangnya dalam dunia
kepemimpinan diperolehnya dari setiap pengalaman hidup yang menuntutnya untuk selalu belajar.
Pengalaman hidup Musa menjadi alat Tuhan untuk membentuk dan menyatakan rencana-Nya kepada Musa,
bahwa Ia bermaksud menjadikan Musa seorang pemimpin besar yang mengantarkan bangsa Israel keluar
dari tanah perbudakan. Allah memilih Musa menjadi pemimpin bukan hanya karena kecakapannya; Allah
juga bermaksud memperlengkapi Musa dengan semangat tidak mudah menyerah, syarat penting yang
dibutuhkan oleh setiap pemimpin besar. Musa merupakan tipologi Kristus dalam Perjanjian Lama, Yesus
selalu berada dalam kerumunan orang, orientasinya senantiasa mengarah kepada belas kasihan terhadap
orang banyak, segala sesuatu yang Yesus lakukan semuanya untuk khalayak ramai. dan pelajaran yang
berharga bagi Musa.

Paling tidak, keburukan atau kegagalan yang dilihat atau dialaminya telah menambah satu ilmu
tentang cara-cara mengatasinya. Gambar diri Musa yang salah, perasaan tidak berharga dan tidak berdaya
dapat sembuh dan pulih kembali dengan menerima diri apa adanya (penerimaan diri tanpa syarat), dengan
sungguh-sungguh mengampuni (memberi pengampunan tanpa syarat), penghargaan diri yang benar yaitu
dengan melihat diri segambar dan serupa dengan Allah (apa kata Alkitab tentang kita). Musa dikenal sebagai
orang yang sangat dekat dengan Allah. Bahkan, Allah menyatakan bahwa hanya kepada Musalah Allah
berbicara berhadap-hadapan seperti seorang sahabat tanpa ada hal yang ditutup-tutupi. Musa adalah orang
pilihan Allah, Musa menjadi pemimpin atas orang Ibrani atau orang Israel bukan dipilih dan diangkat oleh
manusia. Raja Saul menjadi Raja pertama Israel diangkat oleh Samuel atas permintaan orang Israel, tetapi
Musa menjadi pemimpin diangkat dan ditujuk langsung oleh Allah sendiri. Musa sejak kecil dibesarka,
dididik di lingkungan istana. Pendidikan di istana Firaun saja tidak memadai untuk memperlengkapi Musa
bagi pekerjaan Tuhan. Menyendiri bersama Allah dan empat puluh tahun pembimbing kambing domba di
padang gurun juga diperlukan untuk mempersiapkannya bagi tugas mendatang untuk mengembalakan
bangsa Israel melalui padang gurun.

Dalam sejarah Alkitab hanya Musa satu-satunya nabi yang berbicara langsung atau berhadapan
muka dengan muka dengan Tuhan, Berarti Musa spesial di mata Tuhan. Musa adalah pemimpin yang
berhasil mengeluarkan bangsanya sendiri atau bangsa Ibrani dari perbudakan Mesir. Musa berhasil
bernegosiasi dengan Firaun dan Tuhan mengeraskan hati Firaun agar Musa bekerja lebih keras lagi supaya
bangsa itu bisa keluar dari Mesir. Tujuan lain dari Allah untuk mengeraskan hati Firaun adalah agar orang
Mesir atau pun Firaun tahu bahwa Allah Israel adalah Allah yang benar dan Allah yang penuh kuasa.

Hubungan Musa dengan Allah begitu erat sehingga ketika Allah memerintahkan Musa, Musa
langsung mendengar suara Tuhan. Pertemuan Musa dengan Allah membuat dia tanggap terhadap kehendak
Allah dalam hidupnya. Musa mengetahui bahwa membawa umat Israel keluar dari Mesir bukanlah sebuah
pekerjaan, melainkan sebuah panggilan dalam hidupnya. Musa mematikan dirinya saat melihat semak
belukar yang menyala-nyala dan itulah awal pekerjaan Allah. Waktu yang dihabiskannya bersama dengan
Tuhan membawanya pada pemahaman akan Allah. Menurut Keluaran 33:18, keakraban ini membimbing dia
untuk berseru di atas gunung, Musa berkata agar Allah "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Nya kepadanya."
Hubungan inilah yang meyakinkannya bahwa walaupun Musa menghadapi perlawanan besar dari Firaun,
Allah akan memberikan kemenangan ketika Musa mengikuti panggilan Allah di dalam hidupnya. Walaupun
umat Israel meragukan Musa, Musa mengetahui bahwa Allah akan menguatkannya dengan kemampuan,
talenta, dan kecakapan yang penting untuk memenuhi panggilannya.

KARAKTER MUSA

2
Baca Gali Alkitab GBKP Rg. Sibolga

Berikut beberapa poin karakter Musa dalam Alkitab, yang dapat kita teladani:

1. Percaya pada Allah

Dalam Keluaran 3:10-14, ketika Allah mengutus Musa untuk menghadap Firaun dan
membawa umat Israel keluar dari Mesir, Musa penuh menanggapinya dengan penuh keraguan akan
keampuannya. Dalam Kel 4:1-17 juga diceritakan betapa Musa tidak percaya diri, merasa tidak
mampu menjalankan tugas yang Tuhan berikan. Meskipun dimulai dengan proses tawar-menawar
dengan Allah, pada akhirnya Musa tetap melaksanakan tugasnya itu, karna rasa percayanya pada
Allah, pada janji Tuhan bagi orang percaya.

2. Setia

Meski penuh dengan rasa ragu akan dirinya, Musa tetap melakukan perintah Tuhan yang
diberikan padanya, untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian. Umat
Israel yang tegar tengguk dan gemar berkeluh kesah sering kali memojokkan Musa dalam keadaan
terjepit, sebab bangsa Israel selalu mepertanyakan akan kehadiran Allah ketika mengalami kesusahan
sedikit saja. Namun Musa tetap setia, ia selalu kembali pada Allah dan meminta pertolongannya,
Musa tidak lari dari tanggung jawabnya dan percaya sepenuhnya pada janji Allah.

3. Mengandalkan Tuhan

Memimpin umat Israel keluar dari Mesir merupakan tugas yang diberikan Tuhan pada Musa,
bukan ambisi pribadi Musa. Dalam kepemimpinannya tersebut Musa selalu mengandalkan Tuhan
dalam setiap langkah yang diambilnya. Sebab Musa sendiri pada dasarnya tidak percaya diri, namun
ia percaya pada Allah. Musa menjadi alat bagi Allah untuk memimpin dan memelihara umat Israel,
Musa menjadi penghubung antara Allah dengan umat Israel, mengajarkan Hukum Taurat yang di
terimanya dari Allah.

4. Kharismatik

Musa memiliki kharisma yang berasal dari Allah, yang membuat ia dipandang sebagai
pemimpin oleh bangsa Israel (baca: karakter Kristus). Dalam keluaran 11: 3 juga dikatakan bahwa
Musa merupakan orang yang sangat terpandang di tanah Mesir. Hal tersebut menegaskan kharisma
yang dimiliki Musa, bukan hanya bagi umat Israel, tapi juga bagi bangsa lain.

5. Rendah Hati

Musa merupakan seorang yang memiliki kerendahan hati, terutama dihadapan Allah. Musa
mendengarkan dan taat pada kehendak Allah. Musa selalu bertanya kepada Allah sebelum melakukan
sesuatu, dan ia melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Dalam
Keluaran 19 diceritakan, bahwa Musa berkali-kali turun naik dari dan ke gunung Sinai, untuk bertemu
dengan Allah dan menyampaikan apa yang diperintahkan Allah pada umat Israel. Musa tidak tinggi
hati karna ia adalah utusan Allah, ia tidak bermegah dan tetap menjadikan Allah sebagai yang utama.
Sebab memuliakan Allah adalah tujuan hidup orang Kristen.

6. Administratif

Dalam Keluaran 18 diceritakan bahwa Yitro, imam di Midian, mertua Musa datang
mengunjungi Musa. Pada saat itu, Yitro melihat baha Musa seorang diri saja mengadili di antara

3
Baca Gali Alkitab GBKP Rg. Sibolga

bangsa Israel yang sangat besar. Yitro kemudian menasihati Musa untuk mengajari ketetapan-
ketetapan Allah kepada bangsa Israel (baca: cara berdoa yang benar). Kemudian memilih dan
mengangkat diantara bangsa Israel pemimpin seribu orang, seratus orang, lima puluh orang, dan
sepuluh orang. Dengan begitu segala perkara kecil dapat diselesaikan dapat diadili mereka sendiri,
dan hanya perkara besar yang di adili oleh Musa. Dengan demikian Musa maupun bangsa Israel tidak
menjadi terlalu lelah. Musa pun dapat lebih fokus melakukan tugas lain yang lebih penting.

7. Lemah Lembut

Dalam Bilangan 12: 3 Allah sendiri mengatakan bahwa Musa adalah seorang yang lembut
hatinya. Sikap lemah lembut Musa lah yang membuat ia mampu memimpin bangsa Israel yang tegar
tengkuk dan gemar bersungut-sungut. Membuat ia berhasil menjadi perantara antara Allah Tritunggal
dengan bangsa Israel. Ia menghadapi bangsa Israel yang ber sungut-sungut dan berkeluh kesah
kepadanya dengan sabar, dan kemudian meminta penyelesaian masalah yang dihadapinya kepada
Allah. Seperti dalam Keluaran 17, dimana bangsa Israel bersungut-sungut mengenai minum Musa
mau mendengarkan, kemudian berseru kepada Tuhan, dan kemudian Tuhan pun menyediakan air dari
gunung batu yang dipukul oleh tongkat Musa. Dalam Keluaran 32: 11-14 juga diceritakan bahwa
Musa membela dan mencoba melunakkan hati Tuhan, ketika Tuhan merasa murka dan hendak
meluluhlantakkan bangsa Israel.

8. Kebapaan

Musa memiliki jiwa kebapaan, yang membuatnya bersedia mengayomi orang-orang yang
berada dibawahnya. Ia mau mendengarkan keluh kesah umat Israel, mengadili perselisihan diantara
mereka, mengajar dan memimpin bangsa Israel.

Anda mungkin juga menyukai