Anda di halaman 1dari 2

Minggu, 16 Juli 2023 (VI Setelah Trinitatis)

Teks : Kisah Para Rasul 8:4-8


Tema: Sukacita Karena Pemberitaan Injil dan Tanda-tanda Mujizat

Tanda Mujizat Identik dengan Pemberitaan Injil


I. Pendahuluan
Salah satu tanda-tanda yang disenangi dan disukai oleh kebanyakan orang Kristen
adalah Mujizat, misalnya Mujizat kesembuhan. Inilah yang didambakan oleh orang yang
sedang dalam sakit penyakit. Di samping itu juga, tanda yang dikagumi oleh orang juga
adalah pelayanan pelepasan dari kuasa roh jahat. Namun, sedikit orang yang suka,
menggemari, menyenangi dan melakukan pemberitaan Injil. Banyak orang lupa bahwa
seyogianya Mujizat itu harus disertai dengan pemberitaan Injil. Ini adalah realita di lapangan.
Seseorang baru percaya, ketika melihat tanda-tanda yang menyertainya. Namun, hal ini juga
perlu diantisipasi oleh setiap orang percaya, khususnya para pelayan. Kita harus bisa
mensejajarkan bahwa setiap tanda Mujizat yang terjadi, harus dilandasi dan disertai oleh
pemberitaan Injil. Injil adalah dasar terjadinya suatu Mujizat dalam bentuk apapun itu.

II. Keterangan Teks


Jemaat mula-mula identik dengan semangat dalam memberitakan Injil ke segala tempat.
Kendatipun mereka mengalami penindasan, penderitaan di sana sini, jemaat mula-mula tetap
setia dan taat kepada Injil Yesus Kristus. Teks hari ini menceritakan tentang Filipus yang
memberitakan Injil dan membuat tanda-tanda Mujizat di dalam nama Yesus. Jemaat mula-
mula lebih memilih tetap memberitakan Injil ke manapun, hidup dalam pendiritaan
ketimbang sembunyi karena penindasan yang mereka alami. Inilah hidup yang
menggambarkan kehidupan Yesus. Injillah yang memenuhi mereka dan menguatkan mereka
di dalam Yesus Kristus.
Siapa Filipus yang dimaksud di sini? Tentunya bukan Filipus sang rasul, melainkan
Filipus sang Diaken yang dipilih dan ditahbiskan untuk melayani meja. Ketika memulai
tugasnya dalam menginjili, ia lebih dulu mendengar Firman Tuhan dan berdoa. Selama ia
menginjili, relasinya dengan Tuhan tetap terjaga, kendati pun dalam penderitaan. Tempat
yang dipilih Filipus adalah kota Samaria, yang merupakan kota utama dan kita besar di negeri
itu. Yesus pun pernah melayani di daerah Samaria ini (Yoh. 4:5). Filipus, kemudian
melanjutkan pelayanan yang sudah Yesus mulai dulu.
Filipus bertekad memberitakan Mesias kepada orang Samaria, bukan memberitakan diri
sendiri atau ajaran yang lain. Sebab Kristuslah pusat pemberitaan Injil. Dan oleh Kristuslah
maka bisa terjadi tanda Mujizat. Itulah yang Filipus beritakan. Lalu, apa bukti yang
meneguhkan ajarannya tentang Mesias itu, agar Samaria percaya? Yaitu tanda Mujizat.
Orang Samaria mendengarkan berita Injil yang disampaikan Filipus sekaligus melihat buah
dari isi pemberitaannya itu yakni Injil yang adalah kekuatan Allah. Tanda Mujizat yang
terjadi di tengah orang Samaria adalah terjadi pelepasan dari kuasa kegelapan/roh jahat dari
banyak orang Samaria. Oleh karena Injil adalah kekuatan Allah, maka iblis atau roh jahat
itupun dilucuti oleh kuasa Yesus Kristus. Sederhananya, kuasa Yesus Kristus pastilah
menang ketika diperhadapkan dengan kuasa si jahat. Dengan demikian, nama Yesus semakin
terberitakan di mana pun dan kapan pun. Dan apa relasi orang Samaria? Tidak lain dan tidak
bukan adalah mereka sukacita.

III. Refleksi
1. Kita tidak boleh lebih bersukacita karena tanda Mujizat ketimbang pemberitaan Injil
yang kita dengar. Seyogianya sukacita juga harus lebih besar terhadap Injil, lalu
kemudian barulah tanda-tanda Mujizat.
2. Marilah tetap tekun dan semangat dalam memberitakan Injil. Dan percayalah, Tuhan
pasti bekerja di tengah pemberitaan kita di tengah-tengah dunia ini. Yesus tidak
pernah mempermalukan orang yang setia mengabarkan Dia, sebaliknya, Yesus
pastilah membuat kemenangan besar dan tanda-tanda Mujizat.
3. Tetaplah memilih dan memberitajan Yesus ketika kita dalam penindasan, penderitaan.
Sebab, di dalam kelemahan kita Yesus menunjukkan kuasaNya yang nyata bagi kita.

Anda mungkin juga menyukai