f
NO. 95 TAHUN 2023/2024
I
Bahan Khotbah Minggu Paskah II, 7 April 2024
Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa bersaksi adalah tugas setiap orangpercaya.
2. Jemaat memahami bahwa kesaksian dapat mempersekutukan setiap orang.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 133. Latar belakang Mazmur ini adalah tidak
mungkinnya terjadi keharmonisan yang utuh antara Israel Utara (Samaria)
dan Israel Selatan (Yerusalem) yang terpecah sejak kepemimpinan
Salomo berakhir. Karena itu, Pemazmur harus menggunakan dua metafora
untuk menyerukan terjadinya keharmonisan. Kedua metafora tersebut
menekankan kelimpahan yang menyertai kesatuan. Pertama, persatuan itu
seperti minyak yang berharga. Metafora kedua mengibaratkan embun
yang turun dari Gunung Hermon untuk memuaskan dahaga tanah Sion.
Di sini, kita menemukan metafora minyak dan embun yang mengalir
dan menyebar melampaui titik asalnya, yakni kepala dan Hermon. Dalam
metafora ini, terdapat gerakan ke luar. Kehidupan rukun tidak terjadi begitu
saja. Ia "bergerak" mengalir dari posisi awal ke posisi yang lain. Minyak
mengalir dari atas kepala ke janggut hingga ke ujung jubah. Embun yang
mengalir dari Hermon ke Sion pasti sangat banyak. Mazmur ini menegaskan
bahwa kehidupan rukun dimulai ketika sesuatu mengalir atau berpindah dari
posisi nyamannya. Di sana, berkat Tuhan mengalir ke persaudaraan yang
rukun.
Kisah Para Rasul 4:32-35 menjelaskan kehidupan gereja Yerusalem
dengan menggambarkan komunitas yang saling peduli. Tujuan utama gereja
mula-mula adalah agar melindungi kesejahteraan semua orang, terutama
anggotanya yang paling rentan. Hal tersebut menyaksikan kehidupan barn
yang Allah wujudkan melalui Kristus dan dalam kuasa Roh Kudus. Di sini,
peranan Roh Kudus lebih dari sekadar membuat para rasul dapat berkata-kata
dalam bahasa-bahasa dan berani berkhotbah di depan umum, tetapi justru
menyatukan semua orang sebagai komunitas yang mewujudkan keselamatan
barn di dalam Kristus. Hal tersebut terwujud dalam kehidupan bersama
melalui ibadah, pengajaran, berbagi, dan pelayanan satu terhadap yang lain.
1 Yohanes 1:1-2:2 terdiri dari dua bagian. Bagian pertama (ay. 1-4)
berfungsi sebagai prolog yang berfungsi mendukung pemahaman berikutnya,
khususnya klaim bahwa penulis mendapat wahyu Allah secara langsung (ay.
1). Hal tersebut ditegaskan lagi dalam ayat 5, penulis mengatakan "Dan inilah
berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada
kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada
kegelapan." Bagian kedua (1:6-2:2) menjabarkan hubungannya dengan
kehidupan bersama "tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia
ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang
lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa"
(ay. 7). Selanjutnya, jika kita menyangkal bahwa kita tidak berdosa, maka itu
adalah kebohongan. Artinya, kita tidak berjalan dalam terang. Akan tetapi,
kalau kita mengaku dosa, kita akan disucikan oleh darah Yesus (ay. 8-9).
Yohanes 20:19-31. Injil Yohanes mengatakan bahwa pintu-pintu
rumah tempat rasul berkumpul dikunci karena takut terhadap orang-orang
Yahudi (ay. 19). Menariknya, mereka semua adalah orang Yahudi. Lalu apa
yang meraka takutkan? Kemungkinan besar mereka takut akan kehidupan
mereka sendiri, takut akan masa depan mereka yang tidak pasti. Bahkan,
mungkin mereka kecewa pada Yesus yang telah mati. Ketakutan tersebut
disimbolkan dengan pintu yang terkunci. Akan tetapi, "pintu yang terkunci"
tidak membatasi Yesus. Sebab, Ia adalah "pintu" bagi domba-domba (10:7).
Ia menembus "pintu yang terkunci" dan muncul di tengah-tengah domba
domba-Nya yang ketakutan dan mengucapkan "Damai sejahtera bagi kamu!"
Ucapan itu merupakan ucapan berkat yang mendalam dan meluruhkan pintu
hati mereka yang terkunci oleh ketakutan. Yesus pun menunjukkan tangan
dan lambung-Nya Ia yang disalibkan dan bukan hantu. Para murid
bersukacita melihat Tuhan. Yesus mengatakan sebagaimana Bapa telah
mengutus-Nya, Ia pun mengutus para murid dan mengemhembusi mereka
Roh Kudus (ay. 21). Para murid yang diutus untuk meneruskan karya Yesus
unrnk dunia dihembusi Roh Kudus yang akan bersama mereka selamanya
(14:16-17).
Selanjutnya, pada perikop kedua bacaan kita, Tomas tidak hadir
karena alasan tertentu. Di sini, kita mendapati reputasi rasul satu ini sebagai
rasul peragu, ketika ia meminta untuk melihat luka-luka Yesus. Alhasil,
Yesus muncul lagi satu minggu dan menjawab keraguan Tomas. Dan, Tomas
menanggapinya dengan pengakuan Kristologis
"Ya Tuhanku dan Allahku!" (ay. 28). Respons Yesus kepada Tomas (ay. 29)
bukanlah sebuah teguran, melainkan sebuah berkat bagi semua orang yang
menjadi percaya tanpa melihat dan menyentuh. Hal tersebut ditegaskan di
bagian akhir perikop ini, "Memang masih banyak tanda lain yang dibuat
Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini,
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatatan supaya kamu percaya,
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu
memperoleh hidup dalam nama-Nya (ay. 30-31).
KORELASI
Allah yang adalah sumber damai sejahtera terns menyatakan kasih
Nya bagi semua orang, terns menuntun orang percaya dalam iman untuk
bersaksi tentang anugerah Allah yang telah memprsekutukan orang-orang
percaya yang harus dinyatakan dalam pelayanan penuh kasih kepada sesama,
karena Kristus terns menyapa bahkan dalam keadaan yang sulit seperti yang
di alami oleh para murid agar mereka tetap teguh dalam pelayanan yang akan
mereka hadapi. Tugas pelayanan inilah yang harus terns menjadi misi Gereja,
pelayanan yang menyentuh mereka yang rentan dan tidak berdaya.
Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa bersaksi adalah tugas setiap orangpercaya.
2. Jemaat memahami bahwa kesaksian dapat mempersekutukan setiap orang.
PEMAHAMAN TEKS
Kisah Para Rasul 4:32-35 merupakan gambaran komunitas orang
percaya. Di Kisah Para Rasul 2:42-47, komunitas barn orang percaya setelah
pecahnya Pentakosta dan khotbah besar Petrus. Pada perikop ini, kita
menemukan komunitas barn itu mewujudkan karakter yang berbeda dengan
komunitas duniawi.
Mari kita membayangkan komunitas gereja barn dalam perikop ini.
Katakuncinya adalah "sehati dan sejiwa" (ay. 32). Ajakan ini terbilang susah
gampang. Sebab, dewasa ini, mulai dari masyarakat pedesaan hingga
perkotaan, kehidupan menggereja kita semakin individualis. Bahkan sering
kita memilih gereja atau pengkhotbah yang kita sukai, berpartisipasi dalam
hal-hal yang kita sukai, dan kita bergaul dengan orang yang kita sukai. Pada
batas tertentu, hal-hal tersebut tidak salah. Namun sejak semula gereja
berdiri, kehidupan menggereja bukan tentang suka atau tidak suka, melainkan
kehidupan komunitas.
Tidak jarang pembacaan kita pada teks ini tertuju pada harta yang
dibagi-bagikan. Pertama-tama, Lukas, penulis kitab 1m, tidak
menggambarkan komunitas yang mengharnskan penjualan dan pembagian
seluruh harta. Intisari dari perikop ini justru terletak pada kehidupan
komunitas sebagai kesaksian. Kisah Para Rasul 2:42-47 menunjukkan sebuah
komunitas yang memecahkan roti bersama - ya, misalnya Ekaristi - dan
terlibat dalam praktik pembinaan. Sejak momen Pentakosta itu, Petrus dan
Yohanes menghadapi perlawanan dari pihak berwenang. Mereka telah
ditangkap, diadili, dan diancam. Ketika mereka bertahan dalam keberanian
mereka, "kasih karunia yang besar" ada pada mereka (4:33).
"Kasih karunia yang besar" merupakan tujuan yang salah, karena
menurut definisi kasih karunia datang sebagai anugerah dari Tuhan. Jika kita
menganggap kesaksian dalam Kisah Para Rasul 4:32-35 sebagai sebuah
daftar perilaku berarti mengabaikan apa yang dimaksud dengan "kasih
karunia yang besar". Namun menerimanya sebagai kesaksian tentang
bagaimana kuasa kebangkitan Allah menjiwai kehidupan gereja, membuka
kemungkinan bagi tanggapan yang setia.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Mari kita diskusikan, apakah gereja kita telah mewujudkan karakter
gereja mula-mula? (Ta sipa'kadai! Dipana'ta' siamo raka tu
soyanan pa'kamayan susi napanata, kombongan bunga'na.)
2. Dalam hal apa, gereja kita belum mewujudkannya, dan bagaimana
itu semestinya diwujudkan? (Apara tu mendadi sakkalangan Ian
kombonganta unnangkaranni, sia apa tu ladipogau, anna manassa
kumua dipogau, tongan?)
Tujuan:
Z Jemaat meyakini bahwa Allah telah menyatakan kasih-Nya dengan menjadikan
kita orangpilihan-Nya dan anak-anak-Nya dalam Kristus.
8. Jemaat mau hidup sebagai orang-orang pilihan dan sebagai anak-anak Allah yang kian
serupa dengan Kristus.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 4 merupakan pengalaman spiritual Daud dengan Allah Sang
Sumber kekuatan pengharapan, iman, dan kasih dalam hidup yang sekalipun
berat. Ada banyak kesesakan yang ia alami sebagai seorang yang diurapi.
Akan tetapi, Tuhan selalu menyediakan sukacita yang membuatnya bertahan.
Dalam Mazmur ini, kita menemukan doa Daud kepada Allah yang benar,
membenarkan, dan menaruh kebenaran dalam dirinya. Pada bagian lain, ia
menempatkan diri sebagai sosok yang menegur, menasihati, dan
memeringatkan orang-orang yang mencemarkan kemuliaan dalam dirinya. Ia
juga mengajak mereka berbalik kepada Allah dan memersembahkan korban
yang benar kepada Allah. Pada akhir Mazmur ini, Daud menyaksikan
perbuatan Allah dalam hidupnya sebagai orang yang dipilih dan diurapi dan
diperkenankan Allah menikmati kebaikan dalam hidup.
Kisah Para Rasul 3:11-20. Kuasa Kristus yang bangkit telah
menyembuhkan seorang yang lumpuh hingga menghebohkan pengunjung
Serambi Salomo. Dan, peristiwa tersebut menjadi momen kesaksian Petrus
dan Yohanes tentang Kristus yang mati dan bangkit menggenapi yang sudah
difirmankan. Momen tersebut juga mernpakan sebuah kritik yang diharapkan
menginsyafkan orang-orang Yahudi dan menerima Yesus sebagai Mesias
yang dijanjikan bagi mereka sejak semula. Bagi Petrus dan Yohanes,
perlakuan orang Yahudi kepada Yesus adalah sebuah kesalahan, karena
mereka telah membunuh Yang Kudus dari Allah Abraham, Ishak, dan
Yakub. Yesus-lah yang sesungguhnya akan memimpin mereka kepada hidup
yang berkenan kepada Allah.
1 Yohanes 3:1-10 menegaskan bahwa di dalam Kristus, dosa manusia
telah diampuni. Pengampunan itu menjadikan setiap orang percaya sebagai
anak-anak Allah (keistimewaan) harus hidup dalam kebenaran seperti Kristus
dan teguh dalam pengharapan akan kembali-Nya. Hal tersebut diperlukan
agar tidak disesatkan dan berperangai sebagai anak-anak Tulis. Cara hidup
anak-anak Allah haruslah berbeda dengan anak-anak Tulis. Anak-anak Allah
berjuang untuk tidak berbuat dosa lagi sementara anak-anak Tulis terns
berkanjang dalam dosa. Anak-anak Allah penuh kasih terhadap saudaranya
sedangkan anak-anak Tulis tidak mengasihi saudaranya.
Lukas 24:36-49 mernpakan kisah kehadiran Yesus di tengah-tengah
percakapan para murid. Di sana, Yesus mengingatkan bahwa semua yang
telah dialami-Nya adalah penggenapan atas semua nubuatan para nabi. Ia
melihat betapa pentingnya pemahaman para murid tentang hubungan antara
nubuat para nabi dengan semua yang telah dialami-Nya. Mengapa ini
penting? Karena, merekalah yang akan menjadi saksi Kristus bagi semua
bangsa. Kehadiran Yesus di tengah-tengah para murid adalah untuk
menghalau keraguan mereka akan kebenaran peristiwa kebangkitan-Nya.
KORELASI
Pergumulan hidup selalu menghadang orang-orang yang dipilih
Tuhan, seperti Daud, Petrus, dan Yohanes. Akan tetapi, kuasa dan kasih
Allah selalu dinyatakan. Kuasa yang mengubah rasa takut menjadi sukacita,
mengubah kelemahan, kesakitan menjadi kesembuhan, dan kuasa yang
mengubahkan orang berdosa menjadi anak-anak Allah. Kuasa-Nya terns
meneguhkan pengharapan kita tentang kebenaran Kristus yang telah mati dan
bangkit agar hidup kita pun menjadi sernpa dengan Dia.
Tujuan:
I. Jemaat meyakini bahwa Allah telah menyatakan kasih-Nya dengan menjadikan
kita orangpilihan-Nya dan anak-anak-Nya dalam Kristus.
2. Jemaat mau hidup sebagai orang-orang pilihan dan sebagai anak-anak Allah yang kian
serupa dengan Kristus.
PEMAHAMAN TEKS
Daud menyerukan doa kepada Allah yang membenarkan dan
menaruh kebenaran dalam dirinya. Ia juga menegur, menasihati, dan
memeringatkan orang-orang yang mencemari dirinya dengan dosa. Mereka
hidup dalam kecemaran, kebohongan dan kesia-siaan. Daud pun mengajak
mereka bertobat mempersembahkan korban yang benar kepada Allah. Di
akhir seruannya, ia menyaksikan perbuatan Allah dalam hidupnya sebagai
orang yang dipilih dan diurapi. Orang yang diperkenankan-Nya menikmati
kebaikan Allah dalam hidup yang penuh sukacita. Pribadi yang meyakini
bahwa Allah mendengarkan doa dan seruannya senantiasa. Pengalaman
spiritual Daud bersama Allah menjadi teladan bagi kita dalam
berpengharapan, beriman, dan melakukan kasih sekalipun kita berat. Ada
banyak kesesakan yang dia alami, tetapi Tuhan selalu memampukannya
bertahan.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Sebagai orang yang dipilih dan dibenarkan oleh Allah seperti Daud,
kehidupan seperti apa yang harusnya dinyatakan? (To dipilei sia to
dibilang malolomoki' diomai Puang Matua susi Daud. lake susito, umba
tongan susi tu soyanan katuoan ladipapayan'!)
2. Bagi Daud apakah sukacita yang melimpah dalam hidupnya, dan apa pula
sukacita kita yang melimpah dalam hidup kita sebagai milik Kristus?
(Apara tu mandu losong napoparannu Daud Ian katuoanna?, na ia ke kita umba
tu tasanga mandu dipoparannu Ian katuoanta susi misa' taunna Kristus?)
Bahan Khotbah Minggu Paskah IV, 21 April 2024
Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa Allah adalah Gembala yang baik dalam hidup ini.
2. Jemaat meneladai Kristus sebagai Gembala yang berkorban bagi keselamatan domha
domba-Nya.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 23 merupakan kesaksian iman Daud tentang Tuhan yang
bersedia berjalan bersamanya melintasi lembah kekelaman, sebuah kondisi
yang bagi banyak orang menakutkan, mencemaskan, dan tanpa harapan.
Dalam imannya, Tuhan adalah menjadi Gembala yang menuntunnya,
menjaganya, memeliharanya, dan memastikannya sampai pada hidup
menikmati kemuliaan bersama Allah sepanjang masa. Kesediaan Allah
tersebut adalah gambaran kedekatan Allah dengan orang yang dikasihi-Nya.
Penghayatan iman Daud mengajarkan sikap seorang gembala terhadap
kawanan domba gembalaannya. Sebagai seorang yang pernah
menggembalakan kawanan domba, Daud mengetahui kebutuhan
gembalaannya dan jenis bahaya yang mengancam. Gembala harus menjaga
mereka dan memastikan terpeliharanya domba-domba di padang rumput dan
mata air yang tenang. Keadaan itulah yang terns dinyatakan Allah dalam
hidupnya sebagai Gembala yang baik.
Kisah Para Rasul 4:5-12 adalah kisah Petrus dan Yohanes di hadapan
para imam besar yang mempertanyakan tentang kuasa dan nama Yesus. Bagi
mereka berdua, pengadilan para Imam bukanlah hal yang menggentarkan,
karena mereka telah menyaksikan peristiwa kematian dan kebangkitan
Kristus penggenapan nubuat para nabi. Pengadilan para imam adalah
kesempatan bagi mereka untuk menegaskan bahwa Yesus Kristus sebagai
batu terbuang yang telah menjadi penjuru yang mandatangkan keselamatan.
Percayanya 5000 orang laki-laki kepada kesaksian Petrus dan Yohanes
tentang Kristus telah menggemparkan dan sekaligus menjadi ketakutan bagi
pemimpin-pemimpin Yahudi dan Ahli Taurat. Akibatnya, mereka berupaya
meredam gerakan itu dengan cara mengadili Petrus dan Yohanes. Kuasa Roh
Kuduslah yang memberikan kepada mereka keberanian untuk menyaksikan
Kristus sebagai satu-satunya jalan beroleh keselamatan.
1 Yohanes 3:16-24 merupakan penegasan Yohanes bahwa Yesus
telah menyatakan kasih-Nya dengan memberikan nyawa untuk domba
domba-Nya. Dengan demikian, mereka yang percaya kepada Kristus punya
kewajiban hidup seperti Yesus. Setia dalam kebenaran Allah, hidup dalam
ketaatan kepada Allah, dan hidup dalam kasih yang benar kepada sesama.
Dan, kepada mereka, Roh Kuduslah akan terns memampukan untuk
menghampiri hadirat Allah tanpa takut. Roh itulah yang terns menerus
menginsyafkan orang percaya bahwa Allah hadir di dalam kita menjalani
kehidupan yang tidak mudah. Kisah dan cara hidup adalah pembuktian
bahwa kita adalah anak-anak Allah atau anak-anak Tulis.
Yohanes 10:11-18 memproklamasikan Kristus sebagai Gembala yang
baik, yang mengenal dan dikenal oleh domba-domba-Nya, dan menyerahkan
nyawa-Nya. Proklamasi ini adalah sebuah kritik tegas bagi para pemimpin
pemimpin Yahudi yang berperilaku sebagai gembala upahan. Gembala
upahan hanya menghitung-hitung upah dan kesenangan diri tanpa
memerdulikan bahaya yang mengancam, yang menceraiberaikan bahkan
membinasakan kawanan domba yang dipercayakan padanya. Yesus
memaparkan sikap gembala yang sangat kontras antara Gembala yang baik
dan setia serta gembala yang hanya memikirkan upah. Gembala yang
berkorban untuk keselamatan kawanan dombanya berbeda dengan gembala
yang rela mengorbankan kawanan dombanya demi keselamatan dirinya.
Gembala yang mengerjakan dengan sungguh kehendak Bapa dan gembala
yang memikirkan keuntungan dirinya sendiri.
KORELASI
Allah adalah Gembala yang baik, yang selalu memastikan domba
tuntunan-Nya selamat. Gembala yang mempertaruhkan hidup-Nya demi
keselamatan dombaNya. Sebaliknya gembala-gembala upahan tidak memiliki
rasa peduli selain pada upah dan kesenangan diri.
Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa Allah adalah Gembala yang baik dalam hidup ini.
2. Jemaat meneladai Kristus sebagai Gembala yang berkorban bagi keselamatan domba
domba-Nya.
PEMAHAMANTEKS
Pasal empat ini harus dibaca dari ayat pertama. Sebab, empat ayat
pertama memberikan informasi penting. Bagian tersebut menginformasikan
kepada kita bahwa orang-orang Saduki dan pengawal Bait Allah menangkap
dan memenjarakan Petrus dan Yohanes. Selanjutnya, kita mendapati bahwa
para pemimpin terprovokasi oleh isi dan dampak dari khotbah Petrus.
Sebagaimana kita temui, ada 5000 laki-laki, tidak termasuk perempuan dan
anak-anak, mendengar khotbah kedua rasul lalu bertobat (ay. 4). Sebagai
informasi tambahan, orang Saduki adalah kelompok Yahudi yang tidak
percaya konsep kebangkitan. Karena itu, ajaran kedua rasul serta
popularitasnya dipandang berbahaya. Penolakan terhadap kedua rasul bukan
lahir dari orang Yahudi biasa, melainkan para pemimpin Bait Allah dan
bangsawan Yahudi. Mereka adalah orang yang dipercayakan oleh Romawi
untuk mengatur dan memerintah di Yudea. Karena itu, mereka memiliki
otoritas politik dan religious untuk menangkap pengikut Yesus.
Selanjutnya, kita juga mendapati bahwa Kisah Para Rasul
menggambarkan bahwa para rasul mewarisi dan melanjutkan setiap aspek
pelayanan Yesus, yakni menyembuhkan, berkhotbah, melayani, dan juga
menentang orang-orang yang memiliki kekuatan untuk melawan
mereka. Pertanyaan Imam Besar Kayafas pada kedua rasul sangat penting,
yakni mengenai kuasa mereka melakukan semua perkara tersebut. Kata
Yunani "kuasa" adalah "dunamis" yang berarti otoritas. Pertanyaan tersebut
sangat mendasar, sebab mereka memiliki otoritas, baik secara politik maupun
secara religius.
Respons Petrus menandakan implikasi yang sangat serius. Ayat 8-12
menjelaskan bahwa kuasa yang mereka gunakan adalah kuasa Yesus Kristus
Anak Allah. Kuasa itu membawa mereka pada pelayanan yang besar, yakni
melakukan kebajikan, menyembuhkan orang sakit dsbnya. Jawaban tersebut
adalah kritik pada mereka, sebagai pemimpin, yang tidak menggunakan
jabatannya untuk menggembalakan umat.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Petrus dan Yohanes telah menyaksikan kepada pemimpin Yahudi bahwa
Kristus adalah pemimpin/gembala yang telah mati untuk keselamatan
domba-dombaNya. Bagaimanakah sesungguhnya cara memimpin para
pemimpin Yahudi yang berbeda dari Yesus? (Napessa'bian Petrus so/a
Yohanes lako pekaamberan to Yahudi kumua ia tu Kristus iamo to
mangkambi' tu mangka mate belanna mintu' domba-Na. Umba susi
kasisengaranna tu pa'pana'ta'na Puang Yesu anna pa'pana'ta'na
pekaamberan to Yahudi?)
2. Kalau Petrus dan Yohanes begitu gamblang menyaksikan Yesus yang
mengorbankan diri sebagai pemimpin/ gembala, lalu bagaimana dengan
kita? (apa yang hendak kita saksikan dan nyatakan sebagai pemimpin
dalam keluarga, jemaat dan masyarakat). (Puang Yesus iamo to
mangkambi' tu umpemalaran kale-Na belanna domba-dombana. Umba susi ke
dipasitende'i tomai to sitoe tokon la Ian tondok (ambe' tondok) la Ian
kaparentan?)
AKUPERCAYA
Tontong Kupatongan
Bacaan Mazmur : Mazmur 22:26-32
Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 8:26-40 (BU)
Bacaan 2 : 1 Yohanes 4:7-21
Bacaan 3 : Yohanes 15:1-8
Nas Persembahan : Mazmur 32:26
Petunjuk Hidup Barn : Kisah Para Rasul 8:37
Tujuan:
I. Jemaat percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juru Selamat.
2. Jemaat tetap teguh mempercayai Allah di tengah-tengah pergumulan dan
penderitaan.
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 22:26-32 merupakan nyanyian pengharapan Daud di tengah
kesukaran. Ia bergumul karena merasa jauh dari Allah. Dengan tetap
menaruh harap pada Tuhan, ia terns memercayai bahwa Allah-lah yang
berdaulat atas semua bangsa, baik yang rendah hati maupun yang sombong.
Daud meyakini bahwa pada akhirnya nanti semua orang akan menyembah
Allah dan menceritakan segala yang dilakukan-Nya.
K.isah Para Rasul 8:26-40 merupakan kisah perjumpaan Filipus dan seorang
Sida-sida dari tanah Etiopia, seorang yang telah dikebiri (to dibaliannt).
Perjumpaan tersebut terjadi dalam tuntunan Roh Kudus. Mereka
memercakapkan nubuat dalam kitab Yesaya tentang anak domba kelu yang
akan digunting bulunya dan akan dibawa ke pembantaian. Filipus
menjelaskan bahwa nubuat anak domba itu telah digenapi di dalam Yesus
Kristus, Anak Allah. Percakapan tersebut membawa Sang Sida-sida
memercayai Kristus dan mengungkapkan pengakuan "Aku Percaya, bahwa
Yesus Kristus adalah Anak Allah." Akhirnya, sang Sida-sida bersedia untuk
dibaptis.
Lalu, mengapa Filipus membaptis seorang yang telah dikebiri?
Hukum Israel jelas melarang laki-laki yang dikebiri terlibat dalam ibadah
Israel (Im. 21:20; Ul. 23:1). Sebagaimana telah kita baca bahwa Sang Sida
sida sedang membaca Yesaya 53:7-8. Dengan itu, Filipus memberitahu
kepadanya tentang Yesus (ay. 32-35) bahwa Hamba itu "dianiaya karena
pelanggaran umat-Ku." Karena itu, bacaan kita ini menggambarkan kematian
Yesus sebagai akibat dari dosa-dosa Israel. Seperti yang kita baca, akhir
bacaan ini menegaskan Injil menyebar sampai ke ujung bumi, bahkan ketika
seseorang itu adalah seorang yang ditolak (dikebiri). Ketika Kerajaan Allah
diberitakan di dalam Yesus Kristus, tidak hanya Si Sida-sida yang
sebelumnya dikucilkan, tetapi juga kita semua yang mengaku dan percaya
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat.
1 Yohanes 4:7-21 menyaksikan kasih adalah hakikat Allah. Kasih itu
mewujud dalam Kristus, Anak Allah, yang diutus sebagai pendamaian atas
dosa-dosa manusia. Kasih Allah di dalam Kristus adalah kasih yang
sempuma bagi dunia dan melenyapkan ketakutan. Hidup dalam kasih akan
menggerakkan kita untuk berelasi baik dengan Tuhan dan dengan sesama.
Yohanes 15:1-8. Yesus menyebut diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar.
Orang yang percaya dan mengikut-Nya adalah ranting-rantingnya. Orang
yang hidupnya melekat pada Yesus akan menghasilkan buah yang baik
mendapat asupan nutrisi dari firman-Nya. Sebaliknya, orang yang tidak
melekat pada Yesus, hidupnya seperti ranting kering yang tidak berbuah dan
akan dicampakkan ke dalam api. Kita tidak dapat hidup tanpa pokok anggur,
yaitu Yesus. Barangsiapa tinggal di dalam-Nya, ia akan berbuah banyak,
sebab di luar Yesus, kita dapat berbuat apa-apa (ay. 5). Pemyataan "tinggal
di dalam Alru" bermakna percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah;
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat; melakukan perintah
Allah; dan tetap percaya kepada Injil; serta hidup dalam persekutuan kasih
tubuh Kristus.
KORELASI
Orang yang percaya kepada Kristus sebagai Anak Allah tidak akan
pemah meragukan kebenaran firman, kasih, dan kuasa Roh-Nya. Percaya
kepada Allah, menyuara dalam pengakuan bahwa kita percaya "Yesus itulah
Tuhan dan Jurus Selamat. Kepercayaan kepada Allah terwujud dalam praktik
kasih sebagai hakikat Allah.
AKUPERCAYA
Tontong Kupatongan
Mazmur 22:26-32
Tujuan:
I. Jemaat percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juru Selamat.
2. Jemaat tetap teguh mempercayai Allah di tengah-tengah pergumulan dan
penderitaan.
PEMBIMBING TEKS
Sejak awal Mazmur 22, tampil seseorang yang sedang berada dalam
ketegangan. Misalnya, "Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh" (ay. 2) dan
"Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak
menjawab... " Namun, menariknya pada bagian tersebut, Pemazmur
menyandingkan keluhannya dengan pemyataan deklaratif seperti "Padahal
Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel
(ay. 4), dan "Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau
yang membuat aku aman pada dada ibuku (ay. 10). Dua puluhan ayat pertama
dari Mazmur ini menampilkan seseorang yang berada dalam kesusahan,
penuh dengan pemyataan-pemyataan yang berlawanan (kontradiktif)
tentang
penderitaan manusia dan kebaikan Tuhan. Lalu, pada ayat-ayat terakhir
Mazmur ini, warna suara Pemazmur berubah. Meski awalnya bertentangan,
Pemazmur telah menunggu, mengawasi, bekerja, dan bertahan. Ayat 26
menunjukkan transisi Pemazmur (bdk. ay. 1). Ia mengajak seluruh umat
untuk juga mengalami transformasi sebagaimana yang ia lami Pemazmur
dengan memanjatkan syukur dan pujian kepada Tuhan.
Ayat 26-32 menukas perbuatan Tuhan bagi seorang pribadijuga akan
dilakukan bagi seluruh dunia. Ia melakukannya bagi orang-orang rendah hati,
orang miskin, orang yang mencari Tuhan (ay. 27), dan sampai ke ujung bumi
serta segala bangsa (ay. 29-30). Generasi ke generasi akan terns menyeritakan
kemuliaan dan keadilan Allah (ay. 31-32). Jika kita mengaitkannya dengan
peristwa Jumat Agung hingga Paskah, kita dapat mengandaikan ayat 2-25
adalah masa kelam penderitaan K.ristus pada Jumat Agung. Karena itu, tidak
heran jika kita mendapati Yesus mengucapkan ayat 2 "Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?" dalam beberapa bagian Injil (Mat.
27:46 dan Mrk. 15:34). Sementara, ayat 26-32 berubah menjadi fajar
kebangkitan. Di sana, semua orang yang lemah dan berseru menyebut nama
Allah dalam kelemahannya akan makan dan kenyang, seperti yang
dipersaksikan oleh Pemazmur. Dalam kehidupan sekarang ini, ketika kita
dihadapkan pada penderitaan, bukankah ketika percaya kepada K.ristus Sang
Juruselamat, kita akan bergerak dari kegelapan menuju fajar dan mewartakan
pembebasan yang datang dari Allah kepada umat-Nya?
PERTANYAAN DISKUSI
1. Diskusikan dan ceritakanlah pengalaman-pengalaman anda, terutama
ketika anda merasa ditinggalkan oleh Allah! (Ta pada pokadai tu a'gan
mangka diola, umba susi ta sa'ding ke narampoiki' kamagasan anna butungki' to
natampe Puang Matua.)
2. Lalu, ungkapkan dan refleksikan masa-masa transisi atau perubahan
pengalaman-pengalaman tersebut menuju fajar atau perubahan hidup
menjadi lebih baik! (Ta pokada pa'nannunganta, denraka anna tu'tunki'
tu a'gan mapai' Ian katuoanta, apa situru' lumingkana attu anna dikabu'tui tu
ka tilendokan diomai a'gan iato.)
Bahan Khotbah Minggu Paskah VI, 5 Mei 2024
Tujuan:
9. Jemaat memahami bahwa orang percaya dapat memenangkan dunia melalui
pendidikan.
10. Jemaat tergerak mendidik dunia dengan kasih Kristus.
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 98 termasuk dalam kelompok Mazmur yang menekankan
Allah sebagai Raja (Mzm. 95-99). Pemazmur bersyukur kepada Allah atas
pembebasan atas bangsa Israel dari penindasan bangsa lain. Ungkapan
tersebut adalah ungkapan yang mengajak seluruh umat memuji Tuhan
dengan lagu-lagu dan dalam suasana gembira. Ajakan itu meliputi Bait Allah
(ay. 1-3), ke semua orang di bumi (ay. 4-6), dan semua ciptaan (ay. 7-8).
Kisah Para Rasul 10:40-48 menyeritakan permulaan penyebaran Injil
Yesus K.ristus kepada semua bangsa. Perubahan pemahaman Petrus tentang
Injil yang harus diberitakan juga kepada bangsa di non Yahudi, bermula dari
peristiwa di Yope di rumah saudagar kulit yang bernama Simon. Di tempat
itu, Petrus mendapat penglihatan dalam mimpi, yaitu sebuah layar lebar yang
di dalamnya terdapat binatang berkaki empat, binatang melata dan burung.
Allah meminta Petrus untuk memakannya, padahal semua binatang tersebut
adalah binatang haram bagi orang Yahudi. Petrus akhirnya mengerti arti
penglihatan itu setelah tiga orang datang memintanya pergi ke Kaisarea
menjumpai Komelius, seorang perwira tentara Italia yang percaya kepada
Tuhan. Peristiwa tersebut menyadarkan Petrus bahwa Allah telah
meruntuhkan pemisahan orang Yahudi dan orang bukan Yahudi (ay. 28).
Keselamatan di dalam K.ristus harus diberitakan kepada semua bangsa.
1 Yohanes 5:1-5 menyeritakan keberadaan guru-guru palsu yang
sombong dan tidak memiliki kasih. Para guru palsu mengajarkan bahwa yang
rohani itu baik dan yangjasmani itu buruk. Jelas, pandangan tersebut adalah
filsafat dualisme. Pemahaman itu membuat mereka menyangkal inkamasi
dan kellahian Yesus. Para guru palsu tidak dapat menerima hakikat diri Yesus
sebagai manusia dan juga adalah Allah. Yohanes membantah para guru palsu
tersebut dengan mengajarkan bahwa setiap orang percaya harus menerima
Yesus adalah K.ristus yang diperanakkan Allah. Menurut Yohanes, iman
berasal dari Tuhan. Karena itu, keyakinan orang percaya adalah lahir dari
Tuhan. Orang yang beriman percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Orang yang
percaya bahwa Yesus adalah Kristus memiliki iman yang dapat mengalahkan
dunia, sebab Yesus adalah pemilik dunia.
Yohanes 15:9-27 menjelaskan alasan orang percaya harus saling
mengasihi (ay. 9-11). Bapa mengasihi Yesus dan kasih itu meluap bagi kita.
Karena itu, kita diminta tetap tinggal dalam kasih Kristus dengan tekun. Cara
untuk tetap tinggal di dalam-Nya adalah dengan ketaatan kepada-Nya seperti
ketaatan Yesus kepada Bapa. Dengan menuruti perintah mengasihi, kita akan
tinggal dalam Kasih-Nya. Orang percaya tidak disebut hamba tetapi sahabat
karena Kristus mengharapkan ketaatan bukan sebagai hamba, namun sahabat
yang menaati perintah karena kasih. Sekalipun orang percaya saling
mengasihi sebagai wujud ketaatan kepada Allah, namun dunia membencinya.
Dunia membenci karena orang percaya tidak berasal dari dunia dan menolak
Kristus karena tidak mengenal-Nya. Karena itu, tugas orang percaya adalah
mengajarkan dunia untuk mengenal Kristus dan mengasihi-Nya.
Korelasi
Keempat bacaan memberi pesan yang sama dalam hubungannya
dengan Tuhan, orang percaya, dan dunia. Kepercayaan kepada Tuhan tidak
boleh berhenti pada diri sendiri saja. Akan tetapi, ia harus meneruskannya
kepada orang lain (dunia) dengan cara mendidik bahwa Allah yang benar itu
berkuasa atas dunia ini.
Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa orang percaya dapat memenangkan dunia
melalui pendidikan.
2. Jemaat tergerak mendidik dunia dengan kasih Kristus.
PEMBIMBING TEKS
Mazmur 98 merupakan pengakuan sekaligus ajakan untuk memuji
Allah karena keselamatan yang telah dilakukan-Nya. Dalam ayat 1-3, kata
"keselamatan" diulang sebanyak tiga kali. Pengulangan itu menegaskan
tindakan dan karya Allah tidak hanya terbatas kepada kaum Israel, tetapi juga
"segala ujung bumi". Seluruh ciptaan Tuhan di muka bumi ini mendapat
bagian dalam karya keselamatan-Nya. Kata keselamatan dalam NRSV (New
Revised Standard Version) diterjemahkan sebagai victory (kemenangan).
Akar kata kerja Ibraninya adalah yasha yang berarti "menyampaikan" atau
"membebaskan". Terjemahan itu mengartikan bahwa kemenangan Tuhan
terjadi melalui pembebasan bagi seluruh ciptaan.
Bagian akhir dari Mazmur ini mengajak umat untuk mengingat Allah,
selain sebagai Raja yang membebaskan, juga sebagai Raja yang menghakimi.
"Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan
kebenaran" (ay. 9). Keadilan merujuk kepada tindakan kesetaraan yang tidak
dilakukan atas penilaian terhadap suatu hak-hak istimewa. Penghakiman
dengan kebenaran berarti tindakan yang dilakukan secara jujur dan
berdasarkan pada hal yang benar. Pemazmur menunjukkan pembebasan yang
dilakukan Allah sebagai Raja atas penindasan yang dialami umat Israel,
sejalan dengan penghakiman yang dilakukan secara adil dan benar.
Sebagaimana pengakuan pemazmur atas tindakan pembebasan yang
dilakukan Allah, kita pun dipanggil untuk meneruskan karya pembebasan
Allah dalam dunia ini. Sebagai orang percaya, kita meyakini bahwa kita
mampu memenangkan dunia untuk Kristus, salah satunya melalui
pendidikan. Pendidikan yang membebaskan dari keterbelakangan bahkan
dari ketidakberdayaan menuju pada kehidupan yang lebih baik.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Dalam ayat 9, penghakiman Allah dilakukan secara adil dan benar.
Menurut saudara, bagaimana bentuk kemenangan kita, orang percaya,
dapat dilakukan dengan adil dan juga benar? (Lan aya' 9 dipokada
kumua ia tu Puang Matua ma'pao/ai sa/u, maruru' sia tang pakayun
bimbang.Situru' pa'nannunganta, umba /adikua umpamanassai tu
kapata/oanta u//endui kama/o/oan sia kama/amburan tang pakayun
bimbang?)
2. Pada bulan ini, kita memeringati Hari Pendidikan Nasional. Sehubungan
dengan hal itu, menurut saudara apa peran pendidikan yang dapat
menolong kita untuk mengakui pembebasan/keselamatan dari Allah
seperti yang diungkapkan oleh pemazmur? (Lan te bu/an iate anna
dipengki/a/ai tu a/lo kadipamanassanna pa'panundu' Ian panta'nakan /o/o
(Passiko/an). Siumpu'na te kapengki/a/an iate,sama/e/e siamo raka tu kama/o/oan
sia katonganan Ian tumengkana pa'panondu' u//endui' panta'nakan /o/o?)
Tujuan
1. Jemaat meyakini bahwa momentum kenaikan Yesus Kristus ke Surga adalah bukti
bahwa takhta Allah tidak bisa digoyahkan.
2. Jemaat mengimani bahwa orang-orang yang percaya akan teguh dalam iman dan penuh
dengan sukadta.
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 93:1-5 merupakan pengantar nyanyian pujian untuk
menyeritakan keagungan Tuhan sebagai Raja yang kedaulatan-Nya kekal.
Tahta Allah yang tegak dan kekal (ay. 2) terbukti dengan tetap teguhnya tahta
itu, sekalipun digoyahkan oleh berbagai upaya. Secara umum, para penafsir
sepakat bahwa Mazmur ini dituliskan pasca pembuangan Babel. Kedaulatan
dan takhta Tuhan yang kekal dipersaksikan berdasar pada pengalaman
panjang umat-Nya dibuang ke Babel. Seluruh upaya untuk menggoyahkan
dan meruntuhkan takhta Tuhan diumpamakan suara-suara air (sungai dan
ombak laut) yang besar dan hebat (ay. 3-4). Namun, sekuat apapun upaya
untuk menggoyahkan dan merubuhkannya, tahta Tuhan tidak pernah goyah
sedikit pun. Sebab itu, pemazmur menyanyikan pengakuannya bahwa Tuhan
adalah raja yang kekal.
Kisah Para Rasul 1:1-11 merupakan bagian pengantar buku kedua
Lukas kepada Teofilus yang bertujuan meyakinkan Teofilus akan kebenaran
pengajaran terkait Yesus Kristus (Luk. 1:4; Kis. 1:1). Kisah yang tertulis pada
ayat 2-11 sebenarnya telah termuat dalam Injil Lukas. Namun, Lukas tetap
menuliskannya lebih rinci. Ayat 3-4 menegaskan bahwa kedaulatan Allah
melalui karya Yesus Kristus tidak dapat digoyahkan bahkan oleh maut
sekalipun. Kebangkitan dan kehadiran Yesus Kristus di tengah-tengah murid
Nya (makan bersama) menjadi bukti bahwa kedaulatan-Nya mengatasi segala
sesuatu. Akan tetapi, kelihatannya para murid masih memiliki harapan
kepada Yesus Kristus untuk membebaskan Israel secara politis. Jawaban
Yesus terhadap harapan para murid (ay. 7-8) sangat menarik. Ia tidak
mematahkan harapan mereka, tetapi mengajarkan para murid untuk
memercayakan hidup secara total kepada Allah. Di akhir, Yesus kembali
menegaskanjanji-Nya bahwa para murid akan terns dituntun dan disertai oleh
RohKudus.
Efesus 1:15-23 merupakan bagian dari surat Paulus yang ditulis ketika
ia dipenjarakan di Roma (K.is. 16). Menariknya, kendatipun Paulus sangat
menderita karena perlakuan yang diterimanya di penjara, ia tetap mengucap
syukur (ay. 16). Paulus mengucap syukur karena mendengar tentang
kehidupan keberimanan dan kasih jemaat di Efesus yang terwujud kepada
semua orang (ay. 15). Mengapa jemaat di Efesus memiliki iman dan kasih
sedemikian rnpa? Jawabannya tertera dalam ayat 18-22. Frasa "supaya Ia
menjadikan...." dan kata "ditentukan-Nya" (ay. 18) mengandung makna
bahwa Allah di dalam Yesus Kristus-lah yang menjadikannya demikian.
Lebih lanjut pada ayat 19-22, Paulus menjelaskan kedahsyatan kuasa Allah
yang telah membangkitkan Yesus dan menempatkan Yesus di sebelah kanan
Nya di Sorga. Kekuasan-Nya jauh lebih tinggi dari segala kuasa yang pemah
ada, yang ada dan yang akan ada. Dengan kekuatan kuasa Allah di dalam
Yesus Kristus melalui Roh Kudus, jemaat di Efesus memiliki iman dan kasih
yang membuat Paulus terns mengucap syukur.
Lukas 24:44-53. Sebelum berpisah dengan para murid-Nya, pada ayat
44-47, Yesus mengingatkan para murid bahwa segala sesuatu yang telah
mereka alami, pemah Ia sampaikan sebelumnya. Bahkan jauh sebelum itu,
rangkap tiga kanon kitab Ibrani (Taurat Musa, kitab Nabi-nabi, dan Mazmur)
telah menubuatkan karya, kuasa, dan inisiatif Allah untuk menjumpai dan
menebus ciptaan-Nya dari kuasa dosa (ay. 44). Pada ayat 49, Yesus kembali
mengukuhkan janji Allah untuk mencurahkan Roh Kudus yang akan
memampukan mereka mempersaksikan semua karya dan kuasa Allah di
dalam Yesus Kristus. Ayat 50-51 mengisahkan prosesi perpisahan Yesus dan
para murid melalui peristiwa kenaikan Yesus ke Sorga.
Pada ayat 52, kata "menyembah" berasal dari bahasa Yunani
proskuneo yang berarti bersujud atau tersungkur hingga setara dengan tanah
sambil memuja (melafalkan sesuatu yang isinya pasti pengagungan kepada
yang dipuja). Menariknya, kata proskuneo hanya ditujukan kepada sosok
yang mahamulia. Aksi yang dilakukan para murid bermakna bahwa mereka
telah meyakini dan mengimani sepenuhnya Yesus sebagai Tuhan dan
Jurnselamat yang kuasa-Nya tidak tertandingi oleh apapun.
KORELASI
Benang biru dari seluruh teks di atas adalah kuasa dan kedaulatan
Allah mengatasi segala sesuatu. Melalui karya Yesus, kuasa itu menegaskan
kedaulatan-Nya bahkan maut sekalipun tidak dapat menandingi dan
menggoyahkan kuasa Allah. Seperti pemazmur, para murid dan jemaat di
Efesus, orang-orang yang percaya pada kuasa Allah akan teguh dalam iman
dan penuh dengan sukacita.
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 1:1-6 menyebutkan dua kelompok manusia, yaitu kelompok
orang-orang benar (ay. 1-3) dan kelompok orang berdosa atau orang fasik
(ay. 4-5). Kelompok pertama adalah orang berbahagia karena menyukai
Taurat Tuhan dan merenungkannya sepanjang waktu. Mereka pun tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan
tidak duduk dalam kumpulan pencemoh. Dampaknya, mereka seperti pohon
yang ditanam di tepi aliran air, menghasilkan buah pada musimnya, daunnya
tidak layu, serta apapun yang diperbuatnya berhasil. Sebaliknya, kelompok
orang fasik digambarkan seperti sekam yang ditiup angin. Pengandaian ini
diambil dari tempat pengirikan di atas bukit yang mana angin dapat
memisahkan sekam dari gandum. Selain itu, mereka tidak akan tahan dalam
penghakiman dan dalam perkumpulan orang benar. Pada ayat 6, pemazmur
menyimpulkan kedua kelompok ini dalam satu pemyataan singkat: Tuhan
mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Kisah Para Rasul 1:15-17, 21-26 mengisahkan proses pemilihan
pengganti Yudas. Petrus berinisiatifmencari pengganti Yudas. Karena itu, ia
mengajukan beberapa kriteria, yaitu rajin dan setia berkumpul bersama para
murid sejak dari baptisan Yohanes sampai Yesus terangkat ke surga.
Berdasarkan kriteria itu, mereka mengusulkan Barabas dan Matias. Mereka
menentukan siapa pengganti Yudas dengan cara membuang undi. Cara
memilih dengan membuang undi telah lama dipraktikkan dalam kehidupan
orang Israel (lih. Bil. 26:55; 33:54; 34:13; 36:2; Yos. 14-2). Allah
memperbolehkan Israel membuang undi untuk mengungkapkan kehendak
Nya dalam sebuah situasi (Yos. 18:6-10; 1 Taw. 24:5,31, Ams. 16:33).
Sebelum membuang undi mereka semua berdoa (ay. 24), sehingga ketika
Matias terpilih melalui pengundian itu, mereka percaya bahwa itu adalah
ketetapan dan pilihan Allah sendiri.
1 Yohanes 5:6-13. Ayat 9 menegaskan bahwa kesaksian Allah lebih
kuat dari pada kesaksian manusia. Dalam interaksi dengan sesama manusia,
kita sering menerima atau tidak menerima kesaksian mereka. Kesaksian
Allah yang lebih kuat itu ialah kenyataan bahwa Ia sendiri telah
mengaruniakan
Anak-Nya, sehingga kita beroleh hidup yang kekal (ay. 11). Selanjutnya, ayat
10 menegaskan bahwa siapa yang percaya kepada Anak, berarti menerima
kesaksian itu dalam dirinya dan yang tidak percaya kepada Allah
menganggap Allah sebagai pendusta. Karena itu, ayat 12-13 menyajikan dua
altematif, yakni siapa yang menerima Anak memiliki hidup dan siapa yang
tidak memiliki Anak tidak memiliki hidup.
Yohanes 17:6-19 adalah bagian dari doa Yesus untuk murid-murid
Nya sebelum Ia ditangkap, diadili, dan dihukum mati. Yesus berdoa untuk
murid-murid-Nya karena Dia tahu betul kelebihan dan kekurangan mereka.
Ia meminta agar Allah senantiasa memelihara mereka dalam dunia dan
melindunginya dari yang jahat (ay. 11, 15) karena dunia akan membenci
mereka (ay. 14). Karena itu, Ia memohon Allah menguduskan mereka dalam
kebenaran (ay. 17, 19). Kata yang dipakai untuk menguduskan adalah
"hagiazein" yang berasal dari kata "hagios". LAI menerjemahkannya dengan
kata "kudus". Secara harafiah, kata ini berarti "berbeda" atau "terpisah". Jadi,
hagiazein mengandung paling tidak dua makna, yakni memisahkan atau
mengasingkan untuk suatu tugas khusus dan sekedar diasingkan (dipisahkan).
Pemisahan ini juga berimplikasi pada diperlengkapinya seseorang dengan
kualitas akal budi, hati, dan sifat yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
tersebut.
KORELASI
Orang Kristen adalah orang yang telah terpilih dan menerima
kehidupan yang kekal dalam Yesus Kristus Sang Anak Allah. Karena itu, kita
adalah orang yang telah dikuduskan dalam kebenaran harus berbeda dengan
dunia, sekaligus menyaksikan bahwa hanya di dalam Yesus kita memeroleh
kehidupan dan keselamatan yang kekal.
PEMBIMBING TEKS
1 Yohanes 5:6-13 dimulai dengan ayat 6 dengan pemyataan bahwa
Yesus K.ristus telah datang sebagaimana disaksikan oleh Roh Kebenaran.
Pada saat Yesus disalibkan, lambung-Nya ditikam dengan tombak oleh
seorang prajurit dan dari luka-Nya segera tertumpah keluar air dan darah
(Yoh. 19:34-35). Bagi Injil Yohanes, peristiwa ini mengandung misteri dan
makna yang luar biasa. Karena itu, hanya Injil inilah yang mencatat dan
melaporkannya, tidak ada dalam ketiga Injil lainnya. Air dan darah adalah
tanda yang mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan kita.
Ia rela menumpahkan dara-Nya serta mengorbankan diri-Nya untuk menebus
dosa manusia. Air sebagai tanda bahwa kita telah menerima pengampunan
yang dikerjakan Yesus.
Dalam ayat 9, perikop ini menegaskan kesaksian Allah lebih kuat dari
pada kesaksian manusia. Kesaksian yang lebih kuat itu adalah kenyataan
bahwa Ia sendiri telah mengaruniakan Anak-Nya, sehingga kita beroleh hidup
yang kekal (ay. 11). Ayat 10 menegaskan orang yang percaya kepada Anak,
berarti menerima kesaksian itu dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang
tidak percaya berarti ia menganggap Allah sebagai pendusta.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Menurut bapak/ibu bagaimana bentuk-bentuk nyata yang seharusnya
dinampakkan dalam kehidupan orang-orang yang dtelah dikuduskan
dalam kebanaran? (Situru' pa'nannunganta, umbasia susi tu manassana
katuoan ladipapayan Ian katuoanta tu kita to disa'bu'mo to dipamaindanmo Ian
kamanappara.)
2. Menurut pengamatan dan pengalaman masing-masing, apa kendala
utama bagi orang Kristen dalam menjalani kehidupan yang telah
dikuduskan dalam kebenaran? Dan bagaimana menghadapi kendala
kendala tersebut? (Iatu ditirona sia diolainna, apa sia tu nenne'
ussakkalanganni to ma'patongan umpapayan kamaindanan sia kamanapparan?
na umba ladikua untingayoi tu sakkalangan iato'!)
ROHYANGMEMULIHKANPENGHARAPAN
Penaa tu Umpasule Kapa'rannuaan
Bacaan Mazmur
: Mazmur 104:19-30
Bacaan 1
: Yehezkiel 37:1-14 (BU)
Bacaan2
: Roma 8:22-27
Bacaan 3
: Yohanes 15:26-27, 16:4b-15
Nas Persembahan
: Mazmur 104:24
Petunjuk Hidup Barn
: Yehezkiel 37:14
Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa Roh Kudus terns memulihkan pengharapan orang percaya.
2. Jemaat merespons karya Roh Kudus dengan terus hidup dalam kebenaran dan
mempersaksikan keselamatan di dalam Kristus.
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 104 adalah nyanyian tentang Allah Sang Pencipta dan
Pemelihara segala sesuatu. Pemazmur menekankan peran pemeliharaan
Allah atas semua ciptaan-Nya. Dalam ayat 24, ia mengakui bahwa dunia
dijadikan dengan kebijaksanaan dan dunia dipenuhi ciptaan Allah. Laut yang
besar, luas, dan dapat dilewati kapal-kapal layar adalah tempat yang penuh
dengan ciptaan Tuhan. Binatang kecil dan besar yang tidak terbilang
banyaknya (ay. 25-26). Kelangsungan hidup semua ciptaan tergantung
kepada Tuhan (ay. 27-29). Dalam ayat 30, Pemazmur berbicara secara khusus
tentang Roh Allah yang memberi kehidupan, sekaligus membaharui muka
bumi. Sebab itu, Pemazmur berharap kiranya kemuliaan Tuhan tetap untuk
selama lamanya (ay. 31). Karenanya, ia senantiasa bernyanyi bagi Tuhan
selama ia hidup dan akan terns bersukacita karena Tuhan (ay. 33-34). Di
samping itu, Pemazmur mengingatkan bahwa orang-orang yang menentang
Allah pasti akan musnah (ay. 35).
Yehezkiel 37:1-14 mengisahkan Tuhan yang membawa Yehezkiel ke
lembah yang penuh tulang-tulang. Tulang-tulang tersebut adalah gambaran
"seluruh kaum Israel", baik Kerajaan Israel Selatan maupun yang sementara
dalam pembuangan (ay. 11). Allah memerintahkan Yehezkiel untuk
menubuatkan bahwa "tulang-tulang" itu akan dibangkitkan dan dipulihkan
(ay. 4-6), serta akan membawa mereka kembali ke tanah Israel kendati
kehidupan mereka sangat suram sebagaimana yang diungkapkan bahwa
mereka seperti "tulang-tulang kami sudah kering", "pengharapan kami sudah
lenyap" dan "kami sudah hilang" (ay. 11). Dalam keputusasaan itu, Tuhan
menyurnh Yehezkiel menyampaikan nubuat tersebut. Proses pemulihan
kehidupan mengingatkan kita pada kisah penciptaan manusia. Hal itu
dikisahkan dalam Kejadian 2:7, manakala Adam dibentuk dari debu tanah
yang dihembusi "nafas hidup". Dengan cara yang sama, Israel yang "mati"
akan dipulihkan dengan menghembusi mereka nafas hidup dan mencurahkan
Roh-Nya sehingga mereka hidup kembali (ay. 6, 9, 10,14).
Roma 8:22-27 mernpakan perikop lanjutan dari uraian Paulus
tentang pengharapan anak-anak Allah. Dalam ayat 22, Paulus mengakui
bahwa segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit
bersalin. Kiasan itu sangat tepat, karena seorang ibu yang melahirkan
bersedia dan rela menderita sakit, demi lahirnya sang anak. Orang percaya,
yang telah menerima karunia sulung Roh, tidak lepas dari keluhan-keluhan.
Namun, orang-orang percaya dijamin dengan pengharapan, yaitu menantikan
pengangkatannya sebagai anak (ay. 23). Pengharapan masa depan yang mulia
yang dinantikan dengan tekun (ay. 24-25) mendasari orang Kristen mampu
menjalani kehidupannya dengan sabar dan setia. Orang Kristen tetap tekun
dan setia berjalan dalam pengharapan, karena Roh Kudus terns hadir
menolongnya dalam kelemahannya.
Yohanes 15:26-27, 16:4b-15 menyeritakan pesan-pesan Yesus
kepada murid-murid-Nya tentang hal-hal yang akan mereka alami setelah Ia
kembali kepada Bapa. Ia meyakinan mereka bahwa Sang Penghibur, Roh
Kebenaran, akan turun ke atas mereka. Roh itu akan bersaksi tentang Yesus,
namun murid-murid juga harus turnt bersaksi (ay. 26-27). Pekerjaan Roh
Kudus untuk dunia mencakup tiga (3) aspek, yakni (1) menginsyafkan dunia
dari dosa, (2) menginsayfkan dunia akan kebenaran, dan (3) menginsyafkan
dunia akan penghakiman (ay. 8-11). Selain itu, Roh Kudus juga akan
memimpin mereka (murid-murid) dalam selurnh kebenaran Allah (ay. 13),
dan memberitakan kepada mereka apa yang diterima dari Yesus (ay. 15).
KORELASI
Keempat teks berkelindan dalam pemahaman bahwa Roh Allah
(Kudus) terns memimpin orang percaya dalam menjalani kehidupannya.
Sekalipun kita (orang percaya) mengalami berbagai tantangan atau masalah,
kita tidak akan kehilangan pengharapan sebab Roh Kudus akan terns
membantu kita dalam kelemahan kita, memulihkan pengharapan yang pudar,
dan memimpin kita dalam seluruh kebenaran Allah dalam kehidupan yang
kekal.
ROHYANGMEMULIHKANPENGHARAPAN
Penaa tu Umpasule Kapa'rannuaan
Roma 8: 22-27
Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa Roh Kudus terns memulihkan pengharapan orang percaya.
2. Jemaat merespons karya Roh Kudus dengan terus hidup dalam kebenaran dan
mempersaksikan keselamatan di dalam Kristus.
PEMBIMBING TEKS
Dalam Roma 8:22-27, kita menemukan pengajaran penting mengenai
harapan, kekecewaan, dan kehidupan yang penuh dengan kelemahan dan
keterpurukan. Harapan adalah sebuah kekuatan yang luar biasa. Ia
memberikan daya dan dorongan dalam kelemahan dan keterpurukan. Dalam
tantangan dan kesulitan dalam hidup ini, harapan bagaikan pelita yang
memancarkan cahaya di tengah kegelapan.
Di sisi lain, harapan juga dapat menjadi sumber kekecewaan. Pada
umumnya, kita mempunyai harapan-harapan yang tinggi, tetapi kita hanya
mendapatkan kekecewaan. Ketika harapan pupus, kita merasa hancur,
kecewa, dan putus asa. Dalam hidup ini, kita bisa melihat bahwa ada banyak
situasi ketika harapan justru menghambat kita untuk melangkah. Misalnya,
kita memiliki kerinduan untuk hidup sehat dan bugar, tetapi penyakit
melanda tubuh kita, dan kesehatan yang kita harapkan menjadi sekadar
khayalan saat kita terbaring sakit. Bahkan, dalam keadaan yang tidak sesuai
dengan harapan kita, seringkali benih-benih harapan yang tumbuh justru
adalah ungkapan kekecewaan, penderitaan, kutuk, dan kebencian.
Paulus mengingatkan kita bahwa dalam segala sesuatu hams
digantungkan pada Allah. Ia adalah sumber harapan yang nyata dan pasti.
Mungkin kita mengeluh, namun pada saat yang sama kita menanti Kristus
datang kembali. Kita tidak bisa menempatkan harapan kita semata-mata pada
diri kita, orang lain, atau bahkan dunia ini. Dunia ini penuh dengan
penderitaan, kekecewaan, dan ketidakpastian. Harapan yang sejati hanya
dapat ditemukan dalam Tuhan kita. Firman-Nya mengatakan bahwa Allah
bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia, bagi mereka yang
dipanggil sesuai dengan rencana-Nya (ay. 28). Allah telah menetapkan
rencana keselamatan bagi kita sejak semula dan akan memenuhi janji-janji
Nya.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa sentuhan Allah adalah sentuhan yang menggerakkan.
2. Jemaat tergerak melanjutkan sentuhan Allah bagi sesama.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 29:1-11 adalah pujian kepada Allah Israel yang penuh
kemuliaan, kekuatan, dan keperkasaan-Nya atas seluruh alam. Beberapa
penafsir melihat bahwa pada saat penulisan pujian ini sedang terjadi badai
besar disertai guntur, kilat, dan hujan. Kekuasaan Tuhan diwujudkan melalui
suara-Nya yang muncul sebanyak tujuh (7) kali (ay. 3, 4, 5, 7, dan 9). Suara
Tuhan bukan hanya menumbangkan pohon aras Libanon, tetapi juga
membuat Gunung Libanon melompat-lompat seperti anak lembu dan
Gunung Siryon seperti anak banteng (ay. 6). Libanon dan Siryon, yang
berada di bagian utara Israel, dipenuhi tempat dan praktik pemujaan dewa-
dewa Baal. Orang-orang Kanaan memercayai dewa-dewa Baal berkuasa atas
hujan (air) dan badai (guntur). Padang gurun Kadesh (ay. 8) menggambarkan
alam liar yang tidak bisa dikendalikan manusia, tetapi dapat dikendalikan
oleh suara Tuhan. Karena itu, Mazmur ini menegaskan bahwa bukan dewa
Baal yang berkuasa dan perlu disembah, tetapi Tuhan yang kepada-Nya
seluruh ciptaan tunduk. Pemazmur mengakhiri pujiannya dengan
permohonan bahwa Tuhan sendirilah yang akan memberikan kekuatan dan
memberkati umat-Nya dengan kesejahteraan (ay. 11).
Yesaya 6:1-8 diawali dengan keterangan bahwa Raja Uzia yang
dihukum Allah. Allah menjumpai Yesaya dengan kedahsyatan kemuliaan,
keagungan, dan kekudusan-Nya. Konteks Kitab Yesaya 1 menunjukkan
kondisi bangsa yang tetap berdosa, sehingga Yesaya mengakui
ketidaksempumaan dan kenajisannya sendiri, khususnya dalam kaitan
dengan tutur katanya. Ia mengakui bahwa bangsanya sama dengan dirinya,
adalah najis bibir (najis bibir yang seringkali digunakan para nabi untuk
menegaskan kenajisan moral suatu bangsa: ay. 5). Dengan pengakuan
dosanya yang tulus itu, Allah membersihkan hati dan mulutnya (disimbolkan
dengan Serafim yang menyentuh mulutnya dengan bara dalam, ay. 6-7). Bara
yang menyentuh bibir Yesaya tidak menimbulkan kebakaran pada mulutnya.
Justru, yang terjadi adalah penghapusan kesalahan dan menjadikannya layak
untuk tetap berada di hadapan Allah. Karena itu, ketika Tuhan bertanya
kepada Yesaya, "siapa yang akan diutus dan siapa yang mau pergi untuk
menjadi utusan-Nya?", tanpa ragu Yesaya menjawab "ini aku, utuslah aku"
(ay. 8).
Roma 8:12-17 menegaskan bahwa semua orang yang dipimpin oleh
Roh Allah adalah anak Allah (ay. 14). Anak-anak Allah berbeda dengan
orang yang hidup menurut daging (lih. ay. 5, 12). Roh Kuduslah yang
menjadikan kita anak-anak Allah karena iman kepada Yesus Kristus (bdk.
Gal.3:26), bukan roh perbudakan yang membuat kita takut (ay. 15). Hak
tersebut menjadikan orang percaya dapat berseru "ya Abba, ya Bapa" kepada
Allah (ay. 16). Paulus mengakhiri pengajarannya dengan mengatakan bahwa
jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris-Nya yang berhak
menerima janji-janji Allah. Kita juga akan menerima apa yang kemuliaan
bersama Kristus (ay. 17).
Yohanes 3:1-17 mengisahkan percakapan Yesus dengan Nikodemus,
salah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi (ay. 1). Yesus
menjulukinya sebagai "pengajar Israel" (ay. 10) yang menunjukkan bahwa
Nikodemus mempunyai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Orang
Farisi dikenal sangat ketat dalam menjaga tradisi agama Israel dan terang
terangan menolak ajaran Yesus. Namun, seorang dari kelompok berpaling
pada ajaran Yesus, yakni Nikodemus. Percakapannya dengan Yesus adalah
soal kelahiran (Terjemahan Lama: diperanakkan) kembali. Ia memahami
kelahiran secara harifiah, sehingga baginya hal itu mustahil terjadi pada
dirinya (ay. 4). Yesus menjelaskan bahwa dilahirkan kembali berarti
kelahiran barn melalui air dan Roh (ay. 5-6). Lebih lanjut, Yesus memberinya
makna bahwa hal itu terjadi melalui kasih Allah kepada dunia ini, sehingga
IA mengaruniakan Anak tunggal-Nya supaya setiap orang yang percaya
kepada Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (ay. 16). Yesus
berbicara tentang sebab akibat, Kasih Allah sebagai penyebab, Anak-Nya
yang tunggal sebagai pemberian, percaya (iman) sebagai syarat, dan hidup
kekal sebagai akibat. Itulah wujud nyata kelahiran kembali.
KORELASI
Sentuhan Allah adalah anugerah yang akan terns berlangsung (tactus
continua) yang dinyatakan dalam inkamasi Kristus dan karya Roh Kudus.
Selanjutnya, Allah mengutus orang yang telah disentuh-Nya untuk bergerak
melanjutkan sentuhan-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya. Orang Kristen telah
menerima sentuhan itu dan menjadi ahli waris janji-janji Allah. Orang Kristen
harus siap untuk melanjutkan sentuhan itu (tugas rasuli) kepada sesama
ciptaan, yang dikerjakan dalam tuntunan Roh Kudus.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa sentuhan Allah adalah sentuhan yang menggerakkan.
2. Jemaat tergerak melanjutkan sentuhan Allah bagi sesama.
PEMBIMBING TEKS
Siapakah yang dapat tahan dalam belenggu yang penuh ketakutan?
Suasana itu terasa dalam kehidupan kultus Yudaisme. Tiap aturan
keagamaan bersifat normatif (dalam konteks ini Hukum Taurat) dan
kehilangan aura rohani, karena Allah dipandang sebagai sosok yang
menakutkan. Paulus pun memberikan pandangan yang membuka
pemahamanjemaat di Roma yang didominasi oleh orang-orang Yahudi.
Paulus menegaskan bahwa peran Roh Kuduslah yang menjadikan
umat Kristen dapat merasakan kehangatan cinta kasih Allah. Dari-Nya, orang
percaya dilayakkan untuk menjadi anak Allah dan menyapa-Nya dengan "ya
Abba, ya Bapa" (ay. 14-15). Perasaan sedekat itu membuat kita dapat
mengenal apa dan bagaimana kerinduan hati Sang Bapa, sehingga kita
menjadi serupa dan memiliki karakter tersendiri yang membedakan kita
dengan anak-anak dunia. Tidak hanya itu, Roh Kudus selalu setia untuk
mengetuk hati orang percaya (ay. 16) agar tetap setia dalam pembaharuan dan
penyucian diri serta meninggalkan kehidupan lama dan hidup dalam
kehidupan barn. Tantangan kita pada masa kini adalah "tetap setia" menjadi
anak-anak Allah serta menjadi pembawa aura positif di tengah caruk-maruk
kehidupan, seperti ketidakadilan, money-politic, politik identitas, ujaran
kebencian, dan hoax yang berpotensi merusak keharmonisan, terutama dalam
tahun politik.
Pada akhirnya, semua bentuk sentuhan Roh Kudus yang
menggerakan akan bermuara pada penyadaran rohani akan bagaimana
besarnya kasih setia dan kehangatan Bapa melalui inkarnasi, pengosongan,
dan pengorbanan diri Yesus Kristus di atas kayu salib. Berangkat dari hal itu,
kita yakin bahwa Roh Kudus akan menggerakkan kita untuk selalu
mengosongkan diri. Dengan kata lain, kita menyusutkan ego agar kita hidup
setia dalam Yesus Kristus, Sang Juru Selamat dan bukan hidup dalam
kefanaan daging (ay. 12-13).
TERANGNYABERCAHAYA
Parrang tu ArrangNa
Bacaan Mazmur : Mazmur 139:1-6, 13-18
Bacaan 1 : Ulangan 5:12-15
Bacaan 2 : 2 Kor.4:5-12 (BU)
Bacaan 3 : Markus 2:23-3:6
Nas Persembahan : 2 Korintus 4:7
Petunjuk Hidup Barn : 2 Korintus 4:6
Tujuan:
1. Jemaat percaya bahwa terang Injil Kristus terus menerangi hati dari orang yang percaya
kepada-Nya.
2. Jemaat konsisten menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai orang yang telah
diterangi, Injil Kristus
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 139:1-6, 13-18 berisi ungkapan kepercayaan yangjujur dari
Pemazmur tentang kemahatahuan Allah tentang dirinya lebih dari dirinya
sendiri. Pemazmur sungguh percaya bahwa Allah mengenalnya secara
sempurna. Hal ini yang dituangkannya dalam ayat 2-5 yang menunjuk
kepada seluruh aktivitas sehari-harinya. Semuanya itu berada dalam kendali
Tuhan dan yang membentuknya sejak dari dalam kandungan. Ia yakin bahwa
bagi Tuhan tidak ada yang tersembunyi. Hal inilah yang membuat ia kagum,
takjub, heran, dan mengakui keterbatasan serta ketidakmampuannya
memahami Allah yang maha tahu dan maha kuasa (ay. 6, 17).
Ulangan 5:12-15 adalah pengulangan hukum keempat mengenai hari
Sabat (lih. Kel. 20:10-11) dengan sedikit perbedaan redaksi. Sabat artinya
"berhenti", "beristirahat" atau "melepaskan". Sabat dirayakan dari saat
sebelum matahari terbenam pada Jumat hingga menjelang malam pada Sabtu.
Sabat sebagai hari perhentian bukan berarti menjadikan hari Sabat sebagai
hari beristirahat dari segala aktivitas. Akan tetapi, Sabat adalah saat berhenti
mengurusi keperluan diri sendiri dan memikirkan hubungan dengan Tuhan,
sesama bahkan hewan (ay. 14). Ulangan mengaitkan Sabat sebagai peringatan
akan pembebasan dari perbudakan di Mesir (ay. 15). Hari ini dirayakan untuk
mengingat bahwa mereka dahulu adalah budak dan disiksa selama berabad
abad di Mesir. Hanya oleh kasih dan pertolongan Tuhanlah mereka dapat
keluar dari sana. Sekalipun sabat adalah perayaan agama Yahudi, namun
secara berkelanjutan tradisi agama Kristen di sepanjang masa melanjutkan
perayaan ini dengan memaknainya secara barn.
2 Korintus 4:5-12. Dalam ayat 5, Paulus dengan jujur dan tulus
mengungkapkan bahwa pemberitaannya bukan tentang dirinya, melainkan
tentang Yesus Kristus. Mereka harus dan terus memberitakan Injil Kristus,
sebab melalui terang Injil inilah yang bercahaya dalam hati setiap orang
percaya supaya beroleh pengetahuan tentang kemuliaan Allah (ay. 6). Selain
itu, Paulus juga menyadari dan mengakui dirinya sebagai manusia biasa yang
memiliki kelemahan dilambangkan dengan bejana tanah liat. Namun
baginya, dalam kelemahan itulah nyata dengan jelas bahwa kekuatan yang
melimpah-limpah itu berasal dari Allah dan bukan dari manusia (ay. 7). Hal
ini nyata dialami Paulus sebagaimana yang diuraikan dalam ayat 8-12.
Markus 2:23-3:6 berisi cerita tentang murid-murid Yesus yang
memetik gandum dan Yesus yang menyembuhkan orang sakit pada hari
Sabat. Injil Markus ini menunjukkan perkembangan konflik di antara Kristus
dengan para pejabat Yahudi. Sabat memang berarti hari perhentian. Namun
orang Farisi membuat Sabat menjadi belenggu yang membatasi ruang gerak
umat Allah. Dalam peristiwa memetik gandum dan penyembuhan orang yang
tangannya sakit sebelah, Yesus mengembalikan arti Sabat yang
sesungguhnya. Sabat harusnya mendatangkan berkat, bukan menjadi
belenggu. Sebab itu, Yesus menunjukkan bahwa Sabat merupakan karunia
Allah bagi manusia, bukan sebaliknya manusia untuk hari sabat. Bila Yesus
dan para murid beraktivitas pada hari Sabat tidak bermaksud melanggar hari
Sabat. Yesus menjadikan karya-Nya sebagai bukti bahwa Anak Manusia
adalah Tuhan atas hari Sabat.
KORELASI
Tuhan memberikan hukum untuk mengudukan hari Sabat sebagai
hari perhentian untuk mengingat Allah yang mencipakan dunia dan segala
isinya dan beristirahat pada hari ketujuh. Selama enam hari manusia
menikmati ciptaan -- bekerja, berusaha -- dan pada hari ke tujuh manusia
menikmati persekutuan dengan sesama orang percaya dan besyukur kepada
Allah sebagai Pencipta, Pembebas, dan Penyelamat.
TERANGNYABERCAHAYA
Parrang tu ArrangNa
Markus 2:23-3:6
Tujuan:
1. Warga jemaat percaya bahwa terang Injil Kristus terus menerangi hati dari orang
yang percaya kepada-Nya.
2. Warga jemaat konsisten menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai orang yang
telah diterangi Injil Kristus
PEMBIMBING TEKS
Markus 2:23- 3:6 berisi dua pokok cerita tentang murid-murid Yesus
yang memetik gandum dan Yesus yang menyembuhkan orang sakit juga pada
hari Sabat. Tujuan Markus menceritakan ini adalah untuk menunjukkan
perkembangan konflik di antara Kristus dengan para pejabat Yahudi.
Melonjaknya popularitas Yesus membangkitkan rasa tidak senang di
kalangan pejabat Yahudi. Sebab, pemberitaan Yesus bertentangan dengan
kepercayaan dan kebiasaan mereka. Memetik gandum dan penyembuhan
orang sakit pada hari Sabat dari sudut pandang hukum Yahudi merupakan
pelanggaran terhadap Hukum Taurat. Kejadian tersebut bagi pemimpin
Yahudi (Farisi) menjadi alasan mereka menjebak Yesus.
Sabat memang berarti hari perhentian. Namun orang Farisi
menjadikan Sabat sebagai belenggu yang membatasi karya Allah dan
kehidupan umat. Dalam peristiwa memetik gandum dan penyembuhan,
Yesus menjungkirbalikkan pengertian pejabat Yahudi tentang Sabat. Sabat
harusnya mendatangkan berkat, bukan menjadi belenggu. Sebab itu, Yesus
menunjukkan bahwa Sabat merupakan karunia Allah bagi manusia, bukan
sebaliknya. Bila Yesus dan para murid beraktivitas pada hari Sabat, tidak
berarti melanggar peraturan Sabat. Yesus menjadikan karya-Nya sebagai
bukti bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Ada banyak aturan yang menjadi acuan kita dalam menjalani
kehidupan bersama baik di dalam kehidupan persekutuan umat Tuhan
maupun di tengah masyarakat. Hal itu jangan dipandang sebagai belenggu,
melainkan dilihat dan dijalani dalam perpektif sebagai orang-orang yang telah
dimerdekakan dari dosa, dan yang hidupnya berjalan dalam terang dari Allah.
Tujuan:
1. Jemaat mengetahui proses perkembangan orang percaya di Korintus.
2. Jemaat tetap hidup percaya sekalipun menghadapi berbagai pergumulan.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 130:1-8 menguraikan bahwa dalam menghadapi beban
kehidupan, Pemazmur berseru kepada Tuhan. Sebab, Tuhan-lah Sumber
pengampunan dan Jawaban atas segala dosa-dosa kehidupan yang membuat
diirnya terbeban. Dengan demikian, seluruh pengakuan dan harapannya
sepenuhnya diserahkan kepada Allah.
1 Samuel 8:4-20 menyeritakan Samuel yang sudah memasuki usia
senja dan hendak mengangkat putra-putranya, Yoel dan Abia, menjadi hakim
di Bersyeba. Akan tetapi, mereka hidup tidak meneladani Samuel, ayahnya.
Mereka hidup mengejar laba atau keuntungan, menerima suap, dan
memutarbalikkan keadilan (ay. 3). Akibatnya, umat Israel yang tidak puas
dengan mereka mengajukan permohonan kepada Samuel untuk mengangkat
seorang raja atas mereka (ay. 4-5). Samuel menyikapi permohonan umat
Israel dengan membawa perkara itu kepada Allah (ay. 6). Kepada Samuel,
Allah menyampaikan bahwa umat Israel telah menolak Allah sebagai raja
atas mereka. Karena itu, Allah pun membiarkan umat Israel bertindak sesuai
keinginan mereka. Walaupun Samuel telah menjelaskan kepada umat Israel
tentang hak-hak seorang raja yang sangat berat, tetapi umat tetap berkeras
meminta sorang raja.
2 Korintus 4:13-5:1 mengajak kita untuk memertimbangkan tujuan
akhir (Kerajaan Allah) yang kita harapkan juga merupakan sumber kekuatan
dan kehidupan barn di masa kini. Persoalan yang dikritik Paulus di Korintus
adalah bahwa beberapa orang percaya yang mengklaim telah mengalami
kepenuhan Roh, tetapi tidak mewujudkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal, kepenuhan Roh belumlah sempuma, mengingat Kerajaan Allah
telah terjadi tetapi belum sempuma. Dengan demikian, Paulus mengingatkan
jemaat di Korintus bahwa pengalaman mereka akan Roh saat ini hanyalah
sebagian dari kepenuhan hidup yang masih harus dijalani (lih. 2 Kor. 5:5).
Selanjutnya, sebagaimana tema Minggu ini, tentang pembaharuan yang
terjadi sehari-hari, Paulus menyatakan bahwa "sekalipun manusia lahiriah
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbaharui dari
sehari ke sehari" (ay. 16). Lalu, bagaimana sebenamya semua ini terjadi
dalam kehidupan sehari-hari kita? Salah satu alasannya adalah iman tidak
membuat kita kebal dari penderitaan. Akan tetapi, melalui iman, ketika
manusia lahiriah kita (segala sesuatu yang fana dalam diri kita, termasuk
kekayaan, status, atau bahkan keadaan fisik atau mental kita, dll.) terancam,
maka manusia batiniah kita (batin yang tidak dapat diungkapkan dengan kata
kata) "diperbaharui setiap hari". Paulus membedakan antara manusia lahiriah
dan batiniah bukan untuk memishakan tubuh kerohanian manusia,
melainkan untuk menggambarkan bagaimana - di tengah semua yang kita
alami - Roh "menghasilkan" (katergazetat) di dalam diri kita suatu kemulian
kekal yang melebih segala-galanya (ay. 17).
Markus 3:20-35. Ahli Taurat menuduh Yesus kerasukan roh
Belzebul, salah satu rohjahat dalam Alkitab. Tudahan itu dibalas oleh Yesus
dengan mengatakan bahwa tidaklah mungkin roh jahat mengusir roh jahat.
Bagi Yesus, mereka yang menghujat Roh Allah tidak akan diampuni.
Tindakan penyembuhan Yesus justru menimbulkan berbagai respons negatif,
terutama dari Ahli-ahli Taurat dan keluarga-Nya sendiri. Karena itu, keluarga
Yesus merasa khawatir sehingga bermaksud menjemput Yesus. Ahli-ahli
Taurat punjuga melemparkan berbagai tuduhan terhadap diri-Nya, termasuk
tuduhan bahwa Yesus memperoleh kuasa dari Tulis untuk mengusir setan.
KORELASI
Kehidupan yang penuh dengan penderitaan, keluh kesah, dan
persoalan membuat kita terpuruk. Namun, batin kita terus dibarni hari demi
hari. Pembaruan itu terns memungkinkan kita untuk tetap mengarahkan
hidup kita kepada yang tidak kelihatan, yakni pengharapan akan pemenuhan
Kerajaan Allah. Karena itu, dalam menghadapi kehidupan yang amat sulit,
kita semestinya seperti Pemazmur yang sepenuhnya berharap kepada Allah,
seperti Samuel yang datang kepada Allah mengharapkan pertolongan Allah
dengan meminta petunjuk sebelum mengambil keputusan, dan berhikmat
seperti Yesus menghadapi aneka tantangan hidup.
Tujuan:
1. Jemaat mengetahui proses perkembangan orang percaya di Korintus.
2. Jemaat tetap hidup percaya sekalipun menghadapi berbagai pergumulan.
PEMAHAMANTEKS
Pemazmur berseru kepada Tuhan dari lubuk terdalam
penderitaannya. Ia berharap dan bersikeras agar Tuhan mendengarkannya.
Ada keyakinan yang sangat kuat bahwa karena belas kasihan, Tuhan akan
menanggapi setiap jeritan kesakitan. Dari "jurang" (ay. 1) atau dari tempat
penderitaan manusia yang paling gelap, ia berseru. Jurang tersebut
mempunyai aneka bentuk, seperti kesedihan, depresi, penyakit, kemiskinan,
pelecehan, dan masih banyak lagi. Hal tersebut dapat menjerumuskan kita ke
dalam kegelapan yang begitu dalam hingga rasanya hampir seperti kematian.
Augustinus (354-430 ZB), seorang bapa gereja, mengibaratkan jurang maut
itu dengan perut ikan paus tempat Yunus terperangkap.
Seruang dalam ayat 1 dan 2 adalah desakan bagi Tuhan untuk
mendengarkannya, "Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu
menaruh perhatian kepada suara permohonanku." Seringkali desakan seperti
itu timbul karena rasa ketidakhadiran Tuhan di kedalaman jiwa. Namun,
menariknya, Pemazmur menunjukkan bahwa desakannya muncul bukan
karena ia merasa ditinggalkan, melainkan karena kepastian bahwa Allah akan
mendengarkannya. Penulis berseru dari keyakinan yang pasti bahwa Tuhan
peduli. Ayat 5 menunjukkan bahwa pemazmur percaya padajanji-janji Allah
dan menantikan penggenapannya. Hal tersebut tampak dalam ayat 6, "jiwaku
mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, ...". Ada
keyakinan di sana, bahwa Allah akan menjawab, seperti pagi yang tidak
pemah tidak selalu terbit setiap pagi.
Jika dikaitkan dengan tema utama, maka kita dapat merefleksikan
bahwa pengharapan itu rupanya semakin membarui kita hari demi hari. Di
sana, iman kita terns menanti "pagi" lebih dari para penjaga. Penantian yang
mampu membawa kita melewati keadaan ini.
PERTANYAAN DIDKUSI
1. Adakah kita mampu hidup tanpa pengharapan? (Paku/leki' raka u/lingkai
te katuoan ke tae'i anta ampui kapa'rannuanan?)
2. Adakah pengharapan kita terus membawa kita kepada hidup yang terns
dibaharui? (Ia ke tasa'dingi, tontong siaraka den kadiba'ruanna
katuoanta belanna tontongki' mara'nuanan?)
Bah.an Khotbah Minggu Trinitas, 16 Juni 2024
Pekan Persembahan Gereja Toraja
Tujuan:
1. Jemaat memahami sikap yang hams dilakukan dalam menjalani kehidupan.
2. Jemaat melalakukan tindakan percayanya sebahagi wujud dari imannya kepada Kristus.
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 20:1-10 menggambarkan pentingnya doa dalam kehidupan
setiap orang. Pemazmur mengungkapkan bahwa cara terbaik meminta
pertolongan dan kekuatan kepada Tuhan adalah melalui doa. Sebagai sorang
pemimpin, Daud sangat meyakini kekuatan doa untuk menyelesaikan tugas
tugasnya sebagai seorang raja. Doa yang diungkapkan harus sesuai dengan
kehendak Allah, sebab keberhasilan danjawaban doa bukan karena kekuatan
Pemazmur, melainkan karena keputusan Allah sendiri (ay. 7) Dalam hal ini,
Pemazmur menyadari bahwa kekuatan Israel bukan terletak pada dirinya,
melainkan dari Allah.
Yehezkiel 17:22-24 berkenaan dengan pohon Aras. Tuhan akan
mengambil sebagian ranting dari pucuk Pohon Aras dan menanamnya di
gunung yang tinggi. Di sana, ia akan tumbuh subur, dan burnng-burnng akan
hidup di cabang-cabangnya. Semua pohon lain di ladang sekitar akan
mengetahui tentang pohon Aras ini dan siapa yang menanamnya. Metafora
"ranting" mernpakan gambaran mesianis yang ditanam di Sion. Ia adalah
seorang penguasa mesianis di Yernsalem. Sosoknya akan membawa
perlindungan dan kesejahteraan bagi "burung" yang hidup di dahan dahannya.
Perumpamaan ini menggambarkan sebuah jalan ke depan bagi Israel kuno
yang menjaga kesinambungan dengan cara hidup baru. Akan tetapi, cara
hidup barn juga membayangkan tempat yang barn. Yehezkiel
menggambarkan bahwa Allah sendirilah yang menetapkan mengambil,
memutus, menanam, merendahkan, meninggikan, mengeringkan, dan
menyuburkan pohon itu. Tuhan mengendalikan tindakan dalam
pernmpamaan ini. Pohon itu akan bertumbuh dan menghasilkan buah.
Singkatnya, Tuhan mempunyai rencana untuk memulai sesuatu yang
baru. Rencana ini akan melibatkan tangkai yang sederhana dan kecil, tetapi
akan menjadi Pohon Aras yang menjulang tinggi.
2 Korintus 5:6-17. Paulus menegaskan bahwa setiap orang
hendaklah memertanggungjawabkan kehidupannya di hadapan Allah. Hal ini
ditegaskannya bahwa "Sebab kita semua harns menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya baik ataupunjahat" (ay.10). Bagi
Paulus hidup harus dijalani dengan penuh ketabahan di hadapan Allah sebab
suka duka dalam hidup ini sering membuat kita lengah menjalani kehidupan.
Markus 4:26-34 menuliskan perumpamaan seorang penabur sebagai
simbol dari yang terkecil menjadi yang tumbuh besar. Benih yang ditabur
menjelaskan bahwa orang yang menabur benih melambangkan Yesus dan
benih menyimbolkan berita Kerajaan Allah. Ayat 30-34 menegaskan pada
saat biji yang kecil itu bertumbuh, ia bisa menjadi tempat hidup atau berkat
bagi dunia.
KORELASI
Pemazmur mengakui bahwa doa adalah tempat untuk membangun
komunikasi dengan Allah untuk mengharapkan pertolongan-Nya (Mzm.).
Karena, hanya IA-lah yang berkuasa menghadirkan kehidupan yang lebih
baik dalam kehidupan umat (tunas baru) (Yeh.). Selama manusia hidup, ia
harus bertanggung jawab melakukan yang berkenan kepada Allah, (2 Kor.)
dengan cara menaburkan Injil kerajaan Allah (Mrk.).
Tujuan:
1. Jemaat memahami sikap yang hams dilakukan dalam menjalani kehidupan.
2. Jemaat Melalakukan tindakan percayanya sebahagi wujud dari imannya kepada Kristus.
PEMAHAMAN TEKS
Markus 4:26-34 menguraikan perumpamaan Kerajaan Allah yang
digambarkan dengan seorang penabur. Sang penabur melambangkan Yesus,
sedangkan benih yang ditabur menyimbolkan berita dari Kerajaan Allah yang
bermula dari benih yang terkecil hingga menjadi pohon besar yang berbuah.
Yesus menggunakan perumpamaan tersebut, karena pada satu sisi sebagai
sarana untuk mengajar murid-muridnya. Di sisi lain, Yesus hendak
menyampaikan teguran kepada sejumlah pendengar yang tidak sungguh
sungguh mendengar-Nya.
Ayat 30-34 menggambarkan pertumbuhan biji kecil dapat mencapai
kira-kira tiga meter sehingga dapat menjadi tempat hidup bagi makluk yang
lain. Perumpamaan ini hendak menjelaskan bahwa Kerajaan Allah
diberitakan melalui penaburan benih ke dalam semua keadaan. Ketika benih
firman Allah ditaburkan, maka di dalamnya terdapat kehidupan dengan
proses pertumbuhan menuju kesempurnaan. Proses pertumbuhan dari benih
terkecil menjadi pohon yang berbuah, terjadi karena sebuah proses. Artinya,
benih tersebut mengandung kehidupan yang apabila diletakkan dalam
lingkungan yang tepat, maka akan mengalami pertumbuhan yang baik pula.
Hidup karena percaya tidak terlepas dari sebuah pengakuan bahwa
benih yang ditaburkan hanya akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan
buah yang baik, jika diterima dengan baik. Pemberitaan firman membutuhkan
proses yang tak mudah sampai kita menghasilkan pertobatan dan
pertumbuhan iman. Hidup karena percaya berarti berpartisipasi dalam
Kerajaan Allah dengan berbagai bentuk. Togas kita sekarang adalah
menyampaikan pesan Kerajaan Allah kepada dunia dan tidak perlu khawatir.
Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa kuasa Tuhan melampaui segalanya.
2. Jemaat menjalani keadaan hidup sehari-hari yang beranekaragam dengan
memercayai bahwa kuasa Tuhan di atas segalanya.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 9:9-20 memberi kita wawasan mengenai cara kerja keadilan
Allah. Mengingat seringnya terjadi kegagalan dalam penegakan keadilan,
sangat wajar jika kita takut pada penilaian yang dianggap sebagai
kesewenang-wenangan, ketidakadilan, atau bahkan penuh dendam. Akan
tetapi, Pemazmur meyakinkan kita bahwa keadilan Allah adalah mutlak
benar, karena dalam penghakiman-Nya. Ia hanya memberikan kepada
manusia apa yang telah mereka berikan kepada dunia. "Bangsa-bangsa
terbenam dalam pelubang yang dibuatnya, kakinya tertangkap dalam jarring
yang dipasangnya sendiri (ay. 16)." Namun, gagasan mengenai penghakiman
sebagai timbal balik tidak diartikan bahwa Allah berdiam diri atas "bangsa
bangsa". Pemazmur mengakhiri doanya dengan seruan kepada Tuhan agar
manusia tidak menjadi-jadi dan menghakimi mereka. Di sana, mereka
menjadi takut kepada Tuhan dan mengakui-Nya (ay. 19-20).
Ayub 38:1-11 merupakan jawaban Tuhan kepada protes Ayub
terhadap penderitaan yang ia alami. Ayub seakan menggugat Allah bahwa
Allah tidak berlaku adil kepada dirinya (lih. Ayb. 19:6). Ia memertanyakan
mengapa dirinya mengalami dahsyatnya penderitaan padahal ia merasa
bahwa ia adalah orang benar dan saleh. Pikirnya, orang benar harusnya hidup
makmur, tidak layak mengalami sengsara seperti yang sedang dialaminya.
Dengan terns mempertahankan dirinya, ia ingin membuktikannya dalam
sidang ilahi bahwa ia tidak bersalah.
Teks ini menegaskan bahwa Ayub keliru jika berusaha menantang
Allah dan memperdebatkan masalahnya. Dari dalam badai, Allah menjawab
kekesalan Ayub bahwa di hadapan diri-Nya, Ayub hanyalah ciptaan dan tidak
melebihi Allah. Suara Ilahi dari dalam badai berisi tentang misteri Allah.
Sama sekali tidak ada jawaban atas pertanyaan mengapa Ayub mengalami
penderitaan. Namun, dengan tampilnya Allah menjawab Ayub,
memerlihatkan bahwa sesungguhnya Ia senantiasa mendengar dan
memperhatikan Ayub. Ia hendak meyakinkan Ayub untuk tidak
mengandalkan pengertian dan hikmat diri sendiri. Sebaliknya, ia harus
bergantung sepenuhnya pada Tuhan saja. Tuhan menunjukkan kepada Ayub
bahwa dirinya terlalu kecil dan ringkih, sedangkan Ia terlalu besar dan kuat.
Ayub yang lemah tidak mungkin sanggup mengenal Allah yang penuh
misteri. Fakta-fakta tentang Allah dan kekuasaan-Nya sangat jauh dari
pengetahuan dan hikmat manusia. Karena itu, Ayub menjadi sadar bahwa
keberadaan dirinya dan keberadaan Allah sangatlah berbeda. Ayub berkata:
"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada
rencana-Mu yang gagal" (Ayb. 42:2).
2 Korintus 6:1-13, 21. Paulus menguraikan pengalaman kepedihan di
dalam penjara sewaktu melayani jemaat-jemaat di daerah Asia Kecil.
Pengalaman pelayanannya yang pemah dihormati atau dicela, dipuji atau
tidak dikenal, nyaris mati atau masih hidup, bersukacita atau berdukacita
justru mengayakan imannya kepada Kristus (ay. 7-10). Namun dengan
semangat yang Paulus miliki, ia tidak berhenti memberitakan kabar
keselamatan tentang Kristus sekalipun akan mengalami penderitaan.
Markus 4:35-41. Ketika para murid ketakutan saat terjadi badai,
Yesus sedang tidur di atas perahu. Mereka sangat khawatir dan lupa bahwa
mereka bersama dengan Yesus. Mereka kehilangan iman bahwa sekalipun
Yesus sedang tidur ia tetap memagang kendali atas badai yang menghempas
mereka. Mereka barn tersadarkan ketika Yesus menghardik badai yang
membuat mereka ketakutan.
KORELASI
Jika Pemazmur mengharapkan pertolongan Tuhan, maka Ayub pun
akhimya menyadari kekuasaan Tuhan dalam pergumulannya. Demikianpun
dengan Paulus yang tetap memiliki iman pada Kristus sekalipun menghadapi
tantangan dalam pelayanan. Hal ini segambar dengan pengalaman murid
murid bahwa dalam badai sekalipun Kristus tetap menyelamatkan mereka.
SUARA TUHANMELAMPAUIBADAI
Gamaran-Na Puang Undaoanni Mintu, Kamagiangan
Markus 4:35-41
Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa kuasa Tuhan melampaui segalanya.
2. Jemaat menjalani keadaan hidup sehari-hari yang beranekaragam dengan
memercayai bahwa kuasa Tuhan di atas segalanya.
PEMAHAMAN TEKS
Mungkin fokus kita sering pada tindakan Yesus yang meredakan
badai. Akan tetapi, pada satu sisi, kita dapat memahami kisah ini sebagai
kisah pemuridan. Di awal bacaan ini, Yesus mengajak para murid untuk
bertolak ke sebarang danau (ay. 35-36). Sampai di sini, kita dapat
membayangkan adegan berikutnya, ketika badai menghardik mereka dan
Yesus sedang tertidur. Mereka berteriak membangunkan-Nya, "Guru,
Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (ay. 38). Teriakan itu adalah seruan
ketakutan dan keraguan bahkan mungkin ketidaktaan seperti yang sering
terjadi dalam kehidupan Israel. Hal tersebut paling sering kita temui dalam
Mazmur, misalnya "Di manakah Engkau di tengah kesusahanku?", "Apakah
Tuhan telah meninggalkan umat-Nya?" dsbnya. Seman yang terulang-ulang
pun kerap terjadi juga dalam hidup kita. Selanjutnya, pertanyaannya, jika
Sang Pencipta dan Yang Mahakuasa memang peduli dengan dunia ini, lalu
mengapa kejadian kita sering mengalami kejadian buruk.
Seperti yang kita ketahui, Yesus menjawab ketakutan mereka dan
langsung mengoreksi ketakutan mereka "Mengapa kamu begitu takut?" (ay.
40). Pada saat laut sudah tenang, Ia mengajarkan sesuatu kepada beberapa
murid. Kepedulian Allah begitu nyata. Masalahnya terletak pada "ketakutan"
pada murid. Pertanyaan Yesus "Mengapa kamu tidak percaya?" mengajarkan
kita untuk menyadari bahwa kuasa Allah ada di tengah-tengah kita, sekalipun
kita hidup dalam dunia yang kacau.
Alih-alih menjadi percaya, mereka malah bertanya-tanya "Siapa
gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya" (ay. 41).
Perikop ini berakhir di sini. Tidak ada jawaban dan dibiarkan terbuka oleh
Injil Markus. Lalu, bagaimana kita memahaminya? Jika melacak bagian
selanjutnya, maka kita pun tidak menemukan jawaban. Namun, kita
semestinya melihat kisah ini adalah bagian dari sebuah proses pemuridan
yang panjang yang memuncak pada peristiwa Pentakosta. Perjalanan kuasa
dan kehadiran Kerajaan Allah membentuk kehidupan kita dalam perubahan
penting dari rasa takut menjadi iman yang teguh sekalipun hidup kita bak
badai yang menghempas.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Ceritakanlah kisah hidup yang membuat anda pemah merasa sangat
menderita? Lalu bagaimana cara anda menyikapi penderitaan tersebut?
Lalu, pelayan memberi kesempatan kepada beberapa orang yang bersedia
berbagi tentang kisah hidupnya. Pelayan mengakhiri diskusi dengan
penjelasan mengenai kasih Tuhan melampaui masalah hidup kita. ( Ta
u/e/eanni tu a'gan katuoan mangka dio/ai tu dinai ussa'ding tongan
kamaparrisan. Na umba takua untingoi tu a'gan iato?Bisa /udiomai ampu banua
do/o. lake upu'mi na pamanassai to ma'kamaya diona pa'kaboro'-Na Puang tu
undaoanni mintu'na a'gan.)
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa iman yang besar memberi kesembuhan.
2. Jemaat menjalani kesehari-hariannya dengan penuh keyakinan bahwa iman yang
besar memberi hasil.
PEMAHAMAN TEKS
Ratapan 3:22-33. Peratap memercayai bahwakasih Tuhan tidakakan
pemah berakhir (ay. 22), karena Ia pemurah kepada mereka yang berharap
(ay. 24, 25), mencari, dan menantikan-Nya (ay. 25, 26). Kata 'berharap',
'mencari' dan 'menantikan' menggambarkan usaha sadar, aktif, dan
berkesinambungan pada diri seseorang yang menjalin hubungan dengan
Tuhan walau ia mengalami kesusahan (ay. 27-30). Iman kepada Tuhan
menolong seseorang bertahan dalam penderitaan sekalipun.
2 Samuel 1:1, 17-27. Sekalipun Saul beberapa kali mencoba
membunuh Daud, tetapi Daud tidak berniat membalas rencana-rencana jahat
Saul. Pada saat kematian Saul, Daud justru merasakan kesedihan yang sangat
dalam dengan membuat nyanyian ratapan. Ia bahkan memerintahkan agar
nyanyian tersebut diajarkan kepada bani Yehuda. Ia sangat menghormati Saul
sebagai orang pilihan Tuhan yang diurapi menjadi Raja Israel (ay. 14). Daud
juga melihat perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan oleh Yonatan,
anak Saul (ay. 24, 26). Dalam duka yang dalam, Daud berseru agar tak ada
hujan dan embun di Gilboa, tempat Saul mangkat (ay. 21). Hanya orang yang
memiliki iman teguh, seperti Daud-lah, yang dapat melihat sisi positif dalam
setiap situasi.
2 Korintus 8:7-15. Paulus menasihatkan jemaat di Korintus untuk
mendukung pelayanan jemaat di Yerusalem. Ia menyontohkan kondisi
jemaat di Makedonia yang kaya dalam hal kasih sekalipun mereka hidup
menderita dan sangat miskin dalam harta. (ay. 1-5). Pelayanan ini dilakukan
sebagai wujud kekayaan dalam iman (ay. 7) kepada Kristus yang telah lebih
dahulu memberi diri-Nya sebagai wujud kasih sempurna (ay. 9). Teladan
seperti itulah yang menjadi dasar bagi orang percaya untuk melayani,
termasuk menopang yang lain secara finansial. Paulus menjelaskan bahwa
pelayanan seperti ini disesuaikan dengan keadaan dan dengan kerelaan (ay.
11-12) sehingga terjadi keseimbangan (ay. 13, 14). Memberi dengan landasan
kekayaan iman seperti ini, tidak akan membuat seseorang kekurangan dalam
hidupnya (ay. 7, 15).
Markus 5:21-43. Nama Yairus berasal dari kata Ibrani ya'ir yang
berarti YHWH menerangi' (lih. Hak. 10:3). Ia, yang merupakan seorang
kepala rumah ibadah Yahudi (sinagoge), datang tersungkur kepada Yesus.
Penulis Injil Markus menggunakan kata 'tersungkur' (ay. 22) untuk
menggambarkan ketidakmampuan, merendahkan diri, dan sekaligus
pengakuan terhadap kuasa Yesus. Pada ayat 23, penulis menggunakan juga
frasa 'memohon dengan sangat' untuk menggambarkan bahwa Yairus
meyakini hanya Yesus yang sanggup menyembuhkan anaknya yang hampir
mati. Ia juga percaya bahwa jika Yesus bersedia datang dan meletakkan
tangan atas anaknya, maka anaknya akan pulih.
K.isah yang lain dalam perikop ini adalah seorang perempuan yang
telah 12 tahun menderita pendarahan (ay. 25). Ia telah menghabiskan semua
yang ada padanya untuk berobat, tetapi keadaannya kian memburuk (ay. 27).
Dari apa yang diketahuinya tentang Yesus (at. 27), ia mengimani bahwa ia
akan sembuh bahkan hanya dengan menjamah jubah Yesus (ay. 28). Iman
yang kuat kepada kuasa Yesus memungkinkannya mendapat kesembuhan
(ay. 29). Sekali lagi, penulis Injil Markus menggunakan kata 'tersungkur' (ay.
33) untuk menegaskan pengakuan perempuan tersebut pada kemahakuasaan
Yesus. Iman Yairus dan iman perempuan sakit pendarahan memungkinkan
mereka menerima kesembuhan secara paripurna.
KORELASI
Iman Daud memungkinkannya mengasihi Saul, sekalipun Saul
membenci dirinya. Ia dapat melihat sisi positif dalam setiap situasi yang
dihadapinya. Hal yang sama terjadi pada Sang Peratap, bahwa dalam iman ia
melihat bahwa walau mengalami kesusahan, tetapi kasih Tuhan tidak pernah
berkesudahan. Yairus dan perempuan yang menderita pendarahan
mengimani bahwa kuasa Yesus melampaui penyakit, sehingga mereka
meminta pertolongan kepada Yesus. Iman mereka kepada Tuhan menolong
mereka menjalani setiap situasi sekalipun pahit.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa iman yang besar memberi kesembuhan.
2. Jemaat menjalani kesehari-hariannya dengan penuh keyakinan bahwa Iman yang
besar memberi hasil.
PEMBIMBING TEKS
Pada saat kapan seseorang memberi bantuan kepada yang lain? (Bisa
dijawab oleh beberapa orang menurut pengalaman mereka). Banyak orang yang
sulit memberi bantuan orang kepada yang lain, khususnya dalam hal materi,
karena merasa tidak cukup memiliki. Ukuran dengan perasaan ini mesti
diubah oleh kepekaan dan kepedulian terhadap sesama. Kepekaan dan
kepedulian tersebut mesti dituntun oleh Firman Tuhan.
Memberi bantuan kepada orang lain tak harus menjadi orang kaya
dalam materi terlebih dahulu. Paulus mengungkapkan bahwa kepekaan dan
kepedulian justru didorong oleh segala kekayaan yang dimiliki seseorang:
kaya dalam segala sesuatu, kaya dalam iman, dalam perkataan, dalam
pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu dan kaya dalam kasih
(ay. 7). Melalui semuanya itu, seseorang dapat membantu orang lain dengan
tulus dan ikhlas.
Mengulurkan bantuan kepada orang lain semestinya dilandasi oleh
iman bahwa Kristus sudah terlebih dahulu mengasihi manusia. Ia menjadikan
diri-Nya sama dengan manusia dan hidup dalam kesederhanaan seperti
manusia agar manusia memiliki hidup dalam segala kelimpahan (bdk. Yoh.
10:10). Yesus Kristus adalah contoh yang tepat. Kepada jemaat di Korintus,
Paulus menasihatkanagar mereka dapat menolong jemaat di Yerusalem
melalui pemberian yang sudah dilakukan tahun sebelumnya (ay. 10)
berdasarkan kerelaan mereka (ay. 11).
Membantu orang lain semestinya dilakukan dengan setia, kerelaan,
dan ikhlas, sehingga pemberian bukan dilihat sebagai beban, melainkan
sebagai sesuatu yang layak sebagai sesama anggota tubuh Kristus (bdk. ay.
14). Dengan demikian, tak ada orang yang berkekurangan. Pemberian
bantuan seperti ini tentu tidak diartikan sempit sehingga banyak orang yang
berdiam diri dan selalu berharap untuk diberi bantuan.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 48 berisi pujian Bani Korah kepada Tuhan. Ayat 2-3
merupakan pujian kepada Allah di kota Sion. Selanjutnya, Tuhan
memerkenalkan diri-Nya di sebagai benteng (ay. 4). Sebab, para raja
mengalami kegentaran dan kesakitan seperti perempuan bersalin (ay. 5-6).
Lalu, Pemazmur menegaskan lagi bahwa Allah membela kota Sion (ay. 9).
Selanjutnya, nada ayat 10-15 berubah menjadi peringatan Bani Korah atas
kasih Allah yang masyur di seluruh bumi. Poinnya, kegentaran dan kesakitan
para raja dan juga tentu seluruh umat yang diperintah, justru berada dalam
lingkupan kasih Allah.
Yehezkiel 2:1-10. Dalam bacaan ini, Yehezkiel menggunakan kata
'keras kepala', 'tegar hati', dan 'pemberontak' untuk menggambarkan
Israel. Penjelasannya tentu saja tidak memberikan gambaran terbaik pada
pembaca Yehezkiel. Kita dapat memungut tiga poin dari bacaan ini. Pertama,
label-label yang digunakan sang nabi mengingatkan kita akan sisi
kemanusiaan yang sulit menanggapi panggilan Tuhan dengan patuh. Kedua,
teguran keras dan panggilan Tuhan justru menyiratkan bahwa umat dapat
meresponsnya. Kendatipun memberontak, Tuhan memberikan harapan
bahwa orang-orang akan mendengar dan menanggapi-Nya. Ketiga, bacaan
ini berkaitan dengan bacaan Injil hari ini (Mrk. 6:1-13). Yesus mengajar di
sinagoge Nazaret dan mendapat sambutan negatif. Ia menanggapinya dengan
mengatakan "seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya
sendiri, di antar akaum keluarganya dan di rumahnya." Suara kenabian
memang tidak selalu terdengar. Ada risiko yang melekat dalam diri orang
yang berbicara untuk dan tentang Tuhan.
2 Korintus 12:1-10. Di sini, Paulus mengkritik cara "rasul-rasul
palsu" yang memanipulasi jemaat di Korintus dengan klaim atas otoritas
rasuli. Dengan menyamar sebagai "pelayan kebenaran," mereka ini
memangsa dan mengambil keuntungan dari jemaat di Korintus. Mereka
bersikap sombong dan bahkan mungkin menganiaya umat secara fisik (2
Kor. 11:12-21). Paulus merasa frustrasi terhadap jemaat di Korintus karena
mereka tampaknya begitu untuk tunduk kepada orang-orang ini. Sebaliknya,
Paulus menggambarkan pelayanan kerasulan sebagai pengungkapan
kebenaran dan dapat diakses oleh hati nurani setiap orang di hadapan Allah.
Paulus pun mendasarkan panggilannya sebagai rasul bukan dari
manusia, tetapi dari Yesus Kristus yang ia alami empat belas tahun
sebelumnya (2:12). Dalam pasal ini, ia mengacu pada pengalamannya
mencapai tingkat ketiga surga. Namun Paulus tidak tertarik untuk
menyombongkan pengalamannya ini. Ia bahkan tidak mengetahui, atau tidak
peduli, apakah pengalaman tersebut terjadi "di dalam tubuh" atau "di luar
tubuh" (ay. 1-4). Kebenaran otoritas Paulus terpancar dari apa yang terlihat,
"Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi,
karena aku mengatakan kebenaran" (ay. 6). Kebenaran yang telah
memangkitkan dirinya, yakni kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus
(4:14-15).
Selanjutnya, Paulus menggambarkan "duri dalam daging" yang telah
diberikan kepadanya agar ia tidak mempunyai penilaian yang terlalu tinggi
terhadap dirinya sendiri. Hal tersebut justru menjelaskan arti kekuatan iman
yang sebenarnya. Duri yang dimaksud Paulus adalah jenis "penderitaan
ringan" (4:17). Dalam pasal 4, ia menggunakan perumpamaan dari mazmur
ratapan untuk menggambarkan kehidupan kerasulannya: ditindas namun
tidak terjepit, bingung namun tidak putus asa, dianiaya namun tidak
ditinggalkan sendirian, didera namun tidak binasa (4:8-9). Ia menyebutkan
kesulitan-kesulitan ini bukan untuk menonjolkan keahliannya dalam
menghadapi kesulitan, melainkan untuk menegaskan bahwa Allah adalah
sumber penyelamatan di tengah semua situasi.
Kendati demikian, ia telah meminta (3x) Allah untuk menghilangkan
"duri dalam dagingnya". Namun, kesaksiannya menegaskanjawaban Tuhan
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna" (ay. 9). Kata "sempurna" (teleitat) berarti
"mencapai kedewasaan penuh." Kita menjadi dewasa ketika kita
menyadari kelemahan kita dan belajar untuk semakin bersandar pada
kuasa Kristus di dalamkita.
Markus 6:1-13 menyeritakan kisah penolakan Yesus di sinagoge
kampung halaman-Nya walau tanpa alasan penolakan tersebut. Ayat 2
menunjukkan respons positif " ... jemaat yang besar taltjub ketika mendengar
Dia... " Namun, pada ayat 3, nada orang yang datang berubah menjadi sangat
negatif, "bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria... " Artinya, mereka
meremehkan Yesus, sebab Ia "hanya" anak tukang kayu, hingga Yesus
hendak didorong ke jurang dan hampir terjatuh.
Selanjutnya, ayat 7-13 berbicara tentang pengutusan para rasul.
Pengutusan ini menarik untuk diperhatikan. Pada pasal 4, para murid gagal
memahami perumpamaan Yesus. Bahkan, di akhir pasal 4, kita menemukan
kenyataan bahwa para murid kurang beriman kepada Ia yang mampu
menenangkan badai. Lalu, pada pasal 5, mereka hanya jadi figuran. Yesus
hanya menanyakan kepada para murid, siapa yang menyentuh jubahnya
(5:30). Lalu, pada pasal ini (ay. 7-13), Yesus mengutus mereka memberitakan
pertobatan, menyembuhkan orang sakit, dan mengusir setan. Singkatnya,
ketidakpahaman dan ketidakmampuan para murid, tidak membuat mereka
tidak dapat berbuat apa-apa. Justru, di dalam kelemahan itulah, Allah
berkarya dengan sempurna.
KORELASI
Kelemahan menjadi sempurna di dalam kuasa Allah. Karena itu,
kekurangan itu tidak dihapus-Nya, malah justru memanggil kita dalam
pengharapan untuk memberitakan pertobatan dan Kerajaan Allah.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 48 atau Mazmur Bani Korah selalu dinyanyikan pada hari
Senin. Bersama dengan Mazmur 47 dan 87, Mazmur ini dikategorikan
sebagai pujian atas keagungan TUHAN atas bangsa-bangsa. Secara khusus,
Mazmur ini menegaskan tidak tertembusnya kota Sion. Ayat 2 dan 11
menggambarkan kemasyuran dan keagungan Allah melintasi bumi. Karena
itu, bangsa Israel harus berada di dalamnya.
Ayat 4-8 mendeskripsikan dua relasi yang bertentangan dengan
ketakjuban atas keagungan Allah dan ketaktertembusan Sion. Sementara,
para raja yang bersekutu melawan Sion mengalami ketakutan dan kepanikan.
Keadaan tersebut digambarkan seperti perempuan yang sedang bersalin (ay.
6) dan angin badai yang menghancurkan kapal-kapal di Tarsis (ay. 7).
Sementara itu, kata 'kita' merujuk kepada para pemuja Allah yang
memandangi kota Sion dengan kacamata iman. Mereka percaya bahwa kota
Sion adalah simbol kehadiran Allah (ay. 8). Selanjutnya, pada ayat 9-11, para
pemuja mengingat kesetiaan Allah (ay. 10) yang menegaskan kehandalan,
kuasa, dan perlindungan yang datangnya dari Allah. Bagian terakhir dari
Mazmur ini (ay. 12-15) merupakan permohonan untuk mengelilingi Sion
demi menjaga tradisi turun temurun yang mana pengakuan Allah diajarkan
dari generasi ke generasi.
Pola pujian ini menarik untuk dilihat secara lebih dalam. Pada
dasarnya ayat 4-8 menggambarkan kerentanan Sion di hadapan bangsa
bangsa lain. Israel sebagai sebuah bangsa sangatlah kecil dibanding dengan
bagnsa-bangsa di sekitarnya. Akan tetapi, bangsa yang kecil ini, yang
disimbolkan dengan kota Sion, mampu berdiri tegak dan aman karena di
dalam kelemahan dan keringkihan mereka, kuasa Allah justru melindungi
mereka.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Menu.rut saudara, mengapa bangsa Israel yang adalah bangsa kecil
dibanding bangsa-bangsa lain, mampu berdiri tegak dan aman?
(Umbasusi pa'nannunganta tu diona tondok Israel, tondok bitti' iato,
ma'dintontong bendan matoto' namoiraka buda tu a'gan u-rrampoi Israel?
2. Perhatikan ayat 10, di situ dikatakan "kami mengingat, ya Allah, kasih
setia-Mu di dalam bait-Mu". Kenapa kita mesti mengingat kasih setia
Tuhan? (Pemarangai tu aya' 10 tu nakua "O Puang Matua, kikilalai bang
tu
kamasokanamMi Ian /isu banuamMi". Janna pangappa'ta, matumbai anna
para//u tu tontong unningaran kamasokananNa Puang?)
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hati yang terombang-ambing dapat kelirn dalam pengembilan
keputusan.
2. Jemaat hendaknya dalam keadaan hati yang tidak terombang ambing saat pengambilan
keputusan.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 24:1-10 memiliki ini dua sebutan, yakni nyanyian dalam
sehari-hari (khususnya hari-hari dalam satu minggu) atau Shir Shel Yom dan
nyanyian pintu masuk. Pertama, Mazmur ini disebut nyanyian sehari-hari
sebab, ia dibacakan di setiap akhir doa pagi. Artinya, ayat ini dibacakan pada
saat seseorang hendak memulai aktivitas hariannya. Kedua, Mazmur ini
disebut nyanyian pintu masuk sebab ia dibacakan pada saat para imam
berarak masuk ke dalam Bait Allah.
Mazmur ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menyatakan
Tuhan sebagai Pencipta segala sesuatu (ay. 1-2). Kedua, litani terkait
kelaikan manusia menghadap Allah (ay. 3-6). Ketiga, litani tentang masuknya
Allah ke dalam kehidupan manusia (ay. 7-10). Menarikjika kita melihat pola
Mazmur ini. Bagian pertama menukas mengenai kemahakuasaan Allah,
bagian kedua berbicara mengenai kelaikan manusia memasuki hadirat Allah,
dan ketiga justru menukas Allah yang hendak memasuki kehidupan manusia.
Artinya, alih-alih manusia hendak mencari dan memasuki hadirat Allah,
tetapi justru Allah-lah yang merangsek masuk ke dalam kehidupan manusia.
Hal tersebut ditampilkan manakala Pemazmur mengatakan angkatlah
kepalamu hai pintu pintu gerbang, sebab Raja Kemuliaan akan masuk.
Gerbang pada masa Israel kuno tidak memiliki bagian yang bergerak
ke atas dan ke bawah. Penggunaan istilah gerbang pada dasarnya merujuk
pada seseorang yang mengangkat kepalanya untuk menerima masuknya
Tuhan sebagai yang empunya bumi dan segala isinya. Karena itu, kelaikan
yang menegaskan kekudusan justru sebentuk respons manusia dalam
menyambut Ia yang hendak memasuki kehidupan manusia. Lalu mengapa
Mazmur ini dibacakan pada doa pagi Yahudi? Untuk menegaskan bahwa
setiap hari baru kita menyambut Ia yang meresap ke dalam kehidupan kita.
Hendaklah kita menyambut-Nya dengan kekudusan hati.
Amos 7:7-15 merupakan penggalan konflik antara Amos dan imam
besar Amazia. Para imam tidak senang dengan pesan Amos dan ingin
menghabisinya. Amos bemubuat tentang Kerajaan Israel Utara selama
pemerintahan Yerobeam. Ia berduka dengan keadaan kerajaan tersebut yang
menumpuk kekayaannya di kalangan elit kota. Bahkan, ia berulang kali
mengatakan bahwa kemewahan mereka adalah tanda rusaknya moral mereka
(lih. Amos 6:4-6). Kemakmuran tersebut justru menindas orang-orang miskin
dan menegaskan lebamya jurang orang miskin dan kaya (lih. Amos 2:7).
Sebagaimana kita temukan dalam teks ini, Amos melihat tali sipat
atau tali tegak lurus (ay. 7) yang menyimbolkan penghakiman Allah atas
gagalnya Israel memenuhi kewajiban moralnya. Karena itu, pemyataan
Amos sangat keras. Ia menyatakan bahwa Yerobeam, Sang Raja, akan mati
oleh pedang dan Israel akan dibuang (ay. 11 dan 17). Akibatnya, Amazia si
imam besar murka dan mengusir Amos. Mungkinkah kita dapat mengenali
diri kita dalam diri Amazia? Siapa yang ingin dirinya hancur?
Efesus 1:3-13 merupakan sebuah untaian pujian yang panjang
terhadap tindakan Tuhan. Paulus memuji Allah karena telah memilih gereja
(baca: orang percaya) sebagai umat-Nya sendiri. Ayat 4 mengungkap bahwa
"Allah telah memilih kita" untuk menjadi kudus dan tidak bercela. Ayat 5
menambahkan, "Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus
untuk menjadi anak-anak-Nya." Adopsi adalah hal yang lazim di zaman
itu. Di antara para elit, ia dapat menentukan ahli waris jika tidak memiliki
anak, atau jika anaknya meninggal. Orang yang diadopsi memeroleh status
sosial orang yang mengadopsinya hingga berhak mendapat warisan.
Demikian halnya dengan adopsi oleh Allah yang diutarakan oleh Paulus.
Menariknya, Allah tidak mengadopsi satu anak, tetapi mengadopsi satu
bangsa atau umat yang mencakup orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Ia
dengan murah hati tidak mengadopsi satu anak atau bahkan kelompok
identitas etnis atau agama tertentu, melainkan memilih dan mengadopsi
sekelompok orang yang beragam.
Dalam pembacaan ini, kita menemukan Allah adalah aktor utama
pujian Paulus. Sementara, Kristus muncul di sepanjang bagian ini sebagai inti
dari rencana Allah untuk diadopsi. Di sana, Paulus menukas bahwa "melalui
Yesus Kristus" (ay. 5) kita menerima kasih karunia. Pengadopsian ini adalah
bagian dari rencana yang lebih besar yang telah ditetapkan di masa lalu dan
memiliki dampak hingga sekarang dan masa yang akan datang. Tuhan telah
menganugerahi Roh Kudus sebagai jaminan sampai kita menerima
penebusan sempuma dari Allah (ay. 14). Karena itu, sebagai orang percaya,
kita berpartisipasi dalam cerapan eskatologis di dalam karunia-karunia Roh
yang akan disempumakan di masa yang akan datang.
Markus 6:14-29 menceritakan hubungan segitiga antara Herodes,
Herodias, dan Yohanes Pembaptis. Diceritakan, Herodes menikahi adik
ipamya. Lalu, Yohanes menegur mereka (Mrk. 6:18). Herodias pun menaruh
dendam pada Yohanes dan menginginkan kematiannya (ay. 19). Sekalipun
Herodes segan kepada Yohanes, ia pun berkompromi dengan hanya
memenjarakannya (ay. 17, 20). Herodias pun berkesempatan untuk
membunuh Yohanes pada sebuah pesta. Herodes pun menjanjikan apa pun
yang diminta Herodias (ay. 22-23). Di sanalah, Herodias menginginkan
kepala Yohanes (ay. 24-25). Karena telah terlanjur mengucap janji, dan
terpaksa meminta pengawalnya untuk memenggal kepada Si Pembaptis itu.
Mengapa Markus menceritakan kisah ini. Di mana kabar baik dalam
cerita ini? Pada ayat 20 memerlihatkan situasi Herodes ketika anak Herodias
meminta kepala Yohanes. Ia segan padanya, tetapi ia terjepit dan bingung apa
yang hams dilakukannya. Kata "segan" pada ayat 20 berasal dari kata Yunani
phobeo yang dapat diartikan menghormati atau memerlakukan dengan
hormat. Keseganan Herodes menjadi tidak ada arti di hadapan permintaan
putri Herodias hingga membuatnya "terombang-ambing". Kata "terombang
ambing" berasal dari kata Yunani aporeo yang berarti tidak berdaya, berada
dalam situasi terjepit, malu, ragu-ragu, dan tidak tahu hams berpaling ke
mana. Singkatnya, kekaguman dan keseganan tidaklah cukup. Pada akhirnya,
Herodes dipaksa untuk membunuh orang yang diseganinnya.
KORELASI
Decak kagum tidak cukup (Mrk.) untuk melihat/merespons karya
Allah yang telah memilih kita menjadi umat-Nya (Ef.). Ia yang telah
memasuki hidup kita sehamsnya direspons dengan kekudusan hidup (Mzm).
Namun, tuntutan pada kekudusan hidup kerap menuai halangan dari diri kita
yang bimbang dan kerap menolak untuk berubah (Amos).
PEMBIMBING TEKS
Amos 7:7-15 berisi nubuat Amos yang melayani di Israel Utara,
walaupun dia sendiri berasal dari Yehuda (Israel Selatan). Amos bernubuat di
Israel Utara pada saat Yerobeam II menjadi raja (sekitar abad ke-8 SZB). Di
bawah kepemimpinan Yerobeam II, Israel Utara mengalami perkembangan
yang pesat. Minat terhadap agama sangat tinggi. Namun di balik semua itu,
temyata dosa juga berkembang secara pesat. Ketidakadilan semakin
merajalelah di kalangan masyarakat. Amos menubuatkan efek dari dosa
mereka. Ayat 7-9 menyeritakan penglihatan Amos, yaitu tali sipat. Tali sipat
adalah seutas tali yang ditaruh pemberat pada ujungnya. Tali tersebut adalah
semacam timbangan yang dipakai oleh tukang bangunan untuk menilai
apakah sebuah tembok berdiri tegak lurus. Dalam penglihatan itu Allah
sendiri menjelaskan maknanya. "Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat
di tengah-tengah umat-Ku Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi".
Tali sipat adalah simbol standar kebenaran dan keadilan Allah untuk
mengukur keberdosaan umat Isarel. Allah menilai berdasarkan standar
kebenaran-Nya dan bukan tolok ukur yang lain entah itu bersifat finansial
maupun bersifat sosial. Kenyataan yang ada di zaman Amos adalah bahwa
pemimpin Israel tidak berlaku jujur dan adil. Mereka memberlakukan
keadilan berdasarkan standamya sendiri yang bersifat finansial dan
sosiologis.
PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI
1. Bacalah dengan teliti Amos 7:8, Apa yang saudara pahami dengan
kutipan kalimat berikut ini: "Sesungguhnya Aku akan menaruh tali sifat
di tengah-tenaga umatK.u Israel,Aku tidak akan memaafkannya lagi"?
(Basa meloi tu Amos 7:8, Umba susi pangappa'ta tu kada nakua ''La
Kupalako taungKu, to Israel tu batu petimbang; tae'mo Kula ullendu'i
lenni".)
2. Menurut kita, apakah yang menyebabkan pemimpin umat sering kali
tidak memutuskan perkara dengan benar dan adil? ( Umba susi
pa'tangaranta untiroi temai to ma'pana'ta' Ian kombongan tu nenne'
tangmaruru' mangra'ta'.)
DAHULUJAUHSEKARANGDEKAT
Dolona Mambela, Apa totemo Dipopengkareke'mo
Bacaan Mazmur : Mazmur 89:20-
37 Bacaan 1 : Yeremia 23:1-6
Bacaan 2 : Efesus 2:11-22 (BU)
Bacaan 3 : Markus 6:30-34, 53-
56 Nas Persembahan : Mazmur 89:5
Petunjuk Hidup Barn : Markus 6:30
Tujuan:
1. Jemaat menyadari statusnya di hadapan Allah.
2. Jemaat dapat hidup melekat kepada Kristus.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 89:20-37 merupakan suatu gubahan Mazmur yang disusun
sebagai nyanyian pengajaran (ay. 1). Pengajaran tentang kesetiaan, keadilan
dan kasih Tuhan yang berlaku atas Daud. Tuhan telah mengurapi Daud
melalui Samuel (1 Sam. 16:12-13) dan Ia akan menyertainya turun temurun.
Penyertaan dan kesetiaan Tuhan mewujud dalam perlindungan dari musuh
musuh, kebesaran sebagai seorang raja, dan berbagai bentuk yang lain.
Sekalipun Daud dan keturunannya melanggar dan berdosa, tetapi janji Tuhan
tidak dibatalkan. Akan tetapi, tidak berarti Allah berkompromi dengan dosa
dosa yang dilakukan oleh keturunan Daud, melainkan Allah akan membalas
pelanggaran mereka dengan gada (pebamba, pepa'tong) dan kesalahan
kesalahan dengan pukulan-pukulan (ay. 30-32).
Yeremia 23:1-6. Berkisah tentang firm.an Tuhan yang disampaikan
Yeremia kepada umat Israel yang secara khusus menasihati para gembala
yang bertugas melindungi dan menyediakan makanan, menjaga, mencari
domba yang tersesat dan menyelamatkannya jika dalam bahaya. Gembala
merupakan sebuah analogi bagi raja yang bertindak untuk seluruh bangsa
Israel. Namun, Yeremia 23 dengan keras menegur para gembala yang justru
menghancurkan dan mencerai-beraikan domba Tuhan! Sebab itu, Allah
sendirilah, Sang Gembala sejati yang akan mengumpulkan kembali, menjaga,
dan menggembalakan domba-domba-Nya.
Efesus 2:11-22 merupakan pemyataan Paulus kepada jemaat Kristen
non-Yahudi bahwa karena Kristus yang tersalib dan menanggung dosa
manusia, mereka yang dahulu bukan bagian dari Perjanjian Allah (ay.11-12),
kini mengalami pengampunan dosa dan diperdamaikan kembali dengan
Tuhan (ay.16). Namun pada akhirnya, semua orang, dalam hal ini orang
Kristen non-Yahudi bukan lagi orang asing atau pendatang, melainkan telah
menjadi anggota rumah tangga Allah. "Rumah tangga" ini dibangun di atas
dasar para rasul dan nabi, dengan Kristus Yesus sendiri sebagai batu penjuru
(ay.19-20). Kristus Sang Batu Penjuru merupakan batu pertama yang
mengatur pola bangunan secara keseluruhan dan menetapkan standar bagi
semua orang yang mengikuti-Nya (ay. 20-21).
Markus 6:30-34, 53-56 menarasikan tentang Yesus yang menjadi
pusat perhatian banyak orang di berbagai sudut kota dan kampung. Pada ayat
34, Yesus menggambarkan orang-orang yang datang mengikuti-Nya seperti
kawanan domba yang tidak mempunyai gembala. Tampaknya, orang banyak
ini telah kehilangan kepercayaan kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi yang selama ini menggembalakan mereka. Sepintas, kehadiran Yesus
menjadi altematifnya. Namun, kehadiran Yesus bukan hanya semata-mata
sebagai altematif, melainkan Allah yang secara langsung bertindak untuk
menggembalakan kawanan domba-Nya, baik melalui pengajaran yang
diberikan, maupun dengan kuasa penyembuhan kepada mereka.
KORELASI
Kristus sebagai Gembala Sejati yang mencari kembali, menjaga,
memberi makan dan menyelamatkan umat yang terpisah dari Allah karena
dosa untuk disatukan dalam Kristus.
DAHULUJAUHSEKARANGDEKAT
Dolona Mambela, Apa totemo Dipopengkareke'mo
Yeremia 23:1-6
Tujuan:
1. Jemaat menyadari statusnya di hadapan Allah.
2. Jemaat dapat hidup melekat kepada Kristus.
PEMBIMBING TEKS
Di dunia Timur Tengah kuno, peran gembala bagi domba sangat
sentral. Domba adalah hewan ternak yang sangat lemah dan rentan, tetapi
hidup di tengah kerasnya alam dengan segala marabahaya. Gembala menjadi
pelindung dari bahaya serta penuntun dalam mencari rumput segar dan air
minum yang cukup. Gada gembala (pepa'tong) dipakai untuk menghalau
binatang buas sementara tongkat dipakai untuk menuntun domba, termasuk
untuk 'memukul' domba yang nakal dan keluar dari kawanan. Karena itu,
perumpamaan gembala dan domba peliharaannya selalu dipakai di dalam
Alkitab untuk menggambarkan hubungan Israel dengan Allah.
Israel bagaikan kawanan domba, sementara para pemimpin adalah
gembala. Kawanan domba sejak awal merupakan bangsa kecil dibanding
dengan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Para pemimpin diberikan tanggung
jawab besar dari Allah, yakni untuk mengatur kehidupan umat-Nya
berdasarkan hukum Tuhan, termasuk menjaga kawanan domba ini agar tidak
terserak dan terhilang.
Yeremia 23:1-6 menarik untuk kita renungkan dalam dua hal poin,
yakni kekecewaan Tuhan atas para gembala dan rencana Tuhan bagi masa
depan Israel. Ayat 1-2 berisi kecaman kepada para gembala yang telah
membiarkan Israel terserak dan tercerai-berai tanpa penjagaan dari para
gembala. Ayat 3-6 berisi rencana Tuhan untuk mengumpulkan kembali
domba-domba ke dalam naungan kuasa-Nya dan akan mengangkat gembala
gembala yang baru yang penuh dedikasi yang akan membangun kembali
Israel. Semua yang telah jauh dari Tuhan akan didekatkan kembali dan hidup
di bawah naungan kuasa-Nya.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Baca kembali ayat 5. Diskusikanlah apa yang dimaksud dengan Tunas
adil bagi Daud yang akan ditumbuhkan TUHAN? Mengapa Tunas adil
bagi Daud itu muncul?
Pemarangai sule aya' 5. Tasipa'kadai apa tu nasanga Kada Puang kumua la
napatuoanni Daud misa' Taruk malambu'? Matumbai anna la bu'tu tu Taruk
malambu' iato?
2. Menurut anda, apa pengajaran yang relevan dari Firman Tuhan ini bagi
konteks kita dalam bergereja, bermasyarakat dan berbangsa saat ini?
Umba susi tu mitirona, apa ra tu bisa mendadi pa'pangada' Ian mai Kada Puang
tu mangka tabasa sitetena a'gan katuoan la Ian kombongan, tondok sia bangsa?
Tujuan:
1. Jemaat bersyukur atas pemeliharaan Tuhan
2. Jemaat bersedia hidup saling berbagi terutama. kepada yang menderita
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 145. Pemazmur mengungkapkan puji-pujian kepada Tuhan
atas kemurahan-Nya. Kemurahan tersebut antara lain kasih setia yang selalu
menepati perkataan-Nya dengan perbuatan yang nyata atas umat-Nya (ay.
13), menopang orang yang jatuh dan tertunduk (ay.14), bahkan mencukupi
kebutuhan mereka (ay.16). Kasih dan kesetiaan Allah merupakan kata kunci
dari nyanyian Pemazmur.
2 Raja-Raja 4:42-44 mengisahkan pelayanan Elisa sebagai nabi, yang
sering disapa sebagai abdi Allah. Ketika kelaparan terjadi, ia berkumpul
bersama dengan serombongan nabi yang jumlahnya seratus. Karena, pada
masa itu umat Tuhan sedang dalam keadaan lapar dan sangat kekurangan
makanan. Lalu datanglah seorang dari Baal-Salisa membawa dua puluh roti
jelai dan gandum barn. Elisa memerintahkan untuk memberikan kepada
seratus nabi itu. Para pelayan sempat ragu karena jumlahnya terlalu sedikit.
Namun, Elisa meyakinkan mereka dengan Firman Tuhan, sehingga makanan
itu cukup, bahkan ada yang tersisa.
EfesusJ:14-21: Melalui perikop ini Paulus menegaskan pentingnya
doa sebagai sumber kekuatan dalam pemberitaan Injil. Ia menguraikan empat
(4) isi doanya. Pertama, penguatan bagi jemaat, dengan harapan Roh Kudus
menguatkan batin orang percaya dan tetap tinggal dalam Yesus (ay. 16).
Kedua, agar iman orang percaya tetap berakar dan berdasar di dalam kasih
dan menguasai seluruh eksistensi hidupnya (ay. 17). Ketiga, agar jemaat
dapat menghidupi kasih Krsitus yakni kasih yang tanpa batas (ay. 18).
Terakhir, agar jemaat mengalami kepenuhan Allah sebagaimana yang telah ia
diterima dalam Kristus yang diwujudkan dalam sikap hidup yang
memuliakan Tuhan (ay. 20)
Yohanes 6:1-15 menyeritakan karya Yesus Kristus yang setelah
mengajar orang banyak serta melakukan banyak mujizat. Ia memberi makan
kepada lima ribu orang dengan lima rotijelai dan dua ikan milik seorang
anak. Setelah Yesus memohon berkat, semua orang dapat makan dan masih
tersisa 12 bakul.
KORELASI
Kekuatan atau keteguhan iman dalam keyakinan bahwa Tuhan
melindungi umat-Nya dapat menjadi saluran mujizat yang dapat dinikmati
oleh banyak orang.
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 145 merupakan nyanyian kemenangan Israel dalam
peperangan. Kita perlu mengingat bahwa peperangan yang dilakukan oleh
Israel tidak dilihat semata-mata sebagai perang dalam rangka merebut atau
memertahankan kekuasaan teritorial. 'Perang suci' merupakan perang yang
di dalamnya Allah terlibat bahkan diperintahkan oleh Allah sebagai bentuk
kesetiaan Allah atas perjanjian-Nya dengan nenek moyang Israel. Selain itu,
perang yang diperintahkan Allah dalam rangka melawan orang fasik (ay. 20).
Karena itu, Mazmur 145 tidak menonjolkan peran dan kemuliaan raja,
melainkan penegasan akan kedaulatan dan kekuasaan Allah. Bahkan melalui
Mazmur ini, kita diajak untuk melihat kuasa universal Allah dan menyeluruh
atas sejarah manusia dan atas seluruh alam semesta.
Mazmur ini juga merupakan kesaksian tentang pemeliharaan dan
perlindungan Tuhan bagi orang yang bersandar kepada-Nya. Ia menjaga dan
meluputkan umat-Nya dari marabahaya rancangan orang fasik (ay. 15-16).
Karena itu, Mazmur 145 dapat dibaca sebagai ekspresi kemenangan iman dan
ungkapan syukur atas pemeliharaan Tuhan. Pemazmur menyatakan
komitmen untuk terns menaikkan puji-pujian kepada Allah (ay. 1-3, 21).
Maka dari itu, bukan hanya pemazmur, tetapi semua bangsa juga akan
menyatakan puji-pujiannya kepada Allah. Pemazmur mendesak semua orang
untuk mengakui dan menyambut dengan gembira pemerintahan Allah yang
berkuasa menata kehidupan manusia dalam kasih dan kebenaran.
PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI
1. Baca kembali dengan seksama ayat 14-16. Diskusikanlah lebih jauh
tentang kedaulatan Allah yang memelihara orang-orang yang bersandar
kepada-Nya.
(Basai sule tu ay.14-16, sipa'kadai umba susi tu kamakuasanNa Puang Matua
ungkarimmanni mintu' to mengkaola lako kaleNa.).
2. Refleksikanlah pemeliharaan dan kedaulatan Allah tersebut dalam
konteks kehidupan kita masa kini. Seperti apa dan bagaimana kita
mengambil bagian dalam karya Allah tersebut? (Ta pokadai tu
pa'nannunganta diona kamasokananNa Puang Matua tontong ungkarimmanni
katuoanta katuoanta /ant e attu marassan taolai, Na umba lasusi tu
ladikuanna unnala kataanan Ian te penggauranNa Puang Matua?)
MARILAHDEKATKEHADAPANTUHAN!
Mentireke'komi dio OloNa PUANG!
Bacaan Mazmur
: Mazmur 51:1-12
Bacaan 1
: Keluaran 16:2-4, 9-15 (BU)
Bacaan2
: Efesus 4:1-16
Bacaan 3
: Yohanes 6:25-40
Nas Persembahan
: Keluaran 16:12
Petunjuk Hidup Barn
: Keluaran 16:12
Tujuan:
1. Jemaat selalu mendekatkan diri kepada TUHAN
2. Jemaat percaya bahwa TUHAN memelihara kehidupan dalam pemeliharaan yang
kekal
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 51:1-12 berisi penyesalan dan pengakuan dosa Daud
sekaligus permohonan untuk dipulihkan dari keberdosaannya. Latar belakang
Mazmur ini dapat kita baca dalam 2 Samuel 11-12. Dua pasal tersebut
menceritakan upaya licik Daud merebut Batsyeba istri Uria. Di sana
tergambar rancangan pembunuhan Uria dalam peperangan. Tindakan
tersebut merupakan kejahatan di mata Tuhan. Karena itu, Allah mengutus
Natan untuk menegur Daud. Untunglah, Daud langsung menyadari
kesalahan dan mengakui dosa-dosanya. Selain itu, Daud juga memohon
pengampunan dan pemulihan dari Tuhan. Di ayat 12, ia memohon agar hati
dan batinnya ditahirkan dan dibaharui. Ia menyadari bahwa dari hati dan
batin/jiwa-lah muncul kemauan atau kehendak yang mewujud dalam
tindakan. Selanjutnya dalam ayat 15, Daud berjanji untuk mengajarkan
kehendak Tuhan bagi orang yang melakukan pelanggaran untuk bertobat dan
berbalik kepada-Nya.
Keluaran 16:2-4,9-15 merupakan kelanjutan kisah pemeliharaan
Tuhan atas umat-Nya, kendatipun mereka sering bersungut-sungut. Pasal ini
merupakan kisah sungut-sungut Israel yang ketiga. K.isah pertama adalah
manakala mereka ketakutan terhadap bala tentara Firaun yang mengejar
mereka dan kisah kedua ketika air yang mereka minum di Mara terasa pahit
(bdk. Kel. 14:10-12; 15:24). Melalui perikop ini, kisah sungut-sungut ketiga
muncul lagi. Perikop ini mengisahkan sungut-sungut orang Israel terhadap
makanan mereka. Rupanya orang Israel terlalu cepat meragukan kuasa Tuhan
yang telah menjamin kehidupan mereka. Kendatipun Tuhan sudah
menyatakan kuasa-Nya pada dua kisah sebelumnya, namun hal tersebut
belum cukup menjadi jaminan akan kuasa Allah atas kehidupan mereka. Kali
ini, Tuhan menjawab keluhan mereka dengan mendatangkan burung puyuh
dan manna untuk kebutuhan sehari-hari. Melalui cara inilah, Tuhan semakin
meyakinkan umatN-ya bahwa Ia hadir dalam setiap pergumulan (ay. 12).
Efesus 4:1-16. Paulus menasihati jemaat di Efesus yang sedang
mengalami ancaman pengkotak-kotakan (division). Terhadap ancaman
tersebut, Paulus menunjukkan tiga (3) nasihat sebagai antitesis yakni,
kerendahan hati (penaa mengkadiongan), kelemahlembutan (sorong inaa),
sating membantu (penaa situru' pa'kaboro1 dan mewujudkan kesatuan Roh
(ungkaritutui kasisanginaan) oleh ikatan damai sejahtera (ay. 2-6,12-13).
Keragaman karunia Allah dalam diri warga jemaat haruslah dimanfaatkan
untuk pembangunan tubuh Kristus. Lebih jauh lagi, Paulus membimbing
jemaat untuk memahami proses pertumbuhan mereka sebagai bagian dari
tubuh Kristus. Penting untuk mengingat bagaimana mereka menjadi percaya
dan ke arah mana hidup mereka mesti terarah, yakni berpadanan dengan
panggilan mereka.
Yohanes 6:25-40 menguraikan jawaban Yesus kepada orang banyak
yang datang mencari-Nya di Kapernaum. Pernyataan "Aku adalah roti
hidup" adalah yang pertama dari tujuh pernyataan "Aku adalah... " yang
diungkapkan Yesus dalam Injil Yohanes. Setiap pemyataan menampilkan
suatu aspek penting dari pelayanan Kristus. Misalnya, pemyataan "terang
dunia" (Yoh. 8:12), "pintu" (Yoh. 10:9), "gembala baik" (Yoh. 10:11,14),
"kebangkitan dan hidup" (Yoh. 11:25), "jalan, kebenaran, dan hidup" (Yoh.
14:6), dan "pokok anggur yang benar" (Yoh. 15:1,5). Pemyataan "Akulah
Roti hidup" menegaskan bahwa Kristus adalah "makanan" yang memelihara
kehidupan rohani (Yoh. 6:53). Pemyataan ini juga adalah respons Yesus
ketika orang banyak meminta tanda bahwa Ia adalah utusan Allah. Ia
membandingkan Musa yang mereka anggap telah memberi mujizat dengan
manna di padang gurun. Jika teks ini dicermati, maka sesungguhnya kita
memeroleh pengajaran Yesus tentang proses hidup orang yang merindukan
kehidupan kekal. Untuk beroleh hidup kekal, setiap orang harus makan roti
sorgawi, yakni Yesus Kristus dalam arti percaya dan hidup dalam Kristus,
serta melakukan perintah-Nya.
KORELASI
Orang Kristen adalah umat yang telah menerima Yesus sebagai "roti
hidup" untuk kehidupan yang kekal. Untuk itu, setiap orang percaya
dipanggil untuk terns menerus menata dirinya menuju kesepadanan
(umpasitende1
dengan panggilannya. Sembari kita terns berjuang mengusahakan agar
keutuhan jemaat tetap terpelihara dan meyakini bahwa Tuhan terns
menyertainya dalam setiap keberadan hidup yang dialaminya.
MARILAHDEKATKEHADAPANTUHAN!
Mentireke'komi dio OloNa PUANG!
Yohanes 6:25-40
Tujuan:
1. Jemaat selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.
2. Jemaat percaya bahwa Tuhan memelihara kehidupan dalam pemeliharaan yang kekal.
PEMAHAMAN TEKS
Mujizat memberi makan lima ribu orang (belum terhitung perempuan
dan anak-anak) dalam Yohanes 6:1-15 merupakan kisah yang mengisahkan
bahwa orang banyak tersebut terns mencari Dia. Apalagi, sebagian besar dari
mereka adalah golongan orang miskin dan menderita, sehingga mujizat yang
dilakukan oleh Yesus itu memiliki daya tarik yang sangat kuat di tengah
penderitaan mereka.
Melalui perikop ini, penulis hendak mengajak pembaca untuk masuk
lebih dalam dan mengoreksi motivasi mengikut dan mencari Yesus. Setelah
roti yang mengenyangkan tubuh jasmani, Tuhan menyampaikan satu konsep
yang sama sekali baru sekaligus untuk menegaskan maksud kedatangan-Nya
di tengah-tengah mereka, yaitu konsep Roti Hidup. Jika roti yang mereka
makan sehari-hari hanya mengenyangkan sesaat, maka Roti Hidup membawa
kepada hidup kekal (ay. 27). Roti Hidup adalah diri-Nya dan seluruh karya
Nya yang dipersembahkan sebagai penebusan untuk keselamatan manusia
(ay. 35). Menarik untuk memerhatikan konsep Roti Hidup sangat terkait
dengan kebangkitan orang mati pada akhir zaman sebagai rangkaian
anugerah hidup kekal (ay. 40).
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Baca kembali ayat 39-40. Diskusikanlah lebihjauh apa hubungan antara
Roti Hidup yang diajarkan oleh TUHAN Yesus dengan kebangkitan di
akhir zaman dan kehidupan kekal?
Pemarangai sule aya' 39-40. Tasipa'kadai diona kasiumpuranna Roti Katuoan
tu napa'pangadaranni PUANG Yesu na kamalimbangunan ke allo
kapatappuranna lino sia katuoan tontong sae lakona.
2. Refleksikanlah apa implikasi menerima Roti Hidup dalam kehidupan kita
masing-masing?
Ta pantan unnannungi sia umpokadai, apa ra battuananna ke untarima ki'
Roti Katuoan Ian mintu tengka ke'de'ta tuo Ian lino?
Tujuan:
1. Jemaat memahami makna Yesus Kristus sebagai Roti Hidup.
2. Jemaat menyadari bahwa kepuasan sejati hanya didapatkan dari Roti Hidup.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 130. Pemazmur dalam kesadaran dan penyesalan akan dosa
dosanya memanjatkan doa memohon pengampunan kepada Tuhan. Ia
sungguh percaya bahwa Tuhan Maha pengampun dan hanya dengan
pengampunan dari Tuhan membuatnya lega. Pemazmur kemudian mengajak
seluruh umat Israel untuk melakukan hal yang sama, yakni mengakui dosa
dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan. Karena, hanya Ia yang mampu
melepaskan umat dari keberdosaannya.
1 Raja-Raja 19:4-8. Dalam pelariannya dari kejaran Izebel, Elia tiba
di sebuah padang gurun. Dalam pelariannya, ia merasa putus asa dan berniat
untuk mati. Namun, Allah tetap memelihara Elia dengan menyediakan
makanan dan minuman. Bukan hanya itu saja, Allahjustru memberi kekuatan
bagi Elia untuk bangkit dari keterpurukan untuk melanjutkan perjalanannya.
Dengan bekal tersebut, ia bahkan bisa melanjutkan perjalanan menuju
Gunung Horeb selama 40 hari 40 malam.
Efesus 4:25-5:2 merupakan lanjutan pesan Paulus kepada jemaat di
Efesus untuk benar-benar menunjukkan cara hidup sebagai manusia baru di
dalam Kristus. Paulus melihat bahwa jemaat di Efesus masih memelihara cara
hidup yang tidak kudus. Karena itu, ia menasihatkan agar pola hidup
demikian segera diurai dan dibuang. Jemaat diajak untuk menjalani pola
hidup anak-anak terang yang benar-benar menuruti Allah. Karena, cara hidup
lama tak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Yohanes 6:35, 41-51. Perikop ini merupakan penegasan Yesus akan
status-Nya sebagai Roti Hidup dari Surga. Ia mengandaikan diri-Nya sebagai
roti yang berbeda yang membuat orang tak akan merasa lapar lagi.
Pernyataan tersebut mengundang sungut-sungut dari orang-orang Yahudi.
Orang Yahudi tak habis pikir dengan pernyataan Yesus yang hanya
dipandang sebagai manusia biasa. Yesus tahu isi hati mereka. Ia menegaskan
bahwa memang hanya melalui diri-Nya saja semua orang dapat menikmati
hidup kekal. Roti dalam dunia hanya memberi kepuasan dan memenuhi
kebutuhan sementara, namun Yesus Sang Roti Hidup akan memuaskan dan
mengarahkan kita kehidupan kekal.
KORELASI
Kepenuhan hidup hanya bisa terwujud melalui kasih karunia Allah
dalam Kristus Yesus. Tatkala dosa menekan kita, Allah mengampuni dan
melepaskan kita. Manakala kita merasa takut dan putus asa menghadapi
beratnya tantangan dalam hidup, Tuhan menolong dan menguatkan kita
melanjutkan hidup. Pergumulan karena dosa menyulitkan kita menikmati
kepenuhan hidup. Karena itu, Allah menganugerahkan Roti Hidup dalam
Yesus Kristus agar kita mampu menjalani hidup ini dengan utuh dalam
anugerah-Nya. Kita pun mampu meninggalkan cara hidup lama menuju
menjadi pola hidup baru yang sesuai dengan kehendak Kristus.
PEMBIMBING TEKS
Elia merupakan salah seorang nabi yang melaluinya banyak mujizat
dan kuasa Tuhan dinyatakan kepada orang-orang pada masanya. Salah satu
yang terbesar adalah ketika ia berhasil mempermalukan para nabi palsu
dengan mempertontonkan kuasa Tuhan di depan mereka. Di balik
keberhasilan tersebut, Elia memerlihatkan iman yang luar biasa di hadapan
mereka bahkan keberanian Elia menyembelih para nabi palsu itu. Akan
tetapi, ia masih dihantui rasa takut dan khawatir. Kemahakuasaan Tuhan yang
menguasainya temyata belum cukup untuk membuat Elia berani berhadapan
dengan Izebel, istri Ahab. Izebel hanya manusia biasa, namun ancamannya
membuat Elia ketakutan dan harus melarikan diri. Dalam pelariannya, Elia
tiba di sebuah padang gurun yang menyimbolkan fase putus asa hingga
berniat untukmati.
Dalam keputusasaan itu, Allah tetap memelihara Elia dengan
menyediakan makanan dan minuman. Bukan hanya itu, Allah menguatkan
Elia untuk bangkit dari situasi terpuruk dan melanjutkan perjalanannya. Bekal
dari Tuhan itu membuat Elia mampu bangkit dari keinginan ingin mati
berubah menjadi semangat melanjutkan misi Allah. Bekal dari Allah adalah
bekal yang menghidupkan, hanya Dia yang mampu memberi dan
menghadirkan Roti Hidup dalam diri setiap orang percaya.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Apa yang menyebabkan Elia masih bisa takut kepada Izebel padahal dia
sudah merasakan dan menyaksikan langsung kemahakuasaan Tuhan?
(Apa passabaranna anna mataku'pa tu Elia lako Izebel, na sitonganna natiro
kalenamo Elia tu kakuasan-Na Puang?)
2. Bercermin dari bekal yang diberikan Tuhan kepada Elia, apakah dalam
hidup ini kita juga sudah merasakan bekal dari Tuhan? Bagikan
pengalaman iman masing-masing! (Umpelalanni tu kinallo napakinalloanni
Puang tu Elia, umba susi ke kita Ian katuoanta, tasa'dingsiamoraka kumua
tontongki' napasakkaran kinallo Puang? Umba susi tu ta olainna. Pada
pokadai).
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kita telah dibebaskan dari hukum peraturan, tetapi kita
harns tunduk pada salib Kristus.
2. Jemaat memahami bahwa kemerdekaan sejati hanya bisa kita dapatkan dalam
pengampunan Kristus.
PEMAHAMAN TEKS
Dalam kehidupan jemaat di Kolose, terdapat guru-guru palsu yang
mengajarkan ketaatan pada peraturan-peraturan di seputar sunat, berbagai
pantangan, dan lain sebagainya. Keselamatan seolah ditentukan oleh ketaatan
dalam menjalankan peraturan-peraturan sunat dan berbagai pantangan.
Paulus menjawabnya dengan mencari perkara yang di atas karena kita telah
ditebus di dalam Kristus (ay. 1-2). "Sebab kamu telah mati dan hidupmu
tersembunyi bersama dengan Kristus di dalamAllah" (ay. 3). Hidup ini bukan
lagi milik kita, tetapi telah menjadi milik Kristus dalam kuasa kebangkitan
Nya. Kita tidak lagi dikuasai oleh dosa dan tidak tunduk pada peraturan
sunat, tetapi hanya tunduk di bawah salib Kristus.
Sekalipun kita telah dibebaskan atau dimerdekakan dari kewajiban
hukum tersebut, tidak berarti bahwa kita dapat hidup sesuai keinginan kita.
Kemerdekaan dari hukum peraturan harus dipertanggungjawabkan. Paulus
menyebut hal yang bertentangan, tetapi mesti dipilih, yakni perkara di atas
atau perkara di bumi. Memikirkan perkara di atas, berarti kita menaruh kasih
dan pengharapan atas anugerah keselamatan di dalam Kristus. Sebaliknya,
memikirkan perkara di bumi berarti kita membiarkan diri kita dikuasai oleh
keinginan dosa, bukan oleh keinginan Kristus.
Jika kita adalah orang yang telah dimerdekakan dalam Kristus, maka
semestinya kita menjadi orang-orang yang tidak lagi takluk pada keinginan
dosa. Pemazmur menjelaskan dengan sangat baik bahwa kita sebenarnya
telah dikandung dalam dosa (Mzm. 51:7). Augustinus dari Hippo (354-430
ZB), seorang Bapa Gereja, menyebut bahwa kita semua hidup dengan dosa
asali, dari Adam dan Hawa. Artinya, kita semua adalah orang-orang yang
terikat dengan dosa. Mazmur ini merupakan pergulatan Daud, ketika ditegur
oleh Natan atas dosanya terhadap Uria (ay. 2). Daud meminta pengampunan
dosa dengan rahmat Allah. Pengampunan tentu dimulai dari pengakuan yang
tulus atas dosa, dan itu dilakukan oleh Daud. Karena itu, ia meminta agar
hatinya ditahirkan dan dibaharui batinnya dengan Roh (ay. 12). Setiap orang
bisa dimerdekakan jika tidak menyembunyikan dosanya, seperti Daud yang
tulus mengaku dosa di hadapan Tuhan. Artinya, setiap orang bisa
dimerdekakan dalam pengampunan dan pemulihan dari Allahjika kita benar
benar datang dengan tulus. Tidak ada kemerdekaan sejati tanpa
pengampunan Allah. Manusia yang belum mendapat pengampunan adalah
manusia yang belum merdeka, karena masih terikat pada dosa. Pengampunan
dosa yang sempuma telah dilakukan oleh Kristus sendiri dalam kematian dan
kebangkitannya. Karena itu, hari ini, kita telah disebut sebagai orang-orang
yang merdeka.
KORELASI
Korelasi Mazmur dan Surat Kolose tampak pada penekanan masih
terbelenggunya kehidupan manusia oleh dosa. Mazmur berbicara tentang
dosa sejak dalam kandungan dan pengampunan, sedangkan Paulus
menyatakan pembebasan dari dosa melalui kematian dan kebangkitan
Kristus. Dengan demikian, kemerdekaan sejati adalah pembebasan manusia
dari dosa-dosanya.
POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH
Indonesia telah merdeka 79 tahun lamanya. Akan tetapi, kehidupan
bangsa ini sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda kemerdekaan.
Korupsi menggerogoti sistem politik, ekonomi dikuasai oleh segelintir orang
rakus, dan keadilan sosial masih sangat senjang. Artinya, kita belum merdeka
secara total. Karena, kita masih dibelenggu dosa. Kehidupan yang masih
dikuasai oleh dosa adalah hidup yang belum dimerdekakan. Kepada jemaat
di Kolose, Paulus menyebut bahwa mereka tidak lagi dibelenggu oleh
berbagai peraturan dan pantangan, karena mereka telah dibebaskan dalam
kematian dan kebangkitan Kristus. Maka dari itu, kita bisa disebut sebagai
orang-orang yang telah dimerdekakan. Kita menjadi orang merdeka, tidak
berarti kita bisa melakukan apa saja sesuai keinginan kita. Hidup kita itu
takluk di bawah salib Kristus. Hidup di bawah salib Kristus berarti kita hidup
dengan terang kasih Kristus.
Sekarang ini, manusia modern dibelenggu oleh banyak berhala
modem, seperti teknologi, konsep/pikiran (memberhalakan pikiran/berhala
konsep), kuasa, uang, dan lain sebagainya. Kita sering dibuat tidak berdaya
olehnya. Bahkan, manusia modern sering menghambakan diri dan
dikendalikan oleh ciptaannya. Ini tragis! Kondisi seperti ini memerlihatkan
bahwa kemerdekaan belum sepenuhnya menjadi milik kita. Semestinya kita
mengatakan seperti Paulus, "aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Gal. 2:20). Bahwa
hidup kita sekarang ini ditentukan sepenuhnya oleh Kristus, sehingga hidup
bisa berjalan dalam damai sejahtera Allah.
Dengan demikian, kemerdekaan yang sejati hanya bisa didapatkan
jika kita telah dibebaskan diri dari dosa. Jalan itu hanya mungkin di dalam
anugerah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Jika Mazmur
menyebut bahwa manusia telah dikandung dalam dosa, maka dosa telah
merantai hidup kita menjadi manusia yang korup (busuk). Penjajahan hari
ini, bukan lagi penjajahan fisik yang dilakukan orang lain atau sebuah
bangsa terhadap kita, melainkan manusia sering dijajah oleh diri dan
keinginanya sendiri. Dijajah oleh ketidakmampuannya dalam
menjaga/mengendalikan dirinya. Kemerdekaan yang sejati adalah
pembebasan manusia dari keterikatan pada dosa. Manusia merdeka adalah
manusia yang telah dimerdekakan dalam kebangkitan Kristus. Tidak ada
kemerdekaan sejati tanpa pengampunan dosa dan tidak ada pengampunan
dosa tanpa penyerahan serta pengakuan secara tulus dosa-dosa kita.
Bahan Khotbah Minggu, 18 Agustus 2024
Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa hikmat Kristus adalah jalan menuju Kerajaan Allah.
2. Jemaat percaya bahwa Yesus adalah Roti Hidup Sang Pusat dari seluruh kehidupan
manusia.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 111. Pemazmur menyatakan keinginannya memuji Allah
dengan sepenuh hati, baik secara pribadi di hadapan lingkaran orang benar
dan di dalam jemaat. Artinya, semua orang mendengamya. Ia terpesona
terhadap karya (maaseh) Tuhan (ay. 2a), yakni menyerahkan pusaka bangsa
bangsa (ay. 6) dan menegakkan kebenaran serta keadilan (ay. 7). Pemazmur
mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan harus diselidiki (dinannungan) dengan
tekun dan dijadikan pusat kebahagian umat-Nya. Perbuatan-Nya menegaskan
kebenaran Tuhan yang kekal (ay. 2) dan mengungkapkan karakter ilahi yang
penuh kasih karunia dan belas kasihan. Karena itu, bangsa Israel layak
bahkan harus mengingat pekerjaan Tuhan atas diri mereka (ay. 5 & 9).
Singkatnya, Pemazmur bermaksud untuk membangkitkan kenangan akan
pembebasan Tuhan di masa lalu.
Amsal 9:1-6 berbicara tentang personifikasi hikmat atau
membahasakan sesuatu sebagai seorang pribadi. Hikmat dipersonifikasikan
sebagai pribadi yang bijak dan digambarkan sedang melakukan perjamuan
besar dengan menyembelih hewan serta mencampur anggumya. Pesta besar
ini tentu tidak boleh dipahami sekadar pesta harafiah. Pertanyaannya,
siapakah yang diundang dalam pesta ini? "Siapa yang tak berpengalaman,
singgahlah kemari; dan kepada yang tidak berakal budi... " (ay. 4). Dan,
"Marilah makanlah rotiku dan minumlah anggur yang telah kucampur" (ay.
5) (bdk. Luk. 14:15-24). Undangan ini adalah untuk perjamuan hidup dan
terbuka. Ajakan untuk memakan roti dan meminum anggur adalah undangan
untuk menikmati kegembiraan pemimpin pesta. Akan tetapi, mereka semua
harus membuang kebodohan jika mereka ingin mengambil bagian dalam
pesta itu (ay. 6). Kebodohan sering dikontraskan dengan kebijaksanaan.
Karena itu, membuang kebodohan berarti masuk ke dalam kebijaksanaan.
Kebijaksanaan dan kebodohan tidak mungkin berjalan bersama. Karena itu,
ia menjadi pilihan. Memilih hikmat adalah memilih hidup. Siapakah orang
orang yang memilih hidup? Tentu mereka yang berhikmat bukan orang
bodoh.
Efesus 5:15-20. Dalam surat kiriman kepada jemaat di Efesus ini,
Paulus menekankan keunikan orang Kristen di hadapan mereka yang tidak
mengenal Kristus. Dalam hal ini, ia menekankan beberapa hal penting, yakni
menjadi arif/bijaksana (sophos), mengunakan atau memanfaatkan waktu
dengan tepat, tidak bodoh, mengerti kehendak Tuhan, dan penuh dengan
Roh. Orang bijak tentu adalah mereka yang memakai waktunya dengan baik
(ay. 16). Karena itu, Paulus pun menasihatkan untuk tidak menjadi bodoh,
melainkan mengerti kehendak Tuhan. Orang berhikmat dan bijaksanalah
yang akan mengerti kehendak Tuhan, bukan orang yang bodoh.
Thomas Aquinas (1225-1274), menyebut kebijaksanaan adalah
pengetahuan tertinggi tentang Allah. Ia membagi kebijaksanaan dalam tiga
tingkatan, yakni (1) kebijaksanaan akal budi, (2) kebijaksanaan teologi yang
difondasikan pada iman tetapi menggunakan akal untuk memahami, dan (3)
kebijaksanaan berdasarkan rahmat/ anugerah sebagai kebijaksanaan tertinggi.
Aquinas menempatkan kebijaksanaan berdasarkan anugerah sebagai yang
paling tinggi dari semuanya untuk menempatkan Tuhan pada posisi tertinggi
sekaligus sentral, sementara manusia (ada tercipta) sebagai yang bergantung
pada Sang Pemberi anugerah.
Yohanes 6:51-59 didahului dengan kisah Yesus memberi makan 5000
orang dengan lima (5) roti dan dua (2) ikan. Setelah itu, Yesus berpindah dari
Tiberias ke Kapemaum. Peristiwa memberi makan 5000 orang pun tersiar ke
mana-mana, sehingga orang banyak selalu mengikuti ke mana pun Yesus
pergi. Motivasi mereka bermacam-macam, termasuk motivasi untuk
mendapatkan makanan. Karena itu, ketika orang banyak menemukan Yesus
di seberang laut, mereka pun bertanya bilamana engkau tiba di sini?
Pertanyaan ini langsung dijawab oleh Yesus, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda
tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." Dari
situlah Yesus mulai mengajar orang banyak tentang Roti Hidup.
Roti Hidup menyatakan siapa Yesus. Selama ini para murid masih
memandang Yesus hanya sebatas anak Yusuf, bukan sebagai pusat dari
kehidupan. Karena itu, Yesus memakai diksi "roti" sebagai makanan sehari
hari untuk menyatakan tentang kehidupan yang sesungguhnya. Akant tetapi,
jika Yesus bicara tentang, "Akulah Roti Hidup yang telah turun dari sorga",
maka Ia sedang bicara tentang kehidupan yang sesungguhnya. Roti Hidup
tidak hanya membuat orang tidak lagi lapar dan haus, tetapi juga tentang
keselamatan. Karena, Ia memelihara hidup kita hari ini dan yang akan datang.
Jika Yesus menunjuk diri-Nya sebagai Roti Hidup, maka dapat dipastikan
bahwa tidak ada kehidupan di luar Yesus. Yesus adalah pusat kehidupan.
KORELASI
Mazmur berbicara tentang puji-pujian bukan hanya dengan emosi
tetapi juga dengan segenap hidup. Sedangkan Amsal dan surat Efesus
bebicara tentang hikmat. Injil Yohanes sendiri bicara tentang Yesus sebagai
pusat dari kehidupan. Maka dari itu, pujian dan hikmat Allah selalu harus
berpusat pada Yesus Kristus Sang Roti Hidup.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hikmat kristus adalah jalan menuju kerajaan Allah.
2. Jemaat percaya bahwa Yesus sebagai roti hidup adalah pusat dari selurnh
kehidupan manusia.
PEMAHAMAN TEKS
"Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif'' (ay. 15). Peringatan
ini disampaikan kepada orang-orang Kristen di Efesus (Ef. 1:1).
Pertanyaannya, mengapa Paulus memeringatkan mereka? Karena, orang
orang Kristen di Efesus hidup di tengah kota yang penduduknya menyembah
Dewi Artemis (dewa kesuburan orang Yunani). Sebab itu, Paulus
mengingatkan mereka untuk memerhatikan dengan seksama bagaimana
mereka harus hidup (ay. 15). Peringatan itu ditegaskan oleh Paulus dengan
mengungkapkan kata "jangan". Jangan seperti orang bebal, jangan bodoh dan
jangan mabuk oleh anggur. Jadi apa yang harus mereka lakukan? Paulus
menjawab bahwa mereka harus arif, menggunakan waktu dengan baik, dan
hidup penuh dengan Roh. Orang arif adalah orang yang tidak mengikuti
kehendak orang bebal, tetapi dia mampu mengendalikan dirinya. Sinonim
orang bebal dalam KBBI adalah orang bodoh. Paulus menasihatkan orang
Efesus untuk selalu bersikap arif, bahkan menggunakan waktu sebaik
mungkin.
Orang arif/bijaksana adalah orang-orang yang memusatkan hidup
dan kesehari-hariannya di dalam Kristus Sang Roti Hidup. Karena itu,
mereka tidak lagi bergantung pada "makanan" yang lain, tetapi hanya pada
Kristus Sang Pusat kehidupan. Sikap bijaksana, mesti menjadi salah satu
keutamaan dalam kehidupan warga jemaat. Sikap seperti itu menyatakan
tentang kepatuhan pada Kristus.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Apakah gereja selama ini telah menjadikan Kristus sebagai roti hidup,
atau justru gereja masih bergantung pada roti yang lain? (Manassa
siamoraka kumua ia tu Kombongan inang Kristusmo tu napopendati
Roti Katuoanna?)
2. Apakah Gereja selama ini telah arif memakai waktu dalam pelayanan
(bdk. Ef. 5:16)? (Dipake melosiamoraka temai attu Ian Kombongan umpana'ta'I
tomai Pa'kamayan? (pasitiroi Ej5:16)
Bahan Khotbah Minggu, 25 Agustus 2024
PERISAI IMAN
Balulang Kapatonganan
Bacaan Mazmur
: Mazmur 84:1-13
Bacaan 1
: Yosua 24:1-2a, 14-18
Bacaan2
: Efesus 6:10-20 (BU)
Bacaan 3
: Yohanes 6:56-69
Nas Persembahan
: Mazmur 84:12
Petunjuk Hidup Barn
: Efesus 6:13
Tujuan:
1. Jemaat memahami pentingnya memerlengkapi diri dengan perlengkapan senjata Allah.
2. Jemaat berkomitmen untuk semakin setia menjadikan Doa sebagai Perisai Iman
dan membangun hubungan yang semakin intim dengan Tuhan.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 84. Pemazmur menggubah sebuah lagu kerinduan untuk
selalu dekat dengan Tuhan. Ia menggambarkan betapa ia senang berada
dalam kediaman Tuhan dan tidak bisa berlama-lama jauh dari pelataran
Tuhan. Kebahagiaan itu tidak hanya dialami Pemazmur, tetapi bahkan
ciptaan lain seperti burung-burung juga mengalami pemeliharaan Tuhan.
Menyembah dan memuji-muji Tuhan adalah suatu kebahagiaan sejati yang
membuat siapapun sanggup melewati lembah kekelaman bahkan mampu
merubah lembah kekelaman menjadi tempat mata air yang sejuk. Ketika
Pemazmur menikmati kebahagiaan di dalam hadirat Tuhan, ia
menyimpulkan bahwa lebih baik satu hari di pelataran Tuhan dari pada seribu
hari di tempat lain. Puji-pujian ini benar-benar menggambarkan kebahagiaan
manakala kita percaya dan dekat kepada Tuhan.
Yosua 24:1-2a, 14-18 mengisahkan Yosua yang ingin memastikan
posisi bangsa Israel di hadapan Tuhan. Ia menyampaikan firman Tuhan yang
menyeritakan awal mula Abraham mengikut Tuhan dan menggambarkan
perjalanan bangsa Israel yang dipenuhi pasang surut kehidupan, serta
dinamika hubungan mereka dengan Tuhan. Tuhan ingin membuat Israel
mengetahui sejarah perjalanan mereka dari masa lalu sampai masa pada
Yosua agar Israel tidak lagi berpaling dari-Nya. Dalam sejarah itu, Allah
selalu terlibat menolong dan menyelamatkan mereka. Mereka seharusnya
hanya beribadah kepada Tuhan bukan lagi kepada allah-allah lain. Sudah
sangat jelas dalam sejarah kehidupan bangsa Israel bahwa saat mereka
menyembah allah lain, mereka mengalami kutuk dan penghukuman. Karena
itu, Yosua ingin menegaskan posisi umat Israel saat itu, apakah mereka masih
sepenuhnya tinggal dalam hubungan dengan Tuhan ataukah masih mau
menyembah allah-allah lain. Bangsa Israel pun menandaskan bahwa mereka
tidak akan meninggalkan Tuhan dan terns beribadah kepada Tuhan. Sebab,
melalui karya penyelamatan Alla-lah, mereka mampu melalui berbagai
rintangan. Begitupun rintangan yang sedang dan akan mereka lalui pasti
Tuhan akan menolong mereka.
Dalam Efesus 6:10-20, Paulus menasihatkan agar umat tetap teguh
dalam Tuhan. Kehidupan warga jemaat menghadapi berbagai tantangan dan
godaan seperti sedang berperang, perang rohani, yang mana mereka melawan
kuasa-kuasa kegelapan. Dalam peperangan tersebut, Paulus mengajakjemaat
memakai perlengkapan senjata Allah seperti perlengkapan perang pada
umumnya. Kebenaran, keadilan, kerelaan memberitakan Injil, iman, Firman,
dan doa adalah perlengkapan senjata Allah yang harus selalu ada dalam diri
orang-orang percaya dalam melawan berbagai tipu muslihat dan tantangan
dari si iblis. Ketekunan dalam doa merupakan prioritas hidup jemaat sebagai
tanda bahwa mereka bergantung pada Allah dalam menghadapi beratnya
hidup. Ia menasihatkan agar umat saling mendoakan agar kuat menjalani
hidup. Doa bukanlah sekedar meminta sesuatu kepada Tuhan, melainkan
komunikasi dengan Tuhan. Berdoa merupakan salah satu tanda bahwa kita
setia menjaga keintiman dengan Tuhan. Dengan doa, kita akan semakin
melekat dan berpusat kepada-Nya, sehingga kita tak gampang dipengaruhi
lagi oleh godaan Iblis dan tipu daya dunia ini.
Yohanes 6:56-69 merupakan lanjutan peristiwa ketika Yesus selesai
menerangkan bahwa diri-Nya adalah Roti Hidup. Rupanya, banyak pengikut
Yesus juga sulit memahami perkataan tersebut. Bagi mereka, perkataan
Yesus tentang diri-Nya adalah sesuatu yang keras dan susah dicerna oleh
mereka. Pemahaman ini membuat banyak pengikut Yesus mulai ragu lalu
ingin meninggalkan Yesus. Yesus pun menegaskan bahwa sangat wajar
mereka bersikap demikian karena dari awal Ia sudah tahu siapa orang-orang
yang benar-benar percaya dan yang tidak. Melihat banyaknya orang yang
undur tidak membuat kedua belas murid Yesus ikut mundur. Petrus
merespons Yesus dengan mengatakan pengakuannya bahwa perkataan Yesus
adalah perkataan yang hidup. Kedekatan dengan Yesus membuat Petrus
mampu menerima perkataanNya walaupun dianggap tak benar oleh
kebanyakan orang.
KORELASI
Kedekatan dengan Tuhan membuat kita mampu menemukan
kebahagiaan sejati. Di luar Tuhan, kita hanya mendapatkan kebahagiaan
semu yang berujung pada kutuk dan petaka. Kuasa kegelapan berusaha
membuat kita jauh dari Tuhan. Untuk melawan hal itu, kita harus
menyatakan kerinduan untuk selalu dekat pada Tuhan. Berdoa adalah tanda
bahwa kita mau selalu dekat dan bergantung kepadaNya. Doa adalah perisai
iman melawan segala godaan. Kedekatan dan ketergantungan kepada tuhan
dalam kesetiaan berdoa akan membuat kita mampu melawan kuasa iblis,
mampu membuat kita semakin setia walau banyak orang mulai meninggalkan
Dia.
PERISAI IMAN
Balulang Kapatonganan
Yohanes 6:56-69
Tujuan:
1. Jemaat memahami pentingnya memerlengkapi diri dengan perlengkapan senjata Allah.
2. Jemaat berkomitmen untuk semakin setia menjadikan Doa sebagai Perisai Iman
dan membangun hubungan yang semakin intim dengan Tuhan.
PEMBIMBING TEKS
"Akulah roti hidup" terdengar familiar sekaligus sulit untuk dipahami.
Pada saat Yesus sedang mengajar di sinagoge, Ia menafsirkan bagian Kitab
Suci tentang roti dari sorga (ay. 31). Pendengar Yesus pada saat ini meminta
suatu tanda yang serupa. Ia menafsirkan ayat tentang manna itu dan berkaitan
dengan ayat 58. Ia menyatakan diri-nya sebagai manna atau "roti hidup" (ay.
35). Sebagaimana manna memberi kehidupan di padang gurun, demikian
pula Yesus memberikan kehidupan.
Kendatipun orang banyak pada awalnya bersemangat mendengar
Yesus, mereka menolak identifikasi diri Yesus sebagai manna. Bahkan, di
ayat 60, banyak murid-murid berpaling dari-Nya. Hal serupa memang terjadi
dalam kisah manna di padang gurun. Meskipun Israel bersukacita atas
pembebasan dari Allah, mereka segera "mengeluh" kepada Allah dan Musa
(Kel. 15:1-21). Mereka tidak percaya bahwa Tuhan akan menjaga
mereka. Berkali-kali, ketika ditanya mengenai air, makanan, dan keamanan,
Israel memainkan drama yang sama.
Demikian pula, kelompok yang mengikuti Yesus, pada awalnya
menerima makanan (Yoh. 6:1-14) dan menyatakan Yesus sebagai seorang
nabi (ay. 15). Namun, mereka juga mulai "mengeluh" terhadap Yesus yang
mendaku sebagai manna surgawi. Tanggapan para murid terhadap Yesus
adalah sebuah contohnya (ay. 66). Mereka menolak Yesus adalah manna
surgawi dengan mengundurkan diri.
Mari kita memantangi kata "tinggal" dalam ayat 56. Gagasan
"tinggal" muncul di seluruh Injil Yohanes (lih. 15:5-6). Kata Yunani tinggal
adalah meno . Yesus mengatakan "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia." Menerima Yesus
sebagai manna berarti tinggal dalam dan bersama Yesus. Melalui kedekatan
inilah Yesus memberikan kehidupan kepada mereka yang menerimanya (ay.
57). "Tinggal" dalam dan bersama Yesus adalah sebuah proses yang
panjang. Bagi banyak orang, perubahan cepat akan lebih menarik. Orang
banyak tak lagi tertarik dan merasa Yesus tidak akan menawarkan
kemenangan mudah.
Tujuan:
11. Jemaat hidup memuliakan Tuhan dan taat menghidupi ketetapan-Nya
12. Jemaat semakin sadar untuk melekatkan hatinya kepada Tuhan
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 45:1-9 merupakan gubahan Bani Korah yang dipujikan
pada saat perkawinan raja. Mazmur ini dilantunkan sebagai wujud kecintaan
dan kekaguman rakyat rerhadap rajanya. Dengan kata lain, rakyat turut dalam
kebahagiaan rajanya (itulah sebabnya Mazmur ini disebut sebagai nyanyian
kasih). Kebahagiaan itu terwujud lewat kondisi hati yang meluap-luap (Ibr:
tztp-1"rachash"13 yang bisa juga diartikan berkobar-kobar, penuh dengan semangat)
untuk menyampaikan sesuatu yang indah. Hal ini mengindikasikan bahwa
raja yang dimaksud dalam bacaan ini adalah raja yang ideal dalam melayani
dan memimpin rakyatnya. Hal tersebut terlihat dalam penggambaran raja
yang terelok (Ibr: :"T "yaphah") atau raja yang bersinar dari raja lainnya, raja
yang punya kemurahan (Tor: 11.'.1 "chen'J sehingga punya daya tarik
positifbagi rakyatnya, raja yang diberkati Allah (Ibr: z:i,=,; u;, barak
elohim), pahlawan dalam keagungan dan semaraknya, memiliki kekuatan
yang besar untuk mengahadapi musuh-musuhnya demi terwujudnya keadilan
dan tegaknya kebenaran.
Selain dinyanyikan saat perkawinan raja, Mazmur ini juga disebut sebagai
Mazmur Mesianik yang dapat dilihat melalui penggambaran tentang takhta
raja yang adalah kepunyaan Allah selama-lamanya 14, raja yang terelok di
antara anak-anak manusia, agung dan semarak perbuatannya, diurapi oleh
Allah. Semua ini adalah karakteristik Mesias yang tergenapi dalam Yesus
Kristus.15
Dalam kesadaran iman, bacaan ini hendaknya mengantar pembacanya untuk
terns memiliki hati yang meluap-luap untuk menyatakan kecintaan dan
13Kata IY!)l adalah kata kerja qal perfect yang memberikan makna bahwa
kata meluap-luap adalah kata kerja untuk menyatakan sesuatu (dalam konteks
Mazmur 45, sesuatu itu ialah kekaguman, kecintaan terhadap raja) dan lakukan
secara aktif.
14 □)I"olam" yang juga dapat diartikan abadi, kekal, dan tetap sesuai waktu
Tuhan.
15 Paulus-pun menggunakan Mazmur 45 ini untuk menggambarkan Anak
KORELASI
Keempat bacaan saat ini mengantar kita untuk memahami bahwa Dia
adalah Raja yang memerintah dalam kebenaran dan keadilan yang terns
mengajarkan umatNya untuk hidup (mendengar dan melakukan) perintah
dan ketetapanNya dalam kebijaksanaan. Semuanya hanya dapat terwujud
jika hati kita melekat kepada Allah.
16 Kata yang digunakan untuk Ketetapan ialah Choq yang berarti sesuatu hal
yang dibuat dengan pengaruh besar untuk menentukan arah selanjutnya. Dan
Peraturan ialah Mishpat yang berarti keputusan atau ketegasan yang membawa
keadilan.
Hati yang Melekat pada Allah
PGT Bab 11:6 menegaskan bahwa Firman Allah, yaitu Perjanjian
Lama dan Perjanjian Barn adalah satu-satunya kaidah hidup yang normatif
bagi kehidupan manusia, baik secara pribadi, maupun secara bersama-sama.
Olehnya itu, tidak cukup bagi orang percaya jika hanya membaca dan
mendengarnya saja, lebih dari itu. Orang percaya semestinya menjadi pelaku
pelaku firman (Yak. 1:22) dalam pola pikir, tutur kata dan perbuatan atau
dengan kata lain, head, heart & hand semestinya dijiwai oleh firman Allah
sebagai kebenaran mutlak. Jangan sampai kecaman Yesus dalam Markus 7
terhadap orang farisi dan ahli taurat, terjadi dalam pola peribadahan orang
percaya masa kini, yakni bibir dan mulutnya memuliakan Allah, namun
hatinya sebenarnya jauh dari Allah. Selalu mempercakapkan kebenaran dan
keadilan dengan berlandaskan firman Tuhan, namun yang selalu didahulukan
dan diberi perhatian khusus ialah tradisi dan peraturan manusia. Yesus
menyebut itu sebagai kemunafikan.
Lantas, tugas kita apa selaku orang percaya? Dalam arak-arakan
menuju kepada kepenuhan hidup di dalam Kerajaan Allah, kita dituntut
untuk terns mendekatkan diri, melekatkan hati kepada Dia Sang sumber
kehidupan.
PEMAHAMAN TEKS
Jika memperhatikan 1 dekade terakhir, dalam kehidupan bergereja
ada istilah "Kristen KTP". Istilah ini tentu menjadi sebuah kritikan bagi orang
Kristen yang terns menerns mendengar firman Tuhan namun tidak
menghidupi dalam kesehariannya. Tampaknya, fenomena itu, juga telah
terjadi pada kehidupan kekristenan mula-mula. Dalam surat ini, Yakobus
(perihal penulis kitab ini, kemungkinan yang dimaksud ialah Yakobus
saudara Yesus atau disebut juga saudara Tuhan atau soko guru jemaat)
memperlihatkan dengan jelas bagaimana kondisi orang percaya17 saat itu
yang tampaknya hanya aktif mendengar tanpa dibarengi dengan tindakan
nyata melalui sikap hidup yang sesuai firman Tuhan. Atas kesadaran
itulah, Yakobus menuliskan surat ini dan mengingatkan mereka akan
beberapa hal.
Lama, maka 12 suku itu merujuk kepada umat Israel. Sedangkan perantauan atau
diaspora merujuk kepada orang Yahudi yang tersebar di Romawi-Yunani.
Pertama, cepat (Yun: -rcxxu<; "tachus" yang berarti cepat dan tepat)
mendengar namun lambat (Yun: pac5u<; "bradus" yang berarti lambat secara
mental dan spiritual) untuk berkata-kata dan marah. Point hendak
memberikan penegasan bahwa setiap orang percaya semestinya cepat dan
tepat dalam menerima firman Tuhan dan terns menerus mengendalikan diri
dalam bertutur kata dan berelasi. Kedua, membuang segala sesuatu yang
kotor dan jahat. Artinya kehidupan yang menerima firman Tuhan seharusnya
melepaskan atau meninggalkan segala penyumbat yakni sesuatu yang kotor
danjahat di mata Tuhan (bnd. Gal. 5:19-21). Ketiga, menjadi pelaku firman.
Tidak cukup hanya dengan aktif mendengar, namun pasif melakukan firman.
Kata pelaku (Yun: 1tOLTJTO:i "poietai") mengandung makna yang aktif untuk
melakukan sesuatu. Keempat, mengekang lidahnya atau menjaga lidahnya
untuk tidak terjebak dalam percakapan yang tidak berguna (tang kebattuan).
Kelima, tulus dalam beribadah yang memberi penekanan pada sikap hidup
yang secara utuh dipersembahkan kepada Dia Sang sumber segala berkat
(bdk. Rm.12:1).
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 125 berisi ungkapan iman Pemazmur tentang perbuatan baik
Tuhan yang melindungi umat-Nya. Perlindungan yang menghadirkan
keamanan seperti Gunung Sion yang tidak akan goyah selamanya (ay. 1).
Kebaikan yang Ia lakukan kepada orang yang baik dan tulus hati (ay. 4) akan
menghadirkan damai sejahtera bagi Israel (ay. 5). Hati Pemazmur dikuatkan
dan tidak takut menghadapi berbagai pergumulan.
Yesaya 35:1-10 berisi nubuatan pengharapan keselamatan umat
Tuhan. Nubuat tersebut menyerukan pengharapan akan perbuatan baik dan
keselamatan dari Tuhan (ay. 4). Orang buta menjadi melihat, orang tu1i akan
mendengar, orang lumpuh akan melompat-lompat, dan orang bisu akan
bersorak. Semua itu terjadi karena perbuatan baik Allah yang memberkati dan
menyelamatkan mereka, seperti padang gurun yang gersang memancarkan
mata air pengharapan. Israel tidak perlu takut karena Tuhan akan menolong.
Hati mereka dikuatkan dengan pengharapan sehingga mereka tidak takut lagi.
Yakobus 2:1-7 berisi nasihat kepada orang percaya di perantauan agar
iman mereka dinyatakan tanpa memandang muka (ay. 1). Seringkali terjadi
pembedaan perlakuan kepada sesama, secara khusus karena faktor kekayaan.
Mereka cenderung menghormati dan berbuat baik kepada orang kaya, tetapi
mereka tidak menghormati orang miskin. Teladan sudah diberikan Kristus
Yesus yang mengasihi manusia tanpa membedakan, karena semua menjadi
ahli waris Kerajaan-Nya (ay. 5). Hati orang miskin dikuatkan karena Tuhan
membuat mereka semua sama di hadapan-Nya.
Markus 7:24-37 berisi dua kisah penyembuhan yang dilakukan Yesus
Kristus, yakni kepada anak seorang perempuan Siro-Fenesia dan seorang
yang tuli. Karena iman yang sungguh, perempuan itu memeroleh belas kasih
dari Yesus Kristus. Sekalipun ia bukan orang Yahudi, kebaikan dinyatakan
kepada-Nya. Demikian kepada orang yang tuli dan gagap yang ditemui di
sekitaran Dekapolis yang terletak di sebelah timur dan Selatan Danau Galilea.
Daerah itu menjadi salah satu wilayah yang dianggap kafir orang Yahudi.
Akan tetapi, kasih Allah dinyatakan pula kepada orang-orang di non-Yahudi.
Perempuan Siro-Fenisia dan seorang tuli di Dekapolis adalah bukti perbuatan
baik Allah tidak dibatasi oleh apapun. Ia menjadikan segalanya baik (ay. 36).
Bangsa lain tidak perlu takut tidak mendapat kasih Tuhan. Hati mereka
dikuatkan bahwa Tuhan datang mengasihi dan menyatakan keselamatan bagi
mereka juga.
KORELASI
Keempat bacaan menekankan perbuatan baik Allah kepada umat
manusia, baik kepada Pemazmur, Israel, orang percaya yang ada di
perantauan, perempuan Siro-Fenisia, dan orang Tuli di Dekapolis. Perbuatan
baik Allah dinyatakan kepada semua bangsa tanpa sekat. Tuhan menjadikan
segalanya baik, menguatkan hati mereka, dan tidak takut karena Tuhan
menyatakan kebaikan kepada semua orang yang percaya.
Bagaimana Seharusnya?
Sebagai umat Tuhan, kita semua tidak lepas dari pergumulan dan
penderitaan kehidupan, baik sakit penyakit, masalah ekonomi, masalah
hubungan dengan tetangga dan rekan kerja, masalah perbedaan pilihan,
masalah rnmah tangga, dll. Akan tetapi, dalam semuanya itu, kita percaya
bahwa Tuhan yang sanggup menolong kita. Tuhan selalu hadir dengan kasih
Nya. Karena itu, kuatkalah iman, janganlah takut. Dalam Minggu ini, kita
merenungkan hari doa dan syukur Alkitab bahwa dalam doa kita terns
ditolong menjalani hidup untuk terns bersyukur atas firman Tuhan yang
dinyatakan dan dimuat dalam Alkitab yang terns menjadi sumber kebenaran.
Bahan Penelaahan Alkitab, 9-14 September 2024
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa dalam menghadapi pergumulan, Tuhan senantiasa menolong
umat-Nya dengan kasih.
2. Jemaat menguatkan dan meneguhkan hati dalam pengharapan kepada Tuhan sehingga
tidak lagi menjadi takut dan gentar.
PEMAHAMANTEKS
Mengalami sakit penyakit tentu membuat kita menjadi sangat
menderita dan bergumul. Misalnya, ketika diri atau sanak keluarga kita sakit,
seperti yang dialami perempuan Siro-Fenisia. Ia memohon kesembuhan
kepada Yesus Kristus, kendati ia menyadari dirinya adalah orang asing. Akan
tetapi, ia percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkan anaknya tanpa
membeda-bedakan. Dan benar saja, Yesus Kristus kagum dengan iman si
perempuan dan menyatakan kesembuhan kepada anaknya itu. Hal tersebut
terjadi juga kepada seorang yang tuli dan gagap di Dekapolis. Daerah
Dekapolis ini berada di sebelah Timur dan Selatan danau Galilea yang pada
masa itu dianggap daerah orang kafir. Namum pertolongan Tuhan juga
dinyatakan dengan menyembuhkan orang itu di Dekapolis.
Belas kasih Yesus Kristus dinyatakan kepada semua orang tanpa
membedakan latar belakangnya. Yang terpenting ialah mereka datang dengan
iman yang sungguh. Tuhan menguatkan mereka sehingga mereka tidak perlu
takut lagi menjalani hidup dan mengalami pergumulan karena kasih Tuhan
terns menuntun dan menguatkan.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Kita semua pemah mengalami pergumulan kehidupan karena sakit
penyakit. Coba ceritakanlah pengalaman kita mengalami penyakit yang
berat dan upaya mencari kesembuhan? (Ma'din dennasangmo anna
disa'ding tu kamabandaran be/anna saki. Ta u/e/eanni ke denni ta o/ai, na /a/an
umba susi dio/a undakai' tu kama/ekean?)
2. Mari kita kembali membaca ayat 37. Apa yang kita pahami dari teks "Ia
menjadikan segala-galanya baik"? (Basai su/e tu ayat 37. Umba susi tu
pa'nannunganta tu kada nakua ''Melo nasang tu Napogau'na")
Bahan Khotbah Minggu, 15 September 2024
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 19 berisi pujian Daud tentang kemuliaan Tuhan yang
dinyatakan melalui pekerjaan tangan-Nya. Langit dan cakrawala
menceritakan dan memberitakan kemuliaan Tuhan. Kemuliaan yang bisa
dilihat dari penciptaan alam semesta. Kemuliaan Tuhan juga dinyatakan
melalui Taurat yang sempuma dan bercerita tentang kemuliaan-Nya.
Yesaya 50:4-11 adalah bagian kedua kitab Yesaya yang menceritakan
pelayanan seorang hamba yang dipakai untuk memulihkan Israel bahkan
bangsa-bangsa lain. Ia telah dibekali dengan lidah seorang murid dan telinga
seorang murid (ay. 4). Lidah yang dimaksud bukan karena ia cakap berbicara
atau karena ia adalah pengajar, tetapi karena Tuhan yang memberikan-Nya.
Telinga dan lidahnya dipertajam agar ia mendengar dan berbicara
berdasarkan kehendak Tuhan. Sekalipun banyak orang yang menolak bahkan
mempersalahkan, tetapi Tuhan-lah yang akan menolong dan menjadi hakim
yang benar bagi hamba Tuhan itu.
Yakobus 3:1-12 berisi nasihat untuk menjaga lidah agar tidak
melahirkan dosa. Jika tidak dikendalikan, maka lidah yang kecil sekalipun
dapat menimbulkan perkara besar. Karena pada waktu itu, banyak guru-guru
palsu yang mengandalkan pengetahuan mereka untuk mengajar. Namun,
pengajaran mereka hanya di mulut saja dan bukan dari hati. Lidah yang
diberikan Tuhan adalah lidah yang harus menyampaikan berkat dan memuji
Tuhan, tetapi banyak lidah yang buas yang menyampaikan kutuk dan
menyakiti sesama.
Markus 8:27-38 berisi pengakuan Petrus tentang siapa Yesus. Hal
tersebut ditanyakan Yesus karena banyak orang yang mengira Ia adalah
Yohanes Pembaptis, Elia, atau salah seorang dari para nabi. Namun dengan
lidahnya, Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan itu
(ay. 29). Namun, Petrus belum paham betul ucapan tersebut. Sebab, sebagai
Mesias, Yesus akan menerima penolakan dan penderitaan untuk
menyelamatkan manusia. Karena itu, Yesus Kristus menegur Petrus untuk
menyadarkannya atas pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias yang harus
menderita demi menebus dosa manusia.
KORELASI
Kemuliaan Tuhan yang harus diceritakan. Daud melihat perbuatan
Allah melalui ciptaan dan Taurat. Yesaya bercerita tentang hamba Tuhan
yang diberikan lidah dan telinga untuk mendengar dan menyeritakan
kemuliaan Tuhan. Yakobus memberikan nasihat untuk menggunakan lidah
menceritakan kemuliaan Tuhan dan menyatakan berkat. Yesus Kristus
mengajar Petrus untuk mengaku dengan lidah dan iman yang menyeritakan
perbuatan Tuhan. Semua diberikan telinga dan lidah untuk memberitakan
perbuatan dan kemuliaan Allah.
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan menghayati bahwa kita diberikan Tuhan Lidah dan
Telinga seorang Murid.
2. Jemaat menjadi saksi Kristus dengan mengandalkan Lidah dan Telinga seorang Murid
yang terus diasah oleh Tuhan.
PEMAHAMANTEKS
Banyak orang yang bercita-cita menjadi seorang guru karena masih
melekat dalam hati banyak orang bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda
jasa. Akan tetapi, bagaimana jika Yakobus justru mengatakan jangan banyak
yang mau menjadi guru?
Surat ini ditulis kepada orang percaya di Asia kecil yang menghadapi
banyak guru-guru palsu yang bermunculan. Dengan lidah dan mulut, mereka
menyampaikan ajaran-ajaran yang tidak bersumber dari kebenaran. Mereka
merasa telah tahu banyak hal sehingga layak didengarkan. Karena itu,
Yakobus menasihati orang percaya agar tidak mengikuti jejak mereka yang
hanya pandai berbicara, tetapi tidak mengimaninya. Guru-guru palsu itu akan
dihakimi menurut ukuran yang lebih berat karena mereka adalah guru.
Sebaliknya, orang percaya harusnya bersikap seperti murid yang setia
mendengar dan menyatakan kesaksian tentang kemuliaan Tuhan bukan
kepentingan sendiri. Karena itu, sangat penting untuk menggunakan lidah
dengan bijak. Sekalipun kecil, lidah yang tidak dijinakkan bisa seperti sesuatu
yang buas dan penuh racun yang mematikan. Jika dipergunakan dengan baik,
maka lidah dapat memuji dan memuliakan Tuhan.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Hal apa yang membuat kita seringkali tergoda untuk menggunakan lidah
untuk mencerita kekurangan orang lain? (Apa tu nenne' umbaiki'
tangtipodo' unnu/e/ean katangpa/ambiranna to senga'?)
2. Mari kita kembali membaca ayat 8! Apakah yang dimaksud dengan
"sesuatu yang buas dan racun yang mematikan"? (Basai sule tu ay.8
"umba susi pangappa'ta tu kada nakua "iamo misa'kaka.dakean tang mari'pi,
ponno ipo papatean?')
PEMAHAMANTEKS
Amsal 31:10-31 berisi puji-pujian untuk istri yang cakap. Cakap yang
dimaksudkan adalah istri yang hidup pada jalan Tuhan dan lulus jika batin
dan hati diuji oleh hal-hak duniawi. Istri yang cakap itu lebih berharga
daripada permata (ay. 10). Mulutnya penuh dengan hikmat dan pengajaran
yang lemah lembut. Bukan pada istri yang hanya mengutamakan kemolekan
dan kecantikan dunia. Istri yang cakap dan takut akan Tuhan akan dipuji-puji.
Yeremia 11:18-23 berisi penyerahan Yeremia kepada Tuhan dalam
menghadapi ancaman pembunuhan di Anatot. Setelah Tuhan
memberitahukan rencana untuk membunuh Yeremia, Yeremia berseru
memohon pertolongan kepada Tuhan. Yeremia menyadira bahwa ia adalah
utusan Tuhan yang memberitakan kemuliaan Tuhan kepada semua orang.
Tugas pelayanan memiliki banyak tantangan dan resiko. Malahan umat
sebangsanya dan sedaerahnya (Anatot) merencanakan kejahatan untuk
membinasakannya. Akan tetapi, Tuhan memberitahukan rencana itu kepada
Yeremia. Yeremia oun menyerahkan perkaranya kepada Tuhan. Ia percaya
bahwa Tuhan akan memberikan penghukuman kepada orang-orang Anatot
yang hendak membunuhnya. Yeremia sepenuhnya mengandalkan Tuhan
dalam menghadapi ancaman tersebut.
Yakobus 3:13-4:3-Sa berisi pengajaran tentang hikmat penuntun
kehidupan. Ada perbandingan antara hikmat dari atas dan hikmat dari dunia.
Hikmat dari atas berasal dari Tuhan yang murni, pendamai, peramah,
penurut, penuh belas kasihan, buah yang baik, tidak memihak, dan tidak
munafik. Semua yang dilakukan dengan tujuan mendatangkan damai (ay. 17-
18). Sebaliknya, hikmat dunia menuruti hawa nafsu dan terns bersahabat
dengan dunia. Bersahabat dimaksudkan adalah berkompromi dengan dosa
dan kesenangan duniawi (4:1-10). Yang perlu dilakukan ialah tunduk kepada
Allah dan lawanlah iblis. Mendekatlah selalu kepada Tuhan! Dengan hikmat
Tuhan, mereka dimampukan merendahkan diri di hadapan Tuhan, maka
Tuhan akan meninggikannya (4:10).
Markus 9:30-37 berisi pemberitahuan kedua kepada para murid
tentang penderitaan yang akan dilalui Yesus Kristus. Akan tetapi, para murid
masih belum mengerti pemberitahuan itu. Mereka justru sibuk
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus menjelaskan
posisi yang mereka perebutkan itu. Seperti Yesus, mereka harusnya menjadi
pelayan bagi semua (ay. 35). Dengan menggunakan mengambil seorang anak
dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, Yesus menegaskan bahwa
orang yang menarima anak demi Dia, berarti mereka menerima Yesus dan
Bapa yang mengutus-Nya. Karena itu, kedatangan Yesus ke dunia bukan
untuk menjadi yang terbesar, melainkan hadir bagi semua.
KORELASI
Yesus Kristus datang melayani semua orang. Ia ingin para murid
juga mau merendahkan diri dan melayani semua orang. Pelayan seperti
Yeremia terns berserah, mengandalkan Tuhan, dan hidup pada jalan yang
benar serta mengandalkan hikmat Tuhan. Dalam melayani Tuhan yang penuh
resiko dan tantangan, kita diajak untuk berserah sepenuhnya kepada Tuhan.
Karena dalam melayani, hati dan batin kita akan diuji. Diuji dengan berbagai
hal duniawi dan pergumulan bahkan penderitaan di dunia.
GARIS BESAR KHOTBAH
Bagaimana Realitas?
Seringkali kita mementingkan kesenangan dan kenyamanan
dibandingkan menyatakan kebenaran atau melayani manakala kita
diperhadapkan dengan tantangan dan ancaman. Kita juga lebih senang
dilayani dan menghindar dari kebenaran. Kita kemudian hanya berfokus pada
kesenangan diri bukan lagi pada panggilan. Tak jarang kita yang menyerah
ketika hati dan batin kita diuji melalui tentangan dan pergumulan.
Bagaimana Seharusnya?
Tuhan telah memberikan teladan dalam melayani dan mengasihi
semua orang tanpa membeda-bedakan. Bahkan Ia menyelesaikan
pelayanannya sampai mati di kayu salib. Kita semua diajak untuk meneladani
pelayanan Kristus yang setia manakala hati dan batin diuji. Kita adalah orang
yang dipanggil dari kegelapan menuju ke terangnya yang ajaib untuk
memberitakan berbuatan-perbuatan Allah (bdk. PGT VI:1). Sebagai pelayan
yang menyatakan kebenaran, hendaklah kita semua tetap setia sekalipun
menghadapi pergumulan dan tantangan. Bawalah segala perkara kita kepada
Nya, mengandalkan hikmat-Nya. Di sana, Tuhan pasti menolong kita semua.
Kendatipun hati dan batin kita diuji, kita dapat tetap setia, sama seperti
Kristus yang setia sampai akhir.
Tujuan:
1. Jemaat tetap setia dan teguh menjadi utusan Tuhan sekalipun menghadapi pergumulan
dan tantangan.
2. Jemaat menyerahkan segala perkara yang dihadapi kepada Tuhan yang menguji batin
dan hati.
PEMAHAMAN TEKS
Bacaan ini terdiri dari dua perikop berkelanjutan. Bagian pertama
berbicara tentang pemberitahuan kedua ihwal penderitaan Yesus. Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan akan dibunuh tetapi
Ia akan bangkit. Alih-alih mencoba mengerti perkataan tersebut, mereka
justru sibuk memperbincangkan siapa yang terbesar di antara mereka semua.
Mereka tidak tahu bahwa Yesus datang untuk melayani semua orang. Ia
bahkan datang merendahkan dirinya untuk menyatakan keselamatan melalui
jalan penderitaan.
Yesus pun menasihati mereka untuk melayani semua orang dengan
penuh ketulusan. Ia mengambil seorang anak kecil untuk menjadi sarana
menjelaskan bahwa semua hams dilayani sekalipun anak-anak. Melayani
dengan penuh ketulusan sekalipun hams menderita seperti yang telah
ditunjukkan oleh Yesus Kristus yang setia melayani umat manusia.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa mereka seharnsnya selalu memiliki garam dalam diri.
2. Jemaat mewujudkan kehidupan yang damai sebagai tanda bahwa mereka selalu memiliki
garam dalam diri.
PEMAHAMANTEKS
Mazmur 124, di Israel kuno, merupakan salah satu "nyanyian ziarah"
yang dinyanyikan di tangga menuju Bait Suci pada sebuah perayaan besar.
Secara teologis, Mazmur ini syukur atas Allah yang mengambil bagian dalam
kehidupan Israel. Karena itu, pemazmur mengatakan "Jikalau bukan
TUHAN yang memihak kepada kita... ". Pemazmur juga membayangkan
bangsanya sebagai seekor burung lepas dari jerat pemburu. Kepakan sayap
burung yang lepas itu menandakan juga puji-pujian kepada Allah yang
membebaskan mereka. Mazmur ini pun diakhiri dengan gema pengakuan
bahwa pertolongan mereka adalah dalam nama Tuhan pencipta langit dan
bumi (ay. 8). Hal tersebut menegaskan bahwa Ia adalah satu-satunya
pembebas di tengah himpitan situasi putus asa. Sebab, tanpa Ia berada
bersama kita, selesailah kita.
Bilangan 11:1-29. Ayat 1-3 memperkenalkan sebuah pola dalam
bentuk dan isi pasal-pasal berikutnya, yakni bersungut-sungut, pertimbangan,
seruan pertobatan, perantaraan, dan pembebasan. Selanjutnya, kemarahan
Tuhan dipicu oleh keluhan Israel dan api Tuhan yang menyala-nyala di area
perkemahan. Ayat 4-15 menjelaskan orang-orang bajingan bergabung dengan
orang Israel dan berteriak merindukan makanan Mesir, dan memandang
rendah makanan pemberian Allah, dan pembebasan (ay. 20). Mengeluh
sudah menjadi pola hidup Israel. Lalu, mereka mengingat kembali makan
khas orang Mesir (kebanyakan sayur-sayuran), hingga mereka berteriak
minta daging. Manna dari Tuhan dipandang tidak memberikan kekuatan.
Lalu, Musa berseru kepada Allah dan menggunakan metafora ibu yang
mengandung, "Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah
yang melahirkannya sehingga Engkau berkata: Pangkulah dia seperti pak
pengasuh... " (ay. 11). Keluhan Musa pun dijawab Allah dengan dua hal: (1)
Tuhan akan membagi roh yang diberikan kepada Musa dengan orang lain,
yang akan membantu menanggung beban (ay. 16-17, 24-30); dan (2) Tuhan
akan menyediakan daging yang diminta oleh manusia (ay. 18-23, 31-35).
Yakobus 5:12-20. Kata Yunani menderita adalah "pathos" dan
gembari adalah "euthemeo". Pathos tidak hanya dapat diterjemahkan sebagai
orang yang penderitaan, tetapi juga mengacu pada semua hal yang dapat
berdampak buruk pada seseorang, seperti kesedihan, depresi, sakit, keluarga
dan lingkungan yang berdampak buruk (toxic). Singkatnya, pathos adalah
lawan dari gembira. Ayat 14 pun menjadi penekanan yang sangat penting
yakni " ... memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan
dia... ". Bagian ini menggambarkan visi komunitas yang saling peduli.
Karena itu, mereka yang pathos dalam komunitas harus selalu didoakan agar
ia dapat sembuh atau dalam bahasa Yakobus "Tuhan akan membangunkan
dia dan dosanya akan diampuni" (ay. 15).
Markus 9:38-50 berisi kegelisahan Yohenes dan para murid karena
ada orang yang tidak termasuk dalam bilangan mereka dapat mengusir setan
demi nama Tuhan. Merekapun mencegah orang itu, tetapi Yesus menjelaskan
kepada mereka bahwa sikap itu salah dan menyesatkan. Bahkan sangat tegas
Yesus mengajar mereka untuk menanggalkan sikap yang menyesatkan itu.
Seperti memenggal tangan dan kaki, mencongkel mata jika menyesatkan
tubuh. Mereka semua adalah pelayan dan pengikut Tuhan harus menggarami
agar dapat memberi rasa. Dengan mempunyai garam dalam diri, mereka
dapat memberi rasa atau berdampak bagi yang lain. Jika garam ada dalam diri
maka tidak akan memberikan pengajaran atau tindakan yang menyesatkan.
Pada bagian akhir, Yesus meminta mereka untuk memiliki garam dalam diri.
Hal tersebut menegaskan panggilan, identitas, dan komitmen dalam diri
murid untuk memberitakan Injil.
KORELASI
Para murid harus memiliki garam dan Roh dalam dirinya sehingga
mereka semua dapat melayani semua orang tanpa penyesatan. Dengan Roh,
Musa dan para tua-tua dapat memimpin umat Tuhan. Dengan Roh pulalah,
orang percaya dapat berdoa dengan sungguh untuk memeroleh kesembuhan
dan keselamatan. Dengan Roh, Daud dapat terns memuliakan Tuhan dan
mengakui pertolongan Tuhan dalam bahaya. Baik Daud, Musa dan para tua
tua, serta para murid, dan kita saat ini, tidak bisa melakukan sesuatu sendiri,
mereka dituntun oleh Roh Tuhan. Dengan demikian, Roh di dalam diri kita
adalah garam.
POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH
Perikop ini terdapat setelah Yesus memberitahukan penderitaan-Nya
yang kedua (9:30-32) yang disusul dengan teguran Yesus kepada murid
murid-Nya bahwa siapa yang hendak menjadi yang terdahulu harus menjadi
yang terakhir (9:35). Sikap itu terlihat dalam penerimaan terhadap anak.
Peneriman mereka terhadap anak merupakan sambutan kepada Yesus. Dan
penerimaan mereka akan Yesus adalah penerimaan mereka kepada Allah
yang mengutus Yesus (9:36-37).
Sayangnya, pengajaran Yesus tidak dimengerti oleh para murid. Hal
tersebut ditunjukkan oleh Yohanes yang mengatakan bahwa mereka telah
mencegah seseorang mengusir setan dalam nama Yesus (9:38). Tindakan ini
mendemonstrasikan sikap penonjolan diri para murid. Mereka tidak
menerima bila ada pihak lain yang melakukan pelayanan atas nama Yesus.
Sekalipun melakukan pengusiran setan dalam nama Yesus, mereka
menolaknya karena tidak termasuk dalam rombongan murid-murid yang
mengikuti Yesus. Namun bagi Yesus, orang ini ada di pihak Yesus (9:39-40).
Status pengikut Yesus tidak dapat dibatasi hanya pada komunitas
murid saja, tetapi siapapun yang terlibat dalam misi Yesus juga adalah
pengikut Yesus. Bahkan, seseorang yang memberi minum secangkir air pun
kepada utusan Yesus mendapat upah (9:41). Sikap para murid ini seringkali
terdapat di dalam jemaat. Disadari ataupun tidak kita membatasi pelayanan.
Ada orang yang merasa bahwa hanya ia atau kelompoknya saja yang layak
melaksanakannya. Bila ada orang lain yang dianugerahi kemampuan
melayani lebih dari ia atau kelompoknya, maka muncul protes dan penolakan
dengan berbagai dalih atau alasan. Padahal inti semua dalih yang
dikemukakan sebetulnya adalah sebuah ketakutan akan kehilangan
keutamaan atau pengaruh di dalam jemaat.
Dengan demikian, Injil menantang setiap upaya kita dalam
menetapkan batasan siapa yang dapat dan tidak dapat menerima belas
kasihan Allah. Sebab Allah melalui Roh-Nya bebas bergerak di luar kendali
kita. Yesus tidak mendirikan waralaba eksklusif dalam berbagai kategori
yang diciptakan oleh manusia, seperti agama, denominasi gereja, jabatan
gerejawi, dan sebagainya. Sebaliknya, "rahmat Allah sangat luas" yang terus-
menerus menantang kita untuk menghilangkan batasan yang seringkali kita
tempatkan di jalan orang lain yang juga memiliki kerinduan mengalami cinta
dari Allah di dalam Yesus Kristus. Bahkan memiliki kemauan yang kuat
untuk terlibat dalam misi Kerajaan Allah.
Sikap murid-murid dalam perikop ini, bagi Yesus itu menyesatkan.
Itulah sebabnya Yesus memperingatkan mereka untuk tidak menularkan
sikap seperti itu kepada anak-anak kecil yang percaya (9:42). Jika mereka
tidak ingin menyesatkan orang lain, maka mereka harus membuang sikap
yang menyesatkan dalam diri sendiri, entah melalui tangan, kaki, dan mata (9:
43- 48). Yesus memakai ketiga anggota tubuh itu sebagai kiasan. Tangan
menyimbolkan kehendak manusia, termasuk kehendak menjadi yang terbesar
atau yang utama (bnd. Yos. 2:24). Kaki bisa membawa seseorang ke dalam
dosa (lih. Mzm 56:14; Ams 29:5), atau menjadi indah karena memberitakan
kabar baik (Yes. 52:7). Mata bisa digunakan untuk melihat hal yang baik atau
buruk. Dalam artian membuang segala dosa yang disebabkan oleh anggota
tubuh, dengan cara memenggal bagian tubuh yang menyesatkan. Sebab hal
ini sangat terkait dengan keberadaan mereka, apakah masuk ke dalam
Kerajaan Allah (9:47) atau ke Gehenna (neraka). Bagi Yesus, lebih baik
cacat tetapi masuk ke dalam Kerajaan Allah dari pada tubuh yang utuh tetapi
masuk ke dalam neraka. Tentu, bukan anggota tubuh yang dipenggal,
melainkan dosa dalam hati. Membiarkan dosa menggerogoti hati dan hidup
adalah sesuatu yang berdampak pada kekekalan.
Terhadap sikap murid-murid Yesus yang membatasi karya Allah di
dalam komunitasnya saja, Yesus menekankan bahwa mereka harus melalui
proses pemurnian oleh api, Roh Kudus (9:49). Sebab itu, Yesus merujuk pada
daya pemurnian Roh Kudus yang akan memampukan para murid membuang
dosa dalam diri mereka sehingga bisa menjadi persembahan hidup yang
bergaram. Para murid harus memiliki garam dan Roh dalam dirinya sehingga
mereka semua dapat melayani semua orang tanpa batas.
Dengan Roh, Musa dan para tua-tua dapat memimpin Israel (Bil. 11:
1-29). Dengan Roh, orang percaya dapat berdoa dengan sungguh untuk
memeroleh kesembuhan dan keselamatan (Yak. 5: 12-20). Dengan Roh, Daud
dapat memuliakan dan mengakui pertolongan Tuhan dalam bahaya (Mzm.
124: 1-8). Baik Daud, Musa dan para tua-tua, serta para murid dan orang
percaya tidak bisa melakukan sesuatu sendiri. Semuanya dituntun oleh Roh
Tuhan. Oleh tuntunan Roh, para murid dimampukan mewujudkan
kehidupan yang bergaram. Orang percaya makin dimurnikan oleh Allah agar
dampaknya efektif di tengah dunia yang mengalami pembusukan oleh dosa.
Garam itu menjadi hambar ketika dosa dibiarkan berkembang,
terutama dosa persaingan dan pengejaran kedudukan. Jika para murid
memiliki garam dan Roh Kudus, maka mereka bisa hidup dalam damai satu
dengan yang lain (9:50). Sebab kehidupan yang damai merupakan pertanda
para murid memahami makna perendahan diri Yesus melalui penyaliban,
sehingga mereka membuang sikap dan praktik yang menyesatkan dan
membatasi ruang lingkup kerja Allah.
Memertahankan dan menjaga kegaraman di dunia ini tidaklah
mudah. Karena, kita selalu menghadapi berbagai tantangan. Tulis selalu
berusaha membuat dan menghalangi pengaruh kehidupan orang percaya di
dunia ini. Bila tidak waspada, maka garam yang ada dalam diri kita bisa
menjadi hambar atau kehilangan keasinannya (9: 50a). Garam yang sudah
hambar tentu tidak berguna lagi akan dibuang dan diinjak orang (Mat. 5:13).
Karena itu, kita tidak hanya memiliki garam saja, tetapi selalu
menjaganya agar senantiasa berfungsi sebagaimana mestinya. Namun, perlu
selalu diingat bahwa dalam memertahankan garam dunia tidak bisa dengan
mengandalkan kekuatan diri sendiri, melainkan dengan mengandalkan Roh
Kudus. Karena hanya dengan pemurnian oleh Roh Kudus, kita dimampukan
memberi pengaruh yang baik. Kiranya pengaruh kita sebagai murid Kristus
akan menghasilkan kehidupan yang damai di antara kita dan dengan semua
orang yang kita layani dan jumpai setiap waktu.
Bahan Penelaahan Alkitab, 30 September-5 Oktober 2023
PEMAHAMAN TEKS
Bilangan 11:1-29 ini merupakan rangkaian kisah perjalanan umat
Israel dari Mesir ke tanah Kanaan. Sebelumnya, dikisahkan mereka taat
dalam pimpinan Tuhan dengan dituntun oleh awan (9:23). Akan tetapi, awal
pasal 11 memerlihatkan perubahan drastis sikap mereka. Mereka sepertinya
tidak tahu berterima kasih atas penyertaan Tuhan yang luar biasa
membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Ketidaktaatan itu
ditunjukkan dengan bersungut-sungut di hadapan Tuhan akan "nasib buruk"
yang mereka alami. Akibatnya, Tuhan murka dan menghukum mereka
dengan api. Mereka berteriak kepada Musa dan Musa berdoa kepada Tuhan
sehingga api dari Tuhan padam (ay. 1-3).
Ketidaktaatan umat Israel tidak berhenti di situ. Mereka bahkan
terprovokasi oleh "orang-orang bajingan". Mereka dikendalikan oleh nafsu
untuk makan daging hingga Israel juga terbawa nafsu itu. Akibat provokasi
tersebut, kondisi batin Israel seluruhnya dikuasai oleh nafsu daging (ay. 4-5).
Meskipun Allah sudah memelihara mereka dengan manna, tetapi mereka
tetap tidak puas. Sebaliknya, mereka mengeluh dan jenuh. Hidup di gurun
pun dianggap nasib buruk. Situasi tersebut membuat Musa dihadapkan pada
situasi yang berat. Di satu pihak, ia bergumul atas tangisan bangsa Israel yang
menginginkan daging dan di sisi lain, ia bergumul atas murka Allah atas umat
Israel (ay. 10). Di tengah situasi itu, ia memberanikan diri, menyampaikan
keluhannya kepada Tuhan. Dia berterus terang bahwa ia tidak sanggup
menyediakan daging yang diminta oleh seluruh kaum Israel dengan menangis
(ay. 11-13). Ia merasa tidak mampu memikul sendiri tanggung jawab
kepemimpinan atas umat Israel (ay. 14), bahkan
meminta Tuhan membunuhnya (ay. 15).
Tuhan menjawab keluhan Musa dengan dua tindakan (ay. 16-20).
Pertama, Mua akan memilih 70 tua-tua Israel yang akan diberi Roh yang ada
pada Musa. Bersama dengan mereka, Musa tidak sendiri memikul tanggung
jawab dalam memimpin umat Israel. Kedua adalah pemberian daging. Israel
tidak luput dari keberdosaan. Perikop ini menjelaskan Israel tidak tahu
berterima kasih kepada Tuhan. Mereka dikuasai oleh nafsu hingga
menganggap rendah keselamatan, pemeliharaan, dan janji Tuhan.
Kita pun kerap berlaku sama seperti Israel. Meskipun kita telah
ditebus dan dikuduskan, tetapi keinginan daging masih seringkali
mengendalikan hidup, baik sebagai pemimpin maupun warga jemaat. Kita
dihisap berbagai keinginan duniawi dalam berbagai bentuk. Kondisi ini
menyebabkan garam dalam diri kita menjadi tawar. Semua itu terjadi karena
kita kurang bersyukur atas segala sesuatu yang Tuhan telah anugerahkan
kepada kita, terutama karya keselamatan.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Perhatikanlah ayat 10-15 dari bacaan kita ini. Bagaimana sikap Anda bila
berada dalam himpitan sama seperti yang dialami Musa? Percakapanlah!
(Pemarangai tu 10-15, Kenna/a kita susi Musa, apa tu ladipogau' ke nasirimpi'ki'
pa'di'. Pada pokadai pa'nannunganta.0
2. Bagaimana keberadaan kita sebagai warga Gereja Toraja dewasa ini,
apakah semakin mirip dengan kelakuan umat Israel dalam perikop ini
atau tidak? Hubungkanlah dengan tema perenungan yang ada! (Umba
susi tu kita Gereja Toraja totemo, tae'sia raka anna susimo penggauranna to
Israel susi dipokada Ian pa'basanta? Pasiumpui'penggarontosan (tema)
pa'nannunganta.)
Tujuan:
1. Jemaat memilih karakter hidup yang tertuju pada Allah.
2. Jemaat memertahankan pilihan yang tetap pada kebenaran Allah dalam berbagai
pergumulan.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 26. Pemazmur menggungat Allah atas penderitaan
dialaminya. Ia meminta Allah untuk menguji dirinya. Ujilah aku, ya
Tuhan! Pemazmur menantang Allah menguji dan mencoba dirinya yang
sangat yakin atas kesetiaannya. Ia merasa telah hidup dengan benar dan
menghindari bergaul dengan orang murtad. Demikianpun dengan ibadah, ia
berusaha melakukannya secara teratur. Lalu, mengapa ia harus mengalami
penderitaan? Daud berani meminta Allah menyelidiki batin dan hatinya.
Apakah masih ada hal-hal yang tidak berkenan dengan Allah.
Ayub 1:1, 2:1-10. Ayat 1 menjelaskan Ayub sebagai seorang yang
saleh dan jujur. Ia takut kepada Allah dan menjauhkan diri dari kejahatan.
Lalu, dari Ayub 1:6 terjadi percakapan antara Allah dan Tulis. Yang
dibicarakan adalah tentang kesetiaan Ayub kepada Allah. Tulis mengklaim
bahwa Ayub taat kepada Allah karena ia diberkati (ay. 9-11). Lalu, Allah
mengizinkan Tulis menggocoh Ayub tanpa harus membunuhnya (ay. 12).
Dan, terjadilah kisah seperti yang kita ketahui bahkan sampai pada perikop
inti bacaan kita, yakni pasal 2. Atas izin Allah, Tulis menumbuhkan borok di
seluruh tubuh Ayub. Menariknya, petaka pada diri Ayub dikutuk oleh sang
istri, katanyaa "mana bisa engkau masih tetap setia kepada Allah? Ayo
kutukilah Dia, lalu matilah!" (ay. 9).
Selanjutnya, Ayub merespons, "... Apakah kita mau menerima
yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" (ay. 10).
Pengakuan ini sepertinya ironis, sebab dalam pasal-pasal berikutnya,
sikap Ayub tampak seakan bembah total. Namun, jika kita memahami
bahwa seluruh yang terjadi di dunia ini tidak terjadi secara serampangan,
maka pasal pasal berikutnya tidak bertentangan dengan pengakuan ini.
Artinya, seluruh pemyataan Ayub di kita ini adalah cara natural manusia
memahami apa yang terjadi di dalam hidupnya dan di dunia ini.
Ibrani 1:1-4. Ayat-ayat pembuka kitab Ibrani mengingatkan kembali
umat Kristen yang kemungkinan besar berlatarbelakang Yahudi. Hal tersebut
tampak dalam ayat 1 yang mengatakan mereka telah mengetahui bahwa Allah
berbicara kepada nenek moyang mereka melalui para nabi (ay. 1). Ayat 2-4
juga menukas identitas pembacanya sebagai orang Kristen yang dijumpai
Allah melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus (ay. 2-4).
Sebagai pembuka surat ini, ayat 1-4 menyampaikan kebenaran bahwa
Tuhan telah berkomitmen menjalin hubungan dengan manusia yang rapuh.
Di sini kita menemukan inisiatif Allah selama berabad-abad menjumpai
manusia. Tuhan terns menerus menjangkau kita, meskipun iman kita lelah
karena iman. Allah juga menggenapi janji-Nya, dan dengan meninggikan
Yesus dari kematian ke hadirat Allah sebagai "yang berhak menerima segala
yang ada" (ay. 2). Penekanan yang hendak disampaikan pada empat ayat
pembuka ini adalah bahwa Yesus telah menghapus dosa sekali untuk
selamanya (ay. 3) dan Yesus memimpin perjalanan iman kita.
Markus 10:1-10. Perceraian merupakan isu penting dan kontroversial
pada zaman Yesus. Sementara itu, terdapat perbedaan perspektif tentang
perceraian antara Yahudi dan Romawi. Secara umum, dunia kuno bersifat
patriarki. Istri dianggap sebagai milik atau property suami. Di kalangan
Yahudi, hanya suami yang boleh menceraikan istrinya (asumsi yang berlaku
dalam Mrk. 10:1-9.) Sementara itu, dalam masyarakat Romawi, seorang istri
dapat menceraikan suaminya. Orang Yahudi menganggap orang Romawi
dan non-Yahudi lainnya mempunyai standar rendah dalam hal perkawinan.
Teks Alkitab yang menyatakan posisi Yahudi mengenai perceraian adalah
Ulangan 24:1-4 sebagai teks yang dirujuk Markus 10:4, yakni ketika orang
orang Farisi mengatakan bahwa Musa mengizinkan seorang suami
menceraikan istrinya.
Di ayat 2, kita mendapati bahwa isu perceraian ini dijadikan ujian
bagi Yesus. Sebab, Musa menyatakan perceraian dibolehkan asalkan ada
surat cerai. Jawaban Yesus mengungkapkan pandangan yang lebih
membatasi. Menurut-Nya, perceraian merupakan gejala kegagalan manusia
yang bertentangan dengan maksud Allah. Karena itu, Yesus mengatakan
" ... apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (ay. 9).
Dalam masyarakat Yahudi yang patriarkis, yang mana hanya suami
yang mempunyai hak prerogratif menceraikan istri. Karena itu, larangan
perceraian memberikan perlindungan bagi perempuan yang mungkin akan
sangat dirugikan setelah perceraian. Lebih lanjut, seperti yang Yesus
nyatakan kepada para murid dalam 10:10-12, dalam situasi salah seorang
suami dapat mengajukan perceraian, pihak perempuanlah yang dirugikan
karena pasangannya menceraikannya agar dapat menikah dengan orang lain.
Karena itu, perceraian adalah tindakan yang menyakitkan terhadap pasangan
yang dipersatukannya oleh Tuhan.
KORELASI
Dengan memahami bahwa pengalaman Ayub sebagai sesuatu yang
tidak terjadi secara serampang dan bahwa Ayub ikhlas menerima pengalaman
itu, kita meyakini bahwa di sana Allah terns menyatakan penyertaan-Nya.
Ibrani dengan jelas menegaskan bahwa Allah telah dan terns menyatakan
penyertaan-Nya. Hal itu juga dapat kita lihat dalam Injil Markus yang mana
di sana saat hukum Yahudi justru sangat memberatkan pihak perempuan,
Yesus menegaskan bahwa yang disatukan Allah tidak dapat diceraikan
manusia. Karena itu, di titik ini juga kita harus bersikap seperti permazmur
yang membuka dirinya diuji oleh Allah untuk memastikan kesetiaan kita.
PEMAHAMAN TEKS
Apa yang bisa kita dulang dari cerita percakapan Allah dengan
Tulis yang menjadikan Ayub sebagai objeknya? Bacaan PA kita ini
memerkenalkan sosok Ayub dan penderitaannya. Dua pasal pertama kitab
Ayub merupakan cerita yang paling familiar bagi kita. Ayub adalah orang
benar yang sangat menderita dan menunjukkan kesalehan secara luar
biasa.
Latar kisah ini, pasal 1-2, menjelaskan Ayub berasal dari tanah Us.
Dalam tradisi tafsir Kristen, pembukaan semacam ini bukanlah pembukaan
sejarah, melainkan pembukaan sastra. Karena itu, kitab Ayub harus dibaca
sebagai sebuah perumpamaan (dengan genre sastra), bukan sejarah. Lalu,
"Tulis" yang muncul dalam kitab ini merupakan kata sandang atau gelar.
Karena itu, Tulis bukan sebuah nama, melainkan sebuah gelar: Kata "Tulis"
dalam bahasa Ibrani berarti menuduh, mendakwa, atau memusuhi.
Ketika Allah bangga dengan kesalehan Ayub, Tulis menuduh Ayub
hanya mementingkan diri sendiri. "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa
Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling
dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya
telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertama di negeri itu."
(1:9- 10). Karena itu, Allah mengizinkannya berbuat apa saja pada Ayub
untuk menguji kesetiannya.
Kita menemukan bahwa Ayub tetap teguh pada imannya. Ia memiliki
integritas dan iman yang sempurna. Namun Tulis menimbulkan keraguan
mengenai motivasinya. Apakah orang yang paling beriman pun melayani
Tuhan hanya karena ia memeroleh hal baik saja? Mungkin orang beriman
mencintai Tuhan apa adanya, dan bukan karena akan berkat? Dengan kata
lain, mungkinkah hubungan antara Tuhan dan umat manusia menjadi
hubungan yang otentik? Menariknya, tanggapan Ayub dalam ayat 10 perikop
kita menjawab pertanyaan di atas. "Apakah kita mau menerima yang baik
dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Jika melihat kisah Ayub, apa yang menjadi kunci dalam menghadapi
penderitaan? (baca ulang 2:10) (Umpemaranga a'gan nao/ai Ayub, Apa
tu sipatu mendadi pentoeanta Ian untingayo kamaparrisan. (basai su/e tu
Ps.2:10).
2. Dalam kehidupan bergereja, penderitaan/pergumulan apa saja yang yang
berpotensi merusak hubungan kita dengan Tuhan? (Lan kasipu/ungan
kombongan, apa tu maraa umpaka'tu kasiumpuranta siso/a Puang.)
TANYAKANLAH KEHENDAK.-NY A
Pekutananni tu Pa'poraian-Na Puang
Bacaan Mazmur
: Mazmur 90:12-17
Bacaan 1
: Amos 5:6-7,10-15 (BU)
Bacaan2
: Ibrani 4:12-16
Bacaan3
: Markus 10:17-31
Nas Persembahan
: Mazmur 90:12
Petunjuk Hidup Baru
: Amos 5:6
Tujuan:
1. Jemaat memilih dan melakukan Ibadah yang benar sesuai kehendak Allah
2. Jemaat bersikap konsiten melakukan pertobatan yang menunjukkan mentalitas dan sikap
hidup kekristenanyang benar.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 90:12-17. Bagi Pemazmur, penting bagi kita menghitung
tahun-tahun hidup. Namun, lebih bijaksana jika kita menghitung hari-hari
hidup karena kita hidup dari hari ke hari. Tahun-tahun kehidupan kita tidak
ada artinya jika hari-hari hidup kita tidak seimbang dengan tahun kehidupan
kita. Tahun-tahun kehidupan menjadi tidak berarti jika hari-hari hidup kita
lewat begitu saja tanpa makna. Pemazmur ingin agar hidup yang singkat itu
digunakan dengan bijaksana (ay. 12), penuh sukacita (ay. 14-15), dan setia
melakukan kehendak Tuhan yang dapat memberi damai sejahtera.
Amos 5:6-7,10-15. Perikop ini menunjukkan kepada kita bahwa ada
kesenjangan antara laku iman dan laku hidup. Kitab ini menyerukan ritual
agama bertujuan demi mewujudkan keadilan. Hal itu tampak pada ayat 6-7.
Amos menyerukan agar Israel berbalik kepada Allah. Sebab jika tidak, maka
mereka akan hangus terbakar. Seman ini didalangi oleh mereka yang
memutarbalikkan keadilan dan memperkosa hak orang. Ayat 10-15
membuktikan kegagal Israel. Ayat-ayat ini menunjuk ironi ritual dengan
kehidupan sehari-hari. Mereka melakukan ketimpangan, menyelewengkan
keadilan, penganiayaan, dan pengabaian terhadap masyarakat miskin.
Ibrani 4:12-16. Ayat 12 dan 13 merupakan puncak dari peringatan
yang penulis Ibrani yang ia sampaikan sejak pasal tiga. Singkatnya, ia ingin
agar umat Kristen tidak meniru kurangnya kepercayaan generasi Israel yang
mengembara di padang gurun.
Penulis Ibrani mengibaratkan firman Tuhan seperti pedang yang
tajam dan mampu menembus tulang bahkan menembus jiwa serta roh
manusia. Hal itu menyingkapkan cara kerja batin di dalam hati (ay.
12). Sebab, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah (ay. 13). Sekalipun
dalam Alkitab kita, antara ayat 12-13 dan 14-16 terpisah dalam dua perikop
yang berbeda, tetapi keduanya justru berkesinambungna. Di sana, penulis
menegaskan bahwa kita harus berpegang pada iman kita kepada Imam Besar
Agung, yakni Yesus Kristus (ay. 14), yang mampu memahami sepenuhnya
kelemahan manusia. Ia yang adalah Anak Allah memahami dan turut
merasakan kelemahan umat-Nya (ay. 15). Karena itu, apa pun kelemahannya,
apa pun dosa hati yang tersembunyi, apa pun kurangnya iman kita, Ia
mengetahuinya.
Markus 10:17-31 mencakup dua cerita bagaimana untuk menjadi
murid Yesus. Seorang yang kaya mendekati Yesus dan berlutut dan
memanggil-Nya "Guru yang baik". Ia bertanya " ... apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?" Yesus menjawab, "Mengapa
kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah
saja" (ay. 18). Selanjutnya, Ia menyebutkan perintah-perintah Allah.
Orang kaya tersebut menjawab dengan hanya memanggil Yesus
"Guru" dan menyatakan bahwa ia telah menjalankan semua perintah itu sejak
masa mudanya. Yesus pun tidak menentang klaim itu. Namun, Ia
menambahkan bahwa ia masih kekurangan satu hal, yaitu ia harus menjual
hartanya dan memberikannya kepada orang miskin lalu mengikut-Nya (ay.
21). Sayangnya, Si Kaya kecewa dan meninggalkan Yesus.
Lalu, ayat 23-31 menerangkan dampak pemyataan Yesus. Pemyataan
Yesus berkaitan dengan kesulitan yang dialami oleh orang-orang kaya. Para
murid, yang berasal dari masyarakat kelas bawah merasa bingung. Sebab,
jika orang-orang yang paling diberkati (dalam ha1 kekayaan) lebih sulit
masuk ke dalam Kerajaan Surga, maka ketika mereka bertanya, " ... siapakah
yang dapat diselamatkan?"
Pertanyaan ini juga harus ditanyakan oleh kita, yang mendapat
berbagai macam privilese atau keistimewaan dalam hidup. Kisah, Si Kaya
yang berperilaku baik dan bertanggung jawab secara sosial, justru menjadi
batu sandungan dalam mengikuti Yesus. Artinya, dalam kaitannya dengan
keselamatan, semua orang sulitnya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Sebab itu, pertanyaan " ... apa yang harus kuperbuat untuk
memperoleh hidup yang kekal?" penting bagi kita. Ayat 28-31 menjawabnya,
yaitu meninggalkan segalanya, termasuk keluarga, dan mengikuti Yesus
membawa kita ke dalam hidup barn. Mengikut Yesus adalah kenyataan masa
kini sekaligus masa depan yang sangat kaya.
KORELASI
Kasih karunia Tuhan terns berlaku dalam seluruh hidup kita. Untuk
itu hidup ini dimaknai dengan perbuatan baik. Allah menjamin hidup kita,
tetapi juga menghukum ketika kita melanggar dan memberontak. Dengan
kasih-Nya yang takterbatas terns memanggil kita untuk dikasihani ketika kita
berbalik dan bertobat.
TANYAKANLAH KEHENDAK.-NY A
Pekutananni tu Pa'poraian-Na Puang
Ibrani 4:12-16
Tujuan:
1. Jemaat memilih dan melakukan Ibadah yang benar sesuai kehendak Allah.
2. Jemaat bersikap konsiten melakukan pertobatan yang menunjukkan mentalitas dan sikap
hidup kekristenanyang benar.
PEMAHAMAN TEKS
Ada beberapa ciri dari bacaan ini. Pertama, firman Allah "hidup dan
aktif' (ay. 12). Kedua, firman menembus yang digambarkan sebagai pedang
Firman Tuhan menusuk hingga mencapai lubuk hati kita yang paling dalam.
Ketiga, ketika firman menembus, Ia menilai hati kita. Hati merupakan ciri
utama dalam melawan ketidakpercayaan. Hal ini penting, sebab penulis
Ibrani merujuk pada perjalanan Israel di padang gurun yang hatinya sesat
(3:10). Karena, hati kita mewakili siapa diri kita secara keseluruhan dan
kondisi hati kita menandai keterbukaan atau penolakan kita terhadap suara
Tuhan. Dengan demikian firman menyingkapkan apakah kita setia dan
percaya atau tidak.
Ayat 13 berfokus pada penghakiman bahwasanya tidak ada yang
tersembunyi di hadapan Allah. Ia melihat dan mengetahui segalanya, dan kita
harus bertanggung jawab atasnya. Di ayat 14-16, penulis Ibrani menegaskan
Yesus sebagai Imam Besar mengubah peringatan menjadi nasihat
pengharapan. Sekalipun firman Tuhan menembus dan menyingkapkan
relung hati kita, kita tidak boleh berputus asa. Pertanggungjawaban yang
dimaksud adalah respons kita pada firman Allah. Karena itu,
pertanggungjawaban itu harus digantungkan pada iman bahwa Yesus adalah
Imam Besar yang turut merasakan penderitaan dan kelemahan kita.
Tujuan:
1. Jemaat memahami tentang terang Allah.
2. Jemaat melihat terang Allah dan menjadi puas.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 104:1-9, 24, 35c menyeritakan kebesaran Tuhan dalam
segala ciptaan-Nya. Kisah penciptaan dalam Kejadian 1 menyeritakan
kedahsyatan Allah menciptakan segala sesuatu dan berkuasa atas seluruh
ciptaan itu. Pemazmur mengandaikan Allah membangun sebuah bangunan
dengan sangat teratur. Allah menempatkan setiap ciptaan-Nya menjadi
sebuah bangunan yang sangat indah dan mengagumkan. Ia-pun tidak sekedar
membangunnya, tetapi menjaga dan memeliharanya. Ia menyediakan
makanan dan minuman dan tempat bagi hewan dan burung-burung yang ada
di bumi. Samudera raya yang sebelumnya menyelubungi bumi dipisahkan
Nya, sehingga air menunju ke tempat yang sudah titetapkan-Nya. Maka dari
itu, berkumpullah air pada suatu tempat sehingga kelihatan yang kering (Kej.
1:9). Di sinilah keagungan Tuhan dinyatakan. "Langit menceritakan
kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya"
{Mzm. 19:2).
Yesaya 53:4-12 berisi nubuat tentang Allah yang akan menunjukkan
keagungan-Nya melalui karya Sang Anak yang akan menanggung beban dan
penghukuman manusia atas dosa-dosanya. Walaupun nubuat Yesaya adalah
nubuat penderitaan dan kehinaan Sang Hamba yang merujuk kepada Yesus
Kristus, tetapi justru di sinilah keagungan dan kemuliaan Tuhan dinyatakan.
Yesaya menyatakan bahwa Hamba itu menderita karena melakukan
kehendak Tuhan, dan Ia sangat ditinggikan oleh Tuhan. Tentu akan sangat
sulit dimengerti mengapa justru keagungan Tuhan dinyatakan dalam
penderitaan Sang Hamba. Namun, rancangan Allah inilah yang menyatakan
dan menggenapi maksud-Nya bagi dunia ini. Keagungan Allah dinyatakan
melalui kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia yang rusak dan tidak
berdaya akibat dosa. Apa yang dialami oleh Sang Hamba itu sesungguhnya
merupakan keberadaan manusia di hadapan Allah sebagai akibat dosa. Allah
mau menanggung konsekuensi dosa manusia dengan merelakan diri dihina
dan disembelih seperti seekor domba yang dibawa ke pembantaian.
Apa yang terjadi pada akhirnya? Bahwa setelah Sang Hamba
menjalani kehendak Sang Bapa melalui ketaatan-Nya sampai mati di kayu
salib, maka melalui Dia, manusia dan seluruh ciptaan dibebaskan dari kutuk
dosa, dan kembali dibenarkan. Ia yang awalnya dipandang tidak berdaya,
hina, dan menjijikkan, akhirnya menjadi penguasa atas segala penguasa,
bahkan orang-orang besar dan kuat pun akan dijadikan rampasan dan
jerahan-Nya.
Ibrani 5:1-10 adalah nasihat yang menegaskan bahwa imam besar
memiliki keterbatasan dan tidak dapat menanggung dirinya sendiri. Ia
diperkenankan untuk menghadap Allahjika ia dipilih dari antara manusia. Ia
ditetapkan untuk suatu pekerjaan melayani manusia, sehingga manusia dapat
berhubungan dengan Allah melalui penyembahan. Seorang imam harus
mengerti keberadaan orang-orang jahil (to tang paissan) dan orang-orang
yang sesat (to pusa). Mereka harus mendapat perhatian dan patut diberi belas
kasihan, khususnya dituntun kembali kepada Allah. Penulis Ibrani
menekankan bahwa imam adalah manusia yang tidak sempuma, termasuk
Harun karena ia harus memersembahkan korban yang bukan hanya untuk
bangsa Israel, tetapi juga untuk dirinya. Seorang imam haruslah lebih dahulu
diampuni sebelum berdiri memersembahkan korban bagi bangsa Israel.
Kristus adalah Sang Imam Agung yang diangkat oleh Allah sendiri yang
tidak sama dengan imam besar lainnya. Ia, sebagai Imam Agung, adalah Juru
Syafaat yang menaikkan doa untuk orang percaya. Yesus adalah Imam
Agung yang tanpa cacat, yang menjadikan diri-Nya sendiri menjadi korban
penebusan untuk dosa manusia.
Markus 10:35-45, Apa yang menjadi harapan dalam mengikut
Yesus? Bacaan ini memberi jawaban yang disampaikan sendiri oleh Yesus
Ketika murid-murid mengajukan permintaan kepada-Nya soal duduk dalam
kemuliaan-Nya. Mental murid-murid sangat terkesan bahwa motivasi mereka
mengikut Yesus adalah supaya mereka diberikan tempat khusus oleh Yesus
yakni diperkenankan untuk duduk Bersama Yesus dalam kemuliaan-Nya.
Namun, jawaban yang diberikan Yesus justru berbanding terbalik dengan
maksud mereka. Ia menekankan keteladanan yang sesuai dengan misi-Nya
yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Yesus
menegaskan bahwa untuk menjadi terbesar diantara sesama hendaklah ia
menjadi pelayan dan mereka yang mau menjadi terkemuka hendaklah ia mau
menjadi hamba. Bagi Yesus, para pengikut-Nya tidak memiliki kewenangan
untuk menentukan kedudukannya, tetapi yang terutama adalah pengabdian
bagi Dia yang ditunjukkan dalam melayani dengan ketaatan yang telah
datang dengan meninggalkan kemuliaan-Nya dan taat seperti seorang hamba
sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia.
KORELASI
Keagungan dan kesetiaan pemeliharan oleh Allah dinyatakan melalui
ciptaan-Nya. Ia tidak ingin ciptaan-Nya yang baik menjadi rnsak akibat ulah
manusia yang tidak bertanggungjawab. Sebagai konsekuensi pelanggarannya,
manusia harus menerima hukuman. Namun, oleh kasih-Nya yang
menyelamatkan, Ia berinisiatif untuk melakukan tindakan penyelamatan
melalui pengorbanan anak-Nya dan rela turnn ke dalam dunia dan menerima
dunia sampai ke dasarnya yang terdalam bahkan sampai ke tempat yang
paling terkutuk. Imamat barn ini dari Yesus Kristus yang menunjukkan
solidaritas-Nya melalui pengorbanan diri-Nya yang dipersembahkan satu kali
untuk selama-lamanya.
Tujuan
1. Jemaat memahami tentang terang Allah.
2. Jemaat melihat terang Allah dan menjadi puas.
PEMBIMBING TEKS
Mazmur ini (dengan penggalan ayat-ayat ini) adalah doa pagi
(shacharit) Yahudi sebelum fajar menyingsing dan doa sore (antara Hari Raya
Pondok Daun dan Sabat Besar). Karena itu, secara sederhana, kita dapat
memahami pola pemenggalan Mazmur ini. Ayat 1-9 menjelaskan tentang
pujian Sang Pemazmur terhadap Tuhan Sang Pencipta.
Pemazmur mengajak kita untuk memulai setiap orang percaya untuk
memulai hari barn dan menutup hari dengan sebuah pujian kepada Allah (ay.
1, 35c), sebab betapa banyak perbuatan-Nya ... (ay. 24). Namun, mari kita
menelisik lebih dalam kata "Pujilah... " (barak). Kata tersebut paling tidak
memilik dua arti, yakni bersujud (karena itu berarti sembah dan pujilah
Tuhan) dan berkat. Karena kata ini berada dalam bentuk imperatif atau
perintah, maka kita dapat memahami bahwa ketika Pemazmur mengatakan
"Pujilah" artinya, selain sembahlah Tuhan, tetapi juga dapat berarti
"Berkatilah ya TUHAN".
Setiap kali kita memulai hari, kita harus memuji Tuhan dan memohon
berkat-Nya. Sebab, IA bersemarak kemuliaan langit, air, angin, dan seluruh
ciptaan (ay. 2-9). Atau juga, karena, betapa banyak karya-Nya yang dijadikan
dengan penuh kebijaksanaan (ay. 24). Lalu, apa kaitannya dengan tema kita?
Terna kita "Ia akan melihat terang dan menjadi puas." Tentu saja, kehidupan
sehari-hari kita akan penuh dengan terang dan menjadi puas apabila hari-hari
kita dimulai dan diakhir dengan pujian dan permohonan dari Allah.
PERTANYAAN DISKUSI:
1. Diskusikanlah, apakah kita sudah memulai dan mengakhiri hari dengan
pujian dan permohonan berkat kepada Allah? (Sipa'kadai, ia tu katuoan
keallo-kea/lo, tontong siaraka digaronto' sia diupui' pa'pudian sia pangando lako
olona Puang'!)
2. Bagaimana kita melihat kaitan antara dosa dan kehidupan kita? Adakah
dosa-dosa kita membatasi kita memasuki hari-hari anugerah Allah yang
penuh dengan terang dan berkat? (Umba dikua untitoi tu kasiumporanna
dosa na ia te katuoanta? Denraka temai kasalanta untumangki' anta
tikadang u/lingkai te katuoan tu sitonganna tontong Ian arrang sia passakkena
Puang.)
Tujuan:
1. Jemaat memahami karya penyelamatan Allah.
2. Jemaat menikmati anugerah keselamatan dari Allah.
PEMBIMBING TEKS
Mazmur 34:1-8 merupakan kesaksian Daud yang menyeritakan
perbuatan Tuhan yang sungguh luar biasa. Kesaksian ini merupakan puji
pujiannya saat berhasil selamat dari kejaran Abimelekh dengan cara berpura
pura gila. Peristiwa ini adalah sebuah pengalaman yang mana ia mengalami
kuasa Ilahi sebagai pembebas dan penjamin hidup yang menyertai dalam
situasi tanpa harapan dan bantuan yang dapat menolongnya. Allah yang
berdaulat memiliki otoritas yang kuat, kehendak yang yang tegas dan hati
yang lembut untuk melindungi, dan mengangkat manusia dari ketertindasan
serta menyelamatkannya.
Yeremia 31:7-9. Seman Yeremia ini adalah kabar keselamatan bagi
Israel yang tengah berada di pembuangan. Sang Nabi berseru agar mereka
bersorak-sorak sebab mereka akan diselamatkan. Israel diingatkan betapa
dosa itu mengerikan dan konsekuensinya adalah hukuman. Mereka adalah
bangsa yang dipilih bahkan Allah menyebutnya "Israel ialah anak-Ku, anak
Ku yang su1ung" (Kel. 4:22). Israel telah menerima kasih yang kekal,
sehingga pembebasan merupakan wujud kasih Tuhan yang tidak pemah
berubah sekalipun mereka telah berdosa. Tuhan akan memulihkan mereka
dengan sempuma. Dari segala tempat di seluruh ujung bumi, mereka akan
dikumpu1kan kembali tanpa kecuali dan dengan penuh damai sejahtera akan
mengalami tuntunan Tuhan. Dalam pembebasan itu, mereka tidak akan lagi
mengalami tangisan, dituntun ke sungai-sungai sehingga tidak akan
kekurangan air, dan melalui jalan yang rata sehingga tidak tersandung. Allah
akan menjadi Gembala mereka. Ia akan membawa mereka kembali ke tanah
mereka dan di sana mereka akan berkumpul menjadi satu keluarga dan Allah
sebagai Bapanya. Anugerah pembebasan inilah yang patut mereka sambut
dengan sorak-sorai dan mengabarkannya ke seluruh bangsa bahwa Tuhan
telah menyelamatkan umat-Nya.
Ibrani 7:23-28 menjelaskan bahwa para imam tidak kekal dan
keimamannya akan berakhir. Mereka juga harus memersembahkan korban
bakaran bagi diri mereka sendiri. Akan tetapi, Kristus adalah Imam yang
sempuma yang memersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang tidak
bercacat sekali untuk selama-lamanya. Melalui-Nya, orang percaya
mendapatkan keselamatan sempuma yang tidak dapat diperoleh dari imam
imam keturunan Lewi. Imam keturunan Lewi sifatnya dapat berubah-ubah,
lemah dan dibatasi oleh kematian, sedangkan Yesus adalah Imam yang tidak
berubah selama-lamanya, dan tidak dibatasi oleh kematian (ay. 24-25).
Markus 10:46-52 mengisahkan seorang bemama Bartimeus yang
berjuang dengan gigih untuk berjumpa dengan Yesus. Ia dengan keras
berteriak memanggil Yesus "Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang
menegumya dan menyuruhnya diam karena dianggap mengganggu. Akan
tetapi, oleh imannya, ia justru berteriak semakin keras. Yesus menanyakan
apa permohonan Bartimeus. Ia menjawab Yesus "Rabuni supaya aku dapat
melihat." (kata rabuni adalah ungkapan penghormatan terhadap seorang rabi
atau guru). Yesus tahu bahwa permintaan Bartimeus karena keyakinan
imannya bahwa Ia mempunyai kuasa untuk membuatnya dapat melihat. Atas
dasar imannyalah ia disembuhkan. "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau!"
KORELASI BACAAN
Allah selalu peduli dengan umat-Nya. Ia tidak ingin umat-Nya
semakin menjauh. Hukuman memang nyata atas setiap pelanggaran, tetapi Ia
juga mengampuni dan menyelamatkan. Kristus telah menjadi korban
penghapus dosa yang dianugerahkan kepada manusia. Ia adalah Imam Agung
yang telah mengorbankan diri-Nya sendiri sebagai kurban sempuma dan
sekali untuk selama-lamanya.
Tujuan:
1. Jemaat memahami tentang Karya penyelamatan Allah.
2. Jemaat meyakini keselamatan yang dianugerahkan Allah.
PEMBIMBING TEKS
Dalam Yohanes 20:29, Yesus mengatakan bahwa " ... berbahagia
mereka yang percaya walaupun tidak melihat". Hal ini yang dimiliki oleh
Bartimeus. Ia seorang buta yang hanya berada di pinggir jalan menantikan
sedekah dari orang-orang yang prihatin dengan keadaannya. Namun, ia juga
selalu memberi perhatian terhadap cerita orang tentang Yesus, bahkan ia
sungguh percaya dengan apa yang ia dengar dan dilakukan oleh Yesus.
Teriakan Bartimeus saat memanggil Yesus, "Yesus, anak Daud, kasihanilah
aku", menunjukkan bahwa seolah ia sudah mengenal Yesus dan sungguh
percaya dengan mujizat-mujizat Yesus walaupun ia hanya mendengarnya
dari cerita orang lain. Tidak ada yang peduli dengan Bartimeus, ia buta dan
seorang pengemis yang hanya bisa hidup dari uluran tangan orang lain. Orang
banyakpun menganggapnya tidak pantas mendapat perhatian dari Yesus dan
menegurnya untuk diam.
Kendatipun demikian, imannya tidak buta. Ia tidak peduli dengan
teguran orang banyak, tetapi justru ia makin keras berseru memanggil Yesus.
Teladan iman semacam ini adalah iman yang sesungguhnya. Bartimeus tidak
pasrah dengan keadaannya walau harus mengemis untuk bertahan hidup.
Namun, Yesus pun menyembuhkannya. Atas perjuangannya iman itu, Yesus
menjumpainya dan diminta untuk menyampaikan keinginannya; "Apa yang
kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Dengan segela hormat
Bartimeus menyapa Yesus "Rabuni" (sebagai ungkapan penghormatan
terhadap seorang Rabi), dan memohon agar ia dapat melihat. Apa yang
membuat ia dapat melihat? Imannya! Kata Yesus "Pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau!"
POKOK DISKUSI
1. Apa yang dapat direfleksikan dari cerita tentang Bartimeus ini?
Umba susi pa'nannunganta diona te u/e/eanna Bartimeus?
2. Minggu ini adalah minggu Kaum Bapak. Salah satu pergumulan PKBGT
adalah kurangnya kehadiran Kaum Bapak dalam ibadah. Diskusikanlah
penyebabnya dan apa yang bisa dilakukan oleh jemaat untuk memberi
semangat bersekutu kepada Kaum Bapak?
late minggu totemo, disanga minggu manan ambe'. Misa' tu mendadi
pa'nannungan diona Kasipu/ungan Manan Ambe', kumua ia tu ambe' sisi'dik
mora male unturu'kamenomban. Den raka naposaba'to?na apa tu bisa napogau'
Kombongan umpamaba/igai' tu ambe' anna bu'tu tu kamama/iran /ako
Kasipu/ungan?
Bahan Khotbah Minggu, 3 November 2024
Pekan PKB dan Bulan Aksi Pangiu' Gereja Toraja
Tujuan:
1. Jemaat memahami makna beribadah kepada Allah yang hidup.
2. Jemaat mewujudkan kehidupan yang melayani Allah dengan segenap hati.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 146:1-10 berisi tentang pujian kepada Allah. Pasal ini
dimulai dengan ajakan untuk memuji Tuhan (ay. 1-2). Pemazmur
mengatakan bahwa ia ingin memuji Tuhan dan bersujud kepada-Nya selama
ia hidup. Ayat 3-6 menekankan bahwa sangat penting untuk memercayai
Tuhan daripada bergantung pada manusia. Ia juga mengingatkan bahwa
manusia adalah makhluk yang fana dan tidak dapat memberikan pertolongan,
melainkan Tuhan Sang Pencipta dengan kekuatan dan kesetiaan yang tak
terbatas. Dalam ayat 7-9, Pemazmur menguraikan perhatian Tuhan terhadap
kaum lemah dengan mengatakan bahwa Tuhan memerhatikan orang-orang
lemah dan tertindas, serta memberikan keadilan kepada mereka. Terakhir,
ayat 10 menekankan kekuasaan Tuhan. Di sana digambarkan bahwa Tuhan
Sang Penguasa yang berkuasa atas semua hal dan memerintah selama
lamanya. Dengan demikian, Mazmur 146 berisi pengajaran untuk
memercayai dan memuji Tuhan, mengandalkan-Nya dalam segala hal, dan
mengakui kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Kitajuga diingatkan untuk tidak
mengandalkan manusia, tetapi mencari perlindungan dan pertolongan dari
Tuhan yang setia dan adil.
Ulangan 6:1-9 berisi perintah untuk mengasihi Allah. Ayat 1-5
menunjukkan betapa pentingnya mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa,
dan kekuatan. Bagian ini merupakan perintah yang sangat penting bagi orang
Israel. Ayat 6-9 berisi tentang perintah untuk mengajarkan iman dan
menegaskan betapa pentingnya mengajarkan iman kepada anak-anak serta
generasi berikutnya. Sementara itu, ayat 3-4 berisi tentang peringatan untuk
setia kepada Allah dan menolak untuk menyembah allah lain. Ayat tersebut
menekankan bahwa satu-satunya yang layak disembah adalah Allah, dan
bahwa orang Israel harus pada perintah-perintah-Nya. Allah berjanji untuk
memberkati umat-Nya dan menekankan bahwa Allah menjamin kehidupan
umat yang setia kepada-Nya.
Ibrani 9:11-14 mengandung pemahaman yang mendalam tentang
peran Kristus sebagai Imam Besar dan kurban yang sempurna. Kristus
digambarkan sebagai Imam Besar yang lebih besar daripada imam-imam
besar lainnya. Ia memasuki Kemah Suci Surgawi, yaitu Kerajaan Allah itu
sendiri, yang menunjukkan bahwa Kristus memiliki otoritas dan kedudukan
yang tinggi sebagai Imam Besar (ay. 11). Selanjutnya, selain Imam Besar,
Kristus dipercayai sebagai kurban sempurna. Persembahan tersebut adalah
satu-satunya persembahan yang sempuma yang menghapus dosa serta
menganugerahkan keselamatan. Darah Kristus, yang diberikan melalui Roh
yang kekal, memiliki kekuatan yang lebih besar daripada korban-korban
hewan seperti dalam Perjanjian Lama. Selain memiliki kekuatan untuk
membersihkan manusia dari dosa, pengorbanan Kristus menyelamatkan dan
menyucikan manusia dari dosa. Dengan demikian, iman kepada Kristus
dan penerimaan terhadap pengorbanan-Nya memungkinkan manusia
untuk memeroleh pengampunan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada
Allah.
Markus 12:28-34 merupakan pengajaran Yesus tentang pentingnya
mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri
sendiri. Teks ini dimulai dengan pertanyaan seorang Ahli Taurat yang
bertujuan menguji pemahaman Yesus tentang hukum Tau.rat. Lalu, Yesus
mengutip dua perintah yang terutama, yaitu "Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu dan dengan segenap kekuatanmu" dan "Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri". Dengan demikian, Yesus menekankan
tentang beriman yang holistik, yakni iman yang mewujud dalam dua dimensi
yaitu dimensi vertikal: mengasihi Allah dengan segenap hati, dan dimensi
horizontal: mengasihi sesama manusia.
KORELASI
Korelasi dari keempat bacaan ini adalah kemahakuasaan Allah
sebagai sumber kekuatan dan harapan (Mzm. 146) tampak dalam diri Yesus
Kristus sebagai Imam Besar yang mengorbankan diri-Nya untuk penebusan
dosa manusia. Dengan demikian, kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup (Ibr.). Beribadah yang benar adalah ibadah yang mewujud dalam kasih
kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia (Ul. dan Mrk.).
Mengasihisebagaiibadah
Ibadah kepada Allah yang hidup mewujud dalam dua hal yang tidak
terpisahkan, yakni mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi
sesama manusia seperti diri sendiri. Singkatnya, ibadah mewujud dalam
ketaatan sepenuhnya kepada Allah dan pelayanan kepada sesama. Sebab,
beribadah dalam bahasa Yunani adalah A<rrpEuw (latreuo) yang berarti
"melayani" atau "berbakti". Karena itu, dalam konteks Ibrani 9:14, makna
dari "beribadah kepada Allah yang hidup" adalah untuk melayani Allah
dengan sepenuh hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan. Hal ini melibatkan
pengakuan bahwa hanya melalui pengorbanan Kristus agar kita dapat
memeroleh pengampunan dosa dan keselamatan. Beribadah kepada Allah
yang hidup juga berarti hidup dalam ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya
dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Tujuannya adalah untuk hidup
dalam pengabdian yang tulus dan setia kepada Allah yang hidup.
Mengajarkan Iman
Pentingnya proses mengajarkan iman kepada generasi. Memahami
dan menghayati "beribadah kepada Allah yang hidup" tidak berhenti hanya
pada saat sekarang ini, tetapi merupakan proses yang terus-menerus. Karena
itu, sangatlah penting untuk terus-menerus mengajarkannya kepada generasi
kita, agar mereka pun bertumbuh dalam pengenalan yang benar tentang
Allah. (Pengkhotbah dapat mengaitkannya dengan tugas dan fungsi
Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja yaitu menjadi imam dalam keluarga,
gereja dan masyarakat).
Bahan Penelaahan Alkitab, 04-09 November 2024
Tujuan:
1. Jemaat memahami makna beribadah kepada Allah yang hidup.
2. Jemaat mewujudkan kehidupan yang melayani Allah dengan segenap hati.
PEMBIMBING TEKS
Ulangan 6:1-9 merupakan bagian dari amanat perpisahan Musa
kepada umat Israel. Dalam bagian ini, Musa memberi mereka petunjuk dan
peringatan tentang cara hidup yang benar serta pentingnya mengasihi dan
mengikuti perintah-perintah Allah. Bangsa Israel hams mengasihi Allah
dengan sepenuh hati, jiwa, dan kekuatan. Musa meminta orang Israel untuk
benar-benar mengasihi Allah dan dengan tekun mengajarkan iman mereka
kepada generasi berikutnya. Dalam hal ini, ia menekankan betapa pentingnya
memiliki hubungan yang kuat secara pribadi dengan Allah sebagai dasar dari
keselamatan dan pengampunan dosa. Salah satu cara untuk menanggapi kasih
Allah adalah dengan menunjukkan cinta yang tulus kepada-Nya. Musa
memberikan nasihat kepada orang Israel sebelum mereka masuk ke Tanah
Perjanjian. Tujuannya adalah untuk memersiapkan orang Israel dalam
menghadapi kesulitan dan kesulitan yang akan mereka hadapi ketika mereka
tinggal di negara barn.
Musa menekankan tentang pentingnya mengajarkan iman kepada
generasi berikutnya. Hal 1m menunjukkan betapa pentingnya
mewariskan iman dari generasi ke generasi. Bagian penting dari pendidikan
rohani yang diberikan kepada anak-anak adalah pengajaran tentang
keselamatan dan pengampunan dosa. Pengajaran itu adalah pengakuan akan
keesaan Allah. Ulangan 6:4, yang terkenal dengan frasa Shema Israel
(Dengarlah, hai orang Israel), menekankan keesaan Allah. Pengakuan iman
ini menunjukkan betapa pentingnya memercayai Allah sebagai satu-satunya
sumber keselamatan dan pengampunan dosa. Hubungan yang tulus dengan
Allah yang satu adalah satu-satunya cara untuk memeroleh keselamatan.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Apakah kita sudah menghayati perintah Allah untuk mengasihi-Nya
dengan sepenuh hati? Jika ya, berikan contoh! danjika belum, hal-hal apa
yang masih menghambat kita? (Tontongsia raka ta nannung tu parenta-
Na Puang Matua kumua la ponno penaanta la ungkamali' Puang. Ia ke tontong
siai, pokadai tu susinna, ia ke tae'pi, apara tu ussakkalanganniki'.)
2. Bagaimana cara kita untuk mewariskan iman kepada generasi kita
sekarang ini? (Umba ladikua tontong umpamanassai tu pangadaran
kapatonganan lako temai bati'ta?)
Bahan Khotbah Minggu, 10 November
2024 Harl Pahlawan Nasional
KESELAMATANBAGIMEREKA YANGMENANTIKANDIA
Kamakarimmanan Lako Mintu, To UntayanNi
Bacaan Mazmur
: Mazmur 127:1-5
Bacaan 1
Bacaan2 : 1 Raja-raja 17:8-16
Bacaan 3 : Ibrani 9:24-28 (BU)
Nas Persembahan : Markus 12:38-44
Petunjuk Hidup Barn : 1 Raja-raja 17:14
: Markus 12:38-40
Tujuan:
1. Jemaat memahami anugerah keselamatan bagi yang tekun dalam penantian.
2. Jemaat mewujudkan cara hidup yang tekun dalam penantian.
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 127:1-5 berisi pengajaran untuk mengandalkan Tuhan
dalam semua aspek kehidupan, seperti membangun rumah, menjaga kota,
dan membesarkan keluarga. Mazmur ini menekankan bahwa tanpa
pertolongan dan berkat Tuhan, semua usaha manusia akan sia-sia. Selain itu,
Mazmur ini juga menunjukkan betapa pentingnya anak-anak, yang dianggap
sebagai anugerah Tuhan dan sumber kekuatan dan berkat bagi orang tua
mereka. Pesan utama dari Mazmur ini adalah bahwa manusia hams menaruh
kepercayaan kepada Tuhan dan mengakui bahwa Ia memiliki otoritas atas
semua aspek kehidupan. Manusia hams bergantung pada berkat-berkat Tuhan
daripada rencananya sendiri. Secara keseluruhan, Mazmur ini mendorong
umat untuk percaya kepada Tuhan dan mencari bimbingan dan perlindungan
Nya di semua aspek kehidupan. Hal inijuga mengingatkan bahwa anak-anak
adalah anugerah yang berharga yang diberikan Tuhan untuk dijaga dan
dihargai.
1 Raja-raja 17:8-16 mengisahkan tentang Elia yang diutus oleh
Tuhan untuk pergi ke Sarfat untuk bertemu dengan seorang janda yang
sedang mengumpulkan kayu api. Ia meminta makanan, tetapi janda itu hanya
memiliki sedikit tepung dan minyak yang cukup untuk membuat makanan
terakhir untuk dia dan anaknya. Ia kemudian meminta janda itu membuat roti
untuknya dan menjanjikan bahwa tepung dan minyak itu tidak akan habis
sampai saat Tuhan menurunkan hujan. Kisah ini terjadi ketika raja Ahab
memerintah Kerajaan Israel Utara. Raja Ahab dikenal karena menyembah
berhala dan meninggalkan ajaran Tuhan. Karena itu, kita dapat memahami
kisah Elia dan janda sebagai bagian dari upaya Tuhan untuk menunjukkan
kekuatan-Nya atas penguasa dan bangsa-bangsa. Kisah inijuga terjadi selama
periode kekeringan yang panjang sebagai latar belakang untuk cerita Elia dan
janda. Teks ini mengandung nilai spiritual yang penting yaitu tentang
kemurahan hati dan kepercayaan kepada Tuhan.
Ibrani 9:24-28 merupakan penekanan kembali keimaman Kristus
(bandingkan kembali tentang bahan khotbah hari Minggu lalu). Teks ini
menekankan bahwa Kristus adalah imam yang lebih besar daripada imam
imam besar yang ada di Perjanjian Lama. Darah Kristus tercurah untuk
memersembahkan diri-Nya sebagai kurban yang sempurna demi
menghapus dosa manusia. Selain itu, teks ini menekankan fakta bahwa
kematian Kristus menghapus dosa secara sempurna bagi manusia. Kristus
mati sekali untuk hidup selamanya sehingga kita tidak perlu lagi
mengorbankan kurban berulang-ulang seperti pada zaman Perjanjian Lama.
Sementara itu, teks ini menekankan bahwa Kristus akan kembali untuk
menyelamatkan mereka yang menantikan kedatangan-Nya, dan bahwa
kedatangan-Nya kembali untuk memberikan kehidupan kekal bagi mereka
yang mengharapkan-Nya.
Markus 12:38-44. Kisah ini terjadi saat Yesus sedang mengajar di Bait
Allah dan mengecam para Ahli Taurat serta orang Farisi yang suka
memerlihatkan cara keberagamaan palsu. Teks ini merupakan bagian dari
kisah yang mana Yesus menunjukkan sikap orang kaya dan janda miskin
dalam memberi persembahan di Bait Allah. Teks ini menekankan betapa
pentingnya mewaspadai kepalsuan, terutama dalam hal agama. Yesus
mengecam para Ahli Taurat yang suka berpura-pura dan tampak baik, tetapi
sebenarnya mereka hanya mencari penghormatan dan keuntungan pribadi.
Selain itu, teks ini menunjukkan betapa pentingnya kemurahan hati, terutama
dalam hal memberi persembahan. Yesus memuji janda yang memberikan
persembahan yang kecil tetapi berarti bagi dirinya karena janda tersebut
memberikan semua yang ia miliki, sementara orang kaya hanya memberikan
sebagian kecil dari kekayaan mereka. Dengan demikian, kisah ini dapat
dipahami sebagai bagian dari upaya Yesus untuk menunjukkan bahwa
kekayaan dan kepalsuan beragama tidak dapat menyelamatkan manusia,
melainkan hanya ketergantungan pada Allah dan kemurahan hati yang dapat
membawa manusia menghayati keselamatan dari Allah.
KORELASI
Korelasi dari keempat bacaan tersebut adalah mengandalkan Tuhan
dalam seluruh aspek kehidupan (Mzm., 1 Raj.) akan mewujud dalam cara
hidup yang tulus dan murah hati (Mrk.) dan sebagai respons terhadap
anugerah keselamatan bagi yang tekun menantikan kedatangan Kristus
kembali (Ibr.).
KESELAMATANBAGIMEREKA YANGMENANTIKANDIA
Kamakarimmanan Lako Mintu' To Untayan-Ni
Mazmur 127:1-5
Tujuan:
1. Jemaat memahami anugerah keselamatan bagi yang tekun dalam penantian.
2. Jemaat mewujudkan cara hidup yang tekun dalam penantian.
PEMBIMBING TEKS
Pesan utama dari Mazmur 127:1-5 adalah tentang ketergantungan
pada Allah, anak-anak sebagai karunia Allah, dan berkat dari Allah. Teks ini
menekankan betapa pentingnya untuk bergantung pada Allah dalam semua
hal, termasuk membina keluarga. Semua upaya orang yang membangun
rumah dan keluarga akan berhasil hanya dengan pemeliharaan dan berkat Nya
(ay. 1-2). Selain itu, teks ini menekankan bahwa anak-anak adalah karunia
Allah yang hams dianggap sebagai pusaka bagi-Nya; oleh karena itu, orang
tua memiliki tanggung jawab yang bijak untuk mendidik dan membimbing
anak-anak mereka (ay. 3-4). Kata "sia-sia" yang terdapat dalam ayat 1-2,
merujuk pada usaha manusia yang tidak bergantung pada Allah dan tidak
diberkati oleh-Nya. Ayat ini menunjukkan bahwa usaha manusia yang tidak
bergantung pada Allah akan sia-sia. Hanya usaha yang berasal dari Allah dan
diberkati oleh-Nya yang benar-benar berarti dalam hidup manusia. Karena
itu, kata "sia-sia" mengandung makna tentang pentingnya ketergantungan
pada Allah dan menghargai berkat-Nya dalam kehidupan manusia. Orang
menggantungkan hidupnya kepada Allah akan menikmati penyertaan dan
pemeliharaan Tuhan. Hal tersebut terdapat dalam kata "mengawal kota" (ay.
1) yang berarti menjaga keamanan dan keselamatan kota dari berbagai
ancaman seperti perampokan, serangan musuh, atau bencana alam. Dengan
demikian, penyertaan dan pemeliharaan Tuhan akan nyata bagi orang percaya
yang mengandalkan kuasa Tuhan bukan kekuatan diri sendiri.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Baca kembali ayat 1. Apa kaitan ayat tersebut dengan tema keselamatan
bagi mereka yang menantikan Dia? dan apa maknanya bagi kehidupan
kita sekarang ini? (Basai sule tu aya,1. Umba susi siumpu'na tu
penggarontosan kadakumua ''KamakarimmananLakoMintu' To
UntayanNi", naapapatunna lako katuoan te marassan diolai.)
2. Dalam ayat 3 dikatakan bahwa anak adalah milik pusaka dari Tuhan.
Menurut pendapat kita apa maksud dari pernyataan tersebut? (Lan aya' 3
dipokada kumua ''Iatu pia'-pia' muane iamo taa mana"
Nakamaseangki' PUANG, sia iatu kamembatiran iamo polean". Situru'
pa'nannunganta, apa tu nasanga te kadanna Puang.)
Bahan Khotbah Minggu, 17 November 2024
YANGMENUNTUNKEPADAKEBENARAN
Iamo Mepanundu, lako La/an Katonganan
Bacaan Mazmur : 1 Samuel 2:1-10
Bacaan 1 : Daniel 12:1-3 (BU)
Bacaan 2 : Ibrani 10:11-25
Bacaan 3 : Markus 13:1-8
Nas Persembahan : Ibrani 10: 11-
12 Petunjuk Hidup Barn : Daniel 12:3
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Yesus Kristus itulah Kebenaran yang menuntun kepada
kebenaran Allah.
2. Jemaat semakin diteguhkan dalam iman untuk merayakan kehidupan dalam
tuntunan kebenaran Yesus Kristus.
PEMAHAMAN TEKS
1 Samuel 2:1-10 merupakan puji-pujian Hana atas tuntunan dan
pertolongan Tuhan dalam pergumulannya menanti keturunan. Sekalipun
Hana telah melihat dan merasakan pertolongan, ia tetap berkomitmen untuk
tidak menyombongkan diri dan mencaci-maki pihak lain yang pernah
mencemoohnya. Pujian dan sukacita Hana adalah buah iman yang meyakini
bahwa hanya Tuhan memperhatikan sengsaranya. Pujian tersebut
menyiratkan sebuah perbandingan situasiantara orang-orang yang percaya
kepada Tuhan dan orang-orang fasik. Tuhan akan memberi kekuatan dan
melindungi langkah kaki orang-orang yang percaya kepada-Nya, sedangkan
orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan dan orang yang
berbantah dengan Tuhan akan dihancurkan. Hal itu membuktikan
keberpihakan Tuhan bagi orang-orang yang dituntun dalam kebenaran dan
kepercayaan kepada-Nya.
Daniel 12:1-3 menguraikan penglihatan Daniel tentang keadaan di
masa depan. Ayat 1-3 menggambarkan masa depan yang penuh kesesakan,
penghakiman, pembebasan, dan kebangkitan. Ayat 1 yang diawali dengan
istilah "pada waktu itu" merujuk pada suatu situasi atau keadaan. "Pada
waktu itu... " akan muncul Mikhael sebagai pemimpin besar akan
mendampingi anak-anak Israel. Selanjutnya, "pada waktu itu" juga akan
terjadi kesesakan besar yang belum pemah terjadi dan "pada waktu itu"
bangsamu akan terluput dari kesesakan. Pada ayat tersebut tersirat peran
Allah yang menuntun dan meluputkan umat-Nya dari kesesakan. Ayat 2
menegaskan bahwa kemahakuasaan Allah yang akan membangkitkan semua
orang, baik yang percaya maupun yang tidak percaya. Gambaran itu
menegaskan tindakan Allah yang akan memisahkan orang yang namanya
tercatat dan tidak tercatat dalam K.itab Kehidupan. Orang-orang yang tercatat
dalam K.itab Kehidupan akan terluput dari kesesakan dan mendapatkan
kehidupan kekal. Sedangkan, orang yang namanya tidak tercatat akan
mengalami kehinaan dan kengerian kekal. Ayat 3 menggambarkan bahwa
orang-orang bijaksana akan bercahaya dan menuntun banyak orang pada
kebenaran, yakni orang-orang yang mengambil keputusan dengan
memertimbangkan kebenaran Firman Tuhan.
Sekaitan dengan akhir zaman, perlu diperhatikan bahwa waktu
penghukuman Allah merupakan akhir dari kekejaman penguasa-penguasa
lalim di dunia. Selain itu, tersirat suatu janji atau jaminan bahwa Tuhan akan
meluputkan, menyelamatkan, melindungi dan membangkitkan umat-Nya
yang tetap setia sampai akhir. Akhir segala kekejian manusia adalah
penghukuman Allah. Hal itu sekaligus menegaskan bahwa peran Allah pada
masa lalu dan sekarang akan berlanjut pada masa yang akan datang. Allah
yang berotoritas atas masa lalu dan masa kini adalah Allah yang sama bagi
masa depan manusia. Karena itu, umat Allah tidak perlu takut menjalani
masa kini dan masa depan.
Ibrani 10:11-25. Secara umum teks ini menguraikan kondisi jemaat
yang sedang menghadapi pergumulan keagamaan terkait korban
persembahan dan tata cara menjumpai Allah. Dalam pemahaman agama
Yahudi, dosa dapat dihapus dengan memberikan korban persembahan, dan
hanya melalui perwakilan para imam. Ayat 11-18 menjelaskan bahwa ritual
penghapusan dosa yang dilakukan para imam, tidak dapat menghapus dosa
karena hanya di dalam dan melalui Yesus Kristus penghapusan dosa
dinyatakan. Uraian tersebut menegaskan perbedaan para imam besar dan
Yesus. Dalam hal pemahaman penghapusan dosa, para imam melakukannya
sekali setahun dan tidak memiliki kuasa menghapus dosa bahkan untuk diri
mereka sendiri, sedangkan Yesus melakukan sekali untuk selama-lamanya
demi menyempumakan mereka yang dikuduskan. Melalui Yesus Kristus,
semua orang percaya memiliki kesempatan yang sama untuk masuk ke
tempat yang kudus (hadirat Allah). Yesus adalah korban penebusan dosa bagi
manusia dan dunia yang dinyatakan sekali untuk selama-lamanya.
Kehadiran-Nya menaklukkan dan meruntuhkan dosa yang merintangi
manusia menghadap Allah. Hanya dalam dan melalui Yesus Kristus kita
dapat menemukan kebenaran untuk masuk ke tempat Kudus.
Markus 13:1-8 mengisahkan Yesus yang menjawab pertanyaan
murid-murid-Nya mengenai penghancuran Bait Allah dan permulaan zaman
barn. Tanda-tanda permulaannya adalah banyak orang memakai nama Yesus
untuk menyesatkan banyak orang, terjadinya peperangan, adanya perlawanan
bangsa, dan kerajaan, gempa bumi di berbagai tempat, serta terjadi kelapan.
Sekalipun hal itu terjadi, kebenaran Injil harus tetap diberitakan sampai
kedatangan Yesus kembali. Pada percakapan itu, Yesus tidak sedang
berbicara soal waktu, melainkan suatu pengajaran yang dapat menuntun
murid-murid-Nya pada kewaspadaan diri dan kesiapan hidup menyambut
kedatangan-Nya. Penekanan penting yang Yesus sampaikan bagi murid
murid-Nya adalah ketika orang melayani-Nya dengan setia dalam kebenaran,
ia sedang menyambut Yesus datang kembali. Siap berarti bertahan sampai
kesudahannya dan senantiasa waspada dalam melakukan kebenaran-Nya.
Kewaspadaan yang dimaksud dapat diartikan dalam suatu sikap berhati-hati,
berjaga-jaga dan bersiap siaga terhadap berbagai ajaran dan penganiayaan
yang dapat menggiring pada kesesatan dan kehilangan arah dalam
menghidupi kebenaran-Nya. Pengajaran atau wejangan Yesus bagi murid
murid-Nya, dan tentu bagi semua orang percaya, menjadi peringatan
sekaligus penuntun dalam menghidupi kebenaran-Nya.
KORELASI
Bangsa yang terluput dari kesesakan dan kengerian dapat dipahami
sebagai umat Allah yang telah ditebus oleh Yesus K.ristus. Penebusan Yesus
K.ristus adalah bukti kebenaran bahwa Allah telah, sedang dan akan
menuntun orang-orang yang dikasihi-Nya sampai kesudahan-Nya. Yesus
K.ristus itulah cahaya yang menuntun manusia kini dan di sini untuk hidup
dalam kebenaran, kewaspadaan dan kesetiaan menyatakan keberpihakan Nya
bagi kehidupan.
Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa Yesus Kristus itulah Kebenaran yang menuntun kepada
kebenaran-Nya.
2. Jemaat semakin diteguhkan dalam iman untuk merayakan kehidupan dalam
tuntunan kebenaran Yesus Kristus.
PEMBIMBING TEKS
Ibrani 10:11-25 menguatkan orang Kristen Ibrani bahwa seharusnya
kehidupan mereka tidak bergantung pada keyakinan Yudaisme lagi. Tekanan
dalam sistem kepercayaan Yudaisme adalah seseorang benar di hadapan
Allahjika ia tertib dalam mempersembahan kurban bakaran. Paulus mengajar
orang Ibrani bahwa persembahan tidak menjadi jaminan penghapusan dosa.
Hukum Taurat hanya memerlihatkan bayangan keselamatan yang akan
datang dan bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri. Kurban persembahan
kurbantahunan hanya menjadi peringatan akan dosa. Tidak mungkin darah
lembu jantan atau darah domba jantan yang dapat menghapuskan dosa.
Bahkan, persembahan kurban tidak dikehendaki oleh Allah, sebab Allah
sendiri yang mengutus Anak-Nya untuk menggenapi kehendak Bapa.
Penghapusan dosa tidak lagi terdapat di dalam persembahan kurban
dari umat, melainkan hanya di dalam persembahan tubuh Yesus K.ristus,
Sang Kurban Sempuma, satu kali untuk selamanya (ay. 11). Tidak sampai di
situ saja, Yesus K.ristus menempati posisi terbaik, yaitu duduk di sebelah
kanan Bapa yang memerintah dunia, sekaligus menjadi Imam Sejati bagi
orang orang percaya. Selain menandakan karya-Nya yang sempuma,
pengorbanan Yesus juga menegaskan bahwa kita tidak perlu lagi
kurbanmemberi kurban penghapusan dosa. Sebab, IA tidak mengingat lagi
dosa dan kesalahan umat. Yesus K.ristus telah menaklukkan dosa di dalam
kesempumaan pengorbanan Nya dan bahkan musuh-musuh menjadi takluk di
bawah kaki-Nya.
Selanjutnya, penulis Surat Ibrani melihat Allah tidak hanya
memberikan kurban keselamatan yang sempuma, tetapi Roh Kudus
menguduskan orang percaya (ay. 16). Ia merujuk pada Yeremia 31:33 untuk
menunjukan bahwa Allah telah menaruh hukum-Nya ke dalam hati mereka
dan menuliskannya dalam batin, sehingga umat terns diubahkan. Umat
dibersihkan dari dosa oleh Yesus K.ristus yang terns mengarahkannya pada
Allah dengan sempuma. Tidak ada hal lain yang dapat menggantikan posisi
Yesus K.ristus. Dengan demikian, hati dan kehidupan orang percaya terns
dimurnikan olehuntuk melihat kebenaran hanya ada di dalamNya. Karena
itu, Paulus mengajak umat untuk terns bertekun di dalam pertemuan, saling
menasihati, dan semakin giat melakukan pekerjaan yang baik, sebagai
respons karya penyelamatan yang sempurna.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Apakah kita masih percaya pada persembahan-persembahan yang
diberikan itu yang membuat selamat dari dosa (kaitkan dengan konteks
Toraja mengenai keselamatan melalui kurban/bekal menuju puya)?
(Tontongpa raka tapatongan kumua ia temai pema/a' di pema/aran
iamo u//endokanki' diomai kasa/an? Ta pasiumpui' tu pasanganna a/uk to
do/o Ian toraya kumua ia tu pema/a' iamo /adipokina//o male sau'puya.)
2. Jika kita percaya bahwa kita telah diselamatkan oleh Yesus K.ristus dan
dikuduskan dalam Roh Kudus, apakah seluruh aspek kehidupan sudah
mencerminkan kekudusan dan kebenaran? (Ia ke tapatonganni kumua
dipasa/ama'moki' Ian Yesus Kristus, sia dipamaindan be/anna Penaa
Masallo', manassa mempayan siamoraka Ian katuoanta tu kamaindanan sia
kama/o/oan?)
PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 132:1-18 adalah salah satu Mazmur ziarah (perjalanan).
Secara umum, Mazmur ini dibagi dalam dua bagian, yakni ayat 1-10 dan ayat
11-18. Bagian pertama berisi doa agar Tuhan mengindahkan Daud dan
permohonannya membangun Bait Allah. Sementara bagian kedua memuat
janji Allah pada Daud bahwa "anak kandungnya" akan duduk di atas
tahtanya untuk selama-lamanya. Nyanyian Mazmur ini dinyanyikan pada
saat bangsa Israel berada di pembuangan di Babel, salah satu titik terendah
perjalanan bangsa Israel. Pada ayat 8-10, tampak semacam seruan dalam titik
terendah itu, yakni "Bangunlah, ya TUHAN, dan pergilah ke tempat
perhentian-Mu ... ", "Janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi." Di
sini, kita dapat melihat adanya pengharapan akan pemulihan bangsa Israel
dari kondisi terpuruk ini. Pengharapan tersebut didasarkan pada perjanjian
Allah di masa lalu. Keturunan Daud dan Sion menjadi gambaran pemulihan
yang diharap-harapkan itu.
Daniel 7:9-10, 13-14 merupakan bagian penglihatan Daniel tentang
seseorang yang duduk mengatasi beberapa tahta. Seseorang itu digambarkan
berada di atas sebuah tahta yang berkobar seperti api dan dari sana api
tersebut mengalir. Di aliran tersebut terdapat ribuan orang melayani dia. Di
sanajuga terselenggara pengadilan dan Kitab-kitab dibuka (ay. 9-10).
Selanjutnya, tampaklah seseorang seperti anak manusia datang kepada Yang
Lanjut Usianya. Kepada anak manusia itu, kekuasaan atas segala sesuatu
diberikan. Kekuasaan itu kekal selama-lamanya. Daniel 7 merupakan bagian
dari cerita bangsa Israel yang memertahankan identitasnya di hadapan bangsa
Babel (pasal 1-6).
Wahyu 1:4b-8. Pertama-tama kita harus menelisik latar belakang
bacaan ini. Secara umum kita mengetahui bahwa kitab ini ditulis oleh
Yohanes, murid Yesus, ketika ia mengalami sebuah penglihatan. Ia percaya
bahwa Allah sedang mengantar masa lalu dan masa kini pada titik akhir yang
mana Kekaisaran Romawi akan runtuh. Di sana jugalah orang percaya akan
melihat langit baru dan bumi baru yang sempuma. Ketika itu, Yohanes
sedang dipenjara di pulau Patmos. Ia dipenjarakan sebab kehadirannya
dianggap sebagai ancaman bagi Kekaisaran Romawi, sebab ia menolak patuh
pada pada kaisar. Kemungkinan besar ia menolak untuk memuja dan
bersumpah setia kepada Kaisar.
Kita dapat menemukan dua tujuan dari Kitab Wahyu. Pertama,
Yohanes menasihatkan umat untuk tetap setia atau bertahan. Kedua,
Yohanes mendesak umat untuk bertobat, tidak lagi bersumpah pada kaisar,
dan turut dalam arak-arakan menuju Yerusalem baru (PGT Bab VIII). Karena
itu, umat harus harus bertahan pada hari-hari sulit yang akan datang.
Singkatnya, Yohanes memerkirakan akan semakin meningkat dalam waktu
dekat. Pada ayat 4, Yohanes menyebut Allah sebagai "Dia yang ada dan
sudah ada dan yang akan datang... ". Hal tersebut menunjukkan perbedaan
yang hakiki antara Allah dan dewa-dewa yang disembah oleh orang-orang
Romawi. Di sini, Yohanes menandaskan juga bahwa Kristus Yesus adalah
Allah yang sudah ada, yang telah eksis sejak semua dan dalam sejarah
manusia sekaligus ia yang akan datang menciptakan tatanan dunia baru.
Dari bacaan ini kita dapat menemukan beberapa poin penekanan yang
berpusat pada Yesus sebagai saksi yang setia, sulung dari antara orang mati,
dan yang berkuasa atas bumi (ay. 5). Di kata "saksi" (martus) kita mendapat
implikasi bahwa karya penebusan Allah di dalam Yesus Kristus dan kuasa
Roh Kudus untuk memulihkan dunia telah dan masih berlangsung. Kuasa
kebangkitan-Nya berkuasa masih dan akan terns berkerja. Dalam arti itulah,
saksi yang setia dapat dimaknai, yaitu bahwa IA adalah saksi yang setia.
Karya-Nya terns mempersaksikan Allah yang mencintai ciptaan-Nya.
Kedua, kita dapat menemukan bagaimana karya Kristus (ay. Sb-6),
sebagaimana cinta Allah pada dunia. Cinta Allah dalam Yesus Kristus
menubuh dalam kehidupan komunitas Kristen. Hal tersebut merupakan
antitesis (perlawanan) pada kekaisaran yang digambarkan sebagai Naga.
Yesus menjadikan gereja sebagai komunitas para imam (ay. 6) yang
kehidupan mewakili tujuan Allah di dunia. Ketiga, ayat 8 menggunakan
abjad pertama dan terakhir dalam bahasa Yunani, a dan w, untuk
menegaskan
bahwa Allah berdaulat mutlak, mengendalikan semesta dari awal sampai
akhir.
Yohanes 18:33-37. Perikop ini bercerita tentang pengadilan atas diri
Yesus. Di sana Pilatus menanyai diri-Nya mengenai identitas keyahudian
Nya. Yesus dituduh mendirikan kerajaan barn sebagai tandingan terhadap
kekaisaran Romawi. Akan tetapi, Ia tidak menjawab tuduhan tersebut.
Kerajaan yang dibawa oleh Yesus bukanlah dari dunia ini (ay. 36). Alhasil
Pilatus berkesimpulan bahwa Yesus adalah seorang raja. Namun, Yesus
mengklaim menolak klaim itu dan mengatakan bahwa Pilatus sendirilah yang
berkesimpulan seperti itu. Lebih jauh, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah
saksi kebenaran (ay. 37). Perikop ini merupakan bagian dari susunan narasi
Injil Yohanes mengenai kedudukan Yesus sebagai raja hingga penyaliban
Nya. Dengan demikian, penyaliban-Nya adalah penobatan-Nya sebagai raja,
saat deklarasi kerajaannya diumumkan.
Seperti yang diceritakan oleh dalam perikop ini, kerajaan yang
dibawa oleh Yesus "bukan dari dunia ini" (ay. 36). Hal tersebut merupakan
perlawan atas raja dunia yang merebut kekuasaan dari raja lain dengan
pertempuran. Akan tetapi, Yesus tidak melawan (pasifis atau anti kekerasan).
Sebaliknya, Ia menawarkan alternatif lain. Jika kita melihat ke ayat 37,
Yesus menandaskan bahwa "untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku
datang ke dalam dunia ini".
KORELASI
Dengan memusatkan perenungan Minggu ini pada Wahyu, kita dapat
melihat korelasi bacaan ini sebagai berikut bahwa "Kerajaan Yesus
memanggil kita untuk mengambil bagian dalam karya Allah di dalam Yesus
Kristus dan kuasa Roh Kudus untuk memulihkan dunia dan menjadi saksi
yang setia. Menjadi saksi yang setia harus berpusat pada Kristus yang adalah
Saksi yang Setia dan Benar (Dan. 7 dan Yoh. 18). Kesetiaan Allah pada dunia
telah disaksikan oleh Daud dalam kehidupan bangsa Israel (Mzm. 132).
Mindfallness jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia akan mendapat arti 'kesadaran penuh'
atau 'berkesadaran penuh' yang mampu mengantar seseorang pada konsentrasi, kejernihan
sebuah kesadaran penuh akan tugas pengutusan Tuhan atas umat-Nya yang
mesti dikerjakan dengan kesetiaan yang penuh. Spiritualitas Mind.fullness
hendaknya mengantar kita untuk menyadari bahwa kita adalah murid yang
diutus ke dalam dunia untuk menjadi saksi-Nya dan memberitakan kasih
Allah yang besar bagi dunia ini.
PEMAHAMAN TEKS
Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang yang
memercakapkan dan menegakkan kebenaran akan berhadapan dengan
penolakan, ancaman, dan bahkan tidak sedikit yang berhadapan dengan
pengadilan. Hal tersebut terjadi karena terdapat orang-orang atau kelompok
kelompok tertentu yang merasa terusik jika kebenaran disuarakan dan
ditegakkan.
Yesus mengalami hal yang sama dalam pelayanan-Nya. Manakala Ia
memercakapkan dan menegakkan kebenaran, ada kelompok-kelompok
pemimpin agama Yahudi yang merasa terusik. Kemungkinan mereka takut
kalau-kalau Yesus menggantikan posisi mereka sebagai orang yang
terpandang dan dihormati di kalangan orang Yahudi. Olehnya itu, dengan
segala daya dan upaya, mereka mencoba menghentikan Yesus dan hendak
membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan, Raja dan Mesias.
Namun, ketika di hadapan Pilatus, justru Pilatus mengklaim bahwa
Yesus adalah Raja ( am1'.ti><;: basileus). Namun, Raja yang dimaksudkan
Pilatus adalah raja politis (pemerintahan monarki). Padahal di ayat 36, Yesus
telah menegaskan bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Artinya,
Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang berporos pada penegakan kebenaran dan
keadilan demi terselenggaranya damai sejahtera bagi semua sebagai tujuan
kedatangan Yesus datang ke dalam dunia ini (ay. 37). Tampaknya, Pilatus
tidak mau ambil pusing dengan pemyataan Yesus itu (bdk. ay. 38), padahal
kebenaran yang Yesus maksudkan adalah kebenaran yang memerdekakan.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Jika menyuarakan dan menegakkan kebenaran selalu diperhadapkan
dengan tantangan, masihkah kita mau berada dipihak kebenaran dan
menjadi saksi Allah yang setia? (Inang buda a'gan umpampaki tu
indrawi dan keseimbangan batin. Jadi spiritualitas Mindfallness adalah kesadarahan penuh
untuk terus mengarahkan kehidupan kepada Sang Pemilik Kehidupan, yakni Tuhan Yesus
Kristus.
umbendanan katonganan. Ia ke susito la tontongki'siaki'raka tumanan
Ian katonganan mendadi sa'bin-Na Puang?)
2. Baca kembali ayat 36, apa yang saudara pahami tentang Kerajaan Yesus
bukan dari dunia? (Basai sule tu aya' 36, umba susi pa'nannunganta tu
kada nakua ''Iatu kadatuangKu tangia kadatuan Ian lino. ')
BACAAN HARIAN GEREJA TORAJA
No. 95 Tahun 2023/2024
Januari 2024
1. Mazmur 148:1-14 11. 2 Kor. 10:1-11 21. 1 Korintus 7:17-24
2. Amsal 1:1-7 12. Hakim-hakim 22. Kis.5:33-42
3. Amsal 1:20-33 2:16-23 23. Markus 3:13-19a
4. Yakobus 4:1-10 13. Mazmur 139: 1-6 24. Mazmur 46:1-12
5. Yakobus 4:13-17 14. 1 Sam. 9:27-10:8 25. Roma 9:6-18
6. Lukas 6:27-31 15. 2 Kor. 6:14-7:1 26. Ulangan 12:28-32
7. Kejadian 17:9-13 16. Mazmur 86:1-13 27. Ulangan 13:1-5
8. Roma4:1-12 17. Lukas 18:15-17 28. Bilangan 22:2-20
9. Kis. 22:2-16 18. Yeremia 19:1-15 29. Kis. 21:17-26
10. Mazmur 69:30-36 19. Mazmur 62:6-12 30. Bilangan 22:22-28
20. Lukas 10:13-16 31. Markus 5:1-17
Februari 2024
1. Mazmur 147:1-11 11. Keluaran 19:7-25 21. Marius 4:1-11
2. 1 Korintus 9:1-16 12. Ibrani 2:1-4 22. Kej.15:1-6,12-18
3. Yesaya 46:1-13 13. Ayub 19:23-27 23. Roma 4:1-12
4. Kis. 14:1-7 14. Daniel 9:1-14 24. Markus 8:27-30
5. Kis. 15:36-41 15. 2 Timotius 4:1-5 25. Kejadian 21:1-7
26. Kejadian 22:1-19
6. 2 Raja-Raja 8:1-6 16. Mazmur 25:1-10
27. Ibrani 11:13-19
7. Markus 3:7-12 17. Matius 9:2-8
28. Yeremia 30:12-22
8. 2 Korintus 2:12-17 18. Efesus 2:1-1- 29. 1 Petrus 2:4-10
9. 1 Timotius 1:12-20 19. Maz.77:12-21
10. Mazmur 50:1-6 20. 1 Petrus 3:8-18a
Maret2024
1. Mazmur 19:1-15 11. 1 Korintus 10:6-13 21. Ulangan 16:1-8
2. Markus 9:2-8 12. Yesaya 60:15-22 22. Yohanes 12:44-50
3. Mazmur 84:1-14 13. Mazmur 107:1-16 23. Filipi 2:1-11
4. 1 Kor.3:10-23 14. Ibrani 4:1-13 24. Yeremia 33:1-9
5. 2 Taw. 29:1-11 15. Mazmur 51:1-12 25. Filipi 2:12-18
6. Ezra 6:1-16 16. Habakuk 3:2-13 26. Mazmur 118:19-29
7. Kejadian 9:8-17 17. 2 Korintus 3:4-11 27. Yeremia 33:10-16
8. Maz. 107:17-22 18. Yesaya 44:1-8 28. Markus 10:32-34
9. Yohanes 3:1-13 19. Kis. 2:14-24 29. Markus 10:46-52
10. Kel.15:22-27 20. Hagai 2:1-9 30. Maz.118:14-24
31. Keiadian 1:1-19
At>ril 2024
1. 1 Kor. 15:35-49 11. Daniel 10:2-19 21. Mazmur 23:1-6
2. 1 Kor. 15:50-58 12. Mazmur 4:1-9 22. 1 Samuel 16:1-13
3. Markus 16:1-8 13. Lukas 22:24-30 23. 1 Tawarikh 11:1-9
4. Kis. 2:42-47 14. Yeremia 30:1-lla 24. Mikha 7:8-20
5. Kis.4:23-31 15. 1 Yohanes 3:10-16 25. Mazmur 22:25-31
6. Daniel 2:24-49 16. Hosea 5:15-6:6 26. K.is. 8:9-25
7. Mazmur 135:1-21 17. Amsal 9:1-6 27. Amos 9:7-15
8. Daniel 3:13-30 18. Kejadian 30:25-43 28. Mazmur 80:1-20
9. Yohanes 2:3-17 19. K.is. 3:17-26 29. Galatia 5:16-26
10. Yesava 26:1-15 20. Markus 6:30-34 30. Yesava 32:9-20
Mei2024
1. Yohanes 14:18-31 11. Yohanes 16:4-11 21. 1 Korintus 12:12-27
2. K.is.10:1-33 12. Keluaran 28:29-38 22. Yeheskiel 37:1-14
3. K.is.10:34-43 13. Filipi 1:3-11 23. Roma 8:1-11
4. Markus 10:42-45 14. Titus 1:1-9 24. Mazmur 29:1-11
5. 1 Timotius 6:11-12 15. Ezra 9:5-15 25. Yohanes 15:26-27
6. Mazmur 93:1-5 16. Mazmur 33:12-22 26. Bilangan 9:15-23
7. Ulangan 11:1-17 17. Ayub 37:1-13 27. Mazmur 20:1-10
8. Ulangan 11:18-21 18. Yohanes 7:37-39 28. Keluaran 25:1-22
9. Markus 16:19-20 19. Yoel 2:28-29 29. Markus 4:21-25
10. Keluaran 24:15-18 20. 1 Korintus 12:4-11 30. K.is.25:1-12
31. Mazmur 139:13-18
Juni2024
1. 1 Samuel 2:1-10 11. 1 Samuel 8:1-22 21. K.is.21:1-16
2. Mazmur 99:1-9 12. Lukas 11:14-28 22. Lukas 21:25-28
3. Roma 9:19-29 13. 1 Samuel 9:15-27 23. 1 Samuel 18:6-30
4. 1 Samuel 2:18-21 14. Ibrani 11:4-7 24. K.is. 27:13-38
5. Yohanes 5:1-9a 15. Mazmur 20:1-10 25. K.is.27:39-44
6. 1 Petrus 4:7-19 16. 1 Sam.13:23-14:23 26. Markus 6:45-52
7. 2 Korintus 5:1-5 17. Galatia 6:11-18 27. 2 Korintus 7:2-16
8. Lukas 8:4-15 18. 1 Samuel 15:10-23 28. 2 Korintus 8:1-7
9. Mazmur 108:1-14 19. Lukas 6:43-45 29. Lukas 4:31-37
10. Wahvu 20:1-6 20. Mazmur 9:9-20 30. 1 Samuel 23:14-18
Juli 2024
1. 2 Kor. 8:16-24 11. Kolose 2:1-5 21. 2 Samuel 7:18-29
2. Maz.18:1-6,43-50 12. Mazmur 24:1-10 22. Ibrani 13:17-25
3. Markus 9:14-29 13. Bilangan 10:11-36 23. K.is.20:17-38
4. 1 Kor. 4:8-13 14. Mazmur 68:24-35 24. Lukas 15:1-7
5. 2 Kor. 10:7-11 15. 2 Samuel 6:6-12a 25. Kolose 1:9-14
6. Matius 8:18-22 16. K.is. 23:12-35 26. Kolose 3:12-17
7. 2 Samuel 5:1-10 17. 2 Samuel 6:16-23 27. Mazmur 145:10-18
8. 2 Kor. 11:16-33 18. Kolose 1:15-23 28. Yohanes 4:31-38
9. Yakobus 5:7-12 19. Mazmur 89:20-37 29. Filipi 4:10-20
10. Yohanes 7:1-9 20. Lukas 18:35-43 30. Roma 15:22-33
31. Markus 6:35-44
A211stus2024
1. 1 Korintus 11:17-22 11. Efesus 5:1-14 21. 1 Raja-Raja 8:1-21
2. 1 Korintus 11:27-34 12. Mazmur 57:1-12 22. Mazmur 84:1-13
3. Hak2. 6:1-10 13. 2 Petrus 3:14-18 23. 1 Raia2. 4:29-34
4. 2 Samuel 12:15-25 14. Yohanes 6:35-40 24. 1 Raja2. 5:1-12
5. Efesus 4:17-24 15. Kis. 6:8-15 25. Efesus 5:21-24
6. Mazmur 50:16-23 16. 1 Raja-Raja 1:28-48 26. Mazmur 11:1-9
7. Markus 8:1-10 17. Yohanes 4:7-26 27. 1 Raja-Raja 6:1-14
8. Roma 15:1-6 18. Mazmur 101:1-8 28. 1 Raja2. 6:15-38
9. Mazmur 130:1-8 19. 1 Raja-Raja 3:16-28 29. Yakobus 1:1-8
10. Matius 7:7-11 20. 1 Raja-Raja 7:1-12 30. Yakobus 1:9-16
31. Yohanes 18:28-31
Set>tember 2024
1. Mazmur 144:9-15 11. Ibrani 12:3-13 21. Matius 23:25-32
2. 1 Timotius 4:6-16 12. Mazmur 19:8-15 22. Yakobus 4:8-17
3. 1 Petrus 2:19-25 13. Yakobus 2:17-26 23. Mazmur 128:1-6
4. Markus 7:9-23 14. Matius 21:23-32 24. Pengkhotbah 4:9-16
5. Roma 2:1-16 15. Roma 3:9-20 25. Yohanes 8:21-38
6. Amsal 4:10-27 16. Mazmur 73:21-28 26. Kis.4:13-31
7. Matius 15:21-31 17. Kolose 3:1-11 27. Ester 2:1-23
8. Ibrani 11:29-12:2 18. Amsal 29:1-27 28. Mazmur 124:1-8
9. Amsal 8:32-9:6 19. Mazmur 1:1-6 29. Ester 4:1-17
10. Matius 17:14-21 20. Roma 11:25-32 30. Mazmur 140:1-14
Oktober 2024
1. 1 Yohanes 2:18-25 11. Ibrani 4:1-11 21. Mazmur 75:1-11
2. Matius 18:6-9 12. Ulangan 5:22-33 22. Ibrani 6:13-20
3. Galatia 3:23-29 13. Matius 15:1-9 23. Yohanes 13:1-17
4. Ayub 4:1-21 14. Wahyu 7:9-17 24. Ibrani 7:1-10
5. Ayub 7:1-21 15. Ayub 26:1-14 25. Mazmur 34:1-8
6. 1 Korintus 7:1-16 16. Mazmur 39:1-14 26. Markus 8:22-26
7. Ayub 8:1-22 17. Lukas 16:19-31 27. Yesaya 59:9-19
8. Mazmur 55:1-15 18. Ayub 36:1-16 28. 1 Petrus 2:1-10
9. Matius 5:27-36 19. Wahyu 17:1-18 29. Yeheskiel 18:1-32
10. Ayub 17:1-16 20. Lukas 22:24-30 30. Matius 20:29-34
31. Ibrani 9:1-12
November 2024
1. Mazmur 146:1-10 11. 1 Timotius 5:9-16 21. 2 Raja2. 22:1-10
2. Lukas 10:25-37 12. Kejadian 24:28-42 22. 1 Kor. 15:20-28
3. Mazmur 18:20-30 13. Mazmur 113:1-9 23. Mazmur 132:1-12
4. Roma 13:8-10 14. Kolose 2:6-15 24. Yohanes 3:31-36
5. Ruth 3:1-7 15. 1 Timotius 6:11-21 25. Wahyu 11:1-14
6. Yohanes 13:31-35 16. 1 Samuel 3:1-18 26. 1 Sam. 17:55-18:5
7. Roma 5:6-11 17. Ibrani 10:26-31 27. Wahyu 11:15-19
8. Mazmur 127:1-5 18. 1 Samuel 3:19-4:2 28. 2 Samuel 2:1-7
9. Markus 11:20-24 19. Ulangan 26:5-10 29. Yohanes 16:25-33
10. Keiadian 24:1-10 20. 1 Raia-Raia 8:22-30 30. Mazmur 63:1-12
TIM KERJA PENYUSUN MEMBANGUN JEMAAT
No. 95 Tahun 2023/2024
338
BERTAMBAH TEGUH DALAM
IMAN DAN PELAYANAN BAGI
SEMUA (KOLOSE 2:7)
339