Anda di halaman 1dari 149

MEMBANGUN JEMAAT

f
NO. 95 TAHUN 2023/2024
I
Bahan Khotbah Minggu Paskah II, 7 April 2024

KESAKSIAN YANG MEMPERSEKUTUKAN


Kasa'bian tu Umpamanassa Kasiturusan
Bacaan Mazmur
: Mazmur 133
Bacaan 1
: Kisah Para Rasul 4:32-35
Bacaan2
: 1 Yohanes 1:1-2:2 (BU)
Bacaan Injil
Nas Persembahan : Yohanes 20:19-31
Petunjuk Hidup : Kisah Para Rasul 4:32
Barn : 1 Yohanes 2:1

Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa bersaksi adalah tugas setiap orangpercaya.
2. Jemaat memahami bahwa kesaksian dapat mempersekutukan setiap orang.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 133. Latar belakang Mazmur ini adalah tidak
mungkinnya terjadi keharmonisan yang utuh antara Israel Utara (Samaria)
dan Israel Selatan (Yerusalem) yang terpecah sejak kepemimpinan
Salomo berakhir. Karena itu, Pemazmur harus menggunakan dua metafora
untuk menyerukan terjadinya keharmonisan. Kedua metafora tersebut
menekankan kelimpahan yang menyertai kesatuan. Pertama, persatuan itu
seperti minyak yang berharga. Metafora kedua mengibaratkan embun
yang turun dari Gunung Hermon untuk memuaskan dahaga tanah Sion.
Di sini, kita menemukan metafora minyak dan embun yang mengalir
dan menyebar melampaui titik asalnya, yakni kepala dan Hermon. Dalam
metafora ini, terdapat gerakan ke luar. Kehidupan rukun tidak terjadi begitu
saja. Ia "bergerak" mengalir dari posisi awal ke posisi yang lain. Minyak
mengalir dari atas kepala ke janggut hingga ke ujung jubah. Embun yang
mengalir dari Hermon ke Sion pasti sangat banyak. Mazmur ini menegaskan
bahwa kehidupan rukun dimulai ketika sesuatu mengalir atau berpindah dari
posisi nyamannya. Di sana, berkat Tuhan mengalir ke persaudaraan yang
rukun.
Kisah Para Rasul 4:32-35 menjelaskan kehidupan gereja Yerusalem
dengan menggambarkan komunitas yang saling peduli. Tujuan utama gereja
mula-mula adalah agar melindungi kesejahteraan semua orang, terutama
anggotanya yang paling rentan. Hal tersebut menyaksikan kehidupan barn
yang Allah wujudkan melalui Kristus dan dalam kuasa Roh Kudus. Di sini,
peranan Roh Kudus lebih dari sekadar membuat para rasul dapat berkata-kata
dalam bahasa-bahasa dan berani berkhotbah di depan umum, tetapi justru
menyatukan semua orang sebagai komunitas yang mewujudkan keselamatan
barn di dalam Kristus. Hal tersebut terwujud dalam kehidupan bersama
melalui ibadah, pengajaran, berbagi, dan pelayanan satu terhadap yang lain.
1 Yohanes 1:1-2:2 terdiri dari dua bagian. Bagian pertama (ay. 1-4)
berfungsi sebagai prolog yang berfungsi mendukung pemahaman berikutnya,
khususnya klaim bahwa penulis mendapat wahyu Allah secara langsung (ay.
1). Hal tersebut ditegaskan lagi dalam ayat 5, penulis mengatakan "Dan inilah
berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada
kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada
kegelapan." Bagian kedua (1:6-2:2) menjabarkan hubungannya dengan
kehidupan bersama "tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia
ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang
lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa"
(ay. 7). Selanjutnya, jika kita menyangkal bahwa kita tidak berdosa, maka itu
adalah kebohongan. Artinya, kita tidak berjalan dalam terang. Akan tetapi,
kalau kita mengaku dosa, kita akan disucikan oleh darah Yesus (ay. 8-9).
Yohanes 20:19-31. Injil Yohanes mengatakan bahwa pintu-pintu
rumah tempat rasul berkumpul dikunci karena takut terhadap orang-orang
Yahudi (ay. 19). Menariknya, mereka semua adalah orang Yahudi. Lalu apa
yang meraka takutkan? Kemungkinan besar mereka takut akan kehidupan
mereka sendiri, takut akan masa depan mereka yang tidak pasti. Bahkan,
mungkin mereka kecewa pada Yesus yang telah mati. Ketakutan tersebut
disimbolkan dengan pintu yang terkunci. Akan tetapi, "pintu yang terkunci"
tidak membatasi Yesus. Sebab, Ia adalah "pintu" bagi domba-domba (10:7).
Ia menembus "pintu yang terkunci" dan muncul di tengah-tengah domba
domba-Nya yang ketakutan dan mengucapkan "Damai sejahtera bagi kamu!"
Ucapan itu merupakan ucapan berkat yang mendalam dan meluruhkan pintu
hati mereka yang terkunci oleh ketakutan. Yesus pun menunjukkan tangan
dan lambung-Nya Ia yang disalibkan dan bukan hantu. Para murid
bersukacita melihat Tuhan. Yesus mengatakan sebagaimana Bapa telah
mengutus-Nya, Ia pun mengutus para murid dan mengemhembusi mereka
Roh Kudus (ay. 21). Para murid yang diutus untuk meneruskan karya Yesus
unrnk dunia dihembusi Roh Kudus yang akan bersama mereka selamanya
(14:16-17).
Selanjutnya, pada perikop kedua bacaan kita, Tomas tidak hadir
karena alasan tertentu. Di sini, kita mendapati reputasi rasul satu ini sebagai
rasul peragu, ketika ia meminta untuk melihat luka-luka Yesus. Alhasil,
Yesus muncul lagi satu minggu dan menjawab keraguan Tomas. Dan, Tomas
menanggapinya dengan pengakuan Kristologis
"Ya Tuhanku dan Allahku!" (ay. 28). Respons Yesus kepada Tomas (ay. 29)
bukanlah sebuah teguran, melainkan sebuah berkat bagi semua orang yang
menjadi percaya tanpa melihat dan menyentuh. Hal tersebut ditegaskan di
bagian akhir perikop ini, "Memang masih banyak tanda lain yang dibuat
Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini,
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatatan supaya kamu percaya,
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu
memperoleh hidup dalam nama-Nya (ay. 30-31).

KORELASI
Allah yang adalah sumber damai sejahtera terns menyatakan kasih
Nya bagi semua orang, terns menuntun orang percaya dalam iman untuk
bersaksi tentang anugerah Allah yang telah memprsekutukan orang-orang
percaya yang harus dinyatakan dalam pelayanan penuh kasih kepada sesama,
karena Kristus terns menyapa bahkan dalam keadaan yang sulit seperti yang
di alami oleh para murid agar mereka tetap teguh dalam pelayanan yang akan
mereka hadapi. Tugas pelayanan inilah yang harus terns menjadi misi Gereja,
pelayanan yang menyentuh mereka yang rentan dan tidak berdaya.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Bersaksi Baik atau Tidak Baik Waktunya
Kita mendapati gambaran umum yang sangat indah mengenai
semangat dan keadaan jemaat mula-mula (Kis. 4:32-35). Para murid saling
mengasihi dan melekatkan diri kepada Tuhan. Hal inilah tugas gereja atau
orang-orang unrnk menjadi sehati dan sejiwa, semangat persatuan di antara
orang percaya harus terns dinyatakan sebagaimana Allah Trinitas.
Mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah dan
gereja harus bertanggungjawab atas kehidupan orang percaya agar terns
hidup dalam kelimpahan kasih karunia. Misi Allah yang dihidupi gereja
bukan lagi soal kristenisasi, melainkan sebuah kesaksian yang terns
meneguhkan iman orang-orang yang telah menggabungkan diri menjadi
bagian dari gereja.
Tenaga, semangat, dan keberanian luar biasa harus kita miliki untuk
memberitakan dan mengakui pengajaran ini di depan umum baik atau tidak
baik waktunya seperti Tomas yang akhirnya tiba pada pengakuan yang
menjadi kesaksiannya "Ya Tuhanku dan Allahku". Pengakuan tersebut
dinyatakan Tomas dalam keadaan yang sedang tidak baik-baik saja. Karena,
tekanan dari pembenci Kristus dan dalam keadaan yang tidak baik itu, Kristus
mencurahkan anugerah bagi mereka semua dan melayakkan mereka
melakukan berbagai pelayanan yang besar.

Kesaksian yang Mempersekutukan


Bukti kebangkitan Kristus adalah bahwa ketika Ia menunjukkan diri
Nya di antara para murid yang sedang dalam keadaan yang sulit. Tomas yang
dikenal sebagai seorang murid yang sangat peragu pun turut dijumpai oleh
Yesus "damai sejahtera bagi kamu". Ia mengembusi mereka dengan Roh
Kudus agar para murid teguh melakukan segala pekerjaan pelayanan
selanjutnya. Kesaksian akan Kristus itu mengantar pada sebuah persekutuan
yang penuh harmoni seperti kata Pemazmur yang menggambarkan sejuknya
persekutuan yang di dalamnya Kristus harus diberitakan. Kesaksian akan
kematian dan kebangkitan Kristus inilah yang telah mempersekutukan orang
orang percaya.

Bahan Penelaahan Alkitab, 8-13 April 2024

KESAKSIAN YANG MEMPERSEKUTUKAN


Kasa'bian tu Umpamanassa Kasiturusan
Kisah Para Rasul 4:32-35

Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa bersaksi adalah tugas setiap orangpercaya.
2. Jemaat memahami bahwa kesaksian dapat mempersekutukan setiap orang.

PEMAHAMAN TEKS
Kisah Para Rasul 4:32-35 merupakan gambaran komunitas orang
percaya. Di Kisah Para Rasul 2:42-47, komunitas barn orang percaya setelah
pecahnya Pentakosta dan khotbah besar Petrus. Pada perikop ini, kita
menemukan komunitas barn itu mewujudkan karakter yang berbeda dengan
komunitas duniawi.
Mari kita membayangkan komunitas gereja barn dalam perikop ini.
Katakuncinya adalah "sehati dan sejiwa" (ay. 32). Ajakan ini terbilang susah
gampang. Sebab, dewasa ini, mulai dari masyarakat pedesaan hingga
perkotaan, kehidupan menggereja kita semakin individualis. Bahkan sering
kita memilih gereja atau pengkhotbah yang kita sukai, berpartisipasi dalam
hal-hal yang kita sukai, dan kita bergaul dengan orang yang kita sukai. Pada
batas tertentu, hal-hal tersebut tidak salah. Namun sejak semula gereja
berdiri, kehidupan menggereja bukan tentang suka atau tidak suka, melainkan
kehidupan komunitas.
Tidak jarang pembacaan kita pada teks ini tertuju pada harta yang
dibagi-bagikan. Pertama-tama, Lukas, penulis kitab 1m, tidak
menggambarkan komunitas yang mengharnskan penjualan dan pembagian
seluruh harta. Intisari dari perikop ini justru terletak pada kehidupan
komunitas sebagai kesaksian. Kisah Para Rasul 2:42-47 menunjukkan sebuah
komunitas yang memecahkan roti bersama - ya, misalnya Ekaristi - dan
terlibat dalam praktik pembinaan. Sejak momen Pentakosta itu, Petrus dan
Yohanes menghadapi perlawanan dari pihak berwenang. Mereka telah
ditangkap, diadili, dan diancam. Ketika mereka bertahan dalam keberanian
mereka, "kasih karunia yang besar" ada pada mereka (4:33).
"Kasih karunia yang besar" merupakan tujuan yang salah, karena
menurut definisi kasih karunia datang sebagai anugerah dari Tuhan. Jika kita
menganggap kesaksian dalam Kisah Para Rasul 4:32-35 sebagai sebuah
daftar perilaku berarti mengabaikan apa yang dimaksud dengan "kasih
karunia yang besar". Namun menerimanya sebagai kesaksian tentang
bagaimana kuasa kebangkitan Allah menjiwai kehidupan gereja, membuka
kemungkinan bagi tanggapan yang setia.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Mari kita diskusikan, apakah gereja kita telah mewujudkan karakter
gereja mula-mula? (Ta sipa'kadai! Dipana'ta' siamo raka tu
soyanan pa'kamayan susi napanata, kombongan bunga'na.)
2. Dalam hal apa, gereja kita belum mewujudkannya, dan bagaimana
itu semestinya diwujudkan? (Apara tu mendadi sakkalangan Ian
kombonganta unnangkaranni, sia apa tu ladipogau, anna manassa
kumua dipogau, tongan?)

Bahan Khotbah Minggu Paskah ID, 14 April 2024

MENJADI SAMA SEPERTI DIA


La Susi Dukamo A'gan-Na
Bacaan Mazmur
: Mazmur4
Bacaan 1
: Kisah Para Rasul 3:11-20
Bacaan2
: Lukas 24:36-49
Bacaan 3
: 1 Yohanes 3:1-l0(BU)
Nas Persembahan
: Mazmur4:6
Petunjuk Hidup Barn
: 1 Yohanes 3:2-3

Tujuan:
Z Jemaat meyakini bahwa Allah telah menyatakan kasih-Nya dengan menjadikan
kita orangpilihan-Nya dan anak-anak-Nya dalam Kristus.
8. Jemaat mau hidup sebagai orang-orang pilihan dan sebagai anak-anak Allah yang kian
serupa dengan Kristus.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 4 merupakan pengalaman spiritual Daud dengan Allah Sang
Sumber kekuatan pengharapan, iman, dan kasih dalam hidup yang sekalipun
berat. Ada banyak kesesakan yang ia alami sebagai seorang yang diurapi.
Akan tetapi, Tuhan selalu menyediakan sukacita yang membuatnya bertahan.
Dalam Mazmur ini, kita menemukan doa Daud kepada Allah yang benar,
membenarkan, dan menaruh kebenaran dalam dirinya. Pada bagian lain, ia
menempatkan diri sebagai sosok yang menegur, menasihati, dan
memeringatkan orang-orang yang mencemarkan kemuliaan dalam dirinya. Ia
juga mengajak mereka berbalik kepada Allah dan memersembahkan korban
yang benar kepada Allah. Pada akhir Mazmur ini, Daud menyaksikan
perbuatan Allah dalam hidupnya sebagai orang yang dipilih dan diurapi dan
diperkenankan Allah menikmati kebaikan dalam hidup.
Kisah Para Rasul 3:11-20. Kuasa Kristus yang bangkit telah
menyembuhkan seorang yang lumpuh hingga menghebohkan pengunjung
Serambi Salomo. Dan, peristiwa tersebut menjadi momen kesaksian Petrus
dan Yohanes tentang Kristus yang mati dan bangkit menggenapi yang sudah
difirmankan. Momen tersebut juga mernpakan sebuah kritik yang diharapkan
menginsyafkan orang-orang Yahudi dan menerima Yesus sebagai Mesias
yang dijanjikan bagi mereka sejak semula. Bagi Petrus dan Yohanes,
perlakuan orang Yahudi kepada Yesus adalah sebuah kesalahan, karena
mereka telah membunuh Yang Kudus dari Allah Abraham, Ishak, dan
Yakub. Yesus-lah yang sesungguhnya akan memimpin mereka kepada hidup
yang berkenan kepada Allah.
1 Yohanes 3:1-10 menegaskan bahwa di dalam Kristus, dosa manusia
telah diampuni. Pengampunan itu menjadikan setiap orang percaya sebagai
anak-anak Allah (keistimewaan) harus hidup dalam kebenaran seperti Kristus
dan teguh dalam pengharapan akan kembali-Nya. Hal tersebut diperlukan
agar tidak disesatkan dan berperangai sebagai anak-anak Tulis. Cara hidup
anak-anak Allah haruslah berbeda dengan anak-anak Tulis. Anak-anak Allah
berjuang untuk tidak berbuat dosa lagi sementara anak-anak Tulis terns
berkanjang dalam dosa. Anak-anak Allah penuh kasih terhadap saudaranya
sedangkan anak-anak Tulis tidak mengasihi saudaranya.
Lukas 24:36-49 mernpakan kisah kehadiran Yesus di tengah-tengah
percakapan para murid. Di sana, Yesus mengingatkan bahwa semua yang
telah dialami-Nya adalah penggenapan atas semua nubuatan para nabi. Ia
melihat betapa pentingnya pemahaman para murid tentang hubungan antara
nubuat para nabi dengan semua yang telah dialami-Nya. Mengapa ini
penting? Karena, merekalah yang akan menjadi saksi Kristus bagi semua
bangsa. Kehadiran Yesus di tengah-tengah para murid adalah untuk
menghalau keraguan mereka akan kebenaran peristiwa kebangkitan-Nya.

KORELASI
Pergumulan hidup selalu menghadang orang-orang yang dipilih
Tuhan, seperti Daud, Petrus, dan Yohanes. Akan tetapi, kuasa dan kasih
Allah selalu dinyatakan. Kuasa yang mengubah rasa takut menjadi sukacita,
mengubah kelemahan, kesakitan menjadi kesembuhan, dan kuasa yang
mengubahkan orang berdosa menjadi anak-anak Allah. Kuasa-Nya terns
meneguhkan pengharapan kita tentang kebenaran Kristus yang telah mati dan
bangkit agar hidup kita pun menjadi sernpa dengan Dia.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Pengakuan Gereja Toraja Bab 3 menjelaskan bahwa manusia dicipta
menurnt gambar dan rnpa Allah. Penciptaan itu menempatkan manusia
dalam relasi tanggung jawab dengan Allah, relasi dalam kebenaran dan
ketaatan. Kemudian, dosa telah mernsakkan relasi itu dan
menempatkannya pada posisi yang tidak lagi hidup dalam kebenaran,
melainkan hidup dalam
murka Allah. Hanya karena kasih karunia Allah, Kristus datang menjadi
manusia tanpa dosa yang menanggung hukuman demi keselamatan kita.
Karya selamat dalam Kristus oleh Roh Kudus yang menebus dan
menguduskan kita, menjadikan kita milik Kristus, kepunyaan Kristus, umat
Allah yang barn. Dalam konteks inilah, setiap orang adalah milik Kristus
wajib hidup seperti Kristus dan menjadi serupa dengan Kristus (bdk. Rm.
8:29; 2 Kor. 3:18).

Allah adalah sumber sukacita


Hidup yang dijalani adalah momen perjumpaan dan interaksi dengan
sesama. Perjumpaan tersebut menyatakan bahwa ada orang yang sejalan,
seide, segagasan, dan setujuan. Namun, ada juga orang yang berseberangan
dengan kita. Daud belajar untuk hidup dalam tuntunan Tuhan, tetapi justru
menemukan orang-orang yang justru menjauh dari Allah. Petrus dan
Yohanes, yang memercayai Kristus mati dan bangkit, berjumpa dengan orang
Saduki, yang tidak percaya kepada kebangkitan orang mati serta pemimpin
pemimpin Yahudi, merasa terusik dengan pengajaran dan kesaksian mereka
tentang Yesus. Bahkan Yesus menemukan dalam diri para murid keraguan
tentang kebenaran kebangkitan-Nya. Realitas tersebut secara gamblang
diungkapkan Yohanes tentang anak-anak Tulis dan anak-anak Allah.
Perjumpaan yang mengusik ketenangan hidup dan membangkitkan
kegelisahan. Namun, bagi Daud, Petrus, Yohanes dan para murid lainnya,
kepeduliaan Allah dan kehadiran Kristus yang menghadirkan damai sejahtera
adalah sumber sukacita dalam ragam realitas hidup termasuk dalam
perjumpaan dengan yang berbeda sikap dan pandangan tentang kebenaran
Allah dalam Kristus.

Kuasa Kristus yang mati dan bangkit


Kesembuhan orang lumpuh karena imannya kepada Kristus telah
menjadi sumber kegaduhan di masyarakat. Betapa tidak, orang yang sehari
hari dijumpai tidak berdaya di dekat pintu Bait Allah, kini dapat berjalan dan
mengikuti Petrus dan Yohanes di Serambi Salomo. Kesembuhan tersebut
mengundang tanya, dengan kuasa manakah semua itu terjadi?
Kegaduhan tersebut justru dimanfaatkan dengan baik oleh Petrus dan
Yohanes untuk mengungkapkan fakta tentang Kristus. Fakta bahwa
ketidakpahaman orang-orang Yahudi tentang Mesias yang harus menderita,
telah menyebabkan kematian Kristus dan pembebasan seorang penjahat.
Keberdosaan memerlukan sikap pertobatan dan kesediaan menerima Kristus
sebagai Mesias yang mati dan bangkit agar manusia menerima-Nya. Karena
kepada merekalah, pertama-tama Allah membangkitkan hamba-Nya dan
mengutus-Nya untuk memimpin mereka kembali dari segala kejahatan (ay.
26). Fakta bahwa Kristus yang telah bangkit berkuasa menyembuhkan si
lumpuh dan menghalaukan keraguaan para murid untuk bersaksi tentang
Kristus.

Hidup kian Serupa dengan Kristus


Kematian dan kebangkitan Kristus telah menjadikan orang-orang
yang percaya menerima hak istimewa, yakni menjadi anak-anak Allah. Hak
istimewa tersebut menjaminkan hak sebagai ahli waris dari segala janji Allah
(bdk. Gal. 4:7). Kalau oleh pengorbanan Kristus kita dijadikan anak-anak
Allah, maka dengan bagaimanakah kita seharusnya hidup? Yohanes
mengukapkan bahwa pada saat Kristus menyatakan diri, kita akan menjadi
serupa dan akan melihat-Nya dalam kemuliaan. Artinya, menjadi anak-anak
Allah adalah sebuah proses untuk menjadi serupa dengan Kristus. Proses
untuk hidup benar sama seperti Kristus benar ada-Nya. Proses tersebut adalah
hidup dalam kasih kepada Allah dan sesama sama seperti Kristus mengasihi
Bapa dan taat kepada-Nya (bdk. Yoh. 15:9), serta mengasihi manusia dengan
mengorbankan hidup-Nya. Keserupaan dengan Kristus tentu bukanlah dalam
kellahian-Nya, tetapi dalam cara hidupnya sebagai Anak Manusia.

Bahan Penelaahan Alkitab, 15-20 April 2024

MENJADI SAMA SEPERTI DIA


La susi dukamo a'ganNa
Mazmur4

Tujuan:
I. Jemaat meyakini bahwa Allah telah menyatakan kasih-Nya dengan menjadikan
kita orangpilihan-Nya dan anak-anak-Nya dalam Kristus.
2. Jemaat mau hidup sebagai orang-orang pilihan dan sebagai anak-anak Allah yang kian
serupa dengan Kristus.

PEMAHAMAN TEKS
Daud menyerukan doa kepada Allah yang membenarkan dan
menaruh kebenaran dalam dirinya. Ia juga menegur, menasihati, dan
memeringatkan orang-orang yang mencemari dirinya dengan dosa. Mereka
hidup dalam kecemaran, kebohongan dan kesia-siaan. Daud pun mengajak
mereka bertobat mempersembahkan korban yang benar kepada Allah. Di
akhir seruannya, ia menyaksikan perbuatan Allah dalam hidupnya sebagai
orang yang dipilih dan diurapi. Orang yang diperkenankan-Nya menikmati
kebaikan Allah dalam hidup yang penuh sukacita. Pribadi yang meyakini
bahwa Allah mendengarkan doa dan seruannya senantiasa. Pengalaman
spiritual Daud bersama Allah menjadi teladan bagi kita dalam
berpengharapan, beriman, dan melakukan kasih sekalipun kita berat. Ada
banyak kesesakan yang dia alami, tetapi Tuhan selalu memampukannya
bertahan.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Sebagai orang yang dipilih dan dibenarkan oleh Allah seperti Daud,
kehidupan seperti apa yang harusnya dinyatakan? (To dipilei sia to
dibilang malolomoki' diomai Puang Matua susi Daud. lake susito, umba
tongan susi tu soyanan katuoan ladipapayan'!)
2. Bagi Daud apakah sukacita yang melimpah dalam hidupnya, dan apa pula
sukacita kita yang melimpah dalam hidup kita sebagai milik Kristus?
(Apara tu mandu losong napoparannu Daud Ian katuoanna?, na ia ke kita umba
tu tasanga mandu dipoparannu Ian katuoanta susi misa' taunna Kristus?)
Bahan Khotbah Minggu Paskah IV, 21 April 2024

BUKAN GEMBALA UPAHAN


Tangia To Mangkambi' Sumaro
Bacaan Mazmur
: Mazmur23
Bacaan 1
: Kisah Para Rasul 4:5-12
Bacaan2
: Yohanes 10:11-18(BU)
Bacaan 3
: I Yohanes 3:16-24
Nas Persembahan
: Mazmur 30:5
Petunjuk Hidup Barn
: Yohanes 10:14,15

Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa Allah adalah Gembala yang baik dalam hidup ini.
2. Jemaat meneladai Kristus sebagai Gembala yang berkorban bagi keselamatan domha
domba-Nya.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 23 merupakan kesaksian iman Daud tentang Tuhan yang
bersedia berjalan bersamanya melintasi lembah kekelaman, sebuah kondisi
yang bagi banyak orang menakutkan, mencemaskan, dan tanpa harapan.
Dalam imannya, Tuhan adalah menjadi Gembala yang menuntunnya,
menjaganya, memeliharanya, dan memastikannya sampai pada hidup
menikmati kemuliaan bersama Allah sepanjang masa. Kesediaan Allah
tersebut adalah gambaran kedekatan Allah dengan orang yang dikasihi-Nya.
Penghayatan iman Daud mengajarkan sikap seorang gembala terhadap
kawanan domba gembalaannya. Sebagai seorang yang pernah
menggembalakan kawanan domba, Daud mengetahui kebutuhan
gembalaannya dan jenis bahaya yang mengancam. Gembala harus menjaga
mereka dan memastikan terpeliharanya domba-domba di padang rumput dan
mata air yang tenang. Keadaan itulah yang terns dinyatakan Allah dalam
hidupnya sebagai Gembala yang baik.
Kisah Para Rasul 4:5-12 adalah kisah Petrus dan Yohanes di hadapan
para imam besar yang mempertanyakan tentang kuasa dan nama Yesus. Bagi
mereka berdua, pengadilan para Imam bukanlah hal yang menggentarkan,
karena mereka telah menyaksikan peristiwa kematian dan kebangkitan
Kristus penggenapan nubuat para nabi. Pengadilan para imam adalah
kesempatan bagi mereka untuk menegaskan bahwa Yesus Kristus sebagai
batu terbuang yang telah menjadi penjuru yang mandatangkan keselamatan.
Percayanya 5000 orang laki-laki kepada kesaksian Petrus dan Yohanes
tentang Kristus telah menggemparkan dan sekaligus menjadi ketakutan bagi
pemimpin-pemimpin Yahudi dan Ahli Taurat. Akibatnya, mereka berupaya
meredam gerakan itu dengan cara mengadili Petrus dan Yohanes. Kuasa Roh
Kuduslah yang memberikan kepada mereka keberanian untuk menyaksikan
Kristus sebagai satu-satunya jalan beroleh keselamatan.
1 Yohanes 3:16-24 merupakan penegasan Yohanes bahwa Yesus
telah menyatakan kasih-Nya dengan memberikan nyawa untuk domba
domba-Nya. Dengan demikian, mereka yang percaya kepada Kristus punya
kewajiban hidup seperti Yesus. Setia dalam kebenaran Allah, hidup dalam
ketaatan kepada Allah, dan hidup dalam kasih yang benar kepada sesama.
Dan, kepada mereka, Roh Kuduslah akan terns memampukan untuk
menghampiri hadirat Allah tanpa takut. Roh itulah yang terns menerus
menginsyafkan orang percaya bahwa Allah hadir di dalam kita menjalani
kehidupan yang tidak mudah. Kisah dan cara hidup adalah pembuktian
bahwa kita adalah anak-anak Allah atau anak-anak Tulis.
Yohanes 10:11-18 memproklamasikan Kristus sebagai Gembala yang
baik, yang mengenal dan dikenal oleh domba-domba-Nya, dan menyerahkan
nyawa-Nya. Proklamasi ini adalah sebuah kritik tegas bagi para pemimpin
pemimpin Yahudi yang berperilaku sebagai gembala upahan. Gembala
upahan hanya menghitung-hitung upah dan kesenangan diri tanpa
memerdulikan bahaya yang mengancam, yang menceraiberaikan bahkan
membinasakan kawanan domba yang dipercayakan padanya. Yesus
memaparkan sikap gembala yang sangat kontras antara Gembala yang baik
dan setia serta gembala yang hanya memikirkan upah. Gembala yang
berkorban untuk keselamatan kawanan dombanya berbeda dengan gembala
yang rela mengorbankan kawanan dombanya demi keselamatan dirinya.
Gembala yang mengerjakan dengan sungguh kehendak Bapa dan gembala
yang memikirkan keuntungan dirinya sendiri.

KORELASI
Allah adalah Gembala yang baik, yang selalu memastikan domba
tuntunan-Nya selamat. Gembala yang mempertaruhkan hidup-Nya demi
keselamatan dombaNya. Sebaliknya gembala-gembala upahan tidak memiliki
rasa peduli selain pada upah dan kesenangan diri.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Pengakuan Gereja Toraja Bab 1 menegaskan bahwa Allah adalah
satu satunya sumber kehidupan, berkat, dan kebaikan. Hanya Dialah yang
boleh disembah. Allah Tritunggal (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) mencipta,
memelihara, dan menyelamatkan umat untuk terns hidup dalam kasih,
kebenaran, dan keadilan-Nya. Penjelasan ini menggarisbawahi sentralitas
Allah dalam segala dimensi hidup manusia, sebagai pemilik, pemimpin, dan
penyelamat bagi umat-Nya.

Allah adalah Gembala


Pengalaman adalah guru untuk memaknai hidup termasuk dalam
berinteraksi. Pengalaman Daud sebagai seorang gembala yang diserahi
tanggung jawab untuk tidak hanya memastikan kawanan dombanya cukup
makan, tetapi juga memastikan keamanannya dari marabahaya dalam relasi
dan interaksinya dengan Allah. Pengalaman itu melahirkan ungkapan dan
gambaran indah tentang-Nya. Dalam kisah hidupnya yang tidak mudah,
Daud sungguh-sungguh melihat dan mengalami pemeliharaan Allah yang tak
berkesudahan. Ia melihat Allah sebagai Gembala yang tidak pemah lalai
dalam menjaga dan memeliharakan hidupnya. Di masa sulit, Allah adalah
Gembala yang berjalan bersamanya memastikannya melewati semua itu
dengan selamat. Dalam bahaya, Allah adalah Gembala yang siaga dengan
gada dan tongkat unrnk menghalau segala yang mengancam. Dan dalam
lintasan hidupnya, Allah adalah Gembala yang berjalan di depan untuk
menemukan padang rumput yang hijau dan mata air yang segar, serta
memastikan bahwa sebagai domba gembalaan-Nya, Daud tidak kekurangan.

Kristus adalah Gembala


Gambaran Allah sebagai Gembala yang diungkapkan Daud sungguh
menyata dalam diri Kristus Yesus. Ia adalah wujud kehadiran Allah yang
tidak berkesudahan dalam hidup umat-Nya. Sebagai Gembala, Kristus
mencari domba-domba yang tersesat karena dosa. Ia adalah Gembala yang
bertaruh nyawa untuk keselamatan domba-domba-Nya. Gembala yang
melintasi lembah kematian untuk memberikan hidup yang kekal kepada
umat-Nya. Ia adalah Gembala yang selalu ingin dekat kepada kawanan
dombaNya yang mengenal mereka dengan baik dan sebaliknya. Ia tidak
membiarkan kawanan domba-Nya diambil. Gambaran Kristus sebagai
Gembala merupakan sebuah kritik terhadap pola kepemimpinan yang
berlangsung dalam komunitas Yahudi. Kemimpinan yang gila hormat,
kepemimpinan yang mencari untung, seperti gembala upahan yang melulu
berpikir tentang untung rugi.

Pemimpin sebagai gembala yang baik ataukah upahan?


Dalam kehidupan jemaat, kita mengenal pemimpin-pemimpin:
pendeta, penatua, dan diaken. Sementara, dalam kehidupan bermasyarakat,
kitapun mengenal ragam sebutan bagi sosok yang disebut pemimpin.
Pertanyaan mendasarnya adalah "seperti apa jabatan atau sebutan itu
dimaknai atau diterima"? Apakah kepemimpinan itu diterima sebagai
kesempatan untuk mengusai orang lain dan memeroleh upah dan
keuntungan? Ataukah sebagai sebuah kesempatan unrnk menyatakan
tanggung jawab membawa orang-orang yang dipimpin, domba-domba
kepada kehidupan yang lebih baik?
Paham terhadap panggilan sebagai gembala-gembala dalam
jemaat ataupun pemimpin dalam masyarakat sangatlah memengaruhi
perilaku baik para gembala/pemimpin terhadap yang dipimpin. Pada
akhirnya, hal tersebut berdampak pada relasi dan komunikasi yang tercipta
dalam komunitas. Pemimpin sebagai gembala benar akan selalu
memastikan komunitasnya/jemaat/umat berjalan dengan aman dalam
berbagai kesukaran dan terarah dengan jelas dan tepat. Sebaliknya, pemimpin
sebagai gembala yang mencari untung akan menarik diri dari ragam
kesulitan yang dihadapi kawanan gembalaannya dan tidak peduli dengan
apa yang mengancam hidup mereka.
Bahan Penelaahan Alkitab, 22-27 April 2024

BUKAN GEMBALA UPAHAN


Tangia to mangkambi' sumaro
Kisah Para Rasul 4:5-12

Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa Allah adalah Gembala yang baik dalam hidup ini.
2. Jemaat meneladai Kristus sebagai Gembala yang berkorban bagi keselamatan domba
domba-Nya.

PEMAHAMANTEKS
Pasal empat ini harus dibaca dari ayat pertama. Sebab, empat ayat
pertama memberikan informasi penting. Bagian tersebut menginformasikan
kepada kita bahwa orang-orang Saduki dan pengawal Bait Allah menangkap
dan memenjarakan Petrus dan Yohanes. Selanjutnya, kita mendapati bahwa
para pemimpin terprovokasi oleh isi dan dampak dari khotbah Petrus.
Sebagaimana kita temui, ada 5000 laki-laki, tidak termasuk perempuan dan
anak-anak, mendengar khotbah kedua rasul lalu bertobat (ay. 4). Sebagai
informasi tambahan, orang Saduki adalah kelompok Yahudi yang tidak
percaya konsep kebangkitan. Karena itu, ajaran kedua rasul serta
popularitasnya dipandang berbahaya. Penolakan terhadap kedua rasul bukan
lahir dari orang Yahudi biasa, melainkan para pemimpin Bait Allah dan
bangsawan Yahudi. Mereka adalah orang yang dipercayakan oleh Romawi
untuk mengatur dan memerintah di Yudea. Karena itu, mereka memiliki
otoritas politik dan religious untuk menangkap pengikut Yesus.
Selanjutnya, kita juga mendapati bahwa Kisah Para Rasul
menggambarkan bahwa para rasul mewarisi dan melanjutkan setiap aspek
pelayanan Yesus, yakni menyembuhkan, berkhotbah, melayani, dan juga
menentang orang-orang yang memiliki kekuatan untuk melawan
mereka. Pertanyaan Imam Besar Kayafas pada kedua rasul sangat penting,
yakni mengenai kuasa mereka melakukan semua perkara tersebut. Kata
Yunani "kuasa" adalah "dunamis" yang berarti otoritas. Pertanyaan tersebut
sangat mendasar, sebab mereka memiliki otoritas, baik secara politik maupun
secara religius.
Respons Petrus menandakan implikasi yang sangat serius. Ayat 8-12
menjelaskan bahwa kuasa yang mereka gunakan adalah kuasa Yesus Kristus
Anak Allah. Kuasa itu membawa mereka pada pelayanan yang besar, yakni
melakukan kebajikan, menyembuhkan orang sakit dsbnya. Jawaban tersebut
adalah kritik pada mereka, sebagai pemimpin, yang tidak menggunakan
jabatannya untuk menggembalakan umat.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Petrus dan Yohanes telah menyaksikan kepada pemimpin Yahudi bahwa
Kristus adalah pemimpin/gembala yang telah mati untuk keselamatan
domba-dombaNya. Bagaimanakah sesungguhnya cara memimpin para
pemimpin Yahudi yang berbeda dari Yesus? (Napessa'bian Petrus so/a
Yohanes lako pekaamberan to Yahudi kumua ia tu Kristus iamo to
mangkambi' tu mangka mate belanna mintu' domba-Na. Umba susi
kasisengaranna tu pa'pana'ta'na Puang Yesu anna pa'pana'ta'na
pekaamberan to Yahudi?)
2. Kalau Petrus dan Yohanes begitu gamblang menyaksikan Yesus yang
mengorbankan diri sebagai pemimpin/ gembala, lalu bagaimana dengan
kita? (apa yang hendak kita saksikan dan nyatakan sebagai pemimpin
dalam keluarga, jemaat dan masyarakat). (Puang Yesus iamo to
mangkambi' tu umpemalaran kale-Na belanna domba-dombana. Umba susi ke
dipasitende'i tomai to sitoe tokon la Ian tondok (ambe' tondok) la Ian
kaparentan?)

Bahan Khotbah Minggu Paskah V, 28 April 2024

AKUPERCAYA
Tontong Kupatongan
Bacaan Mazmur : Mazmur 22:26-32
Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 8:26-40 (BU)
Bacaan 2 : 1 Yohanes 4:7-21
Bacaan 3 : Yohanes 15:1-8
Nas Persembahan : Mazmur 32:26
Petunjuk Hidup Barn : Kisah Para Rasul 8:37

Tujuan:
I. Jemaat percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juru Selamat.
2. Jemaat tetap teguh mempercayai Allah di tengah-tengah pergumulan dan
penderitaan.

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 22:26-32 merupakan nyanyian pengharapan Daud di tengah
kesukaran. Ia bergumul karena merasa jauh dari Allah. Dengan tetap
menaruh harap pada Tuhan, ia terns memercayai bahwa Allah-lah yang
berdaulat atas semua bangsa, baik yang rendah hati maupun yang sombong.
Daud meyakini bahwa pada akhirnya nanti semua orang akan menyembah
Allah dan menceritakan segala yang dilakukan-Nya.
K.isah Para Rasul 8:26-40 merupakan kisah perjumpaan Filipus dan seorang
Sida-sida dari tanah Etiopia, seorang yang telah dikebiri (to dibaliannt).
Perjumpaan tersebut terjadi dalam tuntunan Roh Kudus. Mereka
memercakapkan nubuat dalam kitab Yesaya tentang anak domba kelu yang
akan digunting bulunya dan akan dibawa ke pembantaian. Filipus
menjelaskan bahwa nubuat anak domba itu telah digenapi di dalam Yesus
Kristus, Anak Allah. Percakapan tersebut membawa Sang Sida-sida
memercayai Kristus dan mengungkapkan pengakuan "Aku Percaya, bahwa
Yesus Kristus adalah Anak Allah." Akhirnya, sang Sida-sida bersedia untuk
dibaptis.
Lalu, mengapa Filipus membaptis seorang yang telah dikebiri?
Hukum Israel jelas melarang laki-laki yang dikebiri terlibat dalam ibadah
Israel (Im. 21:20; Ul. 23:1). Sebagaimana telah kita baca bahwa Sang Sida
sida sedang membaca Yesaya 53:7-8. Dengan itu, Filipus memberitahu
kepadanya tentang Yesus (ay. 32-35) bahwa Hamba itu "dianiaya karena
pelanggaran umat-Ku." Karena itu, bacaan kita ini menggambarkan kematian
Yesus sebagai akibat dari dosa-dosa Israel. Seperti yang kita baca, akhir
bacaan ini menegaskan Injil menyebar sampai ke ujung bumi, bahkan ketika
seseorang itu adalah seorang yang ditolak (dikebiri). Ketika Kerajaan Allah
diberitakan di dalam Yesus Kristus, tidak hanya Si Sida-sida yang
sebelumnya dikucilkan, tetapi juga kita semua yang mengaku dan percaya
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat.
1 Yohanes 4:7-21 menyaksikan kasih adalah hakikat Allah. Kasih itu
mewujud dalam Kristus, Anak Allah, yang diutus sebagai pendamaian atas
dosa-dosa manusia. Kasih Allah di dalam Kristus adalah kasih yang
sempuma bagi dunia dan melenyapkan ketakutan. Hidup dalam kasih akan
menggerakkan kita untuk berelasi baik dengan Tuhan dan dengan sesama.
Yohanes 15:1-8. Yesus menyebut diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar.
Orang yang percaya dan mengikut-Nya adalah ranting-rantingnya. Orang
yang hidupnya melekat pada Yesus akan menghasilkan buah yang baik
mendapat asupan nutrisi dari firman-Nya. Sebaliknya, orang yang tidak
melekat pada Yesus, hidupnya seperti ranting kering yang tidak berbuah dan
akan dicampakkan ke dalam api. Kita tidak dapat hidup tanpa pokok anggur,
yaitu Yesus. Barangsiapa tinggal di dalam-Nya, ia akan berbuah banyak,
sebab di luar Yesus, kita dapat berbuat apa-apa (ay. 5). Pemyataan "tinggal
di dalam Alru" bermakna percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah;
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat; melakukan perintah
Allah; dan tetap percaya kepada Injil; serta hidup dalam persekutuan kasih
tubuh Kristus.

KORELASI
Orang yang percaya kepada Kristus sebagai Anak Allah tidak akan
pemah meragukan kebenaran firman, kasih, dan kuasa Roh-Nya. Percaya
kepada Allah, menyuara dalam pengakuan bahwa kita percaya "Yesus itulah
Tuhan dan Jurus Selamat. Kepercayaan kepada Allah terwujud dalam praktik
kasih sebagai hakikat Allah.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


PercayasebagaiPengakuan
Yesus adalah Pokok Anggur dan setiap orang yang percaya kepada-Nya
adalah ranting-ranting-Nya. Hal tersebut menandakan bahwa setiap orang
percaya tidak bisa menjalani kehidupannya tanpa Yesus yang sekaligus
menegaskan keringkihan manusia. Pengakuan Sang Sida-sida bahwa "Alru
Pereaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah" adalah pengakuan yang
lahir dari tuntunan Roh Kudus. Roh Kudus membuat seseorang mampu
mengaku dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia.
Inti Pengakuan Gereja Toraja berbunyi "Yesus Kristus itulah Tuhan dan
Juru Selamat". Di bawah tuntunan Roh Kudus, Gereja Toraja mengakui
bahwa hanya Yesus Kristus satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat dunia.
Pengakuan itu lahir dari pengalaman dan pengetahuan tentang Allah di
dalam Kristus, di tengah-tengah begitu banyak pihak yang
mengaku/mengaku-ngaku sebagai juruselamat.

Kasih sebagai Bukti Kepercayaan Kepada Allah


Daud yang bergumulan dan merasa jauh dari Allah, senantiasa
berpengharapan dan memuliakan Allah. Ia meyakini dan menyeritakan
kedaulatan Allah di tengah-tengah kehidupan manusia. Semua orang
hams menyeritakan perbuatan dan kasih Allah kepada generasi barn. Kita
mengenal Allah di dalam kasih-Nya kepada manusia dan seluruh ciptaan.
Kasih menandakan bahwa setiap orang adalah orang percaya. Karena itu,
kepercayaan kepada Allah menjadi tidak berarti sama sekali jika kita
tidak hidup saling mengasihi. Kasih Allah menuntut kita pula untuk
mengasihi sesama. Jika kita hidup saling mengasihi, maka Allah ada di
dalam diri kita. Dalam kasih, tidak ada ketakutan, karena kasih
melenyapkan ketakutan. No fear in love, nothing is loss (di dalam cinta
tidak ada ketakutan, sama sekali tidak).

Bahan Penelaan Alkitab, 29 April-04 Mei


2024 Minggu Paskah V

AKUPERCAYA
Tontong Kupatongan
Mazmur 22:26-32
Tujuan:
I. Jemaat percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juru Selamat.
2. Jemaat tetap teguh mempercayai Allah di tengah-tengah pergumulan dan
penderitaan.

PEMBIMBING TEKS
Sejak awal Mazmur 22, tampil seseorang yang sedang berada dalam
ketegangan. Misalnya, "Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh" (ay. 2) dan
"Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak
menjawab... " Namun, menariknya pada bagian tersebut, Pemazmur
menyandingkan keluhannya dengan pemyataan deklaratif seperti "Padahal
Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel
(ay. 4), dan "Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau
yang membuat aku aman pada dada ibuku (ay. 10). Dua puluhan ayat pertama
dari Mazmur ini menampilkan seseorang yang berada dalam kesusahan,
penuh dengan pemyataan-pemyataan yang berlawanan (kontradiktif)
tentang
penderitaan manusia dan kebaikan Tuhan. Lalu, pada ayat-ayat terakhir
Mazmur ini, warna suara Pemazmur berubah. Meski awalnya bertentangan,
Pemazmur telah menunggu, mengawasi, bekerja, dan bertahan. Ayat 26
menunjukkan transisi Pemazmur (bdk. ay. 1). Ia mengajak seluruh umat
untuk juga mengalami transformasi sebagaimana yang ia lami Pemazmur
dengan memanjatkan syukur dan pujian kepada Tuhan.
Ayat 26-32 menukas perbuatan Tuhan bagi seorang pribadijuga akan
dilakukan bagi seluruh dunia. Ia melakukannya bagi orang-orang rendah hati,
orang miskin, orang yang mencari Tuhan (ay. 27), dan sampai ke ujung bumi
serta segala bangsa (ay. 29-30). Generasi ke generasi akan terns menyeritakan
kemuliaan dan keadilan Allah (ay. 31-32). Jika kita mengaitkannya dengan
peristwa Jumat Agung hingga Paskah, kita dapat mengandaikan ayat 2-25
adalah masa kelam penderitaan K.ristus pada Jumat Agung. Karena itu, tidak
heran jika kita mendapati Yesus mengucapkan ayat 2 "Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?" dalam beberapa bagian Injil (Mat.
27:46 dan Mrk. 15:34). Sementara, ayat 26-32 berubah menjadi fajar
kebangkitan. Di sana, semua orang yang lemah dan berseru menyebut nama
Allah dalam kelemahannya akan makan dan kenyang, seperti yang
dipersaksikan oleh Pemazmur. Dalam kehidupan sekarang ini, ketika kita
dihadapkan pada penderitaan, bukankah ketika percaya kepada K.ristus Sang
Juruselamat, kita akan bergerak dari kegelapan menuju fajar dan mewartakan
pembebasan yang datang dari Allah kepada umat-Nya?

PERTANYAAN DISKUSI
1. Diskusikan dan ceritakanlah pengalaman-pengalaman anda, terutama
ketika anda merasa ditinggalkan oleh Allah! (Ta pada pokadai tu a'gan
mangka diola, umba susi ta sa'ding ke narampoiki' kamagasan anna butungki' to
natampe Puang Matua.)
2. Lalu, ungkapkan dan refleksikan masa-masa transisi atau perubahan
pengalaman-pengalaman tersebut menuju fajar atau perubahan hidup
menjadi lebih baik! (Ta pokada pa'nannunganta, denraka anna tu'tunki'
tu a'gan mapai' Ian katuoanta, apa situru' lumingkana attu anna dikabu'tui tu
ka tilendokan diomai a'gan iato.)
Bahan Khotbah Minggu Paskah VI, 5 Mei 2024

YANG PERCAYA MEMENANGKAN DONIA


lat tu To Ma'patongan Untaloi Lino
Bacaan Mazmur
: Mazmur98
Bacaan 1
: Kisah Para Rasul 10:40-48
Bacaan2
: 1 Yohanes 5:1-5 (BU)
Bacaan 3
: Yohanes 15:9-27
Nas Persembahan
: Mazmur 98:4
Petunjuk Hidup Barn
: 1 Yohanes 5:3-4

Tujuan:
9. Jemaat memahami bahwa orang percaya dapat memenangkan dunia melalui
pendidikan.
10. Jemaat tergerak mendidik dunia dengan kasih Kristus.

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 98 termasuk dalam kelompok Mazmur yang menekankan
Allah sebagai Raja (Mzm. 95-99). Pemazmur bersyukur kepada Allah atas
pembebasan atas bangsa Israel dari penindasan bangsa lain. Ungkapan
tersebut adalah ungkapan yang mengajak seluruh umat memuji Tuhan
dengan lagu-lagu dan dalam suasana gembira. Ajakan itu meliputi Bait Allah
(ay. 1-3), ke semua orang di bumi (ay. 4-6), dan semua ciptaan (ay. 7-8).
Kisah Para Rasul 10:40-48 menyeritakan permulaan penyebaran Injil
Yesus K.ristus kepada semua bangsa. Perubahan pemahaman Petrus tentang
Injil yang harus diberitakan juga kepada bangsa di non Yahudi, bermula dari
peristiwa di Yope di rumah saudagar kulit yang bernama Simon. Di tempat
itu, Petrus mendapat penglihatan dalam mimpi, yaitu sebuah layar lebar yang
di dalamnya terdapat binatang berkaki empat, binatang melata dan burung.
Allah meminta Petrus untuk memakannya, padahal semua binatang tersebut
adalah binatang haram bagi orang Yahudi. Petrus akhirnya mengerti arti
penglihatan itu setelah tiga orang datang memintanya pergi ke Kaisarea
menjumpai Komelius, seorang perwira tentara Italia yang percaya kepada
Tuhan. Peristiwa tersebut menyadarkan Petrus bahwa Allah telah
meruntuhkan pemisahan orang Yahudi dan orang bukan Yahudi (ay. 28).
Keselamatan di dalam K.ristus harus diberitakan kepada semua bangsa.
1 Yohanes 5:1-5 menyeritakan keberadaan guru-guru palsu yang
sombong dan tidak memiliki kasih. Para guru palsu mengajarkan bahwa yang
rohani itu baik dan yangjasmani itu buruk. Jelas, pandangan tersebut adalah
filsafat dualisme. Pemahaman itu membuat mereka menyangkal inkamasi
dan kellahian Yesus. Para guru palsu tidak dapat menerima hakikat diri Yesus
sebagai manusia dan juga adalah Allah. Yohanes membantah para guru palsu
tersebut dengan mengajarkan bahwa setiap orang percaya harus menerima
Yesus adalah K.ristus yang diperanakkan Allah. Menurut Yohanes, iman
berasal dari Tuhan. Karena itu, keyakinan orang percaya adalah lahir dari
Tuhan. Orang yang beriman percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Orang yang
percaya bahwa Yesus adalah Kristus memiliki iman yang dapat mengalahkan
dunia, sebab Yesus adalah pemilik dunia.
Yohanes 15:9-27 menjelaskan alasan orang percaya harus saling
mengasihi (ay. 9-11). Bapa mengasihi Yesus dan kasih itu meluap bagi kita.
Karena itu, kita diminta tetap tinggal dalam kasih Kristus dengan tekun. Cara
untuk tetap tinggal di dalam-Nya adalah dengan ketaatan kepada-Nya seperti
ketaatan Yesus kepada Bapa. Dengan menuruti perintah mengasihi, kita akan
tinggal dalam Kasih-Nya. Orang percaya tidak disebut hamba tetapi sahabat
karena Kristus mengharapkan ketaatan bukan sebagai hamba, namun sahabat
yang menaati perintah karena kasih. Sekalipun orang percaya saling
mengasihi sebagai wujud ketaatan kepada Allah, namun dunia membencinya.
Dunia membenci karena orang percaya tidak berasal dari dunia dan menolak
Kristus karena tidak mengenal-Nya. Karena itu, tugas orang percaya adalah
mengajarkan dunia untuk mengenal Kristus dan mengasihi-Nya.

Korelasi
Keempat bacaan memberi pesan yang sama dalam hubungannya
dengan Tuhan, orang percaya, dan dunia. Kepercayaan kepada Tuhan tidak
boleh berhenti pada diri sendiri saja. Akan tetapi, ia harus meneruskannya
kepada orang lain (dunia) dengan cara mendidik bahwa Allah yang benar itu
berkuasa atas dunia ini.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Dimenangkan di dalam Kristus dan Memenangkan dunia bagi Kristus
Menurut 1 Yohanes 5:1-5, cara untuk memiliki hidup berkemenangan
atas dunia adalah dengan beriman kepada Kristus. Yohanes menegaskan
bahwa yang lahir dari Allah akan mengalahkan dunia dengan iman. Wujud
iman adalah kasih kepada Allah dan sesama serta ketaatan kepada Kristus. 1
Yohanes 5:4 berbunyi: "Sebab sega/a sesuatu yang /ahir dari Allah, te/ah
menga/ahkan dunia. Dan kemenangan yang menga/ahkan dunia ada/ah: Iman
percaya kita ". Kata 'mengalahkan', dituliskan dua kali, bermakna lampau
(past tense) dan kini (present tense). Artinya, kata mengalahkan bermakna
telah terjadi dan sementara dikerjakan. Karena itu, orang percaya sudah
mengalami kemenangan dengan beriman kepada Kristus dan akan terns
bekerja memenangkan dunia bagi Kristus.

TertlS Mendidik Dunia dengan Kasih Kristus


Kata Ibrani 'pendidik' adalah Rabbi yang berarti guru. Kata ini
dikenakan bagi orang yang menonjol dalam pengetahuan. Karena itu, seorang
Rabbi juga adalah orang yang diagungkan. Dalam pemahaman itulah, Yesus
juga disebut sang Guru Agung. IA telah berziarah di dunia dengan mengajar.
Pengajaran-nya membuahkan orang percaya yang disebut murid-murid
Kristus.
Terkait dengan penghayatan bulan pendidikan nasional di negara kita,
Indonesia, kita patut memaknai bahwa setiap orang percaya adalah pendidik
(guru) yang mengajarkan kebenaran di dalam Kristus. Pendidikan harus
dilakukan secara terus-menerus (tanpa henti) dan pada setiap kesempatan.
Keberlanjutan (kontinuitas) gerakan mendidik orang lain (dunia) terlihat
dalam keempat bacaan kita. Hal itulah yang dilakukan pemazmur {Mzm. 98),
yang mengajar dengan mengajak orang lain untuk memuji Tuhan; Allah
mendidik Petrus untuk melaksanakan tugas mendidik Kornelius menerima
Kristus sepenuh-Nya melalui baptisan (Kis. 10:40-48); Yohanes 15:9-27
mengajarkan kita untuk terns mengajar dunia mengenal Kristus, sehingga
dunia mengasihi-Nya; dan 1 Yohanes 5:1-5 mengajak kita untuk mengajar
dunia dengan ajaran yang benar, yaitu Kristus adalah Allah dan manusia
sejati yang telah memenangkan dunia dengan pengurbanan-Nya.

Bahan Penelaan Alkitab, 6-11 Mei 2024

YANG PERCAYA MEMENANGKAN DONIA


Ia tuTo Ma'patongan Untaloi Lino
Mazmur 98:1-9

Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa orang percaya dapat memenangkan dunia
melalui pendidikan.
2. Jemaat tergerak mendidik dunia dengan kasih Kristus.

PEMBIMBING TEKS
Mazmur 98 merupakan pengakuan sekaligus ajakan untuk memuji
Allah karena keselamatan yang telah dilakukan-Nya. Dalam ayat 1-3, kata
"keselamatan" diulang sebanyak tiga kali. Pengulangan itu menegaskan
tindakan dan karya Allah tidak hanya terbatas kepada kaum Israel, tetapi juga
"segala ujung bumi". Seluruh ciptaan Tuhan di muka bumi ini mendapat
bagian dalam karya keselamatan-Nya. Kata keselamatan dalam NRSV (New
Revised Standard Version) diterjemahkan sebagai victory (kemenangan).
Akar kata kerja Ibraninya adalah yasha yang berarti "menyampaikan" atau
"membebaskan". Terjemahan itu mengartikan bahwa kemenangan Tuhan
terjadi melalui pembebasan bagi seluruh ciptaan.
Bagian akhir dari Mazmur ini mengajak umat untuk mengingat Allah,
selain sebagai Raja yang membebaskan, juga sebagai Raja yang menghakimi.
"Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan
kebenaran" (ay. 9). Keadilan merujuk kepada tindakan kesetaraan yang tidak
dilakukan atas penilaian terhadap suatu hak-hak istimewa. Penghakiman
dengan kebenaran berarti tindakan yang dilakukan secara jujur dan
berdasarkan pada hal yang benar. Pemazmur menunjukkan pembebasan yang
dilakukan Allah sebagai Raja atas penindasan yang dialami umat Israel,
sejalan dengan penghakiman yang dilakukan secara adil dan benar.
Sebagaimana pengakuan pemazmur atas tindakan pembebasan yang
dilakukan Allah, kita pun dipanggil untuk meneruskan karya pembebasan
Allah dalam dunia ini. Sebagai orang percaya, kita meyakini bahwa kita
mampu memenangkan dunia untuk Kristus, salah satunya melalui
pendidikan. Pendidikan yang membebaskan dari keterbelakangan bahkan
dari ketidakberdayaan menuju pada kehidupan yang lebih baik.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Dalam ayat 9, penghakiman Allah dilakukan secara adil dan benar.
Menurut saudara, bagaimana bentuk kemenangan kita, orang percaya,
dapat dilakukan dengan adil dan juga benar? (Lan aya' 9 dipokada
kumua ia tu Puang Matua ma'pao/ai sa/u, maruru' sia tang pakayun
bimbang.Situru' pa'nannunganta, umba /adikua umpamanassai tu
kapata/oanta u//endui kama/o/oan sia kama/amburan tang pakayun
bimbang?)
2. Pada bulan ini, kita memeringati Hari Pendidikan Nasional. Sehubungan
dengan hal itu, menurut saudara apa peran pendidikan yang dapat
menolong kita untuk mengakui pembebasan/keselamatan dari Allah
seperti yang diungkapkan oleh pemazmur? (Lan te bu/an iate anna
dipengki/a/ai tu a/lo kadipamanassanna pa'panundu' Ian panta'nakan /o/o
(Passiko/an). Siumpu'na te kapengki/a/an iate,sama/e/e siamo raka tu kama/o/oan
sia katonganan Ian tumengkana pa'panondu' u//endui' panta'nakan /o/o?)

Bahan Khotbah Kenaikan Yesus ke Surga - Kam.is, 9 Mei 2024

KUASA TUHAN MEMBER! SUKACITA


Kapaanna Puang tu Mepakarannu

Bacaan Mazmur : Mazmur93


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 1:1-11
Bacaan2 : Efesus 1:15-23
Bacaan 3 : Lukas 24:44-53 (BU)
Nas Persembahan : Efesus 1:15-16
Petunjuk Hidup Barn : Kisah Para Rasul 1:9

Tujuan
1. Jemaat meyakini bahwa momentum kenaikan Yesus Kristus ke Surga adalah bukti
bahwa takhta Allah tidak bisa digoyahkan.
2. Jemaat mengimani bahwa orang-orang yang percaya akan teguh dalam iman dan penuh
dengan sukadta.

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 93:1-5 merupakan pengantar nyanyian pujian untuk
menyeritakan keagungan Tuhan sebagai Raja yang kedaulatan-Nya kekal.
Tahta Allah yang tegak dan kekal (ay. 2) terbukti dengan tetap teguhnya tahta
itu, sekalipun digoyahkan oleh berbagai upaya. Secara umum, para penafsir
sepakat bahwa Mazmur ini dituliskan pasca pembuangan Babel. Kedaulatan
dan takhta Tuhan yang kekal dipersaksikan berdasar pada pengalaman
panjang umat-Nya dibuang ke Babel. Seluruh upaya untuk menggoyahkan
dan meruntuhkan takhta Tuhan diumpamakan suara-suara air (sungai dan
ombak laut) yang besar dan hebat (ay. 3-4). Namun, sekuat apapun upaya
untuk menggoyahkan dan merubuhkannya, tahta Tuhan tidak pernah goyah
sedikit pun. Sebab itu, pemazmur menyanyikan pengakuannya bahwa Tuhan
adalah raja yang kekal.
Kisah Para Rasul 1:1-11 merupakan bagian pengantar buku kedua
Lukas kepada Teofilus yang bertujuan meyakinkan Teofilus akan kebenaran
pengajaran terkait Yesus Kristus (Luk. 1:4; Kis. 1:1). Kisah yang tertulis pada
ayat 2-11 sebenarnya telah termuat dalam Injil Lukas. Namun, Lukas tetap
menuliskannya lebih rinci. Ayat 3-4 menegaskan bahwa kedaulatan Allah
melalui karya Yesus Kristus tidak dapat digoyahkan bahkan oleh maut
sekalipun. Kebangkitan dan kehadiran Yesus Kristus di tengah-tengah murid
Nya (makan bersama) menjadi bukti bahwa kedaulatan-Nya mengatasi segala
sesuatu. Akan tetapi, kelihatannya para murid masih memiliki harapan
kepada Yesus Kristus untuk membebaskan Israel secara politis. Jawaban
Yesus terhadap harapan para murid (ay. 7-8) sangat menarik. Ia tidak
mematahkan harapan mereka, tetapi mengajarkan para murid untuk
memercayakan hidup secara total kepada Allah. Di akhir, Yesus kembali
menegaskanjanji-Nya bahwa para murid akan terns dituntun dan disertai oleh
RohKudus.
Efesus 1:15-23 merupakan bagian dari surat Paulus yang ditulis ketika
ia dipenjarakan di Roma (K.is. 16). Menariknya, kendatipun Paulus sangat
menderita karena perlakuan yang diterimanya di penjara, ia tetap mengucap
syukur (ay. 16). Paulus mengucap syukur karena mendengar tentang
kehidupan keberimanan dan kasih jemaat di Efesus yang terwujud kepada
semua orang (ay. 15). Mengapa jemaat di Efesus memiliki iman dan kasih
sedemikian rnpa? Jawabannya tertera dalam ayat 18-22. Frasa "supaya Ia
menjadikan...." dan kata "ditentukan-Nya" (ay. 18) mengandung makna
bahwa Allah di dalam Yesus Kristus-lah yang menjadikannya demikian.
Lebih lanjut pada ayat 19-22, Paulus menjelaskan kedahsyatan kuasa Allah
yang telah membangkitkan Yesus dan menempatkan Yesus di sebelah kanan
Nya di Sorga. Kekuasan-Nya jauh lebih tinggi dari segala kuasa yang pemah
ada, yang ada dan yang akan ada. Dengan kekuatan kuasa Allah di dalam
Yesus Kristus melalui Roh Kudus, jemaat di Efesus memiliki iman dan kasih
yang membuat Paulus terns mengucap syukur.
Lukas 24:44-53. Sebelum berpisah dengan para murid-Nya, pada ayat
44-47, Yesus mengingatkan para murid bahwa segala sesuatu yang telah
mereka alami, pemah Ia sampaikan sebelumnya. Bahkan jauh sebelum itu,
rangkap tiga kanon kitab Ibrani (Taurat Musa, kitab Nabi-nabi, dan Mazmur)
telah menubuatkan karya, kuasa, dan inisiatif Allah untuk menjumpai dan
menebus ciptaan-Nya dari kuasa dosa (ay. 44). Pada ayat 49, Yesus kembali
mengukuhkan janji Allah untuk mencurahkan Roh Kudus yang akan
memampukan mereka mempersaksikan semua karya dan kuasa Allah di
dalam Yesus Kristus. Ayat 50-51 mengisahkan prosesi perpisahan Yesus dan
para murid melalui peristiwa kenaikan Yesus ke Sorga.
Pada ayat 52, kata "menyembah" berasal dari bahasa Yunani
proskuneo yang berarti bersujud atau tersungkur hingga setara dengan tanah
sambil memuja (melafalkan sesuatu yang isinya pasti pengagungan kepada
yang dipuja). Menariknya, kata proskuneo hanya ditujukan kepada sosok
yang mahamulia. Aksi yang dilakukan para murid bermakna bahwa mereka
telah meyakini dan mengimani sepenuhnya Yesus sebagai Tuhan dan
Jurnselamat yang kuasa-Nya tidak tertandingi oleh apapun.
KORELASI
Benang biru dari seluruh teks di atas adalah kuasa dan kedaulatan
Allah mengatasi segala sesuatu. Melalui karya Yesus, kuasa itu menegaskan
kedaulatan-Nya bahkan maut sekalipun tidak dapat menandingi dan
menggoyahkan kuasa Allah. Seperti pemazmur, para murid dan jemaat di
Efesus, orang-orang yang percaya pada kuasa Allah akan teguh dalam iman
dan penuh dengan sukacita.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Perpisahan yang Menyukacitakan
Kisah perpisahan Yesus dengan para murid memberi kesan perasaan
yang kontras dengan perpisahan pada umumnya. Perpisahan dengan Yesus
tidak mendukacitakan mereka. Sebaliknya, mereka justru pulang dengan
sangat bersukacita. Apa yang membuat mereka merespons perpisahan dengan
cara atau perasaan tidak biasa? Mereka telah mengimani secara penuh Yesus
adalah Anak Allah yang kuasa-Nya tidak tertandingi. Keyakinan itu
paripurna saat Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mengerti karya
Allah di dalam K.itab Suci. Ketakutan-ketakutan biasanya muncul manakala
kita tidak mengetahui apa yang akan kita hadapi. Respons yang sama oleh
pemazmur dan Paulus bahwa kita bisa bersukacita meskipun kita belum tahu
apa yang akan dihadapi hanya dengan mengimani bahwa kuasa apapun
takluk di bawah kuasa Tuhan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika kita
benar-benar mengimani kedahsyatan kuasa Tuhan melalui Yesus Kristus
yang melampaui segala sesuatu.

Yakin akan Janji Tuhan


Kisah perpisahan para murid dengan Yesus, tidak berakhir dengan
kesedihan karena para murid sangat yakin dengan perkataan Yesus. Yesus
menegaskan janji-Nya bahwa Roh Kudus akan dicurahkan kepada mereka.
Walaupun Yesus tidak lagi bersama-sama dengan mereka, tetapi penyertaan
dan kuasa-Nya masih menyertai mereka melalui Roh Kudus. Hal itulah yang
menjadi alasan mereka bersukacita. Roh yang sama juga yang telah membuat
jemaat di Efesus memiliki iman dan kasih sedemikian yang membuat Paulus
bersukacita meski dalam penderitaan. Senada dengan itu, Yesus tidak pernah
memberi jaminan bahwa kita tidak akan menderita, tetapi hanya dengan
mengandalkan kuasa Roh Kudus kita tetap dapat bersukacita meski
penderitaan datang silih berganti. Kebergantungan pada kuasa Allah di dalam
Yesus Kristus oleh Roh Kudus, mampu membuat kita terns penuh dengan
sukacita.
Bahan Khotbah Minggu Paskah VII, 12 Mei 2024
DIKUDUSKAN DALAM KEBENARAN
Dipamanindan Umpoparinding Kamanapparan
Bacaan Mazmur : Mazmur 1:1-6
Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 1:15-17, 21-26
Bacaan 2 : 1 Yohanes 5:6-13
Bacaan 3 : Yohanes 17:6-19
(BU) Nas Persembahan
Petunjuk Hidup Barn : 1 Yohanes. 5: 12-13
Tujuan:
1. Warga jemaat dapat mengerti dan yakin akan kedudukannya sebagai orang-
orang yang telah dikuduskan dalam kebenaran.
2. Warga jemaat dengan sukacita menjalani kehidupannya sehari-hari dalam
kekudusan dan kebenaran.

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 1:1-6 menyebutkan dua kelompok manusia, yaitu kelompok
orang-orang benar (ay. 1-3) dan kelompok orang berdosa atau orang fasik
(ay. 4-5). Kelompok pertama adalah orang berbahagia karena menyukai
Taurat Tuhan dan merenungkannya sepanjang waktu. Mereka pun tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan
tidak duduk dalam kumpulan pencemoh. Dampaknya, mereka seperti pohon
yang ditanam di tepi aliran air, menghasilkan buah pada musimnya, daunnya
tidak layu, serta apapun yang diperbuatnya berhasil. Sebaliknya, kelompok
orang fasik digambarkan seperti sekam yang ditiup angin. Pengandaian ini
diambil dari tempat pengirikan di atas bukit yang mana angin dapat
memisahkan sekam dari gandum. Selain itu, mereka tidak akan tahan dalam
penghakiman dan dalam perkumpulan orang benar. Pada ayat 6, pemazmur
menyimpulkan kedua kelompok ini dalam satu pemyataan singkat: Tuhan
mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Kisah Para Rasul 1:15-17, 21-26 mengisahkan proses pemilihan
pengganti Yudas. Petrus berinisiatifmencari pengganti Yudas. Karena itu, ia
mengajukan beberapa kriteria, yaitu rajin dan setia berkumpul bersama para
murid sejak dari baptisan Yohanes sampai Yesus terangkat ke surga.
Berdasarkan kriteria itu, mereka mengusulkan Barabas dan Matias. Mereka
menentukan siapa pengganti Yudas dengan cara membuang undi. Cara
memilih dengan membuang undi telah lama dipraktikkan dalam kehidupan
orang Israel (lih. Bil. 26:55; 33:54; 34:13; 36:2; Yos. 14-2). Allah
memperbolehkan Israel membuang undi untuk mengungkapkan kehendak
Nya dalam sebuah situasi (Yos. 18:6-10; 1 Taw. 24:5,31, Ams. 16:33).
Sebelum membuang undi mereka semua berdoa (ay. 24), sehingga ketika
Matias terpilih melalui pengundian itu, mereka percaya bahwa itu adalah
ketetapan dan pilihan Allah sendiri.
1 Yohanes 5:6-13. Ayat 9 menegaskan bahwa kesaksian Allah lebih
kuat dari pada kesaksian manusia. Dalam interaksi dengan sesama manusia,
kita sering menerima atau tidak menerima kesaksian mereka. Kesaksian
Allah yang lebih kuat itu ialah kenyataan bahwa Ia sendiri telah
mengaruniakan
Anak-Nya, sehingga kita beroleh hidup yang kekal (ay. 11). Selanjutnya, ayat
10 menegaskan bahwa siapa yang percaya kepada Anak, berarti menerima
kesaksian itu dalam dirinya dan yang tidak percaya kepada Allah
menganggap Allah sebagai pendusta. Karena itu, ayat 12-13 menyajikan dua
altematif, yakni siapa yang menerima Anak memiliki hidup dan siapa yang
tidak memiliki Anak tidak memiliki hidup.
Yohanes 17:6-19 adalah bagian dari doa Yesus untuk murid-murid
Nya sebelum Ia ditangkap, diadili, dan dihukum mati. Yesus berdoa untuk
murid-murid-Nya karena Dia tahu betul kelebihan dan kekurangan mereka.
Ia meminta agar Allah senantiasa memelihara mereka dalam dunia dan
melindunginya dari yang jahat (ay. 11, 15) karena dunia akan membenci
mereka (ay. 14). Karena itu, Ia memohon Allah menguduskan mereka dalam
kebenaran (ay. 17, 19). Kata yang dipakai untuk menguduskan adalah
"hagiazein" yang berasal dari kata "hagios". LAI menerjemahkannya dengan
kata "kudus". Secara harafiah, kata ini berarti "berbeda" atau "terpisah". Jadi,
hagiazein mengandung paling tidak dua makna, yakni memisahkan atau
mengasingkan untuk suatu tugas khusus dan sekedar diasingkan (dipisahkan).
Pemisahan ini juga berimplikasi pada diperlengkapinya seseorang dengan
kualitas akal budi, hati, dan sifat yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
tersebut.

KORELASI
Orang Kristen adalah orang yang telah terpilih dan menerima
kehidupan yang kekal dalam Yesus Kristus Sang Anak Allah. Karena itu, kita
adalah orang yang telah dikuduskan dalam kebenaran harus berbeda dengan
dunia, sekaligus menyaksikan bahwa hanya di dalam Yesus kita memeroleh
kehidupan dan keselamatan yang kekal.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


1. Agama adalah salah satu atribut penanda pada diri seseorang yang
dicantumkan dalam kartu identitas apakah di KTP (Kartu Tanda
Penduduk), Kartu Keluarga, atau berbagai formulir atau dokumen
lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa agama adalah salah satu aspek
penting yang melekat pada diri manusia sebagai hak asasinya. Sebab itu,
manusia disebut "homo religiosus" atau manusia sebagai mahluk yang
beragama. Agama pada prinsipnya menata hidup pemeluknya dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Namun, ada orang marah kalau dicap
sebagai orang yang tidak beragama, sekalipun hidupnya sehari-hari tidak
mencerminkan dan tidak mencirikan ajaran dari agama yang dianutnya.
2. Orang Kristen adalah orang-orang yang menyatakan diri panganut
dan pengikut Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Dalam
kekristenan, hal ini bukanlah karena pilihan bebas, tetapi kita
sepenuhnya meyakini sebagai pilihan dan panggilan dari Allah.
Hanya karena kasih karunia Allah, Ia mengaruniakan keselamatan
bagi manusia. Jadi keselamatan itu adalah anugerah Allah (Sola
Gracia: hanya oleh anugerah). Hal ini menegaskan bahwa Allah
sendiri yang telah memilih dan memanggil kita sebagai umat-Nya. Kita
adalah orang-orang yang telah dikuduskan dan sekaligus dibenarkan
hanya di dalam dan melalui Yesus Kristus. Sebagai
orang yang telah dikuduskan dalam kebenaran Allah, orang Kristen
harus menata kehidupannya sesuai dengan kebenaran Allah.
3. Sebagai orang-orang yang telah ditebus dan dibenarkan Allah, kita
menjadi menjadi umat Allah dan keluarga Allah yang mewujud sebagai
gereja. Hal ini mengandung konsekuensi pada kehidupan orang percaya
harus berpadanan sesuai dengan kehendak Tuhan sebagaimana yang
disampaikan-Nya. Karena itu, telah menjadi suatu tuntutan bagi setiap
orang percaya untuk terns menerus belajar memahami kehendak Tuhan
melalui Firman-Nya. Hanya di dalam dan melalui Alkitab kita dapat
memahami kehendak Tuhan, dapat mengetahui dengan benar mana
yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, yang
dengannya kita dapat menata kehidupan kita untuk benar-benar
mewujudkan pola hidup sebagai orang yang dikuduskan dalam
kebenaran.

Bahan Pendalaman Alkitab, 13-18 Mei 2024

DIKUDUSKAN DALAM KEBENARAN


Dipamanindan Umpoparinding Kamanapparan
1 Yohanes 5:6-13
Tujuan:
1. Warga jemaat dapat mengerti dan yakin akan kedudukannya sebagai orang-orang
yang telah dikuduskan dalam kebenaran.
2. Warga jemaat dengan sukacita menjalani kekudusan hidup dalam kebenaran.

PEMBIMBING TEKS
1 Yohanes 5:6-13 dimulai dengan ayat 6 dengan pemyataan bahwa
Yesus K.ristus telah datang sebagaimana disaksikan oleh Roh Kebenaran.
Pada saat Yesus disalibkan, lambung-Nya ditikam dengan tombak oleh
seorang prajurit dan dari luka-Nya segera tertumpah keluar air dan darah
(Yoh. 19:34-35). Bagi Injil Yohanes, peristiwa ini mengandung misteri dan
makna yang luar biasa. Karena itu, hanya Injil inilah yang mencatat dan
melaporkannya, tidak ada dalam ketiga Injil lainnya. Air dan darah adalah
tanda yang mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan kita.
Ia rela menumpahkan dara-Nya serta mengorbankan diri-Nya untuk menebus
dosa manusia. Air sebagai tanda bahwa kita telah menerima pengampunan
yang dikerjakan Yesus.
Dalam ayat 9, perikop ini menegaskan kesaksian Allah lebih kuat dari
pada kesaksian manusia. Kesaksian yang lebih kuat itu adalah kenyataan
bahwa Ia sendiri telah mengaruniakan Anak-Nya, sehingga kita beroleh hidup
yang kekal (ay. 11). Ayat 10 menegaskan orang yang percaya kepada Anak,
berarti menerima kesaksian itu dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang
tidak percaya berarti ia menganggap Allah sebagai pendusta.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Menurut bapak/ibu bagaimana bentuk-bentuk nyata yang seharusnya
dinampakkan dalam kehidupan orang-orang yang dtelah dikuduskan
dalam kebanaran? (Situru' pa'nannunganta, umbasia susi tu manassana
katuoan ladipapayan Ian katuoanta tu kita to disa'bu'mo to dipamaindanmo Ian
kamanappara.)
2. Menurut pengamatan dan pengalaman masing-masing, apa kendala
utama bagi orang Kristen dalam menjalani kehidupan yang telah
dikuduskan dalam kebenaran? Dan bagaimana menghadapi kendala
kendala tersebut? (Iatu ditirona sia diolainna, apa sia tu nenne'
ussakkalanganni to ma'patongan umpapayan kamaindanan sia kamanapparan?
na umba ladikua untingayoi tu sakkalangan iato'!)

Bahan Khotbah Minggu Pentakosta, 19 Mei 2024

ROHYANGMEMULIHKANPENGHARAPAN
Penaa tu Umpasule Kapa'rannuaan
Bacaan Mazmur
: Mazmur 104:19-30
Bacaan 1
: Yehezkiel 37:1-14 (BU)
Bacaan2
: Roma 8:22-27
Bacaan 3
: Yohanes 15:26-27, 16:4b-15
Nas Persembahan
: Mazmur 104:24
Petunjuk Hidup Barn
: Yehezkiel 37:14

Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa Roh Kudus terns memulihkan pengharapan orang percaya.
2. Jemaat merespons karya Roh Kudus dengan terus hidup dalam kebenaran dan
mempersaksikan keselamatan di dalam Kristus.

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 104 adalah nyanyian tentang Allah Sang Pencipta dan
Pemelihara segala sesuatu. Pemazmur menekankan peran pemeliharaan
Allah atas semua ciptaan-Nya. Dalam ayat 24, ia mengakui bahwa dunia
dijadikan dengan kebijaksanaan dan dunia dipenuhi ciptaan Allah. Laut yang
besar, luas, dan dapat dilewati kapal-kapal layar adalah tempat yang penuh
dengan ciptaan Tuhan. Binatang kecil dan besar yang tidak terbilang
banyaknya (ay. 25-26). Kelangsungan hidup semua ciptaan tergantung
kepada Tuhan (ay. 27-29). Dalam ayat 30, Pemazmur berbicara secara khusus
tentang Roh Allah yang memberi kehidupan, sekaligus membaharui muka
bumi. Sebab itu, Pemazmur berharap kiranya kemuliaan Tuhan tetap untuk
selama lamanya (ay. 31). Karenanya, ia senantiasa bernyanyi bagi Tuhan
selama ia hidup dan akan terns bersukacita karena Tuhan (ay. 33-34). Di
samping itu, Pemazmur mengingatkan bahwa orang-orang yang menentang
Allah pasti akan musnah (ay. 35).
Yehezkiel 37:1-14 mengisahkan Tuhan yang membawa Yehezkiel ke
lembah yang penuh tulang-tulang. Tulang-tulang tersebut adalah gambaran
"seluruh kaum Israel", baik Kerajaan Israel Selatan maupun yang sementara
dalam pembuangan (ay. 11). Allah memerintahkan Yehezkiel untuk
menubuatkan bahwa "tulang-tulang" itu akan dibangkitkan dan dipulihkan
(ay. 4-6), serta akan membawa mereka kembali ke tanah Israel kendati
kehidupan mereka sangat suram sebagaimana yang diungkapkan bahwa
mereka seperti "tulang-tulang kami sudah kering", "pengharapan kami sudah
lenyap" dan "kami sudah hilang" (ay. 11). Dalam keputusasaan itu, Tuhan
menyurnh Yehezkiel menyampaikan nubuat tersebut. Proses pemulihan
kehidupan mengingatkan kita pada kisah penciptaan manusia. Hal itu
dikisahkan dalam Kejadian 2:7, manakala Adam dibentuk dari debu tanah
yang dihembusi "nafas hidup". Dengan cara yang sama, Israel yang "mati"
akan dipulihkan dengan menghembusi mereka nafas hidup dan mencurahkan
Roh-Nya sehingga mereka hidup kembali (ay. 6, 9, 10,14).
Roma 8:22-27 mernpakan perikop lanjutan dari uraian Paulus
tentang pengharapan anak-anak Allah. Dalam ayat 22, Paulus mengakui
bahwa segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit
bersalin. Kiasan itu sangat tepat, karena seorang ibu yang melahirkan
bersedia dan rela menderita sakit, demi lahirnya sang anak. Orang percaya,
yang telah menerima karunia sulung Roh, tidak lepas dari keluhan-keluhan.
Namun, orang-orang percaya dijamin dengan pengharapan, yaitu menantikan
pengangkatannya sebagai anak (ay. 23). Pengharapan masa depan yang mulia
yang dinantikan dengan tekun (ay. 24-25) mendasari orang Kristen mampu
menjalani kehidupannya dengan sabar dan setia. Orang Kristen tetap tekun
dan setia berjalan dalam pengharapan, karena Roh Kudus terns hadir
menolongnya dalam kelemahannya.
Yohanes 15:26-27, 16:4b-15 menyeritakan pesan-pesan Yesus
kepada murid-murid-Nya tentang hal-hal yang akan mereka alami setelah Ia
kembali kepada Bapa. Ia meyakinan mereka bahwa Sang Penghibur, Roh
Kebenaran, akan turun ke atas mereka. Roh itu akan bersaksi tentang Yesus,
namun murid-murid juga harus turnt bersaksi (ay. 26-27). Pekerjaan Roh
Kudus untuk dunia mencakup tiga (3) aspek, yakni (1) menginsyafkan dunia
dari dosa, (2) menginsayfkan dunia akan kebenaran, dan (3) menginsyafkan
dunia akan penghakiman (ay. 8-11). Selain itu, Roh Kudus juga akan
memimpin mereka (murid-murid) dalam selurnh kebenaran Allah (ay. 13),
dan memberitakan kepada mereka apa yang diterima dari Yesus (ay. 15).

KORELASI
Keempat teks berkelindan dalam pemahaman bahwa Roh Allah
(Kudus) terns memimpin orang percaya dalam menjalani kehidupannya.
Sekalipun kita (orang percaya) mengalami berbagai tantangan atau masalah,
kita tidak akan kehilangan pengharapan sebab Roh Kudus akan terns
membantu kita dalam kelemahan kita, memulihkan pengharapan yang pudar,
dan memimpin kita dalam seluruh kebenaran Allah dalam kehidupan yang
kekal.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Tulang Kering, Hilangnya Pengharapan
Penglihatan Yehezkiel (ay. 1,7,8,11) menggambarkan kondisi Israel
dalam masa pembuangan. Keadaan mereka seperti tulang kering yang secara
bio-sel telah mati dan tidak mungkin hidup kembali. Dalam kondisi
demikian, Israel sungguh kehilangan pengharapan. Rasa tawar hati mereka
amat dalam.
Mereka berada dalam situasi seperti terabaikan, dibiarkan tidak terkubur, dan
tidak ada yang tersisa kecuali tulang kering. Penglihatan itu merupakan
gambaran Israel yang berada dalam persoalan hidup yang sangat menekan
tanpa pengharapan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa hal itu dialami Israel
karena ketidaktaatan mereka kepada Allah. Karena itu, hidup di luar kuasa,
kasih, dan kehendak Allah menjadikan kehidupan manusia berada dalam
situasi bermasalah dan tanpa pengharapan.
Kondisi tersebut sering kita jumpai dalam keadaan sulit, misalnya
gagal panen, anak-anak tidak mendapatkan tempat kerja setelah tamat kuliah,
bisnis gagal, dan lain-lain. Apa yang perlu diingat dalam situasi hidup yang
demikian? Yang perlu diingat adalah bahwa ketika kenyataan hidup yang
sulit dan menekan kita jumpai, yang mana posisi kita. Apabila kita berada
pada posisi di luar kuasa, kasih, dan kehendak Allah, kita akan seperti Israel
yang ditemukan seperti "tulang-tulang kering", "pengharapan sudah lenyap",
dan "serasa sudah hilang."

Roh Kudus terus Memulihkan Pengharapan


Penglihatan Yehezkiel juga menggambarkan kebangkitan orang mati.
Terkait dengan konteks Israel dalam pembuangan, kebangkitan yang
dimaksud menunjuk kepada kepastian pengharapan bahwa Tuhan akan
mengumpulkan kembali umat-Nya yang sudah terserak seperti tulang kering
dan akan kembali ke negeri mereka. Jadi, ada keadaan kebangkitan yang
dialami dari keadaan yang menderita dan teraniaya di pembuangan kepada
pembaharuan hidup yang dimerdekakan dan penuh damai sejahtera di dalam
Tuhan. Roma 8:22-27 menegaskan bahwa orang percaya juga akan
mengalami kebangkitan dan pembaharuan dalam menghadapi hidup dengan
banyak keluhan dan persoalannya.
Gambaran kebangkitan orang mati telah sempuma di dalam karya
Yesus Kristus yang mengalahkan maut. Bagi orang-orang percaya ada
jaminan tentang masa depannya dan pengharapan, yakni menantikan
pengangkatannya sebagai anak yaitu pembebasan tubuh (Rm. 8:23).
Pengharapan tentang masa depan yang mulia itulah yang harus dinantikan
dengan tekun (Rm. 8:24-25) dan mendasari orang Kristen dapat menjalani
kehidupannya dengan sabar dan setia. Yesus Kristus telah menjadi yang
sulung di antara orang-orang percaya yang bangkit dari kematian sebagai
jaminan bahwa kebangkitan dari kematian adalah sebuah kepastian.
Peristiwa Pentakosta merupakan penggenapan janji Yesus Kristus
kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan merima Roh Kudus, yang akan
menghibur dan menguatkan murid-murid bersaksi tentang Kristus dalam
dunia (Yoh, 15:26-27, 16:4b-15). Sebagai orang yang percaya, kita meyakini
bahwa Roh Kudus meneguhkan kita menyaksikan keselamatan kepada dunia.
Roh Kuduslah yang meyakinkan dan memeteraikan keselamatan itu di dalam
hati dan kehidupan kita. (PGT Bab 1, butir 6). Ia yang akan selalu
memulihkan pengharapan kita setiap hari, sehingga kita dikuatkan menjalani
hidup, termasuk saat kita berjumpa dengan persoalan-persoalan yang
menekan kehidupan kita, sehingga kita tetap berada dalam kuasa, kasih, dan
kehendak-Nya. Selamat merayakan dan menikmati hari keturunan Roh
Kudus.
Bahan Penelaan Alkitab 20 - 25 Mei 2024)

ROHYANGMEMULIHKANPENGHARAPAN
Penaa tu Umpasule Kapa'rannuaan
Roma 8: 22-27

Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa Roh Kudus terns memulihkan pengharapan orang percaya.
2. Jemaat merespons karya Roh Kudus dengan terus hidup dalam kebenaran dan
mempersaksikan keselamatan di dalam Kristus.

PEMBIMBING TEKS
Dalam Roma 8:22-27, kita menemukan pengajaran penting mengenai
harapan, kekecewaan, dan kehidupan yang penuh dengan kelemahan dan
keterpurukan. Harapan adalah sebuah kekuatan yang luar biasa. Ia
memberikan daya dan dorongan dalam kelemahan dan keterpurukan. Dalam
tantangan dan kesulitan dalam hidup ini, harapan bagaikan pelita yang
memancarkan cahaya di tengah kegelapan.
Di sisi lain, harapan juga dapat menjadi sumber kekecewaan. Pada
umumnya, kita mempunyai harapan-harapan yang tinggi, tetapi kita hanya
mendapatkan kekecewaan. Ketika harapan pupus, kita merasa hancur,
kecewa, dan putus asa. Dalam hidup ini, kita bisa melihat bahwa ada banyak
situasi ketika harapan justru menghambat kita untuk melangkah. Misalnya,
kita memiliki kerinduan untuk hidup sehat dan bugar, tetapi penyakit
melanda tubuh kita, dan kesehatan yang kita harapkan menjadi sekadar
khayalan saat kita terbaring sakit. Bahkan, dalam keadaan yang tidak sesuai
dengan harapan kita, seringkali benih-benih harapan yang tumbuh justru
adalah ungkapan kekecewaan, penderitaan, kutuk, dan kebencian.
Paulus mengingatkan kita bahwa dalam segala sesuatu hams
digantungkan pada Allah. Ia adalah sumber harapan yang nyata dan pasti.
Mungkin kita mengeluh, namun pada saat yang sama kita menanti Kristus
datang kembali. Kita tidak bisa menempatkan harapan kita semata-mata pada
diri kita, orang lain, atau bahkan dunia ini. Dunia ini penuh dengan
penderitaan, kekecewaan, dan ketidakpastian. Harapan yang sejati hanya
dapat ditemukan dalam Tuhan kita. Firman-Nya mengatakan bahwa Allah
bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia, bagi mereka yang
dipanggil sesuai dengan rencana-Nya (ay. 28). Allah telah menetapkan
rencana keselamatan bagi kita sejak semula dan akan memenuhi janji-janji
Nya.

PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI


1. Bagaimana anda melihat dan menilai harapan dalam kehidupan sehari
hari? Apakah anda setuju bahwa harapan bisa menjadi sumber tenaga dan
dorongan, dan juga bisa menjadi sumber kekecewaan? (Umba takua
untiroi sia untimbangi tu diona apa dirannuan Ian katuoanta? Natarimaraka
timbanganta to ke dikua ia tu rannunta ma'din mendadi kamatotoran sia
denduka attu anna pabu'tu kapenassanan.)
2. Dalam keadaan-keadaan yang tidak sesuai dengan harapan kita,
bagaimana kita dapat menemukan harapan sejati dalam Tuhan? Apakah
anda memiliki pengalaman pribadi di mana harapan berubah menjadi
kekecewaan, tetapi anda menemukan harapan yang nyata dalam
hubungan anda dengan Allah? (Lan ma'rupa-rupa tu dirannuanna, umba
ladikua anna dikabu'tui tu rannu matontongan Ian Puang? Denki' raka tu
mangkamo unnolai tu a'gan kumua ia tu dirannuanna mendadi
kapenassanan, apa Ian tu iannato anna dikabu'tui tu kamanassan
kapa'rannuanan Ian kasiumpuran sisola Puang?)

Bahan Khotbah Minggu Pentakosta II, 26 Mei 2024


HUTPGI

SENTUHAN YANG MENGGERAKKAN


lake narumbuki' manassa mepatigega'
Bacaan Mazmur
: Mazmur 29:1-11
Bacaan 1
: Yesaya 6:1-8 (BU)
Bacaan2
: Roma 8:12-17
Bacaan 3
: Yohanes 3:1-17
Nas Persembahan
Petunjuk Hidup Barn : Mazmur 29:2
: Roma8:17

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa sentuhan Allah adalah sentuhan yang menggerakkan.
2. Jemaat tergerak melanjutkan sentuhan Allah bagi sesama.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 29:1-11 adalah pujian kepada Allah Israel yang penuh
kemuliaan, kekuatan, dan keperkasaan-Nya atas seluruh alam. Beberapa
penafsir melihat bahwa pada saat penulisan pujian ini sedang terjadi badai
besar disertai guntur, kilat, dan hujan. Kekuasaan Tuhan diwujudkan melalui
suara-Nya yang muncul sebanyak tujuh (7) kali (ay. 3, 4, 5, 7, dan 9). Suara
Tuhan bukan hanya menumbangkan pohon aras Libanon, tetapi juga
membuat Gunung Libanon melompat-lompat seperti anak lembu dan
Gunung Siryon seperti anak banteng (ay. 6). Libanon dan Siryon, yang
berada di bagian utara Israel, dipenuhi tempat dan praktik pemujaan dewa-
dewa Baal. Orang-orang Kanaan memercayai dewa-dewa Baal berkuasa atas
hujan (air) dan badai (guntur). Padang gurun Kadesh (ay. 8) menggambarkan
alam liar yang tidak bisa dikendalikan manusia, tetapi dapat dikendalikan
oleh suara Tuhan. Karena itu, Mazmur ini menegaskan bahwa bukan dewa
Baal yang berkuasa dan perlu disembah, tetapi Tuhan yang kepada-Nya
seluruh ciptaan tunduk. Pemazmur mengakhiri pujiannya dengan
permohonan bahwa Tuhan sendirilah yang akan memberikan kekuatan dan
memberkati umat-Nya dengan kesejahteraan (ay. 11).
Yesaya 6:1-8 diawali dengan keterangan bahwa Raja Uzia yang
dihukum Allah. Allah menjumpai Yesaya dengan kedahsyatan kemuliaan,
keagungan, dan kekudusan-Nya. Konteks Kitab Yesaya 1 menunjukkan
kondisi bangsa yang tetap berdosa, sehingga Yesaya mengakui
ketidaksempumaan dan kenajisannya sendiri, khususnya dalam kaitan
dengan tutur katanya. Ia mengakui bahwa bangsanya sama dengan dirinya,
adalah najis bibir (najis bibir yang seringkali digunakan para nabi untuk
menegaskan kenajisan moral suatu bangsa: ay. 5). Dengan pengakuan
dosanya yang tulus itu, Allah membersihkan hati dan mulutnya (disimbolkan
dengan Serafim yang menyentuh mulutnya dengan bara dalam, ay. 6-7). Bara
yang menyentuh bibir Yesaya tidak menimbulkan kebakaran pada mulutnya.
Justru, yang terjadi adalah penghapusan kesalahan dan menjadikannya layak
untuk tetap berada di hadapan Allah. Karena itu, ketika Tuhan bertanya
kepada Yesaya, "siapa yang akan diutus dan siapa yang mau pergi untuk
menjadi utusan-Nya?", tanpa ragu Yesaya menjawab "ini aku, utuslah aku"
(ay. 8).
Roma 8:12-17 menegaskan bahwa semua orang yang dipimpin oleh
Roh Allah adalah anak Allah (ay. 14). Anak-anak Allah berbeda dengan
orang yang hidup menurut daging (lih. ay. 5, 12). Roh Kuduslah yang
menjadikan kita anak-anak Allah karena iman kepada Yesus Kristus (bdk.
Gal.3:26), bukan roh perbudakan yang membuat kita takut (ay. 15). Hak
tersebut menjadikan orang percaya dapat berseru "ya Abba, ya Bapa" kepada
Allah (ay. 16). Paulus mengakhiri pengajarannya dengan mengatakan bahwa
jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris-Nya yang berhak
menerima janji-janji Allah. Kita juga akan menerima apa yang kemuliaan
bersama Kristus (ay. 17).
Yohanes 3:1-17 mengisahkan percakapan Yesus dengan Nikodemus,
salah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi (ay. 1). Yesus
menjulukinya sebagai "pengajar Israel" (ay. 10) yang menunjukkan bahwa
Nikodemus mempunyai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Orang
Farisi dikenal sangat ketat dalam menjaga tradisi agama Israel dan terang
terangan menolak ajaran Yesus. Namun, seorang dari kelompok berpaling
pada ajaran Yesus, yakni Nikodemus. Percakapannya dengan Yesus adalah
soal kelahiran (Terjemahan Lama: diperanakkan) kembali. Ia memahami
kelahiran secara harifiah, sehingga baginya hal itu mustahil terjadi pada
dirinya (ay. 4). Yesus menjelaskan bahwa dilahirkan kembali berarti
kelahiran barn melalui air dan Roh (ay. 5-6). Lebih lanjut, Yesus memberinya
makna bahwa hal itu terjadi melalui kasih Allah kepada dunia ini, sehingga
IA mengaruniakan Anak tunggal-Nya supaya setiap orang yang percaya
kepada Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (ay. 16). Yesus
berbicara tentang sebab akibat, Kasih Allah sebagai penyebab, Anak-Nya
yang tunggal sebagai pemberian, percaya (iman) sebagai syarat, dan hidup
kekal sebagai akibat. Itulah wujud nyata kelahiran kembali.

KORELASI
Sentuhan Allah adalah anugerah yang akan terns berlangsung (tactus
continua) yang dinyatakan dalam inkamasi Kristus dan karya Roh Kudus.
Selanjutnya, Allah mengutus orang yang telah disentuh-Nya untuk bergerak
melanjutkan sentuhan-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya. Orang Kristen telah
menerima sentuhan itu dan menjadi ahli waris janji-janji Allah. Orang Kristen
harus siap untuk melanjutkan sentuhan itu (tugas rasuli) kepada sesama
ciptaan, yang dikerjakan dalam tuntunan Roh Kudus.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Disentuh oleh Allah
Tindakan menyentuh yang dilakukan Allah adalah gestur yang
mengoneksikan-Nya dengan manusia dengan cara yang ramah dan tidak
mengancam. Sentuhan Allah kepada Yesaya adalah sentuhan yang
mengampuni dan menghapuskan dosanya. Sentuhan ini menggerakkan
Yesaya untuk merespons panggilan Allah. "Ini aku utuslah aku" katanya.
Allah menyentuh Yesaya. Yesaya pun bergerak untuk merespons sentuhan
Allah. Sentuhan adalah cara Allah berkomunikasi dengan ciptaan-Nya. IA
mencipta, memelihara dan melindungi ciptaan-Nya dengan sentuhan.
Sentuhan itu bemama Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Sentuhan hanya
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kedekatan, keakraban dan relasi.
Sentuhan dapat memberi keyakinan, topangan, dan semangat bagi yang
tersentuh. Dengan demikian, sentuhan Kristus yang menembus maut itu
bukan hanya memberi keyakinan, topanganm dan semangat, tetapi juga
memberi hidup.

Tactus Continua: Disentuh untuk Melanjutkan Sentuhan Allah


Kata "diutus" (salakh) mengekspresikan ikrar Allah terhadap orang
yang dipilih untuk menerima panggilan tactus continua (sentuhan
berkelanjutan). Sentuhan Allah kepada Yesaya dilanjutkan kepada bangsa
Israel. Sentuhan Allah di dalam Kristus konkrit dialami juga oleh Nikodemus
untuk dipersaksikan dalam hidupnya. Demikian juga, kita (gereja) yang
tersentuh oleh cinta Allah mewarisi jabatan rasuli, penerima tugas rasuli
(tugas pemberitaan Injil). Tugas rasuli berarti kita melanjutkan sentuhan
Allah kepada sesama kita dalam tuntutan Roh Kudus. Kita bertolak dari
sentuhan Allah yang penuh kasih yang telah mengaruniakan Anak tunggal-
Nya menjadi penebus kita dan Roh Kudus yang diutus-Nya untuk terns
mempersaksikan-Nya.
Sentuhan Allah bukanlah sentuhan yang menyakiti dan melukai.
Sebaliknya, sentuhan-Nya penuh cinta, ramah, lembut, dan terns membuat
kita merasa dicintai sepanjang waktu. Dengan merasakan sentuhan itu, kita
dengan mudah dapat membedakan sentuhan yang penuh cinta, lembut, dan
ramah dengan sentuhan yang ingin menguasai dalam bentuk materi,
kedudukan, dan pekerjaan. Hal itu cukup lumrah muncul dalam bentuk janji
politik dari para politikus yang tidak bertanggungjawab. Cara menyentuh
rakyat seperti itu akan mengecewakan bahkan memecah-belah. Bentuk yang
menjanjikan, nyata dalam peziarahan pelayanan Persekutuan Gereja-gereja
di Indonesia (PGI). PGI telah menjadi rnang pemersatu gereja-gereja di
Indonesia. PGI juga konsisten mendorong gereja-gereja mewujudkan
sentuhan Allah yang penuh cinta, ramah, dan kelembutan bagi dunia.
Bahan Penelaan Alkitab, 27 Mei-I Juni 2024

SENTUHAN YANG MENGGERAKKAN


lake narumbuki' manassa mepatigega'
Roma 8:12-17

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa sentuhan Allah adalah sentuhan yang menggerakkan.
2. Jemaat tergerak melanjutkan sentuhan Allah bagi sesama.

PEMBIMBING TEKS
Siapakah yang dapat tahan dalam belenggu yang penuh ketakutan?
Suasana itu terasa dalam kehidupan kultus Yudaisme. Tiap aturan
keagamaan bersifat normatif (dalam konteks ini Hukum Taurat) dan
kehilangan aura rohani, karena Allah dipandang sebagai sosok yang
menakutkan. Paulus pun memberikan pandangan yang membuka
pemahamanjemaat di Roma yang didominasi oleh orang-orang Yahudi.
Paulus menegaskan bahwa peran Roh Kuduslah yang menjadikan
umat Kristen dapat merasakan kehangatan cinta kasih Allah. Dari-Nya, orang
percaya dilayakkan untuk menjadi anak Allah dan menyapa-Nya dengan "ya
Abba, ya Bapa" (ay. 14-15). Perasaan sedekat itu membuat kita dapat
mengenal apa dan bagaimana kerinduan hati Sang Bapa, sehingga kita
menjadi serupa dan memiliki karakter tersendiri yang membedakan kita
dengan anak-anak dunia. Tidak hanya itu, Roh Kudus selalu setia untuk
mengetuk hati orang percaya (ay. 16) agar tetap setia dalam pembaharuan dan
penyucian diri serta meninggalkan kehidupan lama dan hidup dalam
kehidupan barn. Tantangan kita pada masa kini adalah "tetap setia" menjadi
anak-anak Allah serta menjadi pembawa aura positif di tengah caruk-maruk
kehidupan, seperti ketidakadilan, money-politic, politik identitas, ujaran
kebencian, dan hoax yang berpotensi merusak keharmonisan, terutama dalam
tahun politik.
Pada akhirnya, semua bentuk sentuhan Roh Kudus yang
menggerakan akan bermuara pada penyadaran rohani akan bagaimana
besarnya kasih setia dan kehangatan Bapa melalui inkarnasi, pengosongan,
dan pengorbanan diri Yesus Kristus di atas kayu salib. Berangkat dari hal itu,
kita yakin bahwa Roh Kudus akan menggerakkan kita untuk selalu
mengosongkan diri. Dengan kata lain, kita menyusutkan ego agar kita hidup
setia dalam Yesus Kristus, Sang Juru Selamat dan bukan hidup dalam
kefanaan daging (ay. 12-13).

PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI


1. Bagaimana anda merasakan dan mengalami "sentuhan Roh Kudus yang
menggerakkan" dalam menjalani kehidupan? (Umbadikua ussa'dingi Ian
/ingkan katuoanta kumua "ia tu Penaa Masa//o' ke narumbuki' manassa
mepatigega '?)
2. Oleh sentuhan Roh Kudus, bagaimana anda hidup sebagai anak Bapa di
tengah kerasnya hidup? Utamanya dalam kehidupan berjemaat dan sosial
politik saat ini? (Umbasusi lingkana katuoanna tu to na rumbu sia napatigega'
Penaa Masallo?)

Bahan Khotbah Minggu Pentakosta m, 2 Juni 2024

TERANGNYABERCAHAYA
Parrang tu ArrangNa
Bacaan Mazmur : Mazmur 139:1-6, 13-18
Bacaan 1 : Ulangan 5:12-15
Bacaan 2 : 2 Kor.4:5-12 (BU)
Bacaan 3 : Markus 2:23-3:6
Nas Persembahan : 2 Korintus 4:7
Petunjuk Hidup Barn : 2 Korintus 4:6

Tujuan:
1. Jemaat percaya bahwa terang Injil Kristus terus menerangi hati dari orang yang percaya
kepada-Nya.
2. Jemaat konsisten menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai orang yang telah
diterangi, Injil Kristus

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 139:1-6, 13-18 berisi ungkapan kepercayaan yangjujur dari
Pemazmur tentang kemahatahuan Allah tentang dirinya lebih dari dirinya
sendiri. Pemazmur sungguh percaya bahwa Allah mengenalnya secara
sempurna. Hal ini yang dituangkannya dalam ayat 2-5 yang menunjuk
kepada seluruh aktivitas sehari-harinya. Semuanya itu berada dalam kendali
Tuhan dan yang membentuknya sejak dari dalam kandungan. Ia yakin bahwa
bagi Tuhan tidak ada yang tersembunyi. Hal inilah yang membuat ia kagum,
takjub, heran, dan mengakui keterbatasan serta ketidakmampuannya
memahami Allah yang maha tahu dan maha kuasa (ay. 6, 17).
Ulangan 5:12-15 adalah pengulangan hukum keempat mengenai hari
Sabat (lih. Kel. 20:10-11) dengan sedikit perbedaan redaksi. Sabat artinya
"berhenti", "beristirahat" atau "melepaskan". Sabat dirayakan dari saat
sebelum matahari terbenam pada Jumat hingga menjelang malam pada Sabtu.
Sabat sebagai hari perhentian bukan berarti menjadikan hari Sabat sebagai
hari beristirahat dari segala aktivitas. Akan tetapi, Sabat adalah saat berhenti
mengurusi keperluan diri sendiri dan memikirkan hubungan dengan Tuhan,
sesama bahkan hewan (ay. 14). Ulangan mengaitkan Sabat sebagai peringatan
akan pembebasan dari perbudakan di Mesir (ay. 15). Hari ini dirayakan untuk
mengingat bahwa mereka dahulu adalah budak dan disiksa selama berabad
abad di Mesir. Hanya oleh kasih dan pertolongan Tuhanlah mereka dapat
keluar dari sana. Sekalipun sabat adalah perayaan agama Yahudi, namun
secara berkelanjutan tradisi agama Kristen di sepanjang masa melanjutkan
perayaan ini dengan memaknainya secara barn.
2 Korintus 4:5-12. Dalam ayat 5, Paulus dengan jujur dan tulus
mengungkapkan bahwa pemberitaannya bukan tentang dirinya, melainkan
tentang Yesus Kristus. Mereka harus dan terus memberitakan Injil Kristus,
sebab melalui terang Injil inilah yang bercahaya dalam hati setiap orang
percaya supaya beroleh pengetahuan tentang kemuliaan Allah (ay. 6). Selain
itu, Paulus juga menyadari dan mengakui dirinya sebagai manusia biasa yang
memiliki kelemahan dilambangkan dengan bejana tanah liat. Namun
baginya, dalam kelemahan itulah nyata dengan jelas bahwa kekuatan yang
melimpah-limpah itu berasal dari Allah dan bukan dari manusia (ay. 7). Hal
ini nyata dialami Paulus sebagaimana yang diuraikan dalam ayat 8-12.
Markus 2:23-3:6 berisi cerita tentang murid-murid Yesus yang
memetik gandum dan Yesus yang menyembuhkan orang sakit pada hari
Sabat. Injil Markus ini menunjukkan perkembangan konflik di antara Kristus
dengan para pejabat Yahudi. Sabat memang berarti hari perhentian. Namun
orang Farisi membuat Sabat menjadi belenggu yang membatasi ruang gerak
umat Allah. Dalam peristiwa memetik gandum dan penyembuhan orang yang
tangannya sakit sebelah, Yesus mengembalikan arti Sabat yang
sesungguhnya. Sabat harusnya mendatangkan berkat, bukan menjadi
belenggu. Sebab itu, Yesus menunjukkan bahwa Sabat merupakan karunia
Allah bagi manusia, bukan sebaliknya manusia untuk hari sabat. Bila Yesus
dan para murid beraktivitas pada hari Sabat tidak bermaksud melanggar hari
Sabat. Yesus menjadikan karya-Nya sebagai bukti bahwa Anak Manusia
adalah Tuhan atas hari Sabat.

KORELASI
Tuhan memberikan hukum untuk mengudukan hari Sabat sebagai
hari perhentian untuk mengingat Allah yang mencipakan dunia dan segala
isinya dan beristirahat pada hari ketujuh. Selama enam hari manusia
menikmati ciptaan -- bekerja, berusaha -- dan pada hari ke tujuh manusia
menikmati persekutuan dengan sesama orang percaya dan besyukur kepada
Allah sebagai Pencipta, Pembebas, dan Penyelamat.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


1. Semua orang pasti memiliki kelebihan, tetapi juga kekurangan atau
keterbatasannya. Kenyataannya, tidak semua orang mampu
mengidentifikasi dan menjelaskan dengan tepat apa kelebihan ataupun
kekurangan yang dimilikinya dibanding orang lain. Sebagian orang tidak
dapat membedakan "rendah hati" dengan "rendah diri". Mungkin pernah
kita dengar orang mengatakan "tae' na ra'ha riu ki Iese", "ulu ri malotong
ki disanga duka tau", "ta lendu' opa inde lantang-lantangki" dll. Sementara
ada juga yang tidak dapat membedakan dengan jelas "percaya diri yang
tinggi" dengan "kesombongan". Mungkin kita pernah dengar ungkapan
"pada tau ki"', ''pada pantunu ki", ''pada malute ki' ': aku rilkami ri", dll.
2. Pembacaan kita hari ini khususnya dari 2 Korintus 4:5-12, Paulus
mengungkapkan dirinya sebagai manusia biasa yang punya banyak
kekurangan, ketidakmampuan, dan kelemahan. Hal ini diungkapkan
dalam istilah "bejana tanah liat" yang rapuh dan mudah pecah. Namun,
ia diperkenan Allah menjadi alat-Nya memberitakan keselamatan di
dalam Yesus Kristus. Bagi Paulus justru di dalam kelemahan dan
keterbatasannya itulah kekuatan Allah semakin nyata dan melimpah
limpah. Kekuatan dari Allah itulah yang memungkinkan mereka mampu
melewati dan melampaui berbagai bentuk penindasan dan penganiayaan
yang mereka alami dan hadapi.
3. Terang dari Allah yang bercahaya dalam hatilah yang memungkinkan
manusia dapat menjalani hidup yang barn. Secara konkrit, hidup barn
tersebut diperlihatkan oleh Yesus dan murid-murid-Nya pada saat
memetik gandum di hari Sabat dan menyembuhkan orang yang mati
sebelah tangannya (sekarang mungkin stroke) dalam rumah Ibadah.
Kejadian ini tentu saja menjadi persoalan bagi orang Farisi dan orang
Yahudi yang memaknai Sabat sebatas pada pemahaman lahiriah. Melalui
dua peristiwa ini, Yesus merombak pemahaman dan cara berpikir yang
barn, dengan Sabat sebagai sesuatu yang mendatangkan berkat. Sebab itu,
Yesus menunjukkan bahwa Sabat merupakan karnnia Allah bagi
manusia, bukan sebaliknya manusia untuk Sabat.
4. Diyakini bahwa penerimaan dan kepercayaan kepada Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat, pertama-tama bukan sebagai keputusan pribadi,
tetapi karena Allah sendiri yang telah memanggil kita dengan cara-Nya
sendiri. Kita yang telah dipilih dan dipanggil sebagai anak-anak-Nyajuga
percaya bahwa terang-Nya terns menerus menerangi hati kita dalam
menjalani hidup ini. Persoalannya justru terletak dalam dalam keputusan
kita, apakah kita bersedia untuk dipimpin dan diarahkan atau bertindak
atas kemauan kita sendiri. Dalam pimpinan dan tuntunan terang Allah
dalam hati kita, kita menjalani kehidupan ini dengan sukacita dalam
memikul salib dan penyangkalan diri dengan konsisten.

Bahan Penelahaan Alkitab, 3 - 8 Juni 2024

TERANGNYABERCAHAYA
Parrang tu ArrangNa
Markus 2:23-3:6
Tujuan:
1. Warga jemaat percaya bahwa terang Injil Kristus terus menerangi hati dari orang
yang percaya kepada-Nya.
2. Warga jemaat konsisten menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai orang yang
telah diterangi Injil Kristus

PEMBIMBING TEKS
Markus 2:23- 3:6 berisi dua pokok cerita tentang murid-murid Yesus
yang memetik gandum dan Yesus yang menyembuhkan orang sakit juga pada
hari Sabat. Tujuan Markus menceritakan ini adalah untuk menunjukkan
perkembangan konflik di antara Kristus dengan para pejabat Yahudi.
Melonjaknya popularitas Yesus membangkitkan rasa tidak senang di
kalangan pejabat Yahudi. Sebab, pemberitaan Yesus bertentangan dengan
kepercayaan dan kebiasaan mereka. Memetik gandum dan penyembuhan
orang sakit pada hari Sabat dari sudut pandang hukum Yahudi merupakan
pelanggaran terhadap Hukum Taurat. Kejadian tersebut bagi pemimpin
Yahudi (Farisi) menjadi alasan mereka menjebak Yesus.
Sabat memang berarti hari perhentian. Namun orang Farisi
menjadikan Sabat sebagai belenggu yang membatasi karya Allah dan
kehidupan umat. Dalam peristiwa memetik gandum dan penyembuhan,
Yesus menjungkirbalikkan pengertian pejabat Yahudi tentang Sabat. Sabat
harusnya mendatangkan berkat, bukan menjadi belenggu. Sebab itu, Yesus
menunjukkan bahwa Sabat merupakan karunia Allah bagi manusia, bukan
sebaliknya. Bila Yesus dan para murid beraktivitas pada hari Sabat, tidak
berarti melanggar peraturan Sabat. Yesus menjadikan karya-Nya sebagai
bukti bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Ada banyak aturan yang menjadi acuan kita dalam menjalani
kehidupan bersama baik di dalam kehidupan persekutuan umat Tuhan
maupun di tengah masyarakat. Hal itu jangan dipandang sebagai belenggu,
melainkan dilihat dan dijalani dalam perpektif sebagai orang-orang yang telah
dimerdekakan dari dosa, dan yang hidupnya berjalan dalam terang dari Allah.

PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI


1. Baca kembali ayat 2:27-28 dan diskusikan apa maknanya bagi kita dalam
menjalani kehidupan beriman sehari-hari? (Basai sule tu Ps.2:27-28,
sipa'kadai, apa patunna lako katuoanta kealo-keallo?)
2. Ada orang Kristen yangjarang atau relatif tidak pemah aktif dalam ibadah
pada hari Minggu. Menurut bapak/ibu, bagaimana cara mengajak mereka
berpartisipasi dalam kehidupan bergereja? (Buda to Sarani inang
madarang anna tama kasipulungan kamenomban a/lo minggu. Umba
ladipakua anna ia tu tau susito ma'din bu'tu kamamaliranna umpoinaa
kamenomban?)

Bahan Khotbah Minggu Pentakosta IV, 9 Juni 2024

DIBAHARUI DARI SEHARI KE SEHARI


Diba'rui keallo-keallo

Bacaan Mazmur : Mazmur 130


Bacaan 1 : 1 Samuel 8:4-20
Bacaan2 : 2 Korintus 4:13-5:1 (BU)
Bacaan 3 : Markus 3:20-35
Nas Persembahan : 1 Korintus 9:7
Petunjuk Hidup Baru : 2 Korintus 4:16

Tujuan:
1. Jemaat mengetahui proses perkembangan orang percaya di Korintus.
2. Jemaat tetap hidup percaya sekalipun menghadapi berbagai pergumulan.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 130:1-8 menguraikan bahwa dalam menghadapi beban
kehidupan, Pemazmur berseru kepada Tuhan. Sebab, Tuhan-lah Sumber
pengampunan dan Jawaban atas segala dosa-dosa kehidupan yang membuat
diirnya terbeban. Dengan demikian, seluruh pengakuan dan harapannya
sepenuhnya diserahkan kepada Allah.
1 Samuel 8:4-20 menyeritakan Samuel yang sudah memasuki usia
senja dan hendak mengangkat putra-putranya, Yoel dan Abia, menjadi hakim
di Bersyeba. Akan tetapi, mereka hidup tidak meneladani Samuel, ayahnya.
Mereka hidup mengejar laba atau keuntungan, menerima suap, dan
memutarbalikkan keadilan (ay. 3). Akibatnya, umat Israel yang tidak puas
dengan mereka mengajukan permohonan kepada Samuel untuk mengangkat
seorang raja atas mereka (ay. 4-5). Samuel menyikapi permohonan umat
Israel dengan membawa perkara itu kepada Allah (ay. 6). Kepada Samuel,
Allah menyampaikan bahwa umat Israel telah menolak Allah sebagai raja
atas mereka. Karena itu, Allah pun membiarkan umat Israel bertindak sesuai
keinginan mereka. Walaupun Samuel telah menjelaskan kepada umat Israel
tentang hak-hak seorang raja yang sangat berat, tetapi umat tetap berkeras
meminta sorang raja.
2 Korintus 4:13-5:1 mengajak kita untuk memertimbangkan tujuan
akhir (Kerajaan Allah) yang kita harapkan juga merupakan sumber kekuatan
dan kehidupan barn di masa kini. Persoalan yang dikritik Paulus di Korintus
adalah bahwa beberapa orang percaya yang mengklaim telah mengalami
kepenuhan Roh, tetapi tidak mewujudkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal, kepenuhan Roh belumlah sempuma, mengingat Kerajaan Allah
telah terjadi tetapi belum sempuma. Dengan demikian, Paulus mengingatkan
jemaat di Korintus bahwa pengalaman mereka akan Roh saat ini hanyalah
sebagian dari kepenuhan hidup yang masih harus dijalani (lih. 2 Kor. 5:5).
Selanjutnya, sebagaimana tema Minggu ini, tentang pembaharuan yang
terjadi sehari-hari, Paulus menyatakan bahwa "sekalipun manusia lahiriah
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbaharui dari
sehari ke sehari" (ay. 16). Lalu, bagaimana sebenamya semua ini terjadi
dalam kehidupan sehari-hari kita? Salah satu alasannya adalah iman tidak
membuat kita kebal dari penderitaan. Akan tetapi, melalui iman, ketika
manusia lahiriah kita (segala sesuatu yang fana dalam diri kita, termasuk
kekayaan, status, atau bahkan keadaan fisik atau mental kita, dll.) terancam,
maka manusia batiniah kita (batin yang tidak dapat diungkapkan dengan kata
kata) "diperbaharui setiap hari". Paulus membedakan antara manusia lahiriah
dan batiniah bukan untuk memishakan tubuh kerohanian manusia,
melainkan untuk menggambarkan bagaimana - di tengah semua yang kita
alami - Roh "menghasilkan" (katergazetat) di dalam diri kita suatu kemulian
kekal yang melebih segala-galanya (ay. 17).
Markus 3:20-35. Ahli Taurat menuduh Yesus kerasukan roh
Belzebul, salah satu rohjahat dalam Alkitab. Tudahan itu dibalas oleh Yesus
dengan mengatakan bahwa tidaklah mungkin roh jahat mengusir roh jahat.
Bagi Yesus, mereka yang menghujat Roh Allah tidak akan diampuni.
Tindakan penyembuhan Yesus justru menimbulkan berbagai respons negatif,
terutama dari Ahli-ahli Taurat dan keluarga-Nya sendiri. Karena itu, keluarga
Yesus merasa khawatir sehingga bermaksud menjemput Yesus. Ahli-ahli
Taurat punjuga melemparkan berbagai tuduhan terhadap diri-Nya, termasuk
tuduhan bahwa Yesus memperoleh kuasa dari Tulis untuk mengusir setan.

KORELASI
Kehidupan yang penuh dengan penderitaan, keluh kesah, dan
persoalan membuat kita terpuruk. Namun, batin kita terus dibarni hari demi
hari. Pembaruan itu terns memungkinkan kita untuk tetap mengarahkan
hidup kita kepada yang tidak kelihatan, yakni pengharapan akan pemenuhan
Kerajaan Allah. Karena itu, dalam menghadapi kehidupan yang amat sulit,
kita semestinya seperti Pemazmur yang sepenuhnya berharap kepada Allah,
seperti Samuel yang datang kepada Allah mengharapkan pertolongan Allah
dengan meminta petunjuk sebelum mengambil keputusan, dan berhikmat
seperti Yesus menghadapi aneka tantangan hidup.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Kuat Karena dibaharui Harl demi Harl
Paulus menguraikan bahwa sekalipun orang percaya di Korintus
menghadapi aneka tantangan, tetapi mereka justru menghayati bahwa
tantangan itu membuat batiniah mereka semakin kuat karena senantiasa
dibaharui dari sehari ke sehari. Batiniah semakin kuat karena Allah terns
bekerja dalam hati mereka. Mereka sadar bahwa hidup sehari-hari (secara
fisik) mereka terns tergoncang oleh keadaan, tetapi hidup dan iman mereka
sebagai manusia batiniah terns bertumbuh dalam iman kepada Kristus. Ayat
16 menegaskan demikian. Dalam menghidupinya, manusia lahiriah kita
selalu terganggu hingga merosot. Kekuatan batiniah selalu memberi
semangat dan sukacita yang tak berkesudahan.
Pembaharuan kehidupan orang percaya bukanlah hal yang mudah
sekalipun bertumbuh dan berkembang dalam tekanan kehidupan. Penindasan
yang mereka alami dapat saja memupuskan harapan untuk tetap beriman
kepada Kristus. Akan tetapi, Paulus meyakini bahwa pembaruan itu terjadi
karena Allah sendirilah yang bekerja memberi kekuatan kepada mereka di
dalam pengharapan kepada kepenuhan Kerajaan Allah. Demikian juga,
pengakuan Pemazmur bahwa "Berharapalah kepada Tuhan, hai Israel sebab
pada Tuhan ada kasih setia dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan"
(Mzm. 130:7). Pemazmur tak sanggup membebasakan dirinya sendiri dari
tekanan kehidupan. Karena itu, ia memohon kepada TUHAN.

Di dalam Penderltaan Allah terus menguatkan kita


Kita dapat menghayati bahwa segala sesuatu tak dapat bertambah dan
berkembang tanpa perkenaan Allah. Dengan kesadaran itulah, pelayanan
Paulus di Korintus dirasakan sebagai pelayanan yang berkembang karena
perkenaan Tuhan, walau harus menghadapi berbagai tantangan. Tantangan
itu tidak membuatnya putus asa, tetapi justrn membangkitkan semangat dan
terns berjuang demi meningkatkan pertumbuhan dan pembaharuan
kehidupan orang percaya. Dari sini kita dapat belajar bahwa sekalipun
kehidupan kita saat ini terasa berat, namunjanganlah mudah putus asa karena
sebesar apapun beban dan masalah yang kita hadapi tetaplah percaya karena
Allah sendirilah yang akan bekerja memberi jawaban. Untuk menghidupi
pribadi yang terns dibaharui dalam Kristus, kita dipanggil untuk bertahan
dalam penderitaan sembari terns mengharapkan pertolongan dan hikmat dari
Allah.
Bahan Penelahan Alkitab, 10-15 Juni 2024

DIBAHARUI DARI SEHARI KE SEHARI


Diba'rui Keallo-keallo
Mazmur 130

Tujuan:
1. Jemaat mengetahui proses perkembangan orang percaya di Korintus.
2. Jemaat tetap hidup percaya sekalipun menghadapi berbagai pergumulan.

PEMAHAMANTEKS
Pemazmur berseru kepada Tuhan dari lubuk terdalam
penderitaannya. Ia berharap dan bersikeras agar Tuhan mendengarkannya.
Ada keyakinan yang sangat kuat bahwa karena belas kasihan, Tuhan akan
menanggapi setiap jeritan kesakitan. Dari "jurang" (ay. 1) atau dari tempat
penderitaan manusia yang paling gelap, ia berseru. Jurang tersebut
mempunyai aneka bentuk, seperti kesedihan, depresi, penyakit, kemiskinan,
pelecehan, dan masih banyak lagi. Hal tersebut dapat menjerumuskan kita ke
dalam kegelapan yang begitu dalam hingga rasanya hampir seperti kematian.
Augustinus (354-430 ZB), seorang bapa gereja, mengibaratkan jurang maut
itu dengan perut ikan paus tempat Yunus terperangkap.
Seruang dalam ayat 1 dan 2 adalah desakan bagi Tuhan untuk
mendengarkannya, "Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu
menaruh perhatian kepada suara permohonanku." Seringkali desakan seperti
itu timbul karena rasa ketidakhadiran Tuhan di kedalaman jiwa. Namun,
menariknya, Pemazmur menunjukkan bahwa desakannya muncul bukan
karena ia merasa ditinggalkan, melainkan karena kepastian bahwa Allah akan
mendengarkannya. Penulis berseru dari keyakinan yang pasti bahwa Tuhan
peduli. Ayat 5 menunjukkan bahwa pemazmur percaya padajanji-janji Allah
dan menantikan penggenapannya. Hal tersebut tampak dalam ayat 6, "jiwaku
mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, ...". Ada
keyakinan di sana, bahwa Allah akan menjawab, seperti pagi yang tidak
pemah tidak selalu terbit setiap pagi.
Jika dikaitkan dengan tema utama, maka kita dapat merefleksikan
bahwa pengharapan itu rupanya semakin membarui kita hari demi hari. Di
sana, iman kita terns menanti "pagi" lebih dari para penjaga. Penantian yang
mampu membawa kita melewati keadaan ini.

PERTANYAAN DIDKUSI
1. Adakah kita mampu hidup tanpa pengharapan? (Paku/leki' raka u/lingkai
te katuoan ke tae'i anta ampui kapa'rannuanan?)
2. Adakah pengharapan kita terus membawa kita kepada hidup yang terns
dibaharui? (Ia ke tasa'dingi, tontong siaraka den kadiba'ruanna
katuoanta belanna tontongki' mara'nuanan?)
Bah.an Khotbah Minggu Trinitas, 16 Juni 2024
Pekan Persembahan Gereja Toraja

IDDUP KARENA PERCAYA


Belanna Lumingka Kapatonganan
Bacaan Mazmur : Mazmur 20:1-10
Bacaan 1 : Yehezkiel 17:22-24
Bacaan 2 : 2 Korintus 5:6-17 (BU)
Bacaan 3 : Markus 4:26-34
Nas Persembahan : 1 Tawarik 29:14
Petunjuk Hidup Baru : 2 Korintus 5:17

Tujuan:
1. Jemaat memahami sikap yang hams dilakukan dalam menjalani kehidupan.
2. Jemaat melalakukan tindakan percayanya sebahagi wujud dari imannya kepada Kristus.

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 20:1-10 menggambarkan pentingnya doa dalam kehidupan
setiap orang. Pemazmur mengungkapkan bahwa cara terbaik meminta
pertolongan dan kekuatan kepada Tuhan adalah melalui doa. Sebagai sorang
pemimpin, Daud sangat meyakini kekuatan doa untuk menyelesaikan tugas
tugasnya sebagai seorang raja. Doa yang diungkapkan harus sesuai dengan
kehendak Allah, sebab keberhasilan danjawaban doa bukan karena kekuatan
Pemazmur, melainkan karena keputusan Allah sendiri (ay. 7) Dalam hal ini,
Pemazmur menyadari bahwa kekuatan Israel bukan terletak pada dirinya,
melainkan dari Allah.
Yehezkiel 17:22-24 berkenaan dengan pohon Aras. Tuhan akan
mengambil sebagian ranting dari pucuk Pohon Aras dan menanamnya di
gunung yang tinggi. Di sana, ia akan tumbuh subur, dan burnng-burnng akan
hidup di cabang-cabangnya. Semua pohon lain di ladang sekitar akan
mengetahui tentang pohon Aras ini dan siapa yang menanamnya. Metafora
"ranting" mernpakan gambaran mesianis yang ditanam di Sion. Ia adalah
seorang penguasa mesianis di Yernsalem. Sosoknya akan membawa
perlindungan dan kesejahteraan bagi "burung" yang hidup di dahan dahannya.
Perumpamaan ini menggambarkan sebuah jalan ke depan bagi Israel kuno
yang menjaga kesinambungan dengan cara hidup baru. Akan tetapi, cara
hidup barn juga membayangkan tempat yang barn. Yehezkiel
menggambarkan bahwa Allah sendirilah yang menetapkan mengambil,
memutus, menanam, merendahkan, meninggikan, mengeringkan, dan
menyuburkan pohon itu. Tuhan mengendalikan tindakan dalam
pernmpamaan ini. Pohon itu akan bertumbuh dan menghasilkan buah.
Singkatnya, Tuhan mempunyai rencana untuk memulai sesuatu yang
baru. Rencana ini akan melibatkan tangkai yang sederhana dan kecil, tetapi
akan menjadi Pohon Aras yang menjulang tinggi.
2 Korintus 5:6-17. Paulus menegaskan bahwa setiap orang
hendaklah memertanggungjawabkan kehidupannya di hadapan Allah. Hal ini
ditegaskannya bahwa "Sebab kita semua harns menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya baik ataupunjahat" (ay.10). Bagi
Paulus hidup harus dijalani dengan penuh ketabahan di hadapan Allah sebab
suka duka dalam hidup ini sering membuat kita lengah menjalani kehidupan.
Markus 4:26-34 menuliskan perumpamaan seorang penabur sebagai
simbol dari yang terkecil menjadi yang tumbuh besar. Benih yang ditabur
menjelaskan bahwa orang yang menabur benih melambangkan Yesus dan
benih menyimbolkan berita Kerajaan Allah. Ayat 30-34 menegaskan pada
saat biji yang kecil itu bertumbuh, ia bisa menjadi tempat hidup atau berkat
bagi dunia.

KORELASI
Pemazmur mengakui bahwa doa adalah tempat untuk membangun
komunikasi dengan Allah untuk mengharapkan pertolongan-Nya (Mzm.).
Karena, hanya IA-lah yang berkuasa menghadirkan kehidupan yang lebih
baik dalam kehidupan umat (tunas baru) (Yeh.). Selama manusia hidup, ia
harus bertanggung jawab melakukan yang berkenan kepada Allah, (2 Kor.)
dengan cara menaburkan Injil kerajaan Allah (Mrk.).

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Hidup karena Percaya
Paulus menegaskan bahwa hidup orang percaya adalah hidup yang
bukan karena melihat, melainkan karena percaya. Sekalipun hidup ini berada
dalam kehidupan jasmani, amat penting untuk tetap menghayati Kristus
membawa kita hidup bersama dengan Tuhan. Karena itu, Paulus tetap
menasihati orang percaya untuk tetap hidup dalam terang kebenaran Kristus.
Bagi Paulus, kekekalan yang belum tampak oleh mata akan diterimanya
kelak. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang akan diterimanya begitu saja,
tetapi dengan tabah mengerjakan segala yang kehendak Kristus. Karena itu,
Paulus tidak takut mati. Bahkan, ia ingin mati karena jika ia mati ia segera
akan memasuki tanah air sejati dan hidup bersama dengan Kristus dalam
kemulian Nya. Keyakinan ini pulalah yang semestinya menjadi perenungan
bagi orang percaya. Janganlah kiranya persoalan-persoalanyang terjadi dalam
hidup kita membuat kita lupa mengerjakan pekerjaan menuju keabadian
bersama Kristus.

Dipersatukan dengan Kristus


Dengan keyakinan yang sungguh Paulus tetap percaya bahwa
kematian orang percaya akan segera dipersatukan dengan Kristus. Karena itu
hal mati dan dan belum mati pada dasarnya bukanlah hal yang terlalu penting
dipersoalkan karena yang paling penting adalah bagaimana hidup
mengerjakan kehendak Allah karena hal yang amat penting adalah hidup
bersama Kristus di akhir. Paulus menegaskan bahwa: "Sebab kita semua
harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh
apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam
hidupnya ini, baik ataupun jahat". Sangat jelas bahwa di akhir kehidupan
kelak, hakimnya adalah Kristus sehingga setiap orang yang hidupnya sesuai
dengan apa yang Kristus kehendaki maka peluangnya akan berada dalam
otoritas Kristus.
Harapan tersebut tanpa alasan. Sebab sesudah kematian orang
percaya, mereka akan hidup bersama dengan Kristus dalam keabadian.
Artinya, beriman kepada Kristus tidaklah sia-sia karena keabadian dan
kekekalan adalah milik Kristus. Karena itu, Paulus dan rekan-rekannya
menjadi kuat dan tabah bahkan berani dan sabar menaggung penderitaan.

Mengerjakan Keselamatan dalam Kesehari-harian


Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, Paulus menunjukkan
pentingnya mengerjakan keselamatan dari Allah. Tentu kita tak sanggup
tanpa pertolongan Allah. Karena itu, Mazmur 20 mengajak kita untuk datang
kepada Tuhan dalam doa sebagai cara terbaik untuk mengharapkan
pertolongan-Nya. Karena, bagaimanapun juga sumber kekuatan kita adalah
dari Tuhan. Hal serupa ditekankan Yehezkiel bahwa sumber keselamatan
hanya dari Tuhan saja (Yeh. 17:22). Tuhan-lah yang akandatang menyatakan
peyelamatan-Nya. Artinya, Ia-lah yang menjadi pusat perlindungan, seperti
pohon aras yang tinggi dan berbuah lebat yang cabang-cabangya menjadi
tempat perteduhan dan tempat berlindung burung-burung.

Hidup Karena Percaya


Hidup karena percaya merupakan penegasan bahwa sekalipun kita
tidak bisa melihat dan memandang Allah dan kediaman-Nya, tetapi kita
percaya bahwa akan ada masanya kita dapat melihat kemuliaan-Nya secara
langsung. Hal tersebut hanya dapat diterima dalam iman kepada Kristus.
Paulus mengajak kita untuk selalu berpengharapan. Sebab, kebahagiaan akan
dinikmati sepenuhnya bersama Kristus setelah hidup dijalani dengan tabah
hingga mati dalam Kristus. Togas kita selanjutnya adalah bagaimana
merespons kabar keselamatan melalui pemberitaan Firman Tuhan yang
ditaburkan setiap waktu (bdk. Mrk.4:26-34). Jika Kerajaan Allah
digambarkan sebagai biji sesawi yang dapat tumbuh hingga menjadi pohon
besar, setidaknya kita diajak menghayati bahwa kehidupan itu berproses dari
yang terkecil hingga menjadi yang besar. Dalam proses itulah dibutuhkan
ketabahan menjalani kehidupan. Berita Kerajaan Allah dipercayakan kepada
kita untuk ditaburkan dan disampaikan dengan berbagai tantangannya.
Minggu 1m Gereja Toraja memasuki penghayatan pekan
persembahan. Kita percaya bahwa berkat kehidupaan yang kita pakai sampai
hari ini adalah dari Tuhan. Karena itu di minggu pekan persembahan Gereja
Toraja ini kita diajak untuk bersama-sama melibatkan diri untuk turut serta
mensyukuri anugerah Tuhan yang ada pada diri kita melalui pemberian
persembahan untuk mendukung rangkaian pelayanan Gereja Toraja baik
dalam lingkup jemaat maupun dalam lingup yang lebih luas.
Bahan Penelahan Alkitab, 17-22 Juni 2023
Pekan Persembahan Gereja Toraja

mDUP KARENA PERCAYA


Belanna Lumingka Kapatonganan
Markus 4:26-34

Tujuan:
1. Jemaat memahami sikap yang hams dilakukan dalam menjalani kehidupan.
2. Jemaat Melalakukan tindakan percayanya sebahagi wujud dari imannya kepada Kristus.

PEMAHAMAN TEKS
Markus 4:26-34 menguraikan perumpamaan Kerajaan Allah yang
digambarkan dengan seorang penabur. Sang penabur melambangkan Yesus,
sedangkan benih yang ditabur menyimbolkan berita dari Kerajaan Allah yang
bermula dari benih yang terkecil hingga menjadi pohon besar yang berbuah.
Yesus menggunakan perumpamaan tersebut, karena pada satu sisi sebagai
sarana untuk mengajar murid-muridnya. Di sisi lain, Yesus hendak
menyampaikan teguran kepada sejumlah pendengar yang tidak sungguh
sungguh mendengar-Nya.
Ayat 30-34 menggambarkan pertumbuhan biji kecil dapat mencapai
kira-kira tiga meter sehingga dapat menjadi tempat hidup bagi makluk yang
lain. Perumpamaan ini hendak menjelaskan bahwa Kerajaan Allah
diberitakan melalui penaburan benih ke dalam semua keadaan. Ketika benih
firman Allah ditaburkan, maka di dalamnya terdapat kehidupan dengan
proses pertumbuhan menuju kesempurnaan. Proses pertumbuhan dari benih
terkecil menjadi pohon yang berbuah, terjadi karena sebuah proses. Artinya,
benih tersebut mengandung kehidupan yang apabila diletakkan dalam
lingkungan yang tepat, maka akan mengalami pertumbuhan yang baik pula.
Hidup karena percaya tidak terlepas dari sebuah pengakuan bahwa
benih yang ditaburkan hanya akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan
buah yang baik, jika diterima dengan baik. Pemberitaan firman membutuhkan
proses yang tak mudah sampai kita menghasilkan pertobatan dan
pertumbuhan iman. Hidup karena percaya berarti berpartisipasi dalam
Kerajaan Allah dengan berbagai bentuk. Togas kita sekarang adalah
menyampaikan pesan Kerajaan Allah kepada dunia dan tidak perlu khawatir.

PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI


1. Diskusikan tentang Kerajaan Allah yang disimbolkan dengan proses
pertumbuhan biji sesawi! (Ta sipa'kadai, matumbai anna dipasangtinti
kadatuan Suruga tu sanglise' sawi!)
2. Biji sesawi tumbuh dari hal yang terkecil hingga menjadi pohon yang
besar, jika dihubungkan dengan iman saudara apakah sudah seperti biji
sesawi dalam bacaan kita? (Sanglise' sawi ,iamo bitti'na tu mintu'na
uluanna lise' tananan, apa ianna tuomo, kapuami na iatu mintu'na utan, sia
mengkayu. lake dipasiumpu'i kapatongananta, mukkun duka siamoraka tuo
susi tu lise' sawi?)
Bahan Khotbah Minggu, 23 Juni 2024

SUARA TUHAN MELAMP AUI BADAi


Gamaran-Na Puang Undaoanni Mintu' Kamagiangan
Bacaan Mazmur : Mazmur 9:9-20
Bacaan 1 : Ayub 38: 1-11
(BU)
Bacaan 2 : 2 Korintus 6:1-13
Bacaan 3 : Markus 4: 35-
41 Nas Persembahan : Filipi 4:6
Petunjuk Hidup Barn : Mazmur 9:10

Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa kuasa Tuhan melampaui segalanya.
2. Jemaat menjalani keadaan hidup sehari-hari yang beranekaragam dengan
memercayai bahwa kuasa Tuhan di atas segalanya.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 9:9-20 memberi kita wawasan mengenai cara kerja keadilan
Allah. Mengingat seringnya terjadi kegagalan dalam penegakan keadilan,
sangat wajar jika kita takut pada penilaian yang dianggap sebagai
kesewenang-wenangan, ketidakadilan, atau bahkan penuh dendam. Akan
tetapi, Pemazmur meyakinkan kita bahwa keadilan Allah adalah mutlak
benar, karena dalam penghakiman-Nya. Ia hanya memberikan kepada
manusia apa yang telah mereka berikan kepada dunia. "Bangsa-bangsa
terbenam dalam pelubang yang dibuatnya, kakinya tertangkap dalam jarring
yang dipasangnya sendiri (ay. 16)." Namun, gagasan mengenai penghakiman
sebagai timbal balik tidak diartikan bahwa Allah berdiam diri atas "bangsa
bangsa". Pemazmur mengakhiri doanya dengan seruan kepada Tuhan agar
manusia tidak menjadi-jadi dan menghakimi mereka. Di sana, mereka
menjadi takut kepada Tuhan dan mengakui-Nya (ay. 19-20).
Ayub 38:1-11 merupakan jawaban Tuhan kepada protes Ayub
terhadap penderitaan yang ia alami. Ayub seakan menggugat Allah bahwa
Allah tidak berlaku adil kepada dirinya (lih. Ayb. 19:6). Ia memertanyakan
mengapa dirinya mengalami dahsyatnya penderitaan padahal ia merasa
bahwa ia adalah orang benar dan saleh. Pikirnya, orang benar harusnya hidup
makmur, tidak layak mengalami sengsara seperti yang sedang dialaminya.
Dengan terns mempertahankan dirinya, ia ingin membuktikannya dalam
sidang ilahi bahwa ia tidak bersalah.
Teks ini menegaskan bahwa Ayub keliru jika berusaha menantang
Allah dan memperdebatkan masalahnya. Dari dalam badai, Allah menjawab
kekesalan Ayub bahwa di hadapan diri-Nya, Ayub hanyalah ciptaan dan tidak
melebihi Allah. Suara Ilahi dari dalam badai berisi tentang misteri Allah.
Sama sekali tidak ada jawaban atas pertanyaan mengapa Ayub mengalami
penderitaan. Namun, dengan tampilnya Allah menjawab Ayub,
memerlihatkan bahwa sesungguhnya Ia senantiasa mendengar dan
memperhatikan Ayub. Ia hendak meyakinkan Ayub untuk tidak
mengandalkan pengertian dan hikmat diri sendiri. Sebaliknya, ia harus
bergantung sepenuhnya pada Tuhan saja. Tuhan menunjukkan kepada Ayub
bahwa dirinya terlalu kecil dan ringkih, sedangkan Ia terlalu besar dan kuat.
Ayub yang lemah tidak mungkin sanggup mengenal Allah yang penuh
misteri. Fakta-fakta tentang Allah dan kekuasaan-Nya sangat jauh dari
pengetahuan dan hikmat manusia. Karena itu, Ayub menjadi sadar bahwa
keberadaan dirinya dan keberadaan Allah sangatlah berbeda. Ayub berkata:
"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada
rencana-Mu yang gagal" (Ayb. 42:2).
2 Korintus 6:1-13, 21. Paulus menguraikan pengalaman kepedihan di
dalam penjara sewaktu melayani jemaat-jemaat di daerah Asia Kecil.
Pengalaman pelayanannya yang pemah dihormati atau dicela, dipuji atau
tidak dikenal, nyaris mati atau masih hidup, bersukacita atau berdukacita
justru mengayakan imannya kepada Kristus (ay. 7-10). Namun dengan
semangat yang Paulus miliki, ia tidak berhenti memberitakan kabar
keselamatan tentang Kristus sekalipun akan mengalami penderitaan.
Markus 4:35-41. Ketika para murid ketakutan saat terjadi badai,
Yesus sedang tidur di atas perahu. Mereka sangat khawatir dan lupa bahwa
mereka bersama dengan Yesus. Mereka kehilangan iman bahwa sekalipun
Yesus sedang tidur ia tetap memagang kendali atas badai yang menghempas
mereka. Mereka barn tersadarkan ketika Yesus menghardik badai yang
membuat mereka ketakutan.

KORELASI
Jika Pemazmur mengharapkan pertolongan Tuhan, maka Ayub pun
akhimya menyadari kekuasaan Tuhan dalam pergumulannya. Demikianpun
dengan Paulus yang tetap memiliki iman pada Kristus sekalipun menghadapi
tantangan dalam pelayanan. Hal ini segambar dengan pengalaman murid
murid bahwa dalam badai sekalipun Kristus tetap menyelamatkan mereka.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Pertanyaan apa yang terpikirkan ketika kita melihat orang-orang yang
kita pikir baik, spiritualitas sehari-harinya bagus, atau tidak gemar menyakiti
orang di sekitamya, tetapi sering mengalami penderitaan? Kemungkinan
besar pertanyaan terbanyak muncul adalah mengapa orang "baik" justru
mengalami kesulitan? Dari pertanyaan ini, muncul ragam spekulasi. Selain
itu, kita mencari-cari penyebab dari keadaan yang sedang terjadi. Kita mulai
mengembangkan cara berpikir sebab-akibat, yaitu dengan berusaha
menyelidiki peri hidupnya, kira-kira perbuatan apa yang telah dilakukannya
sehingga berdampak pada kondisi hidupnya sekarang? Pertanyaan tentang
mengapa masalah ini terjadi malah membuat perhatian terpusat pada
masalah. Lalu apakah dengan cara seperti ini, kita dapat menemukan solusi
yang akan membuat kita berpengharapan?
Pendekatan kausalitas (sebab-akibat) seperti ini juga dialami oleh
Ayub, khususnya dari orang-orang terdekatnya. Ia menyampaikan keluh
kesah sebagai keberatannya kepada Tuhan atas sengsara yang sedang
dialaminya (Ayb. 3). Ayub memertanyakan mengapa Allah membiarkan
penderitaan yang begitu berat menimpa orang benar seperti dirinya. Ayub
seakan meragukan kehadiran dan pemeliharaan Allah pada masa-masa
penderitaan. Jawaban Allah dalam badai mengejutkannya, sebab, kebesaran
Allah yang tidak sanggup ia selami. Allah menegaskan bahwa segala sesuatu
yang ada dan yang terjadi di alam semesta ini berada di bawah kendali-Nya.
Dengan demikian, pokok pertanyaan yang lebih menjanjikan keteguhan iman
ketika kita sedang mengalami badai penderitaan, bukan mengapa terjadi,
melainkan siapa yang berkuasa menyatakan pertolongan dalam badai,
kepada-Nyalah kita berserah.
Penyertaan Allah yang melampaui badai, dipersaksikan juga oleh
Paulus kepada jemaat di Korintus (2 Kor. 6:1-13). Ia menunjukkan
keteladanannya sebagai pelayan yang menghargai kasih karunia dalam
kesetiaan melayani Allah. Pengalaman Paulus dalam keadaan sukacita dan
dukacita, ketika dihormati dan ketika dihina, ketika diumpat atau ketika
dipuji, dan dalam beragam rasa dan kondisi yang dialaminya tidak
membuatnya menyerah. Ia bertahan dan bertekun dalam pelayanannya.
Pelayanannya tidak dikendalikan dan tidak terpengaruh oleh anggapan orang
orang di sekitarnya. Kita melihat pentingnya memiliki perspektif yang tepat
terhadap penderitaan, karena perspektif yang tepat akan menuntun kita pada
pemilihan respons yang tepat pula. Pelayan dan orang-orang percaya mustahil
dapat menghindari badai dalam perjalanan kehidupannya, tetapi dari keadaan
itulah kita dapat lebih intim dengan Allah dalam karya Roh Kudus. Ia-lah
yang terns menyatakan ketenangan di dalam batin kita, sehingga kita dapat
menunjukkan integritas pelayanan dalam berbagai situasi kehidupan.
Kuasa Tuhan yang melampaui badai, dapat pula ditemukan dalam
kisah Yesus dan murid-murid-Nya (Mrk. 4:35-41). Cerita ini tidak sekadar
dipahami sebagai peristiwa mujizat yang mengagumkan, melainkan
membangun paradigma iman kita agar bermakna dalam perjalanan spiritual
kita. Ketika murid-murid menyadari kehadiran Yesus, mereka segera berseru
kepada Yesus. Kondisi psikis yang sedang takut, berubah menjadi tenang dan
damai setelah mereka mengandalkan Tuhan dalam menghadapi badai.
Mereka menaruh rasa takut itu kepada Tuhan. Pada akhirnya, muncul
pertanyaan para murid yang lahir dari rasa kagum, bahwa siapakah Orang ini,
sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya? Sangat jelas bagaimana
Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai penguasa atas segala ciptaan-Nya,
sekaligus menegaskan bahwa kasih-Nya lebih besar dibandingkan badai yang
terjadi dalam hidup kita. Pemazmur meyakini hal tersebut (Mzm. 9:9-20),
sehingga ia menyatakan sikapnya yang memilih mengandalkan Tuhan dalam
menghadapi penderitaan hidup. Ia percaya pada kuasa Tuhan yang sanggup
melepaskannya dari badai yang menerpa hidup bangsanya.
Alur kisah di atas menandaskan bahwa di dalam penderitaan lahir
suatu formasi rohani dan pemuridan yang membuat kita merasa semakin
menyatu dengan Allah. Di dalam penderitaan, kita melihat diri kita
sepenuhnya tertenun atau teranyam di dalam kasih Allah yang murni. Allah
berpartisipasi aktif di dalam penderitaan kita dengan menyatakan penyertaan
dan kasih-Nya yang luhur.
Bahan Pendalaman Alkitab, 24-29 Juni 2024

SUARA TUHANMELAMPAUIBADAI
Gamaran-Na Puang Undaoanni Mintu, Kamagiangan
Markus 4:35-41
Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa kuasa Tuhan melampaui segalanya.
2. Jemaat menjalani keadaan hidup sehari-hari yang beranekaragam dengan
memercayai bahwa kuasa Tuhan di atas segalanya.

PEMAHAMAN TEKS
Mungkin fokus kita sering pada tindakan Yesus yang meredakan
badai. Akan tetapi, pada satu sisi, kita dapat memahami kisah ini sebagai
kisah pemuridan. Di awal bacaan ini, Yesus mengajak para murid untuk
bertolak ke sebarang danau (ay. 35-36). Sampai di sini, kita dapat
membayangkan adegan berikutnya, ketika badai menghardik mereka dan
Yesus sedang tertidur. Mereka berteriak membangunkan-Nya, "Guru,
Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (ay. 38). Teriakan itu adalah seruan
ketakutan dan keraguan bahkan mungkin ketidaktaan seperti yang sering
terjadi dalam kehidupan Israel. Hal tersebut paling sering kita temui dalam
Mazmur, misalnya "Di manakah Engkau di tengah kesusahanku?", "Apakah
Tuhan telah meninggalkan umat-Nya?" dsbnya. Seman yang terulang-ulang
pun kerap terjadi juga dalam hidup kita. Selanjutnya, pertanyaannya, jika
Sang Pencipta dan Yang Mahakuasa memang peduli dengan dunia ini, lalu
mengapa kejadian kita sering mengalami kejadian buruk.
Seperti yang kita ketahui, Yesus menjawab ketakutan mereka dan
langsung mengoreksi ketakutan mereka "Mengapa kamu begitu takut?" (ay.
40). Pada saat laut sudah tenang, Ia mengajarkan sesuatu kepada beberapa
murid. Kepedulian Allah begitu nyata. Masalahnya terletak pada "ketakutan"
pada murid. Pertanyaan Yesus "Mengapa kamu tidak percaya?" mengajarkan
kita untuk menyadari bahwa kuasa Allah ada di tengah-tengah kita, sekalipun
kita hidup dalam dunia yang kacau.
Alih-alih menjadi percaya, mereka malah bertanya-tanya "Siapa
gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya" (ay. 41).
Perikop ini berakhir di sini. Tidak ada jawaban dan dibiarkan terbuka oleh
Injil Markus. Lalu, bagaimana kita memahaminya? Jika melacak bagian
selanjutnya, maka kita pun tidak menemukan jawaban. Namun, kita
semestinya melihat kisah ini adalah bagian dari sebuah proses pemuridan
yang panjang yang memuncak pada peristiwa Pentakosta. Perjalanan kuasa
dan kehadiran Kerajaan Allah membentuk kehidupan kita dalam perubahan
penting dari rasa takut menjadi iman yang teguh sekalipun hidup kita bak
badai yang menghempas.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Ceritakanlah kisah hidup yang membuat anda pemah merasa sangat
menderita? Lalu bagaimana cara anda menyikapi penderitaan tersebut?
Lalu, pelayan memberi kesempatan kepada beberapa orang yang bersedia
berbagi tentang kisah hidupnya. Pelayan mengakhiri diskusi dengan
penjelasan mengenai kasih Tuhan melampaui masalah hidup kita. ( Ta
u/e/eanni tu a'gan katuoan mangka dio/ai tu dinai ussa'ding tongan
kamaparrisan. Na umba takua untingoi tu a'gan iato?Bisa /udiomai ampu banua
do/o. lake upu'mi na pamanassai to ma'kamaya diona pa'kaboro'-Na Puang tu
undaoanni mintu'na a'gan.)

Bahan Khotbah Minggu, 30 Juni 2024

IMANMU TELAH MENYELAMATKAN ENGKAU


Kapatongananmu Umpamakarimmanko
Bacaan Mazmur : Ratapan 3:22-33
Bacaan 1 : 2 Samuel 1:1, 17-27
Bacaan2 : 2 Korintus 8:7-15
Bacaan 3 : Markus 5:21-43 (BU)
Nas Persembahan : 2 Korintus 8: 12
Petunjuk Hidup Barn : Markus 5:34

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa iman yang besar memberi kesembuhan.
2. Jemaat menjalani kesehari-hariannya dengan penuh keyakinan bahwa iman yang
besar memberi hasil.

PEMAHAMAN TEKS
Ratapan 3:22-33. Peratap memercayai bahwakasih Tuhan tidakakan
pemah berakhir (ay. 22), karena Ia pemurah kepada mereka yang berharap
(ay. 24, 25), mencari, dan menantikan-Nya (ay. 25, 26). Kata 'berharap',
'mencari' dan 'menantikan' menggambarkan usaha sadar, aktif, dan
berkesinambungan pada diri seseorang yang menjalin hubungan dengan
Tuhan walau ia mengalami kesusahan (ay. 27-30). Iman kepada Tuhan
menolong seseorang bertahan dalam penderitaan sekalipun.
2 Samuel 1:1, 17-27. Sekalipun Saul beberapa kali mencoba
membunuh Daud, tetapi Daud tidak berniat membalas rencana-rencana jahat
Saul. Pada saat kematian Saul, Daud justru merasakan kesedihan yang sangat
dalam dengan membuat nyanyian ratapan. Ia bahkan memerintahkan agar
nyanyian tersebut diajarkan kepada bani Yehuda. Ia sangat menghormati Saul
sebagai orang pilihan Tuhan yang diurapi menjadi Raja Israel (ay. 14). Daud
juga melihat perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan oleh Yonatan,
anak Saul (ay. 24, 26). Dalam duka yang dalam, Daud berseru agar tak ada
hujan dan embun di Gilboa, tempat Saul mangkat (ay. 21). Hanya orang yang
memiliki iman teguh, seperti Daud-lah, yang dapat melihat sisi positif dalam
setiap situasi.
2 Korintus 8:7-15. Paulus menasihatkan jemaat di Korintus untuk
mendukung pelayanan jemaat di Yerusalem. Ia menyontohkan kondisi
jemaat di Makedonia yang kaya dalam hal kasih sekalipun mereka hidup
menderita dan sangat miskin dalam harta. (ay. 1-5). Pelayanan ini dilakukan
sebagai wujud kekayaan dalam iman (ay. 7) kepada Kristus yang telah lebih
dahulu memberi diri-Nya sebagai wujud kasih sempurna (ay. 9). Teladan
seperti itulah yang menjadi dasar bagi orang percaya untuk melayani,
termasuk menopang yang lain secara finansial. Paulus menjelaskan bahwa
pelayanan seperti ini disesuaikan dengan keadaan dan dengan kerelaan (ay.
11-12) sehingga terjadi keseimbangan (ay. 13, 14). Memberi dengan landasan
kekayaan iman seperti ini, tidak akan membuat seseorang kekurangan dalam
hidupnya (ay. 7, 15).
Markus 5:21-43. Nama Yairus berasal dari kata Ibrani ya'ir yang
berarti YHWH menerangi' (lih. Hak. 10:3). Ia, yang merupakan seorang
kepala rumah ibadah Yahudi (sinagoge), datang tersungkur kepada Yesus.
Penulis Injil Markus menggunakan kata 'tersungkur' (ay. 22) untuk
menggambarkan ketidakmampuan, merendahkan diri, dan sekaligus
pengakuan terhadap kuasa Yesus. Pada ayat 23, penulis menggunakan juga
frasa 'memohon dengan sangat' untuk menggambarkan bahwa Yairus
meyakini hanya Yesus yang sanggup menyembuhkan anaknya yang hampir
mati. Ia juga percaya bahwa jika Yesus bersedia datang dan meletakkan
tangan atas anaknya, maka anaknya akan pulih.
K.isah yang lain dalam perikop ini adalah seorang perempuan yang
telah 12 tahun menderita pendarahan (ay. 25). Ia telah menghabiskan semua
yang ada padanya untuk berobat, tetapi keadaannya kian memburuk (ay. 27).
Dari apa yang diketahuinya tentang Yesus (at. 27), ia mengimani bahwa ia
akan sembuh bahkan hanya dengan menjamah jubah Yesus (ay. 28). Iman
yang kuat kepada kuasa Yesus memungkinkannya mendapat kesembuhan
(ay. 29). Sekali lagi, penulis Injil Markus menggunakan kata 'tersungkur' (ay.
33) untuk menegaskan pengakuan perempuan tersebut pada kemahakuasaan
Yesus. Iman Yairus dan iman perempuan sakit pendarahan memungkinkan
mereka menerima kesembuhan secara paripurna.

KORELASI
Iman Daud memungkinkannya mengasihi Saul, sekalipun Saul
membenci dirinya. Ia dapat melihat sisi positif dalam setiap situasi yang
dihadapinya. Hal yang sama terjadi pada Sang Peratap, bahwa dalam iman ia
melihat bahwa walau mengalami kesusahan, tetapi kasih Tuhan tidak pernah
berkesudahan. Yairus dan perempuan yang menderita pendarahan
mengimani bahwa kuasa Yesus melampaui penyakit, sehingga mereka
meminta pertolongan kepada Yesus. Iman mereka kepada Tuhan menolong
mereka menjalani setiap situasi sekalipun pahit.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Iman Timbul dari Pendengaran
Kita patut mencatat perempuan yang mengalami pendaharan selama
12 tahun "sudah mendengar" (ay. 26) mujizat-mujizat Yesus. Selain itu,
walau tidak dicatat hal sama terjadi pada Yairus, tetapi pada ayat 22 ditulis
bahwa "ketika melihat Yesus", Yairus langsung tersungkur. Dari ayat ini, kita
memahami bahwa ia juga telah mendengar juga tentang Yesus. Apalagi
Yesus telah melakukan penyembuhan di tempat yang tidak jauh dari situ.
Artinya,
berita tentang Yesus telah tersiar. Berita tentang perbuatan ajaib Yesus pun
menimbulkan iman pada perempuan dan Yairus dan si perempuan. Tepatlah
yang dikatakan Paulus bahwa "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus" (Rm. 10:17).
Dari pendengaran tersebut, mereka datang pada tempat yang tepat.
Ketika Yairus "melihat Yesus" dan ketika perempuan itu "mendekati Yesus
dari belakang", mereka meyakini bahwa Yesus-lah orang yang tepat,
sebagaimana yang dikisahkan banyak orang. Ia-lah yang akan memberikan
jawab atas persoalan mereka. Perempuan yang mengalami sakit pendarahan
telah datang kepada berbagai tabib, berulang-ulang, dan biaya yang sangat
mahal. Pilihan untuk datang kepada Yesus berbuah manis. Ia sembuh. Yairus
datang pada Yesus pun mendapati anaknya dibangkitkan kembali.

Pengakuan akan Keterbatasan Manusia dan Kemahakuasaan Tuhan


Sebagai seorang "kepala rumah ibadat" (ay. 22), tentu Yairus adalah
seorang yang terpandang. Dibanding dengan Yesus, orang sekampung-Nya
bahkan menganggap-Nya bukan siapa-siapa. Dalam Matius 13:55 dituliskan,
"Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bemama Maria dan
saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?" Walau demikian,
baik Yairus maupun perempuan penderita pendarahan datang "tersungkur"
di hadapan Yesus (ay. 22, 33). Mereka menyadari bahwa manusia terbatas
dan tak berdaya yang membutuhkan kuasa. Yairus tidak mengandalkan
posisinya sebagai kepala rumah ibadat. Demikianpun perempuan yang sakit
pendaharan tidak lagi mengandalkan dirinya.
Dalam keterbatasan dan ketakberdayaan itu, mereka mengakui kuasa
Allah yang tak terbatas. Yairus "memohon dengan sangat" (ay. 23) dan
perempuan yang menderita pendarahan "mendekati" Yesus (ay. 27). Cukup
dengan meletakkan tangan atas anak Yairus (ay. 23) atau cukup menjamah
jubah-Nya (ay. 28), kesembuhan akan terjadi pada mereka. Tak perlu usaha
lebih dari itu, karena Yesus Mahakuasa menyembuhkan. Iman menolong
setiap orang untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan, berserah dan
berharap sepenuhnya kepada-Nya saja.

Iman sebagai Tindakan Aktif Manusia


Iman merupakan tindakan aktif manusia merespons insiatif Allah.
Ketika Yairus mengetahui bahwa Yesus sudah mengunjungi daerahnya, ia
datang kepada Yesus. Demikianpun perempuan yang sakit pendarahan
menjamah jubah Yesus. Pada kedua kasus ini terlihat tindakan sadar dan
sengaja dilakukan demi sebuah pemulihan. Walau Tuhan Maha Tahu, bukan
berarti manusia berdiam diri saja. Manusia harus proaktif dalam menantikan
janji Allah.
Tindakan aktif Yairus adalah setia dalam pengharapan. Ayat 35-43
lebih banyak berkisah tentang Yesus yang aktif dan Yairus-lah mengikut.
Yairus diminta untuk "Jangan takut, percaya saja!" (ay. 36). Ia tetap percaya
bahwa anaknya akan sembuh walaupun sudah meninggal bahkan sudah
diratapi (ay. 38). Hal tersebut yang tidak gampang bagi Yairus. Bagaimana ia
memercayai Yesus yang mengatakan bahwa anak itu tidak mati melainkan
hanya tidur? Di sini, imannya diuji. Menanti, berharap, dan berserah. Setiap
orang angkat tangan, Yesus turun tangan. Anak itu dipegang dan
dibangkitkan (ay. 41). Imannya membawa pada ketaltjuban yang luar biasa
(ay. 42).

Iman yang Menyelamatkan


Iman kepada Tuhan mengubah manusia. Bagi Daud, iman
membuatnya mengasihi Saul yang membencinya. Bahkan, oleh iman ia dapat
luput dari usaha pembunuhan Saul. Ia meratapi kematian Saul, bukan malah
bersyukur atas kematian tersebut. Ia mengasihi walau terluka oleh tindakan
tindakan Saul. Iman itu pulalah yang mendorong orang Korintus memberi
dalam keserbacukupan mereka. Mereka diajar memberi bukan karena
kelebihan (atau menunggu sampai merasa lebih), tetapijustru memberi karena
iman. Sementara itu, Yairus berharap pada Tuhan agar anaknya
disembuhkan. Imannya yang teguh menanti pertolongan Tuhan pada
akhirnya membawa kebangkitan. Kepada perempuan yang menderita
pendarahan 12 tahun, Yesus berkata, "Hai anak-Ku, imanmu telah
menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari
penyakitmu!" (ay. 34). Iman kepada Kristus memungkinkannya sembuh.

Bahan Penelaahan Alkitab, 1-6 Juli 2024

IMANMU TELAH MENYELAMATKAN ENGKAU


Kapatongananmu Umpamakarimmanko
2 Korintus 8:7-15

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa iman yang besar memberi kesembuhan.
2. Jemaat menjalani kesehari-hariannya dengan penuh keyakinan bahwa Iman yang
besar memberi hasil.

PEMBIMBING TEKS
Pada saat kapan seseorang memberi bantuan kepada yang lain? (Bisa
dijawab oleh beberapa orang menurut pengalaman mereka). Banyak orang yang
sulit memberi bantuan orang kepada yang lain, khususnya dalam hal materi,
karena merasa tidak cukup memiliki. Ukuran dengan perasaan ini mesti
diubah oleh kepekaan dan kepedulian terhadap sesama. Kepekaan dan
kepedulian tersebut mesti dituntun oleh Firman Tuhan.
Memberi bantuan kepada orang lain tak harus menjadi orang kaya
dalam materi terlebih dahulu. Paulus mengungkapkan bahwa kepekaan dan
kepedulian justru didorong oleh segala kekayaan yang dimiliki seseorang:
kaya dalam segala sesuatu, kaya dalam iman, dalam perkataan, dalam
pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu dan kaya dalam kasih
(ay. 7). Melalui semuanya itu, seseorang dapat membantu orang lain dengan
tulus dan ikhlas.
Mengulurkan bantuan kepada orang lain semestinya dilandasi oleh
iman bahwa Kristus sudah terlebih dahulu mengasihi manusia. Ia menjadikan
diri-Nya sama dengan manusia dan hidup dalam kesederhanaan seperti
manusia agar manusia memiliki hidup dalam segala kelimpahan (bdk. Yoh.
10:10). Yesus Kristus adalah contoh yang tepat. Kepada jemaat di Korintus,
Paulus menasihatkanagar mereka dapat menolong jemaat di Yerusalem
melalui pemberian yang sudah dilakukan tahun sebelumnya (ay. 10)
berdasarkan kerelaan mereka (ay. 11).
Membantu orang lain semestinya dilakukan dengan setia, kerelaan,
dan ikhlas, sehingga pemberian bukan dilihat sebagai beban, melainkan
sebagai sesuatu yang layak sebagai sesama anggota tubuh Kristus (bdk. ay.
14). Dengan demikian, tak ada orang yang berkekurangan. Pemberian
bantuan seperti ini tentu tidak diartikan sempit sehingga banyak orang yang
berdiam diri dan selalu berharap untuk diberi bantuan.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI


1. Mengapa masih banyak orang begitu sulit atau kadang tidak rela
membantu orang lain? (Matumbai anna den ia tomai tau lendu'
magasanna untundui to senga'?)
2. Bacalah kembali ayat 14, percakapkan maksud firman Tuhan yang
menyatakan bahwa, "Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu
mencukupkan kekurangan mereka" dalam kehidupan kita masa kini?
Diskusikanlah! (Basai sule tu aya' 14, sipa'kadai apara patunna tu kadan-
Na Puang tu nakua ''Apa dikuari ammi pada danda iatu mallebana dio
kalemi Ian te attu iate, la ungganna'i tu tang palambi'na dio kalena!')

Bahan Khotbah Minggu, 7 Juli 2024

DALAM KELEMAHANLAH KUASA-KUMENJADI


SEMPURNA
Belanna dipasundun Lan Kalanggaran tu Kamatotoran-Ku
Bacaan Mazmur : Mazmur48
Bacaan 1 : Yehezkiel 2:1-10
Bacaan2 : 2 Korintus 12:1-10 (BU)
Bacaan Injil : Markus 6:1-13
Nas Persembahan : Mazmur 54:8
Petunjuk Hidup Barn : Yehezkiel 2:3-5
Tujuan:
1. Jemaat mengetahui dan menyadari bahwa dalam kelemahanlah kuasa Allah menjadi
sempurna
2. Jemaat senantiasa hidup dalam kerendahan hati, penyerahan total dan
kebergatungan sepenuhnya kepada Tuhan

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 48 berisi pujian Bani Korah kepada Tuhan. Ayat 2-3
merupakan pujian kepada Allah di kota Sion. Selanjutnya, Tuhan
memerkenalkan diri-Nya di sebagai benteng (ay. 4). Sebab, para raja
mengalami kegentaran dan kesakitan seperti perempuan bersalin (ay. 5-6).
Lalu, Pemazmur menegaskan lagi bahwa Allah membela kota Sion (ay. 9).
Selanjutnya, nada ayat 10-15 berubah menjadi peringatan Bani Korah atas
kasih Allah yang masyur di seluruh bumi. Poinnya, kegentaran dan kesakitan
para raja dan juga tentu seluruh umat yang diperintah, justru berada dalam
lingkupan kasih Allah.
Yehezkiel 2:1-10. Dalam bacaan ini, Yehezkiel menggunakan kata
'keras kepala', 'tegar hati', dan 'pemberontak' untuk menggambarkan
Israel. Penjelasannya tentu saja tidak memberikan gambaran terbaik pada
pembaca Yehezkiel. Kita dapat memungut tiga poin dari bacaan ini. Pertama,
label-label yang digunakan sang nabi mengingatkan kita akan sisi
kemanusiaan yang sulit menanggapi panggilan Tuhan dengan patuh. Kedua,
teguran keras dan panggilan Tuhan justru menyiratkan bahwa umat dapat
meresponsnya. Kendatipun memberontak, Tuhan memberikan harapan
bahwa orang-orang akan mendengar dan menanggapi-Nya. Ketiga, bacaan
ini berkaitan dengan bacaan Injil hari ini (Mrk. 6:1-13). Yesus mengajar di
sinagoge Nazaret dan mendapat sambutan negatif. Ia menanggapinya dengan
mengatakan "seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya
sendiri, di antar akaum keluarganya dan di rumahnya." Suara kenabian
memang tidak selalu terdengar. Ada risiko yang melekat dalam diri orang
yang berbicara untuk dan tentang Tuhan.
2 Korintus 12:1-10. Di sini, Paulus mengkritik cara "rasul-rasul
palsu" yang memanipulasi jemaat di Korintus dengan klaim atas otoritas
rasuli. Dengan menyamar sebagai "pelayan kebenaran," mereka ini
memangsa dan mengambil keuntungan dari jemaat di Korintus. Mereka
bersikap sombong dan bahkan mungkin menganiaya umat secara fisik (2
Kor. 11:12-21). Paulus merasa frustrasi terhadap jemaat di Korintus karena
mereka tampaknya begitu untuk tunduk kepada orang-orang ini. Sebaliknya,
Paulus menggambarkan pelayanan kerasulan sebagai pengungkapan
kebenaran dan dapat diakses oleh hati nurani setiap orang di hadapan Allah.
Paulus pun mendasarkan panggilannya sebagai rasul bukan dari
manusia, tetapi dari Yesus Kristus yang ia alami empat belas tahun
sebelumnya (2:12). Dalam pasal ini, ia mengacu pada pengalamannya
mencapai tingkat ketiga surga. Namun Paulus tidak tertarik untuk
menyombongkan pengalamannya ini. Ia bahkan tidak mengetahui, atau tidak
peduli, apakah pengalaman tersebut terjadi "di dalam tubuh" atau "di luar
tubuh" (ay. 1-4). Kebenaran otoritas Paulus terpancar dari apa yang terlihat,
"Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi,
karena aku mengatakan kebenaran" (ay. 6). Kebenaran yang telah
memangkitkan dirinya, yakni kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus
(4:14-15).
Selanjutnya, Paulus menggambarkan "duri dalam daging" yang telah
diberikan kepadanya agar ia tidak mempunyai penilaian yang terlalu tinggi
terhadap dirinya sendiri. Hal tersebut justru menjelaskan arti kekuatan iman
yang sebenarnya. Duri yang dimaksud Paulus adalah jenis "penderitaan
ringan" (4:17). Dalam pasal 4, ia menggunakan perumpamaan dari mazmur
ratapan untuk menggambarkan kehidupan kerasulannya: ditindas namun
tidak terjepit, bingung namun tidak putus asa, dianiaya namun tidak
ditinggalkan sendirian, didera namun tidak binasa (4:8-9). Ia menyebutkan
kesulitan-kesulitan ini bukan untuk menonjolkan keahliannya dalam
menghadapi kesulitan, melainkan untuk menegaskan bahwa Allah adalah
sumber penyelamatan di tengah semua situasi.
Kendati demikian, ia telah meminta (3x) Allah untuk menghilangkan
"duri dalam dagingnya". Namun, kesaksiannya menegaskanjawaban Tuhan
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna" (ay. 9). Kata "sempurna" (teleitat) berarti
"mencapai kedewasaan penuh." Kita menjadi dewasa ketika kita
menyadari kelemahan kita dan belajar untuk semakin bersandar pada
kuasa Kristus di dalamkita.
Markus 6:1-13 menyeritakan kisah penolakan Yesus di sinagoge
kampung halaman-Nya walau tanpa alasan penolakan tersebut. Ayat 2
menunjukkan respons positif " ... jemaat yang besar taltjub ketika mendengar
Dia... " Namun, pada ayat 3, nada orang yang datang berubah menjadi sangat
negatif, "bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria... " Artinya, mereka
meremehkan Yesus, sebab Ia "hanya" anak tukang kayu, hingga Yesus
hendak didorong ke jurang dan hampir terjatuh.
Selanjutnya, ayat 7-13 berbicara tentang pengutusan para rasul.
Pengutusan ini menarik untuk diperhatikan. Pada pasal 4, para murid gagal
memahami perumpamaan Yesus. Bahkan, di akhir pasal 4, kita menemukan
kenyataan bahwa para murid kurang beriman kepada Ia yang mampu
menenangkan badai. Lalu, pada pasal 5, mereka hanya jadi figuran. Yesus
hanya menanyakan kepada para murid, siapa yang menyentuh jubahnya
(5:30). Lalu, pada pasal ini (ay. 7-13), Yesus mengutus mereka memberitakan
pertobatan, menyembuhkan orang sakit, dan mengusir setan. Singkatnya,
ketidakpahaman dan ketidakmampuan para murid, tidak membuat mereka
tidak dapat berbuat apa-apa. Justru, di dalam kelemahan itulah, Allah
berkarya dengan sempurna.

KORELASI
Kelemahan menjadi sempurna di dalam kuasa Allah. Karena itu,
kekurangan itu tidak dihapus-Nya, malah justru memanggil kita dalam
pengharapan untuk memberitakan pertobatan dan Kerajaan Allah.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Menanggapi Panggilan-Nya dalam Kerendahan Hati
Rendah hati adalah sebuah paham ideal yang semestinya dihidupi
oleh setiap orang yang mengaku dirinya sebagai murid Kristus. Konsep ini
tampaknya terlalu mudah untuk disampaikan, namun sulit pula untuk
diwujudkan. Jika demikian, lantas bagaimana seharusnya?
Paulus memerlihatkan kerendahan hati ketika berhadapan dengan
pengajar-pengajar palsu di Korintus. Mereka meragukan kerasulan Paulus
dan memanipulasi kebenaran serta menyamar sebagai pelayan kebenaran
hanya untuk menguntungkan diri mereka sendiri. Dalam kerendahan hati dan
(mungkin) dalam keterpaksaan (karena tidak mau dianggap tinggi hati),
Paulus menyeritakan pengalaman imannya (ay. 2-4) yang memerlihatkan
kualitas karunia yang jauh berbeda dengan pengajar-pengajar palsu. Tujuan
Paulus menyeritakannya bukan untuk memegahkan diri (dibuktikan dengan
frasa "orang itu" yang digunakan Paulus di ayat 2, 3, dan 5 untuk
menyembunyikan dirinya sebagai yang mengalami pengalaman mistik itu),
karena yang terpenting baginya ialah Allah dimuliakan di atas segalanya.
Panggilan Tuhan telah dinyatakan atas kita. Pertanyaannya,
bagaimana respons kita atas panggilan itu? Dewasa ini, gereja seringkali
menyuarakan agar umat merespons panggilan Tuhan dalam kerendahan hati,
namun seringkali juga gereja mengkhianati seruan itu. Miris! Namun, itulah
realitas gereja masa kini! Menyuarakan kebenaran dan menggaungkan
keadilan dalam kerendahan hati, namun di saat yang sama, gereja (baca:umat
Allah) juga mengingkari panggilannya.

Karakter Seorang Murid


Teguh dalam Kristus adalah bukti bahwa seseorang telah menjadi
murid yang sejati. Murid yang sejati adalah mereka yang hidup dalam
kerendahan hati dan setia dalam panggilannya, baik atau tidak baik
waktunya, berat atau tidak tantangannya. Seperti Yehezkiel yang diutus
kepada bangsa Israel yang keras kepala, tegar hati, dan selalu memberontak.
Tentu tidakalah mudah menghadapi kondisi itu, namun Tuhan tetap
mengutusnya.
Para murid-pun dalam Injil Markus diutus Yesus untuk setia
memberitakan Injil damai sejahtera. Dalam tugas pengutusan itu, Yesus
secara terbuka menyampaikan bahwa akan ada penolakan (tantangan dan
pergumulan). Artinya, mengikut Yesus atau menjadi murid Yesus akan
diperhadapkan dengan berbagai tantangan, namun teruslah setia, sebagai
perwujudan karakter seorang murid yang teguh dalam Kristus.

Mencapai Kedewasaan Penuh


Kedewasaan penuh seorang murid Kristus dilihat dari respons iman
dalam setiap peristiwa yang hadir dalam kehidupannya dan menyadari
kelemahan serta berbalik bersandar sepenuhnya pada otoritas Sang Pencipta
Agung. Paulus, tampaknya telah tiba pada titik ini, yakni kedewasaan penuh
dalam Kristus. Duri dalam daging (Yunani: aK611.o\J, Tfi aapKi ''skolops tei
sarki') sebagai gambaran kondisi yang menyakitkan, menggocohn, dan
mengganggu Paulus. Sekalipun telah meminta sebanyak tiga kali kepada
Yesus agar duri itu dihilangkan, tetapi justru ia menganggapnya sebagai
sesuatu hal yang membuatnya bermegah. Mengapa? Karena dalam kesadaran
iman itulah, Paulus yakin kuasa Allah pasti dinyatakan. Kesadaran itu jugalah
yang membawa Paulus untuk tiba pada sikap iman yang melihat kelemahan,
pergumulan, dan penderitaan bukan sebagai penghalang dan penghambat
pertumbuhan iman.
Dari sini, setidaknya ada tiga poin penting yang mesti menjadi
refleksi bersama, yakni sikap kerendahan hati, penyerahan total dan
ketergantungan sepenuhnya kepada Tuhan. Dan, yang terpenting dari semua
itu ialah sikap sadar bahwa kuasa Allah sempuma dalam setiap kelemahan-
kelemahan hidup umat-Nya.
Bahan Penelaahan Alkitab, 8-13 Juli 2024
DALAM KELEMAHANLAH, KUASA-KU MENJADI
SEMPURNA
Belanna dipasundun Lan Kalanggaran tu Kamatotoran-Ku
Mazmur48
Tujuan:
1. Jemaat mengetahui dan menyadari bahwa dalam kelemahanlah kuasa Allah menjadi
sempurna.
2. Jemaat senantiasa hidup dalam kerendahan hati, penyerahan total dan
kebergatungan sepenuhnya kepada Tuhan

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 48 atau Mazmur Bani Korah selalu dinyanyikan pada hari
Senin. Bersama dengan Mazmur 47 dan 87, Mazmur ini dikategorikan
sebagai pujian atas keagungan TUHAN atas bangsa-bangsa. Secara khusus,
Mazmur ini menegaskan tidak tertembusnya kota Sion. Ayat 2 dan 11
menggambarkan kemasyuran dan keagungan Allah melintasi bumi. Karena
itu, bangsa Israel harus berada di dalamnya.
Ayat 4-8 mendeskripsikan dua relasi yang bertentangan dengan
ketakjuban atas keagungan Allah dan ketaktertembusan Sion. Sementara,
para raja yang bersekutu melawan Sion mengalami ketakutan dan kepanikan.
Keadaan tersebut digambarkan seperti perempuan yang sedang bersalin (ay.
6) dan angin badai yang menghancurkan kapal-kapal di Tarsis (ay. 7).
Sementara itu, kata 'kita' merujuk kepada para pemuja Allah yang
memandangi kota Sion dengan kacamata iman. Mereka percaya bahwa kota
Sion adalah simbol kehadiran Allah (ay. 8). Selanjutnya, pada ayat 9-11, para
pemuja mengingat kesetiaan Allah (ay. 10) yang menegaskan kehandalan,
kuasa, dan perlindungan yang datangnya dari Allah. Bagian terakhir dari
Mazmur ini (ay. 12-15) merupakan permohonan untuk mengelilingi Sion
demi menjaga tradisi turun temurun yang mana pengakuan Allah diajarkan
dari generasi ke generasi.
Pola pujian ini menarik untuk dilihat secara lebih dalam. Pada
dasarnya ayat 4-8 menggambarkan kerentanan Sion di hadapan bangsa
bangsa lain. Israel sebagai sebuah bangsa sangatlah kecil dibanding dengan
bagnsa-bangsa di sekitarnya. Akan tetapi, bangsa yang kecil ini, yang
disimbolkan dengan kota Sion, mampu berdiri tegak dan aman karena di
dalam kelemahan dan keringkihan mereka, kuasa Allah justru melindungi
mereka.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Menu.rut saudara, mengapa bangsa Israel yang adalah bangsa kecil
dibanding bangsa-bangsa lain, mampu berdiri tegak dan aman?
(Umbasusi pa'nannunganta tu diona tondok Israel, tondok bitti' iato,
ma'dintontong bendan matoto' namoiraka buda tu a'gan u-rrampoi Israel?
2. Perhatikan ayat 10, di situ dikatakan "kami mengingat, ya Allah, kasih
setia-Mu di dalam bait-Mu". Kenapa kita mesti mengingat kasih setia
Tuhan? (Pemarangai tu aya' 10 tu nakua "O Puang Matua, kikilalai bang
tu
kamasokanamMi Ian /isu banuamMi". Janna pangappa'ta, matumbai anna
para//u tu tontong unningaran kamasokananNa Puang?)

Bahan Khotbah Minggu, 14 Juli 2024

ALLAH YANG MENGHAMPIRI


Puang Umpentireke'i
Bacaan Mazmur
: Mazmur 24:1-10 (BU)
Bacaan 1
: Amos 7:7-15
Bacaan2
: Efesus 1:3-13:
Bacaan 3
: Markus 6:14-29
Nas Persembahan
: Mazmur 24:3-5
Petunjuk Hidup Barn
: Efesus 1:9

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hati yang terombang-ambing dapat kelirn dalam pengembilan
keputusan.
2. Jemaat hendaknya dalam keadaan hati yang tidak terombang ambing saat pengambilan
keputusan.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 24:1-10 memiliki ini dua sebutan, yakni nyanyian dalam
sehari-hari (khususnya hari-hari dalam satu minggu) atau Shir Shel Yom dan
nyanyian pintu masuk. Pertama, Mazmur ini disebut nyanyian sehari-hari
sebab, ia dibacakan di setiap akhir doa pagi. Artinya, ayat ini dibacakan pada
saat seseorang hendak memulai aktivitas hariannya. Kedua, Mazmur ini
disebut nyanyian pintu masuk sebab ia dibacakan pada saat para imam
berarak masuk ke dalam Bait Allah.
Mazmur ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menyatakan
Tuhan sebagai Pencipta segala sesuatu (ay. 1-2). Kedua, litani terkait
kelaikan manusia menghadap Allah (ay. 3-6). Ketiga, litani tentang masuknya
Allah ke dalam kehidupan manusia (ay. 7-10). Menarikjika kita melihat pola
Mazmur ini. Bagian pertama menukas mengenai kemahakuasaan Allah,
bagian kedua berbicara mengenai kelaikan manusia memasuki hadirat Allah,
dan ketiga justru menukas Allah yang hendak memasuki kehidupan manusia.
Artinya, alih-alih manusia hendak mencari dan memasuki hadirat Allah,
tetapi justru Allah-lah yang merangsek masuk ke dalam kehidupan manusia.
Hal tersebut ditampilkan manakala Pemazmur mengatakan angkatlah
kepalamu hai pintu pintu gerbang, sebab Raja Kemuliaan akan masuk.
Gerbang pada masa Israel kuno tidak memiliki bagian yang bergerak
ke atas dan ke bawah. Penggunaan istilah gerbang pada dasarnya merujuk
pada seseorang yang mengangkat kepalanya untuk menerima masuknya
Tuhan sebagai yang empunya bumi dan segala isinya. Karena itu, kelaikan
yang menegaskan kekudusan justru sebentuk respons manusia dalam
menyambut Ia yang hendak memasuki kehidupan manusia. Lalu mengapa
Mazmur ini dibacakan pada doa pagi Yahudi? Untuk menegaskan bahwa
setiap hari baru kita menyambut Ia yang meresap ke dalam kehidupan kita.
Hendaklah kita menyambut-Nya dengan kekudusan hati.
Amos 7:7-15 merupakan penggalan konflik antara Amos dan imam
besar Amazia. Para imam tidak senang dengan pesan Amos dan ingin
menghabisinya. Amos bemubuat tentang Kerajaan Israel Utara selama
pemerintahan Yerobeam. Ia berduka dengan keadaan kerajaan tersebut yang
menumpuk kekayaannya di kalangan elit kota. Bahkan, ia berulang kali
mengatakan bahwa kemewahan mereka adalah tanda rusaknya moral mereka
(lih. Amos 6:4-6). Kemakmuran tersebut justru menindas orang-orang miskin
dan menegaskan lebamya jurang orang miskin dan kaya (lih. Amos 2:7).
Sebagaimana kita temukan dalam teks ini, Amos melihat tali sipat
atau tali tegak lurus (ay. 7) yang menyimbolkan penghakiman Allah atas
gagalnya Israel memenuhi kewajiban moralnya. Karena itu, pemyataan
Amos sangat keras. Ia menyatakan bahwa Yerobeam, Sang Raja, akan mati
oleh pedang dan Israel akan dibuang (ay. 11 dan 17). Akibatnya, Amazia si
imam besar murka dan mengusir Amos. Mungkinkah kita dapat mengenali
diri kita dalam diri Amazia? Siapa yang ingin dirinya hancur?
Efesus 1:3-13 merupakan sebuah untaian pujian yang panjang
terhadap tindakan Tuhan. Paulus memuji Allah karena telah memilih gereja
(baca: orang percaya) sebagai umat-Nya sendiri. Ayat 4 mengungkap bahwa
"Allah telah memilih kita" untuk menjadi kudus dan tidak bercela. Ayat 5
menambahkan, "Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus
untuk menjadi anak-anak-Nya." Adopsi adalah hal yang lazim di zaman
itu. Di antara para elit, ia dapat menentukan ahli waris jika tidak memiliki
anak, atau jika anaknya meninggal. Orang yang diadopsi memeroleh status
sosial orang yang mengadopsinya hingga berhak mendapat warisan.
Demikian halnya dengan adopsi oleh Allah yang diutarakan oleh Paulus.
Menariknya, Allah tidak mengadopsi satu anak, tetapi mengadopsi satu
bangsa atau umat yang mencakup orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Ia
dengan murah hati tidak mengadopsi satu anak atau bahkan kelompok
identitas etnis atau agama tertentu, melainkan memilih dan mengadopsi
sekelompok orang yang beragam.
Dalam pembacaan ini, kita menemukan Allah adalah aktor utama
pujian Paulus. Sementara, Kristus muncul di sepanjang bagian ini sebagai inti
dari rencana Allah untuk diadopsi. Di sana, Paulus menukas bahwa "melalui
Yesus Kristus" (ay. 5) kita menerima kasih karunia. Pengadopsian ini adalah
bagian dari rencana yang lebih besar yang telah ditetapkan di masa lalu dan
memiliki dampak hingga sekarang dan masa yang akan datang. Tuhan telah
menganugerahi Roh Kudus sebagai jaminan sampai kita menerima
penebusan sempuma dari Allah (ay. 14). Karena itu, sebagai orang percaya,
kita berpartisipasi dalam cerapan eskatologis di dalam karunia-karunia Roh
yang akan disempumakan di masa yang akan datang.
Markus 6:14-29 menceritakan hubungan segitiga antara Herodes,
Herodias, dan Yohanes Pembaptis. Diceritakan, Herodes menikahi adik
ipamya. Lalu, Yohanes menegur mereka (Mrk. 6:18). Herodias pun menaruh
dendam pada Yohanes dan menginginkan kematiannya (ay. 19). Sekalipun
Herodes segan kepada Yohanes, ia pun berkompromi dengan hanya
memenjarakannya (ay. 17, 20). Herodias pun berkesempatan untuk
membunuh Yohanes pada sebuah pesta. Herodes pun menjanjikan apa pun
yang diminta Herodias (ay. 22-23). Di sanalah, Herodias menginginkan
kepala Yohanes (ay. 24-25). Karena telah terlanjur mengucap janji, dan
terpaksa meminta pengawalnya untuk memenggal kepada Si Pembaptis itu.
Mengapa Markus menceritakan kisah ini. Di mana kabar baik dalam
cerita ini? Pada ayat 20 memerlihatkan situasi Herodes ketika anak Herodias
meminta kepala Yohanes. Ia segan padanya, tetapi ia terjepit dan bingung apa
yang hams dilakukannya. Kata "segan" pada ayat 20 berasal dari kata Yunani
phobeo yang dapat diartikan menghormati atau memerlakukan dengan
hormat. Keseganan Herodes menjadi tidak ada arti di hadapan permintaan
putri Herodias hingga membuatnya "terombang-ambing". Kata "terombang
ambing" berasal dari kata Yunani aporeo yang berarti tidak berdaya, berada
dalam situasi terjepit, malu, ragu-ragu, dan tidak tahu hams berpaling ke
mana. Singkatnya, kekaguman dan keseganan tidaklah cukup. Pada akhirnya,
Herodes dipaksa untuk membunuh orang yang diseganinnya.

KORELASI
Decak kagum tidak cukup (Mrk.) untuk melihat/merespons karya
Allah yang telah memilih kita menjadi umat-Nya (Ef.). Ia yang telah
memasuki hidup kita sehamsnya direspons dengan kekudusan hidup (Mzm).
Namun, tuntutan pada kekudusan hidup kerap menuai halangan dari diri kita
yang bimbang dan kerap menolak untuk berubah (Amos).

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Dengan mengacu pada keempat bacaan Alkitab di atas yang
difokuskan pada tema perenungan Allah yang menghampiri, terdapat tiga (3)
hal yang perlu kita renungkan.

Kekudusan sebagai Respons atas Kehadiran Allah


Sebagaimana telah kita lihat dalam Mazmur 24, alih-alih masuk ke
dalam hadirat Allah, Ia justru memasuki kehidupan kita. Karena itu, kita
merespons kehadiran Allah dalam kehidupan dengan kekudusan. Pemazmur
menggambarkannya dengan orang yang tangannya bersih dan hati yang
murni, tidak menyerahkan diri pada penipuan, dan tidak bersumpah palsu
(ay. 4). Namun, dalam banyak hal kita cukup bebal. Kekudusan bukan
sekadar sikap baik, melainkan perubahan diri yang terns menerus. Kritik
Amos pada ambruknya moral Israel Utara menunjukkan bahwa kekudusan
adalah sesuatu yang fundamental sekaligus urgen. Allah yang menghampiri
kita menuntut perubahan dalam kehidupan kita. Kekudusan adalah respons
seumur hidup kita pada Allah yang menghampiri kita. Tentu saja ia bukan
sesuatu yang datang begitu saja. Sebab, kekudusan adalah proses yang terjadi
sepanjang hidup kita.

Penolakan Diri atas Teguran dan Bentukan dari Allah


Ada hal menarik lainnya, berkaitan dengan hal tersebut, yakni bahwa
Amazia menolak teguran Amos. Alih-alih menerima teguran tersebut, ia
malah mengusir Amos. Kerapkali, sikap hidup kita justru menganggap Allah
yang menghampiri mengusik zona nyaman kita. Hal itu tampak dalam cerita
penolakan terhadap Amos. Sebagai manusia, kita kerap menerima yang
dipandang menguntungkan. Sulit untuk menerima hal yang mengusik
kenyamanan kita. Bagi Amazia, keadaan Israel Utara tidak bermasalah.
Sebab, keadaannya sangat menguntungkan dirinya.
Kekaguman dan keseganan tidak cukup
Selanjutnya, kita dapat menemukan hal lain dari bacaan kita sekaitan
dengan respons pada kehadiran Allah. Kita mendapati Herodes kagum dan
segan pada Yohanes. Namun, hal itu tidak berbuah pada hal baik. Kagum
hanyalah ekspresi keterpukauan pada sesuatu. Ia tidak bermanfaat pada saat
kita berada dalam situasi sulit, seperti yang dihadapi Herodes. Tidakkah kita
juga terjebak pada itu? Kita kagum pada Allah Sang Pencipta dan ciptaan
Nya. Mungkin itu tampak pada bagian pertama bacaan Mazmur kita yang
mana ia mendaku bahwa Allahlah yang empunya bumi dan segala isinya.
Namun, pujian itu tidak berarti jika kita tidak meresponsnya dengan hidup
kudus.

Bahan Penelaahan Alkitab, 15-20 Juli 2024

HATI YANG TEROMBANG AMBING


Puang Umpentireke'i
Amos 7:7-15
Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa hati yang terombang-ambing akan kelirn saat pengembalian
keputusan.
2. Jemaat hendaknya dalam keadaan hati yang tidak terombang ambing saat pengambilan
keputusan.

PEMBIMBING TEKS
Amos 7:7-15 berisi nubuat Amos yang melayani di Israel Utara,
walaupun dia sendiri berasal dari Yehuda (Israel Selatan). Amos bernubuat di
Israel Utara pada saat Yerobeam II menjadi raja (sekitar abad ke-8 SZB). Di
bawah kepemimpinan Yerobeam II, Israel Utara mengalami perkembangan
yang pesat. Minat terhadap agama sangat tinggi. Namun di balik semua itu,
temyata dosa juga berkembang secara pesat. Ketidakadilan semakin
merajalelah di kalangan masyarakat. Amos menubuatkan efek dari dosa
mereka. Ayat 7-9 menyeritakan penglihatan Amos, yaitu tali sipat. Tali sipat
adalah seutas tali yang ditaruh pemberat pada ujungnya. Tali tersebut adalah
semacam timbangan yang dipakai oleh tukang bangunan untuk menilai
apakah sebuah tembok berdiri tegak lurus. Dalam penglihatan itu Allah
sendiri menjelaskan maknanya. "Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat
di tengah-tengah umat-Ku Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi".
Tali sipat adalah simbol standar kebenaran dan keadilan Allah untuk
mengukur keberdosaan umat Isarel. Allah menilai berdasarkan standar
kebenaran-Nya dan bukan tolok ukur yang lain entah itu bersifat finansial
maupun bersifat sosial. Kenyataan yang ada di zaman Amos adalah bahwa
pemimpin Israel tidak berlaku jujur dan adil. Mereka memberlakukan
keadilan berdasarkan standamya sendiri yang bersifat finansial dan
sosiologis.
PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI
1. Bacalah dengan teliti Amos 7:8, Apa yang saudara pahami dengan
kutipan kalimat berikut ini: "Sesungguhnya Aku akan menaruh tali sifat
di tengah-tenaga umatK.u Israel,Aku tidak akan memaafkannya lagi"?
(Basa meloi tu Amos 7:8, Umba susi pangappa'ta tu kada nakua ''La
Kupalako taungKu, to Israel tu batu petimbang; tae'mo Kula ullendu'i
lenni".)
2. Menurut kita, apakah yang menyebabkan pemimpin umat sering kali
tidak memutuskan perkara dengan benar dan adil? ( Umba susi
pa'tangaranta untiroi temai to ma'pana'ta' Ian kombongan tu nenne'
tangmaruru' mangra'ta'.)

Bahan Khotbah Minggu, 21 Juli 2024

DAHULUJAUHSEKARANGDEKAT
Dolona Mambela, Apa totemo Dipopengkareke'mo
Bacaan Mazmur : Mazmur 89:20-
37 Bacaan 1 : Yeremia 23:1-6
Bacaan 2 : Efesus 2:11-22 (BU)
Bacaan 3 : Markus 6:30-34, 53-
56 Nas Persembahan : Mazmur 89:5
Petunjuk Hidup Barn : Markus 6:30

Tujuan:
1. Jemaat menyadari statusnya di hadapan Allah.
2. Jemaat dapat hidup melekat kepada Kristus.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 89:20-37 merupakan suatu gubahan Mazmur yang disusun
sebagai nyanyian pengajaran (ay. 1). Pengajaran tentang kesetiaan, keadilan
dan kasih Tuhan yang berlaku atas Daud. Tuhan telah mengurapi Daud
melalui Samuel (1 Sam. 16:12-13) dan Ia akan menyertainya turun temurun.
Penyertaan dan kesetiaan Tuhan mewujud dalam perlindungan dari musuh
musuh, kebesaran sebagai seorang raja, dan berbagai bentuk yang lain.
Sekalipun Daud dan keturunannya melanggar dan berdosa, tetapi janji Tuhan
tidak dibatalkan. Akan tetapi, tidak berarti Allah berkompromi dengan dosa
dosa yang dilakukan oleh keturunan Daud, melainkan Allah akan membalas
pelanggaran mereka dengan gada (pebamba, pepa'tong) dan kesalahan
kesalahan dengan pukulan-pukulan (ay. 30-32).
Yeremia 23:1-6. Berkisah tentang firm.an Tuhan yang disampaikan
Yeremia kepada umat Israel yang secara khusus menasihati para gembala
yang bertugas melindungi dan menyediakan makanan, menjaga, mencari
domba yang tersesat dan menyelamatkannya jika dalam bahaya. Gembala
merupakan sebuah analogi bagi raja yang bertindak untuk seluruh bangsa
Israel. Namun, Yeremia 23 dengan keras menegur para gembala yang justru
menghancurkan dan mencerai-beraikan domba Tuhan! Sebab itu, Allah
sendirilah, Sang Gembala sejati yang akan mengumpulkan kembali, menjaga,
dan menggembalakan domba-domba-Nya.
Efesus 2:11-22 merupakan pemyataan Paulus kepada jemaat Kristen
non-Yahudi bahwa karena Kristus yang tersalib dan menanggung dosa
manusia, mereka yang dahulu bukan bagian dari Perjanjian Allah (ay.11-12),
kini mengalami pengampunan dosa dan diperdamaikan kembali dengan
Tuhan (ay.16). Namun pada akhirnya, semua orang, dalam hal ini orang
Kristen non-Yahudi bukan lagi orang asing atau pendatang, melainkan telah
menjadi anggota rumah tangga Allah. "Rumah tangga" ini dibangun di atas
dasar para rasul dan nabi, dengan Kristus Yesus sendiri sebagai batu penjuru
(ay.19-20). Kristus Sang Batu Penjuru merupakan batu pertama yang
mengatur pola bangunan secara keseluruhan dan menetapkan standar bagi
semua orang yang mengikuti-Nya (ay. 20-21).
Markus 6:30-34, 53-56 menarasikan tentang Yesus yang menjadi
pusat perhatian banyak orang di berbagai sudut kota dan kampung. Pada ayat
34, Yesus menggambarkan orang-orang yang datang mengikuti-Nya seperti
kawanan domba yang tidak mempunyai gembala. Tampaknya, orang banyak
ini telah kehilangan kepercayaan kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi yang selama ini menggembalakan mereka. Sepintas, kehadiran Yesus
menjadi altematifnya. Namun, kehadiran Yesus bukan hanya semata-mata
sebagai altematif, melainkan Allah yang secara langsung bertindak untuk
menggembalakan kawanan domba-Nya, baik melalui pengajaran yang
diberikan, maupun dengan kuasa penyembuhan kepada mereka.

KORELASI
Kristus sebagai Gembala Sejati yang mencari kembali, menjaga,
memberi makan dan menyelamatkan umat yang terpisah dari Allah karena
dosa untuk disatukan dalam Kristus.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Kita menemukan semacam perubahan 'jarak' di dalam tema renungan
saat ini, Dulu Jauh Sekarang Dekat. Terna ini dimaksudkan untuk menuntun
kita masuk pada perenungan firman Tuhan dalam bacaan leksionari. Karena
itu, kita bisa memulai dengan bertanya: apa maksud dari dulu-sekarang dan
apa maksud jauh-dekat?
Bahan yang kita baca menggambarkan status manusia di hadapan
Allah. Jika dalam Mazmur 89:20-37 kita menemukan gambaran tentang
kesetiaan Allah atas keturunan Daud, maka dalam Yeremia 23:1-6 kita dapat
melihat gambaran tentang umat yang hilang dan terserak bagaikan kambing
domba yang ditelantarkan oleh para gembalanya (ay. 1 dan 2). Ketersesatan
umat Israel selalu merupakan buah dari ketidaksetiaan orang-orang yang
menjadi mestinya memegang peran sebagai gembala. Allah murka kepada
mereka, sekaligus Allah sendiri yang akan mencari, memanggil, dan
mengumpulkan mereka yang hilang dan terserak ke dalam naungan kasih Nya
yang menghidupkan. Mereka yang telah 'jauh' terhilang, akan dikumpulkan
sehingga menjadi 'dekat' kembali. Gambaran yang hampir sama juga dapat
ditemukan dalam Markus 6:30-43 bahwa kasih Allah di
dalam Yesus Kristus berlaku atas orang-orang yang terlantar dan menderita,
mereka yang haus akan makanan dan minuman rohani maupun jasmani.
Apakah hanya berlaku bagi orang Israel saja? Tidak! Efesus 2:11-22
menerangkan bahwa di dalam Yesus Kristus, semua dipersatukan. Perbedaan
yang tajam antara Yahudi dan non-Yahudi, golongan bersunat maupun yang
tidak bersunat, menjadi satu dalam iman kepada Kristus. Perjanjian Allah
yang selama ini terkurung (eksklusif) hanya bagi orang Yahudi telah
merangkul orang-orang di luar Yahudi menjadi orang yang jauh, tetapi oleh
darah Kristus yangjauh itu telah menjadi dekat (ay. 13).
Kita dapat menyebut beberapa contoh yang lebih relevan pada masa
kini. Perbedaan-perbedaan apa saja yang bisa berpotensi memengaruhi
persekutuan atau kesatuan umat percaya? Perbedaan kelompok, saroan, atau
kobbu'! Perbedaan tongkonan, kampung, strata sosial etnis? Perbedaan
pekerjaan dan penghasilan? Perbedaan tentang siapa yang akan dicoblos?
Tentu masih banyak yang dapat disebutkan. Yang mesti diingat, perbedaan
perbedaan tersebut tidak boleh menjadi tembok pemisah di dalam
persekutuan orang percaya.
Kita bersyukur bahwa di dalam Yesus Kristus, keselamatan Allah
yang universal itu semakin nyata. Ia mengundang semua orang untuk masuk
ke dalam persekutuan sebagai keluarga Allah. Dalam persekutuan yang
demikian, tidak ada lagi 'orang asing' dan 'pendatang', tidak ada lagi yang
jauh, melainkan semua sudah didekatkan dan dilekatkan kepada Allah
melalui darah Yesus yang kudus.

Bahan Penelaahan Alkitab, 22 - 27 Juli 2024

DAHULUJAUHSEKARANGDEKAT
Dolona Mambela, Apa totemo Dipopengkareke'mo
Yeremia 23:1-6
Tujuan:
1. Jemaat menyadari statusnya di hadapan Allah.
2. Jemaat dapat hidup melekat kepada Kristus.

PEMBIMBING TEKS
Di dunia Timur Tengah kuno, peran gembala bagi domba sangat
sentral. Domba adalah hewan ternak yang sangat lemah dan rentan, tetapi
hidup di tengah kerasnya alam dengan segala marabahaya. Gembala menjadi
pelindung dari bahaya serta penuntun dalam mencari rumput segar dan air
minum yang cukup. Gada gembala (pepa'tong) dipakai untuk menghalau
binatang buas sementara tongkat dipakai untuk menuntun domba, termasuk
untuk 'memukul' domba yang nakal dan keluar dari kawanan. Karena itu,
perumpamaan gembala dan domba peliharaannya selalu dipakai di dalam
Alkitab untuk menggambarkan hubungan Israel dengan Allah.
Israel bagaikan kawanan domba, sementara para pemimpin adalah
gembala. Kawanan domba sejak awal merupakan bangsa kecil dibanding
dengan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Para pemimpin diberikan tanggung
jawab besar dari Allah, yakni untuk mengatur kehidupan umat-Nya
berdasarkan hukum Tuhan, termasuk menjaga kawanan domba ini agar tidak
terserak dan terhilang.
Yeremia 23:1-6 menarik untuk kita renungkan dalam dua hal poin,
yakni kekecewaan Tuhan atas para gembala dan rencana Tuhan bagi masa
depan Israel. Ayat 1-2 berisi kecaman kepada para gembala yang telah
membiarkan Israel terserak dan tercerai-berai tanpa penjagaan dari para
gembala. Ayat 3-6 berisi rencana Tuhan untuk mengumpulkan kembali
domba-domba ke dalam naungan kuasa-Nya dan akan mengangkat gembala
gembala yang baru yang penuh dedikasi yang akan membangun kembali
Israel. Semua yang telah jauh dari Tuhan akan didekatkan kembali dan hidup
di bawah naungan kuasa-Nya.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Baca kembali ayat 5. Diskusikanlah apa yang dimaksud dengan Tunas
adil bagi Daud yang akan ditumbuhkan TUHAN? Mengapa Tunas adil
bagi Daud itu muncul?
Pemarangai sule aya' 5. Tasipa'kadai apa tu nasanga Kada Puang kumua la
napatuoanni Daud misa' Taruk malambu'? Matumbai anna la bu'tu tu Taruk
malambu' iato?
2. Menurut anda, apa pengajaran yang relevan dari Firman Tuhan ini bagi
konteks kita dalam bergereja, bermasyarakat dan berbangsa saat ini?
Umba susi tu mitirona, apa ra tu bisa mendadi pa'pangada' Ian mai Kada Puang
tu mangka tabasa sitetena a'gan katuoan la Ian kombongan, tondok sia bangsa?

Bahan Khotbah Minggu, 28 Juli 2024

BERILAH SUPAYA MEREKA MAKAN!


Benni te mai to buda anna kandei.
Bacaan Mazmur : Mazmur 145
Bacaan 1 : 2 Raja-Raja 4:42-44 (BU)
Bacaan 2 : Efesus 3:14-21
Bacaan 3 : Yohanes 6:1-15
Nas Persembahan : Mazmur 145:8-10
Petunjuk Hidup Baru : 2 Raja-Raja 4:44

Tujuan:
1. Jemaat bersyukur atas pemeliharaan Tuhan
2. Jemaat bersedia hidup saling berbagi terutama. kepada yang menderita

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 145. Pemazmur mengungkapkan puji-pujian kepada Tuhan
atas kemurahan-Nya. Kemurahan tersebut antara lain kasih setia yang selalu
menepati perkataan-Nya dengan perbuatan yang nyata atas umat-Nya (ay.
13), menopang orang yang jatuh dan tertunduk (ay.14), bahkan mencukupi
kebutuhan mereka (ay.16). Kasih dan kesetiaan Allah merupakan kata kunci
dari nyanyian Pemazmur.
2 Raja-Raja 4:42-44 mengisahkan pelayanan Elisa sebagai nabi, yang
sering disapa sebagai abdi Allah. Ketika kelaparan terjadi, ia berkumpul
bersama dengan serombongan nabi yang jumlahnya seratus. Karena, pada
masa itu umat Tuhan sedang dalam keadaan lapar dan sangat kekurangan
makanan. Lalu datanglah seorang dari Baal-Salisa membawa dua puluh roti
jelai dan gandum barn. Elisa memerintahkan untuk memberikan kepada
seratus nabi itu. Para pelayan sempat ragu karena jumlahnya terlalu sedikit.
Namun, Elisa meyakinkan mereka dengan Firman Tuhan, sehingga makanan
itu cukup, bahkan ada yang tersisa.
EfesusJ:14-21: Melalui perikop ini Paulus menegaskan pentingnya
doa sebagai sumber kekuatan dalam pemberitaan Injil. Ia menguraikan empat
(4) isi doanya. Pertama, penguatan bagi jemaat, dengan harapan Roh Kudus
menguatkan batin orang percaya dan tetap tinggal dalam Yesus (ay. 16).
Kedua, agar iman orang percaya tetap berakar dan berdasar di dalam kasih
dan menguasai seluruh eksistensi hidupnya (ay. 17). Ketiga, agar jemaat
dapat menghidupi kasih Krsitus yakni kasih yang tanpa batas (ay. 18).
Terakhir, agar jemaat mengalami kepenuhan Allah sebagaimana yang telah ia
diterima dalam Kristus yang diwujudkan dalam sikap hidup yang
memuliakan Tuhan (ay. 20)
Yohanes 6:1-15 menyeritakan karya Yesus Kristus yang setelah
mengajar orang banyak serta melakukan banyak mujizat. Ia memberi makan
kepada lima ribu orang dengan lima rotijelai dan dua ikan milik seorang
anak. Setelah Yesus memohon berkat, semua orang dapat makan dan masih
tersisa 12 bakul.

KORELASI
Kekuatan atau keteguhan iman dalam keyakinan bahwa Tuhan
melindungi umat-Nya dapat menjadi saluran mujizat yang dapat dinikmati
oleh banyak orang.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Laku berbagi manakala hidup berkelimpahan mungkin adalah sesuatu
yang lumrah dan mudah dan sudah semestinya begitu. Akan tetapi, berbagi
dalam situasi yang sulit adalah tindakan yang luar biasa. Hal itulah yang
dilakukan Elisa ketika ia memberikan makanan kepada orang banyak di
tengah kelaparan yang melanda (2 Raj. 4:38). Makanan tersebut seharusnya
menjadi miliknya sendiri karena demikianlah seorang hamba Tuhan
menerima hulu hasil (bunga' bura padang). Kisah Elisa memberi makan
orang banyak dengan sedikit persediaan memiliki kesejajaran dengan kisah
Yesus memberi makan lima ribu orang. Keraguan pelayan Elisa (2 Raj. 4:43)
dan keraguan Filipus dan Andreas (Yoh. 6:7-9), tentang ketidakcukupan
makanan untuk banyak orang, dijawab Tuhan dengan mujizat.
Salah satu tema penting yang sering muncul di dalam Alkitab adalah
'pemeliharaan Allah' atau providensia Dei. Hal tersebut mesti direspons,
selain dengan keyakinan yang sungguh bahwa Allah memelihara kita, tetapi
juga dengan kesediaan untuk berbagi dengan yang lain. Bukankah
sumber
penderitaan manusia biasanya adalah keserakahan yang mewujud, misalnya
dalam tindakan menumpuk kekayaan dengan cara-cara yang tidak benar?
Ada istilah Latin yang mengatakan bahwa manusia terkadang menjadi homo
homini lupus, serigala bagi sesamanya. Elisa hidup di tengah-tengah
kemunduran moral dan spiritual bangsa Israel, termasuk rajanya. Bukan tidak
mungkin, kesulitan-kesulitan hidup yang tidak teratasi juga adalah buah dari
kemerosotan moral dan spiritual tersebut.
Firman yang kita baca saat ini secara radikal bertolak belakang dari
hal tersebut. Tidak menjadi serigala melainkan pelayan bagi sesama dan tidak
berkarakter memakan sesama melainkan berbagi makanan. Sikap ini
terbangun di atas kesadaran bahwa Allah memelihara manusia, termasuk
dalam penderitaan dan kesengsaraan yang dialami. Keterlibatan Allah
menuntut keterlibatan kita sebagai orang percaya, sebagai anggota tubuh
Kristus yang telah diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya dan
dengan demikian bertumbuh dan membangun iman dalam kasih (Ef. 4:16).

Bahan Penelaahan Alkitab, 29 Juli - 3 Agustus 2024

BERILAH SUPAYA MEREKA MAKAN!


Benni te mai to buda anna kandei.
Mazmur 145
Tujuan:
1. Jemaat bersyukur atas pemeliharaan Tuhan
2. Jemaat bersedia hidup saling berbagi terutama. kepada yang menderita

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 145 merupakan nyanyian kemenangan Israel dalam
peperangan. Kita perlu mengingat bahwa peperangan yang dilakukan oleh
Israel tidak dilihat semata-mata sebagai perang dalam rangka merebut atau
memertahankan kekuasaan teritorial. 'Perang suci' merupakan perang yang
di dalamnya Allah terlibat bahkan diperintahkan oleh Allah sebagai bentuk
kesetiaan Allah atas perjanjian-Nya dengan nenek moyang Israel. Selain itu,
perang yang diperintahkan Allah dalam rangka melawan orang fasik (ay. 20).
Karena itu, Mazmur 145 tidak menonjolkan peran dan kemuliaan raja,
melainkan penegasan akan kedaulatan dan kekuasaan Allah. Bahkan melalui
Mazmur ini, kita diajak untuk melihat kuasa universal Allah dan menyeluruh
atas sejarah manusia dan atas seluruh alam semesta.
Mazmur ini juga merupakan kesaksian tentang pemeliharaan dan
perlindungan Tuhan bagi orang yang bersandar kepada-Nya. Ia menjaga dan
meluputkan umat-Nya dari marabahaya rancangan orang fasik (ay. 15-16).
Karena itu, Mazmur 145 dapat dibaca sebagai ekspresi kemenangan iman dan
ungkapan syukur atas pemeliharaan Tuhan. Pemazmur menyatakan
komitmen untuk terns menaikkan puji-pujian kepada Allah (ay. 1-3, 21).
Maka dari itu, bukan hanya pemazmur, tetapi semua bangsa juga akan
menyatakan puji-pujiannya kepada Allah. Pemazmur mendesak semua orang
untuk mengakui dan menyambut dengan gembira pemerintahan Allah yang
berkuasa menata kehidupan manusia dalam kasih dan kebenaran.
PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI
1. Baca kembali dengan seksama ayat 14-16. Diskusikanlah lebih jauh
tentang kedaulatan Allah yang memelihara orang-orang yang bersandar
kepada-Nya.
(Basai sule tu ay.14-16, sipa'kadai umba susi tu kamakuasanNa Puang Matua
ungkarimmanni mintu' to mengkaola lako kaleNa.).
2. Refleksikanlah pemeliharaan dan kedaulatan Allah tersebut dalam
konteks kehidupan kita masa kini. Seperti apa dan bagaimana kita
mengambil bagian dalam karya Allah tersebut? (Ta pokadai tu
pa'nannunganta diona kamasokananNa Puang Matua tontong ungkarimmanni
katuoanta katuoanta /ant e attu marassan taolai, Na umba lasusi tu
ladikuanna unnala kataanan Ian te penggauranNa Puang Matua?)

Bahan Khotbah Minggu, 4 Agustus 2024


Aksi Pangiu' Gereja Toraja

MARILAHDEKATKEHADAPANTUHAN!
Mentireke'komi dio OloNa PUANG!
Bacaan Mazmur
: Mazmur 51:1-12
Bacaan 1
: Keluaran 16:2-4, 9-15 (BU)
Bacaan2
: Efesus 4:1-16
Bacaan 3
: Yohanes 6:25-40
Nas Persembahan
: Keluaran 16:12
Petunjuk Hidup Barn
: Keluaran 16:12

Tujuan:
1. Jemaat selalu mendekatkan diri kepada TUHAN
2. Jemaat percaya bahwa TUHAN memelihara kehidupan dalam pemeliharaan yang
kekal

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 51:1-12 berisi penyesalan dan pengakuan dosa Daud
sekaligus permohonan untuk dipulihkan dari keberdosaannya. Latar belakang
Mazmur ini dapat kita baca dalam 2 Samuel 11-12. Dua pasal tersebut
menceritakan upaya licik Daud merebut Batsyeba istri Uria. Di sana
tergambar rancangan pembunuhan Uria dalam peperangan. Tindakan
tersebut merupakan kejahatan di mata Tuhan. Karena itu, Allah mengutus
Natan untuk menegur Daud. Untunglah, Daud langsung menyadari
kesalahan dan mengakui dosa-dosanya. Selain itu, Daud juga memohon
pengampunan dan pemulihan dari Tuhan. Di ayat 12, ia memohon agar hati
dan batinnya ditahirkan dan dibaharui. Ia menyadari bahwa dari hati dan
batin/jiwa-lah muncul kemauan atau kehendak yang mewujud dalam
tindakan. Selanjutnya dalam ayat 15, Daud berjanji untuk mengajarkan
kehendak Tuhan bagi orang yang melakukan pelanggaran untuk bertobat dan
berbalik kepada-Nya.
Keluaran 16:2-4,9-15 merupakan kelanjutan kisah pemeliharaan
Tuhan atas umat-Nya, kendatipun mereka sering bersungut-sungut. Pasal ini
merupakan kisah sungut-sungut Israel yang ketiga. K.isah pertama adalah
manakala mereka ketakutan terhadap bala tentara Firaun yang mengejar
mereka dan kisah kedua ketika air yang mereka minum di Mara terasa pahit
(bdk. Kel. 14:10-12; 15:24). Melalui perikop ini, kisah sungut-sungut ketiga
muncul lagi. Perikop ini mengisahkan sungut-sungut orang Israel terhadap
makanan mereka. Rupanya orang Israel terlalu cepat meragukan kuasa Tuhan
yang telah menjamin kehidupan mereka. Kendatipun Tuhan sudah
menyatakan kuasa-Nya pada dua kisah sebelumnya, namun hal tersebut
belum cukup menjadi jaminan akan kuasa Allah atas kehidupan mereka. Kali
ini, Tuhan menjawab keluhan mereka dengan mendatangkan burung puyuh
dan manna untuk kebutuhan sehari-hari. Melalui cara inilah, Tuhan semakin
meyakinkan umatN-ya bahwa Ia hadir dalam setiap pergumulan (ay. 12).
Efesus 4:1-16. Paulus menasihati jemaat di Efesus yang sedang
mengalami ancaman pengkotak-kotakan (division). Terhadap ancaman
tersebut, Paulus menunjukkan tiga (3) nasihat sebagai antitesis yakni,
kerendahan hati (penaa mengkadiongan), kelemahlembutan (sorong inaa),
sating membantu (penaa situru' pa'kaboro1 dan mewujudkan kesatuan Roh
(ungkaritutui kasisanginaan) oleh ikatan damai sejahtera (ay. 2-6,12-13).
Keragaman karunia Allah dalam diri warga jemaat haruslah dimanfaatkan
untuk pembangunan tubuh Kristus. Lebih jauh lagi, Paulus membimbing
jemaat untuk memahami proses pertumbuhan mereka sebagai bagian dari
tubuh Kristus. Penting untuk mengingat bagaimana mereka menjadi percaya
dan ke arah mana hidup mereka mesti terarah, yakni berpadanan dengan
panggilan mereka.
Yohanes 6:25-40 menguraikan jawaban Yesus kepada orang banyak
yang datang mencari-Nya di Kapernaum. Pernyataan "Aku adalah roti
hidup" adalah yang pertama dari tujuh pernyataan "Aku adalah... " yang
diungkapkan Yesus dalam Injil Yohanes. Setiap pemyataan menampilkan
suatu aspek penting dari pelayanan Kristus. Misalnya, pemyataan "terang
dunia" (Yoh. 8:12), "pintu" (Yoh. 10:9), "gembala baik" (Yoh. 10:11,14),
"kebangkitan dan hidup" (Yoh. 11:25), "jalan, kebenaran, dan hidup" (Yoh.
14:6), dan "pokok anggur yang benar" (Yoh. 15:1,5). Pemyataan "Akulah
Roti hidup" menegaskan bahwa Kristus adalah "makanan" yang memelihara
kehidupan rohani (Yoh. 6:53). Pemyataan ini juga adalah respons Yesus
ketika orang banyak meminta tanda bahwa Ia adalah utusan Allah. Ia
membandingkan Musa yang mereka anggap telah memberi mujizat dengan
manna di padang gurun. Jika teks ini dicermati, maka sesungguhnya kita
memeroleh pengajaran Yesus tentang proses hidup orang yang merindukan
kehidupan kekal. Untuk beroleh hidup kekal, setiap orang harus makan roti
sorgawi, yakni Yesus Kristus dalam arti percaya dan hidup dalam Kristus,
serta melakukan perintah-Nya.

KORELASI
Orang Kristen adalah umat yang telah menerima Yesus sebagai "roti
hidup" untuk kehidupan yang kekal. Untuk itu, setiap orang percaya
dipanggil untuk terns menerus menata dirinya menuju kesepadanan
(umpasitende1
dengan panggilannya. Sembari kita terns berjuang mengusahakan agar
keutuhan jemaat tetap terpelihara dan meyakini bahwa Tuhan terns
menyertainya dalam setiap keberadan hidup yang dialaminya.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Dari Budak Firaun menjadi Umat Allah
Mungkin kita pemah bertanya-tanya, mengapa Israel mudah sekali
bersungut-sungut dan menjadi marah ketika mereka menghadapi situasi yang
tidak sesuai dengan harapan mereka? Mereka begitu mudah menyalahkan
pemimpin, bahkan menyalahkan Allah tatkala mereka menghadapi situasi
yang tidak mengenakkan? Mereka seperti selalu lupa bahwa sejak permulaan
Allah telah berjanji menyatakan pertolongan-Nya.
Keluar dari zona nyaman memang bukan perkara mudah. Memang
tidaklah mudah beralih dari Mesir ke padang gurun, dari kebiasaan makan
cukup sekalipun diperbudak ke kehidupan yang penuh resiko seperti
kehausan (pasal 15), kelaparan (pasal 16), dan berbagai tantangan lainnya.
Akan tetapi, fase ini memiliki implikasi yang sangat penting bagi penataan
ulang kehidupan Orang Israel: dari kebergantungan kepada kuasa Firaun ke
kebergantungan kepada kuasa Allah. Dengan kata lain, perhatian dan
kesetiaan Israel sedang dialihkan dari Firaun (sebagai budak Firaun) kepada
Allah (sebagai umat-Nya). Karena itu, Allah selalu menjawab dengan
menunjukkan pemeliharaan dan selalu mampu mengatasi kesukaran hidup
tersebut.
Kitab Keluaran berisi kisah yang amat sempuma tentang rangkaian
penyertaan dan pertolongan Tuhan atas bangsa Israel. Bahkan Allah
merancang sedemikian rupa kehidupan orang-orang yang akan dipakai-Nya
untuk menyelamatkan bangsa yang dipilih-Nya (pemilihan Musa; bdk. Kel.1-
6). Sejak Allah memulai karyaNya atas bangsa Israel, IA tidak hanya
menolong mereka memenuhi kebutuhan jasmani mereka, tetapi juga
melepaskan mereka dari ancaman lawan mereka, termasuk Firaun.

Menata mang Kehidupan dalam Kristus


Seseorang yang telah menerima Kristus mest1 Juga melalui fase
penataan ulang kehidupannya. Di tengah ancaman perpecahan jemaat di
Efesus, di bawah tuntunan Roh Kudus, Paulus menyampaikan nasihat dan
pengajaran agar mereka menata ulang kehidupan pribadi dan kehidupan
berjemaat berdasarkan nilai-nilai barn yang berpadanan dengan Kristus.
Bacaan Efesus dapat kita pakai menyoroti cara hidup berjemaat kita dewasa
ini, apakah sudah berpadanan (sitende) dengan Kristus, sehingga motivasi
motivasi yang keliru dalam berjemaat dapat disingkirkan.
Yohanes 6:25-40 memerlihatkan hal yang serupa. Banyak orang yang
mencari Yesus dengan motivasi utama bukan karena mengalami pertobatan
yang sungguh, bukan juga karena meyakini bahwa Yesuslah sumber
kehidupan kekal itu sendiri, tetapi karena barn saja dikenyangkan dengan roti
(ay. 26, bdk. Yoh. 6:1-15). Yesus mengoreksi motivasi tersebut dan mengajak
mereka untuk melihat lebih dalam: perjumpaan dengan Kristus adalah
perjumpaan dengan Roti Hidup, perjumpaan dengan Dia yang
mengarnniakan hidup kekal.
Percaya dan Memercayakan Kehidupan Kepada Allah
Orang Kristen mestinya meyakini dengan sungguh bahwa Allah
memelihara kehidupannya. Ia setia pada perjanjian-Nya. Karena itu, Ia
berinisiatif hadir secara langsung untuk memastikan bahwa umat yang
dikasihi-Nya memperoleh keselamatan. Melalui anugerah keselamatan dalam
diri Yesus Kristus, Sang Roti Hidup, kehadiran-Nya nyata memelihara umat
Nya, baik di masa yang lalu, kini, dan selamanya.
Dengan demikian, sekalipun perjalanan hidup tidak selalu seperti
yang kita harapkan, dengan kerendahan hati, orang Kristen mestinya
meyakini bahwa Tuhan selalu punya cara memelihara hidup umat-Nya. Kita
tidak sekedar percaya, tetapijuga memercayakan kehidupan kita kepada-Nya.
Menata ulang kehidupan yang berpadanan dengan Kristus berarti beralih dan
mengalihkan pusat kehidupan dari kuasa-kuasa lain kepada kuasa Allah di
dalam Kristus Yesus. Marilah dekat ke hadapan Tuhan!

Bahan Penelaahan Alkitab, 5-10 Agustus 2024

MARILAHDEKATKEHADAPANTUHAN!
Mentireke'komi dio OloNa PUANG!
Yohanes 6:25-40
Tujuan:
1. Jemaat selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.
2. Jemaat percaya bahwa Tuhan memelihara kehidupan dalam pemeliharaan yang kekal.

PEMAHAMAN TEKS
Mujizat memberi makan lima ribu orang (belum terhitung perempuan
dan anak-anak) dalam Yohanes 6:1-15 merupakan kisah yang mengisahkan
bahwa orang banyak tersebut terns mencari Dia. Apalagi, sebagian besar dari
mereka adalah golongan orang miskin dan menderita, sehingga mujizat yang
dilakukan oleh Yesus itu memiliki daya tarik yang sangat kuat di tengah
penderitaan mereka.
Melalui perikop ini, penulis hendak mengajak pembaca untuk masuk
lebih dalam dan mengoreksi motivasi mengikut dan mencari Yesus. Setelah
roti yang mengenyangkan tubuh jasmani, Tuhan menyampaikan satu konsep
yang sama sekali baru sekaligus untuk menegaskan maksud kedatangan-Nya
di tengah-tengah mereka, yaitu konsep Roti Hidup. Jika roti yang mereka
makan sehari-hari hanya mengenyangkan sesaat, maka Roti Hidup membawa
kepada hidup kekal (ay. 27). Roti Hidup adalah diri-Nya dan seluruh karya
Nya yang dipersembahkan sebagai penebusan untuk keselamatan manusia
(ay. 35). Menarik untuk memerhatikan konsep Roti Hidup sangat terkait
dengan kebangkitan orang mati pada akhir zaman sebagai rangkaian
anugerah hidup kekal (ay. 40).

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Baca kembali ayat 39-40. Diskusikanlah lebihjauh apa hubungan antara
Roti Hidup yang diajarkan oleh TUHAN Yesus dengan kebangkitan di
akhir zaman dan kehidupan kekal?
Pemarangai sule aya' 39-40. Tasipa'kadai diona kasiumpuranna Roti Katuoan
tu napa'pangadaranni PUANG Yesu na kamalimbangunan ke allo
kapatappuranna lino sia katuoan tontong sae lakona.
2. Refleksikanlah apa implikasi menerima Roti Hidup dalam kehidupan kita
masing-masing?
Ta pantan unnannungi sia umpokadai, apa ra battuananna ke untarima ki'
Roti Katuoan Ian mintu tengka ke'de'ta tuo Ian lino?

Bahan Khotbah Minggu, 11 Agustus 2024

DIPUASKAN OLEH ROTI HIDUP


Napedia'i Roti Katuon
Bacaan Mazmur : Mazmur 130:1-8
Bacaan 1 : 1 Raja-Raja 19:1-
8
Bacaan 2 : Efesus 4:25- 5:2
Bacaan 3 : Yohanes 6:35, 41-51
(BU) Nas Persembahan : Efesus 5:2
Petunjuk Hidup Barn : Yohanes 5:51

Tujuan:
1. Jemaat memahami makna Yesus Kristus sebagai Roti Hidup.
2. Jemaat menyadari bahwa kepuasan sejati hanya didapatkan dari Roti Hidup.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 130. Pemazmur dalam kesadaran dan penyesalan akan dosa
dosanya memanjatkan doa memohon pengampunan kepada Tuhan. Ia
sungguh percaya bahwa Tuhan Maha pengampun dan hanya dengan
pengampunan dari Tuhan membuatnya lega. Pemazmur kemudian mengajak
seluruh umat Israel untuk melakukan hal yang sama, yakni mengakui dosa
dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan. Karena, hanya Ia yang mampu
melepaskan umat dari keberdosaannya.
1 Raja-Raja 19:4-8. Dalam pelariannya dari kejaran Izebel, Elia tiba
di sebuah padang gurun. Dalam pelariannya, ia merasa putus asa dan berniat
untuk mati. Namun, Allah tetap memelihara Elia dengan menyediakan
makanan dan minuman. Bukan hanya itu saja, Allahjustru memberi kekuatan
bagi Elia untuk bangkit dari keterpurukan untuk melanjutkan perjalanannya.
Dengan bekal tersebut, ia bahkan bisa melanjutkan perjalanan menuju
Gunung Horeb selama 40 hari 40 malam.
Efesus 4:25-5:2 merupakan lanjutan pesan Paulus kepada jemaat di
Efesus untuk benar-benar menunjukkan cara hidup sebagai manusia baru di
dalam Kristus. Paulus melihat bahwa jemaat di Efesus masih memelihara cara
hidup yang tidak kudus. Karena itu, ia menasihatkan agar pola hidup
demikian segera diurai dan dibuang. Jemaat diajak untuk menjalani pola
hidup anak-anak terang yang benar-benar menuruti Allah. Karena, cara hidup
lama tak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Yohanes 6:35, 41-51. Perikop ini merupakan penegasan Yesus akan
status-Nya sebagai Roti Hidup dari Surga. Ia mengandaikan diri-Nya sebagai
roti yang berbeda yang membuat orang tak akan merasa lapar lagi.
Pernyataan tersebut mengundang sungut-sungut dari orang-orang Yahudi.
Orang Yahudi tak habis pikir dengan pernyataan Yesus yang hanya
dipandang sebagai manusia biasa. Yesus tahu isi hati mereka. Ia menegaskan
bahwa memang hanya melalui diri-Nya saja semua orang dapat menikmati
hidup kekal. Roti dalam dunia hanya memberi kepuasan dan memenuhi
kebutuhan sementara, namun Yesus Sang Roti Hidup akan memuaskan dan
mengarahkan kita kehidupan kekal.

KORELASI
Kepenuhan hidup hanya bisa terwujud melalui kasih karunia Allah
dalam Kristus Yesus. Tatkala dosa menekan kita, Allah mengampuni dan
melepaskan kita. Manakala kita merasa takut dan putus asa menghadapi
beratnya tantangan dalam hidup, Tuhan menolong dan menguatkan kita
melanjutkan hidup. Pergumulan karena dosa menyulitkan kita menikmati
kepenuhan hidup. Karena itu, Allah menganugerahkan Roti Hidup dalam
Yesus Kristus agar kita mampu menjalani hidup ini dengan utuh dalam
anugerah-Nya. Kita pun mampu meninggalkan cara hidup lama menuju
menjadi pola hidup baru yang sesuai dengan kehendak Kristus.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Dengan mengacu pada Yohanes 6:35, 41-51, terdapat beberapa poin
penting berupa pernyataan dan pemyatan yang dapat dikembangkan dalam
khotbah:

Mengapa Yesus mengandaikan diri-Nya sebagai Roti Hidup?


Yesus menjelaskan diri-Nya sebagai Roti Hidup untuk menegaskan
dan menegur orang banyak yang datang kepada-Nya dengan motif
mendapatkan roti biasa seperti perikop sebelumnya. Mereka berbondong
bondong mencari Yesus bukan demi hubungan intim dengan-Nya, tetapi
demi kepentingan diri sendiri, kepentingan sementara, dan kepentingan perut.
Sebagai pengikut Yesus di masa kini, mari kita juga memeriksa diri sendiri,
apa motivasi mengikut Yesus? Apakah hanya karena kebutuhan sementara,
ataukah untuk kebutuhan kekal? Yesus menggunakan pengandaian roti hidup
pada diri-Nya untuk menekankan bahwa mencari-Nya dengan motivasi yang
tidak sekadar untuk kepentingan sesaat akan membawa mereka merasakan
kepuasan sejati. Frasa yang digunakan Yesus pada ayat 35 menjamin mereka
yang mencari-Nya tidak akan lapar lagi atau haus lagi. Yesus sebagai Roti
Hidup menegaskan bahwa di dalam Ia ada pemenuhan kebutuhan yang
bersifat kekal.

Kepuasan Sejati di dalam Relasi yang Intim


Yesus selalu rindu untuk menjalin hubungan yang intim dengan para
pengikut-Nya. Dalam berbagai kesempatan, Ia menegur orang yang
mengikut-Nya dengan motivasi yang keliru. Para murid yang selalu bersama
Nya sepanjang waktu saja tetap ditegur, karena mereka tak menyadari arti
keberadaan Yesus dalam kehidupan mereka. Kehadiran Yesus tidak hanya
sekedar mendampingi dan mengarahkan, melainkan Ia adalah Hidup yang
sesungguhnya. Ketika kita benar-benar mengalami kedalaman relasi dengan
Yesus, terbuka pada keterlibatan penuh dalam hidup ini, dan membiarkan
menguasai setiap pikiran dan hati kita, kita tidak akan lagi mengejar
keinginan-keinginan yang justru membawa kita pada kekecewaan. Harapan
yang timbul dalam diri oleh relasi yang benar dalam Yesus akan selalu
berujung memuaskan sebab semuanya muncul dari kehendak Roh Kudus
bukan sekedar keinginan semu yang didorong oleh hawa nafsu dan
kepentingan diri sendiri. Nikmatilah sukacita itu senantiasa dengan
membangun relasi yang intim dengan Yesus setiap hari.
Kekhawatrian, Ketakutan, dan Dosa menutup Kepuasan Sejati
Elia telah menyaksikan dan merasakan langsung kemahakuasaan
Tuhan. Namun temyata, ia masih merasa khawatir dan dikuasai ketakutan.
Ia membiarkan kekhawatiran berkembang menjadi ketakutan hingga
menguasai dirinya. Akibatnya, ia tidak dapat merasakan hadirat Tuhan
hingga berujung pada tindakan yang ingin mencelakai dirinya sendiri. Jalan
semacam itu merupakan cerminan bagi kita yangjuga tidakjarang mengalami
ketakutan dan kekhawatiran karena berbagai persoalan dalam dunia ini.
Kekuasaan Tuhan yang begitu besar melampaui segala masalah kita itu. Kita
tidak dapat melihat-Nya, karena kita membiarkan diri dikuasai oleh
persoalan. Masalah kita mungkin besar, tetapi Tuhan kita jauh lebih besar.
Datanglah kepada-Nya! Andalkanlah Ia kala menghadapi berbagai persoalan.
Dosa yang kita pelihara juga senantiasa menghantui kita saat kita tidak
mengakuinya di hadapan Tuhan. Pemazmur menyadari dosa-dosanya telah
membuatnya merasakan kepahitan hidup. Pengampunan sejati ada di dalam
Tuhan. Sebesar apapun dosa kita, Ia mengampuni dan memulihkan kita yang
sadar akan dosa dan mau bertobat. Kepuasan akan hidup ini akan benar-benar
kita nikmati ketika kita tidak membiarkan diri kita terjebak dalam lingkaran
dosa. Tuhan mau melepaskan kita dari pusaran kepahitan karena dosa dan
kekhawatiran, mari datang pada-Nya terbuka dan mau diubahkan.

Bahan Penelaahan Alkitab, 12 - 17 Agustus 2023

DIPUASKAN OLEH ROTI HIDUP


Napedia'i Roti Katuon
1 Raja-Raja 19:4-8
Tujuan:
1. Jemaat memahami makna Yesus Kristus sebagai Roti Hidup.
2. Jemaat menyadari bahwa kepuasan sejati hanya didapatkan dari Roti Hidup.

PEMBIMBING TEKS
Elia merupakan salah seorang nabi yang melaluinya banyak mujizat
dan kuasa Tuhan dinyatakan kepada orang-orang pada masanya. Salah satu
yang terbesar adalah ketika ia berhasil mempermalukan para nabi palsu
dengan mempertontonkan kuasa Tuhan di depan mereka. Di balik
keberhasilan tersebut, Elia memerlihatkan iman yang luar biasa di hadapan
mereka bahkan keberanian Elia menyembelih para nabi palsu itu. Akan
tetapi, ia masih dihantui rasa takut dan khawatir. Kemahakuasaan Tuhan yang
menguasainya temyata belum cukup untuk membuat Elia berani berhadapan
dengan Izebel, istri Ahab. Izebel hanya manusia biasa, namun ancamannya
membuat Elia ketakutan dan harus melarikan diri. Dalam pelariannya, Elia
tiba di sebuah padang gurun yang menyimbolkan fase putus asa hingga
berniat untukmati.
Dalam keputusasaan itu, Allah tetap memelihara Elia dengan
menyediakan makanan dan minuman. Bukan hanya itu, Allah menguatkan
Elia untuk bangkit dari situasi terpuruk dan melanjutkan perjalanannya. Bekal
dari Tuhan itu membuat Elia mampu bangkit dari keinginan ingin mati
berubah menjadi semangat melanjutkan misi Allah. Bekal dari Allah adalah
bekal yang menghidupkan, hanya Dia yang mampu memberi dan
menghadirkan Roti Hidup dalam diri setiap orang percaya.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Apa yang menyebabkan Elia masih bisa takut kepada Izebel padahal dia
sudah merasakan dan menyaksikan langsung kemahakuasaan Tuhan?
(Apa passabaranna anna mataku'pa tu Elia lako Izebel, na sitonganna natiro
kalenamo Elia tu kakuasan-Na Puang?)
2. Bercermin dari bekal yang diberikan Tuhan kepada Elia, apakah dalam
hidup ini kita juga sudah merasakan bekal dari Tuhan? Bagikan
pengalaman iman masing-masing! (Umpelalanni tu kinallo napakinalloanni
Puang tu Elia, umba susi ke kita Ian katuoanta, tasa'dingsiamoraka kumua
tontongki' napasakkaran kinallo Puang? Umba susi tu ta olainna. Pada
pokadai).

Bahan Khotbah Harl Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus


2024

BANGKIT DAN PULIH DI DALAM KRISTUS


Tilendok sia Matoto' belanna Kristus
Bacaan 1
: Mazmur 51:1-12
Bacaan2
: Kolose 3:1-4
Nas Persembahan
: Kolose 3:17
Petunjuk Hidup Barn
: Kolose 3:1-2

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kita telah dibebaskan dari hukum peraturan, tetapi kita
harns tunduk pada salib Kristus.
2. Jemaat memahami bahwa kemerdekaan sejati hanya bisa kita dapatkan dalam
pengampunan Kristus.
PEMAHAMAN TEKS
Dalam kehidupan jemaat di Kolose, terdapat guru-guru palsu yang
mengajarkan ketaatan pada peraturan-peraturan di seputar sunat, berbagai
pantangan, dan lain sebagainya. Keselamatan seolah ditentukan oleh ketaatan
dalam menjalankan peraturan-peraturan sunat dan berbagai pantangan.
Paulus menjawabnya dengan mencari perkara yang di atas karena kita telah
ditebus di dalam Kristus (ay. 1-2). "Sebab kamu telah mati dan hidupmu
tersembunyi bersama dengan Kristus di dalamAllah" (ay. 3). Hidup ini bukan
lagi milik kita, tetapi telah menjadi milik Kristus dalam kuasa kebangkitan
Nya. Kita tidak lagi dikuasai oleh dosa dan tidak tunduk pada peraturan
sunat, tetapi hanya tunduk di bawah salib Kristus.
Sekalipun kita telah dibebaskan atau dimerdekakan dari kewajiban
hukum tersebut, tidak berarti bahwa kita dapat hidup sesuai keinginan kita.
Kemerdekaan dari hukum peraturan harus dipertanggungjawabkan. Paulus
menyebut hal yang bertentangan, tetapi mesti dipilih, yakni perkara di atas
atau perkara di bumi. Memikirkan perkara di atas, berarti kita menaruh kasih
dan pengharapan atas anugerah keselamatan di dalam Kristus. Sebaliknya,
memikirkan perkara di bumi berarti kita membiarkan diri kita dikuasai oleh
keinginan dosa, bukan oleh keinginan Kristus.
Jika kita adalah orang yang telah dimerdekakan dalam Kristus, maka
semestinya kita menjadi orang-orang yang tidak lagi takluk pada keinginan
dosa. Pemazmur menjelaskan dengan sangat baik bahwa kita sebenarnya
telah dikandung dalam dosa (Mzm. 51:7). Augustinus dari Hippo (354-430
ZB), seorang Bapa Gereja, menyebut bahwa kita semua hidup dengan dosa
asali, dari Adam dan Hawa. Artinya, kita semua adalah orang-orang yang
terikat dengan dosa. Mazmur ini merupakan pergulatan Daud, ketika ditegur
oleh Natan atas dosanya terhadap Uria (ay. 2). Daud meminta pengampunan
dosa dengan rahmat Allah. Pengampunan tentu dimulai dari pengakuan yang
tulus atas dosa, dan itu dilakukan oleh Daud. Karena itu, ia meminta agar
hatinya ditahirkan dan dibaharui batinnya dengan Roh (ay. 12). Setiap orang
bisa dimerdekakan jika tidak menyembunyikan dosanya, seperti Daud yang
tulus mengaku dosa di hadapan Tuhan. Artinya, setiap orang bisa
dimerdekakan dalam pengampunan dan pemulihan dari Allahjika kita benar
benar datang dengan tulus. Tidak ada kemerdekaan sejati tanpa
pengampunan Allah. Manusia yang belum mendapat pengampunan adalah
manusia yang belum merdeka, karena masih terikat pada dosa. Pengampunan
dosa yang sempuma telah dilakukan oleh Kristus sendiri dalam kematian dan
kebangkitannya. Karena itu, hari ini, kita telah disebut sebagai orang-orang
yang merdeka.

KORELASI
Korelasi Mazmur dan Surat Kolose tampak pada penekanan masih
terbelenggunya kehidupan manusia oleh dosa. Mazmur berbicara tentang
dosa sejak dalam kandungan dan pengampunan, sedangkan Paulus
menyatakan pembebasan dari dosa melalui kematian dan kebangkitan
Kristus. Dengan demikian, kemerdekaan sejati adalah pembebasan manusia
dari dosa-dosanya.
POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH
Indonesia telah merdeka 79 tahun lamanya. Akan tetapi, kehidupan
bangsa ini sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda kemerdekaan.
Korupsi menggerogoti sistem politik, ekonomi dikuasai oleh segelintir orang
rakus, dan keadilan sosial masih sangat senjang. Artinya, kita belum merdeka
secara total. Karena, kita masih dibelenggu dosa. Kehidupan yang masih
dikuasai oleh dosa adalah hidup yang belum dimerdekakan. Kepada jemaat
di Kolose, Paulus menyebut bahwa mereka tidak lagi dibelenggu oleh
berbagai peraturan dan pantangan, karena mereka telah dibebaskan dalam
kematian dan kebangkitan Kristus. Maka dari itu, kita bisa disebut sebagai
orang-orang yang telah dimerdekakan. Kita menjadi orang merdeka, tidak
berarti kita bisa melakukan apa saja sesuai keinginan kita. Hidup kita itu
takluk di bawah salib Kristus. Hidup di bawah salib Kristus berarti kita hidup
dengan terang kasih Kristus.
Sekarang ini, manusia modern dibelenggu oleh banyak berhala
modem, seperti teknologi, konsep/pikiran (memberhalakan pikiran/berhala
konsep), kuasa, uang, dan lain sebagainya. Kita sering dibuat tidak berdaya
olehnya. Bahkan, manusia modern sering menghambakan diri dan
dikendalikan oleh ciptaannya. Ini tragis! Kondisi seperti ini memerlihatkan
bahwa kemerdekaan belum sepenuhnya menjadi milik kita. Semestinya kita
mengatakan seperti Paulus, "aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Gal. 2:20). Bahwa
hidup kita sekarang ini ditentukan sepenuhnya oleh Kristus, sehingga hidup
bisa berjalan dalam damai sejahtera Allah.
Dengan demikian, kemerdekaan yang sejati hanya bisa didapatkan
jika kita telah dibebaskan diri dari dosa. Jalan itu hanya mungkin di dalam
anugerah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Jika Mazmur
menyebut bahwa manusia telah dikandung dalam dosa, maka dosa telah
merantai hidup kita menjadi manusia yang korup (busuk). Penjajahan hari
ini, bukan lagi penjajahan fisik yang dilakukan orang lain atau sebuah
bangsa terhadap kita, melainkan manusia sering dijajah oleh diri dan
keinginanya sendiri. Dijajah oleh ketidakmampuannya dalam
menjaga/mengendalikan dirinya. Kemerdekaan yang sejati adalah
pembebasan manusia dari keterikatan pada dosa. Manusia merdeka adalah
manusia yang telah dimerdekakan dalam kebangkitan Kristus. Tidak ada
kemerdekaan sejati tanpa pengampunan dosa dan tidak ada pengampunan
dosa tanpa penyerahan serta pengakuan secara tulus dosa-dosa kita.
Bahan Khotbah Minggu, 18 Agustus 2024

BEROLEH HIKMAT TUHAN DALAM ROTI IDDUP


Ungkabu'tui kakinaan Ian RotiKatuoan
Bacaan Mazmur : Mazmur 111:1-10
Bacaan 1 : Amsal 9:1-6
Bacaan 2 : Efesus 5:15-20
Bacaan 3 : Yohanes 6:51-59
(BU) Nas Persembahan : Mazmur 111:5
Petunjuk Hidup Baru : Amsal 9:6

Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa hikmat Kristus adalah jalan menuju Kerajaan Allah.
2. Jemaat percaya bahwa Yesus adalah Roti Hidup Sang Pusat dari seluruh kehidupan
manusia.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 111. Pemazmur menyatakan keinginannya memuji Allah
dengan sepenuh hati, baik secara pribadi di hadapan lingkaran orang benar
dan di dalam jemaat. Artinya, semua orang mendengamya. Ia terpesona
terhadap karya (maaseh) Tuhan (ay. 2a), yakni menyerahkan pusaka bangsa
bangsa (ay. 6) dan menegakkan kebenaran serta keadilan (ay. 7). Pemazmur
mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan harus diselidiki (dinannungan) dengan
tekun dan dijadikan pusat kebahagian umat-Nya. Perbuatan-Nya menegaskan
kebenaran Tuhan yang kekal (ay. 2) dan mengungkapkan karakter ilahi yang
penuh kasih karunia dan belas kasihan. Karena itu, bangsa Israel layak
bahkan harus mengingat pekerjaan Tuhan atas diri mereka (ay. 5 & 9).
Singkatnya, Pemazmur bermaksud untuk membangkitkan kenangan akan
pembebasan Tuhan di masa lalu.
Amsal 9:1-6 berbicara tentang personifikasi hikmat atau
membahasakan sesuatu sebagai seorang pribadi. Hikmat dipersonifikasikan
sebagai pribadi yang bijak dan digambarkan sedang melakukan perjamuan
besar dengan menyembelih hewan serta mencampur anggumya. Pesta besar
ini tentu tidak boleh dipahami sekadar pesta harafiah. Pertanyaannya,
siapakah yang diundang dalam pesta ini? "Siapa yang tak berpengalaman,
singgahlah kemari; dan kepada yang tidak berakal budi... " (ay. 4). Dan,
"Marilah makanlah rotiku dan minumlah anggur yang telah kucampur" (ay.
5) (bdk. Luk. 14:15-24). Undangan ini adalah untuk perjamuan hidup dan
terbuka. Ajakan untuk memakan roti dan meminum anggur adalah undangan
untuk menikmati kegembiraan pemimpin pesta. Akan tetapi, mereka semua
harus membuang kebodohan jika mereka ingin mengambil bagian dalam
pesta itu (ay. 6). Kebodohan sering dikontraskan dengan kebijaksanaan.
Karena itu, membuang kebodohan berarti masuk ke dalam kebijaksanaan.
Kebijaksanaan dan kebodohan tidak mungkin berjalan bersama. Karena itu,
ia menjadi pilihan. Memilih hikmat adalah memilih hidup. Siapakah orang
orang yang memilih hidup? Tentu mereka yang berhikmat bukan orang
bodoh.
Efesus 5:15-20. Dalam surat kiriman kepada jemaat di Efesus ini,
Paulus menekankan keunikan orang Kristen di hadapan mereka yang tidak
mengenal Kristus. Dalam hal ini, ia menekankan beberapa hal penting, yakni
menjadi arif/bijaksana (sophos), mengunakan atau memanfaatkan waktu
dengan tepat, tidak bodoh, mengerti kehendak Tuhan, dan penuh dengan
Roh. Orang bijak tentu adalah mereka yang memakai waktunya dengan baik
(ay. 16). Karena itu, Paulus pun menasihatkan untuk tidak menjadi bodoh,
melainkan mengerti kehendak Tuhan. Orang berhikmat dan bijaksanalah
yang akan mengerti kehendak Tuhan, bukan orang yang bodoh.
Thomas Aquinas (1225-1274), menyebut kebijaksanaan adalah
pengetahuan tertinggi tentang Allah. Ia membagi kebijaksanaan dalam tiga
tingkatan, yakni (1) kebijaksanaan akal budi, (2) kebijaksanaan teologi yang
difondasikan pada iman tetapi menggunakan akal untuk memahami, dan (3)
kebijaksanaan berdasarkan rahmat/ anugerah sebagai kebijaksanaan tertinggi.
Aquinas menempatkan kebijaksanaan berdasarkan anugerah sebagai yang
paling tinggi dari semuanya untuk menempatkan Tuhan pada posisi tertinggi
sekaligus sentral, sementara manusia (ada tercipta) sebagai yang bergantung
pada Sang Pemberi anugerah.
Yohanes 6:51-59 didahului dengan kisah Yesus memberi makan 5000
orang dengan lima (5) roti dan dua (2) ikan. Setelah itu, Yesus berpindah dari
Tiberias ke Kapemaum. Peristiwa memberi makan 5000 orang pun tersiar ke
mana-mana, sehingga orang banyak selalu mengikuti ke mana pun Yesus
pergi. Motivasi mereka bermacam-macam, termasuk motivasi untuk
mendapatkan makanan. Karena itu, ketika orang banyak menemukan Yesus
di seberang laut, mereka pun bertanya bilamana engkau tiba di sini?
Pertanyaan ini langsung dijawab oleh Yesus, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda
tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." Dari
situlah Yesus mulai mengajar orang banyak tentang Roti Hidup.
Roti Hidup menyatakan siapa Yesus. Selama ini para murid masih
memandang Yesus hanya sebatas anak Yusuf, bukan sebagai pusat dari
kehidupan. Karena itu, Yesus memakai diksi "roti" sebagai makanan sehari
hari untuk menyatakan tentang kehidupan yang sesungguhnya. Akant tetapi,
jika Yesus bicara tentang, "Akulah Roti Hidup yang telah turun dari sorga",
maka Ia sedang bicara tentang kehidupan yang sesungguhnya. Roti Hidup
tidak hanya membuat orang tidak lagi lapar dan haus, tetapi juga tentang
keselamatan. Karena, Ia memelihara hidup kita hari ini dan yang akan datang.
Jika Yesus menunjuk diri-Nya sebagai Roti Hidup, maka dapat dipastikan
bahwa tidak ada kehidupan di luar Yesus. Yesus adalah pusat kehidupan.

KORELASI
Mazmur berbicara tentang puji-pujian bukan hanya dengan emosi
tetapi juga dengan segenap hidup. Sedangkan Amsal dan surat Efesus
bebicara tentang hikmat. Injil Yohanes sendiri bicara tentang Yesus sebagai
pusat dari kehidupan. Maka dari itu, pujian dan hikmat Allah selalu harus
berpusat pada Yesus Kristus Sang Roti Hidup.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Keintiman dengan Roti Hidup
"Akulah Roti Hidup" mengungkapkan tentang Yesus sebagai pusat
dari kehidupan. Ia, sebagai Roti Hidup, tidak sedang mengungkapkan
persoalan makan dan minum, melainkan tentang hal yang lebih dari itu, yakni
keselamatan di dalam diri-Nya. "Aku" adalah subjek yang menyatakan
keberadaan "yang lain" di luar aku. Aku sebagai subjekjuga bisa menyatakan
tentang adanya relasi dengan "yang lain". Karena itu, jika Yesus mengatakan
"Akulah Rroti Hidup", maka hal ini menegaskan kebergantungan segala
sesuatu yang bukan diri-Nya. Selain itu, hal ini bisa mengungkapkan
intimnya relasi Yesus dengan orang-orang yang mengikuti-Nya. Keintiman
itu diperlihatkan oleh Yesus dengan menyebut dirinya roti hidup yang akan
memberi kehidupan yang kekal.

Berhikmat di dalam Kristus


Paulus, dalam Surat Efesus, menjelaskan tentang bagaimana seorang
Kristen harus menjadi seorang yang sophos/bijaksana. Seorang Kristen harus
mempunyai kebijaksanaan dalam terang Kristus, sehingga ia berbeda dengan
orang lain. Orang bijaksana tentu dikontraskan dengan orang bodoh. Orang
bodoh bahkan dalam pandangan Yesus sendiri tidak diizinkan masuk dalam
Kerajaan Allah, seperti yang dinyatakan dalam perumpamaan lima gadis
bijaksana dan lima gadis bodoh. Kebijaksanaan yang dimaksudkan tentu
adalah kebijaksanaan yang dituntun dalam anugerah Allah, bukan yang
berpusat pada diri manusia sendiri, seperti yang diungkapkan Aquinas.
Dengan demikian, seorang Kristen mesti memiliki kebijaksanaan dalam
dirinya untuk dapat mengenal Allah lebih dekat. Amsal, sebagai kitab hikmat,
meminta kita untuk membuang kebodohan supaya kita hidup. Kebodohan
sebagai lawan dari hikmat dapat menjerumuskan manusia dalam alam maut.
Dewasa ini, manusia tidak lagi mampu membedakan kebenaran dan
ketidakbenaran. Simulasi dan bayang-bayang dianggap sebagai sesuatu yang
nyata. Karena itu, dunia hari ini membutuhkan kebijaksanaan dalam
anugerah Allah untuk melihat dengan terang mana kebenaran dan mana yang
bukan.

Pujian membutuhkan Hikmat Allah


Pemazmur mengajak manusia untuk memuji Tuhan dengan segenap
hatinya. Memuji Tuhan dalam konteks ini tidak dapat dipahami dalam kaitan
dengan emosi, melainkan sebagai ketaatan hidup. Sikap Pemazmur bukan
hanya pengungkapan emosi atas apa yang dialami, tetapi memuji Tuhan
merupakan sikap penyerahan dan pengakuan total. Memuji Tuhan bukan
hanya dengan emosi, tetapi dengan akal budi. Memuji Tuhan membutuhkan
hikmat sehingga pujian kita tidak sekadar pujian untuk mendapatkan pujian,
tetapi berangkat dari hikmat Allah.
Bahan Penelaahan Alkitab, 19-24 Agustus 2024

BEROLEH HIKMAT TUHAN DALAM ROTI HIDUP


Ungkabu'tui kakinaan Ian RotiKatuoan
Efesus 5:15-20

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hikmat kristus adalah jalan menuju kerajaan Allah.
2. Jemaat percaya bahwa Yesus sebagai roti hidup adalah pusat dari selurnh
kehidupan manusia.

PEMAHAMAN TEKS
"Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif'' (ay. 15). Peringatan
ini disampaikan kepada orang-orang Kristen di Efesus (Ef. 1:1).
Pertanyaannya, mengapa Paulus memeringatkan mereka? Karena, orang
orang Kristen di Efesus hidup di tengah kota yang penduduknya menyembah
Dewi Artemis (dewa kesuburan orang Yunani). Sebab itu, Paulus
mengingatkan mereka untuk memerhatikan dengan seksama bagaimana
mereka harus hidup (ay. 15). Peringatan itu ditegaskan oleh Paulus dengan
mengungkapkan kata "jangan". Jangan seperti orang bebal, jangan bodoh dan
jangan mabuk oleh anggur. Jadi apa yang harus mereka lakukan? Paulus
menjawab bahwa mereka harus arif, menggunakan waktu dengan baik, dan
hidup penuh dengan Roh. Orang arif adalah orang yang tidak mengikuti
kehendak orang bebal, tetapi dia mampu mengendalikan dirinya. Sinonim
orang bebal dalam KBBI adalah orang bodoh. Paulus menasihatkan orang
Efesus untuk selalu bersikap arif, bahkan menggunakan waktu sebaik
mungkin.
Orang arif/bijaksana adalah orang-orang yang memusatkan hidup
dan kesehari-hariannya di dalam Kristus Sang Roti Hidup. Karena itu,
mereka tidak lagi bergantung pada "makanan" yang lain, tetapi hanya pada
Kristus Sang Pusat kehidupan. Sikap bijaksana, mesti menjadi salah satu
keutamaan dalam kehidupan warga jemaat. Sikap seperti itu menyatakan
tentang kepatuhan pada Kristus.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Apakah gereja selama ini telah menjadikan Kristus sebagai roti hidup,
atau justru gereja masih bergantung pada roti yang lain? (Manassa
siamoraka kumua ia tu Kombongan inang Kristusmo tu napopendati
Roti Katuoanna?)
2. Apakah Gereja selama ini telah arif memakai waktu dalam pelayanan
(bdk. Ef. 5:16)? (Dipake melosiamoraka temai attu Ian Kombongan umpana'ta'I
tomai Pa'kamayan? (pasitiroi Ej5:16)
Bahan Khotbah Minggu, 25 Agustus 2024

PERISAI IMAN
Balulang Kapatonganan
Bacaan Mazmur
: Mazmur 84:1-13
Bacaan 1
: Yosua 24:1-2a, 14-18
Bacaan2
: Efesus 6:10-20 (BU)
Bacaan 3
: Yohanes 6:56-69
Nas Persembahan
: Mazmur 84:12
Petunjuk Hidup Barn
: Efesus 6:13

Tujuan:
1. Jemaat memahami pentingnya memerlengkapi diri dengan perlengkapan senjata Allah.
2. Jemaat berkomitmen untuk semakin setia menjadikan Doa sebagai Perisai Iman
dan membangun hubungan yang semakin intim dengan Tuhan.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 84. Pemazmur menggubah sebuah lagu kerinduan untuk
selalu dekat dengan Tuhan. Ia menggambarkan betapa ia senang berada
dalam kediaman Tuhan dan tidak bisa berlama-lama jauh dari pelataran
Tuhan. Kebahagiaan itu tidak hanya dialami Pemazmur, tetapi bahkan
ciptaan lain seperti burung-burung juga mengalami pemeliharaan Tuhan.
Menyembah dan memuji-muji Tuhan adalah suatu kebahagiaan sejati yang
membuat siapapun sanggup melewati lembah kekelaman bahkan mampu
merubah lembah kekelaman menjadi tempat mata air yang sejuk. Ketika
Pemazmur menikmati kebahagiaan di dalam hadirat Tuhan, ia
menyimpulkan bahwa lebih baik satu hari di pelataran Tuhan dari pada seribu
hari di tempat lain. Puji-pujian ini benar-benar menggambarkan kebahagiaan
manakala kita percaya dan dekat kepada Tuhan.
Yosua 24:1-2a, 14-18 mengisahkan Yosua yang ingin memastikan
posisi bangsa Israel di hadapan Tuhan. Ia menyampaikan firman Tuhan yang
menyeritakan awal mula Abraham mengikut Tuhan dan menggambarkan
perjalanan bangsa Israel yang dipenuhi pasang surut kehidupan, serta
dinamika hubungan mereka dengan Tuhan. Tuhan ingin membuat Israel
mengetahui sejarah perjalanan mereka dari masa lalu sampai masa pada
Yosua agar Israel tidak lagi berpaling dari-Nya. Dalam sejarah itu, Allah
selalu terlibat menolong dan menyelamatkan mereka. Mereka seharusnya
hanya beribadah kepada Tuhan bukan lagi kepada allah-allah lain. Sudah
sangat jelas dalam sejarah kehidupan bangsa Israel bahwa saat mereka
menyembah allah lain, mereka mengalami kutuk dan penghukuman. Karena
itu, Yosua ingin menegaskan posisi umat Israel saat itu, apakah mereka masih
sepenuhnya tinggal dalam hubungan dengan Tuhan ataukah masih mau
menyembah allah-allah lain. Bangsa Israel pun menandaskan bahwa mereka
tidak akan meninggalkan Tuhan dan terns beribadah kepada Tuhan. Sebab,
melalui karya penyelamatan Alla-lah, mereka mampu melalui berbagai
rintangan. Begitupun rintangan yang sedang dan akan mereka lalui pasti
Tuhan akan menolong mereka.
Dalam Efesus 6:10-20, Paulus menasihatkan agar umat tetap teguh
dalam Tuhan. Kehidupan warga jemaat menghadapi berbagai tantangan dan
godaan seperti sedang berperang, perang rohani, yang mana mereka melawan
kuasa-kuasa kegelapan. Dalam peperangan tersebut, Paulus mengajakjemaat
memakai perlengkapan senjata Allah seperti perlengkapan perang pada
umumnya. Kebenaran, keadilan, kerelaan memberitakan Injil, iman, Firman,
dan doa adalah perlengkapan senjata Allah yang harus selalu ada dalam diri
orang-orang percaya dalam melawan berbagai tipu muslihat dan tantangan
dari si iblis. Ketekunan dalam doa merupakan prioritas hidup jemaat sebagai
tanda bahwa mereka bergantung pada Allah dalam menghadapi beratnya
hidup. Ia menasihatkan agar umat saling mendoakan agar kuat menjalani
hidup. Doa bukanlah sekedar meminta sesuatu kepada Tuhan, melainkan
komunikasi dengan Tuhan. Berdoa merupakan salah satu tanda bahwa kita
setia menjaga keintiman dengan Tuhan. Dengan doa, kita akan semakin
melekat dan berpusat kepada-Nya, sehingga kita tak gampang dipengaruhi
lagi oleh godaan Iblis dan tipu daya dunia ini.
Yohanes 6:56-69 merupakan lanjutan peristiwa ketika Yesus selesai
menerangkan bahwa diri-Nya adalah Roti Hidup. Rupanya, banyak pengikut
Yesus juga sulit memahami perkataan tersebut. Bagi mereka, perkataan
Yesus tentang diri-Nya adalah sesuatu yang keras dan susah dicerna oleh
mereka. Pemahaman ini membuat banyak pengikut Yesus mulai ragu lalu
ingin meninggalkan Yesus. Yesus pun menegaskan bahwa sangat wajar
mereka bersikap demikian karena dari awal Ia sudah tahu siapa orang-orang
yang benar-benar percaya dan yang tidak. Melihat banyaknya orang yang
undur tidak membuat kedua belas murid Yesus ikut mundur. Petrus
merespons Yesus dengan mengatakan pengakuannya bahwa perkataan Yesus
adalah perkataan yang hidup. Kedekatan dengan Yesus membuat Petrus
mampu menerima perkataanNya walaupun dianggap tak benar oleh
kebanyakan orang.

KORELASI
Kedekatan dengan Tuhan membuat kita mampu menemukan
kebahagiaan sejati. Di luar Tuhan, kita hanya mendapatkan kebahagiaan
semu yang berujung pada kutuk dan petaka. Kuasa kegelapan berusaha
membuat kita jauh dari Tuhan. Untuk melawan hal itu, kita harus
menyatakan kerinduan untuk selalu dekat pada Tuhan. Berdoa adalah tanda
bahwa kita mau selalu dekat dan bergantung kepadaNya. Doa adalah perisai
iman melawan segala godaan. Kedekatan dan ketergantungan kepada tuhan
dalam kesetiaan berdoa akan membuat kita mampu melawan kuasa iblis,
mampu membuat kita semakin setia walau banyak orang mulai meninggalkan
Dia.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Kita bagai prajurit yang menjalani hidup seperti peperangan
Uraian Paulus mengenai perlengkapan senjata Allah menyadarkan
kita bahwa hidup ini bagai peperangan yang mana kita adalah prajurit yang
harus selalu siap dengan perlengkapan senjata melawan kuasa-kuasa
kejahatan. Kuasa kegelapan akan selalu berusaha untuk menjebak dan
menjatuhkan kita. Karena itu, kita harus senantiasa mewaspadainya dengan
kesiapan iman yang ditandai dengan siapnya kita memakai kelengkapan
senjata tersebut. Mari senantiasa memerlengkapi diri sebagai prajurit yang
kuat dan tidak lengah menghadapi berbagai godaan dan tantangan yang
mendatangi kita. Setidaknya milikilah perisai iman untuk bertahan melawan
itu semua, yakni kesetiaan berdoa.

Menjalin hubungan intim dengan Tuhan dalam Doa


Doa bukan hanyalah tata cara untuk meminta sesuatu kepada Tuhan.
Pada dasarnya, doa adalah percakapan dengan Tuhan yang mengeratkan
hubungan dengan-Nya. Doa menandakan bahwa kita bergantung kepada
Tuhan. Doa membuat kita semakin fokus pada Tuhan dan kuasa-Nya,
membuat kita tidak dikuasai oleh masalah, dan tidak berpusat pada diri
sendiri. Doa bukanlah suatu kebiasaan belaka atau pelengkap suatu aktivitas
saja. Ungkapan yang mengatakan "Doa adalah nafas hidup orang percaya"
merupakan ungkapan yang begitu dalam. Artinya, kalau kita tak berdoa sama
saja kita mati, mati secara rohani. Karena, kita terputus dari Tuhan Sang
Sumber kehidupan dan doalah yang membuat kita tetap terhubung kepada
Nya.

Komitmen untuk setia mengikut Tuhan


Di masa lalu, bangsa Israel sering menunjukkan ketidaksetiaan di
hadapan Tuhan hingga mengalami peristiwa-peristiwa pahit. Pilihan yang
diberikan Tuhan jelas, mau berkat atau kutuk? Tuhan sudah menunjukkan
jalan berkat-Nya, yakni mengikuti tuntunan-Nya. Tuntunan itu mengarah
pada Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan. Karena kekerasan hati dan
kebodohan, orang banyak meninggalkan Yesus, tetapi sebagai murid yang
mengenal Dia, kita harusnya setia. Kita harusnya lebih bisa menunjukkan
kesetiaan itu dan tidak lagi dikuasai oleh dosa kebodohan serta kekerasan
hati. Mari mewujudkan kesetiaan itu dengan setia beribadah dan
menunjukkan kasih sepenuh hati dalam kehidupan sehari-hari kita.

Bahan Penelaahan Alkitab, 26 - 31 Agustus 2023

PERISAI IMAN
Balulang Kapatonganan
Yohanes 6:56-69
Tujuan:
1. Jemaat memahami pentingnya memerlengkapi diri dengan perlengkapan senjata Allah.
2. Jemaat berkomitmen untuk semakin setia menjadikan Doa sebagai Perisai Iman
dan membangun hubungan yang semakin intim dengan Tuhan.

PEMBIMBING TEKS
"Akulah roti hidup" terdengar familiar sekaligus sulit untuk dipahami.
Pada saat Yesus sedang mengajar di sinagoge, Ia menafsirkan bagian Kitab
Suci tentang roti dari sorga (ay. 31). Pendengar Yesus pada saat ini meminta
suatu tanda yang serupa. Ia menafsirkan ayat tentang manna itu dan berkaitan
dengan ayat 58. Ia menyatakan diri-nya sebagai manna atau "roti hidup" (ay.
35). Sebagaimana manna memberi kehidupan di padang gurun, demikian
pula Yesus memberikan kehidupan.
Kendatipun orang banyak pada awalnya bersemangat mendengar
Yesus, mereka menolak identifikasi diri Yesus sebagai manna. Bahkan, di
ayat 60, banyak murid-murid berpaling dari-Nya. Hal serupa memang terjadi
dalam kisah manna di padang gurun. Meskipun Israel bersukacita atas
pembebasan dari Allah, mereka segera "mengeluh" kepada Allah dan Musa
(Kel. 15:1-21). Mereka tidak percaya bahwa Tuhan akan menjaga
mereka. Berkali-kali, ketika ditanya mengenai air, makanan, dan keamanan,
Israel memainkan drama yang sama.
Demikian pula, kelompok yang mengikuti Yesus, pada awalnya
menerima makanan (Yoh. 6:1-14) dan menyatakan Yesus sebagai seorang
nabi (ay. 15). Namun, mereka juga mulai "mengeluh" terhadap Yesus yang
mendaku sebagai manna surgawi. Tanggapan para murid terhadap Yesus
adalah sebuah contohnya (ay. 66). Mereka menolak Yesus adalah manna
surgawi dengan mengundurkan diri.
Mari kita memantangi kata "tinggal" dalam ayat 56. Gagasan
"tinggal" muncul di seluruh Injil Yohanes (lih. 15:5-6). Kata Yunani tinggal
adalah meno . Yesus mengatakan "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia." Menerima Yesus
sebagai manna berarti tinggal dalam dan bersama Yesus. Melalui kedekatan
inilah Yesus memberikan kehidupan kepada mereka yang menerimanya (ay.
57). "Tinggal" dalam dan bersama Yesus adalah sebuah proses yang
panjang. Bagi banyak orang, perubahan cepat akan lebih menarik. Orang
banyak tak lagi tertarik dan merasa Yesus tidak akan menawarkan
kemenangan mudah.

PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI


1. Mengapa orang banyak sulit memahami apa yang disampaikan Yesus?
(Matumbai anna masussa napahang to buda tu kada napokada Puang Yesu?)
2. Apa yang memotivasi kita dalam berdoa? Apakah karena ingin meminta
sesuatu pada Tuhan ataukah karena kita ingin dekat kepada-Nya?
(Matumbari anta massambayang? dikuaraka kumua den apa ladipalaku
lako Puang, ha'tu dikua raka anna den tontong mandappi' lako Puang?)
Bahan Khotbah Minggu, 1 September 2024

HATI YANG TIDAK JAUH DARI ALLAH


Tontong mareke' tu penaanna lako Puang
Bacaan Mazmur : Mazmur 45: 1-9
Bacaan 1 : Ulangan 4:1-2, 6-9 (BU)
Bacaan 2 : Yakobus 1:17-27
Bacaan 3 : Markus 7:1-8, 14-15, 21-
23 Nas Persembahan : Roma 12:1
Petunjuk Hidup Baru : Yakobus 1:22

Tujuan:
11. Jemaat hidup memuliakan Tuhan dan taat menghidupi ketetapan-Nya
12. Jemaat semakin sadar untuk melekatkan hatinya kepada Tuhan

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 45:1-9 merupakan gubahan Bani Korah yang dipujikan
pada saat perkawinan raja. Mazmur ini dilantunkan sebagai wujud kecintaan
dan kekaguman rakyat rerhadap rajanya. Dengan kata lain, rakyat turut dalam
kebahagiaan rajanya (itulah sebabnya Mazmur ini disebut sebagai nyanyian
kasih). Kebahagiaan itu terwujud lewat kondisi hati yang meluap-luap (Ibr:
tztp-1"rachash"13 yang bisa juga diartikan berkobar-kobar, penuh dengan semangat)
untuk menyampaikan sesuatu yang indah. Hal ini mengindikasikan bahwa
raja yang dimaksud dalam bacaan ini adalah raja yang ideal dalam melayani
dan memimpin rakyatnya. Hal tersebut terlihat dalam penggambaran raja
yang terelok (Ibr: :"T "yaphah") atau raja yang bersinar dari raja lainnya, raja
yang punya kemurahan (Tor: 11.'.1 "chen'J sehingga punya daya tarik
positifbagi rakyatnya, raja yang diberkati Allah (Ibr: z:i,=,; u;, barak
elohim), pahlawan dalam keagungan dan semaraknya, memiliki kekuatan
yang besar untuk mengahadapi musuh-musuhnya demi terwujudnya keadilan
dan tegaknya kebenaran.
Selain dinyanyikan saat perkawinan raja, Mazmur ini juga disebut sebagai
Mazmur Mesianik yang dapat dilihat melalui penggambaran tentang takhta
raja yang adalah kepunyaan Allah selama-lamanya 14, raja yang terelok di
antara anak-anak manusia, agung dan semarak perbuatannya, diurapi oleh
Allah. Semua ini adalah karakteristik Mesias yang tergenapi dalam Yesus
Kristus.15
Dalam kesadaran iman, bacaan ini hendaknya mengantar pembacanya untuk
terns memiliki hati yang meluap-luap untuk menyatakan kecintaan dan

13Kata IY!)l adalah kata kerja qal perfect yang memberikan makna bahwa
kata meluap-luap adalah kata kerja untuk menyatakan sesuatu (dalam konteks
Mazmur 45, sesuatu itu ialah kekaguman, kecintaan terhadap raja) dan lakukan
secara aktif.
14 □)I"olam" yang juga dapat diartikan abadi, kekal, dan tetap sesuai waktu

Tuhan.
15 Paulus-pun menggunakan Mazmur 45 ini untuk menggambarkan Anak

Allah (Yesus) dalam lbrani 1:8-9.


kekaguman kepada Yesus yang adalah Raja yang bertakhta untuk selama
lamanya dalam kebenaran dan keadilan.
Ulangan 4:1-2, 6-9. Musa tidak pernah memasuki tanah perjanjian.
Ia hanya bisa memandangi tanah terjanji itu dari jauh (UL 3:27). Mungkin
saja ia dapat memasuki tanah terjanji, tetapi di padang gurun ia goyah. Pada
awal Ulangan, Musa mengulang kisah cinta Allah kepada Israel dan
kegagalan mereka yang menyakitkan kepada generasi muda Israel. Misalnya,
Tuhan memberikan 10 Hukum kepada bangsa Israel di Gunung Horeb (1:1-
8), riwayat keduabelas pengintai (1:19-21), dan pemberontakan Israel
terhadpa Allah (1:26-33). Karena mereka goyah, generasi Israel yang keluar
dari Mesir mati di padang gurun dan tidak pernah masuk ke tanah Kanaan
(1:34-40).
Allah telah berjanji bahwa mereka akan masuk ke tanah terjanji dan
menikmati hidup di sana. Artinya, janji tersebut akan menjadi milik mereka
jika saja mereka percaya. Namun, di sini letak persoalannya. Memercayai
adalah sesuatu yang sulit. Musa menceritakan kepada generasi barn kisah
leluhur mereka hidup di padang gurun dan betapa rapuhnya iman mereka.
Bahkan, ia tidak dapat menyeberang bersama mereka ke tanah perjanjian.
Karena itu, bacaan kita hari ini sangat penitng. Musa memerintahkan untuk
melakukan semua yang telah diajarkannya supaya mereka hidup dan dapat
memasuki tanah terjanji (ay. 1). Kepada mereka juga diperintahkan untuk
tidak menambah atau mengurangi perintah Tuhan. Sebab, perintah-perintah
Allah merupakan jalan menuju hidup. Musa juga mengajar mereka untuk
melakukan perintah Allah dengan setia sebagai kebijaksanaan mereka di
hadapan bangsa lain (ay. 6). Sebab, di hadapan bangsa lain, Allah beserta
hukum-hukum-Nya tidak berarti (ay 7-9).
Yakobus 1:17-27. Ayat 17 dimulai dengan tema kebaikan dan
kesempurnaan Allah. Selanjutnya, Yakobus mendorong para pembacanya
untuk "lngatlah hal ini!", yakni bahwa kita hams "setiap orang hendaklah
cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat
untuk marah" (ay. 19). Kita perlu menggarisbawahi bagian ini. Bukankah
tugas kita sebagai orang Kristen adalah pemberiaan? Mengapa Yakobus
menasihatkan kita untuk lambat berkata-kata? Di sini, ia justru menegaskan
ucapan yang cepat lahir dari pendengara yang tepat. Dengan demikian,
amarah yang merugikan dapat diredam sebab amarah tidak mengerjakan
kebenaran Allah (ay. 20).
Tidak sampai di situ saja. Yakobus bahkan mengatakan alih-alih
hanya mendengar dan berucap tentang firman, menjadi pelaku firman justru
lebih penting (ay. 22). Pada ayat 23-24, Yakobus menyebutkan ihwal seorang
yang hanya mendengar firman tetapi tidak melakukannya seperti hanya
memandangi dirinya di cermin. Barn saja ia memandangi dirinya, seketika ia
melupakan rupanya. Tentu saja, tujuan bercermin adalah untuk memberi tahu
kita kondisi diri kita. Dengan itu, kita dapat memerbaikinya. Karena itu,
orang yang mendengar tanpa melakukan firman, mengidap penyakit
"Alzheimer spiritual" sejenis kelupaan yang membuat diri tidak dapat
berfungsi sepenuhnya. Karena itu, orang percaya hams cepat "mendengar,"
karena tidak cukup mendengar menyebabkan kita tidak melakukan kebenaran
di hadapan Allah.
Markus 7:1-8, 14-15, 21-23. Yesus berbicara kepada tiga kelompok,
yakni sekelompok orang Farisi dan ahli Taurat yang mengajukan pertanyaan
(ay. 1-8), orang banyak (ay. 14-15), dan para murid yang selalu tidak
mengerti pesan Yesus (ay. 21-23). Percakapan pertama Yesus dengan orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat sering terjadi. Melihat para murid Yesus tidak
mencuci tangan sebelum makan. mereka mulai memersoalkan kemurnian
ritual, dalam hal ini mencuci tangan sebelum makan (ay. 2). Tentu saja,
mencuci tangan sebelum makan adalah tradisi Yahudi (ay. 3-4). Karena itu,
pertanyaan dari Farisi dan Ahli Taurat tidaklah salah sekalipun tujuan
mereka adalah untuk mendakwa Yesus (ay. 5). Akan tetapi, jika kita
menelisik pertentangan ini, mereka seolah-olah berdiri di atas hukum.
Merespons pertentangan tersebut, Yesus mengutip Yesaya (Yes. 29:13) " ...
bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku
hanyalah perintah manusia yang dihafalkan" (ay. 6). Yesus menyebut
mereka orang-orang munafik karena mereka meninggalkan perintah Allah
dan berpegang pada tradisi manusia (ay. 8). Pendeknya, tanggapan Yesus
tersebut lebih dari sekadar kecaman terhadap praktik ibadah kosong; tetapi
kecaman terhadap penyimpangan firman Allah.
Pada ayat 14-15, Yesus menyasar semua orang, khususnya masalah
fokus hati manusia. Kita telah melihat Yesus mengatakan " ... bangsa ini"
jauh dari Tuhan (ay. 6b). Frasa "bangsa ini," di ayat 14, tidak hanya
mencakup ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi semua orang. Di sana, Ia
mengatakan "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun
dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi
apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." Singkatnya,
apapun yang kita lakukan, tradisi apa pun yang kita junjung, tidak dengan
otomatis membuat kita menyambut Kerajaan Allah. Selanjutnya, ayat 21-23
menjelaskan bahwa dari hatilah justru muncul segala bentuk pikiran jahat
yang menajiskan seseorang. Karena itu, hati yang dekat dan melekat kepada
Allah-lah yang membawa kita semakin merasakan Kerajaan Allah.

KORELASI
Keempat bacaan saat ini mengantar kita untuk memahami bahwa Dia
adalah Raja yang memerintah dalam kebenaran dan keadilan yang terns
mengajarkan umatNya untuk hidup (mendengar dan melakukan) perintah
dan ketetapanNya dalam kebijaksanaan. Semuanya hanya dapat terwujud
jika hati kita melekat kepada Allah.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Hati yang Meluap-luap
Kalimat ini muncul dalam Mazmur 45:2 sebagai ungkapan sukacita
dan kebahagiaan rakyat dalam perkawinan raja. Apa yang membuat rakyat
tiba pada kondisi hati yang cukacita? Mazmur 45 memperlihatkan kepada
pembaca bahwa rakyat bersukacita atas pencapaian raja yang terns membawa
dampak positif bagi bangsanya. Nampaknya, apa yang telah raja lakukan
(pelayanan dan kepemimpinannya), nampaknya telah melekat dalam hati
rakyat sehingga menimbulkan rasa kagum,cinta dan hormat kepada sang raja.
Dalam kehidupan beriman, hendaknya sikap demikianjuga timbul dalam hati
kita. Lihatlah ke dalam kehidupan masing-masing dan refleksikanlah
bagaimana kasih Allah yang besar itu terns Ia nyatakan. Adakah itu telah
menggugah hati kita untuk juga meluap-luap (berkobar-kobar, penuh gairah
dan penuh semangat) dalam iman untuk menyatakan kekaguman, rasa cinta
dan pujian kepada-Nya?

Menghidupi Hukum Allah


Agar kehidupan bangsa Israel dapat terarah dengan baik, maka
kepada mereka diberikan ketetapan dan peraturan 16 untuk ditaati dengan
penuh tanggung jawab. Kata yang digunakan penulis ialah "dengarlah" (Ibr:
m., "Shama") untuk menegaskan kepada bangsa Israel agar menghidupi
ketetapan dan peraturan Allah. Kata ini adalah kata kerja qal imperative yang
bermakna perintah yang mengharuskan. Jadi, umat Tuhan diperintahkan
untuk mendengar dan menyetujui (baca: menerima) ketetapan dan peraturan
Allah. Karena dengan mendengar hukum itu, maka mereka akan hidup,
memasuki dan menduduki negeri yang dijanjikan Tuhan, Allah kepada nenek
moyang mereka. Hukum tersebut tidak boleh ditambah dan dikurangi, karena
hukum Allah adalah mutlak.
Selain mendengar, bangsa Israel juga diperintahan untuk "berpegang"
pada perintah Tuhan, Allah. Kata yang digunakan ialah ,.,, (shamar) dengan
bentuk qal infinitive yang memberi kesan tegas, kuat dan konsisten, sehingga
kata "berpegang" hendak menegaskan bahwa perintah Tuhan harus dihidupi,
dijaga, dipelihara dengan penuh kehati-hatian dan penuh tanggung jawab.
Selanjutnya, bangsa Israel diperintahkan untuk "melakukan" perintah
Tuhan dengan setia. Kata yang digunakan ialah :,tpp ( 'asyah) dengan bentuk
qal perfect yang memberikan makna bahwa bangsa Israel harus secara aktif
dan terns menerns melakukan perintah Tuhan yang telah mereka dengar dan
jadikan pegangan. Musa melanjutkannya dengan menambahkan keterangan
bahwa perintah Tuhan itu mesti dilakukan dengan setia (bisa juga diartikan
tekun, taat, dikaritutui tongan).
Hal terakhir dan juga penting untuk dilakukan ialah bangsa Israel
diperintahkan untuk "memberitahukan" perintah itu kepada anak, cucu, cicit
mereka. Kata "beritahukanlah" (Ibr: »'r "yada") dalam bentuk hiphil
perfect (kata kerja aktif yang disebabkan oleh tindakan sebelumnya)
memberikan makna bahwa segala peraturan Tuhan yang telah didengar,
dijadikan pegangan, dan dilakukan, harus disampaikan dan diberitahukan
secara aktif dan berlangsung terns menerns kepada generasi selanjutnya.
Dari Ulangan 4 ini, kita belajar bahwa peraturan dan ketetapan Allah
telah dinyatakan, selaku orang percaya tugas kita ialah mendengar,
memegang teguh, melakukan dan mewartakan peraturan, dan ketetapan
Allah itu dalam peziarahan hidup karena peraturan Allah itu tentunya
membawa kita kepada keteraturan hidup.

16 Kata yang digunakan untuk Ketetapan ialah Choq yang berarti sesuatu hal

yang dibuat dengan pengaruh besar untuk menentukan arah selanjutnya. Dan
Peraturan ialah Mishpat yang berarti keputusan atau ketegasan yang membawa
keadilan.
Hati yang Melekat pada Allah
PGT Bab 11:6 menegaskan bahwa Firman Allah, yaitu Perjanjian
Lama dan Perjanjian Barn adalah satu-satunya kaidah hidup yang normatif
bagi kehidupan manusia, baik secara pribadi, maupun secara bersama-sama.
Olehnya itu, tidak cukup bagi orang percaya jika hanya membaca dan
mendengarnya saja, lebih dari itu. Orang percaya semestinya menjadi pelaku
pelaku firman (Yak. 1:22) dalam pola pikir, tutur kata dan perbuatan atau
dengan kata lain, head, heart & hand semestinya dijiwai oleh firman Allah
sebagai kebenaran mutlak. Jangan sampai kecaman Yesus dalam Markus 7
terhadap orang farisi dan ahli taurat, terjadi dalam pola peribadahan orang
percaya masa kini, yakni bibir dan mulutnya memuliakan Allah, namun
hatinya sebenarnya jauh dari Allah. Selalu mempercakapkan kebenaran dan
keadilan dengan berlandaskan firman Tuhan, namun yang selalu didahulukan
dan diberi perhatian khusus ialah tradisi dan peraturan manusia. Yesus
menyebut itu sebagai kemunafikan.
Lantas, tugas kita apa selaku orang percaya? Dalam arak-arakan
menuju kepada kepenuhan hidup di dalam Kerajaan Allah, kita dituntut
untuk terns mendekatkan diri, melekatkan hati kepada Dia Sang sumber
kehidupan.

Bahan Penelaahan Alkitab, 2-7 September 2024

HATI YANG TIDAK JAUH DARI ALLAH


Tontong mareke' tu penaanna lako Puang
Yakobus 1:17-27
Tujuan:
I. Jemaat hidup memuliakan Tuhan dan taat menghidupi ketetapan-Nya
2. Jemaat semakin sadar untuk melekatkan hatinya kepada Tuhan

PEMAHAMAN TEKS
Jika memperhatikan 1 dekade terakhir, dalam kehidupan bergereja
ada istilah "Kristen KTP". Istilah ini tentu menjadi sebuah kritikan bagi orang
Kristen yang terns menerns mendengar firman Tuhan namun tidak
menghidupi dalam kesehariannya. Tampaknya, fenomena itu, juga telah
terjadi pada kehidupan kekristenan mula-mula. Dalam surat ini, Yakobus
(perihal penulis kitab ini, kemungkinan yang dimaksud ialah Yakobus
saudara Yesus atau disebut juga saudara Tuhan atau soko guru jemaat)
memperlihatkan dengan jelas bagaimana kondisi orang percaya17 saat itu
yang tampaknya hanya aktif mendengar tanpa dibarengi dengan tindakan
nyata melalui sikap hidup yang sesuai firman Tuhan. Atas kesadaran
itulah, Yakobus menuliskan surat ini dan mengingatkan mereka akan
beberapa hal.

Kedua belas suku diperantauan. Jika diintegrasikan dengan Perjanjian


17

Lama, maka 12 suku itu merujuk kepada umat Israel. Sedangkan perantauan atau
diaspora merujuk kepada orang Yahudi yang tersebar di Romawi-Yunani.
Pertama, cepat (Yun: -rcxxu<; "tachus" yang berarti cepat dan tepat)
mendengar namun lambat (Yun: pac5u<; "bradus" yang berarti lambat secara
mental dan spiritual) untuk berkata-kata dan marah. Point hendak
memberikan penegasan bahwa setiap orang percaya semestinya cepat dan
tepat dalam menerima firman Tuhan dan terns menerus mengendalikan diri
dalam bertutur kata dan berelasi. Kedua, membuang segala sesuatu yang
kotor dan jahat. Artinya kehidupan yang menerima firman Tuhan seharusnya
melepaskan atau meninggalkan segala penyumbat yakni sesuatu yang kotor
danjahat di mata Tuhan (bnd. Gal. 5:19-21). Ketiga, menjadi pelaku firman.
Tidak cukup hanya dengan aktif mendengar, namun pasif melakukan firman.
Kata pelaku (Yun: 1tOLTJTO:i "poietai") mengandung makna yang aktif untuk
melakukan sesuatu. Keempat, mengekang lidahnya atau menjaga lidahnya
untuk tidak terjebak dalam percakapan yang tidak berguna (tang kebattuan).
Kelima, tulus dalam beribadah yang memberi penekanan pada sikap hidup
yang secara utuh dipersembahkan kepada Dia Sang sumber segala berkat
(bdk. Rm.12:1).

PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI


1. Menurut saudara, apa yang sering menghambat kita untuk aktif menjadi
pelaku firman? (Apara tu biasa mendadi sakkalangan mendadi to unturu'
kadanNa Puang?)
2. Menurut saudara, perlukah untuk menjaga lidah dalam berelasi dengan
sesama? (Parallu raka tu to ma'patongan la untore pudukna anna umpokadai tu
katonganan?)

Bahan Khotbah Minggu, 8 September 2024


Harl Doa dan Syukur Alkitab

KUATKANLAH HATI, JANGANLAH TAKUT


Pabatta'i tu Penaammi, Da Mimataku'
Bacaan Mazmur : Mazmur 125
Bacaan 1 : Yesaya 35:1-10 (BU)
Bacaan2 : Yakobus 2:1-7
Bacaan 3 : Markus 7:24-37
Nas Persembahan : Yesaya 12:4
Petunjuk Hidup Barn : Yesaya 35:4
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa dalam menghadapi pergumulan, Tuhan senantiasa menolong
umat-Nya dengan kasih.
2. Jemaat menguatkan dan meneguhkan hati dalam pengharapan kepada Tuhan sehingga
tidak lagi menjadi takut dan gentar.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 125 berisi ungkapan iman Pemazmur tentang perbuatan baik
Tuhan yang melindungi umat-Nya. Perlindungan yang menghadirkan
keamanan seperti Gunung Sion yang tidak akan goyah selamanya (ay. 1).
Kebaikan yang Ia lakukan kepada orang yang baik dan tulus hati (ay. 4) akan
menghadirkan damai sejahtera bagi Israel (ay. 5). Hati Pemazmur dikuatkan
dan tidak takut menghadapi berbagai pergumulan.
Yesaya 35:1-10 berisi nubuatan pengharapan keselamatan umat
Tuhan. Nubuat tersebut menyerukan pengharapan akan perbuatan baik dan
keselamatan dari Tuhan (ay. 4). Orang buta menjadi melihat, orang tu1i akan
mendengar, orang lumpuh akan melompat-lompat, dan orang bisu akan
bersorak. Semua itu terjadi karena perbuatan baik Allah yang memberkati dan
menyelamatkan mereka, seperti padang gurun yang gersang memancarkan
mata air pengharapan. Israel tidak perlu takut karena Tuhan akan menolong.
Hati mereka dikuatkan dengan pengharapan sehingga mereka tidak takut lagi.
Yakobus 2:1-7 berisi nasihat kepada orang percaya di perantauan agar
iman mereka dinyatakan tanpa memandang muka (ay. 1). Seringkali terjadi
pembedaan perlakuan kepada sesama, secara khusus karena faktor kekayaan.
Mereka cenderung menghormati dan berbuat baik kepada orang kaya, tetapi
mereka tidak menghormati orang miskin. Teladan sudah diberikan Kristus
Yesus yang mengasihi manusia tanpa membedakan, karena semua menjadi
ahli waris Kerajaan-Nya (ay. 5). Hati orang miskin dikuatkan karena Tuhan
membuat mereka semua sama di hadapan-Nya.
Markus 7:24-37 berisi dua kisah penyembuhan yang dilakukan Yesus
Kristus, yakni kepada anak seorang perempuan Siro-Fenesia dan seorang
yang tuli. Karena iman yang sungguh, perempuan itu memeroleh belas kasih
dari Yesus Kristus. Sekalipun ia bukan orang Yahudi, kebaikan dinyatakan
kepada-Nya. Demikian kepada orang yang tuli dan gagap yang ditemui di
sekitaran Dekapolis yang terletak di sebelah timur dan Selatan Danau Galilea.
Daerah itu menjadi salah satu wilayah yang dianggap kafir orang Yahudi.
Akan tetapi, kasih Allah dinyatakan pula kepada orang-orang di non-Yahudi.
Perempuan Siro-Fenisia dan seorang tuli di Dekapolis adalah bukti perbuatan
baik Allah tidak dibatasi oleh apapun. Ia menjadikan segalanya baik (ay. 36).
Bangsa lain tidak perlu takut tidak mendapat kasih Tuhan. Hati mereka
dikuatkan bahwa Tuhan datang mengasihi dan menyatakan keselamatan bagi
mereka juga.

KORELASI
Keempat bacaan menekankan perbuatan baik Allah kepada umat
manusia, baik kepada Pemazmur, Israel, orang percaya yang ada di
perantauan, perempuan Siro-Fenisia, dan orang Tuli di Dekapolis. Perbuatan
baik Allah dinyatakan kepada semua bangsa tanpa sekat. Tuhan menjadikan
segalanya baik, menguatkan hati mereka, dan tidak takut karena Tuhan
menyatakan kebaikan kepada semua orang yang percaya.

GARIS BESAR KHOTBAH


Bagaimana Realitas?
Seringkali dalam pergumulan kehidupan, kita mengalami ketakutan
dan kekhawatiran. Secara manusiawi, hal tersebut wajar. Namun, jika
berlebihan, maka hal tersebut dapat menjurus pada keputusasaan atau hilang
harapan. Hal itu dapat membuat orang mengambil jalan pintas untuk
mengakhiri hidupnya atau bisa mengalami stress karena tidak bisa
mengendalikan diri. Semua itu terjadi ketika kita lupa bahwa Tuhan selalu
menyatakan pertolongan bagi umat-Nya yang dalam pergumulan.

Bagaimana Kata Alkitab?


Israel yang berstatus orang buangan di Babel mengalami pergumulan
dan penderitaan. Mereka digambarkan seperti orang yang sedang mengalami
sakit berat dan sangat memerlukan pertolongan serta pengharapan agar tidak
putus pengharapan. Demikian pula yang dialami oleh anak seorang
perempuan Siro-Fenisia yang kerasukan roh jahat dan seorang yang tuli dan
gagap di Dekapolis. Mereka bergumul karena sakit ditambah lagi mereka
bukan orang Yahudi. Orang lain beranggapan bahwa mereka tidak layak
menerima kasembuhan. Siro-Fenisia dan daerah Dekapolis dianggap kafir,
sehingga tidak layak menerima kuasa Tuhan. Mereka menderita karena sakit
penyakit serta pandangan dari orang lain akan usaha mereka memeroleh belas
kasih. Mereka membutuhkan pertolongan dan pengharapan. Dalam Yakobus
2:1-7, orang miskin mengalami pergumulan karena dianggap remeh dan tidak
diperhitungkan dalam masyarakat. Orang lebih menghargai orang kaya dan
orang yang punya jabatan.
Allah sungguh-sungguh memerhatikan dan menyentuh pergumulan
bangsa Israel di pembuangan, pergumulan perempuan Siro-Fenisia,
pergumulan seorang yang tuli dan gagap di Dekapolis, dan pergumulan orang
miskin di Asia kecil. Karena itu, Yesaya menyampaikan pengharapan dari
Tuhan kepada umat Tuhan agar mereka bersemangat dan berpengharapan.
Pertolongan Tuhan digambarkan seperti pemulihan bagi orang sakit. Orang
buta menjadi melihat, orang tuli akan mendengar, orang lumpuh akan
melompat-lompat, dan orang bisu akan bersorak (ay. 5-6). Bukan itu saja,
pengharapan itu digambarkan pula pada alam yang awalnya kering menjadi
berbunga dan beriang, dan padang gurun kering akan menjadi sumber air.
Pengharapan kembalinya Israel kembali ke Tarrah Terjanji menyukacitakan
dan menguatkan mereka. Pertolongan Tuhan juga dinyatakan kepada anak
perempuan Siro-Fenisia dan seorang yang tuli dan Gagap di Dekapolis
melalui kesembuhan. Pertolongan Tuhan nyata kepada semua orang. Seperti
yang dinyatakan pula bagi orang yang ada di Asia Kecil bahwa kasih Tuhan
dinyatakan tanpa memandang muka, tanpa pembedaan sehingga menguatkan
iman percaya umat Tuhan menjalani berbagai pergumulan dan penderitaan
karena Injil.

Bagaimana Seharusnya?
Sebagai umat Tuhan, kita semua tidak lepas dari pergumulan dan
penderitaan kehidupan, baik sakit penyakit, masalah ekonomi, masalah
hubungan dengan tetangga dan rekan kerja, masalah perbedaan pilihan,
masalah rnmah tangga, dll. Akan tetapi, dalam semuanya itu, kita percaya
bahwa Tuhan yang sanggup menolong kita. Tuhan selalu hadir dengan kasih
Nya. Karena itu, kuatkalah iman, janganlah takut. Dalam Minggu ini, kita
merenungkan hari doa dan syukur Alkitab bahwa dalam doa kita terns
ditolong menjalani hidup untuk terns bersyukur atas firman Tuhan yang
dinyatakan dan dimuat dalam Alkitab yang terns menjadi sumber kebenaran.
Bahan Penelaahan Alkitab, 9-14 September 2024

KUATKANLAH HATI, JANGANLAH TAKUT


Pabatta'i Tu Penaammi, Da Mimataku'
Markus 7:24-37

Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa dalam menghadapi pergumulan, Tuhan senantiasa menolong
umat-Nya dengan kasih.
2. Jemaat menguatkan dan meneguhkan hati dalam pengharapan kepada Tuhan sehingga
tidak lagi menjadi takut dan gentar.

PEMAHAMANTEKS
Mengalami sakit penyakit tentu membuat kita menjadi sangat
menderita dan bergumul. Misalnya, ketika diri atau sanak keluarga kita sakit,
seperti yang dialami perempuan Siro-Fenisia. Ia memohon kesembuhan
kepada Yesus Kristus, kendati ia menyadari dirinya adalah orang asing. Akan
tetapi, ia percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkan anaknya tanpa
membeda-bedakan. Dan benar saja, Yesus Kristus kagum dengan iman si
perempuan dan menyatakan kesembuhan kepada anaknya itu. Hal tersebut
terjadi juga kepada seorang yang tuli dan gagap di Dekapolis. Daerah
Dekapolis ini berada di sebelah Timur dan Selatan danau Galilea yang pada
masa itu dianggap daerah orang kafir. Namum pertolongan Tuhan juga
dinyatakan dengan menyembuhkan orang itu di Dekapolis.
Belas kasih Yesus Kristus dinyatakan kepada semua orang tanpa
membedakan latar belakangnya. Yang terpenting ialah mereka datang dengan
iman yang sungguh. Tuhan menguatkan mereka sehingga mereka tidak perlu
takut lagi menjalani hidup dan mengalami pergumulan karena kasih Tuhan
terns menuntun dan menguatkan.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Kita semua pemah mengalami pergumulan kehidupan karena sakit
penyakit. Coba ceritakanlah pengalaman kita mengalami penyakit yang
berat dan upaya mencari kesembuhan? (Ma'din dennasangmo anna
disa'ding tu kamabandaran be/anna saki. Ta u/e/eanni ke denni ta o/ai, na /a/an
umba susi dio/a undakai' tu kama/ekean?)
2. Mari kita kembali membaca ayat 37. Apa yang kita pahami dari teks "Ia
menjadikan segala-galanya baik"? (Basai su/e tu ayat 37. Umba susi tu
pa'nannunganta tu kada nakua ''Melo nasang tu Napogau'na")
Bahan Khotbah Minggu, 15 September 2024

LIDAH DAN TELINGA SEORANG MURID


Kamalutean Ma'kada sia Ma'perangi Susito mai Anak Ma'guru
Bacaan Mazmur : Mazmur 19:1-15
Bacaan 1 : Yesaya 50:4-11 (BU)
Bacaan2 : Yakobus 3:1-12
Bacaan 3 : Markus 8:27-38
Nas Persembahan : Mazmur 19:9-10
Petunjuk Hidup Barn : Yesaya 50:4
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan menghayati bahwa kita diberikan Tuhan Lidah dan
Telinga seorang Murid.
2. Jemaat menjadi saksi Kristus dengan mengandalkan Lidah dan Telinga seorang Murid
yang terus diasah oleh Tuhan.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 19 berisi pujian Daud tentang kemuliaan Tuhan yang
dinyatakan melalui pekerjaan tangan-Nya. Langit dan cakrawala
menceritakan dan memberitakan kemuliaan Tuhan. Kemuliaan yang bisa
dilihat dari penciptaan alam semesta. Kemuliaan Tuhan juga dinyatakan
melalui Taurat yang sempuma dan bercerita tentang kemuliaan-Nya.
Yesaya 50:4-11 adalah bagian kedua kitab Yesaya yang menceritakan
pelayanan seorang hamba yang dipakai untuk memulihkan Israel bahkan
bangsa-bangsa lain. Ia telah dibekali dengan lidah seorang murid dan telinga
seorang murid (ay. 4). Lidah yang dimaksud bukan karena ia cakap berbicara
atau karena ia adalah pengajar, tetapi karena Tuhan yang memberikan-Nya.
Telinga dan lidahnya dipertajam agar ia mendengar dan berbicara
berdasarkan kehendak Tuhan. Sekalipun banyak orang yang menolak bahkan
mempersalahkan, tetapi Tuhan-lah yang akan menolong dan menjadi hakim
yang benar bagi hamba Tuhan itu.
Yakobus 3:1-12 berisi nasihat untuk menjaga lidah agar tidak
melahirkan dosa. Jika tidak dikendalikan, maka lidah yang kecil sekalipun
dapat menimbulkan perkara besar. Karena pada waktu itu, banyak guru-guru
palsu yang mengandalkan pengetahuan mereka untuk mengajar. Namun,
pengajaran mereka hanya di mulut saja dan bukan dari hati. Lidah yang
diberikan Tuhan adalah lidah yang harus menyampaikan berkat dan memuji
Tuhan, tetapi banyak lidah yang buas yang menyampaikan kutuk dan
menyakiti sesama.
Markus 8:27-38 berisi pengakuan Petrus tentang siapa Yesus. Hal
tersebut ditanyakan Yesus karena banyak orang yang mengira Ia adalah
Yohanes Pembaptis, Elia, atau salah seorang dari para nabi. Namun dengan
lidahnya, Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan itu
(ay. 29). Namun, Petrus belum paham betul ucapan tersebut. Sebab, sebagai
Mesias, Yesus akan menerima penolakan dan penderitaan untuk
menyelamatkan manusia. Karena itu, Yesus Kristus menegur Petrus untuk
menyadarkannya atas pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias yang harus
menderita demi menebus dosa manusia.

KORELASI
Kemuliaan Tuhan yang harus diceritakan. Daud melihat perbuatan
Allah melalui ciptaan dan Taurat. Yesaya bercerita tentang hamba Tuhan
yang diberikan lidah dan telinga untuk mendengar dan menyeritakan
kemuliaan Tuhan. Yakobus memberikan nasihat untuk menggunakan lidah
menceritakan kemuliaan Tuhan dan menyatakan berkat. Yesus Kristus
mengajar Petrus untuk mengaku dengan lidah dan iman yang menyeritakan
perbuatan Tuhan. Semua diberikan telinga dan lidah untuk memberitakan
perbuatan dan kemuliaan Allah.

GARIS BESAR KHOTBAH


Bagaimana Realitas?
Dalam melakukan sesuatu, manusia seringkali hanya mengandalkan
pikirannya. Karena itu, sering muncul ungkapan "mulut-mulut saya jadi
terserah saya". Kita lupa bahwa kita adalah murid Tuhan yang selayaknyalah
mendengar pertunjuk dan ajaran Tuhan dengan baik. Kerapkali, kita merasa
lebih pandai atau sudah tahu banyak hal sehingga tidak lagi menjadi murid
murid Tuhan yang punya telinga dan lidah yang mendengar dan
mengucapkan apa yang Tuhan kehendaki. Lebih sering kita mengatakan apa
yang kita senangi bukan kata-kata yang memuliakan Tuhan.
Bagaimana Kata Alkitab?
Yesaya menceritakan pelayanan seorang hamba Tuhan yang akan
dipakai memberitakan pemulihan Israel dan bangsa-bangsa lain. Hamba itu
digambarkan seperti seorang murid yang taat dan setia. Seorang murid
penting untuk mendengarkan dan memberitakan yang disampaikan oleh sang
guru. Lidah seorang murid akan memberitakan perkataan-perkataan
pembawa semangat dan kekuatan bagi yang letih lesu (ay. 4). Seorang murid
juga dituntut memiliki telinga yang selalu mendengar guru. Kesediaan untuk
terns dipertajam setiap saat karena Tuhan yang membuka telinga seorang
hamba Tuhan untuk mendengar (ay.5). Telinga yang mendengar bukan hanya
terbatas pengertiannya pada telinga yang mendengar suara atau bunyi, tetapi
mendengar lalu menaati perintah Tuhan dan memberitakan kemuliaan
Tuhan. Seperti yang dinyatakan oleh Daud yang melihat kemuliaan Tuhan
melalui ciptaan dan Taurat-Nya (Mzm. 19). Ia menjadi murid yang setia
memerhatikan karya Sang Guru yang mulia dan dinyatakan melalui ciptaan
dan Taurat-Nya. Dengan mulutnya, murid dapat mengaku seperti Petrus
bahwa Yesus adalah Tuhan. Akan tetapi, pengakuan yang lahir dari iman.
Seperti yang ditegaskan dalam Yakobus 3:1-12 bahwa baiknya lidah
dipergunakan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan serta menjadi sumber
berkat dan kekuatan bagi semua orang. Dengan demikian seorang murid,
dengan telinga yang terns dipertajam untuk mendengar pengajaran Tuhan dan
dengan mulut bersaksi menceritakan kemuliaan Tuhan yang terns dialami dan
dirasakan.
Bagaimana Seharusnya?
Kita semua adalah murid-murid yang dipakai Tuhan menyatakan
kemuliaan-Nya. Kita harus memiliki telinga dan lidah seorang murid yang
setia, taat mendengarkan dan merindukan firman, serta menceritakan
kemuliaan Tuhan sehingga dapat membawa damai dan sukacita. Kita semua
diutus Tuhan ke dalam dunia untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Seperti
yang tertuang dalam PGT Bab VI butir 3 "umat Allah diutus ke dalam dunia
untuk dunia, berada di dalam dunia tetapi bukan dari dunia". Dengan telinga
kita mendengar dan percaya kemudian dengan lidah kita memberitakan
kemuliaan Tuhan dan menjadi saluran damai sejahtera dari Tuhan bagi
dunia.

Bahan Penelaahan Alkitab, 16-21 September 2024

LIDAH DAN TELINGA SEORANG MURID


Kamalutean Ma'kada sia Ma'perangi Susito mai Anak Ma'guru
Yakobus 3:1-12

Tujuan:
1. Jemaat memahami dan menghayati bahwa kita diberikan Tuhan Lidah dan
Telinga seorang Murid.
2. Jemaat menjadi saksi Kristus dengan mengandalkan Lidah dan Telinga seorang Murid
yang terus diasah oleh Tuhan.

PEMAHAMANTEKS
Banyak orang yang bercita-cita menjadi seorang guru karena masih
melekat dalam hati banyak orang bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda
jasa. Akan tetapi, bagaimana jika Yakobus justru mengatakan jangan banyak
yang mau menjadi guru?
Surat ini ditulis kepada orang percaya di Asia kecil yang menghadapi
banyak guru-guru palsu yang bermunculan. Dengan lidah dan mulut, mereka
menyampaikan ajaran-ajaran yang tidak bersumber dari kebenaran. Mereka
merasa telah tahu banyak hal sehingga layak didengarkan. Karena itu,
Yakobus menasihati orang percaya agar tidak mengikuti jejak mereka yang
hanya pandai berbicara, tetapi tidak mengimaninya. Guru-guru palsu itu akan
dihakimi menurut ukuran yang lebih berat karena mereka adalah guru.
Sebaliknya, orang percaya harusnya bersikap seperti murid yang setia
mendengar dan menyatakan kesaksian tentang kemuliaan Tuhan bukan
kepentingan sendiri. Karena itu, sangat penting untuk menggunakan lidah
dengan bijak. Sekalipun kecil, lidah yang tidak dijinakkan bisa seperti sesuatu
yang buas dan penuh racun yang mematikan. Jika dipergunakan dengan baik,
maka lidah dapat memuji dan memuliakan Tuhan.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Hal apa yang membuat kita seringkali tergoda untuk menggunakan lidah
untuk mencerita kekurangan orang lain? (Apa tu nenne' umbaiki'
tangtipodo' unnu/e/ean katangpa/ambiranna to senga'?)
2. Mari kita kembali membaca ayat 8! Apakah yang dimaksud dengan
"sesuatu yang buas dan racun yang mematikan"? (Basai sule tu ay.8
"umba susi pangappa'ta tu kada nakua "iamo misa'kaka.dakean tang mari'pi,
ponno ipo papatean?')

Bahan Khotbah Minggu, 22 September 2024

TUHAN MENGUJI BATIN DAN HATI


Puang Untoba Ba'teng sia Penaa
Bacaan Mazmur : Amsal 31:10-31
Bacaan 1 : Yeremia 11:18-23 (BU)
Bacaan2 : Yakobus 3:13-4:8a
Bacaan 3 : Markus 9:30-37
Nas Persembahan : Amsal 31:31
Petunjuk Hidup Barn : Yeremia 11:20
Tujuan:
1. Jemaat tetap setia dan teguh menjadi utusan Tuhan sekalipun menghadapi pergumulan
dan tantangan.
2. Jemaat menyerahkan segala perkara yang dihadapi kepada Tuhan yang menguji batin
dan hati.

PEMAHAMANTEKS
Amsal 31:10-31 berisi puji-pujian untuk istri yang cakap. Cakap yang
dimaksudkan adalah istri yang hidup pada jalan Tuhan dan lulus jika batin
dan hati diuji oleh hal-hak duniawi. Istri yang cakap itu lebih berharga
daripada permata (ay. 10). Mulutnya penuh dengan hikmat dan pengajaran
yang lemah lembut. Bukan pada istri yang hanya mengutamakan kemolekan
dan kecantikan dunia. Istri yang cakap dan takut akan Tuhan akan dipuji-puji.
Yeremia 11:18-23 berisi penyerahan Yeremia kepada Tuhan dalam
menghadapi ancaman pembunuhan di Anatot. Setelah Tuhan
memberitahukan rencana untuk membunuh Yeremia, Yeremia berseru
memohon pertolongan kepada Tuhan. Yeremia menyadira bahwa ia adalah
utusan Tuhan yang memberitakan kemuliaan Tuhan kepada semua orang.
Tugas pelayanan memiliki banyak tantangan dan resiko. Malahan umat
sebangsanya dan sedaerahnya (Anatot) merencanakan kejahatan untuk
membinasakannya. Akan tetapi, Tuhan memberitahukan rencana itu kepada
Yeremia. Yeremia oun menyerahkan perkaranya kepada Tuhan. Ia percaya
bahwa Tuhan akan memberikan penghukuman kepada orang-orang Anatot
yang hendak membunuhnya. Yeremia sepenuhnya mengandalkan Tuhan
dalam menghadapi ancaman tersebut.
Yakobus 3:13-4:3-Sa berisi pengajaran tentang hikmat penuntun
kehidupan. Ada perbandingan antara hikmat dari atas dan hikmat dari dunia.
Hikmat dari atas berasal dari Tuhan yang murni, pendamai, peramah,
penurut, penuh belas kasihan, buah yang baik, tidak memihak, dan tidak
munafik. Semua yang dilakukan dengan tujuan mendatangkan damai (ay. 17-
18). Sebaliknya, hikmat dunia menuruti hawa nafsu dan terns bersahabat
dengan dunia. Bersahabat dimaksudkan adalah berkompromi dengan dosa
dan kesenangan duniawi (4:1-10). Yang perlu dilakukan ialah tunduk kepada
Allah dan lawanlah iblis. Mendekatlah selalu kepada Tuhan! Dengan hikmat
Tuhan, mereka dimampukan merendahkan diri di hadapan Tuhan, maka
Tuhan akan meninggikannya (4:10).
Markus 9:30-37 berisi pemberitahuan kedua kepada para murid
tentang penderitaan yang akan dilalui Yesus Kristus. Akan tetapi, para murid
masih belum mengerti pemberitahuan itu. Mereka justru sibuk
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus menjelaskan
posisi yang mereka perebutkan itu. Seperti Yesus, mereka harusnya menjadi
pelayan bagi semua (ay. 35). Dengan menggunakan mengambil seorang anak
dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, Yesus menegaskan bahwa
orang yang menarima anak demi Dia, berarti mereka menerima Yesus dan
Bapa yang mengutus-Nya. Karena itu, kedatangan Yesus ke dunia bukan
untuk menjadi yang terbesar, melainkan hadir bagi semua.

KORELASI
Yesus Kristus datang melayani semua orang. Ia ingin para murid
juga mau merendahkan diri dan melayani semua orang. Pelayan seperti
Yeremia terns berserah, mengandalkan Tuhan, dan hidup pada jalan yang
benar serta mengandalkan hikmat Tuhan. Dalam melayani Tuhan yang penuh
resiko dan tantangan, kita diajak untuk berserah sepenuhnya kepada Tuhan.
Karena dalam melayani, hati dan batin kita akan diuji. Diuji dengan berbagai
hal duniawi dan pergumulan bahkan penderitaan di dunia.
GARIS BESAR KHOTBAH
Bagaimana Realitas?
Seringkali kita mementingkan kesenangan dan kenyamanan
dibandingkan menyatakan kebenaran atau melayani manakala kita
diperhadapkan dengan tantangan dan ancaman. Kita juga lebih senang
dilayani dan menghindar dari kebenaran. Kita kemudian hanya berfokus pada
kesenangan diri bukan lagi pada panggilan. Tak jarang kita yang menyerah
ketika hati dan batin kita diuji melalui tentangan dan pergumulan.

Bagaimana Kata Alkitab?


Yeremia adalah nabi yang dipilih Tuhan untuk memberitakan
kebenaran kepada semua orang. Namun di tengah-tengah pelayanannya,
orang-orang sekampungnya di Anatot justru terusik oleh pelayanannya,
terutama ketika ia bernubuat dalam nama Tuhan. Bukan hanya itu, mereka
bahkan merencanakan pembunuhan Yeremia. Segera, Tuhan
memberitahukan rencana tersebut kepada Yeremia. Menghadapi situasi itu,
Yeremia tetap percaya bahwa Tuhan adil dan menguji hati serta batin. Ia
sadar bahwa semua perkara yang dihadapinya harus diserahkan kepada
Tuhan (ay. 20). Ia mempercayakan hidupnya kepada Tuhan yang telah
mengutusnya. Dengan itu, manakala hati dan batinnya diuji, ia berserah
sepenuhnya kepada Tuhan. Sekalipun godaan atau pilihan untuk tidak
menyatakan kebenaran, ia akan tetap setia. Seperti yang dinyatakan oleh
Salomo dalam Amsalnya bahwa seperti perempuan cakap yang akan
melewati ujian hati dan batin pada hal-hal duniawi. Bukan seperti para murid
yang sibuk memperebutkan tempat dan posisi di antara mereka semua. Akan
tetapi, Yesus menjelaskan bahwa jika mereka mau menjadi yang terdahulu,
maka hendaklah mereka menjadi yang terakhir dan menjadi pelayan dari
semuanya. Dalam pelayanan, hendaklah motivasi tidak menginginkan posisi
atau jabatan. Ia bahkan mengambil seorang anak kecil untuk menguatkan
pengajarannya bahwa semua orang harus dilayani dan disambut sekalipun
anak-anak. Yakobus menegaskan pula bahwa ada pilihan hikmat yang di atas
atau hikmat dunia. Ketika memilih hikmat yang di atas, maka akan
mendatangkan kedamaian. Memilih hikmat duniawi akan menuntun kita
pada kebinasaan. Dalam ujian hati dan batin, hendaklah kita tetap berpegang
dan mengandalkan hikmat dari Tuhan yang menuntun pada kebenaran.

Bagaimana Seharusnya?
Tuhan telah memberikan teladan dalam melayani dan mengasihi
semua orang tanpa membeda-bedakan. Bahkan Ia menyelesaikan
pelayanannya sampai mati di kayu salib. Kita semua diajak untuk meneladani
pelayanan Kristus yang setia manakala hati dan batin diuji. Kita adalah orang
yang dipanggil dari kegelapan menuju ke terangnya yang ajaib untuk
memberitakan berbuatan-perbuatan Allah (bdk. PGT VI:1). Sebagai pelayan
yang menyatakan kebenaran, hendaklah kita semua tetap setia sekalipun
menghadapi pergumulan dan tantangan. Bawalah segala perkara kita kepada
Nya, mengandalkan hikmat-Nya. Di sana, Tuhan pasti menolong kita semua.
Kendatipun hati dan batin kita diuji, kita dapat tetap setia, sama seperti
Kristus yang setia sampai akhir.

Bahan Penelaahan Alkitab, 23-28 September 2024

TUHAN MENGUJI BATIN DAN HATI


Puang Untoba Ba'teng sia Penaa
Markus 9:30-37

Tujuan:
1. Jemaat tetap setia dan teguh menjadi utusan Tuhan sekalipun menghadapi pergumulan
dan tantangan.
2. Jemaat menyerahkan segala perkara yang dihadapi kepada Tuhan yang menguji batin
dan hati.

PEMAHAMAN TEKS
Bacaan ini terdiri dari dua perikop berkelanjutan. Bagian pertama
berbicara tentang pemberitahuan kedua ihwal penderitaan Yesus. Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan akan dibunuh tetapi
Ia akan bangkit. Alih-alih mencoba mengerti perkataan tersebut, mereka
justru sibuk memperbincangkan siapa yang terbesar di antara mereka semua.
Mereka tidak tahu bahwa Yesus datang untuk melayani semua orang. Ia
bahkan datang merendahkan dirinya untuk menyatakan keselamatan melalui
jalan penderitaan.
Yesus pun menasihati mereka untuk melayani semua orang dengan
penuh ketulusan. Ia mengambil seorang anak kecil untuk menjadi sarana
menjelaskan bahwa semua hams dilayani sekalipun anak-anak. Melayani
dengan penuh ketulusan sekalipun hams menderita seperti yang telah
ditunjukkan oleh Yesus Kristus yang setia melayani umat manusia.

PERTANYAAN- PERTANYAAN DISKUSI


1. Jika diperhadapkan dengan pilihan "dilayani atau melayani" apa yang
kita akan pilih dan mengapa? (lake dipatingoanki'pa 'pi/ean, umbanna dipi/ei,
dikamayai raka ba'tu ma'kamaya, matumbai?)
2. Mari kita kembali membaca ayat 35! Apakah yang dimaksud dengan
"menjadi terakhir dan pelayan dari semuanya"? (Basai su/e tu aya' 35
umba tu disanga "sipatu iamo la undinna sia mendadi to ma'parakanna
mintu' tau?')

Bahan Khotbah: Minggu Biasa, 29 September 2023

MEMPUNYAI GAR.AM DALAM DIRI


Sipatu la den Sia Ian kaleta
Bacaan Mazmur
: Mazmur 124: 1-8
Bacaan 1
: Bilangan 11:1-29
Bacaan2
: Yakobus 5:12-20
Bacaan 3
: Markus 9:38-50 (BU)
Nas Persembahan
: Mazmur 124:8
Petunjuk Hidup Barn
: Markus 9: 50b

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa mereka seharnsnya selalu memiliki garam dalam diri.
2. Jemaat mewujudkan kehidupan yang damai sebagai tanda bahwa mereka selalu memiliki
garam dalam diri.

PEMAHAMANTEKS
Mazmur 124, di Israel kuno, merupakan salah satu "nyanyian ziarah"
yang dinyanyikan di tangga menuju Bait Suci pada sebuah perayaan besar.
Secara teologis, Mazmur ini syukur atas Allah yang mengambil bagian dalam
kehidupan Israel. Karena itu, pemazmur mengatakan "Jikalau bukan
TUHAN yang memihak kepada kita... ". Pemazmur juga membayangkan
bangsanya sebagai seekor burung lepas dari jerat pemburu. Kepakan sayap
burung yang lepas itu menandakan juga puji-pujian kepada Allah yang
membebaskan mereka. Mazmur ini pun diakhiri dengan gema pengakuan
bahwa pertolongan mereka adalah dalam nama Tuhan pencipta langit dan
bumi (ay. 8). Hal tersebut menegaskan bahwa Ia adalah satu-satunya
pembebas di tengah himpitan situasi putus asa. Sebab, tanpa Ia berada
bersama kita, selesailah kita.
Bilangan 11:1-29. Ayat 1-3 memperkenalkan sebuah pola dalam
bentuk dan isi pasal-pasal berikutnya, yakni bersungut-sungut, pertimbangan,
seruan pertobatan, perantaraan, dan pembebasan. Selanjutnya, kemarahan
Tuhan dipicu oleh keluhan Israel dan api Tuhan yang menyala-nyala di area
perkemahan. Ayat 4-15 menjelaskan orang-orang bajingan bergabung dengan
orang Israel dan berteriak merindukan makanan Mesir, dan memandang
rendah makanan pemberian Allah, dan pembebasan (ay. 20). Mengeluh
sudah menjadi pola hidup Israel. Lalu, mereka mengingat kembali makan
khas orang Mesir (kebanyakan sayur-sayuran), hingga mereka berteriak
minta daging. Manna dari Tuhan dipandang tidak memberikan kekuatan.
Lalu, Musa berseru kepada Allah dan menggunakan metafora ibu yang
mengandung, "Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah
yang melahirkannya sehingga Engkau berkata: Pangkulah dia seperti pak
pengasuh... " (ay. 11). Keluhan Musa pun dijawab Allah dengan dua hal: (1)
Tuhan akan membagi roh yang diberikan kepada Musa dengan orang lain,
yang akan membantu menanggung beban (ay. 16-17, 24-30); dan (2) Tuhan
akan menyediakan daging yang diminta oleh manusia (ay. 18-23, 31-35).
Yakobus 5:12-20. Kata Yunani menderita adalah "pathos" dan
gembari adalah "euthemeo". Pathos tidak hanya dapat diterjemahkan sebagai
orang yang penderitaan, tetapi juga mengacu pada semua hal yang dapat
berdampak buruk pada seseorang, seperti kesedihan, depresi, sakit, keluarga
dan lingkungan yang berdampak buruk (toxic). Singkatnya, pathos adalah
lawan dari gembira. Ayat 14 pun menjadi penekanan yang sangat penting
yakni " ... memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan
dia... ". Bagian ini menggambarkan visi komunitas yang saling peduli.
Karena itu, mereka yang pathos dalam komunitas harus selalu didoakan agar
ia dapat sembuh atau dalam bahasa Yakobus "Tuhan akan membangunkan
dia dan dosanya akan diampuni" (ay. 15).
Markus 9:38-50 berisi kegelisahan Yohenes dan para murid karena
ada orang yang tidak termasuk dalam bilangan mereka dapat mengusir setan
demi nama Tuhan. Merekapun mencegah orang itu, tetapi Yesus menjelaskan
kepada mereka bahwa sikap itu salah dan menyesatkan. Bahkan sangat tegas
Yesus mengajar mereka untuk menanggalkan sikap yang menyesatkan itu.
Seperti memenggal tangan dan kaki, mencongkel mata jika menyesatkan
tubuh. Mereka semua adalah pelayan dan pengikut Tuhan harus menggarami
agar dapat memberi rasa. Dengan mempunyai garam dalam diri, mereka
dapat memberi rasa atau berdampak bagi yang lain. Jika garam ada dalam diri
maka tidak akan memberikan pengajaran atau tindakan yang menyesatkan.
Pada bagian akhir, Yesus meminta mereka untuk memiliki garam dalam diri.
Hal tersebut menegaskan panggilan, identitas, dan komitmen dalam diri
murid untuk memberitakan Injil.

KORELASI
Para murid harus memiliki garam dan Roh dalam dirinya sehingga
mereka semua dapat melayani semua orang tanpa penyesatan. Dengan Roh,
Musa dan para tua-tua dapat memimpin umat Tuhan. Dengan Roh pulalah,
orang percaya dapat berdoa dengan sungguh untuk memeroleh kesembuhan
dan keselamatan. Dengan Roh, Daud dapat terns memuliakan Tuhan dan
mengakui pertolongan Tuhan dalam bahaya. Baik Daud, Musa dan para tua
tua, serta para murid, dan kita saat ini, tidak bisa melakukan sesuatu sendiri,
mereka dituntun oleh Roh Tuhan. Dengan demikian, Roh di dalam diri kita
adalah garam.
POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH
Perikop ini terdapat setelah Yesus memberitahukan penderitaan-Nya
yang kedua (9:30-32) yang disusul dengan teguran Yesus kepada murid
murid-Nya bahwa siapa yang hendak menjadi yang terdahulu harus menjadi
yang terakhir (9:35). Sikap itu terlihat dalam penerimaan terhadap anak.
Peneriman mereka terhadap anak merupakan sambutan kepada Yesus. Dan
penerimaan mereka akan Yesus adalah penerimaan mereka kepada Allah
yang mengutus Yesus (9:36-37).
Sayangnya, pengajaran Yesus tidak dimengerti oleh para murid. Hal
tersebut ditunjukkan oleh Yohanes yang mengatakan bahwa mereka telah
mencegah seseorang mengusir setan dalam nama Yesus (9:38). Tindakan ini
mendemonstrasikan sikap penonjolan diri para murid. Mereka tidak
menerima bila ada pihak lain yang melakukan pelayanan atas nama Yesus.
Sekalipun melakukan pengusiran setan dalam nama Yesus, mereka
menolaknya karena tidak termasuk dalam rombongan murid-murid yang
mengikuti Yesus. Namun bagi Yesus, orang ini ada di pihak Yesus (9:39-40).
Status pengikut Yesus tidak dapat dibatasi hanya pada komunitas
murid saja, tetapi siapapun yang terlibat dalam misi Yesus juga adalah
pengikut Yesus. Bahkan, seseorang yang memberi minum secangkir air pun
kepada utusan Yesus mendapat upah (9:41). Sikap para murid ini seringkali
terdapat di dalam jemaat. Disadari ataupun tidak kita membatasi pelayanan.
Ada orang yang merasa bahwa hanya ia atau kelompoknya saja yang layak
melaksanakannya. Bila ada orang lain yang dianugerahi kemampuan
melayani lebih dari ia atau kelompoknya, maka muncul protes dan penolakan
dengan berbagai dalih atau alasan. Padahal inti semua dalih yang
dikemukakan sebetulnya adalah sebuah ketakutan akan kehilangan
keutamaan atau pengaruh di dalam jemaat.
Dengan demikian, Injil menantang setiap upaya kita dalam
menetapkan batasan siapa yang dapat dan tidak dapat menerima belas
kasihan Allah. Sebab Allah melalui Roh-Nya bebas bergerak di luar kendali
kita. Yesus tidak mendirikan waralaba eksklusif dalam berbagai kategori
yang diciptakan oleh manusia, seperti agama, denominasi gereja, jabatan
gerejawi, dan sebagainya. Sebaliknya, "rahmat Allah sangat luas" yang terus-
menerus menantang kita untuk menghilangkan batasan yang seringkali kita
tempatkan di jalan orang lain yang juga memiliki kerinduan mengalami cinta
dari Allah di dalam Yesus Kristus. Bahkan memiliki kemauan yang kuat
untuk terlibat dalam misi Kerajaan Allah.
Sikap murid-murid dalam perikop ini, bagi Yesus itu menyesatkan.
Itulah sebabnya Yesus memperingatkan mereka untuk tidak menularkan
sikap seperti itu kepada anak-anak kecil yang percaya (9:42). Jika mereka
tidak ingin menyesatkan orang lain, maka mereka harus membuang sikap
yang menyesatkan dalam diri sendiri, entah melalui tangan, kaki, dan mata (9:
43- 48). Yesus memakai ketiga anggota tubuh itu sebagai kiasan. Tangan
menyimbolkan kehendak manusia, termasuk kehendak menjadi yang terbesar
atau yang utama (bnd. Yos. 2:24). Kaki bisa membawa seseorang ke dalam
dosa (lih. Mzm 56:14; Ams 29:5), atau menjadi indah karena memberitakan
kabar baik (Yes. 52:7). Mata bisa digunakan untuk melihat hal yang baik atau
buruk. Dalam artian membuang segala dosa yang disebabkan oleh anggota
tubuh, dengan cara memenggal bagian tubuh yang menyesatkan. Sebab hal
ini sangat terkait dengan keberadaan mereka, apakah masuk ke dalam
Kerajaan Allah (9:47) atau ke Gehenna (neraka). Bagi Yesus, lebih baik
cacat tetapi masuk ke dalam Kerajaan Allah dari pada tubuh yang utuh tetapi
masuk ke dalam neraka. Tentu, bukan anggota tubuh yang dipenggal,
melainkan dosa dalam hati. Membiarkan dosa menggerogoti hati dan hidup
adalah sesuatu yang berdampak pada kekekalan.
Terhadap sikap murid-murid Yesus yang membatasi karya Allah di
dalam komunitasnya saja, Yesus menekankan bahwa mereka harus melalui
proses pemurnian oleh api, Roh Kudus (9:49). Sebab itu, Yesus merujuk pada
daya pemurnian Roh Kudus yang akan memampukan para murid membuang
dosa dalam diri mereka sehingga bisa menjadi persembahan hidup yang
bergaram. Para murid harus memiliki garam dan Roh dalam dirinya sehingga
mereka semua dapat melayani semua orang tanpa batas.
Dengan Roh, Musa dan para tua-tua dapat memimpin Israel (Bil. 11:
1-29). Dengan Roh, orang percaya dapat berdoa dengan sungguh untuk
memeroleh kesembuhan dan keselamatan (Yak. 5: 12-20). Dengan Roh, Daud
dapat memuliakan dan mengakui pertolongan Tuhan dalam bahaya (Mzm.
124: 1-8). Baik Daud, Musa dan para tua-tua, serta para murid dan orang
percaya tidak bisa melakukan sesuatu sendiri. Semuanya dituntun oleh Roh
Tuhan. Oleh tuntunan Roh, para murid dimampukan mewujudkan
kehidupan yang bergaram. Orang percaya makin dimurnikan oleh Allah agar
dampaknya efektif di tengah dunia yang mengalami pembusukan oleh dosa.
Garam itu menjadi hambar ketika dosa dibiarkan berkembang,
terutama dosa persaingan dan pengejaran kedudukan. Jika para murid
memiliki garam dan Roh Kudus, maka mereka bisa hidup dalam damai satu
dengan yang lain (9:50). Sebab kehidupan yang damai merupakan pertanda
para murid memahami makna perendahan diri Yesus melalui penyaliban,
sehingga mereka membuang sikap dan praktik yang menyesatkan dan
membatasi ruang lingkup kerja Allah.
Memertahankan dan menjaga kegaraman di dunia ini tidaklah
mudah. Karena, kita selalu menghadapi berbagai tantangan. Tulis selalu
berusaha membuat dan menghalangi pengaruh kehidupan orang percaya di
dunia ini. Bila tidak waspada, maka garam yang ada dalam diri kita bisa
menjadi hambar atau kehilangan keasinannya (9: 50a). Garam yang sudah
hambar tentu tidak berguna lagi akan dibuang dan diinjak orang (Mat. 5:13).
Karena itu, kita tidak hanya memiliki garam saja, tetapi selalu
menjaganya agar senantiasa berfungsi sebagaimana mestinya. Namun, perlu
selalu diingat bahwa dalam memertahankan garam dunia tidak bisa dengan
mengandalkan kekuatan diri sendiri, melainkan dengan mengandalkan Roh
Kudus. Karena hanya dengan pemurnian oleh Roh Kudus, kita dimampukan
memberi pengaruh yang baik. Kiranya pengaruh kita sebagai murid Kristus
akan menghasilkan kehidupan yang damai di antara kita dan dengan semua
orang yang kita layani dan jumpai setiap waktu.
Bahan Penelaahan Alkitab, 30 September-5 Oktober 2023

MEMPUNYAI GARAM DALAM DIRI


Sipatu la den Sia !an kaleta
Bilangan 11:1-29
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa mereka seharnsnya selalu memiliki garam dalam diri.
2. Jemaat mewujudkan kehidupan yang damai sebagai tanda bahwa mereka selalu memiliki
garam dalam diri.

PEMAHAMAN TEKS
Bilangan 11:1-29 ini merupakan rangkaian kisah perjalanan umat
Israel dari Mesir ke tanah Kanaan. Sebelumnya, dikisahkan mereka taat
dalam pimpinan Tuhan dengan dituntun oleh awan (9:23). Akan tetapi, awal
pasal 11 memerlihatkan perubahan drastis sikap mereka. Mereka sepertinya
tidak tahu berterima kasih atas penyertaan Tuhan yang luar biasa
membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Ketidaktaatan itu
ditunjukkan dengan bersungut-sungut di hadapan Tuhan akan "nasib buruk"
yang mereka alami. Akibatnya, Tuhan murka dan menghukum mereka
dengan api. Mereka berteriak kepada Musa dan Musa berdoa kepada Tuhan
sehingga api dari Tuhan padam (ay. 1-3).
Ketidaktaatan umat Israel tidak berhenti di situ. Mereka bahkan
terprovokasi oleh "orang-orang bajingan". Mereka dikendalikan oleh nafsu
untuk makan daging hingga Israel juga terbawa nafsu itu. Akibat provokasi
tersebut, kondisi batin Israel seluruhnya dikuasai oleh nafsu daging (ay. 4-5).
Meskipun Allah sudah memelihara mereka dengan manna, tetapi mereka
tetap tidak puas. Sebaliknya, mereka mengeluh dan jenuh. Hidup di gurun
pun dianggap nasib buruk. Situasi tersebut membuat Musa dihadapkan pada
situasi yang berat. Di satu pihak, ia bergumul atas tangisan bangsa Israel yang
menginginkan daging dan di sisi lain, ia bergumul atas murka Allah atas umat
Israel (ay. 10). Di tengah situasi itu, ia memberanikan diri, menyampaikan
keluhannya kepada Tuhan. Dia berterus terang bahwa ia tidak sanggup
menyediakan daging yang diminta oleh seluruh kaum Israel dengan menangis
(ay. 11-13). Ia merasa tidak mampu memikul sendiri tanggung jawab
kepemimpinan atas umat Israel (ay. 14), bahkan
meminta Tuhan membunuhnya (ay. 15).
Tuhan menjawab keluhan Musa dengan dua tindakan (ay. 16-20).
Pertama, Mua akan memilih 70 tua-tua Israel yang akan diberi Roh yang ada
pada Musa. Bersama dengan mereka, Musa tidak sendiri memikul tanggung
jawab dalam memimpin umat Israel. Kedua adalah pemberian daging. Israel
tidak luput dari keberdosaan. Perikop ini menjelaskan Israel tidak tahu
berterima kasih kepada Tuhan. Mereka dikuasai oleh nafsu hingga
menganggap rendah keselamatan, pemeliharaan, dan janji Tuhan.
Kita pun kerap berlaku sama seperti Israel. Meskipun kita telah
ditebus dan dikuduskan, tetapi keinginan daging masih seringkali
mengendalikan hidup, baik sebagai pemimpin maupun warga jemaat. Kita
dihisap berbagai keinginan duniawi dalam berbagai bentuk. Kondisi ini
menyebabkan garam dalam diri kita menjadi tawar. Semua itu terjadi karena
kita kurang bersyukur atas segala sesuatu yang Tuhan telah anugerahkan
kepada kita, terutama karya keselamatan.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Perhatikanlah ayat 10-15 dari bacaan kita ini. Bagaimana sikap Anda bila
berada dalam himpitan sama seperti yang dialami Musa? Percakapanlah!
(Pemarangai tu 10-15, Kenna/a kita susi Musa, apa tu ladipogau' ke nasirimpi'ki'
pa'di'. Pada pokadai pa'nannunganta.0
2. Bagaimana keberadaan kita sebagai warga Gereja Toraja dewasa ini,
apakah semakin mirip dengan kelakuan umat Israel dalam perikop ini
atau tidak? Hubungkanlah dengan tema perenungan yang ada! (Umba
susi tu kita Gereja Toraja totemo, tae'sia raka anna susimo penggauranna to
Israel susi dipokada Ian pa'basanta? Pasiumpui'penggarontosan (tema)
pa'nannunganta.)

Bahan Khotbah Minggu, 6 Oktober 2024


Harl Perjamuan Kudus se-Dunia dan Harl PI Indonesia

BUKAN HANYA YANG BAIK SAJA


Tangia melona manna
Bacaan Mazmur
: Mazmur 26:1-12 (BU)
Bacaan 1
: Ayub 1:1, 2:1-10
Bacaan2
: Ibrani 1:1-4
Bacaan3
: Markus 10:1-12
Nas Persembahan
: Ayub2:10
Petunjuk Hidup Barn
: Mazmur 26:12

Tujuan:
1. Jemaat memilih karakter hidup yang tertuju pada Allah.
2. Jemaat memertahankan pilihan yang tetap pada kebenaran Allah dalam berbagai
pergumulan.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 26. Pemazmur menggungat Allah atas penderitaan
dialaminya. Ia meminta Allah untuk menguji dirinya. Ujilah aku, ya
Tuhan! Pemazmur menantang Allah menguji dan mencoba dirinya yang
sangat yakin atas kesetiaannya. Ia merasa telah hidup dengan benar dan
menghindari bergaul dengan orang murtad. Demikianpun dengan ibadah, ia
berusaha melakukannya secara teratur. Lalu, mengapa ia harus mengalami
penderitaan? Daud berani meminta Allah menyelidiki batin dan hatinya.
Apakah masih ada hal-hal yang tidak berkenan dengan Allah.
Ayub 1:1, 2:1-10. Ayat 1 menjelaskan Ayub sebagai seorang yang
saleh dan jujur. Ia takut kepada Allah dan menjauhkan diri dari kejahatan.
Lalu, dari Ayub 1:6 terjadi percakapan antara Allah dan Tulis. Yang
dibicarakan adalah tentang kesetiaan Ayub kepada Allah. Tulis mengklaim
bahwa Ayub taat kepada Allah karena ia diberkati (ay. 9-11). Lalu, Allah
mengizinkan Tulis menggocoh Ayub tanpa harus membunuhnya (ay. 12).
Dan, terjadilah kisah seperti yang kita ketahui bahkan sampai pada perikop
inti bacaan kita, yakni pasal 2. Atas izin Allah, Tulis menumbuhkan borok di
seluruh tubuh Ayub. Menariknya, petaka pada diri Ayub dikutuk oleh sang
istri, katanyaa "mana bisa engkau masih tetap setia kepada Allah? Ayo
kutukilah Dia, lalu matilah!" (ay. 9).
Selanjutnya, Ayub merespons, "... Apakah kita mau menerima
yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" (ay. 10).
Pengakuan ini sepertinya ironis, sebab dalam pasal-pasal berikutnya,
sikap Ayub tampak seakan bembah total. Namun, jika kita memahami
bahwa seluruh yang terjadi di dunia ini tidak terjadi secara serampangan,
maka pasal pasal berikutnya tidak bertentangan dengan pengakuan ini.
Artinya, seluruh pemyataan Ayub di kita ini adalah cara natural manusia
memahami apa yang terjadi di dalam hidupnya dan di dunia ini.
Ibrani 1:1-4. Ayat-ayat pembuka kitab Ibrani mengingatkan kembali
umat Kristen yang kemungkinan besar berlatarbelakang Yahudi. Hal tersebut
tampak dalam ayat 1 yang mengatakan mereka telah mengetahui bahwa Allah
berbicara kepada nenek moyang mereka melalui para nabi (ay. 1). Ayat 2-4
juga menukas identitas pembacanya sebagai orang Kristen yang dijumpai
Allah melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus (ay. 2-4).
Sebagai pembuka surat ini, ayat 1-4 menyampaikan kebenaran bahwa
Tuhan telah berkomitmen menjalin hubungan dengan manusia yang rapuh.
Di sini kita menemukan inisiatif Allah selama berabad-abad menjumpai
manusia. Tuhan terns menerus menjangkau kita, meskipun iman kita lelah
karena iman. Allah juga menggenapi janji-Nya, dan dengan meninggikan
Yesus dari kematian ke hadirat Allah sebagai "yang berhak menerima segala
yang ada" (ay. 2). Penekanan yang hendak disampaikan pada empat ayat
pembuka ini adalah bahwa Yesus telah menghapus dosa sekali untuk
selamanya (ay. 3) dan Yesus memimpin perjalanan iman kita.
Markus 10:1-10. Perceraian merupakan isu penting dan kontroversial
pada zaman Yesus. Sementara itu, terdapat perbedaan perspektif tentang
perceraian antara Yahudi dan Romawi. Secara umum, dunia kuno bersifat
patriarki. Istri dianggap sebagai milik atau property suami. Di kalangan
Yahudi, hanya suami yang boleh menceraikan istrinya (asumsi yang berlaku
dalam Mrk. 10:1-9.) Sementara itu, dalam masyarakat Romawi, seorang istri
dapat menceraikan suaminya. Orang Yahudi menganggap orang Romawi
dan non-Yahudi lainnya mempunyai standar rendah dalam hal perkawinan.
Teks Alkitab yang menyatakan posisi Yahudi mengenai perceraian adalah
Ulangan 24:1-4 sebagai teks yang dirujuk Markus 10:4, yakni ketika orang
orang Farisi mengatakan bahwa Musa mengizinkan seorang suami
menceraikan istrinya.
Di ayat 2, kita mendapati bahwa isu perceraian ini dijadikan ujian
bagi Yesus. Sebab, Musa menyatakan perceraian dibolehkan asalkan ada
surat cerai. Jawaban Yesus mengungkapkan pandangan yang lebih
membatasi. Menurut-Nya, perceraian merupakan gejala kegagalan manusia
yang bertentangan dengan maksud Allah. Karena itu, Yesus mengatakan
" ... apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (ay. 9).
Dalam masyarakat Yahudi yang patriarkis, yang mana hanya suami
yang mempunyai hak prerogratif menceraikan istri. Karena itu, larangan
perceraian memberikan perlindungan bagi perempuan yang mungkin akan
sangat dirugikan setelah perceraian. Lebih lanjut, seperti yang Yesus
nyatakan kepada para murid dalam 10:10-12, dalam situasi salah seorang
suami dapat mengajukan perceraian, pihak perempuanlah yang dirugikan
karena pasangannya menceraikannya agar dapat menikah dengan orang lain.
Karena itu, perceraian adalah tindakan yang menyakitkan terhadap pasangan
yang dipersatukannya oleh Tuhan.

KORELASI
Dengan memahami bahwa pengalaman Ayub sebagai sesuatu yang
tidak terjadi secara serampang dan bahwa Ayub ikhlas menerima pengalaman
itu, kita meyakini bahwa di sana Allah terns menyatakan penyertaan-Nya.
Ibrani dengan jelas menegaskan bahwa Allah telah dan terns menyatakan
penyertaan-Nya. Hal itu juga dapat kita lihat dalam Injil Markus yang mana
di sana saat hukum Yahudi justru sangat memberatkan pihak perempuan,
Yesus menegaskan bahwa yang disatukan Allah tidak dapat diceraikan
manusia. Karena itu, di titik ini juga kita harus bersikap seperti permazmur
yang membuka dirinya diuji oleh Allah untuk memastikan kesetiaan kita.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Hidup dalam ketaatan kepada Tuhan tidak dapat dijadikan alat untuk
menuntut dan hanya menerima sesuatu baik dalam hidup ini. Daud memberi
penekanan bukan motivasi kesombongan, tetapi sebuah kesadaran bahwa ia
membutuhkan pembebasan dan belas kasihan Tuhan. Pemazmur
meneladankan bahwa apapun yang dihadapi, umat Tuhan tetap hidup dalam
kebenaran Tuhan. Sebab, kita hidup dalam kebenaran, sebab Tuhan telah
hidup dalam diri kita yang menjadikan kebenaran sebagai karakter murid.
Sebagai warga gereja terdapat beberapa penekanan penting bagi kita yaitu:

Warga Gereja perlu memiliki Karakter yang Benar


Dalam Mazmur 26 adalah beberapa karakter yang perlu ditiru dari
Pemazmur yang hidup dalam kebenaran Tuhan yaitu: hidup tulus, percaya
kepada Tuhan, Hidup yang mumi (siap diuji dan diselidiki), hidup yang
benar, mencintai bait Allah yang selalu rindu dan ingin bersekutu dengan
Tuhan. Dari keteladanan karakter tersebut menunjukkan bahwa integritas
orang Kristen tidak dibangun atas keberhasilan dan kemampuan manusia,
melainkan semata-mata oleh karya Allah dalam iman. Kita menghidupi iman
dengan berkomitmen kepada kebenaran dan kekudusan Allah dalam situasi
apapun. Karena itu, kita tidak hanya mengharapkan yang baik saja yang
terjadi pada diri kita. Sebab dengan itu, motivasi kita mengikut Allah hanya
mengenai imbalan saja. Segala hal burnk yang kita alami, sedapat mungkin
dipahami sebagai sesuatu yang wajar kita alami sebagai manusia yang rapuh,
tetapi pada saat yang sama kita meyakini bahwa di sana Allah terns
memelihara kita.

Warga Gereja memertahankan kesetiaan pada Kebenaran Tuhan


Dalam konteks pembacaan Mazmur 26, Daud memohon dengan
tulus pada Allah, agar ia diberi keadilan oleh Allah. Demikian dalam sikap
Ayub dalam menghadapi cobaan, ia tidak ragu. Daud maupun Ayub sangat
percaya dan tidak ragu menetapkan pilihan yang tepat untuk selalu
berlindung pada Allah, dengan keyakinan teguh bahwa Allah menjadi sumber
pengharapan dan keselamatan. Dalam hidup sebagai warga gereja, ketulusan
kita membawa pergumulan kita hanya pada Allah adalah pilihan yang tepat
karena hanaya Allah yang menjadi sumber hidup dan keselamatan kita.

Hidup dalam Kebenaran dan Menjaga Diri


Sebagaiamana pemazmur menunjukkan ketulusan hati mengarahkan
pandangannya berfokus pada kuasa dan kemuliaan Allah. Artinya, dengan
sepenuh hati dan segenap jiwa, seperti Pemazmur, kita menjalani hidup di
dalam kebenaran-Nya dan tetap setia memuji dan memuliahkan nama-Nya.
Karena itu, kita perlu menjaga diri dengan cara tidak suka bersama dengan
penipu, tidak bergaul dengan orang munafik, bahkan membenci perkumpulan
orang-orang berbuat jahat.
Hari ini merupakan perayaan Perjamuan Kudus sedunia. Perjamuan
Kudus merupakan kebersatuan umat dengan Kristus. Kita hidup dalam
persekutuan dengan Tuhan dan Firman Allah menyinari hati kita agar kita
bertobat. Persekutuan dengan-Nya diwujudkan melalui tanda dan materai
merupakan tujuan lain dari kehidupan yang diselamatkan oleh kasih karunia.
Kita dikuduskan, dibenarkan, dan disucikan untuk sama seperti Daud yang
bermazmur, baiklah sekarang seluruh hidup kita seluruhnya, tertuju pada
Tuhan, kasih setianya, pada kebenaran yang sempurna yang berasal dari
Allah.

Bahan Penelaahan Alkitab, 7-12 Oktober 2024

BUKAN HANYA YANG BAIK SAJA


Tangia melona manna
Ayub 1:1, 2:1-10
Tujuan:
1. Jemaat Memilih karakter hidup yang tertuju pada Allah
2. Jemaat memertahankan pilihan yang tetap pada kebenaran Allah dalam berbagai
pergumulan

PEMAHAMAN TEKS
Apa yang bisa kita dulang dari cerita percakapan Allah dengan
Tulis yang menjadikan Ayub sebagai objeknya? Bacaan PA kita ini
memerkenalkan sosok Ayub dan penderitaannya. Dua pasal pertama kitab
Ayub merupakan cerita yang paling familiar bagi kita. Ayub adalah orang
benar yang sangat menderita dan menunjukkan kesalehan secara luar
biasa.
Latar kisah ini, pasal 1-2, menjelaskan Ayub berasal dari tanah Us.
Dalam tradisi tafsir Kristen, pembukaan semacam ini bukanlah pembukaan
sejarah, melainkan pembukaan sastra. Karena itu, kitab Ayub harus dibaca
sebagai sebuah perumpamaan (dengan genre sastra), bukan sejarah. Lalu,
"Tulis" yang muncul dalam kitab ini merupakan kata sandang atau gelar.
Karena itu, Tulis bukan sebuah nama, melainkan sebuah gelar: Kata "Tulis"
dalam bahasa Ibrani berarti menuduh, mendakwa, atau memusuhi.
Ketika Allah bangga dengan kesalehan Ayub, Tulis menuduh Ayub
hanya mementingkan diri sendiri. "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa
Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling
dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya
telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertama di negeri itu."
(1:9- 10). Karena itu, Allah mengizinkannya berbuat apa saja pada Ayub
untuk menguji kesetiannya.
Kita menemukan bahwa Ayub tetap teguh pada imannya. Ia memiliki
integritas dan iman yang sempurna. Namun Tulis menimbulkan keraguan
mengenai motivasinya. Apakah orang yang paling beriman pun melayani
Tuhan hanya karena ia memeroleh hal baik saja? Mungkin orang beriman
mencintai Tuhan apa adanya, dan bukan karena akan berkat? Dengan kata
lain, mungkinkah hubungan antara Tuhan dan umat manusia menjadi
hubungan yang otentik? Menariknya, tanggapan Ayub dalam ayat 10 perikop
kita menjawab pertanyaan di atas. "Apakah kita mau menerima yang baik
dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Jika melihat kisah Ayub, apa yang menjadi kunci dalam menghadapi
penderitaan? (baca ulang 2:10) (Umpemaranga a'gan nao/ai Ayub, Apa
tu sipatu mendadi pentoeanta Ian untingayo kamaparrisan. (basai su/e tu
Ps.2:10).
2. Dalam kehidupan bergereja, penderitaan/pergumulan apa saja yang yang
berpotensi merusak hubungan kita dengan Tuhan? (Lan kasipu/ungan
kombongan, apa tu maraa umpaka'tu kasiumpuranta siso/a Puang.)

Bahan Khotbah Minggu, 13 Oktober 2024

TANYAKANLAH KEHENDAK.-NY A
Pekutananni tu Pa'poraian-Na Puang
Bacaan Mazmur
: Mazmur 90:12-17
Bacaan 1
: Amos 5:6-7,10-15 (BU)
Bacaan2
: Ibrani 4:12-16
Bacaan3
: Markus 10:17-31
Nas Persembahan
: Mazmur 90:12
Petunjuk Hidup Baru
: Amos 5:6

Tujuan:
1. Jemaat memilih dan melakukan Ibadah yang benar sesuai kehendak Allah
2. Jemaat bersikap konsiten melakukan pertobatan yang menunjukkan mentalitas dan sikap
hidup kekristenanyang benar.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 90:12-17. Bagi Pemazmur, penting bagi kita menghitung
tahun-tahun hidup. Namun, lebih bijaksana jika kita menghitung hari-hari
hidup karena kita hidup dari hari ke hari. Tahun-tahun kehidupan kita tidak
ada artinya jika hari-hari hidup kita tidak seimbang dengan tahun kehidupan
kita. Tahun-tahun kehidupan menjadi tidak berarti jika hari-hari hidup kita
lewat begitu saja tanpa makna. Pemazmur ingin agar hidup yang singkat itu
digunakan dengan bijaksana (ay. 12), penuh sukacita (ay. 14-15), dan setia
melakukan kehendak Tuhan yang dapat memberi damai sejahtera.
Amos 5:6-7,10-15. Perikop ini menunjukkan kepada kita bahwa ada
kesenjangan antara laku iman dan laku hidup. Kitab ini menyerukan ritual
agama bertujuan demi mewujudkan keadilan. Hal itu tampak pada ayat 6-7.
Amos menyerukan agar Israel berbalik kepada Allah. Sebab jika tidak, maka
mereka akan hangus terbakar. Seman ini didalangi oleh mereka yang
memutarbalikkan keadilan dan memperkosa hak orang. Ayat 10-15
membuktikan kegagal Israel. Ayat-ayat ini menunjuk ironi ritual dengan
kehidupan sehari-hari. Mereka melakukan ketimpangan, menyelewengkan
keadilan, penganiayaan, dan pengabaian terhadap masyarakat miskin.
Ibrani 4:12-16. Ayat 12 dan 13 merupakan puncak dari peringatan
yang penulis Ibrani yang ia sampaikan sejak pasal tiga. Singkatnya, ia ingin
agar umat Kristen tidak meniru kurangnya kepercayaan generasi Israel yang
mengembara di padang gurun.
Penulis Ibrani mengibaratkan firman Tuhan seperti pedang yang
tajam dan mampu menembus tulang bahkan menembus jiwa serta roh
manusia. Hal itu menyingkapkan cara kerja batin di dalam hati (ay.
12). Sebab, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah (ay. 13). Sekalipun
dalam Alkitab kita, antara ayat 12-13 dan 14-16 terpisah dalam dua perikop
yang berbeda, tetapi keduanya justru berkesinambungna. Di sana, penulis
menegaskan bahwa kita harus berpegang pada iman kita kepada Imam Besar
Agung, yakni Yesus Kristus (ay. 14), yang mampu memahami sepenuhnya
kelemahan manusia. Ia yang adalah Anak Allah memahami dan turut
merasakan kelemahan umat-Nya (ay. 15). Karena itu, apa pun kelemahannya,
apa pun dosa hati yang tersembunyi, apa pun kurangnya iman kita, Ia
mengetahuinya.
Markus 10:17-31 mencakup dua cerita bagaimana untuk menjadi
murid Yesus. Seorang yang kaya mendekati Yesus dan berlutut dan
memanggil-Nya "Guru yang baik". Ia bertanya " ... apa yang harus kuperbuat
untuk memperoleh hidup yang kekal?" Yesus menjawab, "Mengapa
kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah
saja" (ay. 18). Selanjutnya, Ia menyebutkan perintah-perintah Allah.
Orang kaya tersebut menjawab dengan hanya memanggil Yesus
"Guru" dan menyatakan bahwa ia telah menjalankan semua perintah itu sejak
masa mudanya. Yesus pun tidak menentang klaim itu. Namun, Ia
menambahkan bahwa ia masih kekurangan satu hal, yaitu ia harus menjual
hartanya dan memberikannya kepada orang miskin lalu mengikut-Nya (ay.
21). Sayangnya, Si Kaya kecewa dan meninggalkan Yesus.
Lalu, ayat 23-31 menerangkan dampak pemyataan Yesus. Pemyataan
Yesus berkaitan dengan kesulitan yang dialami oleh orang-orang kaya. Para
murid, yang berasal dari masyarakat kelas bawah merasa bingung. Sebab,
jika orang-orang yang paling diberkati (dalam ha1 kekayaan) lebih sulit
masuk ke dalam Kerajaan Surga, maka ketika mereka bertanya, " ... siapakah
yang dapat diselamatkan?"
Pertanyaan ini juga harus ditanyakan oleh kita, yang mendapat
berbagai macam privilese atau keistimewaan dalam hidup. Kisah, Si Kaya
yang berperilaku baik dan bertanggung jawab secara sosial, justru menjadi
batu sandungan dalam mengikuti Yesus. Artinya, dalam kaitannya dengan
keselamatan, semua orang sulitnya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Sebab itu, pertanyaan " ... apa yang harus kuperbuat untuk
memperoleh hidup yang kekal?" penting bagi kita. Ayat 28-31 menjawabnya,
yaitu meninggalkan segalanya, termasuk keluarga, dan mengikuti Yesus
membawa kita ke dalam hidup barn. Mengikut Yesus adalah kenyataan masa
kini sekaligus masa depan yang sangat kaya.

KORELASI
Kasih karunia Tuhan terns berlaku dalam seluruh hidup kita. Untuk
itu hidup ini dimaknai dengan perbuatan baik. Allah menjamin hidup kita,
tetapi juga menghukum ketika kita melanggar dan memberontak. Dengan
kasih-Nya yang takterbatas terns memanggil kita untuk dikasihani ketika kita
berbalik dan bertobat.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Dalam kehidupan sebagai warga gereja, ada kecendernngan
memahami ibadah secara sempit, yaitu hanya menyangkut hal-hal ritual atau
upacara-upacara keagamaan. Dengan kata lain ibadah sering dipahami
sebagai sesuatu yang berhubungan wilayah rohani, sehingga yang sehari-hari
tidak dipandang sebagai ibadah. Karena itu, banyak orang yang beragama,
rajin ke gereja beribadah, punya nama Petrus, Yohanis, dsb, tetapi hidupnya
penuh dengan kebobrokan.
Bertitik tolak dari pengalaman Israel, teks bacaan utama kita
menunjukkan ada dua penekanan perenungan kita, yaitu Israel mencari
Tuhan; dan mencari kehidupan. Tradisi mencari Tuhan adalah mereka
mencari tempat tertentu yang dijadikan sebagai tempat penyembahan dan
tempat untuk memersembahkan korban syukur kepada Tuhan. Bagi Israel
bahwa pergi ke tempat suci adalah cara mencari Tuhan. Namun Allah tidak
menerima pujian dan persembahan yang mereka lakukan, karena bangsa
Israel tidak melakukan itu berdasarkan hati dan perbuatan imannya. Sama
halnya dengan Si Kaya yang kecewa karena rnpanya mengikut Yesus tidak
seperti yang ia pikiran.
Apa yang menjadi penghayatan bagi kita sebagai orang percaya?
Mencari Tuhan bukanlah ke tempat-tempat ibadah saja. Sebab, cara semacam
itu hanyalah formalitas. Sebaliknya, hidup sehari-harinya tidak
mencerminkan ritualnya. Amos mengingatkan kita untuk berbalik kepada
Allah dan mencari kehendak-Nya.
Bangsa Israel berpikir bahwa mereka bisa hidup dengan bahagia dan
penuh dengan kekayaan jika mereka melakukan kecurangan, kornpsi,
penindasan, dan memeras orang miskin. Namun perilaku kehidupan ini
dikecam oleh Tuhan, sebab mereka tidak lagi mencari kehidupan dari Tuhan.
Karena itu, Amos mengingatkan kita untuk berbalik dan mencari kehendak
Nya. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Ia mengetahui siapa yang benar-
benar mencari-Nya. Ibrani pun menandaskan bahwa sebagai orang percaya,
kita harus berpegang teguh kepadaYesus Sang Imam Besar.
Jadi, sebagai orang percaya ada beberapa hal yang perlu dihidupi
antara lain:
Beribadah kepada Allah dilakukan dengan ibadah yang benar, yaitu
melakukan segala sesuatu yang berkenaan kepada Allah. Pertobatan menjadi
hal terpenting dalam hidup kita yaitu melakukan pembaruan seutuhnya dan
tidak menyesuaikan hidup berdasarkan patokan-patokan duniawi. Karena itu,
ibadah sejati bukan hanya perayaan ritus keagamaan, tetapi menyangkut
kehidupan seutuhnya yang harus menjadi nyata dalam kehidupan baik
personal maupun bermasyarakat.
Sebagai bagian hidup bergereja, Allah memanggil umat-Nya
berpartisipasi dalam karya-Nya di dunia. Karena itu, gereja perlu membangun
solidaritas yang kuat terfokus pada memerjuangkan penegakan keadilan dan
melawan diskriminasi. Terakhir, Gereja dipanggil untuk menyatakan
pertobatan sejati baik sebagai pribadi maupun organisasi sebagai bentuk
langkah melakukan membarui dan merubah dirinya. Gereja harus
membiarkan dirinya senantiasa dibarui Roh kudus, dan terns menerus
memeriksa kembali mentalitas dan sikap hidup kekristenannya.

Bahan Penelaahan Alkitab, 14-19 Oktober 2024

TANYAKANLAH KEHENDAK.-NY A
Pekutananni tu Pa'poraian-Na Puang
Ibrani 4:12-16
Tujuan:
1. Jemaat memilih dan melakukan Ibadah yang benar sesuai kehendak Allah.
2. Jemaat bersikap konsiten melakukan pertobatan yang menunjukkan mentalitas dan sikap
hidup kekristenanyang benar.

PEMAHAMAN TEKS
Ada beberapa ciri dari bacaan ini. Pertama, firman Allah "hidup dan
aktif' (ay. 12). Kedua, firman menembus yang digambarkan sebagai pedang
Firman Tuhan menusuk hingga mencapai lubuk hati kita yang paling dalam.
Ketiga, ketika firman menembus, Ia menilai hati kita. Hati merupakan ciri
utama dalam melawan ketidakpercayaan. Hal ini penting, sebab penulis
Ibrani merujuk pada perjalanan Israel di padang gurun yang hatinya sesat
(3:10). Karena, hati kita mewakili siapa diri kita secara keseluruhan dan
kondisi hati kita menandai keterbukaan atau penolakan kita terhadap suara
Tuhan. Dengan demikian firman menyingkapkan apakah kita setia dan
percaya atau tidak.
Ayat 13 berfokus pada penghakiman bahwasanya tidak ada yang
tersembunyi di hadapan Allah. Ia melihat dan mengetahui segalanya, dan kita
harus bertanggung jawab atasnya. Di ayat 14-16, penulis Ibrani menegaskan
Yesus sebagai Imam Besar mengubah peringatan menjadi nasihat
pengharapan. Sekalipun firman Tuhan menembus dan menyingkapkan
relung hati kita, kita tidak boleh berputus asa. Pertanggungjawaban yang
dimaksud adalah respons kita pada firman Allah. Karena itu,
pertanggungjawaban itu harus digantungkan pada iman bahwa Yesus adalah
Imam Besar yang turut merasakan penderitaan dan kelemahan kita.

PERTANYAAN-PERTANY AAN DISKUSI


1. Menurut saudara bagaimana Firman dapat menyatakan kuasanya dalam
hidup kita? (Situru'pa 'nannunganta, umba susi ke dikua ia tu kadan-Na
Puang Matua umpapayan kuasanna Ian katuoanta.)
2. Menurut saudara, apa yang bisa membuat seseorang berubah selaras
dengan apa yang dipahami tentang Tuhan? (Umba susi pa'nannunganta te
penggarontosan kada "Pekutananni tu Pa'poraian-Na Puang"na umba
/adikua umpekutananni?)

Bahan Khotbah Minggu, 20 Oktober 2024

IA AKAN MELillAT TERANG DAN MENJADI PUAS


Anna Tiroi tu Iannato (Arrang Jato) Sanamosona
Bacaan Mazmur
: Mazmur 104:1-9, 24, 35c
Bacaan 1
: Yesaya 53:4-12 (BU)
Bacaan2
: Ibrani 5:1-10
Bacaan3
: Markus 10:35-45
Nas Persembahan
: Mazmur 104:24
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 53:11

Tujuan:
1. Jemaat memahami tentang terang Allah.
2. Jemaat melihat terang Allah dan menjadi puas.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 104:1-9, 24, 35c menyeritakan kebesaran Tuhan dalam
segala ciptaan-Nya. Kisah penciptaan dalam Kejadian 1 menyeritakan
kedahsyatan Allah menciptakan segala sesuatu dan berkuasa atas seluruh
ciptaan itu. Pemazmur mengandaikan Allah membangun sebuah bangunan
dengan sangat teratur. Allah menempatkan setiap ciptaan-Nya menjadi
sebuah bangunan yang sangat indah dan mengagumkan. Ia-pun tidak sekedar
membangunnya, tetapi menjaga dan memeliharanya. Ia menyediakan
makanan dan minuman dan tempat bagi hewan dan burung-burung yang ada
di bumi. Samudera raya yang sebelumnya menyelubungi bumi dipisahkan
Nya, sehingga air menunju ke tempat yang sudah titetapkan-Nya. Maka dari
itu, berkumpullah air pada suatu tempat sehingga kelihatan yang kering (Kej.
1:9). Di sinilah keagungan Tuhan dinyatakan. "Langit menceritakan
kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya"
{Mzm. 19:2).
Yesaya 53:4-12 berisi nubuat tentang Allah yang akan menunjukkan
keagungan-Nya melalui karya Sang Anak yang akan menanggung beban dan
penghukuman manusia atas dosa-dosanya. Walaupun nubuat Yesaya adalah
nubuat penderitaan dan kehinaan Sang Hamba yang merujuk kepada Yesus
Kristus, tetapi justru di sinilah keagungan dan kemuliaan Tuhan dinyatakan.
Yesaya menyatakan bahwa Hamba itu menderita karena melakukan
kehendak Tuhan, dan Ia sangat ditinggikan oleh Tuhan. Tentu akan sangat
sulit dimengerti mengapa justru keagungan Tuhan dinyatakan dalam
penderitaan Sang Hamba. Namun, rancangan Allah inilah yang menyatakan
dan menggenapi maksud-Nya bagi dunia ini. Keagungan Allah dinyatakan
melalui kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia yang rusak dan tidak
berdaya akibat dosa. Apa yang dialami oleh Sang Hamba itu sesungguhnya
merupakan keberadaan manusia di hadapan Allah sebagai akibat dosa. Allah
mau menanggung konsekuensi dosa manusia dengan merelakan diri dihina
dan disembelih seperti seekor domba yang dibawa ke pembantaian.
Apa yang terjadi pada akhirnya? Bahwa setelah Sang Hamba
menjalani kehendak Sang Bapa melalui ketaatan-Nya sampai mati di kayu
salib, maka melalui Dia, manusia dan seluruh ciptaan dibebaskan dari kutuk
dosa, dan kembali dibenarkan. Ia yang awalnya dipandang tidak berdaya,
hina, dan menjijikkan, akhirnya menjadi penguasa atas segala penguasa,
bahkan orang-orang besar dan kuat pun akan dijadikan rampasan dan
jerahan-Nya.
Ibrani 5:1-10 adalah nasihat yang menegaskan bahwa imam besar
memiliki keterbatasan dan tidak dapat menanggung dirinya sendiri. Ia
diperkenankan untuk menghadap Allahjika ia dipilih dari antara manusia. Ia
ditetapkan untuk suatu pekerjaan melayani manusia, sehingga manusia dapat
berhubungan dengan Allah melalui penyembahan. Seorang imam harus
mengerti keberadaan orang-orang jahil (to tang paissan) dan orang-orang
yang sesat (to pusa). Mereka harus mendapat perhatian dan patut diberi belas
kasihan, khususnya dituntun kembali kepada Allah. Penulis Ibrani
menekankan bahwa imam adalah manusia yang tidak sempuma, termasuk
Harun karena ia harus memersembahkan korban yang bukan hanya untuk
bangsa Israel, tetapi juga untuk dirinya. Seorang imam haruslah lebih dahulu
diampuni sebelum berdiri memersembahkan korban bagi bangsa Israel.
Kristus adalah Sang Imam Agung yang diangkat oleh Allah sendiri yang
tidak sama dengan imam besar lainnya. Ia, sebagai Imam Agung, adalah Juru
Syafaat yang menaikkan doa untuk orang percaya. Yesus adalah Imam
Agung yang tanpa cacat, yang menjadikan diri-Nya sendiri menjadi korban
penebusan untuk dosa manusia.
Markus 10:35-45, Apa yang menjadi harapan dalam mengikut
Yesus? Bacaan ini memberi jawaban yang disampaikan sendiri oleh Yesus
Ketika murid-murid mengajukan permintaan kepada-Nya soal duduk dalam
kemuliaan-Nya. Mental murid-murid sangat terkesan bahwa motivasi mereka
mengikut Yesus adalah supaya mereka diberikan tempat khusus oleh Yesus
yakni diperkenankan untuk duduk Bersama Yesus dalam kemuliaan-Nya.
Namun, jawaban yang diberikan Yesus justru berbanding terbalik dengan
maksud mereka. Ia menekankan keteladanan yang sesuai dengan misi-Nya
yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Yesus
menegaskan bahwa untuk menjadi terbesar diantara sesama hendaklah ia
menjadi pelayan dan mereka yang mau menjadi terkemuka hendaklah ia mau
menjadi hamba. Bagi Yesus, para pengikut-Nya tidak memiliki kewenangan
untuk menentukan kedudukannya, tetapi yang terutama adalah pengabdian
bagi Dia yang ditunjukkan dalam melayani dengan ketaatan yang telah
datang dengan meninggalkan kemuliaan-Nya dan taat seperti seorang hamba
sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia.

KORELASI
Keagungan dan kesetiaan pemeliharan oleh Allah dinyatakan melalui
ciptaan-Nya. Ia tidak ingin ciptaan-Nya yang baik menjadi rnsak akibat ulah
manusia yang tidak bertanggungjawab. Sebagai konsekuensi pelanggarannya,
manusia harus menerima hukuman. Namun, oleh kasih-Nya yang
menyelamatkan, Ia berinisiatif untuk melakukan tindakan penyelamatan
melalui pengorbanan anak-Nya dan rela turnn ke dalam dunia dan menerima
dunia sampai ke dasarnya yang terdalam bahkan sampai ke tempat yang
paling terkutuk. Imamat barn ini dari Yesus Kristus yang menunjukkan
solidaritas-Nya melalui pengorbanan diri-Nya yang dipersembahkan satu kali
untuk selama-lamanya.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Menikmati Kedahsyatan Terang Allah
Allah yang disembah adalah Allah yang hidup dan berkuasa dalam
selurnh ciptaan. Ia-lah Allah yang memberkati dan terns memberi daya hidup
kepada seluruh makhluk. Ia yang adalah pencipta, juga yang dahsyat dalam
selurnh peristiwa yang mengguncang manusia dan membersihkannya dari
segala kenajisannya melalui api, di dalam air yang menghanyutkan dan di
dalam badai yang dasyat. Hal tersebut tampak dalam Mazmur 29 "Suara
TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang
besar."
Keagungan dan kedahsyatan itu menjadi rnsak dan tertutupi akibat
dosa manusia. Sebaliknya, melalui tindakan Allah menyatakan
penghukuman atas dosa manusia, kedahsyatan Allah semakin dinyatakan.
Manusia menjadi hina dan tidak berdaya dan bahkan semua ciptaan pun
rnsak akibat dosa manusia. Nubuat Yesaya memberi gambaran betapa dosa
melucuti dan mernsak semua yang ada pada diri manusia. Kedahsyatan Allah
pun dinyatakan walau Ia harus masuk ke dalam dunia yang telah rnsak dan
terhina. Ia mengambil alih keberadaan manusia dan menanggung
konsekuensi dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia. Ia rela menjadi
hina, seperti dikatakan dalam bacaan Yesaya, dan hal ini dilakukan-Nya agar
manusia yang telah hidup dalam kegelapan kembali melihat dan menikmati
terang Allah dengan puas (samosona).

Pengorbanan Yesus membawa Kita menikmati Terang


Yesus Kristus adalah Imam Agung menghubungkan kembali
manusia dengan Allah dengan mengorbankan diri-Nya sebagai kurban
penghapus dosa. Ia melakukan-Nya hanya satu kali untuk selama-lamanya.
Karena itu, paham tentang penghapusan dosa yang dapat diperoleh dengan
memersembahkan korban sama sekali tidak benar. Hal ini sangat ditegaskan
dalam Surat Ibrani bahwa korban yang dilakukan bernlang-ulang setiap tahun
oleh para imam sama sekali tidak dapat menghapus dosa (Ibr.10:11). Bahkan
dikatakan "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus
dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"
meskipun dipersembahkan menurut Hukum Taurat (Ibr. 10:8).
Allah telah membebaskan manusia dari dosa, namun dosa masih terns
terjadi dalam berbagai bentuk pemberontakan manusia. Kepercayaan lama
masih memengaruhi manusia seperti yang terjadi dalam pelaksanaan adat dan
budaya. Banyak praktik adat dan budaya diselenggarakan berdasarkan tradisi
dan kepercayaan lama (Aluk Nenel Belum lagi dengan berhala-berhala
modern yang semakin menggerogoti iman orang percaya, seperti teknologi,
materi, jabatan, kekuasaan, dll. Kita hams menyadari bahwa kadang-kadang
Allah meratap dan memalingkan wajah-Nya seperti yang dikatakan dalam
Yesaya 65:1-3 "Alru telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang
tidak menanyakan Alru; A1ru telah berkenan ditemukan oleh orang yang
tidak mencari Alru. A1ru telah berkata: "Ini Alru, ini Alru!" kepada bangsa
yang tidak memanggil nama-Ku.Sepanjang hari A1ru telah mengulurkan
tangan-Ku kepada suku bangsa yang memberontak, yang menempuh jalan
yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri; suku bangsa yang
menyakitkan hati-Ku senantiasa di depan mata-Ku, dengan memersembahkan
korban di taman-taman dewa dan membakar korban di atas batu bata."
Allah tidak menghendaki umat-Nya binasa. Karena itu, tidak ada
pilihan lain kecuali hidup menurut kehendak-Nya. Apapun kemuliaan di
dunia ini, menurut ukuran manusia, tidak dapat memberijaminan kehidupan.
Hanya kasih karunia-Nya di dalam Yesus Kristus yang menjaminkan
untuk umat-Nya dapat melihat terang dan menjadi puas.

Bahan Penelaahan Alkitab, 21- 26 Oktober 2024

IA AKAN MELillAT TERANG DAN MENJADI PUAS


Anna tiroi tu iannato (arrang iato) sanamosona
Mazmur 104:1-9, 24, 35c

Tujuan
1. Jemaat memahami tentang terang Allah.
2. Jemaat melihat terang Allah dan menjadi puas.

PEMBIMBING TEKS
Mazmur ini (dengan penggalan ayat-ayat ini) adalah doa pagi
(shacharit) Yahudi sebelum fajar menyingsing dan doa sore (antara Hari Raya
Pondok Daun dan Sabat Besar). Karena itu, secara sederhana, kita dapat
memahami pola pemenggalan Mazmur ini. Ayat 1-9 menjelaskan tentang
pujian Sang Pemazmur terhadap Tuhan Sang Pencipta.
Pemazmur mengajak kita untuk memulai setiap orang percaya untuk
memulai hari barn dan menutup hari dengan sebuah pujian kepada Allah (ay.
1, 35c), sebab betapa banyak perbuatan-Nya ... (ay. 24). Namun, mari kita
menelisik lebih dalam kata "Pujilah... " (barak). Kata tersebut paling tidak
memilik dua arti, yakni bersujud (karena itu berarti sembah dan pujilah
Tuhan) dan berkat. Karena kata ini berada dalam bentuk imperatif atau
perintah, maka kita dapat memahami bahwa ketika Pemazmur mengatakan
"Pujilah" artinya, selain sembahlah Tuhan, tetapi juga dapat berarti
"Berkatilah ya TUHAN".
Setiap kali kita memulai hari, kita harus memuji Tuhan dan memohon
berkat-Nya. Sebab, IA bersemarak kemuliaan langit, air, angin, dan seluruh
ciptaan (ay. 2-9). Atau juga, karena, betapa banyak karya-Nya yang dijadikan
dengan penuh kebijaksanaan (ay. 24). Lalu, apa kaitannya dengan tema kita?
Terna kita "Ia akan melihat terang dan menjadi puas." Tentu saja, kehidupan
sehari-hari kita akan penuh dengan terang dan menjadi puas apabila hari-hari
kita dimulai dan diakhir dengan pujian dan permohonan dari Allah.

PERTANYAAN DISKUSI:
1. Diskusikanlah, apakah kita sudah memulai dan mengakhiri hari dengan
pujian dan permohonan berkat kepada Allah? (Sipa'kadai, ia tu katuoan
keallo-kea/lo, tontong siaraka digaronto' sia diupui' pa'pudian sia pangando lako
olona Puang'!)
2. Bagaimana kita melihat kaitan antara dosa dan kehidupan kita? Adakah
dosa-dosa kita membatasi kita memasuki hari-hari anugerah Allah yang
penuh dengan terang dan berkat? (Umba dikua untitoi tu kasiumporanna
dosa na ia te katuoanta? Denraka temai kasalanta untumangki' anta
tikadang u/lingkai te katuoan tu sitonganna tontong Ian arrang sia passakkena
Puang.)

Bahan Khotbah Minggu (Kaum Bapak), 27 Oktober 2024

TUHAN TELAH MENYELAMATKAN UMAT-NYA


Mangkamo Narampanan PUANG tu taunNa
Bacaan Mazmur
: Mazmur 34:1-8
Bacaan 1
: Yeremia 31:7-9 (BU)
Bacaan2
: Ibrani 7:23-28
Bacaan 3
: Markus 10:46-52
Nas Persembahan
: Mazmur 34 :2-3
Petunjuk Hidup Baru
: Yeremia 31:9

Tujuan:
1. Jemaat memahami karya penyelamatan Allah.
2. Jemaat menikmati anugerah keselamatan dari Allah.

PEMBIMBING TEKS
Mazmur 34:1-8 merupakan kesaksian Daud yang menyeritakan
perbuatan Tuhan yang sungguh luar biasa. Kesaksian ini merupakan puji
pujiannya saat berhasil selamat dari kejaran Abimelekh dengan cara berpura
pura gila. Peristiwa ini adalah sebuah pengalaman yang mana ia mengalami
kuasa Ilahi sebagai pembebas dan penjamin hidup yang menyertai dalam
situasi tanpa harapan dan bantuan yang dapat menolongnya. Allah yang
berdaulat memiliki otoritas yang kuat, kehendak yang yang tegas dan hati
yang lembut untuk melindungi, dan mengangkat manusia dari ketertindasan
serta menyelamatkannya.
Yeremia 31:7-9. Seman Yeremia ini adalah kabar keselamatan bagi
Israel yang tengah berada di pembuangan. Sang Nabi berseru agar mereka
bersorak-sorak sebab mereka akan diselamatkan. Israel diingatkan betapa
dosa itu mengerikan dan konsekuensinya adalah hukuman. Mereka adalah
bangsa yang dipilih bahkan Allah menyebutnya "Israel ialah anak-Ku, anak
Ku yang su1ung" (Kel. 4:22). Israel telah menerima kasih yang kekal,
sehingga pembebasan merupakan wujud kasih Tuhan yang tidak pemah
berubah sekalipun mereka telah berdosa. Tuhan akan memulihkan mereka
dengan sempuma. Dari segala tempat di seluruh ujung bumi, mereka akan
dikumpu1kan kembali tanpa kecuali dan dengan penuh damai sejahtera akan
mengalami tuntunan Tuhan. Dalam pembebasan itu, mereka tidak akan lagi
mengalami tangisan, dituntun ke sungai-sungai sehingga tidak akan
kekurangan air, dan melalui jalan yang rata sehingga tidak tersandung. Allah
akan menjadi Gembala mereka. Ia akan membawa mereka kembali ke tanah
mereka dan di sana mereka akan berkumpul menjadi satu keluarga dan Allah
sebagai Bapanya. Anugerah pembebasan inilah yang patut mereka sambut
dengan sorak-sorai dan mengabarkannya ke seluruh bangsa bahwa Tuhan
telah menyelamatkan umat-Nya.
Ibrani 7:23-28 menjelaskan bahwa para imam tidak kekal dan
keimamannya akan berakhir. Mereka juga harus memersembahkan korban
bakaran bagi diri mereka sendiri. Akan tetapi, Kristus adalah Imam yang
sempuma yang memersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang tidak
bercacat sekali untuk selama-lamanya. Melalui-Nya, orang percaya
mendapatkan keselamatan sempuma yang tidak dapat diperoleh dari imam
imam keturunan Lewi. Imam keturunan Lewi sifatnya dapat berubah-ubah,
lemah dan dibatasi oleh kematian, sedangkan Yesus adalah Imam yang tidak
berubah selama-lamanya, dan tidak dibatasi oleh kematian (ay. 24-25).
Markus 10:46-52 mengisahkan seorang bemama Bartimeus yang
berjuang dengan gigih untuk berjumpa dengan Yesus. Ia dengan keras
berteriak memanggil Yesus "Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang
menegumya dan menyuruhnya diam karena dianggap mengganggu. Akan
tetapi, oleh imannya, ia justru berteriak semakin keras. Yesus menanyakan
apa permohonan Bartimeus. Ia menjawab Yesus "Rabuni supaya aku dapat
melihat." (kata rabuni adalah ungkapan penghormatan terhadap seorang rabi
atau guru). Yesus tahu bahwa permintaan Bartimeus karena keyakinan
imannya bahwa Ia mempunyai kuasa untuk membuatnya dapat melihat. Atas
dasar imannyalah ia disembuhkan. "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau!"

KORELASI BACAAN
Allah selalu peduli dengan umat-Nya. Ia tidak ingin umat-Nya
semakin menjauh. Hukuman memang nyata atas setiap pelanggaran, tetapi Ia
juga mengampuni dan menyelamatkan. Kristus telah menjadi korban
penghapus dosa yang dianugerahkan kepada manusia. Ia adalah Imam Agung
yang telah mengorbankan diri-Nya sendiri sebagai kurban sempuma dan
sekali untuk selama-lamanya.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Allah memanggil Umat-Nya
Pengakuan Gereja Toraja Bab VI:1 mengatakan bahwa:
Allah telah memanggil dan memilih satu umat dan mendirikan Gereja-Nya
sebagai persekutuan orang-orang percaya, milik kepunyaan-Nya untuk
menjadi berkat bagi semua bangsa. IA mengadakan satu perjanjian dengan
umat-Nya berdasarkan kasih setia-Nya dalam perwujudan rencana
penyelamatan-Nya di dalam Yesus Kristus. Allah memanggil umat ini
dengan perantaraan Roh dan Firman-Nya keluar dari kegelapan masuk ke
dalam terang Allah yang ajaib, dari bukan umat menjadi umat Allah yang
kudus.
Dengan demikian, sebagai umat Allah, kita tidak meragukan lagi apakah kita
sudah selamat atau tidak. Sebab, Allah sendiri yang menganugerahkan
keselamatan tanpa dipengaruhi oleh siapa dan apapun. Karena itu,
sesungguhnya keselamatan itu tidak ada yang dapat merampasnya dari kita.
Persoalannya adalah apakah kita merawat dan tetap mengerjakan
keselamatan itu dalam kehidupan kita.
Israel telah mengalami kasih dan anugerah Allah sejak mereka dibebaskan
dari Mesir. Namun, karena mereka tidak setia memelihara ketetapan Tuhan
yang telah diikat dengan nenek moyang mereka, sehingga mereka harus
dibuang ke Babel. Pembuangan ke Babel tidak berarti Allah mencampakkan
dan menyingkirkan mereka. Namun sesungguhnya Tuhan ingin agar mereka
kembali dimurnikan dalam iman melalui pertobatan mereka. Pada akhirnya,
Ia memanggil kembali umat itu dan membebaskannya karena pembebasan
hanya ada pada Allah.

Bapak dan Imam


Pengampunan dosa telah sempuma di dalam Yesus Kristus yang
memersembahkan diri-Nya sebagai kurban yang tak bercacat. Mungkin
masih ada orang Toraja yang memahami bahwa hewan kurban (tunuan)
dalam Rambu Solo' adalah kurban untuk membuat si mati memba/i puang
(menjadi dewa). Sama halnya dengan kurban penghapusan dosa dalam PL
yang dipersembahkan oleh para imam, tetapi kurban itu dipersembahkan
bukan hanya mewakili umat di hadapan Allah, tetapi juga untuk diri mereka
sendiri. Surat Ibrani menegaskan bahwa hanya Yesus Kristus sebagai Imam
Agung yang dapat menghapus dosa dan bukan oleh para imam dan kurban
berupa binatang. Penebusan oleh Yesus Kristus tidak diwakili oleh kurban
kurban lain atau oleh para imam tetapi oleh diri-Nya sendiri yang adalah
Imam Agung yang sempuma, dan hanya terjadi sekali untuk selama lamanya.
Minggu ini adalah minggu Kaum Bapak Gereja Toraja (PKB-GT). Tiga tema
besar yang menjadi acuan PKBGT untuk menyatakan perannya sebagai salah
satu OIG dalam Gereja Toraja adalah pertama, peran keimaman kaum bapak
dalam keluarga, kedua peran keimaman kaum bapak dalamjemaat, dan
ketiga peran keimaman kaum bapak dalam masyarakat. Pergumulan kita
bersama adalah bahwa banyak suami/ayah/bapak/ muane dalam keluarga
adalah banyaknya alasan atas tugas dan kesibukan hingga mengabaikan
tanggung jawab ke-imam-annya. Waktu untuk berada di rumah sangat
sedikit, kesempatan untuk mengikuti ibadah dalam Jemaat makin
berkurang, dan bahkan mungkin ada bapak yang sudah tidak pernah lagi
ikut ibadah. Demikianpun dalam masyarakat, bapak-lah yang lebih
dominan berperan baik dalam soal adat, politik, dan kegiatan-kegiatan
lain. Namun, lebih dominan pula bapak-bapak yang lebih sering
melakukan pelanggaran yang secara langsung dapat mempengaruhi
karakter generasi muda. Sebab itu, terkadang generasi muda menyampaikan
kesan "To mangura bang dipasala, na mandu buda to matua
ma'penggauran" (orang muda selalu disalahkan, padahal lebih banyak
orang tua yang melakukannya).

Bahan Penelaahan Alkitab, 28 Oktober - 2 November 2024

TUHAN TELAH MENYELAMATKAN UMAT-NYA


Mangkamo Narampanammo PUANG tu taunNa
Markus 10:46-52

Tujuan:
1. Jemaat memahami tentang Karya penyelamatan Allah.
2. Jemaat meyakini keselamatan yang dianugerahkan Allah.

PEMBIMBING TEKS
Dalam Yohanes 20:29, Yesus mengatakan bahwa " ... berbahagia
mereka yang percaya walaupun tidak melihat". Hal ini yang dimiliki oleh
Bartimeus. Ia seorang buta yang hanya berada di pinggir jalan menantikan
sedekah dari orang-orang yang prihatin dengan keadaannya. Namun, ia juga
selalu memberi perhatian terhadap cerita orang tentang Yesus, bahkan ia
sungguh percaya dengan apa yang ia dengar dan dilakukan oleh Yesus.
Teriakan Bartimeus saat memanggil Yesus, "Yesus, anak Daud, kasihanilah
aku", menunjukkan bahwa seolah ia sudah mengenal Yesus dan sungguh
percaya dengan mujizat-mujizat Yesus walaupun ia hanya mendengarnya
dari cerita orang lain. Tidak ada yang peduli dengan Bartimeus, ia buta dan
seorang pengemis yang hanya bisa hidup dari uluran tangan orang lain. Orang
banyakpun menganggapnya tidak pantas mendapat perhatian dari Yesus dan
menegurnya untuk diam.
Kendatipun demikian, imannya tidak buta. Ia tidak peduli dengan
teguran orang banyak, tetapi justru ia makin keras berseru memanggil Yesus.
Teladan iman semacam ini adalah iman yang sesungguhnya. Bartimeus tidak
pasrah dengan keadaannya walau harus mengemis untuk bertahan hidup.
Namun, Yesus pun menyembuhkannya. Atas perjuangannya iman itu, Yesus
menjumpainya dan diminta untuk menyampaikan keinginannya; "Apa yang
kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Dengan segela hormat
Bartimeus menyapa Yesus "Rabuni" (sebagai ungkapan penghormatan
terhadap seorang Rabi), dan memohon agar ia dapat melihat. Apa yang
membuat ia dapat melihat? Imannya! Kata Yesus "Pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau!"

POKOK DISKUSI
1. Apa yang dapat direfleksikan dari cerita tentang Bartimeus ini?
Umba susi pa'nannunganta diona te u/e/eanna Bartimeus?
2. Minggu ini adalah minggu Kaum Bapak. Salah satu pergumulan PKBGT
adalah kurangnya kehadiran Kaum Bapak dalam ibadah. Diskusikanlah
penyebabnya dan apa yang bisa dilakukan oleh jemaat untuk memberi
semangat bersekutu kepada Kaum Bapak?
late minggu totemo, disanga minggu manan ambe'. Misa' tu mendadi
pa'nannungan diona Kasipu/ungan Manan Ambe', kumua ia tu ambe' sisi'dik
mora male unturu'kamenomban. Den raka naposaba'to?na apa tu bisa napogau'
Kombongan umpamaba/igai' tu ambe' anna bu'tu tu kamama/iran /ako
Kasipu/ungan?
Bahan Khotbah Minggu, 3 November 2024
Pekan PKB dan Bulan Aksi Pangiu' Gereja Toraja

BERIBADAH KEPADA ALLAH YANG HIDUP


Mengkaola lako Puang Matua Matontongan
Bacaan Mazmur : Mazmur 146:1-10
Bacaan 1 : Ulangan 6:1-9
Bacaan 2 : Ibrani 9:11-14 (BU)
Bacaan 3 : Markus 12:28-
34 Nas Persembahan : Mazmur 146:1-2
Petunjuk Hidup Barn : Ibrani 9:14

Tujuan:
1. Jemaat memahami makna beribadah kepada Allah yang hidup.
2. Jemaat mewujudkan kehidupan yang melayani Allah dengan segenap hati.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 146:1-10 berisi tentang pujian kepada Allah. Pasal ini
dimulai dengan ajakan untuk memuji Tuhan (ay. 1-2). Pemazmur
mengatakan bahwa ia ingin memuji Tuhan dan bersujud kepada-Nya selama
ia hidup. Ayat 3-6 menekankan bahwa sangat penting untuk memercayai
Tuhan daripada bergantung pada manusia. Ia juga mengingatkan bahwa
manusia adalah makhluk yang fana dan tidak dapat memberikan pertolongan,
melainkan Tuhan Sang Pencipta dengan kekuatan dan kesetiaan yang tak
terbatas. Dalam ayat 7-9, Pemazmur menguraikan perhatian Tuhan terhadap
kaum lemah dengan mengatakan bahwa Tuhan memerhatikan orang-orang
lemah dan tertindas, serta memberikan keadilan kepada mereka. Terakhir,
ayat 10 menekankan kekuasaan Tuhan. Di sana digambarkan bahwa Tuhan
Sang Penguasa yang berkuasa atas semua hal dan memerintah selama
lamanya. Dengan demikian, Mazmur 146 berisi pengajaran untuk
memercayai dan memuji Tuhan, mengandalkan-Nya dalam segala hal, dan
mengakui kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Kitajuga diingatkan untuk tidak
mengandalkan manusia, tetapi mencari perlindungan dan pertolongan dari
Tuhan yang setia dan adil.
Ulangan 6:1-9 berisi perintah untuk mengasihi Allah. Ayat 1-5
menunjukkan betapa pentingnya mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa,
dan kekuatan. Bagian ini merupakan perintah yang sangat penting bagi orang
Israel. Ayat 6-9 berisi tentang perintah untuk mengajarkan iman dan
menegaskan betapa pentingnya mengajarkan iman kepada anak-anak serta
generasi berikutnya. Sementara itu, ayat 3-4 berisi tentang peringatan untuk
setia kepada Allah dan menolak untuk menyembah allah lain. Ayat tersebut
menekankan bahwa satu-satunya yang layak disembah adalah Allah, dan
bahwa orang Israel harus pada perintah-perintah-Nya. Allah berjanji untuk
memberkati umat-Nya dan menekankan bahwa Allah menjamin kehidupan
umat yang setia kepada-Nya.
Ibrani 9:11-14 mengandung pemahaman yang mendalam tentang
peran Kristus sebagai Imam Besar dan kurban yang sempurna. Kristus
digambarkan sebagai Imam Besar yang lebih besar daripada imam-imam
besar lainnya. Ia memasuki Kemah Suci Surgawi, yaitu Kerajaan Allah itu
sendiri, yang menunjukkan bahwa Kristus memiliki otoritas dan kedudukan
yang tinggi sebagai Imam Besar (ay. 11). Selanjutnya, selain Imam Besar,
Kristus dipercayai sebagai kurban sempurna. Persembahan tersebut adalah
satu-satunya persembahan yang sempuma yang menghapus dosa serta
menganugerahkan keselamatan. Darah Kristus, yang diberikan melalui Roh
yang kekal, memiliki kekuatan yang lebih besar daripada korban-korban
hewan seperti dalam Perjanjian Lama. Selain memiliki kekuatan untuk
membersihkan manusia dari dosa, pengorbanan Kristus menyelamatkan dan
menyucikan manusia dari dosa. Dengan demikian, iman kepada Kristus
dan penerimaan terhadap pengorbanan-Nya memungkinkan manusia
untuk memeroleh pengampunan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada
Allah.
Markus 12:28-34 merupakan pengajaran Yesus tentang pentingnya
mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri
sendiri. Teks ini dimulai dengan pertanyaan seorang Ahli Taurat yang
bertujuan menguji pemahaman Yesus tentang hukum Tau.rat. Lalu, Yesus
mengutip dua perintah yang terutama, yaitu "Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu dan dengan segenap kekuatanmu" dan "Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri". Dengan demikian, Yesus menekankan
tentang beriman yang holistik, yakni iman yang mewujud dalam dua dimensi
yaitu dimensi vertikal: mengasihi Allah dengan segenap hati, dan dimensi
horizontal: mengasihi sesama manusia.

KORELASI
Korelasi dari keempat bacaan ini adalah kemahakuasaan Allah
sebagai sumber kekuatan dan harapan (Mzm. 146) tampak dalam diri Yesus
Kristus sebagai Imam Besar yang mengorbankan diri-Nya untuk penebusan
dosa manusia. Dengan demikian, kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup (Ibr.). Beribadah yang benar adalah ibadah yang mewujud dalam kasih
kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia (Ul. dan Mrk.).

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Pengorbanan Kristus yang Merangkul Manusia
Pengorbanan Kristus sebagai Imam Besar telah membuka jalan bagi
kita untuk beribadah kepada Allah yang hidup. Pengorbanan Kristus
didasarkan pada cinta kasih, sebab hakikat Allah adalah kasih. Kasih Allah
itu mewujud dalam karya penyelamatan dikerjakan oleh Kristus dan karya
pengudusan oleh Roh Kudus (Ibr. 9:14). Kedua hal ini ibarat "dua tangan
Allah" yang merengkuh/merangkul manusia dalam keringkihannya. Karena
kita telah direngkuh oleh kasih Allah, maka kita hams hidup dalam relasi
persekutuan yang benar dengan Allah.

Mengasihisebagaiibadah
Ibadah kepada Allah yang hidup mewujud dalam dua hal yang tidak
terpisahkan, yakni mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi
sesama manusia seperti diri sendiri. Singkatnya, ibadah mewujud dalam
ketaatan sepenuhnya kepada Allah dan pelayanan kepada sesama. Sebab,
beribadah dalam bahasa Yunani adalah A<rrpEuw (latreuo) yang berarti
"melayani" atau "berbakti". Karena itu, dalam konteks Ibrani 9:14, makna
dari "beribadah kepada Allah yang hidup" adalah untuk melayani Allah
dengan sepenuh hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan. Hal ini melibatkan
pengakuan bahwa hanya melalui pengorbanan Kristus agar kita dapat
memeroleh pengampunan dosa dan keselamatan. Beribadah kepada Allah
yang hidup juga berarti hidup dalam ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya
dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Tujuannya adalah untuk hidup
dalam pengabdian yang tulus dan setia kepada Allah yang hidup.

Mengajarkan Iman
Pentingnya proses mengajarkan iman kepada generasi. Memahami
dan menghayati "beribadah kepada Allah yang hidup" tidak berhenti hanya
pada saat sekarang ini, tetapi merupakan proses yang terus-menerus. Karena
itu, sangatlah penting untuk terus-menerus mengajarkannya kepada generasi
kita, agar mereka pun bertumbuh dalam pengenalan yang benar tentang
Allah. (Pengkhotbah dapat mengaitkannya dengan tugas dan fungsi
Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja yaitu menjadi imam dalam keluarga,
gereja dan masyarakat).
Bahan Penelaahan Alkitab, 04-09 November 2024

BERIBADAH KEPADA ALLAH YANG HIDUP


Mengkaola lako Puang Matua Matontongan
Ulangan 6:1-9

Tujuan:
1. Jemaat memahami makna beribadah kepada Allah yang hidup.
2. Jemaat mewujudkan kehidupan yang melayani Allah dengan segenap hati.

PEMBIMBING TEKS
Ulangan 6:1-9 merupakan bagian dari amanat perpisahan Musa
kepada umat Israel. Dalam bagian ini, Musa memberi mereka petunjuk dan
peringatan tentang cara hidup yang benar serta pentingnya mengasihi dan
mengikuti perintah-perintah Allah. Bangsa Israel hams mengasihi Allah
dengan sepenuh hati, jiwa, dan kekuatan. Musa meminta orang Israel untuk
benar-benar mengasihi Allah dan dengan tekun mengajarkan iman mereka
kepada generasi berikutnya. Dalam hal ini, ia menekankan betapa pentingnya
memiliki hubungan yang kuat secara pribadi dengan Allah sebagai dasar dari
keselamatan dan pengampunan dosa. Salah satu cara untuk menanggapi kasih
Allah adalah dengan menunjukkan cinta yang tulus kepada-Nya. Musa
memberikan nasihat kepada orang Israel sebelum mereka masuk ke Tanah
Perjanjian. Tujuannya adalah untuk memersiapkan orang Israel dalam
menghadapi kesulitan dan kesulitan yang akan mereka hadapi ketika mereka
tinggal di negara barn.
Musa menekankan tentang pentingnya mengajarkan iman kepada
generasi berikutnya. Hal 1m menunjukkan betapa pentingnya
mewariskan iman dari generasi ke generasi. Bagian penting dari pendidikan
rohani yang diberikan kepada anak-anak adalah pengajaran tentang
keselamatan dan pengampunan dosa. Pengajaran itu adalah pengakuan akan
keesaan Allah. Ulangan 6:4, yang terkenal dengan frasa Shema Israel
(Dengarlah, hai orang Israel), menekankan keesaan Allah. Pengakuan iman
ini menunjukkan betapa pentingnya memercayai Allah sebagai satu-satunya
sumber keselamatan dan pengampunan dosa. Hubungan yang tulus dengan
Allah yang satu adalah satu-satunya cara untuk memeroleh keselamatan.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Apakah kita sudah menghayati perintah Allah untuk mengasihi-Nya
dengan sepenuh hati? Jika ya, berikan contoh! danjika belum, hal-hal apa
yang masih menghambat kita? (Tontongsia raka ta nannung tu parenta-
Na Puang Matua kumua la ponno penaanta la ungkamali' Puang. Ia ke tontong
siai, pokadai tu susinna, ia ke tae'pi, apara tu ussakkalanganniki'.)
2. Bagaimana cara kita untuk mewariskan iman kepada generasi kita
sekarang ini? (Umba ladikua tontong umpamanassai tu pangadaran
kapatonganan lako temai bati'ta?)
Bahan Khotbah Minggu, 10 November
2024 Harl Pahlawan Nasional

KESELAMATANBAGIMEREKA YANGMENANTIKANDIA
Kamakarimmanan Lako Mintu, To UntayanNi
Bacaan Mazmur
: Mazmur 127:1-5
Bacaan 1
Bacaan2 : 1 Raja-raja 17:8-16
Bacaan 3 : Ibrani 9:24-28 (BU)
Nas Persembahan : Markus 12:38-44
Petunjuk Hidup Barn : 1 Raja-raja 17:14
: Markus 12:38-40

Tujuan:
1. Jemaat memahami anugerah keselamatan bagi yang tekun dalam penantian.
2. Jemaat mewujudkan cara hidup yang tekun dalam penantian.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 127:1-5 berisi pengajaran untuk mengandalkan Tuhan
dalam semua aspek kehidupan, seperti membangun rumah, menjaga kota,
dan membesarkan keluarga. Mazmur ini menekankan bahwa tanpa
pertolongan dan berkat Tuhan, semua usaha manusia akan sia-sia. Selain itu,
Mazmur ini juga menunjukkan betapa pentingnya anak-anak, yang dianggap
sebagai anugerah Tuhan dan sumber kekuatan dan berkat bagi orang tua
mereka. Pesan utama dari Mazmur ini adalah bahwa manusia hams menaruh
kepercayaan kepada Tuhan dan mengakui bahwa Ia memiliki otoritas atas
semua aspek kehidupan. Manusia hams bergantung pada berkat-berkat Tuhan
daripada rencananya sendiri. Secara keseluruhan, Mazmur ini mendorong
umat untuk percaya kepada Tuhan dan mencari bimbingan dan perlindungan
Nya di semua aspek kehidupan. Hal inijuga mengingatkan bahwa anak-anak
adalah anugerah yang berharga yang diberikan Tuhan untuk dijaga dan
dihargai.
1 Raja-raja 17:8-16 mengisahkan tentang Elia yang diutus oleh
Tuhan untuk pergi ke Sarfat untuk bertemu dengan seorang janda yang
sedang mengumpulkan kayu api. Ia meminta makanan, tetapi janda itu hanya
memiliki sedikit tepung dan minyak yang cukup untuk membuat makanan
terakhir untuk dia dan anaknya. Ia kemudian meminta janda itu membuat roti
untuknya dan menjanjikan bahwa tepung dan minyak itu tidak akan habis
sampai saat Tuhan menurunkan hujan. Kisah ini terjadi ketika raja Ahab
memerintah Kerajaan Israel Utara. Raja Ahab dikenal karena menyembah
berhala dan meninggalkan ajaran Tuhan. Karena itu, kita dapat memahami
kisah Elia dan janda sebagai bagian dari upaya Tuhan untuk menunjukkan
kekuatan-Nya atas penguasa dan bangsa-bangsa. Kisah inijuga terjadi selama
periode kekeringan yang panjang sebagai latar belakang untuk cerita Elia dan
janda. Teks ini mengandung nilai spiritual yang penting yaitu tentang
kemurahan hati dan kepercayaan kepada Tuhan.
Ibrani 9:24-28 merupakan penekanan kembali keimaman Kristus
(bandingkan kembali tentang bahan khotbah hari Minggu lalu). Teks ini
menekankan bahwa Kristus adalah imam yang lebih besar daripada imam
imam besar yang ada di Perjanjian Lama. Darah Kristus tercurah untuk
memersembahkan diri-Nya sebagai kurban yang sempurna demi
menghapus dosa manusia. Selain itu, teks ini menekankan fakta bahwa
kematian Kristus menghapus dosa secara sempurna bagi manusia. Kristus
mati sekali untuk hidup selamanya sehingga kita tidak perlu lagi
mengorbankan kurban berulang-ulang seperti pada zaman Perjanjian Lama.
Sementara itu, teks ini menekankan bahwa Kristus akan kembali untuk
menyelamatkan mereka yang menantikan kedatangan-Nya, dan bahwa
kedatangan-Nya kembali untuk memberikan kehidupan kekal bagi mereka
yang mengharapkan-Nya.
Markus 12:38-44. Kisah ini terjadi saat Yesus sedang mengajar di Bait
Allah dan mengecam para Ahli Taurat serta orang Farisi yang suka
memerlihatkan cara keberagamaan palsu. Teks ini merupakan bagian dari
kisah yang mana Yesus menunjukkan sikap orang kaya dan janda miskin
dalam memberi persembahan di Bait Allah. Teks ini menekankan betapa
pentingnya mewaspadai kepalsuan, terutama dalam hal agama. Yesus
mengecam para Ahli Taurat yang suka berpura-pura dan tampak baik, tetapi
sebenarnya mereka hanya mencari penghormatan dan keuntungan pribadi.
Selain itu, teks ini menunjukkan betapa pentingnya kemurahan hati, terutama
dalam hal memberi persembahan. Yesus memuji janda yang memberikan
persembahan yang kecil tetapi berarti bagi dirinya karena janda tersebut
memberikan semua yang ia miliki, sementara orang kaya hanya memberikan
sebagian kecil dari kekayaan mereka. Dengan demikian, kisah ini dapat
dipahami sebagai bagian dari upaya Yesus untuk menunjukkan bahwa
kekayaan dan kepalsuan beragama tidak dapat menyelamatkan manusia,
melainkan hanya ketergantungan pada Allah dan kemurahan hati yang dapat
membawa manusia menghayati keselamatan dari Allah.

KORELASI
Korelasi dari keempat bacaan tersebut adalah mengandalkan Tuhan
dalam seluruh aspek kehidupan (Mzm., 1 Raj.) akan mewujud dalam cara
hidup yang tulus dan murah hati (Mrk.) dan sebagai respons terhadap
anugerah keselamatan bagi yang tekun menantikan kedatangan Kristus
kembali (Ibr.).

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Tekun menantikan Kedatangan Kristus Kembali
Kata "menantikan" berasal dari kata Yunani apekdechomai
(a1tEKliexoµm), yang berarti "menunggu dengan sabar" atau "menantikan
dengan penuh harapan", orang-orang yang menantikan kedatangan kedua
Kristus melakukannya dengan penuh harapan, tekun, dan yakin bahwa
Kristus akan kembali untuk menganugerahkan mahkota kehidupan kekal.
Ada dua istilah yang biasa dipakai untuk kedatangan Kristus. Pertama,
kedatangan Kristus kedua kali (the second coming of Christ) dan kembalinya
Kristus atau Kristus datang kembali (the return of Christ). Alkitab tidak
pernah memakai kedatangan Kristus kedua kali, tetapi kembalinya Kristus. Ia
tidak datang dua kali saja, tetapi berjanji bahwa Ia akan kembali.
Kehadiran-Nya
setiap saat dalam Roh Kudus yang memberikan kekuatan dan karunia, agar
kita kuat menjalani hidup yang penuh dengan tantangan. Memang benar
bahwa kita juga sementara menanti kedatangan-Nya kembali untuk
memahkotai kita dengan kehidupan kekal, tetapi itu bukan berarti Kristus
alpa dalam setiap kehidupan kita. Ia ada bersama kita kini dan di sini melalui
karya Roh Kudus. (bdk. Joas Adiprasetya dalam Menyemai Cinta, Merawat
Damai, 2016:65). Karena itu, dalam ketekunan menantikan kembalinya
Kristus, marilah kita mengakui dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat; menjaga kekudusan dan integritas; memberitakan Injil, dan
bergantung pada penyertaan dan pemeliharaan Tuhan.

Menampilkan Cara Beragama yang Membebaskan


Salah satu cara menghayati anugerah keselamatan dalam Kristus
adalah dengan menampilkan wajah agama yang memberdayakan dan
membebaskan. Yesus mengkritik cara beragama orang Yahudi dan Farisi
karena mereka menampilkan wajah agama yang memperdaya/penuh
kemunafikan. Ia sesungguhnya mengajarkan sebuah gaya hidup yang terbuka
kepada Allah, sesama, dan diri sendiri. Allah ingin hidup kita sungguh
sungguh terbuka keluar, menjadi manusia autentik yaitu manusia yang tampil
apa adanya bagi sesama, Allah dan diri sendiri. Pengakuan ini membuat
kita sadar bahwa sikap munafik/memperdaya, melainkanjuga menipu diri
sendiri dan Allah. Dengan kata lain, sikap munafik adalah campuran
antara kebodohan dan kesombongan. Sebabnya, gereja perlu terbuka dan
menjadi perpanjangan tangan Allah untuk merangkul orang-orang yang
bergumul dan bersedia membuka topeng-topeng kemunafikan. Percayalah,
ketika kita bersedia membuka topeng-topeng kemunafikan itu, kita akan
melihat wajah penuh kasih dari Allah yang tidak pernah berdusta (lih.
Adiprasetya, 2019:18)

Memiliki sikap murah hati


Salah satu sikap hidup yang mencirikan ketekunan dalam penantian
adalah sikap kemurahatian. Kisah janda di Sarfat dan janda miskin dalam
kisah Yesus menunjukkan pentingnya memiliki spiritualitas murah hati.
Janda miskin memberikan dua keping uang receh (seng katte'-katte) yang
merupakan semua yang ia miliki. Meskipun jumlahnya kecil, persembahan
tersebut sangat berarti bagi janda miskin karena ia memberikannya dari
kekurangannya. Hal ini menunjukkan kemurahan hati janda miskin yang
tidak mempermasalahkan jumlah persembahan yang diberikan, melainkan
memberikan yang terbaik dari apa yang ia miliki. Contoh lain, dalam hal
berbangsa dan bemegara adalah pengorbanan para pahlawan yang dengan
rela, tulus, dan ikhlas mengorbankan jiwa raganya demi mencapai
kemerdekaan. Pengorbanan para pahlawan merupakan contoh sikap
kemurahan hati.
Bahan Penelaahan Alkitab, 11-16 November 2024

KESELAMATANBAGIMEREKA YANGMENANTIKANDIA
Kamakarimmanan Lako Mintu' To Untayan-Ni
Mazmur 127:1-5
Tujuan:
1. Jemaat memahami anugerah keselamatan bagi yang tekun dalam penantian.
2. Jemaat mewujudkan cara hidup yang tekun dalam penantian.

PEMBIMBING TEKS
Pesan utama dari Mazmur 127:1-5 adalah tentang ketergantungan
pada Allah, anak-anak sebagai karunia Allah, dan berkat dari Allah. Teks ini
menekankan betapa pentingnya untuk bergantung pada Allah dalam semua
hal, termasuk membina keluarga. Semua upaya orang yang membangun
rumah dan keluarga akan berhasil hanya dengan pemeliharaan dan berkat Nya
(ay. 1-2). Selain itu, teks ini menekankan bahwa anak-anak adalah karunia
Allah yang hams dianggap sebagai pusaka bagi-Nya; oleh karena itu, orang
tua memiliki tanggung jawab yang bijak untuk mendidik dan membimbing
anak-anak mereka (ay. 3-4). Kata "sia-sia" yang terdapat dalam ayat 1-2,
merujuk pada usaha manusia yang tidak bergantung pada Allah dan tidak
diberkati oleh-Nya. Ayat ini menunjukkan bahwa usaha manusia yang tidak
bergantung pada Allah akan sia-sia. Hanya usaha yang berasal dari Allah dan
diberkati oleh-Nya yang benar-benar berarti dalam hidup manusia. Karena
itu, kata "sia-sia" mengandung makna tentang pentingnya ketergantungan
pada Allah dan menghargai berkat-Nya dalam kehidupan manusia. Orang
menggantungkan hidupnya kepada Allah akan menikmati penyertaan dan
pemeliharaan Tuhan. Hal tersebut terdapat dalam kata "mengawal kota" (ay.
1) yang berarti menjaga keamanan dan keselamatan kota dari berbagai
ancaman seperti perampokan, serangan musuh, atau bencana alam. Dengan
demikian, penyertaan dan pemeliharaan Tuhan akan nyata bagi orang percaya
yang mengandalkan kuasa Tuhan bukan kekuatan diri sendiri.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI
1. Baca kembali ayat 1. Apa kaitan ayat tersebut dengan tema keselamatan
bagi mereka yang menantikan Dia? dan apa maknanya bagi kehidupan
kita sekarang ini? (Basai sule tu aya,1. Umba susi siumpu'na tu
penggarontosan kadakumua ''KamakarimmananLakoMintu' To
UntayanNi", naapapatunna lako katuoan te marassan diolai.)
2. Dalam ayat 3 dikatakan bahwa anak adalah milik pusaka dari Tuhan.
Menurut pendapat kita apa maksud dari pernyataan tersebut? (Lan aya' 3
dipokada kumua ''Iatu pia'-pia' muane iamo taa mana"
Nakamaseangki' PUANG, sia iatu kamembatiran iamo polean". Situru'
pa'nannunganta, apa tu nasanga te kadanna Puang.)
Bahan Khotbah Minggu, 17 November 2024

YANGMENUNTUNKEPADAKEBENARAN
Iamo Mepanundu, lako La/an Katonganan
Bacaan Mazmur : 1 Samuel 2:1-10
Bacaan 1 : Daniel 12:1-3 (BU)
Bacaan 2 : Ibrani 10:11-25
Bacaan 3 : Markus 13:1-8
Nas Persembahan : Ibrani 10: 11-
12 Petunjuk Hidup Barn : Daniel 12:3
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Yesus Kristus itulah Kebenaran yang menuntun kepada
kebenaran Allah.
2. Jemaat semakin diteguhkan dalam iman untuk merayakan kehidupan dalam
tuntunan kebenaran Yesus Kristus.

PEMAHAMAN TEKS
1 Samuel 2:1-10 merupakan puji-pujian Hana atas tuntunan dan
pertolongan Tuhan dalam pergumulannya menanti keturunan. Sekalipun
Hana telah melihat dan merasakan pertolongan, ia tetap berkomitmen untuk
tidak menyombongkan diri dan mencaci-maki pihak lain yang pernah
mencemoohnya. Pujian dan sukacita Hana adalah buah iman yang meyakini
bahwa hanya Tuhan memperhatikan sengsaranya. Pujian tersebut
menyiratkan sebuah perbandingan situasiantara orang-orang yang percaya
kepada Tuhan dan orang-orang fasik. Tuhan akan memberi kekuatan dan
melindungi langkah kaki orang-orang yang percaya kepada-Nya, sedangkan
orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan dan orang yang
berbantah dengan Tuhan akan dihancurkan. Hal itu membuktikan
keberpihakan Tuhan bagi orang-orang yang dituntun dalam kebenaran dan
kepercayaan kepada-Nya.
Daniel 12:1-3 menguraikan penglihatan Daniel tentang keadaan di
masa depan. Ayat 1-3 menggambarkan masa depan yang penuh kesesakan,
penghakiman, pembebasan, dan kebangkitan. Ayat 1 yang diawali dengan
istilah "pada waktu itu" merujuk pada suatu situasi atau keadaan. "Pada
waktu itu... " akan muncul Mikhael sebagai pemimpin besar akan
mendampingi anak-anak Israel. Selanjutnya, "pada waktu itu" juga akan
terjadi kesesakan besar yang belum pemah terjadi dan "pada waktu itu"
bangsamu akan terluput dari kesesakan. Pada ayat tersebut tersirat peran
Allah yang menuntun dan meluputkan umat-Nya dari kesesakan. Ayat 2
menegaskan bahwa kemahakuasaan Allah yang akan membangkitkan semua
orang, baik yang percaya maupun yang tidak percaya. Gambaran itu
menegaskan tindakan Allah yang akan memisahkan orang yang namanya
tercatat dan tidak tercatat dalam K.itab Kehidupan. Orang-orang yang tercatat
dalam K.itab Kehidupan akan terluput dari kesesakan dan mendapatkan
kehidupan kekal. Sedangkan, orang yang namanya tidak tercatat akan
mengalami kehinaan dan kengerian kekal. Ayat 3 menggambarkan bahwa
orang-orang bijaksana akan bercahaya dan menuntun banyak orang pada
kebenaran, yakni orang-orang yang mengambil keputusan dengan
memertimbangkan kebenaran Firman Tuhan.
Sekaitan dengan akhir zaman, perlu diperhatikan bahwa waktu
penghukuman Allah merupakan akhir dari kekejaman penguasa-penguasa
lalim di dunia. Selain itu, tersirat suatu janji atau jaminan bahwa Tuhan akan
meluputkan, menyelamatkan, melindungi dan membangkitkan umat-Nya
yang tetap setia sampai akhir. Akhir segala kekejian manusia adalah
penghukuman Allah. Hal itu sekaligus menegaskan bahwa peran Allah pada
masa lalu dan sekarang akan berlanjut pada masa yang akan datang. Allah
yang berotoritas atas masa lalu dan masa kini adalah Allah yang sama bagi
masa depan manusia. Karena itu, umat Allah tidak perlu takut menjalani
masa kini dan masa depan.
Ibrani 10:11-25. Secara umum teks ini menguraikan kondisi jemaat
yang sedang menghadapi pergumulan keagamaan terkait korban
persembahan dan tata cara menjumpai Allah. Dalam pemahaman agama
Yahudi, dosa dapat dihapus dengan memberikan korban persembahan, dan
hanya melalui perwakilan para imam. Ayat 11-18 menjelaskan bahwa ritual
penghapusan dosa yang dilakukan para imam, tidak dapat menghapus dosa
karena hanya di dalam dan melalui Yesus Kristus penghapusan dosa
dinyatakan. Uraian tersebut menegaskan perbedaan para imam besar dan
Yesus. Dalam hal pemahaman penghapusan dosa, para imam melakukannya
sekali setahun dan tidak memiliki kuasa menghapus dosa bahkan untuk diri
mereka sendiri, sedangkan Yesus melakukan sekali untuk selama-lamanya
demi menyempumakan mereka yang dikuduskan. Melalui Yesus Kristus,
semua orang percaya memiliki kesempatan yang sama untuk masuk ke
tempat yang kudus (hadirat Allah). Yesus adalah korban penebusan dosa bagi
manusia dan dunia yang dinyatakan sekali untuk selama-lamanya.
Kehadiran-Nya menaklukkan dan meruntuhkan dosa yang merintangi
manusia menghadap Allah. Hanya dalam dan melalui Yesus Kristus kita
dapat menemukan kebenaran untuk masuk ke tempat Kudus.
Markus 13:1-8 mengisahkan Yesus yang menjawab pertanyaan
murid-murid-Nya mengenai penghancuran Bait Allah dan permulaan zaman
barn. Tanda-tanda permulaannya adalah banyak orang memakai nama Yesus
untuk menyesatkan banyak orang, terjadinya peperangan, adanya perlawanan
bangsa, dan kerajaan, gempa bumi di berbagai tempat, serta terjadi kelapan.
Sekalipun hal itu terjadi, kebenaran Injil harus tetap diberitakan sampai
kedatangan Yesus kembali. Pada percakapan itu, Yesus tidak sedang
berbicara soal waktu, melainkan suatu pengajaran yang dapat menuntun
murid-murid-Nya pada kewaspadaan diri dan kesiapan hidup menyambut
kedatangan-Nya. Penekanan penting yang Yesus sampaikan bagi murid
murid-Nya adalah ketika orang melayani-Nya dengan setia dalam kebenaran,
ia sedang menyambut Yesus datang kembali. Siap berarti bertahan sampai
kesudahannya dan senantiasa waspada dalam melakukan kebenaran-Nya.
Kewaspadaan yang dimaksud dapat diartikan dalam suatu sikap berhati-hati,
berjaga-jaga dan bersiap siaga terhadap berbagai ajaran dan penganiayaan
yang dapat menggiring pada kesesatan dan kehilangan arah dalam
menghidupi kebenaran-Nya. Pengajaran atau wejangan Yesus bagi murid
murid-Nya, dan tentu bagi semua orang percaya, menjadi peringatan
sekaligus penuntun dalam menghidupi kebenaran-Nya.
KORELASI
Bangsa yang terluput dari kesesakan dan kengerian dapat dipahami
sebagai umat Allah yang telah ditebus oleh Yesus K.ristus. Penebusan Yesus
K.ristus adalah bukti kebenaran bahwa Allah telah, sedang dan akan
menuntun orang-orang yang dikasihi-Nya sampai kesudahan-Nya. Yesus
K.ristus itulah cahaya yang menuntun manusia kini dan di sini untuk hidup
dalam kebenaran, kewaspadaan dan kesetiaan menyatakan keberpihakan Nya
bagi kehidupan.

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Bangkit dan Luput dari Kesesakan
Ketegangan antara kehadiran dan ketersembunyian Allah dalam
masa-masa kesesakan, menggiring orang percaya pada dua kemungkinan,
yaitu keputusasaan dan pengharapan. Putus asa berarti tidak dapat
memahami kehadiran Allah. Sedangkan, pengharapan berarti meyakini
bahwa Yesus K.ristus pasti menolong kita untuk bangkit dalam situasi
apapun. Keberpihakan Allah bagi yang tertindas dan menderita menegaskan
bahwa Allah yang telah menolong Hana dan meluputkan sebagian bangsa
Israel dari kesesakan adalah Allah yang sama dan berkuasa atas kehidupan
manusia sampai akhir zaman.
Tentang bagaimana masa depan manusia setelah mati, jelas dalam
bacaan (1 Sam. 2:6 Dan. 12: 2, Mrk. 13: 13) bahwa Tuhan akan
membangkitkan orang-orang dari dunia orang mati. Sebagian akan luput dari
kesesakan dan akan hidup kekal bersama-sama dengan Allah. Mereka adalah
orang-orang yang telah dipulihkan relasinya dengan Allah, sesama, dan dunia
oleh Yesus K.ristus. Sejalan dengan Pengakuan Gereja Toraja (Bab VIII: 4)
tentang kebangkitan orang percaya dan tidak percaya, bahwa setiap orang
percaya akan dibangkitkan kepada kehidupan yang barn di dunia yang barn.
Sedangkan, orang yang tidak percaya kepada Allah berada di luar
persekutuan dengan Allah (kehinaan dan kengerian yang kekal). Hal itu
menegaskan makna kehidupan kita kini dan di sini, bahwa segala sesuatu
yang kita lakukan dalam persekutuan dengan Yesus K.ristus tidak sia-sia,
sebab mengandung pengharapan pasti di dalam K.ristus.

Dituntun dalam Kebenaran dan Menuntun kepada Kebenaran


Sifat Allah yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, adil dan setia atas
kehidupan dan kematian manusia adalah bukti kekekalan-Nya. Bagi kita yang
telah ditebus K.ristus, akhir zaman bukanlah sesuatu yang menakutkan dan
upaya menghitung terjadinya akhir zaman adalah hal sia-sia. Sikap yang
terpenting adalah selalu siap dan berjaga-jaga, senantiasa tekun, dan
bersemangat dalam melakukan tugas panggilan dan pelayanan yang
menembus segala tantangan dan perubahan-perubahan serta perkembangan
zaman. Kebenaran bahwa Yesus K.ristus menjadikan kita benar dan
sempuma di hadapan Allah serta menuntun semua orang percaya dapat
menjumpai Allah kapan dan di mana saja. Kita yang telah mengalami
penebusan Yesus K.ristus memiliki tanggung jawab untuk menuntun yang
lainnya pada kebenaran. Luapan kasih K.ristus senantiasa menuntun kita
bertahan dalam kebenaran sampai kedatangan Yesus K.ristus. Karena,
orang yang bertahan
sampai pada kesudahannya akan selamat. Respons kita atas anugerah
keselamatan dari Yesus K.ristus adalah terns memberitakan Injil kebenaran
Nya dalam wujud saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih dan
dalam pekerjaan baik, giat dalam persekutuan, dan saling menasehati dalam
kebenaran.

Bahan Penelaahan Alkitab, 18-23 November 2024

YANG MENUNTUN KEPADA KEBENARAN


Iamo Mepanundu' lako Lalan Katonganan
Ibrani 10:11-25

Tujuan:
I. Jemaat memahami bahwa Yesus Kristus itulah Kebenaran yang menuntun kepada
kebenaran-Nya.
2. Jemaat semakin diteguhkan dalam iman untuk merayakan kehidupan dalam
tuntunan kebenaran Yesus Kristus.

PEMBIMBING TEKS
Ibrani 10:11-25 menguatkan orang Kristen Ibrani bahwa seharusnya
kehidupan mereka tidak bergantung pada keyakinan Yudaisme lagi. Tekanan
dalam sistem kepercayaan Yudaisme adalah seseorang benar di hadapan
Allahjika ia tertib dalam mempersembahan kurban bakaran. Paulus mengajar
orang Ibrani bahwa persembahan tidak menjadi jaminan penghapusan dosa.
Hukum Taurat hanya memerlihatkan bayangan keselamatan yang akan
datang dan bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri. Kurban persembahan
kurbantahunan hanya menjadi peringatan akan dosa. Tidak mungkin darah
lembu jantan atau darah domba jantan yang dapat menghapuskan dosa.
Bahkan, persembahan kurban tidak dikehendaki oleh Allah, sebab Allah
sendiri yang mengutus Anak-Nya untuk menggenapi kehendak Bapa.
Penghapusan dosa tidak lagi terdapat di dalam persembahan kurban
dari umat, melainkan hanya di dalam persembahan tubuh Yesus K.ristus,
Sang Kurban Sempuma, satu kali untuk selamanya (ay. 11). Tidak sampai di
situ saja, Yesus K.ristus menempati posisi terbaik, yaitu duduk di sebelah
kanan Bapa yang memerintah dunia, sekaligus menjadi Imam Sejati bagi
orang orang percaya. Selain menandakan karya-Nya yang sempuma,
pengorbanan Yesus juga menegaskan bahwa kita tidak perlu lagi
kurbanmemberi kurban penghapusan dosa. Sebab, IA tidak mengingat lagi
dosa dan kesalahan umat. Yesus K.ristus telah menaklukkan dosa di dalam
kesempumaan pengorbanan Nya dan bahkan musuh-musuh menjadi takluk di
bawah kaki-Nya.
Selanjutnya, penulis Surat Ibrani melihat Allah tidak hanya
memberikan kurban keselamatan yang sempuma, tetapi Roh Kudus
menguduskan orang percaya (ay. 16). Ia merujuk pada Yeremia 31:33 untuk
menunjukan bahwa Allah telah menaruh hukum-Nya ke dalam hati mereka
dan menuliskannya dalam batin, sehingga umat terns diubahkan. Umat
dibersihkan dari dosa oleh Yesus K.ristus yang terns mengarahkannya pada
Allah dengan sempuma. Tidak ada hal lain yang dapat menggantikan posisi
Yesus K.ristus. Dengan demikian, hati dan kehidupan orang percaya terns
dimurnikan olehuntuk melihat kebenaran hanya ada di dalamNya. Karena
itu, Paulus mengajak umat untuk terns bertekun di dalam pertemuan, saling
menasihati, dan semakin giat melakukan pekerjaan yang baik, sebagai
respons karya penyelamatan yang sempurna.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Apakah kita masih percaya pada persembahan-persembahan yang
diberikan itu yang membuat selamat dari dosa (kaitkan dengan konteks
Toraja mengenai keselamatan melalui kurban/bekal menuju puya)?
(Tontongpa raka tapatongan kumua ia temai pema/a' di pema/aran
iamo u//endokanki' diomai kasa/an? Ta pasiumpui' tu pasanganna a/uk to
do/o Ian toraya kumua ia tu pema/a' iamo /adipokina//o male sau'puya.)
2. Jika kita percaya bahwa kita telah diselamatkan oleh Yesus K.ristus dan
dikuduskan dalam Roh Kudus, apakah seluruh aspek kehidupan sudah
mencerminkan kekudusan dan kebenaran? (Ia ke tapatonganni kumua
dipasa/ama'moki' Ian Yesus Kristus, sia dipamaindan be/anna Penaa
Masallo', manassa mempayan siamoraka Ian katuoanta tu kamaindanan sia
kama/o/oan?)

Bahan Khotbah Minggu Kristus Raja, 24 November 2024

SAKSI YANG SETIA


Sa'bi Maruru'
Bacaan Mazmur : Mazmur 132:1-18
Bacaan 1 : Daniel 7:9-10, 13-14
Bacaan2 : Wahyu 1:4b-8 (BU)
Bacaan 3 : Yohanes 18:33-37
Nas Persembahan : Mazmur 76:11
Petunjuk Hidup Barn : Wahyu 1:Sb-6
Tujuan:
1. Jemaat menyadari bahwa Yesus Sang Raja adalah Allah pengasih dan penyayang.
2. Jemaat senantiasa menyerahkan hidupnya menjadi saksi yang setia.

PEMAHAMAN TEKS
Mazmur 132:1-18 adalah salah satu Mazmur ziarah (perjalanan).
Secara umum, Mazmur ini dibagi dalam dua bagian, yakni ayat 1-10 dan ayat
11-18. Bagian pertama berisi doa agar Tuhan mengindahkan Daud dan
permohonannya membangun Bait Allah. Sementara bagian kedua memuat
janji Allah pada Daud bahwa "anak kandungnya" akan duduk di atas
tahtanya untuk selama-lamanya. Nyanyian Mazmur ini dinyanyikan pada
saat bangsa Israel berada di pembuangan di Babel, salah satu titik terendah
perjalanan bangsa Israel. Pada ayat 8-10, tampak semacam seruan dalam titik
terendah itu, yakni "Bangunlah, ya TUHAN, dan pergilah ke tempat
perhentian-Mu ... ", "Janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi." Di
sini, kita dapat melihat adanya pengharapan akan pemulihan bangsa Israel
dari kondisi terpuruk ini. Pengharapan tersebut didasarkan pada perjanjian
Allah di masa lalu. Keturunan Daud dan Sion menjadi gambaran pemulihan
yang diharap-harapkan itu.
Daniel 7:9-10, 13-14 merupakan bagian penglihatan Daniel tentang
seseorang yang duduk mengatasi beberapa tahta. Seseorang itu digambarkan
berada di atas sebuah tahta yang berkobar seperti api dan dari sana api
tersebut mengalir. Di aliran tersebut terdapat ribuan orang melayani dia. Di
sanajuga terselenggara pengadilan dan Kitab-kitab dibuka (ay. 9-10).
Selanjutnya, tampaklah seseorang seperti anak manusia datang kepada Yang
Lanjut Usianya. Kepada anak manusia itu, kekuasaan atas segala sesuatu
diberikan. Kekuasaan itu kekal selama-lamanya. Daniel 7 merupakan bagian
dari cerita bangsa Israel yang memertahankan identitasnya di hadapan bangsa
Babel (pasal 1-6).
Wahyu 1:4b-8. Pertama-tama kita harus menelisik latar belakang
bacaan ini. Secara umum kita mengetahui bahwa kitab ini ditulis oleh
Yohanes, murid Yesus, ketika ia mengalami sebuah penglihatan. Ia percaya
bahwa Allah sedang mengantar masa lalu dan masa kini pada titik akhir yang
mana Kekaisaran Romawi akan runtuh. Di sana jugalah orang percaya akan
melihat langit baru dan bumi baru yang sempuma. Ketika itu, Yohanes
sedang dipenjara di pulau Patmos. Ia dipenjarakan sebab kehadirannya
dianggap sebagai ancaman bagi Kekaisaran Romawi, sebab ia menolak patuh
pada pada kaisar. Kemungkinan besar ia menolak untuk memuja dan
bersumpah setia kepada Kaisar.
Kita dapat menemukan dua tujuan dari Kitab Wahyu. Pertama,
Yohanes menasihatkan umat untuk tetap setia atau bertahan. Kedua,
Yohanes mendesak umat untuk bertobat, tidak lagi bersumpah pada kaisar,
dan turut dalam arak-arakan menuju Yerusalem baru (PGT Bab VIII). Karena
itu, umat harus harus bertahan pada hari-hari sulit yang akan datang.
Singkatnya, Yohanes memerkirakan akan semakin meningkat dalam waktu
dekat. Pada ayat 4, Yohanes menyebut Allah sebagai "Dia yang ada dan
sudah ada dan yang akan datang... ". Hal tersebut menunjukkan perbedaan
yang hakiki antara Allah dan dewa-dewa yang disembah oleh orang-orang
Romawi. Di sini, Yohanes menandaskan juga bahwa Kristus Yesus adalah
Allah yang sudah ada, yang telah eksis sejak semua dan dalam sejarah
manusia sekaligus ia yang akan datang menciptakan tatanan dunia baru.
Dari bacaan ini kita dapat menemukan beberapa poin penekanan yang
berpusat pada Yesus sebagai saksi yang setia, sulung dari antara orang mati,
dan yang berkuasa atas bumi (ay. 5). Di kata "saksi" (martus) kita mendapat
implikasi bahwa karya penebusan Allah di dalam Yesus Kristus dan kuasa
Roh Kudus untuk memulihkan dunia telah dan masih berlangsung. Kuasa
kebangkitan-Nya berkuasa masih dan akan terns berkerja. Dalam arti itulah,
saksi yang setia dapat dimaknai, yaitu bahwa IA adalah saksi yang setia.
Karya-Nya terns mempersaksikan Allah yang mencintai ciptaan-Nya.
Kedua, kita dapat menemukan bagaimana karya Kristus (ay. Sb-6),
sebagaimana cinta Allah pada dunia. Cinta Allah dalam Yesus Kristus
menubuh dalam kehidupan komunitas Kristen. Hal tersebut merupakan
antitesis (perlawanan) pada kekaisaran yang digambarkan sebagai Naga.
Yesus menjadikan gereja sebagai komunitas para imam (ay. 6) yang
kehidupan mewakili tujuan Allah di dunia. Ketiga, ayat 8 menggunakan
abjad pertama dan terakhir dalam bahasa Yunani, a dan w, untuk
menegaskan
bahwa Allah berdaulat mutlak, mengendalikan semesta dari awal sampai
akhir.
Yohanes 18:33-37. Perikop ini bercerita tentang pengadilan atas diri
Yesus. Di sana Pilatus menanyai diri-Nya mengenai identitas keyahudian
Nya. Yesus dituduh mendirikan kerajaan barn sebagai tandingan terhadap
kekaisaran Romawi. Akan tetapi, Ia tidak menjawab tuduhan tersebut.
Kerajaan yang dibawa oleh Yesus bukanlah dari dunia ini (ay. 36). Alhasil
Pilatus berkesimpulan bahwa Yesus adalah seorang raja. Namun, Yesus
mengklaim menolak klaim itu dan mengatakan bahwa Pilatus sendirilah yang
berkesimpulan seperti itu. Lebih jauh, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah
saksi kebenaran (ay. 37). Perikop ini merupakan bagian dari susunan narasi
Injil Yohanes mengenai kedudukan Yesus sebagai raja hingga penyaliban
Nya. Dengan demikian, penyaliban-Nya adalah penobatan-Nya sebagai raja,
saat deklarasi kerajaannya diumumkan.
Seperti yang diceritakan oleh dalam perikop ini, kerajaan yang
dibawa oleh Yesus "bukan dari dunia ini" (ay. 36). Hal tersebut merupakan
perlawan atas raja dunia yang merebut kekuasaan dari raja lain dengan
pertempuran. Akan tetapi, Yesus tidak melawan (pasifis atau anti kekerasan).
Sebaliknya, Ia menawarkan alternatif lain. Jika kita melihat ke ayat 37,
Yesus menandaskan bahwa "untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku
datang ke dalam dunia ini".

KORELASI
Dengan memusatkan perenungan Minggu ini pada Wahyu, kita dapat
melihat korelasi bacaan ini sebagai berikut bahwa "Kerajaan Yesus
memanggil kita untuk mengambil bagian dalam karya Allah di dalam Yesus
Kristus dan kuasa Roh Kudus untuk memulihkan dunia dan menjadi saksi
yang setia. Menjadi saksi yang setia harus berpusat pada Kristus yang adalah
Saksi yang Setia dan Benar (Dan. 7 dan Yoh. 18). Kesetiaan Allah pada dunia
telah disaksikan oleh Daud dalam kehidupan bangsa Israel (Mzm. 132).

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN KHOTBAH


Allah Pengasih dan Penyayang
Pengakuan Gereja Toraja Bab I menegaskan bahwa hakikat Allah
yang Esa adalah kasih dan kasih-Nya telah dan terns dinyatakan dalam karya
Allah Tritunggal, Bapa, Anak dan Roh Kudus (Puang Ta//u Sangbua
Bannang). Kasih Allah jugalah yang kemudian diperlihatkan kepada umat-
Nya (tujuh jemaat di Asia Kecil).
Apa yang terjadi pada umat Tuhan saat itu? Ketujuh jemaat di Asia
Kecil berada dalam situasi hidup yang memrihatinkan akibat persoalan
internal pun ekstemal. Mereka mengalami perpecahan yang ditandai dengan
minggatnya sebagian orang percaya kepada Yesus Kristus dan sebagian tetap
mempertahankan imannya. Sedang faktor ekstemal berasal dari kekaisaran
Romawi yang dengan kejam memaksa umat percaya untuk menyembah
kaisar. Akibatnya, banyak dari mereka yang kehilangan nyawanya karena
memertahankan imannya. Jika demikian yang terjadi pada umat Tuhan, di
manakah kasih Allah?
Wahyu Allah kepada Yohanes menegaskan bahwa Allah sungguh
mengasihi dan menyayangi umat-Nya. Apa indikasinya? Salam yang
menegaskan bahwa Allah Tritunggal pasti terns menyertai umat-Nya dalam
segala situasi dan kondisi kehidupan. Penebusan mereka dari dosa
memerlihatkan bahwa Allah tidak menghendaki umat-Nya binasa, sehingga
Ia mengerjakan penyelamatan dalam karya Yesus Kristus (PGT Bab IV).

Yesus adalah Raja


Alkitab memerlihatkan bahwa Yesus adalah Raja yang sesungguhnya.
Hal itu ditegaskan-Nya dalam percakapan dengan Pilatus. Di sana, Yesus
menjawab Pilatus dengan berkata CJU 11.fyw; on acrLAEU<; dµL (su legeis
hoti basileus eimt) atau dalam terjemahan NAS (New American Standard)
You say correctly that I am a king. Dari ayat itu, terlihat jelas bahwa Yesus
menyetujui pemyataan Piatus yang berkuasa atau memiliki kuasa penuh atas
raja-raja bumi ini, termasuk kekaisaran Romawi yang menindas umat Tuhan
saat itu. Dengan demikian sebutan apxwv (archon: pemimpin, penguasa)
memang layak dialamatkan kepada Yesus sebagai pemimpin, pun juga
penguasa di atas semua pemimpin dan penguasa dunia. Hal ini hampir mirip
dengan yang dilihat Daniel dalam penglihatannya tentang seseorang yang
diberikan kuasa dan kemuliaan sebagai Raja.
Posisi Yesus sebagai Raja kemudian ditegaskan melalui frasa Ia
adalah Alfa dan Omega, yang mengindikasikan bahwa dari kekal sampai
kekal, Yesus tetaplah Raja. Dalam iman, kita mesti mengatakan bahwa
eksistensi manusia sampai titik ini adalah karya Allah Sang Raja. Karena itu,
kita perlu untuk merenungkan dan merefleksikan PGT Bab 1:2 bahwa Allah
itu adalah satu-satunya sumber kehidupan, berkat, dan kebaikan. Hanya
Dialah yang boleh disembah.

Menjadi Saksi yang Setia dalam Semangat Spiritualitas Mindfullness


Dalam Wahyu 1:5, Yohanes menyebut Yesus sebagai saksi yang
setia. Mengapa demikian? Mari kita lihat satu persatu. Pertama, Yesus
disebut Saksi (Yun: o µapn><; "ho martus") yang berarti Yesus dilihat
sebagai pribadi yang melihat langsung setiap peristiwa yang telah dan akan
terjadi. Selain itu, Yesus sebagai saksi berarti Ia adalah sumber kebenaran
yang mana kebenara nNya dapat dipercaya. Apa yang Yesus beritakan
(saksikan ke orang lain)? Tentu perbuatan saja Allah yang telah dinyatakan
kepada umat-Nya. Kedua, setia (o mcrr6<; "ho pistos") yang berarti dapat
dipercaya, dapat diandalkan, dan dipercayai. Jadi, Yesus sebagai Saksi yang
Setia berarti Ia adalah Sang Sumber kebenaran yang dapat diandalkan dan
dipercayai kebenaran-Nya. Bukan hanya Yohanes yang mengakui kesetiaan
Allah, tetapi Daud-pun dalam Mazmur 132 memerlihatkan bahwa Allah yang
ia sembah adalah Allah yang setia pada janji-Nya.
Menjadi saksi yang setia semestinya menjadi gaya hidup orang
percaya. Olehnya itu, dibutuhkan semangat spiritualitas Mindfullness18 atau

18 Secara singkat dan sederhana, Spiritualitas Mindfallness dapat diartikan demikian.

Mindfallness jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia akan mendapat arti 'kesadaran penuh'
atau 'berkesadaran penuh' yang mampu mengantar seseorang pada konsentrasi, kejernihan
sebuah kesadaran penuh akan tugas pengutusan Tuhan atas umat-Nya yang
mesti dikerjakan dengan kesetiaan yang penuh. Spiritualitas Mind.fullness
hendaknya mengantar kita untuk menyadari bahwa kita adalah murid yang
diutus ke dalam dunia untuk menjadi saksi-Nya dan memberitakan kasih
Allah yang besar bagi dunia ini.

Bahan Penelaahan Alkitab, 25-30 November 2024

SAKSI YANG SETIA


Sa'bi Maruru,
Yohanes 18:33-37
Tujuan:
1. Jemaat menyadari bahwa Yesus Sang Raja adalah Allah pengasih dan penyayang.
2. Jemaat senantiasa menyerahkan hidupnya menjadi saksi yang setia.

PEMAHAMAN TEKS
Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang yang
memercakapkan dan menegakkan kebenaran akan berhadapan dengan
penolakan, ancaman, dan bahkan tidak sedikit yang berhadapan dengan
pengadilan. Hal tersebut terjadi karena terdapat orang-orang atau kelompok
kelompok tertentu yang merasa terusik jika kebenaran disuarakan dan
ditegakkan.
Yesus mengalami hal yang sama dalam pelayanan-Nya. Manakala Ia
memercakapkan dan menegakkan kebenaran, ada kelompok-kelompok
pemimpin agama Yahudi yang merasa terusik. Kemungkinan mereka takut
kalau-kalau Yesus menggantikan posisi mereka sebagai orang yang
terpandang dan dihormati di kalangan orang Yahudi. Olehnya itu, dengan
segala daya dan upaya, mereka mencoba menghentikan Yesus dan hendak
membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan, Raja dan Mesias.
Namun, ketika di hadapan Pilatus, justru Pilatus mengklaim bahwa
Yesus adalah Raja ( am1'.ti><;: basileus). Namun, Raja yang dimaksudkan
Pilatus adalah raja politis (pemerintahan monarki). Padahal di ayat 36, Yesus
telah menegaskan bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Artinya,
Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang berporos pada penegakan kebenaran dan
keadilan demi terselenggaranya damai sejahtera bagi semua sebagai tujuan
kedatangan Yesus datang ke dalam dunia ini (ay. 37). Tampaknya, Pilatus
tidak mau ambil pusing dengan pemyataan Yesus itu (bdk. ay. 38), padahal
kebenaran yang Yesus maksudkan adalah kebenaran yang memerdekakan.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Jika menyuarakan dan menegakkan kebenaran selalu diperhadapkan
dengan tantangan, masihkah kita mau berada dipihak kebenaran dan
menjadi saksi Allah yang setia? (Inang buda a'gan umpampaki tu

indrawi dan keseimbangan batin. Jadi spiritualitas Mindfallness adalah kesadarahan penuh
untuk terus mengarahkan kehidupan kepada Sang Pemilik Kehidupan, yakni Tuhan Yesus
Kristus.
umbendanan katonganan. Ia ke susito la tontongki'siaki'raka tumanan
Ian katonganan mendadi sa'bin-Na Puang?)
2. Baca kembali ayat 36, apa yang saudara pahami tentang Kerajaan Yesus
bukan dari dunia? (Basai sule tu aya' 36, umba susi pa'nannunganta tu
kada nakua ''Iatu kadatuangKu tangia kadatuan Ian lino. ')
BACAAN HARIAN GEREJA TORAJA
No. 95 Tahun 2023/2024
Januari 2024
1. Mazmur 148:1-14 11. 2 Kor. 10:1-11 21. 1 Korintus 7:17-24
2. Amsal 1:1-7 12. Hakim-hakim 22. Kis.5:33-42
3. Amsal 1:20-33 2:16-23 23. Markus 3:13-19a
4. Yakobus 4:1-10 13. Mazmur 139: 1-6 24. Mazmur 46:1-12
5. Yakobus 4:13-17 14. 1 Sam. 9:27-10:8 25. Roma 9:6-18
6. Lukas 6:27-31 15. 2 Kor. 6:14-7:1 26. Ulangan 12:28-32
7. Kejadian 17:9-13 16. Mazmur 86:1-13 27. Ulangan 13:1-5
8. Roma4:1-12 17. Lukas 18:15-17 28. Bilangan 22:2-20
9. Kis. 22:2-16 18. Yeremia 19:1-15 29. Kis. 21:17-26
10. Mazmur 69:30-36 19. Mazmur 62:6-12 30. Bilangan 22:22-28
20. Lukas 10:13-16 31. Markus 5:1-17

Februari 2024
1. Mazmur 147:1-11 11. Keluaran 19:7-25 21. Marius 4:1-11
2. 1 Korintus 9:1-16 12. Ibrani 2:1-4 22. Kej.15:1-6,12-18
3. Yesaya 46:1-13 13. Ayub 19:23-27 23. Roma 4:1-12
4. Kis. 14:1-7 14. Daniel 9:1-14 24. Markus 8:27-30
5. Kis. 15:36-41 15. 2 Timotius 4:1-5 25. Kejadian 21:1-7
26. Kejadian 22:1-19
6. 2 Raja-Raja 8:1-6 16. Mazmur 25:1-10
27. Ibrani 11:13-19
7. Markus 3:7-12 17. Matius 9:2-8
28. Yeremia 30:12-22
8. 2 Korintus 2:12-17 18. Efesus 2:1-1- 29. 1 Petrus 2:4-10
9. 1 Timotius 1:12-20 19. Maz.77:12-21
10. Mazmur 50:1-6 20. 1 Petrus 3:8-18a

Maret2024
1. Mazmur 19:1-15 11. 1 Korintus 10:6-13 21. Ulangan 16:1-8
2. Markus 9:2-8 12. Yesaya 60:15-22 22. Yohanes 12:44-50
3. Mazmur 84:1-14 13. Mazmur 107:1-16 23. Filipi 2:1-11
4. 1 Kor.3:10-23 14. Ibrani 4:1-13 24. Yeremia 33:1-9
5. 2 Taw. 29:1-11 15. Mazmur 51:1-12 25. Filipi 2:12-18
6. Ezra 6:1-16 16. Habakuk 3:2-13 26. Mazmur 118:19-29
7. Kejadian 9:8-17 17. 2 Korintus 3:4-11 27. Yeremia 33:10-16
8. Maz. 107:17-22 18. Yesaya 44:1-8 28. Markus 10:32-34
9. Yohanes 3:1-13 19. Kis. 2:14-24 29. Markus 10:46-52
10. Kel.15:22-27 20. Hagai 2:1-9 30. Maz.118:14-24
31. Keiadian 1:1-19

At>ril 2024
1. 1 Kor. 15:35-49 11. Daniel 10:2-19 21. Mazmur 23:1-6
2. 1 Kor. 15:50-58 12. Mazmur 4:1-9 22. 1 Samuel 16:1-13
3. Markus 16:1-8 13. Lukas 22:24-30 23. 1 Tawarikh 11:1-9
4. Kis. 2:42-47 14. Yeremia 30:1-lla 24. Mikha 7:8-20
5. Kis.4:23-31 15. 1 Yohanes 3:10-16 25. Mazmur 22:25-31
6. Daniel 2:24-49 16. Hosea 5:15-6:6 26. K.is. 8:9-25
7. Mazmur 135:1-21 17. Amsal 9:1-6 27. Amos 9:7-15
8. Daniel 3:13-30 18. Kejadian 30:25-43 28. Mazmur 80:1-20
9. Yohanes 2:3-17 19. K.is. 3:17-26 29. Galatia 5:16-26
10. Yesava 26:1-15 20. Markus 6:30-34 30. Yesava 32:9-20

Mei2024
1. Yohanes 14:18-31 11. Yohanes 16:4-11 21. 1 Korintus 12:12-27
2. K.is.10:1-33 12. Keluaran 28:29-38 22. Yeheskiel 37:1-14
3. K.is.10:34-43 13. Filipi 1:3-11 23. Roma 8:1-11
4. Markus 10:42-45 14. Titus 1:1-9 24. Mazmur 29:1-11
5. 1 Timotius 6:11-12 15. Ezra 9:5-15 25. Yohanes 15:26-27
6. Mazmur 93:1-5 16. Mazmur 33:12-22 26. Bilangan 9:15-23
7. Ulangan 11:1-17 17. Ayub 37:1-13 27. Mazmur 20:1-10
8. Ulangan 11:18-21 18. Yohanes 7:37-39 28. Keluaran 25:1-22
9. Markus 16:19-20 19. Yoel 2:28-29 29. Markus 4:21-25
10. Keluaran 24:15-18 20. 1 Korintus 12:4-11 30. K.is.25:1-12
31. Mazmur 139:13-18

Juni2024
1. 1 Samuel 2:1-10 11. 1 Samuel 8:1-22 21. K.is.21:1-16
2. Mazmur 99:1-9 12. Lukas 11:14-28 22. Lukas 21:25-28
3. Roma 9:19-29 13. 1 Samuel 9:15-27 23. 1 Samuel 18:6-30
4. 1 Samuel 2:18-21 14. Ibrani 11:4-7 24. K.is. 27:13-38
5. Yohanes 5:1-9a 15. Mazmur 20:1-10 25. K.is.27:39-44
6. 1 Petrus 4:7-19 16. 1 Sam.13:23-14:23 26. Markus 6:45-52
7. 2 Korintus 5:1-5 17. Galatia 6:11-18 27. 2 Korintus 7:2-16
8. Lukas 8:4-15 18. 1 Samuel 15:10-23 28. 2 Korintus 8:1-7
9. Mazmur 108:1-14 19. Lukas 6:43-45 29. Lukas 4:31-37
10. Wahvu 20:1-6 20. Mazmur 9:9-20 30. 1 Samuel 23:14-18

Juli 2024
1. 2 Kor. 8:16-24 11. Kolose 2:1-5 21. 2 Samuel 7:18-29
2. Maz.18:1-6,43-50 12. Mazmur 24:1-10 22. Ibrani 13:17-25
3. Markus 9:14-29 13. Bilangan 10:11-36 23. K.is.20:17-38
4. 1 Kor. 4:8-13 14. Mazmur 68:24-35 24. Lukas 15:1-7
5. 2 Kor. 10:7-11 15. 2 Samuel 6:6-12a 25. Kolose 1:9-14
6. Matius 8:18-22 16. K.is. 23:12-35 26. Kolose 3:12-17
7. 2 Samuel 5:1-10 17. 2 Samuel 6:16-23 27. Mazmur 145:10-18
8. 2 Kor. 11:16-33 18. Kolose 1:15-23 28. Yohanes 4:31-38
9. Yakobus 5:7-12 19. Mazmur 89:20-37 29. Filipi 4:10-20
10. Yohanes 7:1-9 20. Lukas 18:35-43 30. Roma 15:22-33
31. Markus 6:35-44

A211stus2024
1. 1 Korintus 11:17-22 11. Efesus 5:1-14 21. 1 Raja-Raja 8:1-21
2. 1 Korintus 11:27-34 12. Mazmur 57:1-12 22. Mazmur 84:1-13
3. Hak2. 6:1-10 13. 2 Petrus 3:14-18 23. 1 Raia2. 4:29-34
4. 2 Samuel 12:15-25 14. Yohanes 6:35-40 24. 1 Raja2. 5:1-12
5. Efesus 4:17-24 15. Kis. 6:8-15 25. Efesus 5:21-24
6. Mazmur 50:16-23 16. 1 Raja-Raja 1:28-48 26. Mazmur 11:1-9
7. Markus 8:1-10 17. Yohanes 4:7-26 27. 1 Raja-Raja 6:1-14
8. Roma 15:1-6 18. Mazmur 101:1-8 28. 1 Raja2. 6:15-38
9. Mazmur 130:1-8 19. 1 Raja-Raja 3:16-28 29. Yakobus 1:1-8
10. Matius 7:7-11 20. 1 Raja-Raja 7:1-12 30. Yakobus 1:9-16
31. Yohanes 18:28-31

Set>tember 2024
1. Mazmur 144:9-15 11. Ibrani 12:3-13 21. Matius 23:25-32
2. 1 Timotius 4:6-16 12. Mazmur 19:8-15 22. Yakobus 4:8-17
3. 1 Petrus 2:19-25 13. Yakobus 2:17-26 23. Mazmur 128:1-6
4. Markus 7:9-23 14. Matius 21:23-32 24. Pengkhotbah 4:9-16
5. Roma 2:1-16 15. Roma 3:9-20 25. Yohanes 8:21-38
6. Amsal 4:10-27 16. Mazmur 73:21-28 26. Kis.4:13-31
7. Matius 15:21-31 17. Kolose 3:1-11 27. Ester 2:1-23
8. Ibrani 11:29-12:2 18. Amsal 29:1-27 28. Mazmur 124:1-8
9. Amsal 8:32-9:6 19. Mazmur 1:1-6 29. Ester 4:1-17
10. Matius 17:14-21 20. Roma 11:25-32 30. Mazmur 140:1-14

Oktober 2024
1. 1 Yohanes 2:18-25 11. Ibrani 4:1-11 21. Mazmur 75:1-11
2. Matius 18:6-9 12. Ulangan 5:22-33 22. Ibrani 6:13-20
3. Galatia 3:23-29 13. Matius 15:1-9 23. Yohanes 13:1-17
4. Ayub 4:1-21 14. Wahyu 7:9-17 24. Ibrani 7:1-10
5. Ayub 7:1-21 15. Ayub 26:1-14 25. Mazmur 34:1-8
6. 1 Korintus 7:1-16 16. Mazmur 39:1-14 26. Markus 8:22-26
7. Ayub 8:1-22 17. Lukas 16:19-31 27. Yesaya 59:9-19
8. Mazmur 55:1-15 18. Ayub 36:1-16 28. 1 Petrus 2:1-10
9. Matius 5:27-36 19. Wahyu 17:1-18 29. Yeheskiel 18:1-32
10. Ayub 17:1-16 20. Lukas 22:24-30 30. Matius 20:29-34
31. Ibrani 9:1-12

November 2024
1. Mazmur 146:1-10 11. 1 Timotius 5:9-16 21. 2 Raja2. 22:1-10
2. Lukas 10:25-37 12. Kejadian 24:28-42 22. 1 Kor. 15:20-28
3. Mazmur 18:20-30 13. Mazmur 113:1-9 23. Mazmur 132:1-12
4. Roma 13:8-10 14. Kolose 2:6-15 24. Yohanes 3:31-36
5. Ruth 3:1-7 15. 1 Timotius 6:11-21 25. Wahyu 11:1-14
6. Yohanes 13:31-35 16. 1 Samuel 3:1-18 26. 1 Sam. 17:55-18:5
7. Roma 5:6-11 17. Ibrani 10:26-31 27. Wahyu 11:15-19
8. Mazmur 127:1-5 18. 1 Samuel 3:19-4:2 28. 2 Samuel 2:1-7
9. Markus 11:20-24 19. Ulangan 26:5-10 29. Yohanes 16:25-33
10. Keiadian 24:1-10 20. 1 Raia-Raia 8:22-30 30. Mazmur 63:1-12
TIM KERJA PENYUSUN MEMBANGUN JEMAAT
No. 95 Tahun 2023/2024

Ketua : Pdt. Elvis Leme' Saladan, S.Th.


Sekretaris : Pdt. C.S. Rappan Paledung,
M.Th.

A. Anggota (berdasarkan abjad)


1. Pnt. A.K.Sampeasang, M.Pd.
2. Pdt. Albartos Palilu, M.Teol.
3. Pdt. Armand Dannari, S.Th. M.M.
4. Pdt. Daud Palelingnan, S.Th., M.M.
5. Pdt. Doly Rante Pangloli, S.Th.
6. Pdt. Gabriel Warsi Allo Linggi, S.Th.
7. Pdt. Lukas Dayung, M.Th.
8. Pdt. Marga Sisong, M.Fil.
9. Pdt. Marlin Tandiarrang, S.Th.
10. Dr. Rannu Sanderan
11. Pdt. Stepanus Ammai Bungaran, M.Th.
12. Pdt. Suleman Allo Linggi, M.Si.
13. Pdt. Ywardhana Septiani Bulo, M.Si. (Teol.)

TIM PENULIS MEMBANGUN JEMAAT


No. 95 Tahun 2023/2024

B. PENULIS (berdasarkan abjad)


1. Pnt. A.K.Sampeasang, M.Pd.
2. Pdt. Albartos Palilu, M.Teol.
3. Prop. Amsal, S.Th.
4. Pdt. Andrew J. Buchanan, Ph.D.
5. Prop. Anugerah Dwi Putra Kiding, S.Si. (Teol.)
6. Pdt. Armand Dannari, S.Th. M.M.
7. Prop. Audy H. Lebang, M.Si.
8. Pdt. Christanto Serna Rappan Paledung, M.Th.
9. Pdt. Daud Nompi, M.Si.
10. Pdt. Daud Palelingnan, S.Th., M.M.
11. Pdt. Doly Rante Pangloli, S.Th.
12. Pdt. Elvis Leme' Saladan, S.Th.
13. Prop. Faldy Eka Tappe, S.Teol.
14. Pdt. Frans Pangrante, M.Hum.
15. Pdt. Gabriel Warsi Allo Linggi, S.Th.
16. Pdt. Dr. Ismail Banne Ringgi
17. Pdt. Ivan Sampe Buntu, M.Hum. (Dr. cand.)
18. Prop. Jessica Sari Putri, S.Teol.
19. Prop. Kornelius Rante Baan, S.Th.
20. Pdt. Lukas Dayung, M.Th.
21. Pdt. Marga Sisong, M.Fil.
22. Pnt. Mery Toban, M.PdK.
23. Prop. Nathaniel Kurra, M.Th.
24. Pnt. Petrus Tiranda, M.Th. (D.Th. cand.)
25. Dr. Rannu Sanderan
26. Pnt. Dr. Sanda Mongan Palimbunga'
27. Pnt. Dr. Setrianto Tarappa'
28. Prop. Sepson Sambara', S.Th.
29. Pdt. Stepanus Ammai Bungaran, M.Th.
30. Pdt. Dr. Sulaiman Manguling, M.Th.
31. Pdt. Suleman Allo Linggi', M.Si.
32. Pdt. Tomi Supriyanto, M.Th.
33. Prop. Uci Sumarlin, S.Th., M.PdK.
34. Prop. Vani M. R. M. Tendenan, M.Th.
35. Prop. Wandrio Salewa, S.Th.
36. Pdt. Yan Sampe Buntu, M.Th.
37. Pdt. Ywardhana Septiani Bulo, M.Si. (Teol.)

C. Penerjemah ke dalam bahasa Toraja: Terna dan Pertanyaan untuk


Penelaahan Alkitab: Pdt. Elvis Leme' Saladan, S.Th.
D. Editor dan perampungan naskah Membangun Jemaat No. 95 Tahun
2023/2024: Pdt. C.S. Rappan Paledung, M.Th.
E. Desain Sampul: Rantivianto Kendenan
F. Koreksi dan Pembaca Akhir: Pdt. Suleman Allo Linggi, M.Si.
AGENDA KOMISI PEKABARAN INJIL
GEREJA TORAJA 2023

1. Mendorong pelibatan warga jemaat dalam pelayanan Pl melalui


pelatihan dan pembinaan berkelanjutan.
2. Pelatihan dan Pembinaan dalam upaya peningkatan Ekonomi
Jemaat dan Pengelolaan Lingkungan (Pertanian, peternakan,
perikanan, penghijauan dll) untuk warga di daerah kategori
terpencil/PI.
3. Pelatihan dan Pembinaan Holistik bagi warga jemaat termasuk giat
kategorial (anak, remaja, pemuda) di daerah kategori terpencil/PI
(Model kamp dll).
4. Penguatan dan perluasan jangkauan pelayanan ke daerah kategori
terpencil/PI.
5. Dukungan untuk tata kelola Asrama Pl Suppiran (pengerjaan plafon,
fasilitas tempat tidur, tenaga pendamping, kebutuhan sehari-hari, dll).
6. Dukungan untuk pembangunan dan penyelesaian rumah ibadah:
Biambang, Sisopak, Barumbun, Buangin dll.
7. Dukungan sarana prasarana penunjang: kendaraan operasional roda
empat (4x4), alat olahraga, alat-alat penunjang peribadahan, buku
buku nyanyian jemaat, buku-buku cerita kristiani untuk anak, Alkitab
Edisi khusus Anak, dll.
8. Optimalisasi pelayanan tenaga-tenaga Pl (Pendeta, Proponen, Bidan
Pl, Guru Agama Pl, magang/pemberdayaan).
9. Rekruitmen tenaga-tenaga pemberdayaan Pl (teologi pun nonteologi)
sesuai kebutuhan di lapangan (kategori terpencil/PI).
10. Penguatan dan perluasan jejaring lewat program kemitraan dengan
lembaga-lembaga Misi, LPG Gereja Toraja, OIG, Sahabat Pl,
Komunitas Peduli Pl, Jemaat-Jemaat, serta kerjasama Lintas Sinodal.

338
BERTAMBAH TEGUH DALAM
IMAN DAN PELAYANAN BAGI
SEMUA (KOLOSE 2:7)

Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,


hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah
diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan
syukur.
Kolose 2:7

339

Anda mungkin juga menyukai