Anda di halaman 1dari 3

Menjadi saksi dan merobohkan tembok pemisah

1 Korintus 15:1-11.

Kisah Paska adalah kisah di mana tembok pemisah


dipatahkan. Namun untuk mematahkannya dibutuhkan
pengorbanan yang luar biasa. Salib menjadi saksi derita yang
sungguh amat pedih. Namun salib bukanlah akhir. Ada
kebangkitan Kristus yang mmapu merobohkan tembok
pemisah yang dibuat oleh. Oleh kisah kematian dan
kebangkitan Kristus, Injil mencatat robeklah kain penutup
bait Allah (Mat. 27:51). Injil juga mencatat perempuanlah
yang menjadi saksi pertama kebangkitan Kristus. Injil
Markus, Matius, dan Yohanes mencatat salah satu perempuan
itu bernama Maria Magdalena.

Injil Lukas menyebutnya dengan perempuan-perempuan saja,


tanpa menyebutkan nama. Yang pasti semua Injil mencatat
bahwa perempuan adalah saksi pertama kebangkitan Yesus.
Padahal perempuan – pada saat itu – adalah kelompok orang
yang dianggap tidak dapat dipercaya. Perempuan, oleh
peraturan yang berlaku, tidak diperkenankan memberikan
kesaksian di pengadilan.

Melalui kisah Paska, lambang pembedaan umat manusia


dirobohkan Tuhan. Selepas kisah paska, kita melihat
bagaimana Allah memanggil sebanyak mungkin orang untuk
hidup dan berkarya melayani-Nya. Bagi Paulus Injil ditujukan
kepada semua orang, bukan hanya orang Yahudi saja. Kisah
kebangkitan Yesus dicatat Paulus dalam gerak yang makin
meluas. Dimulai dari Kefas, kedua belas murid lain, lima
ratus orang, bahkan dirinya yang pada awalnya membenci
Yesus turut merasakan panggilan Allah.

Jika Paulus tidak menyebut nama perempuan dalam catatan


penyaksi kebangkitan Yesus, itu menunjukkan Paulus sendiri
belum mampu keluar dari kungkungan kultur yang
menempatkan perempuan sebagai kelompok marginal.
Walaupun pada kesempatan lain Paulus juga mengatakan
bahwa, ”Dialah damai sejahtera kita, yang telah
mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan
tembok pemisah, yaitu perseteruan” (Ef. 2:14) .

Harus diakui dalam kekristenan perdana terdapat


perseteruan. Korintus adalah juga komunitas yang berselisih.
Salah satu persoalannya terkait dengan sunat! Bagi orang
Yahudi tradisi sunat sudah amat mendarah daging. Sunat
seakan menjadi meterai yang siap membawa mereka pada
kerajaan sorga. Sedang orang-orang non Yahudi tidak
mengenal sunat. Perseteruan yang teramat besar ini
digambarkan Paulus seperti tembok pemisah. Tapi tembok
telah dirobohkan oleh Tuhan Yesus Kristus yang telah
menderita, mati, dan bangkit. Melalui pengorbanan Kristus
semuanya orang adalah sama! Bahkan Paulus, yang menyebut
diri paling hina, semua dipanggil untuk berkarya bagi
kemuliaan nama-nama.

Pertama, kematian Yesus merupakan dasar dari keselamatan


manusia.
Pernyataan "Kristus mati karena dosa-dosa kita" memberi
penjelasan
jika Kristus tidak mati, maka manusia tidak memiliki
keselamatan.
Yesus mati sebagai kurban pengganti karena dosa kita. Ia
mati
untuk menebus kita sehingga melalui kematian-Nya kita
dapat
bersekutu dengan Allah.

Kematian yesus meningatkan kita akan dosa kita, dosa yang


tidak bisa kita tebus sendiri, sehigga, yesus yang kemudian
mati untuk kita. dia merelakannya nyawanya untuk kita.
sehingga dengan begitu kita bisa dipersatukan dengan Tuhan.
dengan salibya kita pun ditebus oleh Tuhan dan tembok yang
semula mngehalangi kita, kemudian dirubuhkan oleh Yesus.
Itulah mengapa yesus mati disalibkan untuk kita, suapaya
memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan dan merubuhkan
tembok pemisah yang ada

Kedua, Yesus yang mati itu dikuburkan (4). Bagaimana


mungkin Ia dikuburkan Yesus dibangkitkan pada hari yang
ketiga (4). Keraguan orang-orang Korintus akan kebangkitan
Kristus dijawab oleh Paulus dengan memberikan bukti
meyakinkan bahwa ada banyak orang yang melihat Yesus
setelah kebangkitan.

Yesus yang sudah mati ingin kita tahu bahwa, kita juga harus
mengubur segala hal yang bisa menjadi pemisah antara kita
dengan Tuhan , dan sesama kita, ya kita melakukan hal – hal
yang tidak disukai oleh Tuhan, dan membuat sesama kita
sedih, itu adalah tindakan – tindakan yang harus kita kubur,
kemudian kita dibanngkitkan bersama dengan yesus menjadi
manusia yang baru dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Itulah
yang Tuhan inginkan dalam diri kita.
Giliran kita yang menjadi saksi, ketika para murid sudah
melihat, dan lima ratus saudara, dan para wanita juga
meyangsikan bagaimana yesus bangkit. Dan saat ini juga kita
mendapatkan bagian itu, untuk menyaksikan bagaimana
yesus bangkit juga untuk kita. selain kita menyaksikan kita
juga mendapatkan keselamatan. Kita juga memberikan atau
membagikan kesaksian kita lewat segala tingkah laku kita.
sehingga kita benar – benar layak menjadi saksi Tuhan di
dalam kehidupan kita. dan sekaligus bisa merobohkan
tembok pemisah antara kita dengan sesama.

Mari bapak ibu, kita bersama – sama merenungkan


bagaimana kita seharusnya menjadi seorang saksi yang
mampu juga merobohkan tembok pemisah yang ada. Melalui
segala hal tindakan dalam kehidupan kita, itulah yang Tuhan
ingkan dalam kehdiupan kita. melalui paskah ini kemudian
kita bisa berubah lebih baik lagi tidak hanya paskah dan
jumat agung ini berlalu begitu saja dalam kehidupan kita.
Tuhan memberkati kita AMIN.

Anda mungkin juga menyukai