Anda di halaman 1dari 1

Tugas Agama

Angela Merici T N A / 04

Margareta Aningtyas A / 19

Tugas Kesaksian

Setiap orang yang mengaku Yesus sebagai Juru selamatnya, maka panggilan untuknya adalah
menjadi saksi. Setiap orang percaya harus mengetahui tugas ini. Namun tidak jarang kita
temukan masih banyak orang Katolik yang masih takut bersaksi. Misalnya, waktu kita pergi ke
pengadilan ada seorang saksi yang takut bersaksi maka kemungkinan besar bahwa
kesaksiannya itu bohong atau tidak benar, kemungkinan lain adalah saksi tersebut sedang
diintimidasi, ditekan, diancam dan sebagainya, sehingga ia takut. Namun bagi kita orang Kristen
kita harus berani bersaksi tentang Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat kita. Pada Injil Matius
28:18 menegaskan: "Yesus telah menerima segala kuasa baik di sorga dan di bumi" Artinya
bahwa Yesus berkuasa segala-galanya. Biasanya di pengadilan seorang saksi dihadirkan
tugasnya untuk menceritakan dengan jujur dan benar apa yang diketahuinya. Ia tidak perlu
membela diri, berdebat atau berusaha meyakinkan orang lain. Orang lain mau percaya atau
tidak, bukan masalah, yang penting saksi tersebut telah menceritakan dengan jujur dan benar.
Ketidakpercayaan seseorang tidak akan mengubah kebenaran menjadi salah. Sedangkan untuk
membela ada tugas orang lain lagi, yang kita sebut dengan pengacara atau pembela. Orang ini
dibekali berbagai ilmu dan ahli untuk membela kliennya. Konteksnya kita sebagai orang yang
percaya kepada Yesus, kalau kita diminta menjadi saksi artinya kita mesti ceritakan apa saja
yang kita alami bersama Yesus.

Injil pertama-tama diwartakan dengan kesaksian, yakni diwartakan dengan kata-kata tingkah
laku dan perbuatan. Gereja juga mewartakan Injil kepada dunia dengan kesaksian hidupnya
yang setia kepada Tuhan Yesus. Para murid Yesus dipanggil supaya mereka menjadi saksi-Nya
mulai dari Yerusalem yang kemudian berkembang ke seluruh Yudea dan Samaria, bahkan
sampai ke ujung bumi. Menjadi saksi Yesus Kristus pun ada konsekuensinya, mulai dari
penolakan hingga tindakan kekerasan. Stefanus adalah orang pertama yang mengalami
penyesahan dan kemudian diakhiri hidupnya oleh kaum Yahudi secara mengenaskan.

Melalui pembelajaran ini kita diajak untuk memahami makna menjadi saksi Yesus Kristus dalam
hidupnya. Pewartaan dalam bentuk kesaksian hidup mungkin sangat relevan bagi kita di
Indonesia. Kita hidup di tengah bangsa yang sangat majemuk dalam kepercayaan dan
budayanya. Pewartaan verbal mungkin kurang simpatik dibandingkan dengan pewartaan lewat
dialog, termasuk dialog hidup, di mana kita mewartakan iman kita melalui kesaksian hidup kita.
Kita dapat menunjukkan hidup yang penuh kasih dan persaudaraan di tengah situasi yang sarat
dengan permusuhan, kekerasan, dan terror. Kita dapat menunjukkan hidup yang bersemangat
solider di tengah suasana hidup yang serakah dan korup karena didorong oleh nafsu
kepentingan diri atau golongan.

Anda mungkin juga menyukai